Museum Purna Bhakti Pertiwi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • husni
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Museum Purna Bhakti Pertiwi, Jakarta



Museum Purna Bhakti Pertiwi ini didirikan untuk mengenang sejarah hidup Suharto. Museum ini berisi penghargaan-penghargaan berbagai macam cenderamata dari para petinggi negara, politisi, dan kalangan pebisnis, yang diterima Presiden Suharto ketika masih menjabat sebagai Presiden RI. Bangunan museum ini sangat unik karena menyerupai bentuk nasi tumpeng. Ada kerucut utama di bagian tengah dengan kerucut yang lebih kecil mengelilinginya. Bentuk bangunannya yang unik serupa tumpeng mencerminkan falsafah orang Jawa saat melaksanakan syukuran atas pemberian Tuhan.



Arsitektur bangunan Museum Puna Bhakti Pertiwi dibuat mirip nasi tumpeng atau gunungan sebagai kelengkapan inti upacara tradisional yang melambangkan rasa syukur, keselamatan dan keabadian. Museum dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni bangunan utama dan bangunan penunjang. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil. Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan.



Memasuki bangunan pengunjung disambut dua Patung Panyembrama, patung selamat datang karya seniman Dewa Made Windia. Patung sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 cm. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat. Di Ruang Utama tersimpan berbagai ragam cenderamata persembahan Tamu Negara RI, kenalan atau sahabat Presiden Soeharto. Tetapi juga ada cenderamata persembahan tamu-tamu atau pejabat dalam negeri. Semua cenderamata tersimpan dalam kotak kaca. Diantaranya ada cenderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masingmasing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Pemberian PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi. Cenderamata pemberian pejabat atau rekan kerja Presiden Soeharto maupun Ny Tien Soeharto di antaranya adalah kerajinan batu hias berupa mangkuk persembahan istri Bupati Tulungagung. Pada



cenderamata itu tertulis: "Dipersembahkan kepada Ibu Tien Soeharto dari Ny Hardjanti Poernanto". Pengusaha Sudwikatmono mempersembahkan ukiran kayu Johar (Cassia siamea) berupa pasangan suami-istri yang "dikerubuti" 11 anak mereka. Pada keterangan patung yang diberi nama Menbrayut karya I Ketut Modern itu tertulis: "Zaman dahulu orang percaya banyak anak banyak rejeki. Saat ini kita percaya, banyak anak banyak masalah". Masih di Ruang Utama yang berbentuk lingkaran dan luas itu terdapat replika Peraduan Putri Cina. Replika ini terbuat dari batu giok-jadeite berwarna hijau berasal dari Provinsi Yunan, Cina. Konon replika dengan ukuran panjang 2,77 meter, lebar 2,14 meter, dan panjang 3,04 meter itu meniru peraduan putri Cina pada masa Dinasti Sung (960-1279) dan Dinasti Ming (1384-1644). Di Ruang Khusus, tersimpan tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto. Untuk menyebut beberapa, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965). Ada pula tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini tersimpan koleksi pedang kehormatan yang dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman. Karcis tanda masuk seharga Rp 2.000 (dewasa) dan Rp 1.000 (anak-anak), pengunjung dapat menikmati koleksi musuem ini pada hari Senin - Sabtu dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB, sedangkan pada hari Minggu dibuka pada pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB. Setiap pengunjung diantar pulang-pergi oleh empat kendaraan "jeepney" tanpa dipungut biaya lagi.



Di sisi depan gerbang utama kawasan Taman Mini Indonesia Indah, berdiri bangunan yang berbentuk seperti kumpulan kerucut. Bangunan ini adalah kompleks Museum Purna Bhakti Pertiwi. Kompleks museum ini beralamat di Jalan Taman Mini 1 dan statusnya berada di luar kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Museum ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata edukasi, khususnya untuk memperkenalkan generasi muda pada sejarah Indonesia pada era Orde Baru. Museum ini memang didirikan dengan tujuan mengabadikan kiprah Presiden Ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, dalam sejarah nasional. Di dalam museum ini, tersimpan berbagai peninggalan benda bersejarah milik Presiden Soeharto, sejak masa perang kemerdekaan hingga menjabat sebagai Presiden RI. Total, museum ini menyimpan lebih dari 13.000 benda sejarah. Museum Purna Bhakti Pertiwi didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dan diresmikan bertepatan dengan ulang tahun Ibu Tien yang ke-70, pada tanggal 23 Agustus 1993. Bangunan museum ini menempati area seluas 25.095 meter dengan luas keseluruhan kawasan 19,7 hektare. Museum Purna Bhakti Pertiwi adalah salah satu museum yang dikelola oleh lembaga non-pemerintah, yaitu berada di bawah Yayasan Purna Bhakti Pertiwi. Arsitektur bangunan utama berupa sebuah kerucut besar yang dikelilingi sembilan kerucut kecil. Di sekeliling bangunan utama, terdapat empat bangunan penunjang berbentuk kerucut berukuran sedang yang tepat berada di empat arah mata angin. Keempat bangunan tersebut tersambung ke bangunan utama dan masing-masing memiliki fungsi yang berlainan. Bentuk kerucut merupakan adaptasi dari bentuk nasi



tumpeng, sebagai simbolisasi dari rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ruang utama museum berisi beraneka jenis cendera mata dari berbagai pihak, seperti dari para kepala negara asing dan diplomat. Salah satunya adalah patung Bali yang terbuat dari susunan koin Cina dan replika Peraduan Putri Cina yang terbuat dari batu jade atau giok. Selain itu, terdapat cendera mata berupa busana, keramik, kerajinan batu, kerajinan logam mulia, beraneka jenis papan catur dari berbagai negara, serta berbagai patung. Ruangan di sisi barat adalah Ruang Perjuangan, yang berisi relief perjalanan hidup Presiden Soeharto dari lahir hingga periode ke-5 menjabat sebagai presiden. Ruang khusus yang terletak di sebelah utara menyimpan berbagai tanda kehormatan, seperti lencana, bintang kehormatan, dan selendang. Selain kedua ruang tersebut, terdapat Ruang Asthabrata di sisi timur dan perpustakaan di sisi selatan. [Ardee/IndonesiaKaya]



Museum Purna Bhakti Pertiwi terletak di sisi depan gerbang utama kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Kompleks museum ini beralamat di Jalan Taman Mini 1, Jakarta dan statusnya berada di luar kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Museum ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata edukasi, khususnya untuk memperkenalkan generasi muda pada sejarah Indonesia pada era Orde Baru. Arsitektur bangunan utama Museum Purna Bhakti Pertiwi berupa sebuah kerucut besar yang dikelilingi sembilan kerucut kecil. Di sekeliling bangunan utama, terdapat empat bangunan penunjang berbentuk kerucut berukuran sedang yang tepat berada di empat arah mata angin. Keempat bangunan tersebut tersambung ke bangunan utama dan masing-masing memiliki fungsi yang berlainan. Bentuk kerucut ini sesuai dengan bentuk nasi tumpeng atau guungan yang sampai saat ini masih sering digunakan dalam acara syukuran acara-acara penting. Memasuki bangunan – pengunjung disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia ini terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat. Bangunan utama berfungsi sebagai ruang pamer benda-benda koleksi seluas 18.605 meter persegi terdiri enam lantai dengan tinggi 45 meter sampai puncak ornamen lidah api berwarna keemasan di atas kerucut terbesar, dikelilingi sembilan kerucut kecil. Ruang Utama diapit empat tumpengan warna kuning. Ruang terdepan adalah Ruang Perjuangan, dikitari Ruang Khusus, Ruang Asthabrata, dan Ruang Perpustakaan. Ruang Perjuangan berbentuk kerucut berukuran sedang seluas 1.215 meter persegi terletak di bagian barat kelompok Ruangan Utama. Ruang Khusus seluas 567 meter persegi terletak di bagian utara. Ruang Asthabrata seluas 1.215 terletak di bagian timur. Dan, Ruang Perpustakaan seluas 567 meter persegi di bagian selatan. Miniatur Bangunan Kraton



Untuk diketahui bahwa hanya 2 presiden Indonesia yang memahami tatanan bangunan asli kraton – kraton kuno, yaitu mantan presiden Sukarno dan Soeharto. Patut diduga bahwa bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi adalah sebuah Miniatur Bangunan Kraton. Sebuah bentuk yang tidak pernah dibayangkan masyarakat umum maupun para sejarawan. Sebenarnya bukan hanya Museum Purna Bhakti Pertiwi, kompleks bangunan Gedung MPR/DPR yang dirancang Bung Karbo adalah sebuah minitur salah satu Kraton Kuno. Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi Ruang utama museum berisi beraneka jenis cendera mata dari berbagai pihak, seperti dari para kepala negara asing dan diplomat. Salah satunya adalah patung Bali yang terbuat dari susunan koin Cina dan replika Peraduan Putri Cina yang terbuat dari batu jade atau giok. Selain itu, terdapat cendera mata berupa busana, keramik, kerajinan batu, kerajinan logam mulia, beraneka jenis papan catur dari berbagai negara, serta berbagai patung. Ruangan di sisi barat adalah Ruang Perjuangan, yang berisi relief perjalanan hidup Presiden Soeharto dari lahir hingga periode ke-5 menjabat sebagai presiden. Ruang khusus yang terletak di sebelah utara menyimpan berbagai tanda kehormatan, seperti lencana, bintang kehormatan, dan selendang. Selain kedua ruang tersebut, terdapat Ruang Asthabrata di sisi timur dan perpustakaan di sisi selatan Sejarah Pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan oleh Presiden Soeharto pada waktu itu kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993. Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh Soeharto, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu. Transportasi Museum Purna Bhakti Pertiwi dapat dicapai dengan berbagai kendaraan umum seperti angkot, bus, hingga busway (Trans Jakarta).



Di sisi depan gerbang utama kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), berdiri sebuah bangunan yang berbentuk seperti kumpulan kerucut. Bangunan tersebut adalah kompleks Museum Purna Bhakti Pertiwi. Kompleks museum ini beralamat di Jl.Taman Mini 1 dan statusnya berada di luar kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Museum ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata edukasi, khususnya untuk memperkenalkan kepada generasi muda tentang sejarah Indonesia pada era Orde Baru.



Lukisan mantan Presiden Presiden Ke-2 Republik Indonesia Museum ini memang didirikan dengan tujuan mengabadikan kiprah dari Presiden Ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, didalam sejarah nasional. Di dalam museum ini, tersimpan berbagai macam peninggalan benda bersejarah milik dari Presiden Soeharto, sejak masa perang kemerdekaan sampai menjabat sebagai Presiden RI. Total, Museum Purna Bhakti Pertiwi ini menyimpan lebih dari 13.000 benda sejarah. Museum Purna Bhakti Pertiwi ini didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto serta diresmikan bertepatan dengan ulang tahun dari Ibu Tien yang ke-70, yaitu pada tanggal 23 Agustus 1993. Bangunan museum ini menempati area seluas 25.095 meter dan dengan luas keseluruhan kawasan 19,7 hektar. Museum Purna Bhakti Pertiwi ini adalah salah satu museum yang dikelola oleh lembaga nonpemerintah, yakni berada di bawah Yayasan Purna Bhakti Pertiwi. Arsitektur dari bangunan utama berupa sebuah kerucut besar yang dikelilingi oleh sembilan kerucut kecil. Di sekeliling bangunan utama, ada empat bangunan penunjang yang berbentuk kerucut berukuran sedang yang tepat berada diempat arah mata angin. Keempat dari



bangunan tersebut tersambung ke bangunan utama dan masingmasing mempunyai fungsi yang berlainan. Bentuk kerucut merupakan adaptasi yang berasal dari bentuk nasi tumpeng, sebagai simbolisasi dari rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.



Berbagai macam koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi Ruang utama museum ini berisi aneka jenis cendera mata dari berbagai pihak, seperti halnya dari para kepala negara asing dan diplomat. Salah satunya ialah patung Bali yang terbuat dari susunan koin Cina dan juga replika Peraduan Putri Cina yang terbuat dari batu jade atau giok. Selain itu juga, terdapat cendera mata yang berupa busana, keramik, kerajinan batu, beraneka jenis papan catur dari berbagai negara, kerajinan logam mulia, dan berbagai patung. Ruangan di sisi barat adalah Ruang Perjuangan, yang berisikan relief perjalanan hidup dari Presiden Soeharto dari lahir sampai periode ke-5 menjabat sebagai seorang presiden. Ruang khusus yang berada di sebelah utara menyimpan berbagai tanda kehormatan, seperti bintang kehormatan, lencana, dan selendang. Selain kedua



ruang tersebut, ada Ruang perpustakaan di sisi selatan.



Asthabrata



di



sisi



timur



dan



Museum Purna Bhakti Pertiwi



Bermula dari gagasan Ibu Tien Soeharto dalam upaya mengungkap rasa syukur dan penghargaan yang tinggi atas peran serta dan dukungan masyarakat Indonesia dn mancanegara, serta keinginan beliau agar koleksi barang-barang keluarga Pak Harto termasuk cenderamata yang diperoleh dari para sahabat dan kenalannya selama masa pengabdiannya kepada nusa dan bangsa dapat dinikmati oleh Masyarakat luas.



Dibangun oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi selama 5 tahun 26 Desember 1987 s/d 26 Desember 1992 di atas areal seluas 19,73 ha dan diresmikan pembukaannnya pada tanggal 23 Agustus 1993 yang dipersembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia oleh keluarga Bapak Soeharto.



Secara garis besar bangunan MPBP dapat dibagi menjadi 3 kelompok : a. Bangunan Utama b. Bangunan Penunjang c. Tata ruang luar



Bangunan Utama seluas + 2,5 ha ini, terdiri atas satu bangunan kerucut utama dan empat kerucut sedang, berfungsi sebagai ruang pameran. angunan penunjang terdiri atas gerbang penerima, kios cenderamata, kafetaria, kantor pengelola, musholla, shelter, restoran, arena bermain untuk anak-anak dan sangkar burung merak putih berfungsi sebagai penunjang operasional MPBP. Sedang tata ruang luar yang berfungsi sebagai area rekreasi dan penghijauan ini terdiri atas berbagai area taman dan tanaman langka khas Indonesia. Bangunan Utama yang terdiri dari Ruang perjuangan, Ruang utama, Ruang Khusus, Ruang Asthabrata dan Perpustakaan ini menyimpan koleksi benda-benda bukti sejarah perjuangan dan pengabdian Bapak Soeharto, serta perang kemerdekaan sampai masa pembangunan, benda-benda seni, koleksi keluarga, cenderamata dari teman dan sahabat, tanda-tanda kehormatan dari dalam dan luar negeri, dan yang tak kalah menarik menariknya adalah ajaran dasar-dasar kepemimpinan “Asthabrata” yang divisualisasikan secara artistik dan sistimatis dalam adegan wayang sesuai urutan cerita Wahyu Makutha Rama, serta berbagai koleksi buku dari pelbagai disiplin ilmu. Kecuali benda-benda tersebut dan koleksi karya Mahabarata, dihalaman juga terdapat sebuah sejarahperjuangan pembebasan Irian Barat tahun karya seni ukir kayu bertema Wahyu Makutha Rama



seni ukir kayu bertema Ramayana & kapal perang KRI Harimau, bukti 1962 dan pembangunan kubah berisi (versi Bali), serta mobil bersejarah.



Sebagai wahana penhumpul, pelestarian dan penelitian, MPBP juga menghimpun, pelestarian berbagai jenis tanaman langka khas Indonesia, seperti jambu mawar, rambutan Irian, pohon laki-laki dan duwet putih. Sebuah karya seni ukir indah mempesona, bertema “langlang buana “ / Pengider-ider bumi, dibuat dari sebuah akar kayu karet yang berasal dari halaman kediaman Bapak Jhon L. Parapak, Jalan Tanjung No. 1 Jakarta Pusat. Ukiran yang melukiskan 9 dewa penguasa bumi yang lazim disebut Dewa Sanga ini dikerjakan oleh 15 ahli ukir dibawah pimpinan Bapak I. Wayan Asin, selama 16 bulan pada tahun 1992.



Metode Deskriptif Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual). • Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. • Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan. • Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya. • Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.



Museum Purna Bhakti Pertiwi – TMII Deskripsi Bangunan



Nama : Museum Purna Bhakti Pertiwi Lokasi : Jalan Taman Mini 1 – Jakarta Timur Arsitek :Ir. Franky du Ville, IAI Tahun Pembangunan : 1987 – 1992 Peletakan Batu Pertama : 26 Desember 1987 Peresmian : Oleh Hm Soeharto pada tanggal 26 agustus 1993 Konsep Bangunan : Bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia.



Museum Purna Bhakti Pertiwi merupakan salah satu dari 62 museum yang berada di wilayah DKI, kehadiran museum 15 (limabelas) tahun yang lalu merupakan sebuah fenomena tersendiri dibelantika dunia permuseuman. Museum yang memiliki kemegahan dari bentuk bangunan dengan volume areal tanah dan bangunan yang cukup ideal untuk sebuah museum, menempati areal dengan luas 20 ha dan 2,5 ha. luas bangunan sangat memungkinkan untuk mengeksplorasi dengan maksimal sebuah museum. Serta bangunan yang tertata dengan konsep modern yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan sebuah refleksi keinginan dari penggagas yaitu Ibu Tien Soeharto. Koleksi Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan jumlah tidak kurang dari 17.000 item belum termasuk koleksi pustaka pada perpustakaan museum yaitu 5000 judul buku dan 4500 album foto, adalah sebuah permasalahan, perlu penanganan secara serius serta dibutuhkan Sumber daya manusia



yang berkualitas dalam skala yang cukup banyak, tentunya hal ini merupakan sebuah permasalahan tersendiri. Kehadiran museum ini mampu menarik perhatian masyarakat, perhatian yang cukup besar tersebut bisa kita lihat dari banyaknya pengunjung yang terekam melalui data statistik pengunjung, menjadikan Museum Purna Bhakti Pertiwi masuk dalam kategori pengunjung terbanyak, meskipun kecenderungannya angka kunjungan mengalami penurunan jumlah dalam dekade ke 2 ini. Sejarah Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto berkeinginan untuk membangun sebuah wadah yang mampu menampung dan menyimpan serta merawat penghargaan penghargaan berbagai macam cenderamata yang diberikan dari berbagai fihak kepada Bp. Soeharto, pada masa beliau manjabat sebagai Presiden ke II Republik Indonesia. Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, maupun cenderamata yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh cenderamata atau penghargaan tersebut. Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari tahun 1987 s.d. tahun 1992. Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992 dan sampai dengan Agustus 1993.



Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah pilihannya, konsep bangunan yang bertumpu pada khasanah budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama pengabdianya pada bangsa Indonesia. Pemilihan bangunan dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak Harto sebagai pribadi Jawa, dengan beberapa simbol-simbol serta pemilihan koleksi dan tata letak yang sangat terorganisir melalui penataan ruangan pamer.



referensi http://purnabhaktipertiwi.blogspot.co.id/ https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Purna_Bhakti_Pertiwi https://www.google.co.id/search? q=museum+purna+bhakti&biw=1366&bih=677&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjl5cH a8MnKAhUQB44KHc-dCwQ_AUIBigB#tbm=isch&q=interior+museum+purna+bhakti&imgrc=5H4DTS8QT0iGaM%3A