Mutiara Ramadhan PCO Kubis 0402501843 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMANFAATAN LIMBAH SISA HASIL PANEN PETANI KUBIS DI MAGELANG SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR



MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Terapan Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Biologi



Dosen Pembimbing Dr. Drs. Siti Harnina Bintari., M. S.



Oleh: Mutiara Ramadhan 0402518043



PROGRAM PASCASARJANA



UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar petani di Negara berkembang seperti Indonesia masih menggantungkan penggunaan bahan kimia dalam pengendalian penyakit tanaman serta pemupukan tanaman. Namun, penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara terus menerus dapat mencemari lingkungan serta menimbulkan efek yang merugikan bagi hama non target. Dampak lain dari penggunaan bahan kimia pertanian adalah mengurangi ketersediaan unsur hara dalam jangka waktu yang lebih lama. Sejalan dengan hal tersebut, perlu pengembangan biokontrol dan pupuk berbasis mikroorganisme yang dapat menggantikan bahan kimia pertanian. Seiring dengan program pengembangan hortikultura yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2010, wilayah Kabupaten Magelang juga dilakukan berbagai aktivitas pembinaan dan pengembangan sentra budidaya tanaman Hortikultura. Kabupaten Magelang merupakan salah satu sentra penghasil sayuran terbesar di wilayah Jawa Tengah. Menurut BPS, pada tahun 2018 luas lahan untuk beberapa komoditas sayuran terutama kubis di Magelang seluas 2.887 hektar dengan jumlah produksi kubis mencapai 549.422 kwintal. Permasalahan yang timbul di lapangan adalah melimpahnya limbah hasil panen kubis berupa daun dan batang tanaman yang tidak termanfaatkan. Limbah panen tersebut oleh kebanyakan petani dibiarkan membusuk di lapangan sambil menunggu saat pengolahan lahan berikutnya dilakukan. Limbah hasil sisa panen ini sebenernya masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang bisa digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman sayuran yang sama maupun jenis tanaman sayuran yang lain. Pupuk organik cair dari limbah sayuran ini juga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pupuk kimia. Karena dalam praktik budidaya pertanian di Magelang masi ditemui proses pengolahan yang kurang mempertimbangkan



kaidah konservasi seperti penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebih.



B. Rumusan Masalah Bagaimanakah proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari limbah kubis?



C. Tujuan Untuk mengetahui langkah-langkah resep pembuatan pupuk organik cair dari limbah kubis.



D. Manfaat Bagi masyarakat dan petani khususnya dalam bidang pertanian, hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi tentang pemanfaatan limbah kubis sebagai pupuk cair dan digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



1. Limbah Kubis Kubis (Brassica oleracea) merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak tumbuh di daerah dataran tinggi. Sayuran ini bersifat mudah layu, rusak dan busuk, sehingga menghasilkan limbah (bau) yang menjadi suatu permasalahan lingkungan. Namun, dengan sentuhan teknologi, limbah kubis dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair. Limbah kubis terdiri dari batang dan daun kubis yang dibuang oleh petani ketika panen. Tabel 1. Kandungan Gizi Kubis Mentah (Nilai gizi per 100 g) Komposisi Kandungan Gizi Energi Karbohidrat Gula Diet serat Lemak Protein Thiamine



Nilai Gizi 103 kJ (25 kcal) 5,8 g 3,2 g 2,5 g 0,1 g 1,28 mg 0,061 mg



(5%)



0,040 mg



(3%)



0,234 mg



(2%)



0,212 mg



(4%)



(Vitamin B1) Riboflavin (Vitamin B2) Niacin (Vitamin B3) Asam Pantotenat (Vitamin B5) Vitamin B6 Folat (Vitamin B9) Vitamin C Kalsium Besi Magensium Fosfor Kalium Seng Sumber: USDA Nutrient Database



0,124 mg (10%) 53 mg (13%) 36,6 mg (61%) 40 mg (4%) 0,47 mg (4%) 12 mg (3%) 26 mg (4%) 170 mg (4%) 0,18 mg (2%)



2. Pupuk Organik Cair (POC) Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan diantaranya, mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat dalam bentuk kering (Syefani dan Lilia dalam Mufida, 2013: 15). Menurut Hadisuwito (2007: 13) pupuk organik cair adalah larutan yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah sercara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara yang cepat. Dibandingkan dengan pupuk anorganik cair, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk organik cair juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007: 14). Menurut Purwowidodo (1992: 81) pupuk organik cair mengandung unsur kalium yang berperan penting dalam setiap proses metabolisme tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino dan protein dari ion-ion ammonium serta berperan dalam memelihara tekanan turgor dengan baik sehingga memungkinkan lancarnya



proses-proses



pemanjangan sel.



metabolisme



dan



menjamin



kesinambungan



BAB III METODOLOGI 1. Alat dan Bahan 



Ember bekas cat bertutup yang diberi keran pada bagian dasar







Karung beras bekas ukuran 25 kg dengan serat longgar/ karung goni







Plastik penutup







Tali Karet







Batu untuk pemberat supaya karung dapat tenggelam







EM4 buatan sendiri sebanyak 600ml







Air cucian beras 1 liter







Air bersih 2 liter







Ragi ukuran kecil 2 buah atau ukuran besar 1 buah







Molase atau gula merah 250 gram







Limbah kubis meliputi daun dan batang







Alat perajang atau pisau



2. Cara Pembuatan a. Cara membuat EM4 sendiri Alat dan Bahan: 1. Ember bertutup 2. Plastik penutup 3. Tali Karet 4. Gula pasir/gula merah sebanyak 1kg 5. Terasi sebanyak ¼ kg 6. Dedak sebanyak 1 ½ kg 7. Ragi tape sebanyak 15 butir 8. Air biasa sebanyak 5 liter. Cara pembuatan: 1. Air di rebus sampai mendidih lalu angkat dari tungku lalu campur terasi, dedak dan gula pasir aduk samapi rata.



2. Tunggu 3-4 jam setelah larutan dingin lalu masuk kan ragi tape yang sudah di tumbuk halus. 3. Masukkan dalam ember tertutup rapat, kemudian simpan di tempat lembab. 4. Tunggu lebih kurang selama 15 hari EM4 siap di gunakan. b. Cara membuat POC limbah kubis 1. Limbah kubis dipotong-potong. 2. Kemudian limbah kubis dimasukkan ke dalam karung, setengah penuh dan tekan sampai padat, lalau diikat.



3. Masukkan larutan media ke dalam ember (EM4, air bersih yang sudah direbus hingga mendidih, molase/gula merah, air cucian beras, ragi) 4. Masukkan karung tadi ke dalam ember hingga terendam seluruhnya dan berikan beban diatas karung tersebut agar tenggelam. Tutup rapat menggunakan plastik dan tali karet serta tutup ember hingga udara tidak dapat masuk.



5. Simpan selama 10-14 hari ditempat teduh yang terhindar dari sinar matahari langsung. 6. Setelah proses fermentasi selesai, angkat karung dan pisahkan dari larutan media.



7. Pupuk organik cair sudah dapat digunakan. 3. Indikator Keberhasilan Fermentasi  Adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan.  Warna cairan kuning kecoklatan.  Aroma menyengat dan bau.



DAFTAR PUSTAKA



Fitriyatno, Suparti, Sofyan Anif. 2011. Uji Pupuk Organik Cair Dari Limbah Pasar Terhadap Pertumbuhan Tanaman Selada (Lactuca Sativa L) Dengan Media Hidroponik. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Lestari, Dewi. 2012. Cara Pembuatan Pupuk Organik. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanitalestari-ssi-msc/cara-pembuatan-pupuk-organik-cair.pdf Parman, Sarjana. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Tertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.). Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2 Rinanto, Y., Sajidan, Fatmawati, U., 2015. Pemanfaatan Limbah Sisa hasil Panen Petani Sayuran di Boyolali sebagai Bahan Baku Pembuatan Pupuk Cair Organik menuju Pertanian Ramah Lingkungan. Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam PKLH FKIP UNS. Siboro, E., Edu Surya dan Netti Herlina. 2013. Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari Campuran Limbah Sayuran . Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 3 Sundari, Elmi, Ellyta Sari dan Riko Rinaldo. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair Menggunakan Bioaktivator Biosca dan EM4. PROSIDING SNTK TOPIISSN. 1907 – 0500 Sulistyorini, Lilis. 2005. Pengelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal kesehatan lingkungan, vol. 2, no. 1, : 77 – 84 Yulianto, Adi Budi., Ahmad Ariesta, Dimas Purwo Anggoro, Heru Heryadi, Muhammad Bahrudin, Giono Santoso. 2009. Buku Pedoman Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi. PT. Salam Peduli.