Nadya F PembuatanFaceSerumfix [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI “SERUM WAJAH“



Dosen Pembimbing : 1. Dra. Dwi Indriati, M.Farm., Apt 2. Mindya Fatmi, M.Farm., Apt 3. Wilda Nurhikhmah, M.Farm., Apt 4. Cyntia Wulandari, M.Farm 5. Asri Wulandari, M.Farm



Asisten Dosen



: 1. Ainun 2. Lia Luviana 3. Neneng Hanifah 4. Sintia



Disusun Oleh : Nadya Putri Utami 066118198 F



LABORATORIUM FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2020



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Tujuan 1. Memahami proses pembuatan serum 2. Mengetahui kualitas serum 3. Mengetahui efektivitas serum 1.2 Latar Belakang Kosmetik dengan bahan alam telah banyak dikembangkan di Indonesia dan lebih menarik minat pasar. Masyarakat Indonesia menginginkan produk kosmetik yang dapat mencegah proses penuaan dini. Menurut Kotler (2000) kosmetik anti-aging menjadi tren bagi konsumen yang berusia 25 tahun keatas sebagai pencegahan penuaan dini. Salah satu dari bentuk sediaan kosmetik yang telah berkembang akhir – akhir ini adalah serum. Menurut Farmawati dkk (2014) serum merupakan sediaan dengan viskositas rendah, karena viskositasnya yang rendah serum dikategorikan sebagai sediaan emulsi. Serum memiliki kelebihan yaitu memiliki konsentrasi bahan aktif tinggi sehingga efeknya lebih cepat diserap kulit, dapat memberikan efek yang lebih nyaman dan lebih mudah menyebar dipermukaan kulit karena viskositasnya yang tidak terlalu tinggi. Berdasarkan ketertarikan masyarakat tentang perawatan kulit 3 untuk mencegah penuaan dini, dibutuhkan kosmetik dari bahan alam yang mengandung zat aktif antioksidan karena antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi kulit dari efek bahaya radikal bebas (Nova, 2012).



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Kulit dibagi menjadi 3 lapisan yaitu kulit Ari (epidermis) dibedakan atas lima lapisan kulit, kulit Jangat (dermis) terdapat 2 kelenjar, danj aringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis). Kulit mempunyai zat warna atau pigmen yang disebut Melanin. Melanin adalah sejenis zat warna pada kulit yang dihasilkan oleh sel yang disebut melanosit yang fungsinya adalah untuk menyerap sinar UV dari matahari dan mencegah kerusakan kulit. Jika metabolisme tubuh tidak sempurna, akan menyebabkan produksi melanin menjadi berlebihan sehingga akan terjadi penumpukan melanin dalam lapisan kulit. Produksi melanin yang tinggi pada lapisan kulit inilah yang akan menyebabkan kulit berwarna gelap. Serum wajah merupakan produk perawatan kulit berbentuk cairan yangdigunakan pada wajah dengan kandungan nutrient kulit seperti asam amino(protein), glitserin, vitamin (A,C atau E), kolagen, elastin, dan juga asam hyalorunat. Serum wajah dapat menembus hingga ke lapisan ke-3 kulit yaitu endodermis karenaformulasinya yang menggunakan teknologi nanomolekul. Hal inilah yang membuatharga serum wajah cukup mahal. serum vitamin C memiliki manfaat antara lain merangsang pembentukan kolagen kulit, sebagai water holder (menyimpan air), membuat kulit tidak kering, dan lembap, serta sebagai wound healing (mengobati luka). Perawatan dengan serum vitamin C sebelum tindakan laser, akan mempercepat dan menyempurnakan hasil pasca-laser. Selain itu juga sebagai antioksidan terhadap polusi. Dengan sifatnya yang merangsang pembentukan kolagen di bawah kulit, serum vitamin C sangat baik dipakai orang yang mempunyai vlek sangat tebal di kulit. Pengolesan langsung serum vitamin ke kulit menjadi sangat penting, karena nutrisi yang masuk lewat makanan tidak semuanya bisa langsung



dirasakan oleh kulit. “Itu sebabnya perlu menggunakan vitamin topikal (langsung ke kulit),” papar Tridia. Kelemahan serum vitamin C adalah sifatnya yang sangat mudah berubah di suhu kamar, khususnya vitamin C murni. “Biasanya dua atau tiga kali pemakaian sudah berubah tidak efektif lagi,” kata Tridia. Vitamin C yang lebih tahan lama biasanya telah dicampur dengan zinc, bahan-bahan lain, atau memang bentuk vitamin C-nya dari sono-nya memang sudah stabil (misalnya L-ascorbic acid). Karena itulah, serum vitamin C biasanya dikemas dalam botol kecil berwarna kecokelatan, agar tidak mudah teroksidasi.



2.2. Data Preformulasi a. Aquadest (Farmakope Indonesia III halaman 96) Nama Resmi



: Aqua Destillata



BM



: 18,02



Rumus Molekul



: H2O



Pemerian



: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa



Penyimpanan



: Dalam wadah tertutup baik



Stabilitas



: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk fisik (es, air, dan uap) air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindung dari kontaminasi partikel-partikel ion yang dapat menaikan



konduktivitas



dan



jumlah



karbon



organik. Serta harus terlindungi dari partikelpartikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air OTT



: Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainnya yang mudah terhidrolisis.



b. Asam Askorbat (HPE hal.15, Martindale 28th hal.1654) Pemerian



: Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat laun akan menjadi berwarna gelap



Titik Lebur



: Melebur pada suhu lebih kurang 190°C



Kelarutan



: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform



Wadah



: Dalam wadah tertutup rapat



Penyimpanan



: Tidak tembus cahaya



Stabilitas



: Dalam bentuk serbuk asam askorbat relatif stabil dalam udara. Tidak stabil dalam larutan alkali



Fungsi



: Antioksidan



Konsentrasi



: 0,01-0,1%



c. Gliserin (FI IV hal 413, Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi 6 hal 283). Pemerian



: Cairan seperti sirup; jernih, tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20 derajat.



Kelarutan



: Dapat bercampur dengan air, dan dengan etanol (95%) ; praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.



Khasiat



: Zat tambahan



Rumus Molekul



: C3H8O3



Berat Molekul



: 92,09



Titik Beku



: -1,60 C.



Khasiat



: Pelarut.



Konsentrasi



: