Naskah Drama Malin Kundang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NASKAH DRAMA MALIN KUNDANG di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal. Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang bernama Sultan. Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara.lalu malin bertemu degan sultan dan diajak oleh sultan untuk bekerja di luar kota. Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada bundanya,untuk meminta ijin pergi ke luar kota. Dalam beberapa jam setelah dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah sampai di kota,mereka terkejut melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini lalu malin dan sultan pergi kerumah sultan dan memperkenalkan adiknya.hingga beberapa bilan malin pada akhirnya menikah dengan dewi,kemudia mereka berbulan madu di suatu pulau yang mempertemukan malin dengan ibu dan adiknya, namun malin tidak mengakui ibunya malin dan malinpun dikutuk menjadi batu. Babak 1



1. bunda 2.nurhaida 3.bunda 4.malin 5.bunda 6.malin 7.bunda 8.nurhaida Babak 2



di desa terpencil terdapat sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra Barat. Dikarenakan kondisi keuangan yang memprihatinkan, sang Ayah pun memutuskan tuk mencari nafkah di negeri sebrang dengan mengarungi lautan yang luas. namun, Ayah Malin tidak pernah kembali ke kampung halamannya sehingga Ibunya pun harus menggantikan posisi Ayah Malin untuk mencari nafkah. : Malin! Dimana kamu? : Kak Malin baru mencari kayu dihutan Bunda. Sebentar pula pastilah kak Malin kembali. : Ini sudahlah malam, kenapa Malin tak segera pulang , bukankah Jika malam hutan itu menakutkan. : (dengan tergesa-gesa) Malin pulang Bunda. : Darimana saja kamu Malin? : Mencari kayu, syahadan menjualnya dan Inilah hasilnya (sambil memberikan uangnya) : Jika hari menjelang malam kamu harus pulang malin. : Sudahlah Bunda. Yang penting kan Kak Malin sudah sampai dirumah ini.



Malin adalah orang yang pintar, dan pekerja keras. Tetapi Malin juga nakal. Pagi – pagi sekali Malin pergi ke pantai untuk menangkap ikan. Biasanya dia berlayar bersama temannya yang bernama Sultan. Sedangkan Ibu dan adiknya mencari kayu dan menjualnya di penduduk desa atau pesara. 1.sultan : Hei Malin! 2.malin : Ya? (sambil menoleh ke arah Sultan) 3.sultan : Aku akan pulang ke kota. Aku sudah rindu kepada keluargaku disana. 4.malin : Wahh, kota kah? Aku ingin sekali ke kota. 5.sultan : Ehm, sepertinya kalau kamu ikut aku ke kota bisa lin,. Mau tidak kau? 6.malin : Boleh saja : Disana banyak pekerjaan bukan? 7.sultan : tentu saja. Nanti aku kenalkan pada kedua adikku. Mereka elok-elok lin. 8.malin : baiklah. Kapan kita berangkat tan? 9.sultan : Secepatnya lin. Bagaimana kalau esok hari? Aku tunggu kau di sini. 10.malin : baiklah. Babak3 Sesampainya dirumah, Malin pun bercerita dan meminta restu pada



11.malin 12.bunda 13.malin 14.nurhaida 15.malin 16.nurhaida 17.malin



Babak 4



18.malin 19.sultan 20.malin 21.sultan 22.malin 23.sultan 24.malin 25.sultan 26.dewi&rosita 27.malin 28.sultan 29.malin 30.sultan 31.dewi 32.rosita 33.sultan 34.malin Babak 5



35.malin 36.dewi 37.malin 38.dewi



bundanya. : Bunda, Malin ingin merantau ke kota dengan Sultan. : bunda tak setuju lin! Bagaimana bisa kau meninggalkan Bunda dan Nurhaida? Apa kau tak ingat apa yang telah terjadi pada Ayahmu? : tak bisa Malin akan tetap pergi esok Bunda! : (menghapiri) iya kak malin? :Aku akan merantau besok dengan Sultan. Dia akan pulang ke kota : Tapi kak, apakah Kak Malin tak memikirkan Bunda dan Nur ? : Aku tak peduli, aku tetap akan pergi ke kota dengan atau tanpa ijin bunda dan Nur ! Akhirnya Bunda setuju. Meski berat namun ia rela melepaskan Malin pergi merantau Dalam beberapa jam setelah dari pejalanan ke luar kota Malin dan Sultan pun telah sampai di kota,mereka terkejut melihat hal yang berbeda dari desa Malin dengan kota ini : waaahhh ini yang namanya kota : iya lin, sudahlah ayo kita kerumahku : Baiklah Beberapa menit mereka tiba dirumah Sultan : inilah rumahku lin, cukup sederhana bukan : bagus sekali tan (dengan rasa kagum di wajah nya) : lin kau bisa tinggal disini sampai kau berhasil mendapatkan uang yang banyak : terimakasih tan,kau memang sahabatku Sultan pun memanggil kedua adiknya untuk diperkenalkan kepada Malin : Wi , Ros kemarilah : kak Sultan kembali,ada apakah? (sambil menghampiri Sultan dan Malin) :siapa gerangan ini tan? (terkejut melihat perempuan nan elok itu) : inilah adik-adikku lin,aku kan berjanji padamu akan memperkenalkan mereka sesampainya di kota : ini mereka, Wah benar katamu tan. Mereka sangat elok (dengan mata melotot) : Ini Malin, teman kak sultan. Malin, ini Dewi dan Rosita : (dengan wajah malu) Senang bertemu dengan kau. : Hai ( sambil tersenyum) : berkedip lin, sedari tadi melotot terus : ah kau ini tan, Setelah beberapa bulan Malin tinggal di kota dan bekerja di tempat ayahnya Sultan,Malin dan Dewi pun saling menaruh hati,namun Rosita tampak cemburu dengan Dewi. Ketika Malin dan Dewi bebicara di ruang tamu :Dewi kau amat cantik,tak adakah yang menginginkanmu : terimakasih lin, aku bukanlah tak mau ataupun tak ada,namun aku tak ingin di kecewakan : lelaki seperti apa yang kau inginkan Wi? : Aku hanya ingin lelaki yang sungguh mencintaiku dan mampu menafkahiku,tak menelantarkanku lin



Sebelum Malin melanjutkan tiba-tiba datanglah Rosita 39.rosita 40.dewi 41.rosita



42.dewi 43.sultan 44.dewi 45.sultan 46.dewi 47.sultan 48.dewi 49.rosita 50.dewi 51.rosita BABAK 6 52.sultan 53.malin 54.sultan 55.malin 56.sultan 57.malin



BABAK 7 58.dewi 59.malin



60.nurhaida 61.dewi 62.malin 63.nurhaida 64.dewi



: ehm ehm,rupanya sedang berbicara serius kalian,kak Dewi dipanggil kak Sultan di dalam! (sambil bermuka sinis) : ada apa Ros? Kok sepertinya penting : mana aku mengerti kak,sudahlah sana Dewipun menghampiri sultan di dalam rumah,sultan tampaknya akan berbicara serius : ada apa gerangan kakakku? : apa kau mencintai Malin Wi,kulihat kalian dekat sekali? : kenapa pertanyaannya seperti itu? : kalaupun iya tak apa Wi,ayah pun setuju,aku tlah berbicara kepada ayah,Malin seorang lelaki baik,tangguh,pekerja keras : Mungkin kak,Dewi takut Malin tak sama perasaannya denganku : baiklah,aku akan berbicara kepada Malin esok hari,sudah sana kembali Dewi pun keluar dan dia melihat Rosita menguping di balik pintu : kenapa kau disini? : apakah kakak akan dijodohkan dengan Malin? : sssttttt.....berbicara apa kau Ros,tak lah ! (dengan muka marah dan suara agak keras) : sudahlah kakak tak usah berbohong,aku mendengarnya di balik pintu tadi, Dewi tak berkata apa-apa dan langsung meninggalkan Rosita Keesokan harinya sultan menemui Malin : lin ada yang ingin ku bicarakan pada kau : apa itu Sultan ? : ayahku telah menjodohkanmu dengan Dewi,apakah kau bersedia? : apa kau tak salah mengucap,aku akan menikah dengan Dewi? : iya lin,aku bersungguh-sungguh : aku bersedia tan,aku memang sudah lama menaruh hati pada adikmu itu. Dan setelah sultan mendengar jawaban Malin,Sultan pun mengatakan ke ayahnya dan kedua adiknya,Dewi merasa bagia namun tak dengan Rosita , Ros kecewa,patah hati,namun tak ada yang bisa ros lakukan selain menerima,dan hari pernikahan Malin dan Dewi pun ditetapkan dan pernikahan itupun terlaksana dengan meriah,setelah pernikahan itu Malin diberirumah dan harta yang banyak sehingga dia menjadi orang kaya. Sebermula,Dewi dan Malin berlayar ke sebuah pulau,yang mungkin ternyata malapetaka baginya Malin,sesampainya di pulau itu : Begitu indah pulau ini,apa nama pulau ini Lin? : aku tak tahu,aku tak pernah singgah di pulau ini (dengan suara ketakutan) Malin hanya berharap tak ada yang melihatnya disini,namun sepertinya itu tak mungkin,dari kejauhan teryata ada yang melihatnya,sesosok perempuyn tak asing baginya,perempuan itupun berlari dan mendekatinya : kaaaakkkk Maaalliiiiiinnnnnnnnnnnn : sepertinya ada yang memanggilmu Lin : ah tak ada,kau salah mendengarnya (keringat dingin bercucuran dikeningnya) : kak Malin,ini benarkah kak Malin? : dia mengenalmu Lin,siap dia sebenarnya? (dengan muka kaget)



65.malin 66.nurhaida 67.bunda 68.nurhaida 69.bunda 70.malin 71.bunda 72.malin 73.nurhaida 74.dewi 75.malin 76.bunda 77.bunda



: aku tak mengenalnya,sungguh : ini aku Nurhaida kak,kenapa kau tak mengingatku,aku adikmu (menangis) : Nur ada apa? : kak Malin kembali Bunda Bunda pun terkejut dan langsung menghampiri mereka bertiga : ini anakku Malin?(sambil menangis senang) : tidak!!! Kau siapa ibu tua bangka,aku tak mengenalmu ! : aku ibumu nak,aku yang telah mengandung dan melahirkan Malin,apa kau tak ingat? : Tak mungkin,tak usah mengarang cerita tua bangka,bundoku telah lama mati : kak malin telah lupa kepada kita bunda (sambil menangis) :Malin ! siapa sebenarnya mereka? : aku tak tahu,aku tak mengenalnya : dasar kau anak durhaka Malin ! aku bundamu ! Malin hanya diam : terkutuk kau Malin,hatimu telah jadi batu ! Seketika itu mendungpun datang,petir-petir menyambar,dan petir yang besarpun menyambar Malin dan akhirnya malin menjadi batu.