Naskah Drama Timun Mas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Drama Timun Mas Naskah Drama 6 Orang



Naskah



Drama



(Timun Mas) Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun. Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun. “Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju. Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan. Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.



Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas. Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri. Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan. Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah. Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri. Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur. Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas.



Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam. Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira. Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.



Naskah Drama Timun Emas Para pemain :1.Timun Emas diperankan oleh  Ira  Nur  Habibah2. Pak  Karta        “ Misbach  Munir3. Bu  Karta        “ Dwita Rahmadhanti4. Pak  Salam        “ Novian Rindi5. Pak  Darus       







Bagas



leo                                                               



                                   6.



Raksasa        “ Ricky PratamaNaskah  dan Sutradara oleh  Yudhi Prayogyono DI suatu desa daerah Antahbrantah tinggallah sebuah gubug kecil nan sederhana ,yang ditempati oleh seorang petani bersama istrinya yang bernama keluarga pak Karta ,suatu ketika bu Karta sedang bercakap-cakap dengan suaminya perihal daerah pertanian yang maju gemah ripah loh jinawi  tibalah bu Karta menanyakan ….. Bu Karta   : “ Pak ,sekarang sudah saatnya kita panen padi ,mentimun dan jagung .“         “ Alangkah bahagianya apabila kita……” Pak Karta : “ hssst…  ( sambil menutup bibir istrinya dengan jari telunjuk )”         “ Jangan teruskan ….” Bu Karta   : “ Maksudku ,kita harus memperbaiki rumah kita agar tidak roboh di kemudian                         hari “. Pak Karta : “ oh….begitu maksudmu , baiklah aku setuju,nanti kalau hasil tanaman kita                                  sudah laku dan kita sudah mendapat uangnya.”



Bu Karta   :  ( Istrinya menganggukkan kepala sambil menyiapkan makanan untuk                         suaminya) Ya, pak .” Pak Karta  : “ Bu ,sekarang aku mau berangkat ke sawah sambil nengok kebun jagung apa          sudah selesai dipetik  atau belum oleh pak salam.” Bu karta     : “ Baiklah pak hati-hati di jalan ya ,pak .” Pak Karta   : “ Aku berangkat dulu ya ,bu ..” Tiba di perkebunan jagung Pak karta segera menemui Pak Salam yang sedang memungut jagung yang baru saja selesai dipetik. Pak Karta   : “ Hai .. .pak Salam apa sudah selesai memetik jagungnya ?” Pak Salam  : “ hai…tentu nya sudah, tinggal mengumpulkan saja.” Pak Karta   : “ Oh…ya sudah selesai sekarang tinggal diangkut ke kota untuk dijual .” Pak Salam  : “ Sekarang kita tunggu mobil datang ,sambil menunggu bagaimana kalau             Kita adu teka-teki ,yang tidak bisa jawab harus menyanyi atau                                   menggendong temannya .” Pak Karta    : “ Baiklah, aku setuju siapa takut …!!! Pak Salam   : “ Sekarang aku duluan ,ya…??” Pak Karta    : “ Okey…. Ayo cepat katakan !!!” Pak Salam   : “Barang apa kalau dipegang badannya, kepalanya malah manggut-manggut              sambil kepalanya dibenturkan ke  tanah.” Pak Karta    : “ Orang sedang gulat . “ Pak Salam   : “ salah …” Pak Karta     : “ Apa . …ya aku menyerah !!” Pak Salam   : “ Orang sedang mencangkul,nah perhatikan aku pegang badannya nanti



              kepalanya manggut-manggut.”Nah,kamu yang gendong aku atau nyanyi.” Pak Karta    :” Okeylah sekarang aku yang gendong kamu sampai ke seberang sana.” Pak Salam   : “ Nah sekarang giliranmu untuk memberi pertanyaan .” Pak Karta    : “ Ini pertanyaan yang sulit pasti kamu tak bisa jawab,lehernya dicekik lalu             mengeluarkan kenikmatan.” Pak Salam   : “ Wah ..ini tak masuk akal mestinya khan harus mati kalau dicekik,kok ma            lah jadi  nikmat.” Pak Karta    : “ ya kendi ini lihat ya.. aku cekik lehernya lalu glek..glek nikmat…! Pak Darus      : ( datang dengan membawa mobil ) “ hai..bapak –bapak semua lagi ngapain            nih..boleh aku ikutan.” Pak Karta    : “ wah ini ada pak Darus tiba,sekarang kita angkut jagung-jagung ke atas truk.” Pak Darus   : ( sambil menyetir mobil ) greng..greng …ngeng..ngeng!!! Bu Karta      : “ Ayo pak ne cepat ke mari aku bawa makanan ,suruh pak Salam juga ke sini.”            “ Kita makan sama-sama.” Setelah selesai makan mereka berkemas-kemas  barangnya untuk dibawa pulang,sesampai di  rumah …… Bu Karta      : “ Pak ..tadi aku sempat tertidur ,dalam tidurku aku  bermimpi ,                           mempunyai anak,tapi dalam mimpiku aku disuruh berdoa minta anak lalu                           tiba-tiba ada orang yang menyanggupi memberi  anak.” Pak Karta     : “ Bu ne itu khan hanya mimpi,sebenarnya kamu itu hanya ingin punya anak             sampai-sampai terbawa mimpi segala .” Bu Karta    : “ Tidak pak ,aku yakin kalau ini bener-bener terjadi,bagaimana sekarang kalau           kita coba ,siapa tahu ada yang mendengar doa kita lalu langsung dikabulkan.”



Pak Karta    : “Kamu itu kalau maunya sih harus dituruti, dasar  ngeyel …!”           “ Baiklah ,sekarang kita coba berdoa sama-sama biar afdol doa kita.” Bu Karta    : “ Sekarang kita duduk sama-sama sambil menengadahkan tangan dengan            suara yang keras agar doa kita terdengar yang Maha Kuasa.” Pak Karta dan Bu Karta : “Wahai…para gaib yang ada di sini dengarkanlah permintaanku                 Aku minta anak yang lucu,cantik dan sangat menawan.” Raksasa    : “ Ha.ha.ha…Kini aku datang untuk memberi sesuatu untukmu ,tapi ada syarat           nya ,kalau anak itu sudah besar harus kau berikan padaku lagi,gimana setuju .                        kalau setuju ketik  Reg. raksasa.213 #. “ Pak Karta     : ( Dengan perasaan ketakutan dan gemetar ) “Ba,baiklah aku setuju apapun            permintaanmu aku pasti memenuhi  janji .” Raksasa    : “ Baiklah aku pasti datang mmberimu anak perempuan seperti  yang kau                           minta ,ha…ha..ha..!!” Pak Karta    : “ Bu ne..orang itu sudah tidak ada ,keluarlah kamu ,tadi  itu siapa kok          suaranya  besar dan rumah kita bergetar,bagaimana nanti kalau seandainya         kita tidak menepati janji ,apa kita taruhannya ya.. bu “. Bu Karta       : “ Itu nanti saja kita pikirkan ,yang penting kita punya anak dulu.”          “ Alangkah bahagianya kalau kita benar-benar punya anak ya, pak .” Pak Karta    : “ Tadi  aku rasanya ingin melihat makhluk aneh itu ,tapi aku ketakutan,bu BuKarta    : “ Ya,sama juga tapi yang penting besok kita tunggu apakah makhluk itu                               datang lagi ya,pak ,terus membawa bayi kita.”                    Esok hari sang raksasa itu datang dengan membawa bayi ,lalu raksasa itu …. Raksasa    : “ ha,ha,ha ……. Aku datang sesuai dengan jadwalku ha,ha,…..!



           “aku membawa anak cantik untukmu, ha,ha,ha….. Pak Karta    : (dengan perasaan takut mondar-mandir ke sana-ke mari )             Baik…terima kasih pak atas pemeberiannya,…! Raksasa    : “ jangan panggil aku pak,sangat tidak cocok sekali panggilan itu untukku,ha..” Pak Karta    : “ lalu aku panggila apa tuan atau mister. Raksasa    : “ Mister ,memangnya aku ini misteri .” panggil saja aku Rak..sa..sa ! Pak Karta    : “ Anak yang kau janjikan apa sudah kau bawa?” Raksasa    : “ ha.ha.ha. sepertinya kau tidak sabaran ..nanti kalau aku sudah pulang           “kau ambil di depan  rumahmu,tapi jangan lupa tiga bulan lagi aku datang                               mengambil  anak itu,ha,ha,ha.”                             Pak Karta    : “ Bu ,raksasa itu sudah pulang, sekarang kita ambil anak kita di depan                            rumah.” Bu Karta    : “ Ya,pak anak itu ada di sini,hem ..cantik sekali ya pak.!” Pak Karta    : “ Ya,bu cantik sekali kita harus memberi tahu kepada tetangga kita,kalau kita            “sudah punya anak perempuan yang cantik.” Bu Karta    : “ Sambil kita beritahu nama anak kita ya,pak,sekarang kita harus memberi            nama anak kita,dan bagaimana kalau namanya  Timun Emas yang artinya           timun berarti bisa membawa kesegaran bagi orang yang kehausan dan emas                         berarti  barang yang tak ternilai harganya.” Pak Karta    : “Nama yang bagus sekali ,apalagi bersamaan dengan musim buah mentimun                  yang ada di desa kita .”     Pak Karta tak bosan-bosannya memandang ,mencium serta mengayun         ayunkan bayinya yang mungil itu ,sambil mereka bergurau dengan anak   



                       kesayangannya. Tiga bulan berlalu telah berjalan begitu cepatnya datanglah                          raksasa untuk melihat bayi yang dititipkannya tersebut. Raksasa    : “ Ha,ha,ha aku datang lagi mencari anakmu yang kutitipkan padamu,                            “rasanya aku ingin membawa kembali anak itu bukannya sekarang sudah                               besar,ha..ha..ha.” Bu Karta    :”Jangan diambil dulu raksasa,ia masih kecil ,kalau kamu makan tentu hanya            Tulangnya saja tak enak rasanya.” Raksasa    : “Betul katamu,jadi kapan aku bisa bawa anak itu lagi.” Bu Karta dan Pak Karta : (bicara secara bersama-sama ) “Sembilan tahun lagi kamu datang            ke sini bawa anak ini.” Raksasa    : “ Ha,ha.ha…. memang kamu cerdas sekali ha,ha,ha itu baru makanan yang                             lezat untukku ,aku pesankan beri makan yang banyak agar anak itu besar                                  dan  kenyal   dimakan ha,ha,ha…! Pak Karta    : “ Baiklah aku akan memelihara agar anak ini tidak sakit dan cepat besar !” Raksasa    : “ Okey,aku akan datang sesuai dengan janjimu ,ha,ha, sampai  jumpa..!” Pak Karta    : “ Bu ne ,mulai sekarang kita harus waspada jangan sampai anak kita diambil           Oleh raksasa tanpa sepengetahuan kita.” Bukarta    :” benar pak,mulai sekarang anak kita tidak boleh main terlalu jauh dari rumah,agar kita dapat mengawasi dengan mudah.”                Enam  tahun berjalan ,telah dilewati Timun mas bersama ke dua orang tuanya dengan penuh kebahagiaan,dan keceriaan. Tibalah saatnya Timun mas bermain bersama teman-temannya. ….. Timun mas    : “ Ayo,teman-teman sekarang kita main dakon  .Ada yang cari batu kerikil dan      



                          aku yang sudah bawa dakonnya  ,nah sekarang kita atur batunya enam                          enam jangan sampai ada yang kelebihan.”  Teman    : “ Ayo mun sekarang kamu mulai ambil .”Ambil  yang ada dalam lubang lalu                            masukkan ke lubang berikutnya.”                        Bu Karta    : “ Mumun ,ayo pulang nak sudah sore,dan kamu langsung mandi .” Timun mas    :” Ya,bu aku sudah selesai, ayo teman-teman aku pulang duluan ya !”      Timun mas memang anak penurut selalu patuh terhadap ke dua orang tuanya, Tidak pernah membantah apa yang diperintah oleh kedua orang tuanya.Ia selalu diingatkan agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah agar tidak dibawa oleh raksasa. Suatu saat Timun mas diajak bercakap-cakap oleh kedua orang tuanya… Bu Karta    : “Mun,kamu sekarang sudah besar tentu kamu harus tahu asal-usulmu             Dan kamu harus mengerti apa yang perlu kamu lakukan .” Timun mas :”Ya,bu aku akan dengarkan nasehat ibu ,nasehat ibu sangat          berarti untuk masa depan mumun nantinya.” Bu Karta    :”Begini ya Mun,beberapa tahun lalu sekitar enam tahun yang lalu,ibu dan          bapakmu minta seorang anak yang cantik,kemudian datang sang raksasa         “memberi anak bayi yaitu kamu , untuk diasuh dan dibesarkan ,sehingga         nanti kalau sudah besar harus diserahkan kembali kepada raksasa untuk…         ( Ucapannya terhenti karena tak sampai hati untuk melanjutkan). Timun mas    :” Untuk dimakan maksud ibu ! “ Bu Karta    : “ Ya,mun ,tapi bapak dan ibumu tidak rela kalau kau jadi santapan sang                                raksasa itu.Makanya kamu aku beritahu agar kamu dapat memepersiapkan                             diri untuk menghindar agar tidak dimakan oleh sang raksasa.”



Timun mas :” Ya,bu sekarang aku tahu dan aku tidak  main jauh dari rumah ini,supaya kalau ada raksasa aku langsung masuk rumah.” Bu Karta    :”Kamu benar Mun ,sekarang kamu makan dulu ya nak.” Timun    :”Baiklah ,bu .”         Tak terasa umur timun mas sudah mencapai 9 tahun ,tiba saatnya Bu Karta Dan pak Karta mempersiapkan diri untuk menghadapi raksasa,tiba-tiba rumahnya bergetar pertanda ada tamu tak diundang datang ….. Raksasa    :”Ha,ha,ha,aku datang lagi …” Pak Karta    : “bu,anak kita mana ,cepat sembunyikan jangan sampai ketahuan.” Raksasa    :”Ha,ha,ha, ternyata kau berkhianat hai manusia,ayo keluarkan anakmu.” Pak Karta    :”Ba..ba..baiklah ,akan kupanggilkan anakku.” Bu Karta    :”Hai,mun sekarang kau harus mulai bertindak,lari keluar lewat pintu belakang “agar kau tidak ketangkap,kau sebarkan satu persatu biji mentimun  ,duri,garam dan terasi ,saat kamu hampir ketangkap.” Nah semuanya sudah ibu masukkan ke dalam kantong ini .” Timun         :” Baiklah bu,pesan ibu akan mumun laksanakan .” Bu Karta     :” Nah,sekarang kamu mulai lari,keburu raksasa marah sama bapakmu.” Raksasa       :”Hem,mana makananku yang kutitipkan,aku sudah lapar.” Bu Karta    :”Bagaimana kalau aku saja sebagai ganti anakku .” Raksasa    :”Tidak bisa,dagingnya pasti keras karena kau terlalu tua untuk dimakan.” Timun mas    :”Raksasa,ini aku ada di sini ,kejar aku kalau dapat.” Raksasa    :”Kurang ajar kau telah mempermainkan aku,awas kalau ketangkap pasti                             langsung kumakan, ha.haha…..” Timun mas:”Ayo kejar aku,hait,hait tidak kena.kalau lapar nih aku beri makanan      ( sambil melempar biji mentimun ke  arah raksasa ).



Raksasa    :”hem. Hem ini baru makanan yang menyegarkan ..hap.hap…       Mana dagingnya rasanya tidak puas kalau tanpa daging..hem..oh mana      Timun mas tadi kok sudah menghilang  .hem ternyata sudah jauh dariku.” Timun mas    :” Ha..dia sudah mulai mendekat ,lebih baik senjataku kedua aku lemparkan           sekarang biar aku tidak ketangkap( melempar duri  ikan ).” Raksasa    :” hah..ternyata jalan ini sudah berubah menjadi jalan penuh duri yang tajam,         Huh..aku harus jalan pelan-pelan agar kulitku tidak ditembus duri terlalu dalam.” Aduh kakiku sakit sekali…hem.hem (suara kesakitan).” Timun mas    :”Rasakan,hai raksasa makanya sebelum kau makan aku,kau injak dulu     duri yang aku beri  ini.”           “Ait sudah mulai dekat ,sekarang senjataku  yang ke tiga,kamu harus                            rasakan.”           “ nih garam untukmu (sambil melempar garam yang dibawanya).” Raksasa    :”Hem ..aku sekarang dipermainkan sama anak kecil..ha.ha..apa ini yang ada di depanku,Hem..ternyata lautan yang amat luas, hem aku akan tetap   mengejarmu timun mas,tunggu aku jangan kau tinggalkan aku .hep..hep….” Timun mas:” Hai..raksasa aku akan tunggu di seberang,ayo..kejar aku !” Raksasa    :”Hep..hep..hep aku tetap mengejarmu Timunmas.” Timun mas:” Ah ..ternyata raksasa itu masih bisa mengejarku,aku harus tetap menghindar meski senjataku tinggal satu,mudah-mudahan yang terakhir ini membuat     raksasa itu binasa pada akhirnya tak bisa mengejarku.” Raksasa    :” Hem rasanya aku bisa menangkapmu,Timun mas..ha.ha kau sudah mulai kehabisan tenaga Timun mas ,apalagi yang kau lemparkan padaku anak   gadis?”Kau pasti tertangkap anak manis,ayo mendekatlah..ha.ha.ha !!”



Timun mas    :” Ternyata kau ulet juga raksasa,sekarang terimalah terasi dariku..”          ( sambil melempar terasi  ke arah raksasa yang kejam itu ). Raksasa    : “Benda itu sudah tidak ada gunanya Timun mas ,lebih baik kau menyerah           saja dari pada kau kecapekan.”Hah..ternyata aku terkurung oleh lautan                          lumpur ,rasanya aku sudah tidak sanggup melangkah ,auw.kakiku tak bisa ku                       angkat lagi,wow..tolong badanku masuk ke lumpur yang sangat dalam ..tolong                       akuTimun mas ..aku tak jadi memakanmu apabila kau mau menolongku.”         Tolong…tolong…long…….” Timun mas:” Hem sekarang habislah riwayatmu sang raksasa yang rakus.” “ Aku harus pulang dan melaporkan pada ibu kalau aku sudah berhasil membinasakan raksasa yang jahat itu.” Pada akhirnya Timun mas berhasil membinasakan raksasa dengan bekal yang dibawa  dari ibunya. Patuh terhadap nasehat kedua orang tua sangatlah ampuh untuk   mengalahkan segalanya dan dapat meraih segala yang kita cita-citakan. Kemenangan Timun mas sampai terdengar di seluruh penjuru wilayah kerajaan.sampai akhirnya sang raja berkeinginan untuk menjodohkannya dengan seorang pangeran ..Demikian cerita ini mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya. *** Naskah drama timun mas diatas hanya salah satu contoh naskah drama yang bisa rekan gunakan dalam pementasan drama, masih banyak naskah dan cerita lain yang juga sangat menarik tapi kali ini cukup itu dulu ya, contoh lain akan menyusul.  http://kumpulan-tugas-sekolahku.blogspot.com/2012/03/naskah-drama-timun-mas.html http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/timun-emas.html