Naskah Drama Zulkifli Wolinelo (311418006) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas



NASKAH DRAMA PANDEMI KARYA ZULKIFLI WOLINELO Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah DRAMA Dosen pengampu Dr. Herson Kadir S.Pd, M.Pd Oleh: Zulkifli Wolinelo (NIM: 311418006)



UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2020



NASKAH DRAMA PANDEMI Karya : Zulkifli Wolinelo



Tokoh: 1. Gunawan 2. Istri 3. Anak Perempuan 4. Dokter 5. Mbak Dian 6. Mas Joko 7. Purwo 8. Perawat Musik: Musik relasi suasana pedesaan



Setiap pergantian tahun, tentunya umat manusia mengiginkan sebuah hal yang baik akan tercapai, harapan impian selalu menjadi sebuah pinta disaat tahun demi tahun berganti. Entah itu tentang ekonominya, sosialnya dan hal-al lain yang menjadi kebutuhan setiap insan di muka bumi ini. Namun, bagaimana jadinya bila tuhan sudah menyiapkan kado spesial yang tak terduga. Sebuah kado berupa pandemi dahsiat berasal dari negeri tirai bambu yang tepatnya dari provinsi Wuhan yang menjangkiti manusia dan hewan dikurang lebih 95% negara di bumi yang semakin tua ini. Sebuah kado kecil tak kasat mata, yang haya bisa dilihat dengan alat. Mereka hidup dan berkembang biak dengan sangat cepat di dalam tubuh. Mengganggu bahkan merusak sistem imunitas tubuh, bahkan kado ini menjadi asbab tercabutnya nyawa tua dan muda sejumblah puluhan bahkan ratusan ribu. Negara-negara menjadi terguncang hebat, ekonomi luluh-lantah, rasa kemanusiaan ditepiskan, jasad-jasad yang diduga terinfeksipun hanya dibiarkan



bergelimpangan dengan terbungkus plastik bahkan jasad ada yang tak terterima dari tanah kelahirannya sendiri. Kelamnya tahun 2020.



BABAK 1 Setting ; di sebuah kedai kopi dipagi hari tengah asik berbincang si purwo tukang ojek online, mbak dian pemilik kedai, dan mas joko si penjual cilok yang tengah menyimak berita tentang pandemi di tv.



Mbak Dian : ya tuhan semoga hal semacam ini tidak akan sampai ke negara kita ya bapak-bapak (tercengan menatap layar tv). Mas Joko



: (berjalan menuju bangku dan duduk) aamiin bu’ aamiin. Tapi itu



mungkin azab bu’ mereka senang menggomsumsi makanan yang tidak halal seperti sub kelelawar dan sate kalajengking. Purwo



: (melepas helem) wah kalau sampai negara kita kena, bisa-bisa



kacau dan saya ngak bisa ngojek lagi nih (menyeruput segelas kopi) (lampu panggung dimatikan dan kemudian dinyalakan untuk babak ke 2) Mas Joko



: gak mungkinlah, iklim dinegara kita yang panas tidak akan disukai



virus untuk berkembang biak. Buktinya ada kok di negara kita ini yang makan keleawar tapi tidak pernah tuh melaporkan ada gejala dan semacamnya. Mbak Dian : iya sih semoga saja, tapi ngak boleh takabur pak. Purwo



: iya bang, ini jenis virus baru, namanya corona atau COVID-19. Yah



mungkin saja kan virus bisa beradaptasi di semua iklim termasuk di Indonesia ini. Mas Joko



: Ooh Covid-19 to (mengangguk-angguk)



Mbak Dian : (pasang telinga dan kebingungan) Apa? Kopi 19? Masnya mau ngopi atau mau hajatan. Kopinya sebanyak gitu mau di apain mas. (senyum lebar)



Mas Joko : Covid-19 bu’ bukan kopi, tapi C, O, V, I, D, 19 bu’ (menggambarkan bentuk huruf dan angka) Mbak Dian



: Owalah kirain kopi mas (tertawa)



BABAK 2 Arus perpindahan dan penyebaran manusia dari satu tempat ketempat yang lain tak dapat di bendungkan. Virus baru itu rupanya menyebar dengan cepat keberbagai negara termasuk indonesia akibat dari masih kurangnya alat pendeteksi di bandara dan pelabuhan di Indonesia, seluruh provinsi di Indonesia ada yang warga yang di temukan positif virus korona. Lebih sulit untuk mendeteksi karena biasanya korban tidak mengelukan gejala bahkan ada yang tidak jujur terhadap petugas kesehatan. Korban-korban mulai berjatuhan. Tak kuran dari 2 bulan suda ratusan nyawa melayang di indonesia. Pemerinyah memerintahkan agar masyarakat melakukan aktifitas belajar mengajar dan bekerja dari rumah, sebagai bentuk ikhtiar dari pemerinyah agar penyebaran virus itu tidak meluas.



Setting : (Di sebuah rumah sakit terjadi percakapan antara dokter dan Gunawan yang menjadi orang dalam pemantauan. dokter sedang memeriksa seorang yang baru saja pulan dari daerah yang terdampak virus korona namun pasien itu berbohong karena ia merasa sehat. Ia adalah gunawan, seorang ayah dari keluarga kecil yang dikaruniai 1 orang akan perempuan). Dokter



: (mengambil sempel darah untuk diPeriksa) merut info yang saya



terima bapak ini barusan pulang dari provinsi yang terdampak virus korona ya? Gunawan : (masuk meng hampiri dokter dan duduk berhadapan dengan dokter) Oh iya, betul sekali dok. Tapi saya selama disana tidak pernah kontak fisik dengan warga setempat dan selalu melakukan prosedur agar tidak terjangkit virus dok.



Bahkan sebelum wabah ini terdengar saya sangat menjaga kebersihan diri saya dan keluarga. Dokter



: Sampel darah bapak nanti akan kami uji dan untuk hasilnya bisa di



lihat 2 minggu lagi. Gunawan : iya dok untuk saya jamin hasilnya negatif, tapi saya tetap akan berusaha untuk selalu menjaga diri saya dan keluarga saya agar tidak tertular virus itu. Dokter



: bagus pak. Dan juga kita harus ikuti dulu arahan dari pemerintah



untuk memutus persebaran korona ini. Sekarang ini ditemukan banyak yang positif korona namun tanpa gejala dan terlihat sehat-sehat saja. Gunawan : oh iya tentu saja pak pasti akan saya laksanakan. Terima kasih banyak pak dokter. Saya permisi dulu (berdiri dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman). Dokter



: (mengatupkan kedua telapak tangan dan jari jemari di depan dada



sendiri) ettttt..dilarang bersalaman untuk sekarang. Kontak fisik untuk sekarang harus di hindari dulu ya pak. Maaf lo pak. Ini sudah prosedur hehehe (tertawa) Gunawan : (ikut mengatupkan telapak tangan didepan dadanya dan tertawa) hehehe oh iya lupa saya dok. Saya permisi dulu (balik badan dan keluar dari ruangan. (lampu panggung dimatikan dan kemudian dinyalakan untuk babak ke 3)



BABAK 3 Dalam situasi seperti ini kejujuran tetaplah masi di perlukan setiap orang. Bahkan sampai kapanpun kejujuran harus menjadi dasar dalam setiap hubungan sosial. Terlebih disaat situasi penyebaran virus korona yang penyebaranya melalui kegiatan sosial manusia. Namun ada saja orang-orang yang berbohong agar tidak mendapatkan tindakan Karantina Maupun Isolasi. Contonya adalah Gunawan. Dia



sengaja berbohong karena yakin dia masih sehat dan meyakini segala sesuatu yang terjadi adlah takdir. Seplangnya dia dari pemeriksaan, gunan langsung berbaur dengan keluarga sahabat dan kerabatnya. Tak ada hal aneh untuk hari hari setelah kedatangannya. Namun kemalangan sudah berlaku. Setting; (Diwarung kopi milik mbak dian, Gunawan besera istri dan anak perempuannya yang sedang melakukan pembelajaran online dikarenakan sekolah diliburkan namun untuk kegiatan belajarnya dilakukan di rumaah)



Mbak Dian : eh pak silahkan duduk, wah baru pulang dari perantauan ya pak (mengambilkan kursi untuk gunawan, istri dan anaknya) Gunawan : iya mbak, baru 2 hari yang lalu, eh kok tumben kedainya sepi mbak. Biasnyakan penuh bejejeran orang-orang yang mau ngopi-ngopi. (menengok kekiri dan kekanan) Istri



: iya yah ini karena arahan dari pemerintah untuk mencegah penularan



virus korona. Mbak dian: oh emangya diwilayah kita sidah ada yang tertular ya? Istri



: saya juga kurang tahu mbak.



Gunawan : udah gak usah parno dan berlebihan. Kalo udah kayak gini suamisuami ngak kerja dong. Emanya mau dikasih makan apa keluarganya. Belum lagi yang punya cicilan, kan kasihan mbak. Udah yakin saja penyakit dan rejeki sudah ada yang ngatur. Istri



: (melotot menatap suaminya) Hus..Ngak boleh takabur Seperti itu yah.



Kita tetap harus ikhtiar dan ikut membantu pemerintah. Ayo kita pulang yah. (kemudian datanglah si joko tukang bakso) Joko



: (dengan wajah muram)Huff..ini desa atau kuburan ya. Sepi amat. Mana



dagangan belum sebijipun yang terjual.



Gunawan : (berdiri dan menepuk bahu Joko) iya.. saya juga turut priharin dengan keadaan negara kita saat ini. Ketakutan akan penyakit malah kaya gini. Joko



: iya nih. Kita disuruh ama pemerintah di rumah saja, tapi duit kita



keluar rumah terus. Sekalipun dikasih sembako belum juga cukup untuk kami sekeluarga selama sebulan Gunawan : Aneh memang. Kita disuruh di rumah tapi kita yang tetap harus cari makanan untuk keluarga. Masih mending burung, dikurung tapi diberi makan kan enak. Joko



: ngak tau tuh apa maunya. Mereka yang punya harta dan cadangan



kebutuhan pokok msih mendingan. Lah kita gimana. Masa kita harus mati kelaparan daripada mati kena virus. Mbak Dian: iya. Sama. Ahir-akhir ini kabar tentang korona memang lagi heboh dimana-mana. Dagangan saya juga sudah menurun pendapatannya. Trus mau bagaimana lagi. Ini sudah instruksi pemerintah. Istri



: kemarin saya lihat berita di Tv ada sekitar puluhan ribu tahanan di



seluruh indonesia di bebaskan loh. Katanya biar persebaran korona di lapas tidak akan terjadi. Gunawan : maksudnya apa (dahi mengkerut). Kita yang mau cari nafkah dipenjara dalam rumah. sementara yang di penjara malah di bebaskan. Itu sama saja menjemput korona namanya. Mbak Dian: iya juga ya. Mendingan mereka tetap di penjara, kan bagus sudah terkarantina di sana. Ngapain pake di bebaskan segala. Joko



: Lah.. terus bagaimana dengan para koruptor? Apaikut di bebaskan



juga? Istri saja.



: ngak kok. Yang dibebasin hanya para napi yang terjerat kasus umum



Gunawan :Tetap aja ngak adil dong. Masa mereka sudah berbuat kesalahan tpi dibebaskan tanpa syarat. (Tiba-tiba anak perempuan gunawan sesak nafas dan batuk) Istri



: (panik dan menagis dan merangkul putrinya) gea..kamu kenapa nak



(dengan suara histeris) Yah ayo bawa anak kita ke puskesmas terdekat yah.



(lampu panggung dimatikan dan kemudian dinyalakan untuk babak ke 4) BABAK 4 Musik: Musik menegangkan Virus corona ini tergolong sadis karena dapat mematikan atau dapat menyebabkan luka permanen pada paru-paru pasien yang sudah terinfeksi dan sembuh. Secara umum bila ada yang  mengalami  demam, flu, batuk, dan sesak napas dalam batas waktu tertentu ini adalah suatu gejala penyakit Covid-19, maka harus ada kewaspadaan dan kerja sama yang baik dengan keluarga atau rekan kerja selama beraktivitas di dalam rumah, di ruang kerja, dan di dalam lingkungan masyarakat. Kejujuran akan ber dampak positif. Sebalikya akan merugikan jika tidak dilandasi sebuah pemikiran yang bijaksana. Setting : ( sesampainya mereka di puskesmas terdekat terjadi percakapan antara dokter, istri, dan Gunawan). Istri



: Dok bagaimana anak saya dok (penuh kecemasan dan terisak)



Gunawan : iya dok, bagaimana kondisi anak saya dok Dokter



: (menggunakan alat perlindungan diri dari penyakit menular yang



lengkap) dengan pandemi yang sekarang sedang melanda semua negara termasuk indonesia, maka kami sedang menunggu hasil tes stelah tadi kami mengambil sempeldarah anak bapak dan ibu. Dan untuk kondisinya masi mengalami gejala sesak nafas, batuk dan demam, kita harus berdoa agar gejala tersebut bukan korona.



Istri



: tidak mungkin dok, tidak mungkin anak saya terkena korona. Dia



tidak pernak bergaul dengan orang lain selama pandemi ini kecuali dengan saya dan bapaknya dok (menangis) Dokter



: beberapa menit lagi hasilnyaa akan kita ketahui. Namun babap dan



ibu harus bersedia kami periksa juga. Dan untuk kemungkinan terburuknya, bapak dan ibu akan kami isolasi. Gunawan : (tertunduk dan bersedih) Baik pak segera periksa saya dan istri saya pak. (duduklah gunawan dan sitrinya untuk menunggu panggilan pemeriksaan) Dokter



: Bapak Gunawan di persilahkan, (menunjuk kursi untuk tempat duduk)



Gunawan : (menuj ke arah ke kursi pelayanan) (disaat dokter sedang melakukan pengambilan sempel darah pak Gunawan, kemudian datanglah seorang perawat yang membawa hasil dari tes sampel darah anak Gunawan dan istrinya) Perawat : permisi Dok, ini hasil dari tesnya. (memberikan data-data hasil tes kepada dokter) Dokter



: (beberapa detik memerhatikan hasil tes dengan ekspresi serius) Maaf



pak. Data ini sudah tidak bisa di bantah lahi, anak bapak positif Korona. Untuk selanjutnya kami akan melakukan penanganan yang intensif kepada putri bapak. Untuk empat belas hari kedepan anak bapak akan kami isolasi sampai dipastikan sembuh. Istri



: Ya tuhan pak. Kenapa ini bisa terjadi di anak kita pak. (menangis)



Gunawan : (menangis dan teriak) Ini semuah salahku.. Istri



: (menatap keheranan suaminya)ha? Maksud ayah apa?



Dokter



: Oh iya, bapak ini yang beberapa hari yang lalu kami periksa bukan?



Gunawan : iya dok. Betul itu adalah saya. Dokter



: beberapa hari yang lalu alat kami belum selengkap dan sepraktis yang



sekarang ini. Makanya untuk hasil pemeriksaan bapak kemarin belum keluar. Syukurlah bapak sudah melakukan tes hari ini dan dengan bantuan alat yang



praktis ini (menunjukan alat tes) hsailnya akan di ketahui kurang lebih beberapa menit saja. Gunawan : iya dok, jujur saja kemrin saya berbohong saat pemeriksaan pertama. Saya berkata bahwa saya sangat menjaga diri sesuai prosedur di perantauan. Namun sejujurnya saya tidak melakukannya dan saya tetap berbaur dengan masyarakat di wilayah terdampak itu. Istri



: ya allah ayah. Tega sekali kamu. Lihat anak kita sekarang. (menangis



dan geram sembari menatap suaminya) Dokter



: sekarang giliranya ibu. (kembali menunjuk dan mempersilahkan)



Pencahayaan: (Lampu panggung di matikan 10 detik dan kemudian dinyalakan kembali) Seting: (Diruang tunggu, Gunawan dan istrinya mondar mandir dengan wajah cemas dan gelisah menunggu kedatangan dokter) Dokter



: (Datang membawa hasil tes dan menuju ke kursinya) Maaf sudah



membuat bapak dan ibu menunggu, saya sudah mendapatkan hasilnya. Istri



: bagaimana hasilnya dokter? (memandang dengan cemas)



Gunawan : Tenang Dulu, Dokter akan Menjelaskan. Istri



: Kamu menyuruhku untuk diam? (menunjuk-nujuk gunawan dengan



wajah marah). Lihatlah hasil yang kau perbuat terhadap putri kita. (menangis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya) Dokter



: Saya mengerti apa yang ibu rasakan. Saya juga seorang ayah. Namun



dalam situasi seperti ini, panik bukanlah solusi. Kita harus tenang untuk menghadapi hal ini. Begitupun jika saya beritahukan hasil tes tadi. Saya mohon bapak dan ibu bisa menahan diri, untuk segala hal buruk yang bisa terjadi. Saya mohon respon bapak dan ibu tidak berlebihan. Gunawan : iya dok, saya faham. Tapi maksud dokter bicara seperti itu apa? (kening Gunawan Kembali Mengkerut) Pencahayaan: (lampu panggung manti dan menyala kembali, namun terfokus kepada para perawat di sudut panggung)



Musik: Musik menegangkan (belumlah selesai dokter menjelaskan hasil tes. Tiba-tiba para perawat dengan APD yang lengkap membawa dua orang di dalam keadaan di pakaikan dengan peralatan yang sesuai protokol penanganan virus korona. Kedua wajah dari pasien tersebut rupanya tidak asing. Dan dengan gejala yang sama dengan anak dari Gunawan). Pencahayaan: Lampu kembali menyala Istri



: Ayah. (Menujuk ke kerumunan Perawat dengan APD virus korona



lengkap) Itu bukanya mbak dian dan mas Joko ya? Gunawan : Ya allah benarkah itu mereka? (memasang wajah muram) Dokter



: bapak dan ibu mengenali mereka?



Gunawan : Iya dok, Mereka berasal dari kompleks kami. Dokter



: Apakah Sebelumnya bapak dan ibu berkomunikasi secara langsung



dengan mereka? Istri



: Iya Dok.



Dokter



: (Menggeleng-gelengkan kepala) Kita kembali kepembahasan soal



hasil tesnya ya bu. Istri



: iya dok, apapun hasilnya kami terima.



Dokter



: Andai saja bapak jujur mungkin saja istri dan anak bapak tidak akan



terkena hal ini Gunawan : Maksud Bapak saya Positif? Dokter



: hmmm.. iya pak. Ibu dan bapak rupanya positif korona.



Pencahayaan: Lampu panggung dimatikan Musik : Ku lihat ibu pertiwi Pandemi virus korona yang sudah muncul kepermukaan di akhir tahu 2019 di kota wuhan cina. Namun di tahun 2020 barulah hampir seluruh negara-negara terdampak oleh wabah ini. Ratusan jiwa meninggal, jutaan orang teritular virus



berbahaya itu. Dunia di gojang gajingkan oleh tentara kecil yang harus dilihat dengan alat super Zoom kamera. Ekonomi diluluh lantahkan. Para pemimpin dan pemerintahan di dunia dibuat kalangkabut. Banyak jasad-jasad yang menjadi aib bahkan tidak terterima untuk dimakamkan di kampung halamannya sendiri. Mayat-mayat bergelimpangan dijalanan dan di sudut-dudut bangunan kota, dan hanya tertutupi pelastik pelstik. Segala aktifitas terpaksa harus dilakukan di dalam rumah. persebaranya sangat cepat dan tak pilih-pilih tua maupun muda. Kesadaran diri dan kejujuran turut berperan sera dalam persebarannya. Keegoisan akan menumbalkan banyak jiwa-jiwa tak bersalah. Kelamnya 2020.