Naskah Pidato Ilmiah Pentingnya Kesehatan Mental [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pidato Ilmiah Pentingnya Kesehatan Mental bagi Generasi Muda



Yang terhormat, Dosen Pengampu Mata Kuliah Serta seluruh teman-teman mahasiswa yang saya cintai dan banggakan. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam. Sudah merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk memanjatkan puja dan puji hanya kepada-Nya, karena atas rahmat, kasih sayang, serta izin-Nya lah kita masih diberikan begitu banyak nikmat, baik itu nikmat sehat, maupun nikmat waktu luang yang terkadang kita lupa untuk mensyukurinya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada baginda Rasulullah, nabi Muhammad SAW. Manusia dengan akhlak yang paling mulia, yang sudah sepatutnya kita telusuri dan kita contoh segala amal perilakunya di atas segala idola yang ada saat ini. Karena atas dakwah beliaulah kita dapat merasakan indahnya islam hingga saat ini. Terima kasih sebanyak-banyaknya saya ucapkan kepada bapak dosen pengampu Mata Kuliah, yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk menyampaikan pidato singkat dalam perkuliahan kali ini. Insya Allah saya akan membawakan sebuah pidato bertemakan: Pentingnya Kesehatan Mental bagi Generasi Muda. Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, di masa pandemi ini, kesehatan menjadi nomor satu, protokol kesehatan ini, protokol kesehatan itu, cuci tangan, pakai masker, tetap di rumah, semua dilakukan dengan tujuan menjaga imunitas dan kesehatan fisik. Hampir semua tempat dan aktivitas tidak luput dari protokol kesehatan, dari acara pernikahan yang paling ramai dan besar, sampai warung kopi di ujung jalan yang sepi pembeli. Bahkan sampai roda ekonomi sempat sementara dibuat berhenti, untuk apa? Untuk menjaga kesehatan fisik dari seluruh lapisan masyarakat, walaupun dengan resiko besar yang harus diambil. Kira-kira sampai sejauh itulah usaha yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi yang berefek langsung kepada kesehatan fisik ini. Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, kita harus mengakui bahwa selain berefek ke kesehatan fisik, masa pandemi ini juga berdampak kepada kesehatan mental juga. Tentunya hal ini dapat disebabkan berbagai alasan, mulai dari perasaan lelah secara mental karena harus beraktivitas melalui sebuah komputer secara terus menerus, perasaan terkurung di dalam rumah secara konstan, sampai kurangnya interaksi sosial dengan masyarakat lainnya atau perasaan terisolasi. Hal-hal ini tentunya berdampak kurang baik ke kesehatan kita, berdampak langsung ke kesehatan mental kita, dan berdampak tidak langsung ke kesehatan fisik kita. Karena seperti yang kita ketahui, kesehatan mental terikat dan berhubungan



kesehatan fisik, sehingga keduanya harus dalam kondisi yang prima untuk memperoleh imunitas yang baik, terlebih lagi ketika melalui pandemi seperti sekarang ini. Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, tetapi sebenarnya siapa yang paling terdampak dari kendala-kendala kesehatan mental di atas, khususnya pada masa pandemi? Jawabannya adalah generasi muda, yang bisa dikategorikan dari usia tiga sampai delapan belas tahun. Mengapa begitu? Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, emosi dan mental suatu individu masih belum bisa dikenali dengan jelas oleh dirinya sendiri, atau dengan kata lain masih mencari jati diri. Suatu obstacle atau rintangan mental yang terlalu berat dapat mengganggu perkembangan emosional individu tersebut dan bahkan dapat meninggalkan kesan yang akan membekas dan berpotensi menjadi trauma bagi individu dalam lingkup usia tersebut. Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, memang sebenarnya apa kesehatan mental itu? Dikutip dari WHO, pengertian tentang sehat sendiri adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang lengkap sejahtera dan tidak semata-mata karena tidak adanya penyakit atau kelemahan. Jadi dapat dimengerti disini, bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Lalu kembali ke poin sebelumnya, mengapa saya mengimplikasikan bahwa pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada kesehatan mental generasi muda, terlebih lagi pada masa seperti ini? Hal itu dapat dijawab melalui sebuah hasil riset dari Kementerian Kesehatan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, dimana ditemukan kenaikan sebesar 50% dari hasil sebelumnya, yaitu Riskesdas 2013, terkait dengan masyarakat di bawah usia 18 tahun yang menunjukkan prevalensi depresi. Data tersebut menunjukkan ketidaksiapan pemerintah, grafik tindakan prevensi yang stagnan dan skala prioritas pemerintah yang terkesan setengahsetengah dalam menanggapi masalah ini akan menjadi bumerang yang akan berbalik mengenai Indonesia sendiri. Jumlah individu yang membutuhkan pertolongan mental terus bertambah, namun indikasi pemerintah akan menganggap serius masalah ini belum kunjung nampak. Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, sebenarnya apa saja yang dapat pemerintah dan, tentunya kita, sebagai masyarakat dapat lakukan untuk membantu menekel problematika ini? Konsep utama yang menjadi kunci dari menanggulangi masalah kesehatan mental adalah membuat lingkungan dimana generasi muda tumbuh dan berkembang menjadi lingkungan yang nyaman untuk mereka bereksplorasi, yang membuat mereka nyaman. Bukan berarti sekitar mereka harus mewah dan bagus, namun individu yang masih muda diberikan ruang, baik secara fisik dan mental, untuk mengenali diri mereka masing-masing, serta untuk mengeksplor apa bakat dan minat mereka. Konsep komplementer dari yang sebelumnya adalah dengan memberikan individu-individu muda ruang untuk bercerita dengan kita sebagai pendengarnya, dengan begitu mereka tidak akan segan untuk meminta bantuan ketika merasa mengalami masalah, baik itu masalah eksternal ataupun masalah internal dalam diri.



Bapak Dosen dan teman-teman yang saya hormati, sekiranya seperti itu pidato singkat yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua dapat membantu membentuk para generasi muda dengan mental yang sehat, jujur, serta beriman. Suka atau tidak, generasi mudalah yang akan menjadi tulang punggung Indonesia di masa mendatang, maka dari itu, diperlukan kontribusi kita untuk membantu membimbing generasi muda Indonesia. Semoga ada manfaat dan ilmu yang terselip dalam pidato singkat saya pada kesempatan ini, segala kebenaran datang dari Allah SWT dan segala kesalahan datang dari diri saya pribadi, mohon maaf atas segala kekhilafan, terimakasih banyak atas perhatiannya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Billahitaufik wal hidayah, akhirul kalam. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh