12 0 184 KB
KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
Dosen Pengampu: Ns. Sri Mulyani, S. Kep., M. Kep DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2 1. INDAH WIDYAASTUTI N.
G1B119022
2. SYIFA INAYATI
G1B119023
3. VINOLA ADIESTY PRATAMI
G1B119024
4. MUHAMMAD NASRIL LUKMAN
G1B119026
5. RIZKI DINI MAHARANI
G1B119029
6. OKTI MAGHFIRAWATI
G1B119032
7. PUTRI DWI AZIZI
G1B119033
8. SRI MULYANI
G1B119034
9. TASYA NABILA
G1B119040
10. ESA SURYA AULIA
G1B119042
11. SEPTIA DWI MAWARTI
G1B119050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
2
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala kelimpahan Rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat diperguakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepanya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yanag kami miliki sangat kurang.Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jambi, Desember 2020
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii BAB I..........................................................................................................................................................1 KONSEP TEORI.........................................................................................................................................1 1.
Konflik dalam berkomunikasi...........................................................................................................1
2.
Komunikasi antara perawat-dokter.............................................................................................2
3.
Komunikasi antara Perawat dengan Perawat...............................................................................2
4.
Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi...........................................................................3
5.
Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi.......................................................................3
6.
Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi.............................................................................3
7.
Komunikasi terkait kasus pemicu................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................4 KASUS ROLE PLAY DAN PENGORGANISASIAN...............................................................................4 BAB III......................................................................................................................................................13 PENUTUP.................................................................................................................................................13 Kesimpulan............................................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
ii
iii
BAB I KONSEP TEORI Komunikasi dengan Tim kesehatan lainnya, perawat menjalankan peran yang membutuhkan interaksi dengan berbagai anggota tim pelayanan kesehatan. Unsur yang membentuk hubungan perawat klien juga dapat diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini berfokus pada pembentukan tim, fasilitasi proses kelompok, kolaborasi, konsultasi,
delegasi,
supervisi,
kepemimpinan,
dan
manajemen.
Dibutuhkan
banyak
keterampilan komunikasi, termasuk berbicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan masalah kelompok, pemberian tinjauan performa, dan penulisan laporan. Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim kesehatan membutuhkan interaksi sosial dan terapeutik untuk membangun kepercayaan dan meperkuat hubungan. Semua orang memilki kebutuhan interpribadi akan penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi, kekuatan dan kontrol, serta perhatian. Perawat membutuhkan persahabatan, dukungan, bimbingan, dan dorongan dari pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat stress pekerjaan dan harus dapat menerapkan komunikasi yang baik dengan klien, sejawat dan rekan kerja. (Potter & Perry, 2009). 1.
Konflik dalam berkomunikasi
Tujuan utama dalam menangani konflik di tempat kerja adalah untuk menemukan kualitas tinggi dan solusi yang dapat diterima bersama.Dalam banyak contoh, berbagai jenis hubungan dapat berkembang melalui penggunaan teknik komunikasi manajemen konflik. Pada situasi klinis sebagai suatu proses kerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan mengikuti langkah :
Memperoleh data faktual : Mendapatkan semua informasi yang relevan tentang isu-isu spesifik yang terlibat dan sekitar respon perilaku klien untuk masalah perawatan kesehatan.
Pertimbangkan sudut pandang lain: Memiliki beberapa ide tentang apa masalah mungkin relevan dari sudut pandang orang lain, memberikan informasi penting tentang pendekatan interpersonal yang terbaik untuk digunakan.
Intervensi awal : Buat forum untuk komunikasi dua arah , sebaiknya bertemu secara berkala dengan tim kesehatan lain mencakup permasalahan klien.
1
2.
Komunikasi antara perawat-dokter
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan bergantung pada instruksi medis.Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri. Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter: 1.
Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi,
mengidentifikasi klien dan diagnosis klien atau orang-orang lain yang terlibat dalam masalah dengan nama. 2. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah), 3. Menyatakan tujuan , 4. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan praktek klinik, 5. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan, mengklarifikasi informasi terutama jika ini percakapan telepon, menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold & Boogs, 2007). 3.
Komunikasi antara Perawat dengan Perawat Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi
karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam memberikan pelayanan keperawatan.Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan. 4.
Komunikasi antara perawat dengan Ahli terapi. Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk
peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien.Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi.Asuhan dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan dengan dievaluasi oleh perawat.Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga.Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih jauh.Contoh : 2
Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat dan merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas. 5.
Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Farmasi Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasi tentang obat-obatan
mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikan secara bersamaan.Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatan yang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasinini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang.Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan.Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat. 6.
Komunikasi antara Perawat dengan Ahli Gizi. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).Pelayanan gizi di RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu. Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut.Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara kedua belah pihak. 7.
Komunikasi terkait kasus pemicu Fokus dalam segmen model komunikasi kesehatan dapat melukiskan hubungan interpersonal
dalam tim kesehatan. Northouse (1998) mengungkapkan ada 3 area permasalahan yang dimiliki dalam hubungan interprofesional yaitu: 3
1) Stres Peranan (Role Stress) 2) Rendahnya pemahaman interpersonal (lack of interpersonal understanding) 3) Otonomi yang keras (autonomy struggle)
BAB II KASUS ROLE PLAY DAN PENGORGANISASIAN Narator
: Indah
Pasien
: Nasril
Ibu pasien
: Okti
Adik pasien
: Sri Mulyani
Perawat 1
: Syifa
Perawat 2
: Esa
Perawat 3
: Kiki
Dokter 1
: Tasya
Dokter internis
: Vinola
Analisis lab
: Zizi
Konselor
: Septia
4
Pada suatu hari di salah satu Rumah Sakit yang ada di kota Jambi terdapat seorang pasien yang dirawat diruang UGD ditemani bersama ibunya, tak lama kemudian seorang perawat pun datang keruang pasien tersebut Di UGD RST Syifa
:
Selamat siang, bapak
Nasril
:
Selamat siang, ners
Syifa
:
Apakah benar ini dengan bapak nasril
Pasien
:
Iya benar ners
Syifa
:
Baiklah bapak sebelumnya perkenalkan saya perawat Syifa disini tujuan saya akan mencatat identitas bapak dan apa keluhan bapak, apakah bapak bersedia?
Nasril
:
Iya silahkan saja ners untuk identitas dapat di catat sesuai dengan KTP saya saja Ners.
Syifa Nasril
: :
Kalau begitu apa keluhan yang bapak rasakan? keluhan saya Bab cair selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB menurun,
Syifa
:
sariawan. Bapak apakah ada keluhan lain yang bapak rasakan?
Nasril
:
Sepertinya itu saja ners
Perawat
:
Baiklah kalau begitu pak apakah boleh saya periksa vital signnya, seperti tekanan darah, suhu, nafas dan berat badan?
Nasril
:
Iya silahkan ners
Syifa
:
Baiklah pak saya akan memulai pemeriksaan vital signnya
Syifa
:
Pak berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah kita lakukan didapatkan T/D 100/60 mmhg, Temperatur 35 0C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50.
Okti
:
Eh ners.. jadi anak saya ini harus bagaimana ya ners
Syifa
:
Ibu dan masnya tunggu saja dulu disini, saya akan melaporkan hasil pemeriksaan ini kepada dokter tasya nanti beliau akan melakukan pemeriksaan lanjutan kepada anak ibu
Okti
:
Baiklah ners terimakasih 5
Syifa
:
Iya sama sama
Syifa
:
Dokter.. Ini ada pasien baru dengan keluhan Bab cair selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB menurun, sariawan dan vital signnya. T/D 100/60 mmhg, Temperatur 35 0C, Nadi 76 x/mnt, Napas 28 x/mnt dan BB 50 kg.
Tasya Tasya
:
Baiklah ners terimakasih atas laporannya saya akan segera keruang
:
pasiennya Selamat siang pak, Apa benar ini dengan bapak nasril dengan keluhan bapak : selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter,
Nasril Tasya Nasril Tasya
: : : :
badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB menurun, sariawan ” Selamat siang, Benar dok, keluhan saya seperti itu. Kalau begitu, saya akan periksa bapak ya pak Iya, silahkan Bapak setelah saya periksa bapak harus di rawat karena membutuhkan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih lanjut oleh spesialis penyakit
Nasril Tasya Syifa Di Mawar Syifa Esa Esa Nasril Vinola Esa
: :
dalam, jadi saya memberikan resep obat. Saya serahkan kepada dokter, mana yang terbaik buat saya. Baiklah pak, Ners... tolong bapak ini di bawa kee Ruang Mawar untuk
:
di rawat ya Oh, yaa dok saya bawa sekarang pasiennya, mari pak
:
Mba, ini ada pasien baru dari UGD untuk di rawat di Ruang Mawar
: :
dan ini status pasiennya ya Iya mba silahkan pasiennya taruh di ranjang ini Bapak Sebentar lagi dokter spesialis penyaki dalam akan datang untuk
: : :
memeriksa bapak, jadi bapak jangan kemana-mana ya Iya ners Ners , apa ada pasien saya di Ruang Mawar ini? Ada dok, pasien atas nama Tn Nasril dari UGD dengan Bab cair
Ruang
selama + 3 bulan walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, berat BB menurun, sariawan dan vital signnya. T/D 100/60 mmhg, Temperatur 350C, Nadi 76 x/mnt, Napas 6
Vinola
:
28 x/mnt dan BB 50 kg Selamat pagi bapak saya dokter vinola, Apa benar bapak sakit selama + 3 bulan BAB cair walaupun sudah berobat di praktek dokter, badan lemas, nafsu makan kurang, BB menurun, dan sariawan? Dan
Nasril
:
disini saya mau periksa bapak pak Benar dok, sakit saya seperti yang dokter sebutkan dan silahkan periksa
Vinola
:
saja dok Baiklah pak pemeriksaan telah selesai saya menuliskan resep obat untuk di beli di Apotik RS dan juga ada pemeriksaan laboratorium
Nasril Vinola
: :
nantinya yang harus bapak jalani Iya dok, nanti saya beli obatnya di Apotik RS ini Ners... Komfirmasi dengan analis laboratorium untuk pemeriksaan
Esa Esa Zizi
: : :
laboratorium serum HIV dan hasilnya sampaikan kepada saya ya Iya, dok Mba, ada pasien untuk pemeriksaan serum HIV Oh yaa? nanti saya kesana.
Zizi Esa
: :
Mba, pasien mana yang mau saya ambil darahnya? Yang ini, mba.
Zizi
:
Selamat siang bapak saya zizi apakah benar dengan atas nama Tn Nasril?
Nasril
:
Iya saya sendiri
Zizi
:
Baiklah bapak apakah tadi sudah diberi tahu oleh perawat atau dokter kalau
bapak
akan
diambil
darahnya
untuk
diperiksakan
dio
laboratorium guna mendukung untuk menegakkan jenis penyakit yang bapak alami? Nasril
:
Sudah mba
Zizi
:
Baiklah untuk prosesnya saya akan menyuntikkan di daerah lengan
Nasril
:
Silahkan mba
Zizi
:
Permisi saya lihat tangannya ya pak... (sambil mengerjakan).. maaf sedikit sakit ya.
Sri
:
Mak .. kenapa abang disuntik mak kan sakit..
Okti
:
Tidak apa apa nak sakit sedikit saja itu untuk kelanjutan dari pemeriksaan penyakit abangmu
7
Sri
:
Makk .. apakah abang akan baik – baik saja mak
Okti
:
Tentu saja nak.. kamu yang tenang dulu duduknya biar mbanya fokus
Sri
:
Iya mak..
Zizi
:
Baiklah,
pengambilan
darah
sudah
selesai
dan
nanti
hasil
pemeriksaannya akan saya sampaikan kepada perawat Ruang Mawar :
ini ya pak Baiklah Terima kasih bu
Zizi Kiki
: :
Mba, ini hasil pemeriksaan lab. Tn Nasril dengan serum (+) HIV Oya, terima kasih mba
Hari ke 2 Kiki
:
Dokter, ini adalah hasil pemeriksaan lab pasien atas nama Nasril
Vinola
:
dengan serum (+) HIV dok Ners, kalau gitu saya mau ketemu pasiennya dan mana status
Kiki
:
pasiennya? Ini status pasiennya, dok
Vinola Nasril Vinola
: : :
Selamat siang apa benar ini keluarga dari pasien atas nama Nasril Selamat siang dok, iya benar saya sendiri ibunya Kalau begitu bisa kita bicara sebentar bu dan mas nya untuk
Okti 1
jam
kemudian
membicarakan mengenai hasil dari pemeriksaan. Okti
:
Baik dok
Vinola
:
Baiklah bu.. jadi berdasarkan pemeriksaan yang telah pihak rumah sakit
Okti
:
lakukan didapatkan hasil yaitu anak ibu menderita penyakit (+) HIV Apa dok? Itu tidak mungkin dok
Nasril
:
Mak.. maafin abang sebelumnya abang sudah menduga hal ini
Ibu
:
Kamu diam dulu ibu mau bicara sama dokter, dok bagaimana ini bisa
Okti Vinola
terjadi pada anak saya dok ? :
Ibu .. HIV ini biasanya menyebar melalui 2 hal yaitu dari darah dan 8
cairan kelamin orang yang terinfeksi, penyebab yang lain bisa saja prilaku hidup tidak sehat dari manusia itu sendiri. Contohnya, penggunaan narkoba ibu. Vinola
:
Saat ini yang ingin saya tanyakan kepada Tn. Nasril bagaimana anda sampai menduga bahwa anda bisa terkena HIV?
Nasril
:
Mungkin karena dulu waktu saya masih remaja saya adalah pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik secara bergantian dengan teman saya. Dan setelah beberapa tahun sampai saat ini saya mrengalami gejala aneh seperti demam, lesu, dan pegal – pegal dll sampai pada akhirnya kemarin saya mencari tau di internet gejala apakah yang saya alami ternyata gejala tersebut sama dengan gejala HIV.
Nasril
:
Dok, boleh tolong dijelaskan lagi mengenai penyakit saya inin dok?
Vinola
:
Iya, nanti penjelasan lebih lanjut untuk bapak tentang HIV, saya
Vinola
:
serahkan kepada konselor RS ya pak Sus, sampaikan kepada konselor untuk memberikan penjelasan dan
Kiki
:
pengarahan kepada pasien Nasril ya Iya dok
Sri Okti
: :
Mak.. kenapa lama sekali aku lapar ayo kita makan diluar mak Nasril.. sepertinya adik kamu ingin makan sekarang kamu tidak apa – apa harus menemui konselor rs sendirian?
Nasril
:
Tidak apa – apa mak, maaf karena abang sudah buat mak khawatir.
Sri
:
Mak.. ayoo kita makan
Okti
:
Iya nak, doa mak semoga kamu bisa sembuh kalo begitu mak pergi dulu, assalamu’alaikum
Nasril
:
Wa’alaikumsalam mak Ibu esa pun pergi meninggalkan Tn. Nasril di rumah sakit saat akan menemui konselor, setelah beberapa saat perawat kiki datang keruangan konselor untuk memberitahu mengenai permintaan dokter
untuk
menjelaskan 9
kepada
pasien
HIV
mengenai
penyakitnya Kiki Septia
:
Permisi Mba El, ada permintaan dari dokter internis untuk menjelaskan
:
dan mengarahkan pasein HIV ini Ooo Iya, nanti saya kesana. Selang beberapa menit kemudian konselor pun datang keruang mawar
Septia Kiki Septia Nasril Septia
: : : : :
Selamat siang ners, mana pasiennya ya Ini pasiennya mba Assalamu’alaikum selamat siang bapak Wa’alaikumsalam selamat siang. Perkenalkan nama saya septia sebagai konselor bapak sekarang, saya mau berbicara kepada bapak tentang penyakit yang bapak derita atau
Nasril Septia
: :
alami sekarang, apakah bersedia dan bapak ada waktu buat saya? Silahkan Saya harapkan bapak dapat tabah dan sabar atas penyakit yang bapak derita, sebagaimana yang di sampaikan dr. Vinola tentang penyakit
Nasril
:
bapak yaitu HIV Sus, saya sudah tahu tentang penyakit saya Apa yang harus saya
Septia
:
lakukan sekarang Yang bapak lakukan sekarang, bapak menerimanya dengan sabar dan tabah, berusaha untuk berobat, mendekatkan diri kepada Tuhan YME,
Septia Nasril Septia
: : :
dan beraktifitas seperti biasa Apakah bapak tahu tentang penyakit HIV? Saya tidak tahu Penyakit HIV di sebabkan oleh virus HIV yang menyerang kekebalan tubuh dan penularannya lewat persalinan, hubungan sex, transfusi
Septia Nasril
: :
darah, bekas jarum yang digunakan oleh penderita HIV Ohh, jadi itu penyebab dan penularan penyakit HIV Oh iya untuk pengobatan biasanya pasien Hiv akan diberikan obat ARV yang berfungsi menghambat penyebaran virus berbahaya tersebut untuk menggandakan diri. Nah bapak, ikuti saja arahan dokter, suster dan konselor selama bapak di dalam pengobatan, perawatan dan konseling
Nasril Septia
: :
HIV di RS ya pak Iya, saya akan mengikuti arahannya Saya berdoa semoga penyakit bapak ini dapat di sembuhkan, paling 10
: :
tidak dapat mengurangi penderitaan yang bapak alami Terima kasih atas doanya. Saya kira cukup pembicaraan kita pada hari ini, sebelumnya saya
Nasril
:
ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan Saya juga mengucapkan terima kasih atas pemberitahuan tentang
Septia Nasril
: :
penyakit saya dan nasehat-nasehatnya, sus Kalo begitu saya permisi ya pak assalamu’alaikum Wa’alaikumsalam
Nasril Septia
KESIMPULAN
1. Secara klinik seharusnya sebagai dokter dan perawat harus mengetahui seorang pasien terkena HIV atau tidak. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya resiko penularan terhadap pasien. 2. Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan serum (+) HIV, sehingga diagnose sudah dapat ditegakkan dan keperawatan sudah dapat dilakukan sesuai pasien dengan kasus HIV (+). 3. Dokter internis menjelaskan diagnosa HIV (+) terhadap pasien, agar ada kepastian penyakit yang di derita pasein, sehingga pasien tidak binggung dan bertanya-tanya tentang masalah penyakitnya. 4. Konselor mengexpelor atau mengali riwayat pasein HIV saat gonta ganti pasangan ketika berhubungan dengan lawan jenis selama satu tahun, agar lebih jelas dan terarah terhadap konseling yang dilakukan terhadap pasien. 5. Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit yang dialami, sehingga membangkitkan semangat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari dan bersosialisasi dengan baik terhadap keluarga dan masyarakat. 6. Privasi pasien HIV (+) untuk tidak menceritakan penyakit terhadap keluarga, harus di jaga dan di lindungi sesuai etika ODHA, agar jangan timbul kemarahan dan kebencian
11
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga tidak mengganggu hubungan keharmonisan keluarga dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36593589/Buku_Ajar_Komunikasi_Pelayanan_Kesehatan Cangara, Hafied.2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Poeter, Patricia A,dkk. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta. EGC.
12