Nilai Normal Pemeriksaan Darah Rutin [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rany
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Tri Utami Ningrum 2010730165 Nilai normal pemeriksaan darah rutin Nilai sel darah merah, sel darah putih, hemoglobin pada bayi baru lahir meningkat dibandingkan dengan bayi yang lebih besar, anak-anak dan sebagian orang dewasa. Nilai tinggi tersebut mulai menurun dalam 2 minggu setelah lahir. Kadar dewasa tercapai pada sekitar usia 18 tahun. 











   



LEUKOSIT (Hitung Total) Nilai normal : a. Dewasa : 5000-10000 sel/mm³ b. Neonatus : 9000-30000 sel/mm³ c. Bayi-Balita : 5700-18000 sel/mm³ d. Anak 10thn : 4500-13500 sel/mm³ e. Ibu hamil : 6000-17000 sel/mm³ LEUKOSIT (Hitung Jenis) a. Neutrofil segmen : 50-70% (2500-7000 sel/mm³) b. Neutrofil batang : 3-5% (150-500 sel/mm³) c. Limfosit : 25-35% (1750-3500 sel/mm³) d. Monosit : 4-6% (200-600 sel/mm³) e. Eosinofil : 1-3% (50-300 sel/mm³) f. Basofil : 0-1% (20-100 sel/mm³) ERITROSIT Nilai normal : a. Wanita dewasa : 4,0 – 5,5 juta sel/mm³ b. Pria dewasa : 4,5 - 6,2 juta sel/mm³ c. Bayi : 3,8 – 6,1 juta sel/mm³ d. Anak : 3,6 – 4,8 juta sel/mm³ TROMBOSIT Nilai normal : a. Dewasa : 150.000-400.000 sel/mm³ b. Anak : 110.000-450.000 sel/mm³ HEMOGLOBIN Nilai normal : a. Pria : 14,0-17,5 gram/100 ml b. wanita : 12,0-16,0 gram/100 ml CRP (C-reactive protein) Nilai normal : < 0,8 mg/dl LED Nilai normal : 1. Metode westergreen a. Pria : 0- 15 mm/jam b. Wanita : 0-20 mm/jam 2. Metode Wintrobe a. Pria : 0-9 mm/jam b. Wanita : 0-15 mm/jam



Shift to the left (Pergeseran ke kiri) Pergeseran ke kiri adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan peningkatan proporsi leukosit imatur (biasanya neutrofil) yang di jumpai dalam darah yang melawan infeksi berkepanjangan. Pada pergeseran ke kiri, neutrofil akan dilepaskan dari sumsum tulang sebelum mencapai kematangan sel akhir, karena tingginya kebutuhan sel darah putih. Neutrofil yang imatur sering disebut neutrofil



batang. Jika infeksi atau peradangan mulai mereda, pelepasan neutrofil imatur berhenti dan darah di katakan memperlihatkan pergeseran ke kanan, karena neutrofil matur kembali mendominasi apusan darah. Buku saku patofisiologi corwin ed.3 EGC http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/f47f4c5ec6c11e69d5479cfb7d4d953568fbe756.pdf Chernecky. C. C & Berger B.J Laboratory Tests and Diagnostic Procedures. 5th edition. Saunders Elsevier. 2008.



2. Imunisasi  Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain yang telah mendapat imunisasi aktif. A. Imunisasi pasif alamiah 1. Imunitas material melalui plasenta Antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif keadaan janin. IgG berfungsi sebagai antitoksik, antivirus dan antibakterial terhadap H.influenza B. Ibu yang mendapat vaksinasi aktif memberikan proteksi pasif kepada janin dan bayi. 2. Imunitas meterial melalui kolostrum Antibodi diteukan dalam ASI dan kadarnya lebih tinggi daripada kolostrum. ASI mengandung komponen sistem imun seperti Enhancement Growth Factor untuk bakteri yang diperlukan dalam usus atau faktor yang menhambat tumbuhnya kuman tertentu. B. Imunisasi pasif buatan 1. Immune Serum Globulin nonspesifik Tidak diberikan secara rutin, diberikan kepada penderita yang terpajan bahan yang berbahaya terhadapnya. Preparat dibuat dari plasma atau seru dari donor sehat tanpa memperhatikan sudah atau belu divaksinasi/dalam atau tidak dalam masa konvalesen suatu penyakit. Preparat diperoleh harus bebas dari virus hepatitis dan HIV atau AIDS. 2. Immune Serum Globulin spesifik Plasma atau serum diperoleh dari donor yang dipilih sesudah imunisasi dari suatu penyakit, disebut sesuai jenisnya misal: a. Hepatitis B immune Globulin HBIG diperoleh dari plasma manusia dengan titer tinggi antibodi HbsAg. Dapat diberikan pada masa perinatal kepada anak yang dilahirkan oleh ibu dengan infeksi virus hepatitis B atau mereka setelah kontak dengan seseorang hepatitis B yang HbsAg positif. b. ISG Hepatitis A Sebagai proteksi sebelum dan sesudah pajanan. c. ISG campak Diberikan sebelum vaksinasi dengan virus campak yang dilemahkan kepada anak-anak yang imunodefisien. d. Human Rabies Immune Globulin Diperoleh dari serum manusia yang hiperiun terhadap rabies (biasanya dokter hewan atau calon dokter hewan). Digunakan untuk mengobati penderita terpajan anjing gila e. Human Varicella-Zoster Immune Globulin Mengandung antibodi dengan titer tinggi terhadap varisela-zoster. Digunakan pada anak untuk mencegah terjangkit varisela. f. Antisera terhadap virus Sitomegalo Diberikan secara rutin kepada mereka yang mendapat transplan sumsum tulang untuk mengurangi reaktivasi virus bila diberikan obat iunosupresif. g. Antibodi Rhogam h. Tetanus Immune Globulin Antitoksin yang diberikan sebagai proteksi pasif setelah menderita luka. Diberikan secara IM dengan Toksoid tetapi pada lengan yang sebaliknya. i. Vaccinia Immune Globulin



Diberikan kepada penderita eksim atau imunokompromais yang terpajan dengan vaksinia. 3. Serum asal hewan Seperti anti bisa ular tertentu, laba-laba, kalajengking yang beracun digunakan untuk mengobati mereka yang digigit. 4. Antibodi heterolog versus antibodi homolog  Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Keuntungannya yaitu terjadi replikasi mikroba sehingga menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi alamiah. Perbadaan respons imun diberbagai bagian tubuh Ada perbedaan kadar antibodi dalam intra dan ekstra-vaskuler. sIgA diproduksi setepat di lamina propria dibawah membran mukosa saluran napas dan cerna tempat masuk kuman. sIgA merupakan Ig utama dalam sekresi hidung, bronkus,empedu, saluran kemih. Pemberian vaksin polio oral memacu produksi antipolio dan ditemukan di dalam sekresi nasal dan duodenum, sedang peberian vaksin mati parenteral tidak. sIgA memberikan keuntungan dapat mencegah virus ditempat virus masuk tubuh. IgG dan IgM dapat ditemukan dalam sekresi setempat. Hal ini berarti Ig serum dapat berperan pada imunitas ekstravaskuler.  VAKSIN VIRUS Respons antivirus adalah kompleks, karena ada beberapa faktor yang berperan seperti tempat virus masuk tubuh, tempat virus melekat pada sel, infeksi virus, respons antibodi dan CMI. Respons imun yang baik mencakup efek antibodi pada permukaan epitel. Efek ini dapat diperoleh dari IgA lokal atau IgG dan IgM ekstravaskular setempat. IgG adalah antibodi yang terpenting diantara antibodi antivirus tetapi virus yang sudah diikat sel penjamu tidak dapat dilepaskan lagi oleh antibodi. a. Vaksin rubela Mengandung virus yang dilemahkan atau dimatikan, berasal dari virus dengan antigen tunggal yang ditumbuhkan dalam biakan Human Diploid Cell Line. Perlu diberikan kepada wanita sebelum pubertas dengan virus yang dilemahkan, karena rubela dapat menimbulkan malforasi pada janin. b. Vaksin Influenza Penyakit influenza disebabkan virus famili Ortomiksoviride yang terdiri dari virud tipe A, B dan C. Dianjurkan vaksinasi pada semua anak usia 6-23bulan dan untuk semua dewasa lebih dari usia 50tahun. c. Vaksin Campak vaksin hidup yang dilemahkan dan dibiakan, diberikan untuk mencegah penyakit campak, gondongan d. Vaksin poliomielitis 1. Vaksin virus mati (inactivated polio vaccin, salk) Diproduksi dari virus yang ditumbuhkan dalam biakan yang kemudian diinaktifkan sinar ultraviolet. Memberikan imunitas terhadap penyakit sistemik, tidak pada infeksi intestinal oleh polio. 2. Vaksin oral (Oral Polio Vaccin, Sabin) Dibuat dari virus yang dibiakan, dilemahkan dan memberikan proteksi terhadap infeksi intestinal dan penyakit paralisa. e. Vaksin hepatitis B f. Vaksin hepatitis A



g. Vaksin Varisela h. Vaksin retro Dapat mencegah kematian bayi akibat diare. i. Vaksin Papiloma Resiko tinggi virus tipe papiloma merupakan penyebab lesi prekankes dan kanker serviks rahim.  Vaksin Bakteri a. Vaksin DOMI Memproduksi vaksin Vi dan vaksin kolera b. Vaksin Bacille Calmette-Guerin Vaksin BCG adalah vaksin mikrobakterium yang dilemahkan pada manusia terhadap pencegahan tuberkulosis. c. Vaksinasi subunit Vaksinasi yang terdiri atas makromolekul spesifik asal patogen yang dimurnikan. Tiga bentuk utama yang merupakan komponen vaksinasi subunit: 1. Vaksin polisakarida (vaksin konjugat), dibuat dari polisakarida kapsud bakteri. Contoh vaksin polisakarida : Vaksin pneumokok, vaksin hemofilus influenza, vaksin neseria meningitidis, vaksin S.pneumoni. 2. Antitoksin (ekso dan endotoksin)-toksoid, digunakan bila toksin bakteri penyebab Utama penyakit. Contoh vaksin toksoid : Antitoksin botilinum, antitoksin difteri, antitoksin tetanus, DPT (difteri, pertusis dan tetanus) 3. Vaksin peptida, vaksin subunit yang hanya mengandung epitop dari antigen protektif.