8 0 7 MB
NLP & HYPNOSIS FOR SPORT
BERDOA
NLP AND HYPNOSIS FOR SPORT Maintaining Athlete Peak Performance With NLP and Hypnosis
JOHN SERAN, S.Pd., M.Fis., AIFO-P., CHt., CI. Certified Instructor IHC & PKHI
Certified Hypnotherapist IACT, USA Certified Instructor BNSP.
Dosen Olah Raga IKIP PGRI Bali 2013 - 2016. Wasit - Juri PB. Muaythai Indonesia Tim Sport Science Pelatda Bali 2015 - 2016. Ahli Ilmu Faal Olahraga Prestasi.
BINPRES Muaythai Indonesia PENGPROV Bali 2018 - 2022 KABID Sport Science KONI Klungkung 2020 - 2024 Pelatih Muaythai Indonesia KONI Klungkung HP : 0811 3939 639
IG : @indonesiansporthypnosis
Profile Trainer Yusdi Lastutiyanto, S.Pd.,M.Si •
CERTIFIED INSTRUCTOR INDONESIAN HYPNOSIS CENTRE (IHC)
•
CERTIFIED TRAINER CREATIVE NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (C-NLP)
•
TRAINER BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI (BNSP –RI)
•
PRAKTISI RESOURCES THERAPY INTERNASIONAL
•
ASESOR LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI LSP KHI
•
CERTIFIED HYPNOTHERAPIST IACT-USA
Yusdi Lastutiyanto / John Seran 2022
2
PEMBAHASAN AWAL/FONDASI
1
2
3
APA ITU NLP?
APA ITU HIPNOSIS?
TEKNIK
Definisi Sederhana NLP
Definisi Sederhana Hipnosis
Aplikasi Hypnosis dan NLP untuk Sport
Home /
Service /
About /
Information /
No
Topic
1
Fondasi NLP
Dasar Filosofi NLP
2
Hypnosis 101
Fenomena Hypnosis yang Alamiah
3
Protokoler Hypnosis
Tahapan Hipnosis Sederhana
4
Visualisasi
Teknik Menggambar di Mental
5
Goal Setting
Membuat Target Pencapaian
6
Presentasi Goal Setting
Sharing
7
Self Talk dan Incantation
Bagaimana Berbicara dengan diri sendiri
John Seran & Yusdi Lastutiyanto
Fondasi NLP Dasar Filosofi NLP
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
APA ITU NLP? NLP adalah ilmu yang mempelajari Proses Berpikir Richard Bandler
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Tujuan Pembelajaran Peserta dapat mengetahui bagaimana filosofi berpikir, metode dan teknik NLP yang bisa digunakan dalam latihan dan pertandingan.
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Bagaimana NLP Bekerja Desire State Present State (Keadaan Saat ini)
Process dan Metode
(Kondisi Yang di inginkan terjadi)
1. Komunikasi 1. Program Belajar 2. Rencana Belajar 3. Indikator pencapaian 4. Pemahaman Dasar
2. Keterhubungan 3. Pendekatan Ajar 4. Differensiasi 5. Umpan Balik 6. Coaching 7. Delivery 8. Sumber dan media ajar
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
1. Tujuan Belajar Tercapai 2. Nyaman saat Belajar 3. Nilai Belajar Maksimal
4 + 1 Tahap Belajar Tahap 4: Uncoscious Competen (Tidak Sadar, Kompeten)
4
Tahap 3: Conscious Competen (Sadar, Kompeten)
3
2
1
Tahap 2: Conscious Incompetence (Sadar, tidak kompeten)
Tahap 1: Unconscious Incompetence (Tidak Sadar, Tidak Kompeten)
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
+1 Conscious Unconscious Competence Sadar Secara Tidak Sadar Kompeten
3 Langkah Menguasai Sesuatu
Modelling
Immersion
Repetition
(Amati Tiru Modifikasi)
Totalitas and Focus
(Rebuilding Habbits)
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Definisi NLP • Ilmu yang mempelajari bagaimana otak mengkodekan pembelajaran dan pengalaman.
• Ilmu yang mempelajari struktur pengalaman subjektif seseorang. • Sikap dan metodologi yang meninggalkan jejak teknik. • Sebuah model bagaimana kita menerima informasi dan memproses informasi. • Pendekatan revolusioner komunikasi dan pengembangan manusia. • Ilmu yang mempelajari perbedaan untuk menghasilkan perbedaan.
• Panduan dalam menggunakan otak Anda agar bekerja
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Definisi NLP Co-creator NLP, Richard Bandler pernah mendefinisikan NLP sebagai SIKAP dan METODOLOGI yang meninggalkan jejak TEKNIK... ATTITUDE
METHODOLOGY
TECHNIQUES
-
- Modelling • Fisiologi • Bahasa • Pola • Strategi
-
Sikap Pembelajar Rasa Penasaran Peneliti Experimen Praktek terhadap diri
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Anchoring Komunikasi Submodality Coaching
Struktur Pengalaman Latihan: 1. Rasakan kembali sebuah pengalaman yang menyenangkan. 2. Ceritakanlah. • Lihat, dengar dan rasakan (VAKOG) • Ada siapa saja di peristiwa tersebut? (Introject) • Dimana peristiwa itu terjadi dan kapan? (Time and Place) 3. Apa perasaan yang muncul? (Feeling) 4. Adakah sensasi di tubuh Anda, dimana letaknya? (Body Sensation) 5. Apa yang Anda pikiran dan katakan pada diri Anda saat itu ? (Thought and Self Talk) 6. Apa yang Anda yakini dari kejadian tersebut ? (Belief) 7. Apa yang Anda nilai berharga dari kejadian itu? (Value) 8. Apa yang Anda maknai dari kejadian itu? (Meaning) 9. Apa keterampilan berpikir yang Anda dapati dari peristiwa itu? (Skills) 10. Apa yang Anda lakukan saat peristiwa itu terjadi? (Attitude) 11. Menjadi lebih apa sekarang Anda dengan peristiwa tersebut? (Identity) Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Sejarah NLP Richard Bandler
1970’s John Grinder
Fritz Perls Virginia Satir Milton H. Erickson
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
The Structure of Magic
Patterns of The Hypnotic Techniques of Milton H. Erickson MD
4 Pillar NLP Outcome Hasil
Sensory Acuity Kepekaan indrawi
Behavior Flexibility Fleksibel
Rapport Keakraban
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Presuposisi NLP Keyakinan Yang Mendukung dalam Proses Latihan
• Keakraban dapat tercipta ketika kita menghargai bagaimana orang lain melihat dunianya. • Perilaku berkerja berdasarkan konteks • Semua perilaku memiliki tujuan positif • Resistensi dari orang lain mengindikasikan kurangnya keakraban. • Sebuah perilaku tidak mewakili seseorang, karena berkerja berdasarkan konteks • Seseorang melakukan yang terbaik berdasarkan sumber daya yang dimiliki. • Tidak ada kata gagal, tapi umpan balik berupa informasi dari sebuah usaha. • Ajarkan materi ajar selangkah demi selangkah untuk mendapatkan sukses. • Seseorang yang memiliki perilaku fleksible akan mengendalikan keadaan. Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Presuposisi NLP Keyakinan Yang Mendukung dalam Proses Latihan
• • • • • • • • •
Atlit bertanggung jawab dengan pikiran mereka sendiri dan hasil belajarnya. Peta berpikir bukanlah realitas sebenarnya. Seberapa baik Anda berkomunikasi ditunjukkan oleh respons yang Anda terima. Kita semua bisa menjadi banyak ide/sumber daya jika kita bertanggung jawab atas keadaan emosi kita. Komunikator yang fleksible bisa menemukan cara bagaimana membangun keakraban. Mengkalibrasi perilaku Perilaku saat ini adalah pilihan terbaik yang tersedia. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi Setiap memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk sukses. Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Prinsip Pemberdayaan dalam NLP • Ibu dari NLP adalah proses modeling yang bertujuan mempelajari perbedaan untuk menghasilkan perbedaan.
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Modeling • Strategi duplikasi atas ekselensi dari kemampuan seseorang melalui struktur tertentu untuk dapat diaplikasikan serta diajarkan ulang kepada orang lain dan mendapatkan hasil yang sama. • Alih-alih bertanya mengapa perilaku ekselen tersebut bisa dimiliki seseorang, modeling mengurai : 1.
Bagaimana persisnya seseorang memunculkan perilaku ekselennya secara konsisten.
2.
Bagaimana persisnya mereka mencapai hasil dengan kualitas yang tinggi?
3.
Apa perbedaan yang membedakan (the difference that makes a difference) antara mereka dengan orang yang rata-rata?
• Simple Modeling
: Fisiologi
• Complex Modeling
: Belief, Strategy dan Neuro-Logical Level
• Memahami proses 'bagaimana' ini menjadikan kita mampu melakukan apa yang mereka lakukan secepat mungkin. Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Prinsip Praktik dalam NLP TOTE (Test - Operate - Test - Exit) : merupakan salah satu model yang ditawarkan NLP untuk membantu kita dalam melakukan verifikasi serta kalibrasi terhadap proses perubahan dari Present State ke Desire State.
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
Strategy Melibatkan Modalitas Diri sebagai sarana mencari sumber daya
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
PRINSIP DASAR PENGGUNAAN TEKNIK NLP
Yusdi Lastutiyanto
HUMAN MODEL OF THE WORLD
Manfaat: Mengetahui bagaimana proses informasi diterima pikiran dan diproses sehingga menjadi sebuah perilaku tertentu atau respon.
Nilai dan Keyakinan Belief adalah asumsi-asumsi yang dimiliki oleh seseorang dalam memandang diri sendiri (internal) serta dunia (eksternal).
Value adalah sesuatu yang dianggap penting dikaitkan dengan keyakinan yang dimiliki. Limiting Belief : Hopelesness : tidak memiliki harapan Helplesness : tidak mampu tanpa pertolongan . Worthlesness : mampu namun merasa tidak layak. Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
State State adalah konfigurasi antara fisiologi dan neurology, body dan mind. Contoh: BT, sedih, gembira, nervous, pengen tahu, dll. Merubah salah satu kondisi akan berpengaruh terhadap kondisi yang lain. State itu bisa terlihat tanda-tanda externalnya. Baik muka, body language, expresi dan lain-lain
Life, Mind and Body Are One System Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
State = Inti Perubahan • Tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan sistem yang saling terkait dan saling mempengaruhi. Anda masih ingat presuposisi ini, kan? • Kondisi saling barkaitan inilah yang dalam NLP sering disebut dengan state. Pikirkan sebuah pengalaman, dan tubuh Anda akan menyesuaikan diri agar Anda dapat melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman tersebut dengan utuh. Pikirkan pengalaman lain, dan kesemuanya akan mengikuti pula. • Sebaliknya, gerakkan tubuh Anda secara energik, dan Anda akan menyadari betapa pikiran Anda akan mencari gambaran, suara, dan perasaan yang sesuai dengan gerakan tersebut.**
Yusdi Lastutiyanto & Idewa Adiyadnya
State = Inti Perubahan Bagaimana kita mengendalikan state kita: • Access: pengalaman masa lalu, berimajinasi masa depan, dan orang lain yang yang memiliki kondisi tersebut. • Amplify: memodifikasi gambar dalam state tsb, memodifikasi suara atau musik, meningkatkan intensitas perasaan.
• Anchor: Tombol pikiran perasaan. Setelah mengakses sebuah kondisi yang diinginkan, kemudian meningkatkan intensitasnya, kita dapat memasang anchor. • Apply: Setelah Anchor terpasang saatnya anda memanfaatkannya. • Kalibrasi: mengukur state seseorang
• Break state : Pemutusan pola dari suatu kondisi State tertentu baik berupa ucapan maupun gerakan dengan tujuan untuk beralih ke state yang baru.
Hypnosis 101 Fenomena Hypnosis yang Alamiah Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Apakah Itu Hipnosis? Pelajari keadaan klien dengan seksama
▪ Dari Segi Keilmuan: - Hipnosis adalah ilmu yang mempelajari pengaruh sugesti dan imajinasi terhadap pikiran manusia.
▪ Dari Segi Fenomena: - Hipnosis adalah diterimanya suatu ide atau perintah tanpa disaring dulu karena filter mental tidak aktif.
▪ Filter Mental - Bagian dari pikiran manusia yang berfungsi menganalisa dan merasionalisasi setiap informasi yang masuk ke pikiran.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
ILUSTRASI PIKIRAN MANUSIA
Sigmund Freud
SUGESTI NORMAL Sadar 12% Rasional, Analitis
Psikoanalisis
SUGESTI HIPNOSIS
Memori Sementara
Bawah Sadar 88% Kebiasaan, Emosi, Keyakinan, Intuisi, Persepsi, Respon Otomatis, Protektif, Kreativitas, Memori Permanen
Braiwave
24 Cps
Beta
Daerah Super Aktif Dengan 5 – 9 Fokus Secara Bergantian Secara Cepat
14 Cps
Alpha
Daerah Tenang Fokus Relatif Sedikit
Theta
Daerah Sangat Tenang Fokus Internal
Delta
Tidur Normal
7 Cps
3.5 Cps
0.5 Cps 0 Cps
(Prinsip) Natural Hypnosis or Trance • Suggestion • penerimaan suatu ide • tanpa pemikiran kritis • Rapport • Pacing/Kesamaan • Sameness • Like • Trust • Leading • Age • Regression • Progression • Revivication • Ideosensory Activities • Halusination • Negative • Positive • Time Distortion • Short • Long
• Suggestion - Posthypnotic suggestion - Prehypnotic suggestion • Ingatan - Amnesia - Hypermnesia • Tidur - Hypnagogic - Hypnopompic - Hypnosleep • Otot - Catalepsy - Flexibility-Relax-movement • Larut - Association - Dissociation • Rasa - Glove Anesthesia - Hypnoanaesthesia - Analgesia - Hypernestesia • Automatic Writing • Somnabulism
HYPNOSPORT FRAMWORK ▪ Program Mental Training yang diberikan kepada atlit untuk berada dalam kondisi EMOSI STABIL dan PEAK STATE
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
PRINSIP LATIHAN OLAH RAGA ▪ Latihan merupakan aktifitas olahraga yang SISTEMATIS dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara PROGRESIF dan INDIVIDUAL yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia mencapai sasaran yang telah di tentukan. (Bompa 1999:5)
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Peran Mental Saat Perlombaan / Pertandingan
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
APA ITU SPORTS HYPNOSIS?
Protokoler Hypnosis Tahapan Hipnosis Sederhana Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Tahapan Hipnosis atau Hipnotherapi Formal Pelajari keadaan klien dengan seksama
▪ Pre-Induction ▪ Induction
▪ Deepening ▪ Depth Level test ▪ Termination
▪ Post Hypnotic ▪ Normal
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Visualisasi Teknik Menggambar di Mental Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
VISUALISASI Menciptakan jaringan baru di neuron
▪ Proses memandu imajinasi seseorang untuk melakukan perubahan. ▪ Memandu imajinasi seseorang
▪ Mengakses pengalaman dimasa lalu untuk mencari sumber daya ▪ Menggunakan Imajinasi untuk membuat sumber daya atau lebih berdaya
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
VISUALISASI Menciptakan jaringan baru di neuron
▪ Proses memandu imajinasi seseorang untuk melakukan perubahan. ▪ Memandu imajinasi seseorang
▪ Mengakses pengalaman dimasa lalu untuk mencari sumber daya ▪ Menggunakan Imajinasi untuk membuat sumber daya atau lebih berdaya
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
VISUALISASI NEUROPLASTISITAS
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
VIDEO REBECA OWEN
JURNAL INT & NASIONAL
VIDEO JERUK NIPIS
Goal Setting Memanfaatkan Konsep Energi Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
SMART Model Secara Umum GOAL SETTING DENGAN SMART MODEL Dengan membuat rencana terukur dan terarah maka program latihan bisa dibuat realistis.
Specific
Apa yang ingin dicapai?
Tuliskan secara spesifik, detail dan jelas
Measurable
Bagaimana Anda tahu, jika Anda sudah mencapainya?
Achievable
Apakah Anda memiliki Sumber daya untuk mencapainya ?
Tuliskan Tuliskan Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Realistic
Apakah target ini realistis dan ekologis untuk Anda? Tuliskan
Time
Berapa lama Anda mencapainya?
Tuliskan
Presentasi Goal Setting Presentasi Goal Setting Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
4 Mat Syatem 1. Why: - Mengapa, Anda ingin mencapai tujuan ini? - Apa manfaatnya untuk Anda dan Tim Anda? 2. What? - Materi Latihan ini tentang apa? - Keterampilan Apa yang akan di raih atlit? 3. How? - Bagaimana mengajarkannya? - Bagaimana atlit Mempelajarinya? 4. What If? - Apa yang terjadi jika atlit bisa memahaminya? - Bagaimana Jika atlit menemukan kebuntuan? Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Self Talk dan Incantation Teknik Berbicara dengan diri sendiro
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
SELF TALK Mempelajari apa yang dikatakan pada diri sendiri
• Observation Perhatikan kata yang Anda ucapkan tentang diri Anda sendiri
• Challenge Tantang cara berpikir Anda, apakah ini realitas atau hanya imajinasi
• Replace Ganti dengan Kalimat baru yang lebih memberdayakan atau tambah koma di akhir kalimat
• Reinforcement Yakinkan diri Anda dengan pilihan berpikir Anda
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Incantation Mengasosiasikan Kalimat Affirmatif dengan Gerakan
• Mengucapkan Kata-kata Affirmasi dengan Gerakan • Mantra Diri
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
No
Topic Hari 2
1
New Code Games
NLP for High Performance State
2
Case Formulation
Memformulasikan factor penghambat mental athlete
3
Teknik Katarsis
Teknik melepaskan dan merubah emosi
4
Editing Submodalitas
Mengedit film dipikiran
5
Framing dan Reframing
Membingkai dan membingkai ulang persepsi
6
Teknik Anchoring
Membuat jangkar emosi
7
Duplikasi Keterampilan dan Gestalt
Menduplikasi keterampilan orang lain
8
Teknik Coaching
Mengedukasi diri sendiri
9
Teknik Relaksasi
Relaksasi Mental
John Seran & Yusdi Lastutiyanto
New Code Games NLP for High Performance State Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Prinsip New Code Menjaga mood dalam keadaan terbaik
Meningkatnya kepekaan
seseorang karena terjadi keseimbangan antara fungsi otak kiri dan kanan. Katarsis Gerak Dalam New Code, sumber daya diri (peak states) dibuat secara langsung melalui partisipasi dalam suatu aktivitas, seringkali game itu sendiri menciptakan status kinerja tinggi.” John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Manfaat New Code Games Menjaga mood dalam keadaan terbaik
• New Code Games mengaktifkan sirkuit neurologis yang berfungsi sebagai dasar untuk perubahan dalam konteks yang dipilih oleh klien. Struktur permainan dirancang untuk memastikan kondisi kinerja tinggi hadir. • Serangkaian permainan atau aktivitas yang secara alami mengarah pada pengaktifan seseorang dalam keadaan bebas konten dan kinerja tinggi didasarkan pada Chain of Excellence. Sumber : https://www.nlpacademy.co.uk/what_is_new_code_nlp/
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
New Code Games Menjaga mood dalam keadaan terbaik
• Breathe of Life • Color Games • Audio Games • Alphabet Games • Corydon Games • Nasa Games
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Breathe Of Life Menjaga mood dalam keadaan terbaik
• Manipulating physiology is through the manipulation of breathing patterns.” • Motion Creates Emotions • Merubah posisi merubah mood. • Bergerak Memberikan Makna. • Bergerak mengurangi tingkat sensitivitas atau mengakses sumber daya. John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Corydon ball
MANFAAT BERNAFAS Latihan Bernafas
A. Breathing and State of Mind B. Membuka, Membersihkan, Menstimulasi dan Menguatkan C. Menjernihkan, Mengharmoniskan dan Menyeimbangkan. D. Bernafas melalui hidung saja E. Bernafas melalui mulut saja F. Bernafas menghirup melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut G. Bernafas menghirup melalui mulut dan mengeluarkan melalui hidung.
H. Menghirup melalui hidung dan mulut secara bersamaan dan mengeluarkan melalui hidung dan mulut secara bersamaan. Yusdi Lastutiyanto
Colours Games
Alphabet Games • “Mind and Body is one System” NLP Presuposisi
Alphabet Games
A
B
C
D
E
Tengah
Kiri
Tengah
Kanan
Kiri
F
G
H
I
J
Tengah
Tengah
Kanan
Kiri
Tengah
K
L
M
N
O
Tengah
Kanan
Tengah
Kiri
Tengah
P
Q
R
S
T
Kanan
Kiri
Tengah
Kanan
Kiri
U
V
W
X
Y
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Tengah
Nasa Games
Case Formulation Memformulasikan factor penghambat mental athlete
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Action exploration Pelajari keadaan klien dengan seksama
Mengulang Kembali Sebuah
Fenomena dan di Explorasi 1. Access: Ulang kembali Adegan 2. Evaluate: Koreksi
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Assesment Pelajari keadaan klien dengan seksama
X.Y.Z Model X : Masalah emosi/ Pemikiran/ Perilaku Spesifik Y : Pemicu, Tempat dan Waktu (Kriteria Spesifik) Z : Tujuan Yang Ingin di Capai / Perubahan
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Indikator Perubahan Pelajari keadaan klien dengan seksama
Fomulasi Kasus: “Klien mengalami X ( Cemas) Ketika Y ( Bicara di depan publik lebih dari 100 orang).” Kriteria Keberhasilan “Klien bisa Z ( Percaya Diri) Ketika Y ( Bicara di depan public lebih dari 100 orang )”
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Pola Pertanyaan Formulasi Kasus: Pelajari keadaan klien dengan seksama
Terapis : -
“Bisa ceritakan lebih dalam apa persisnya yang Anda alami, dan apa pemicunya?”
-
“Siapa/Apa persisnya yang membuat Anda tidak nyaman?”
-
“Apa yang Anda maksud tidak percaya diri dan dalam hal apa Anda tidak percaya diri?”
-
“Siapa persisnya yang membuat Anda marah? Dan apa yang dikatakannya?”
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Pola Pertanyaan Formulasi Kasus: Pelajari keadaan klien dengan seksama
Terapis : -
“Apa yang Anda harapkan terjadi jika bertemu dengan orang itu lagi?”
-
“Apa yang Anda inginkan terjadi jika mengingat kejadian itu lagi?”
-
“Apa yang Anda Anda harapkan berubah dari situasi yang Anda hadapi saat ini?”
-
“Bagaimana Anda nanti merubah respon Anda? dan Apa dampaknya jika Anda berani merubah reapon/perilaku Anda?”
-
“Mungkinkan Anda melakukan perubahan itu, sekarang?
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Rumus Formulasi Kasus Pelajari keadaan klien dengan seksama
Ketika berhadapan dengan klien Anda perlu merefleksikan masalah yang sedang di hadapinya: Fomulasi Kasus: “Klien mengalami X (Masalah emosi/Pemikiran/Perilaku Spesifik) Ketika Y (Pemicu, Tempat, Waktu atau Kriteria).” Kriteria Keberhasilan “Klien bisa Z (Respon Ideal emosi/Pemikiran/ Perilaku spesifik) Ketika Y (Pemicu, Waktu, tempat atau Kriteria)”
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Contoh Formulasi Kasus Pelajari keadaan klien dengan seksama
Fomulasi Kasus: “Klien mengalami X ( Cemas) Ketika Y ( Bicara di depan publik lebih dari 100 orang).” Kriteria Keberhasilan “Klien bisa Z ( Percaya Diri) Ketika Y ( Bicara di depan public lebih dari 100 orang )”
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Katarsis Teknik melepaskan dan merubah emosi Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Katarsis LANGKAH-LANGKAHNYA
Elicit State / Katarsis • Ceritakan kejadian atau fenomena yang membuat tidak nyaman • Ceritakan apa yang dirasakan • Perjelas informasi dari apa yang di lihat, dengar dan rasakan. • Perjelas apa yang Anda harapkan terjadi • Perjelas apa yang Anda sebenarnya ingin lakukan tapi tidak dilakukan
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Katarsis LANGKAH-LANGKAHNYA
Identifikasi emosi yang sulit untuk ditangani, di kontrol atau dikelola.
• Nama Emosi • Skala • Sensasi ditubuh • Perdalam sensasinya
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Katarsis LANGKAH-LANGKAHNYA
Identifikasi pemicu munculnya masalah • • • • • •
Objek, Waktu, Tempat dan Kritera Konflik Diri Orang Lain Masa Lalu Masa Depan Timeline John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Editing Submodalitas Mengedit Film dipikiran Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Sub-Modalitas NLP • Setiap modalitas (V-A-K-O-G) memiliki perbedaan yang lebih spesifik dimana perbedaan inilah yang membedakan setiap individu dalam memberikan makna terhadap suatu pengalaman atau dunia eksternal. • Perbedaan inilah yang disebut dengan Sub-modality (Submodalitas), atau dengan kata lain Sub-modality adalah “kualitas dari suatu modality”
• Setiap pengalaman memiliki kualitas Sub-modality yang berbeda-beda yang akan dikodekan ke dalam Internal Map (peta internal). • Merubah kualitas Sub-modality atas pengalaman akan merubah pula makna dan emosi dari pengalaman.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Sub-Modalitas NLP
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Elicit State Relax • Elicit state relax di pikiran Anda • Rasakan kembali moment dimana Anda sangat Relax • Observasi Visual, Audio dan Rasa • Buat rasa relax itu muncul 2 x lipat
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Elicit State Tertawa • Silahkan elicit state tertawa. • Rasakan kembali moment lucu dalam hidup Anda • Observasi Visual, Audio dan Rasa • Buat rasa lucu itu muncul 2 x lipat
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Elicit Sub-Modalitas
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Swish Pattern
Manfaat: Merubah struktur sebuah pengalaman atau menghapus gambarnya. Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Swish Pattern Langkah :
1.Masuk ke dalam pengalaman yang ingin dirubah. Buat salah satu gambaran dari pengalaman tersebut (Cue Image). Lakukan Re-Map Su modality untuk meningkatkan intensitasnya (ukuran/pencahayaan) – Associate. 2.Ciptakan satu gambaran pengalaman untuk menjadi satu sosok yang diinginkan (Desire Image) - Dissociate.
3.Buat satu gambaran sebuah bingkai yang kosong dihadapannya dan Isi bingkai tersebut dengan Cue Image. 4.Letakkan gambaran kecil dari Desire Image di salah sudut bingkai tersebut.
5.Setelah kedua gambaran tersebut terletak dalam bingkai, lakukan pergeseran secara cepat dimana Cue Image menjadi mengecil dan bingk terisi oleh Desire Image secara penuh.
6.Bila perlu tambahkan ucapan : “Wuuuzzz…” 7.Nikmati sejenak Desire Image. Setelah itu kosongkan bingkai. 8.Ulangi proses Swish dan lakukan Breaking State diantara pengulangannya. 9.Lakukan test terhadap perilaku lama (Cue Image).
10.Jika masih muncul ulangi proses Swish. Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Re-Map Experience
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
The Compulsion Blowout 1. 2. 3. 4.
Identifikasi V.A.K.O.G Intensitas Blow the Pictures
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Framing dan Reframing Membingkai dan membingkai ulang persepsi Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
FRAME Pelajari keadaan klien dengan seksama
Sikap atau cara pandang seseorang dalam merespon dunia eksternal berdasarkan peta internal yang dimilikinya.
Manfaat: Mengetahui bingkai berpikir seseorang Ketika merespon sesuatu
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
REFRAME
Cara seseorang dalam membingkai ulang (memberi makna baru) terhadap suatu peristiwa.
• Content Reframe / Meaning Memberikan makna baru
• Context Reframe Memberikan alternatif pemikiran baru
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
SIX STEP REFRAMING Langkah : 1.Tarik nafas dan buang dengan perlahan hingga masuk dalam kondisi yang benar-benar rileks. Pikirkan perilaku yang ingin dirubah. 2.Tanyakan kepada diri : “Maukah kalian berkomunikasi dengan saya kali ini?” Amati apakah ada signal dari diri melalui sensor inderawi. Perkuat jika sudah mendapatkan signal. Jika perlu mintalah untuk lebih memperkuat signal. 3.Tanyakan : “Apakah maksud positif dari perilaku ini?” 4.Katakan : “Bagian kreatif, tolong berikan saya 3 alternatif selain perilaku yang ada dengan tetap mempertahankan maksud positif”. 5.Tanyakan kepada bagian perilaku apakah mau menerima tiga alternatif lain 6.Tanyakan apakah ada bagian lain yang menolak dengan adanya 3 alternatif perilaku tersebut. (Jika masih ada ulangi langkah No. 2 dst.)
Manfaat : Mencari solusi dari bagian kreatif Anda
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
PARTS INTEGRATION Langkah :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Identifikasi bagian diri yang Anda anggap bermasalah/butuh support Panggil bagian tersebut apakah bersedia untuk berdiskusi? Berterima kasih karena bagian tersebut sudah hadir dan muncul Bangun koneksi / hubungan dengan bagian tersebut, tanyakan tujuan/maksud positif dia hadir. Panggil bagian diri yang lain yang mungkin punya sudut pandang berbeda. Negoisasikan apa tujuan tertinggi dan sepakati hasil akhir yang ingin dicapai Integrasikan bagian itu untuk saling mendukung dan memahami.
Manfaat: Mencari High Purpose (tujuan tertinggi) untuk konflik diri. John Seran / Yusdi Lastutiyanto
PERCEPTUAL POSITION Langkah : 1.Posisi Pertama : Alami secara langsung peristiwa tsb dalam peta mental (libatkan sub-modality). 2.Amati seolah-olah sedang mengamati lawan bicara. Gunakan kata ganti orang pertama “saya” ketika sdg berbicara dalam hati. 3.Break State 4.Posisi Kedua : Pindah posisi duduk dan imajinasikan masuk ke dalam diri lawan bicara. Kenali bahasa tubuh, ekspresi wajah, hingga nada suara. Buatlah gambaran mental sedang berbicara dengan “diri anda” dan gunakan kata ganti “kamu”. Perhatikan “diri anda” yg ada di hadapan “anda”. 5.Break state 6.Posisi Ketiga : Pindah posisi anda dan dalam imajinasia seolah sedang mengamati ada 2 orang sedang berbicara di depan anda seolah sedang melihat sebuah adegan film. Amati dan dapatkan pembelajaran dari apa yang anda lihat. 7.Break State 8.Kembali ke posisi pertama sambil meniatkan membawa kebijakan dan perspektif yang baru dari posisi kedua dan ketiga. 9.Ulangi siklus sambil mengamati apakah terdapat pembelajaran baru. Catatan : Posisi pertama (Self), Posisi Kedua (Other), Posisi Ketiga (Observer)
Manfaat: Melihat masalah dari sudut pandang berbeda John Seran / Yusdi Lastutiyanto
PERCEPTUAL POSITION
Manfaat: Melihat masalah dari sudut pandang berbeda John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Anchoring Membuat Jangkar Emosi Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Jangkar Emosi Suatu stimulus (informasi) yang diterima melalui sensor inderawi (VAKOG) serta memiliki respon yang bersifat asosiatif sehingga mengakibatkan suatu perilaku tertentu. Anchor dapat tercipta secara tidak sengaja maupun memang diprogram untuk tujuan tertentu. Bila anda mendengar kata “coklat” apa yang terpikirkan?
Anchor bisa dipicu melalui: Tonal, tactile, visual, olfactory, gustatory Anchor sebaiknya dibuat sebelum ke puncak state
If “Stimulus” then “Response” Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Cara Membuat Jangkar Emosi Agar Anchor dapat bekerja secara lebih efektif dan maksimal maka dalam membentuk Anchor haruslah memenuhi syarat sbb : •Associate •Unik / khas •Pengulangan •Intensitas emosi •Ketepatan / moment
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Aplikasi Membuat Jangkar Emosi Sliding Anchor Pembuatan Anchor yang dilakukan dengan cara menggeser (Analog) untuk mendapatkan intensitas state secara bertahap.
Stacking Anchor Proses melakukan penumpukan Anchor dengan kualitas state yang sejenis pada satu lokasi yang sama (Kinestetik).
Collapsing Anchor Salah satu teknik untuk menghilangkan pengaruh dari suatu Anchor.
Chaining Anchor Teknik pembuatan beberapa Anchor untuk menghasilkan pengaruh secara berkesinambungan.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Aplikasi Membuat Jangkar Emosi Spatial Anchor Pembuatan Anchor yang dilakukan untuk diri sendiri yang bisa digunakan dimana dan kapan saja.
Stealing Anchor Membuat jangkar kepada orang lain untuk menyematkan ide dan gagasan
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Langkah langkah Anchoring 1. Kenali Keadaan atau situasi tertentu yang dibutuhkan atau diinginkan 2. Tentukan Anchor yang akan digunakan 3. Mintalah orang tersebut untuk mengingat suatu waktu di mana ia mengalami keadaan itu dengan sangat kuat. 4. Bantu orang itu masuk ke dalam pengalaman itu & biarkan ia TETAP di sana. Arahkan ia untuk memperhatikan apa yang ia lihat, dengar & rasakan. 5. Mintalah orang ini benar benar tenggelam dalam perasaan selama berasa di sana. Lakukan kalibrasi, lalu anchorlah dengan menggunakan stimulus yang sudah disiapkan. Ingat pertahankan stimulusnya tekanan, gambaran, atau suara hanya pada saat orang itu merasakan pada puncaknya. Lepaskan anchor dan kembali ke adaan sekarang 6. Breaking state, test
7.
Future pacing Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Latihan: Memasang Anchor Lakukan latihan ini bertiga, 1 orang (A) sebagai Praktisi, 1 (B) orang sebagai klien, dan 1 orang lagi (C) sebagai pengamat. 1. A meminta B untuk mengingat-ingat sebuah pengalaman spesifik ketika B merasa sangat termotivasi. Ini hanya sebuah contoh, sehingga B sebenarnya dapat memilih kondisi positif apa saja. 2. A berdiskusi dengan B anchor seperti apakah yang akan dipasang dan dimana letaknya (jika itu kinestetik). 3. A memandu B untukmencapai kondisi yangdiinginkan, untuk kemudian memasang anchor yang telah ditetapkan . Baik A maupun C kemudian mengkalibrasi B untuk mengetahui apakah B sudah mencapai kondisi puncak yang diinginkan. A kemudian memasang anchor sesuai dengan 4 prinsip yang telah dijelaskan di atas (keunikan, intensitas tertinggi, kemurnian kondisi, dan memasang saat di puncak). 4. A kemudian memandu B untuk melakukan break state, dengan mengalihkan perhatian, menghapus pikiran, mengubah pola nafas, dsb.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Sliding Anchor Pattern 1.
Akses Sebuah state yang ingin di ubah. Pasang anchor-nya pada satu titik
2.
Geser Anchor tersebut pada titik lain dengan state yang berbeda.
3.
Amplikasi state di titik yang sudah berubah.
4.
Break state.
5.
Akses sebuah state dengan menekan titik yang sudah tergeser.
6.
Tes dengan memicu Anchor yang sudah Anda buat.
7.
Perkuat Anchornya. Caranya ulangi langkah 3 dan 4 untuk memastikan anchor positif ini semakin kuat dan dapat anda gunakan di masa depan.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Stacking Anchor Pattern 1.
Akses beberapa state yang ingin Anda gunakan sebagai sumber daya.
2.
Pasang anchor-nya pada satu titik
3.
Amplikasi state di titik tersebut..
4.
Break state.
5.
Akses anchor tersebut dan rasakan apakah state yang sudah Anda buat muncul.
6.
Tes dengan memicu Anchor yang sudah Anda buat.
7.
Perkuat Anchornya. Caranya ulangi langkah 3 dan 4 untuk memastikan anchor positif ini semakin kuat dan dapat anda gunakan di masa depan.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Collapsing Anchor Pattern 1.
Akses Sebuah state yang ingin anda netralkan. Pasang anchor-nya
2.
Break state. Lakukan berbagai hal yang mengalihkan anda dari state tadi.
3.
Akses sebuah state positif yang ingin anda alami.
4.
Amplikasi state positif yang ingin anda alami. Pasang anchor-nya yang berbeda dengan anchor yang tadi.
5.
Break state. Lakukan berbagai hal yang mengalihkan anda dari state tadi.
6.
Lakukan langkah berikut: • Picu anchor negatif, biarkan statenya muncul, sambil memicu anchor tersebut... • Picu anchor positif, anda merasakan persaan yang aneh? Bagus nikmati perasaan itu. • Lepas anchor positif tunggu beberapa detik, kemudian lepas anchor negatif.
7.
Break state. Lakukan berbagai hal yang mengalihkan anda dari state tadi.
8.
Tes dengan memicu anchor negatif. Adakah anda kehilangan perasaan negatif tsb? Jika ya lanjutkan ke langkah berikutnya. Jika tidak ulangi dari langkah ke -3.
9.
Perkuat anchor positif. Caranya ulangi langkah 3 dan 4 untuk memastikan anchor positif ini semakin kuat dan dapat anda gunakan di masa depan. Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Chaining Anchor Pattern 1.
Tentukan state negatif yang ingin diubah. mis. Malas, loyo, dan state dll.
2.
Desain sebuah rencana untuk menjembatani perubahan state tersebut. Contoh: dari malas, ke tertarik, ke penasaran, kemudian berujung semangat.
3.
Akses masing–masing state yang sudah anda tentukan dan pasang anchor yang berbeda. Lakukan break state di setiap pemasangan anchor.
4.
Sambungkan anchor: a. Mulailah dengan memicu anchor pertama, biarkan state tersebut muncul. Ketika ia sampai pada puncaknya dengan tetap mempertahankan anchor pertama. b. Picu achor kedua, biarkan state tersebut muncul, tunggu beberapa saat, kemudian lepaskan anchor pertama. Ketika ia sampai pada puncaknya dengan tetap mempertahankan anchor kedua. c. Picu anchor ke tiga, lakukan persis seperti langkah b hingga anchor terakhir.
5.
Break state. Ulangi lankah 4 sebanyak 5 kali.
6.
Tes dengan memicu anchor pertama, apakah state nya muncul.
7.
Pikirkan satu waktu ketika anda membutuhkan state baru ini. Picu anchornya dan rasakan apa yang terjadi.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Spatial Anchor Pattern • Tentukan suatu perilaku yang diiginkan terasosiasi dengan suatu jangkar. • Pilih satu objek, tempat atau Gerakan yang Anda inginkan Anda jadikan Anchor. • Buatlah gambaran di dalam peta mental adanya diri Anda sedang berdiri di depan Anda sebagai individu yang baru dengan memiliki perila yang diinginkan (Disoasiasi). • Buatlah gambaran tersebut sedemikian nyata dan jika perlu lakukan perubahan “skenario” layaknya sutradara film. (Asosiasi) • Amplikasi dan Anchor. Setelah mendapatkan gambaran dan perasaan yang pas, amplikasi state anda dan pasang anchor. Break state. • Apabila sudah sesuai (Test) kembalilah ke diri Anda saat ini dan pikirkan suatu kondisi di mana perilaku tersebut diperlukan. (Exit) Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Stealing Anchor Pattern • Tentukan suatu ide atau pengaruh yang Anda ingin tanamkan kepada orang lain. • Tentukan jangkar yang ingin Anda gunakan agar nanti terasosasi dengan ide tersebut. • Gunakan Gerakan tangan atau tubuh Anda sebagai jangkar • Tambahkan unsur Visual, Auditory dan Kinestetik dalam Cerita Anda • Amplifikasi cerita atau presentasi Anda dengan sub-modalitas • Gunakan Jeda saat Anda menyampaikan cerita. • Tambahkan Bahasa Milton Model dalam kalimat Anda
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Stealing Anchor Pattern • Tentukan suatu ide atau pengaruh yang Anda ingin tanamkan kepada orang lain. • Tentukan jangkar yang ingin Anda gunakan agar nanti terasosasi dengan ide tersebut. • Gunakan Gerakan tangan atau tubuh Anda sebagai jangkar • Tambahkan unsur Visual, Auditory dan Kinestetik dalam Cerita Anda • Amplifikasi cerita atau presentasi Anda dengan sub-modalitas • Gunakan Jeda saat Anda menyampaikan cerita. • Tambahkan Bahasa Milton Model dalam kalimat Anda
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Circle Of Excellence 1.
Tentukan Outcome.
2.
Pikirkan sumber daya apa saja yang diperlukan untuk melengkapi Outcome yang diinginkan tersebut.
3.
Carilah pengalaman yang pernah dialami dimana sumber daya tersebut pernah dimiliki.
4.
Jika memang tidak ada cari satu Model yang memiliki ekselensi yang sama dengan Outcome yang diinginkan.
5.
Buat lingkaran dan ciptakan gambaran mental bahwa di dalam lingkaran tersebut segala sumber daya yang diperlukan telah ada.
6.
Melangkah masuk ke dalam lingkaran dan biarkan seluruh sensori inderawi menangkap sumber daya yang diperlukan. Ikuti gerakan jika memang ada.
7.
Perkuat sensainya (Amplify) dan buat Anchor.
8.
Keluar dari lingkaran.
9.
Breaking State.
10. Picu Anchor dan Future Pacing (Test). Yusdi Lastutiyanto & John Seran
DISIPLIN
JANGKAR VISUAL, AUDIO DAN KINESTETIK
ENJOY
LINGKARAN IMAGINER
YAKIN
BUAT TOMBOL ENTER
TENANG
Duplikasi Keterampilan Bagaimana menduplikasi Keterampilan Seseorang Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
MODELING Proses duplikasi dan identifikasi untuk di instal ke dalam diri secara makro dan mikro.
Bisa terkait perilaku, nilai dan keyakinan.
Modelling Proses duplikasi dan identifikasi untuk di instal ke dalam diri secara makro dan mikro. Bisa terkait perilaku, nilai dan keyakinan.
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
New Behavior Generator Teknik yang dapat membantu dalam membangun sebuah perilaku baru yang kita perlukan untuk mencapai suatu outcome dengan cara meng-install program serta strategi baru. Teknik ini merupakan penggabungan dari : • Asosiasi – Disosiasi • Eye Accessing Cues • Strategy
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
New Behavior Generator Langkah :
1. Tentukan suatu perilaku yang diiginkan. Outcome apakah yg diinginkan dengan memiliki perilaku tsb. 2. Buatlah gambaran di dalam peta mental adanya diri Anda sedang berdiri di depan Anda sebagai individu yang baru dengan memiliki perilaku baru yang diinginkan (Disosiasi). 3. Buatlah gambaran tersebut sedemikian nyata dan jika perlu lakukan perubahan “skenario” layaknya sutradara film. 4. Dalam gambaran imajinasi, masukilah diri Anda yang baru (melihat, mendengar, dan merasakan) dan bandingkan dengan diri Anda yang baru yang tadi Anda amati. Apakah tidak bertentangan secara ekologis. (Test) 5. Jika masih perlu adanya perubahan, kembalilah menjadi “sutradara” untuk merubahnya. (Operate) 6. Apabila sudah sesuai (Test) kembalilah ke diri Anda saat ini dan pikirkan suatu kondisi di mana perilaku tersebut di perlukan. (Exit) Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Gestalt Imagery Meningkatkan Kepekaan dan Kesadaran Diri
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Gestalt Imagery ▪ Tentukan Tujuan ▪ Ilustrsikan Tokoh
▪ Figur Otoritas ▪ Positioning ▪ Kata/Kata
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Deep Trance Identification Modeling Skills Teknik modelling dengan menciptakan gambaran
secara utuh kemudian melakukan pengamatan atas apa yang dilakukan oleh Role Model dengan skill yang dimilikinya. Langkah : 1. 2. 3. 4.
Light Trance. Amati Model. Ciptakan gambaran secara utuh dari Role Model. Associate.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Teknik Coaching Melakukan Kognitif Coaching Kepada Atlit
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
Neuro Logical Level • Neuro Logical Level adalah sebuah konsep logika berpikir yang dapat digunakan untuk melakukan perubahan, modeling dan caoching?
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Contoh Pertanyaan NLL Tentukan Tujuan/Model 1. Lingkungan: “Lingkungan seperti apa yang bisa mendukung tujuan Anda?” 2. Perilaku: “Apa perilaku yang perlu Anda ubah untuk mencapi tujuan Anda?” 3. Keterampilan: “Keterampilan Apa yang diperlukan unutk mencapai tujuan Anda?” 4. Keyakinan/Nilai: “Apa yang perlu Anda Yakini untuk mencapi tujuan Anda?” 5. Identitas: “Apa yang akan terjadi pada Anda saat tujuan itu tercapai?” 6. Spiritual: “Jika tujuan itu tercapai apa manfaat besarnya untuk Anda dan orang sekitar Anda?”
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Mind To Muscle Pattern Scaling Clear Outcomes/
Pain or Pleasure Script
Tes Fisik Meta Yes & No
Knowing Ide (Mission Statement)
Doing Saya Tahu...
Saya Yakin..
Saya Akan...
Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Saya Pikir...
Saya Rasa...
Satu hal yang saya lakukan saat ini
Tahapan Membuat Feedback 1. Berikan Apresiasi Positif terhadap hal yang sudah dilakukan. 2. Sampaikan dengan Jujur dan Tulus 3. Lanjutkan dengan kalimat motivasi 4. Berikan kritik yang konstruktif 5. Berikan saran langsung 6. Sampaikan secara singkat 7. Berikan petunjuk 8. Berikan objektif perubahan 9. Fokus kepada situasi daripada orang 10. Berikan tugas spesifik 11. Ucapkan terima kasih Yusdi Lastutiyanto & John Seran
Teknik Relaksasi Teknik Self Hypnosis kepada Atlit Dengan memaksimalkan konsep energi dapat membantu pelengkap pemberian sugesti.
John Seran / Yusdi Lastutiyanto
HYPNOTIC FORMULA: A.M.B.I.S.I Teknik Self Hyonosis Sederhana dengan sugesti diri
▪ Awareness. ▪ Motivation
▪ Belief ▪ Imagination ▪ Suggestion
▪ Integration .
Yusdi Lastutiyanto
HYPNOTIC FORMULA: R.A.I.L Teknik Self Hyonosis Sederhana dengan sugesti diri
▪ Relaxs ▪ Attention
▪ Intention ▪ Letting Go.
Yusdi Lastutiyanto
Double Binds Buat klien menentukan waktu kesembuhannya dengan pilihan yang Anda buat
▪ “Anda mau lebih sehat setelah pulang dari terapi ini atau sekarang?” ▪ “Anda mau mendapatkan hasil yang maksimal dari terapi ini dengan
mendengarkan saya atau mengikuti perintah saya?” ▪ “Anda mau merasakan perubahan menjadi lebih baik nanti atau sekarang?”
Yusdi Lastutiyanto
Yes Set Conditioning Bingkai cara berpikir klien untuk membuat harapan Gunakan pola kata Yes Set untuk membingkai cara berpikir Klien dan membuat harapan. - “Anda mau sembuh ya?”
- “Anda mau sehat ya?” - “Anda mau lebih fresh ya?” - “Dengarkan kata-kata dan ikuti perintah saya ya!”
Yusdi Lastutiyanto
Teknik Sederhana Memahami pemicu muncunya suatu emosi dan hal yang diharapkan terjadi
1. 2. 3. 4.
Pahami Emosi yang muncul Tanyakan Harapannya Gunakan Pola Yes Set Gunakan Konsep R.A.I.L
Yusdi Lastutiyanto
END OF THE SLIDES
Home /
Service /
About /
Information /