Notulen STBM Nu Ka 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH KOTA BANDUNG



DINAS KESEHATAN



UPT PUSKESMAS CIPAMOKOLAN Jl. Raya Cipamokolan RT 04/08 Telp. 7565495 CipamokolanRancasari Bandung Email : [email protected]



NOTULEN Notulen



: Pelatihan kader STBM



Pertemuan Tanggal : 5 September 2019 Pukul : 08.00.00 s/d selesai Tempat



: Aula Kecamatan Rancasari



Moderator



: Sisri Hamda Yeni



Susunan



: 1. Pembukaan



Acara



2. Menyanyikan Lagu Wajib Indonesia Raya 3. Sambutan Camat atau yang mewakili sekaligus membuka acara 4. Pemaparan Materi 5. Diskusi dan tanya jawab 6. Penutup



Pembahasan



: 1. Penyampaian Materi STBM oleh dr. Dewi Primasari a. Materi STMB Pengertian STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi higienis dan saniter melalui pemberdayaan



masyarakat



dengan



cara



pemicuan.



Penyelenggara pelaksanaan pendekatan STBM adalah masyarakat, baik yang terdiri dari individu, rumah tangga maupun kelompok-kelompok masyarakat. Tujuan STBM untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setiggitingginya. Prinsip STBM: Tanpa subsidi,



Masyarakat sebagai



pemimpin, Tidak menggurui/memaksa, Totalitas seluruh komponen masyarakat



5 pilar STBM: tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Komponen dasar STBM: perubahan perilaku,peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan, pengelolaan berbasis masyarakat



yang



berkelanjutan,



dukungan



institusi



kepada masyarakat. Menurut UU No. 32 tahun 2004: masalah sanitasi adalah kewenangan daerah Permasalahan



strategi



STBM



adalah:



rendahnya



kesadaran dan komitmen pemerintah daerah mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sanitasi, rendahnya kesadaran dan komitmen pemerintah daerah mengenai mengenai pentingnya pembngunan sanitasi, belum tersedianya pendekatan pembangunan sanitasi yang sistematis, terbatasnya pilihan teknologi sanitasi berbasis masyarakat khususnya di daerah sulit (rawa, cadas, dan pesisir pantai), terbatasnya akses masyarakat



terhadap



suplai



sanitasi,



terbatasnya



pendanaan pemerintah. Partisispasi masyarakat



masyarakat dalam



dalam



proses



STBM



Melibatkan



pembangunan



dapat



merangsang proses tersebut berlangsung dengan cepat dan berkelanjutan. Tujuan partisipasi masyarakat adalah



meningkatkan



kemampuan



meningkatkan



masyarakat



dan



pemberdayaan masyarakat. Tingkatan partisipasi masyarakat: masyarakat hanya menerima informasi, masyarakat mulai diajak untuk berunding, membuat keputusan secara bersama-sama, mayarakat mulai mendapatkan wewenang atau control. Hambatan partisipasi: Rasa rendah diri dihadapan penguasa, ketakutan untuk mengungkapkan gagasannya dalam pertemuan kelompok, rasa percaya diri yang rendah, ketidakpercayaan kepada pemegang kekuasaan, enggan mengambil risiko, takut



akan akibat ekonomis atau kehilangan peran social, takut akan kritik untuk mengambil langkah-langkah diluar kebiasaan. kubu-kubuan, rasa tidak berdaya dan pasrah, kurang pengalaman untuk bekerja dalam kelompok, kurang ketrampilan dalam perencanaan dan pemecahan masalah. Tangga perubahan perilaku masyarakat: -



OD



-



ODF



-



Perilaku hygiene lainnya



-



Sanitasi total



Untuk



tercapainya



STBM



harus



adanya



komitmen



masyarakat dan sangsi yang diterapkan di masyarakat tersebut. b. Masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan Sound system yang ada di Kecamatan Rancasari tidak berfungsi baik. 2. Moderator memimpin sesi diskusi dan tanya jawab, dengan hasil diskusi dan tanya jawab sebagai berikut : a. Dalam pelaksanaan cuci tangan idealnya menggunakan sabun namun apabila dalam perjalanan atau dalam keadaan tertentu yang tidak memungkinkan untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, maka boleh cuci tangan diganti dengan tisu basah atau hand sanitaizer. b. Cara mencegah BAB sembarangan adalah dengan memberikan



pengetahuan



dan



meningkatkan



kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya yang akan



ditimbulkan



dari



BAB



sembarangan



secara



berkesinambungan. c. Untuk kotoran hewan atau kotoran manusia yang dimanfaatkan untuk biodiesel belum bisa dijelaskan karena belum mengerti akan hal tersebut.



Kesimpulan



: 1. Materi tentang STBM telah disampaikan 2. Komitmen dan sanksi untuk terciptanya STBM



Notulis,



Imas Masitoh



KESEPAKATAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT 1. Penyebarluasan informasi oleh peserta rapat mengenai STBM 2. Penyuluhan secara kontinyu dan berkesinambungan baik oleh kader maupun petugas kesehatan tentang STBM 3. Meningkatkan kebersihan pribadi dan lingkungan, selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam setiap tatanan. 4. Meningkatkan



peran



kader



dan



tokoh



masyarakat



serta



apparat



kewilayahan dalam penggerakan sasaran sehingga dapat meningkatkan cakupan hasil kegiatan.