Novitasari Manurung - Paper Bab 14 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PENGUNGKAPAN DAN SARANA INTERPRETIF



Dosen Pengampu : Fitri Yani Panggabean SE.,M.S.i Disusun Oleh : Novitasari Manurung 1815100122



UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI MEDAN FAKULTAS SOSIAL SAINS PRODI AKUNTANSI 2020



DAFTAR ISI Kata Pengantar.................................................................................................................. Daftar Isi........................................................................................................................... Bab I Pendahuluan............................................................................................................ 1.1 Pendahuluan................................................................................................................ 1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................... 1.3 Tujuan Masalah........................................................................................................... Bab II Pembahasan............................................................................................................ 2.1 Konsep Pengungkapan................................................................................................ 2.2 Siapa yang diituju ?..................................................................................................... 2.3 Fungsi dan Tujuan Pengungkapan.............................................................................. 2.4 Keluesan dan Kerincian Pengungkapan...................................................................... 2.5 Metode Pengungkapan................................................................................................ 2.6 Sarana Interpretif......................................................................................................... 2.7 Masalah Yang Terjadi................................................................................................. Bab III Penutup ................................................................................................................ 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ Daftar Pustaka...................................................................................................................



KATA PENGANTAR



Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi ini dengan baik. Makalah ini berjudul tentang“Pengungkapan dan Sarana Interpretif”.Saya menyusun makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca. Selain itu, makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Akuntansi. Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kebaikan kesempurnaan makalah ini. Sekian dari saya dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



Medan 31 Desember 2020



Penulis



BAB I PENDAHULUAN



1.1 .    Pendahuluan Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan data, disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha. Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full). Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengugkapan yang cukup. Pengungkapan ini mencakup pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar laporan keuangan tidak menyesatkan. Wajar dan lengkap merupakan konsep yang  lebih bersifat positif, pengungkapan yang wajar menunjukkan tujuan etis agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan.Pengungkapan yang lengkap mensyaratkan perlunya penyajian semua informasi yang relavan. Terlalu banyak informasi yang disajikan akan membahayakan karena penyajian rincian yang tidak penting justru akan mangaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan keuangan tersebut sulit dipahami. Oleh karena itu, pengungkapan yang tepat mengenai informasi yang penting  bagi para investor dan pihak lainnya, hendaknya bersifat cukup, wajar dan lengkap. 1.2.     Rumusan Masalah 1.      Untuk siapa informasi diungkapkan ? 2.      Mengapa pengungkapan harus dilakukan ? 3.      Seberapa banyak dan informasi apa saja yang harus diungkapkan ? 4.      Bagaimana cara dan kapan mengungkapkan informasi ? 1.3.    Tujuan Penulisan 1.      Mahasiswa dapat mengetahui untuk siapa informasi diungkap. 2.      Mahasiswa dapat mengetahui alasan pengungkapan suatu informasi. 3.      Mahasiswa dapat mengetahui informasi apa saja yang harus diungkap. 4.      Mahasiswa dapat mengetahui cara dan kapan seharusnya pengungkapan informasi tersebut dilakukan. BAB II PEMBAHASAN



2.1    Pengungkapan Secara konseptual, pengungkapan merupaka bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Evans (2003) mengartikan pengungkapan sebagai berikut : Disclosure means supplying information in the financial statements, including the statements themselves, the notes to the statements, and the supplementary disclosure associated with the sstatements. It does not extend to public or private statements made by management or information provide outside the financial statements. Evan membatasi pengertian pengungkapan hanya pada hal-hal yang menyangkut pelaporan keuangan. Pernyataan manajemen dalam surat kabar atau media masa lain serta informasi di luar lingkup pelaporan keuangan tidak masuk dalam pengertian pengungkapan. Pengungkapan sering juga dimaknai sebagai penyediaan informasi lebih dari apa yang dapat disampaikan dalam bentuk statemen keuangan formal. Hal ini tampaknya sejalan dengan gagasan FASB dalam kerAC No. 1, prg. 5) : Although financial reporting and financial statement have essentially the same objectives, some useful information is better provided by financial statements and some is better provided, or can only be provided, by means of financial reporting other than financial statements. Di Indonesia, pengungkapan dalam laporan keuangan baik yang bersifat wajib maupun sukarela telah diatur dalam PSAK No. 01. Selain itu pemerintah melalui Keputusan Ketua BAPEPAM No : Kep-38/PM/1996 juga mengatur mengenai pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Pengungkapan informasi yang diatur oleh Pemerintah ataupun lembaga profesional (IAI) merupakan pengungkapan yang wajib dipatuhi  oleh perusahaan yang telah publik. Tujuan pemerintah mengaur pengungkapan informasi adalah untuk melindungi  kepentingan para investor dari ketidakseimbangan informasi antara manajemen dengan investor karena adanya kepentingan manajemen. 2.2 Siapa yang diituju ? Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan ditujukan terutama untuk mereka. FASB misalnya menetapkan tingkat kecanggihan para invertor dan kreditur cukup tinggi sehingga pengungkapan yang diwajibkan dapat diktakan leboh sedikit disbanding yang dituntut oleh SEC karena SEC mempertimbangkan pula kepentingan infestor yang naïf. SEC menuntut ebih banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mepunyai aspek sosial dan publik(public interest). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut lebih dari sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyapaian informasi kalitatif atau nn kualitatif. Karena pihak yang disetujui lebih luas dan model pengambilan keputusan kurang dapat diidentifikasi, pengungkapan cenderung untuk meluas dan jarang menjadi sempitt (spesifik). 2.3     Fungsi dan Tujuan Pengungkapan



Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.Telah disinggung bahwa investor dan kreditur tidak homogen tetapi bervariasi kdalam hal kecanggihannya. Karena pasar modal merupakan sarana utama pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan melindungi(protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan khusus (differential). a.       Tujuan Melindungi Tujuan melindungi didasari oleh gagasan bhwa tidak semua pemakai cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi dengan mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap subtansi ekonomik yang melandasi suatu pos statement keuangan. Dengan kayta lain, pengungkapan dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat atau volume pengungkapan akan menjadi tinggi. Tujuan melindungi biasanya menjadi pertimbangan badan pengawas yang mendapat autorisasi untuk melakukan pengawasan terhadap pasar modal seperti SEC atau Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Hal ini dapat dipaami karena mereka bertindak dengan kepentingan publik. b.      Tujuan Informatif Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian, pengungkaoan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut. Tujuan ini biasanya melandasi penyusunan standar akuntansi untuk menentukan tingkat pengungkapan. Dalam kenyataannya badan pengawas seperti BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar (profesi) untuk menentukan keluasan pengungkapan. Untuk tujuan pengawasan oleh badan kepemerintahan, terdapat pula pengungkapan yang khusus ditujukan kepada badan pengawas melalui formulir-formulir yang harus diiisi oleh perusahaan pada waktu menyerahkan laporan tahunan maupun kuartalan. c.       Tujuan Kebutuhan Khusus Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan pengamatan, informai tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas berdasrkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan secara rinci. 2.4.    Keluesan dan Kerincian Pengungkapan Keluasan dan kerincian pengungkapan berkaitan dengan masalah seberapa banyak informasi harus diungkapkan yang disebut dengan tingkat pengungkapan yang disebut dengan tingkat pengungkapan. Menurut Evans (2003) mengidentifkasi tiga tingkat pengungkapan yaitu : (1) Memadai,



(2) Wajar atau Etis, (3) Penuh. Tingkat memadai merupakan tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan utnuk pengmabilan keputusan. Tingkatan yang kedua, tingkat wajar merupakan tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama. Tingkatan yang terakhir yaitu tingkat penuh (full disclosure). Tingkat ini menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan. Beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan dalam pengungkapan adalah (1) tujuan, (2) kos penyediaan, (3) keberlebihan informasi (overload),  (4) keengganan manajemen, dan (5) wajib atau sukarela. KENDALA PENGUNGKAPAN Kendala dalam pengungkapan adalah seberapa banyak informasi yang jarusdiungkapkan dan  tujuan dari pengungkapan itu sendiri, berikut tinjauan kendalanya: a.Tujuan bila dilihat dari tujuaannya dimana harus melindungi berarti pengugkapanharus jela s, lebih rinci, dan lebih luas, sehingga dapat dipastikan bahwaakan banyak informasi yang diu ngkapankan  b.Kos (nilai buku) bila dilihat dari kosnya maka informasi harus berjumlah sedikit daripadaya ng di sediankan sehingga akan kesulitan menentukan manfaat. c.Kelebihan Informasi penyediaan informasi yang melebihi kemampuan pemakai untukmenc ernanya secara efektif karena makin banyak informasi tidak selalu baikkalau pemakai tidak d apat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut. d.Keengganan Manajemen pengungkapan informasi sangat berharga bagi perusahaan dalam usahamengetahui kondisiper saingan, maka kaerena itu perusahaan enggan untukmengungkapkan informasi  Epstein dan Pava dalam Evans (2003) menghasilkan temuan yang dapat menjadi pertimbanga n penyusun standar untuk menentukan tingkat pengungkapan yang sebenarnya tidak perlu diungkapkan sebagai berikut : a.Investor mendasarkan keputusan investasinya dalam perspektif jangka panjang  b.Pengaruh pialang terhadap keputusan makin berkurang c.Pemegang saham berkeyakinan bahwa laporan tahunan makin bermanfaat disbanding sebelumnya.Laporan arus kas lebih penting bagi para pemakai daripada laporan la ba rugi



PENGUNGKAPAN SUKARELA Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan perusahaan di luarapa yang di wajibkn oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas. Teorisignaling melandasi pen gungkapan sukarela ini. Manajemen selalu berusaha untukmengungkapakan informasi privat  yang menurut pertimbangannya sangat diminatioleh investor dan pemegang saham  khusunya kalau informasi tersebut merupakan berita baik. Dengan kesediaan manajemen dala m pengungkapan sukarela ini,tingkat pengungkapan wajib yang dapat ditetapkan dapat diarah kan ke tingkat wajaratau bahkan memadai tidak perlu penuh (Suwardjono 2005). Yang perlu diungkap DIUNGKAPKAN Pengungkapan meliputi statemen keuagan itu sendiri dan semua informasi pelengkap.  Dengan kata lain, apa yang diungkapkan Berkaitan dengan berbagai proposal tentang kompo nen komponen yang harus di sampaikan . dalam pengungkapan informasi kepada pihak lain, model FASB, model Komite Jenkins, model William,dan peraturan SEC/BAPEPAM (Suwar djono 2005).Untuk tujuan pelaporankeuangan, Hendriksen dan Van Breda (1992) menunjukk an beberapa pos laporanatau jenis informasi yang memerlukan pengungkapan yaitu: a.Penjelasan kualitatif  b. Prakiraan keuangan c.Kebijakan akuntansi d.Perubahan akuntansi e.Peristiwa pascapelaporan f.Segmen usaha 2.5.    Metode Pengungkapan Metode pengungkapan berkaitan dengan masalah bagaimana secara teknis informasi disajkan kepada pemakai dalam satu perangkat statemen keuangan  beserta informasi lain yang berpaut. Motode ini biasanya ditentkan secara spesifik dalam standar akuntansi atau peraturan lain.Informasi dapat disajikan dalam  pelaporan keuangan sebagai antara lain: 1. Pos statemen keuangan pos statemen keuangan sesuai dengan standar tentang definisi, pengukuran,  penilaian, dan penyajian yang meliputi neraca, laba-rugi, perubahan ekuitas, dan aliran kas. ( PSAK no 1 pasal 39 dan 44) 2. Catatan Kaki (footnotes) metode pengungkapan untuk informasi yang tidak praktis atau tidak memenuhi kriteria untuk disajikan dalam bentuk elemen statemen keuangan. Catatan kaki harus diberi indeks yang jelas dan teratur sehingga memudahkan  pengacuan. Hendriksen dan van Breda (1992) merinci yang diungkapkan dalam catatan kaki yaitu:  perubahan metode hak kreditor atas aset tertentu aset / kewajiban bergantung pembatasan atas pembayaran transaksi yang mempengaruhi modal saham dan hak pemengang saham



kontrak eksekutori pihak yang mempunyai hubungan istimewa Catatan kaki memiliki keunggulan sebagai berikut: 1.Mengungkapkan informasi nonkuantitatif tanpa harus mengganggu  penyajian utama dalam laporan keuangan 2.Mengungkapkan kualifikasi dan pembatasan pos-pos tertentu dalam laporan keuangan 3. Mengungkapkan rincian pos-pos tertentu yang dianggap penting tanpa mendistraksi jumlah total suatu pos atau tanpa mengganggu susunan penyajian pos-pos dalam laporan 4.Mengungkapkan hal-hal yang bersitfat kuantitatif atau deskriptif yang tidak memenuhi criteria pengakuan tetapi penting untuk disampikan atau yang mempunyai arti penting sekunder 5.Mempertahankan laporan keuangan sebagai ciri utama laporan keuangan dengan ringkas dan jelas meskipun catatan kaki merupakan bagian integralnya Catatan kaki juga memiliki kelemahan yang harus dipertimbangkan sebagai  berikut: 1.Catatan kaki sering dilewati oleh pembaca karena memuat banyak kalimat daripada angka sehingga memerlukan ketekunan 2.Catatan kaki kurang menjelaskan artinya 3.Kompleksitas perusahaan cenderung menempatkan catatan kaki menjadi fokus pelaporan daripada statemen keuangan. Maka  penggunaan secara berlebih akan menjadi penghambat. 4.Catatan kaki digunakan untuk menyajikan suatu informasi substitusi sebagai pos statemen keuangan 5.Catatan kaki dapat membingungkan pembaca bila isinya tidak sesuai dengan apa yang telah disajikan 3. Penjelasan Dalam Kurung metode ini digunakan untuk makna suatu istilah, menunjukkan suatu unsur,  penilaian alternatif, dan acuan. contoh: Sediaan barang (pasar Rp 550.000) ..................... Rp 500.000 Utang obligasi (Rp 50.000 jatuh tempo.....) 4. Istilah Teknis Istilah teknis yang tepat harus digunakan secara konsisten untuk nama pos, elemen, judul, atau subjudul karena merupakan objek penting dalam akuntansi Di Indonesia, istilah teknis perlu diterjemahkan untuk keperluan  pelaporan dalam bahasa Indonesia dan pendidikan. Karena standar akuntansi akan digunakan sebagai acuan baik bagi penyusun laporan maupun oleh  pembelajar akuntansi, penyusun standar harus menciptakan istilah dengan  penuh kecermatan dan mendidik para anggota profesi tentang istilah teknis tersebut. Oleh karena itu, penyusun standar harus mempunyai pengetahuan dasar tentang bahasa (Inggris dan Indonesia) agar istilah tidak diciptakan dengan perasaan dan telinga saja tetapi dengan kaidah yang tepat.  5. Lampiran lampiran berisikan rincian, statemen tambahan (supplementary statements), daftar rincian, atau semacamnya. Lampiran ini digunakan untuk menambah informasi lebih dari yang dimuat dalam stattemen keuangan 6. Komunikasi manajemem komuikasi manajemen secara resmi dapat disampaikan bersamaan dengan  penerbitan laporan tahunan dalam bentuk surat, berikut macam-macam surat atau laporan secara resmi yaitu:



1. Surat ke pemegang saham yang memuat tanggapan atau penjelasan umum direksi tentang apa yang telah tercapai dan upaya apa saja yang telah dilakukan serta apa yang akan dilakukan terkait misi dan visi  perusahaan. 2. Laporan dewan komisaris berisi pandangan umum tentang kinerja manajemen secara keseluruhan, berisi persetujuan dewan komisaris terhadap statemen keuangan yang disajikan manajemen, usulan terkait deviden, dan usulan lain yang sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan. 3. Laporan direksi yang memuat penjabaran lebih lanjut dari surat ke  pemegang saham, yaitu menguraikan perubahan-perubahan penting dalam posisi keuangan dan hasil operasi tahun berjalan dibanding tahun sebelumnya. 4. Diskusi dan analisis manajemen (DAM) yaitu penjelasan manajemen dengan analisis terhadap operasi perusahaan tahun berjalan berbanding tahun sebelumnya 7. Catatan dalam laporan auditor Pengungkapan yang dinilai auditor telah memadai dan wajar sesuai PABU secara otomatis akan tercermin dalam statemen keuangannya. Pengungkapan oleh auditor berkaitan dengan hal: a.Perubahan akuntansi dan konsistensi   b.Keraguan tentang kelangsungan perusahaan c.Persetujuan atas penyimpangan dari PABU d.Penekanan suatu hal dalam statemen atau kejadian e.Pengaitan nama auditor dengan statemen keuangan takauditan f.Statemen keuangan komparatif yang salah satu diaudit auditor lain. g.Pembatasan lingkup audit dan independensi auditor 2.6 Sarana Interpretif Pengungkapan dapat dikatakan sebagai sarana interpretif dalam tataran praktis untuk menambah kebermanfaatan dan keberpautan informasi akuntansi yang disajikan melalui media statemen keuangan. Sarana interpretif dalam tataran praktis mengandung pengertian bahwa butir-butir pengungkapan telah diakui sesuai dengan standar akuntansi yang mengaturnya sehingga sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan itu sendiri. Dalam tataran praktis, terdapat suatu rerangka atau struktur akuntansi pokok atau pelaporan keuangan pokok yang membatasi pengungkapan sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan. Tanpa rerangka pokok tersebut akan banyak hal yang akan dituntut untuk diungkapkan, dilampirkan, atau dimasukkan dalam pelaporan keuangan. Rerangka pokok juga diperlukan untuk membatasi tanggungjawab auditor dalam menetapkan kewajaran statemen keuangan. Pelaporan keuangan pokok itu sendiri diartikan sebagai pelaporan yang langsung ditentukan oleh standar akuntansi atas dsar pertimbangan keterandalan dan keberpautan. Sarana interpretif adalah upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi kelemahan kos historis sebagai basis penilaian. Terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan teori ini, yaitu dengan berjalannya waktu, nilai berubah sementara kos tidak, dan apakah rerangka akuntansi pokok diganti atau sekadar ditambah sarana interpretif. Kos dapat didefinisikan sebagai penghargaan sepakatan pada saat suatu objek diperoleh dan menjadi data dasar dalam akuntansi, sedangkan nilai didefinisikan sebagai persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat dan dinyatakan dalam satuan moneter.



Hal yang menjadi permasalahan adalah, perlukah kos direvisi terus secara periodik? Karena suatu persepsi selalu berubah dengan berjalannya waktu. Terdapat pro dan kontra terhadap permasalahan ini. Argumen yang mendukung hal tersebut menyatakan bahwa keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manajemen maupun pihak luar. Untuk kepentingan manajemen, perhitungan laba tiap perioda hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik penting termasuk rugi dan untung yang belum terealisasi yang terjadi akibat penurunan dan kenaikan nilai faktor-faktor jasa yang masih belum digunakan. Untuk kepentingan pihak luar, angka laba yang dihasilkan akan mendekati laba ekonomik, sehingga neraca akan menunjukkan nilai perusahaan pada saat itu. Argumen yang menyanggah revisi terhadap kos, diantaranya adalah Paton dan Littleton (1970) yang menyatakan bahwa adanya perubahan nilai tidak berarti bahwa rerangka akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi bermanfaat sehingga harus diganti. Tujuan utama akuntansi adalah pengukuran laba periodik dengan menggunakan proses menandingkan kos dan pendapatan secara sistematik.



2.7 Masalah Yang Terjadi Menurut Paton dan Littleton ( 1970) terdapat beberapa permasalahan yang  berkaitan dengan teori ini, yaitu : 1.NILAI DAN KOS Kos dapat didefinisikan sebagai penghargaan sepakatan pada saat suatu objek diperoleh dan menjadi data dasar dalam akuntansi, sedangkan nilai didefinisikan sebagai persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat dan dinyatakan dalam satuan moneter. Hal yang menjadi permasalahan adalah, perlukah kos direvisi terus secara  periodik? Karena suatu persepsi selalu berubah dengan berjalannya waktu. Terdapat pro dan kontra terhadap permasalahan ini. Argumen yang mendukung hal tersebut menyatakan bahwa keberpautan keputusan sebagai salah satu kualitas informasi baik untuk kepentingan manajemen maupun  pihak luar. Untuk kepentingan manajemen, perhitungan laba tiap perioda hendaknya mencerminkan dengan jelas perubahan ekonomik penting termasuk rugi dan untung yang belum terealisasi yang terjadi akibat  penurunan dan kenaikan nilai faktorfaktor jasa yang masih belum digunakan. Untuk kepentingan pihak luar, angka laba yang dihasilkan akan mendekati laba ekonomik, sehingga neraca akan menunjukkan nilai perusahaan pada saat itu (Suwardjono 2005). Argumen yang menyanggah revisi terhadap kos, diantaranya adalah Paton dan Littleton (1970) yang menyatakan bahwa adanya perubahan nilai tidak berarti bahwa rerangka akuntansi pokok berbasis kos tidak lagi  bermanfaat sehingga harus diganti. Tujuan utama akuntansi adalah  pengukuran laba periodik dengan menggunakan proses menandingkan kos dan pendapatan secara sistematik. Dengan adanya argumen-argumen berikut maka penggantian jumlah rupiah tidak berlaku,yaitu: a.Keterandalan data maka dengan adanya pergeseran data jelas akan mengakibatkan statemen laba-rugi yang kurang memuaskan dimana auditor tidak memiliki basis kuat untuk menunjukkan bahwa angka tersebut merupakan kesepakatan yang timbul dari kontrak sebagai bukti audit.   b.Saling kompensasi antara periode artinya kenaikan atau penurunan saling berkaitan baik yang terjadi pada tahun berjalan maupun tahun  berikutnya.



c. Fluktasi nilai merupakan gejala umum karena perubahan harga tidak segera dan langsung mempengaruhi jalannya operasi perusahan. d. Nilai pasar dan posisi keuangan dalam menunjukan harga pasar tersebut dalam tanda kurung di neraca akhir maka secara cukup menyakinnya tana harus merevisi secara terus menerus 2. REVISI KOS FASILITAS FISIS Dalam beberapa hal khusus, penilain kembali fasilitas fisis yang berakibat revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Beberpa hal khusus yang menghendaki penilaian kembali adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan akan dibeli sehingga terjadi penggantian hak milik atau  perubahan entitas yang menghendaki pencatatan aset pada nilai  perusahaan baru berdiri 2.Kuasi reorganisasi untuk penyerapan deficit 3. Penggadaian aset yang menghendaki penilaian untuk menentukan nilai gadai 4.Peraturan pemerintah yang mengharuskan revaluasi 5.Terjadinya musibah yang menghendaki penilaian untuk menentukan  jumlah ganti rugi/asuransi 6.Penilaian aset untuk keperluan penentuan nilai asuransi aset 7.Penentuan nilai aset untuk keperluan pajak Dalam revisi kos fasiliras fasis terdapat juga pro dan kontra. alasan yang dikemukan oleh pihak yang mendukung revisi adalah adanya : 1. distorsi informasi ekonomik adalah kos tercatat menghasilkan biaya yang tidak efektif/tidak bermanfaat secara ekonomik sehingga mendistorsi daya melaba yang sesungguhnya. 2.distorsi dana penggantian adalah kondisi tingkat harga-harga barang menurun akuntansi depresiasi atas dasar kos historis cenderung menghasilkan akumulasi dana yang berlebihan untuk tujuan  penggantian. Disisi lain, alasan-alsan yang dikemukan oleh pihak yang menyanggah revisi adalah prosedur tidak praktis, penilaian tidak terandalkan, dan depresiasi bukan akumulasi dana. 3. PENGURANGAN NILAI BUKU FASILITAS FISIS Berkaitan dengan revisi kos fasiitas fisis adalah pengurangan atau  penghapusan sebagian kos atau nilai buku karena alasan teknis atau ekonomik tertentu dan bukan sematamata karena penurunan harga ata devaluasi. Pengurangan dapat dilakukan kalau suatu kondisi menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan aset (asset impairment ) untuk mendatangkan laba atau kas di masa datang Indikasi Penurunan kemampuan PSAK No. 48 memberikan pedoman untuk mengidentifikasi adanya  penurunan kemampuan suatu aset. Secara teknis, suatu aset dikatakan mengalami penurunan kemampuan bilamana nilai tercatat (nilai buku) aset melebihi apa yang disebut jumlah rupiah atau jumlah terperoleh kembali. Sedangkan secara substantif, pada setiap tanggal neraca perusahaan harus mempertimbangkan berbagai kondisi eksternal dan internal yang memberi indikasi bahwa penurunan emampuan telah terjadi (Suwardjono 2005). Pengangguran Sementara Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan musim atau lainnya maka pengangguran sementara fasilitas tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan



pengurangan besar kos aset. Demikian  juga halnya dengan pengurangan intensitas penggunaan sama sekali tidak dapat dijadikan alasan untuk pengurangan kos menjadi rugi 4. KONVERSI KOS KE RUPIAH DAYA BELI Kos tercatat merupakan jumlah rupiah kesepakatan berbeda dalam dua waktu yang berbeda maka dinyatakan dalam tingkat harga umum yang  berlaku menurut waktu karena hal ini akan sangat membingungkan apabila  pencatatan menurut kos historis yang diukurdengan daya beli pada saat itu. Maka dengan itu muncullah gagasan untuk mengkonversi kos tercatat (termasuk depresiasi) menjadi kos yang dinyatakan dalam daya belli yang  berlaku sekarang (current purchasing power ). Fluktuasi nilai atau harga aset tidak dapat disangkali lagi sangat penting yang tercermin dalam perubahan harga-harga barang secara keseluruhan. Gejala perubahan tingkat harga lebih berpengaruh terhadap kinerja  perusahaan dan perubahan nilai uang mengakibatkan untung atau rugi yang cukup besar. Dengan uraian tentang sarana interpretif disimpulkan bahwa rerangka akunansi pokok memang memiliki kelemahan karena adanya perubahan nilai yang terjadi karena fluktuasi harga atau karena perubahan daya beli. Buku besar harus tetap dipelihara karena berisi kos aktual atau historis sedangkan revisi dapat dilakukan dengan menyediakan buku besar secara terpisah untuk mencatat revisi dan berfungsi sebagai akun penambahan ( adjunct accounts) atau akun penilaian (valuation accounts.)



BAB III PENUTUP 3.1    Kesimpulan Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag dipandang peru untukmencapai tujuan pelaporankeuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan dapat dibagi menjadi beberapa tujuan, yaitu: tujuan melindungi, tujuan informatif, dan tuuan ebuthan khusus. Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai cukup canggih untuk mendapatkan informasi atau mengolahnya sendiri hingga memperoleh substansi ekonomik dari informasi tersebut, dengan kata lain Pengungkapan ditujukan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang terbuka. Sementara itu, tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas memiliki tingkat kecanggihan tertentu. dengan demikian, Pengungkapan ditujukan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan keputusan pemakai. Keluasan pengungkapan untuk tujuan informatif ini ditentukan BAPEPAM bekerja sama dengan penyusun standar. Bentuk tujuan pengungkapan yang ketiga adalah tujuan kebutuhan khusus. Tujuan kebutuhan khusus ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan tujuan informatif.



DAFTAR PUSTAKA



 Suwardjono (208). Teori Akuntansi. Jogjakarta : BPFEE – Jogjakarta Eldons (1997). Accounting Theory jilid 2. Jakarta : PT Gelora Aksara Prtama Ahmed Riahi (2011). Accounting Theory. Jakarta : Salemba Empat Sofyan Syafari (2012). Teori Akuntansi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Ahmed Riahi (2001) Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Agoes, Sukrisno dan I Cendik Ardana. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat. 2009 K.R Subramanyam dan John J. Wild (2010).Analisi Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Suwardjono.2014.Teori Akuntansi dan Perekayasaan laporan keuangan.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta ATA