Nyeri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tindakan/ Hal yang Dapat Dilakukan oleh Orang Tua untuk Mengatasi Nyeri pada Anak Distraksi merupakan metode yang paling sering digunakan dalam terapi non farmakologi untuk mengatasi nyeri pada anak. Metode ini dapat dilakukan oleh perawat dan orang tua. Distraksi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu distraksi pasif dan aktif. Distraksi pasif yaitu dimana anak diminta agar tetap tenang saat tenaga medis melakukan distraksi aktif (bernyanyi, berbicara, atau membacakan buku). Sedangkan distraksi aktif adalah dengan mengajak anak berpartisipasi selama tindakan. Berkaitan dengan hal tersebut, intervensi yang dapat digunakan untuk meminimalkan nyeri, yaitu intervensi kognitif, intervensi perilaku, dan intervensi kombinasi. a. Intervensi Kognitif Intervensi kognitif biasanya digunakan pada anak yang usianya lebih tua untuk mengalihkan perhatian dari tindakan yang menimbulkan nyeri (menghitung, mendengarkan musik, bercerita, dll). adapun beberapa contoh intervensi kognitif antara lain: 1. Membayangkan, dimana anak diminta untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan, seperti bermain di air. 2. Persiapan/Edukasi/Informasi, yaitu memberikan informasi kepada anak terkait tindakan atau prosedur yang akan dilakukan, disesuaikan dengan usia anak. 3. Mengulangi pernyataan, dimana anak diminta untuk berpikir positif, seperti “ini akan segera berakhir”. 4. Video games/televisi, dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian anak dari nyeri. Orang tua, keluarga, maupun anggota keluarga lainnya dapat diajarkan untuk melakukan salah satu intervensi, selain untuk mengurangi nyeri pada anak, dapat juga mengurangi kecemasan pada orang tua. b. Intervensi Perilaku Intervensi perilaku yang dilakukan antara lain: 1. Laihan bernapas, anak diajarkan untuk konsentrasi menarik napas dalam, pada anak yang usianya lebih muda dapat dilakukan dengan meniup gelembung. 2. Meniru perilaku positif, anak suka melihat orang lain atau orang dewasa



melakukan tindakan, dan meniru perilaku tersebut. 3. Desentisiasi, yaitu pendekatan dengan memperkenalkan prosedur yang paling mudah kemudian dilanjutkan ke prosedur yang lebih susah. 4. Penguatan positif, dimana anak diberikan hadiah anak pujian setelah dilakukan tindakan yang membuat nyeri, misalnya mainan, stiker, dan lain-lain. Selanjutnya adalah pembinaan pada orang tua, dimana orang tua diminta untuk mendorong anak agar melakukan strategi tersebut. c. Intervensi Kombinasi Intervensi kombinasi adalah menggabungkan kedua intervensi lainnya, yaitu intervensi kognitif dan intervensi perilaku. Masing-masing intervensi dapat disesuaikan dengan usia anak.



Selain itu, adapun beberapa terapi yang dapat diterapkan oleh orang tua berdasarkan penelitian yang sudah terbukti efektif, yaitu terapi musik, terapi meniup baling-baling, dan distraksi dengan menonton kartun. 1.



Terapi musik sebagai teknik relaksasi yang digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia dan slow musik (Potter, 2005 dikutip dari Erfandi, 2009). Mendengarkan musik dapat memproduksi zat endorphins (substansi sejenis morfin yang disuplai tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit/nyeri) yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri disistem saraf pusat, sehingga sensasi nyeri dapat berkurang, musik juga bekerja pada sistem limbik yang akan dihantarkan kepada sistem saraf yang mengatur kontraksi otot-otot tubuh, sehingga dapat mengurangi kontraksi otot (Potter & Perry, 2011). Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri dan menurunkan tekanan darah (Campbell, 2001 dalam Ucup, 2011).



2.



Menonton Kartun animasi yaitu Salah satu teknik non farmakologi yang mudah, dapat dilakukan oleh perawat dan secara eoritis efektif untuk mengurangi nyeri saat tindakan invasive pada anak. Pada film kartun animasi terdapat unsur gambar, warna, dan cerita sehingga anak-anak menyukai



menonton film kartun animasi (Windura, 2008). Ketika anak lebih fokus pada kegiatan menonton film kartun, hal tersebut membuat impuls nyeri akibat adanya cidera tidak mengalir melalui tulang belakang, pesan tidak mencapai otak sehingga anak tidak merasakan nyeri (Brannon dkk, 2013). 3.



Terapi Meniup Baling-Baling yaitu Terapi farmakologis yang bertujuan untuk menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan oleh anak karena adanya nyeri akibat pungsi vena. Salah satu manajemen nyeri non farmakologi untuk menurunkan nyeri pada anak adalah dengan memberikan terapi relaksasi nafas dalam sambil bermain dengan bermain meniup baling-baling. Terapi bermain meniup baling-baling dapat dianalogikan dengan latihan nafas dalam (slow deep breathing) yang merupakan suatu permainan atau aktifitas yang memerlukan inhalasi lambat dan untuk mendapatkan efek terbaik.Biasanya teknik relaksasi nafas dalam ini dilakukan ± 3 detik pada saat 1 kali mengambil nafas panjang (Prasetyo, 2010, hlm. 48). Terapi nafas dalam pada anak yang mengalami nyeri dapat dilakukan dengan kegiatan bermain yaitu permainan yang berkaitan dengan pernafasan seperti permainan meniup baling-baling. Saat anak bermain meniup baling-baling terjadi proses distraksi yaitu anak terfokus atau konsentrasi pada permainan yang dilakukan dan pada saat anak meniup memberikan efek relaksasi. Melalui permainan meniup baling-baling dapat mengurangi nyeri pada saat dilakukan pungsi vena (Wong 2009, hlm 68).



DAFTAR PUSTAKA



Goldman R, Koller D, Wan T, Bever S, Stuart S. Passive Versus Active Distraction for Intravenous Catheterization inThe Emergency Department. Holder KA, Patt RB. Tamin The Pain Monster: Pediatric Postoperative Pain Management. Pediatric annal. 1995;24:164-8 Nurdiansyah, Tubagus Erwin.”Pengaruh Terapi Musik Terhadap



Respon Nyeri



Pada Pasien Dengan Post Operasi Di Rsud A.Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung”. Jurnal Kesehatan 6.1 (2016). Sarfika, R., Yanti, N., & Winda, R. (2017). Pengaruh Teknik Distraksi Menonton Kartun Animasi Terhadap Skala Nyeri Anak Usia Prasekolah Saat Pemasangan Infus Di Instalasi Rawat Inap Anak RSUP DR. M. Djamil Padang. NERS Jurnal Keperawatan, 11(1), 32-40. Setyowati, S. Y., Alfiyanti, D., & Sumanto, D. (2017). PENGARUH TERAPI MENIUP BALING-BALING TERHADAP TINGKAT NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH



YANG



DILAKUKAN



PUNGSI



VENA



DI



RSUD



TUGUREJO SEMARANG. Karya Ilmiah. Srouji R, Ratnapalan, S, Schneeweiss S. Review article: Pain in Children Assessment and Non Pharmacological Management. Pediatrics. 2010;55:1-11.