Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN ORGANISASI



DISUSUN OLEH : KELOMPOK 8



WEIKE RETNO PALUPI



101711123002



NING GUSTI RAMADIANI



101711123019



EGA WELLY AGUSTIN



101711123022



ERLITA SANDRA DEVIANA P.S



101711123049



KRISTINA DWI



101711123051



FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017



DAFTAR ISI



DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v BAB 1



DEFINISI, TEORI DAN TUJUAN ORGANISASI ................................... 1 1.1 Definisi Organisasi ............................................................................... 1 1.2 Teori Organisasi ................................................................................... 3 1.3 Tujuan Organisasi ................................................................................. 6



BAB 2



RUANG LINGKUP ORGANISASI ........................................................... 8



BAB 3



PRINSIP DAN STRUKTUR ORGANISASI ............................................. 13 3.1 Prinsip Organisasi ................................................................................. 13 3.2 Struktur Organisasi ............................................................................... 19 3.2.1 Elemen Dasar Struktur Organisasi .............................................. 22 3.2.2 Jenis-jenis Struktur Organisasi.................................................... 26



BAB 4



BENTUK ORGANISASI ............................................................................ 35 4.1 Organisasi Formal ................................................................................ 36 4.1.1 Ciri Organisasi Formal ................................................................ 38 4.1.2 Contoh Organisasi Formal di Bidang Kesehatan ........................ 40 4.2 Organisasi Informal .............................................................................. 41 4.2.1 Ciri Organisasi Informal ............................................................. 43 4.3 Perbedaan Organisasi Formal dan Informal ......................................... 46



BAB 5



UKURAN KEEFEKTIFAN ORGANISASI ............................................... 47 5.1 Definisi Keefektifan ............................................................................. 47 5.2 Kriteria Keefektifan .............................................................................. 48 5.3 Pendekatan Keefektifan ........................................................................ 50 ii



5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi .................. 51 BAB VI CONCLUSION ........................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PERTANYAAN



iii



DAFTAR TABEL



2.1



Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis .......................................... 12



iv



DAFTAR GAMBAR



3.1



Departementalisasi Fungsional ........................................................................... 23



3.2



Departementalisasi Produk ................................................................................. 23



3.3



Departementalisasi Geografis ............................................................................. 24



3.4



Departementalisasi Proses .................................................................................. 24



3.5



Departementalisasi Pelanggan ............................................................................ 24



3.6



Struktur Organisasi Lini ..................................................................................... 27



3.7



Struktur Organisasi Fungsional .......................................................................... 29



3.8



Struktur Organisasi Staf-lini ............................................................................... 32



3.9



Struktur Organisasi Matriks................................................................................ 33



v



BAB 1 DEFINISI, TEORI DAN TUJUAN ORGANISASI



1.1



Definisi Organisasi Organisasi berasal dari bahasa Yunani dari kata “organon” yang berarti alat atau sebuah instrumen. Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran. Berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi organisasi menurut para ahli, diantaranya adalah : 1.



Chester I. Barnard (1938) “Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih yang memiliki visi dan misi yang sama”.



2.



James D. Mooney (1947) “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose”. (Organisasi adalah bentuk setiap asosiasi manusia untuk pencapaian tujuan bersama).



3.



Robbins (1994) “Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.



1



4.



Stoner, Freeman, Gilbert (1995) “Organization is a framework that managers devise for dividing and coordinating the activities of members of an organization”. (Organisasi adalah kerangka kerja yang direncanakan oleh pimpinan untuk membagi dan mengkoordinasikan kegiatan anggota organisasi).



5.



Stephen (2007) “Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran atau serangkai sasaran bersama”. Ciri organisasi yang dikemukakan Farland (1970) adalah sebagai



berikut : 1.



Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.



2.



Adanya kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan yang merupakan kesatuan usaha atau kegiatan.



3.



Tiap anggota memberikan kontribusi usaha atau tenaga.



4.



Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan.



5.



Adanya suatu tujuan organisasi yang ingin dicapai bersama. Berdasarkan beberapa definisi dan ciri organisasi di atas,maka dapat



disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling bekerja sama dan secara terus menerus untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama.



2



1.2



Teori Organisasi Salah satu kejadian paling penting sebelum abad ke dua puluh kaitannya dengan perkembangan teori organisasi adalah revolusi industri. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama yaitu kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat dan pembangunan sarana transportasi yang cepat mengubah metode pengiriman barang. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik. Dampaknya terhadap desain organisasi adalah pembangunan pabrik membutuhkan penciptaan yang terus menerus dari struktur-struktur organisasi untuk memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien. Pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan. Dengan demikian struktur organisasi yang kompleks harus dirancang. Revolusi merupakan perubahan yang sangat cepat pada perkembangan organisasi dengan memberikan inovasi baru dalam bentuk keunggulan dan keunikan dari perkembangan awal sampai perkembangan yang paling mutakhir



dalam



teori



organisasi.



Perkembangan



teori



organisasi



memunculkan berbagai macam pendekatan yang dipengaruhi oleh cara yang digunakan untuk meninjau masalah organisasi. Keseluruhan pendekatan ini dikelompokkan menjadi tiga aliran utama, sesuai dengan kurun waktu permunculan pendekatan tersebut, yaitu pendekatan teori klasik, neo-klasik, dan modern.



3



1.



Teori Organisasi Klasik Walonick (1993) mengemukakan bahwa teori organisasi klasik berkembang selama separuh pertama abad ini. Teori ini merupakan gabungan dari manajemen ilmiah, birokrasi, dan adminisrasi. Teori organisasi klasik berkembang mulai tahun 1800-an atau awal abad ke 19, disebut juga teori tradisional atau teori mesin. Disebut teori mesin karena organisasi menganggap manusia adalah onderdil yang setiap saat dapat dipasang dan diganti sesuai kehendak pemimpin. Pada masa ini organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tidak mengandung kreativitas. Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal. Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal adalah : a.



Sistem kegiatan yang terkoordinasi.



b.



Kelompok orang.



c.



Kerjasama.



d.



Kekuasaan dan kepemimpinan. Menurut Daniels dkk (1997) hal umum dalam teori organisasi



klasik adalah : a.



Organisasi dijalankan oleh otoritas manajemen. Karyawan adalah alat untuk melaksanakan rencana manajemen.



4



b.



Teori organisasi klasik meyakini bahwa orang berperilaku menurut model rasional dan ekonomi. Motivasi utama bekerja adalah uang.



2.



Teori Organisasi Neoklasik Teori organisasi neoklasik muncul akibat ketidakpuasan dengan teori sebelumnya. Kelemahan dari teori klasik adalah teori tersebut memadamkan kreativitas, pertumbuhan individu, dan motivasi. Teori neoklasik menunjukkan kepedulian yang tulus terhadap kebutuhan manusia. Teori neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun kelompok kerja. Selain itu teori ini juga memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin.



3.



Teori Organisasi Modern Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik dinilai belum memuaskan tuntutan manajemen modern. Pengetahuan tentang teori organisasi klasik dan neoklasik tidak dapat menjelaskan keadaan dinamis pada masa itu sehingga mendorong munculnya teori 5



organisasi modern. Chun-Xia Yang (2013) menyebutkan pada perspektif hubungan lingkungan dengan manusia, teori organisasi modern memperlakukan organisasi sebagai sistem terbuka. Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan istilah “Analisis Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan maka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan.



1.3



Tujuan Organisasi Individu membentuk atau terlibat dalam suatu organisasi adalah untuk menyempurnakan tujuan individu tersebut. Individu masuk ke dalam kelompok tentunya dengan tujuan tertentu yang diharapkan dapat menimbulkan kepuasan. Tujuan organisasi memiliki dua pokok bahasan. Pertama, tujuan merupakan alasan bagi eksistensi organisasi, tujuan dinyatakan sebagai keadaan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi. Kedua, tujuan sangat penting bagi proses manajemen yang dijalankan dalam suatu organisasi yang memberikan pengakuan terhadap perlunya organisasi berdiri, memberikan gambaran mengenai arah perkembangan organisasi, dan dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur performa organisasi. Tujuan organisasi menurut Simon (1964) antara lain : 6



1.



Untuk mengatasi terbatasnya kemandirian, kemampuan, serta sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai sebuah tujuan.



2.



Tempat untuk mencapai tujuan dengan efisien serta selektif karena dilakukan secara bersama-sama.



3.



Tempat dalam mendapatkan pembagian kerja dan jabatan.



4.



Tempat untuk mencari keuntungan dan pendapatan bersama-sama.



5.



Tempat untuk mendapatkan penghargaan.



6.



Tempat mendapatkan pengawasan dan kekuasaan.



Tujuan organisasi adalah tujuan strategis yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan untuk menguraikan hasil yang diharapkan, membimbing usaha atau upaya karyawan, untuk mengarahkan atau membenarkan



kegiatan



perusahaan,



menentukan



standar



kinerja,



memberikan batasan untuk tujuan dan fungsi yang tidak diperlukan sebagai perilaku pendukung.



7



BAB 2 RUANG LINGKUP ORGANISASI



Ruang lingkup organisasi membahas tentang kegiatan dan anggota di dalam organisasi. Berdasarkan kegiatan organisasi terdiri dari organisasi publik dan bisnis. Pada organisasi bisnis, berdasarkan tanggung jawabnya dibagi menjadi tanggung jawab tidak terbatas (unlimited liability) dan tanggung jawab terbatas (limited liability). 1.



Organisasi Publik a.



Pengertian Menurut Stephen P. Robin dalam Fahmi (2013:2) pengertian Organisasi publik merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Menurut Nutt and Backof (1992:25) istilah publik berasal dari bahasa Latin



“of people” (yang berkenaan dengan masyarakat).



Sasaran organisasi publik ditujukan kepada masayarakat umum. Organisasi publik adalah tipe organisasi yang bertujuan menghasilkan pelayanan kepada masyarakat, tanpa membedakan status dan kedudukannya.



8



b.



Ciri-ciri Organisasi Publik Menurut Osborne dan Gaebler (1992) dalam Ruhana (2012) ciri-ciri organisasi publik ialah : -



Target atau sasaran tidak bisa teridentifikasi secara jelas.



-



Harapan yang beragam dan kadang bersifat politis.



-



Tuntutan dari berbagai pihak yang berbeda.



-



Tuntutan dari pihak yang mengeluarkan anggaran.



-



Penerima jasa, tidak memberikan kontribusi secara langsung, melainkan melalui pajak.



-



Sumber anggaran yang berbeda.



-



Adanya pengaruh dari perubahan politik.



-



Tuntutan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat.



-



Batasan yang ditetapkan oleh Undang-Undang.



-



Larangan atau pembatasan untuk melakukan usaha yang menghasilkan laba.



-



Larangan atau pembatasan penggunaan anggaran diluar tujuan yang secara formal telah ditetapkan.



-



2.



Tingkat sensitifitas terhadap tekanan kelompok masyarakat.



Organisasi Bisnis a.



Pengertian Organisasi adalah seorang individu atau beberapa orang yang berkolaborasi



untuk



mencapai



tujuan



komersial



yang



pasti



(Kokemuller, 2017). Organisasi bisnis berasal dari kata private yang 9



berarti “set apart” (yang terpisah). Sasarannya ditujukan kepada halhal yang “terpisah” dari masyarakat umum, yang disesuaikan dengan kemampuan membayar.



b.



Karakteristik Menurut Osborne dan Gaebler (1992) dalam Ruhana (2012) karakterstik organisasi bisnis ialah : -



Merupakan bagian dari sistem bisnis.



-



Tergantung pada pasar (permintaan dan harga).



-



Pasar bersifat kompetitif.



-



Profit making (menjadi ukuran keberhasilan).



-



Akuntabilitas pada pasar, pemegang saham dan komisaris.



-



Pilihan individu pada pasar.



-



Terbatas bagi tindakan privat bersifat resiprokal (hubungan timbal balik).



c.



Organisasi bisnis berdasarkan tanggung jawab dibagi menjadi dua (Grimsley, 2003-2017) yakni : 1.



Tanggung jawab tidak terbatas (Unlimited Liability) -



Kepemilikan tunggal Jika seorang individu adalah satu-satunya pemilik sebuah



organisasi



maka,



individu



tersebut



dapat



menjaga dan



menjalankan bisnisnya secara sederhana sebagai pemilik tunggal. Di dalam kepemilikan tunggal, orang tersebut adalah 10



bisnis itu sendiri, disitu tidak ada perbedaan legal antara bisnis dan orang tersebut. Orang tersebut bertanggung jawab penuh atas semua kontrak, hutang, kelalaian, kesalahan tindakan dalam bisnis tersebut. Kekuatan positif dari organisasi ini adalah sangat mudah di jalankan, tidak memerlukan regulasi dan sangat mudah dalam membuat laporan untung dan rugi dari bisnis pengembalian pajak orang tersebut. -



Kepemilikan Umum Kepemilikan umum adalah bisnis yang dimiliki lebih dari



satu orang. Rekan bisnis melakukan persetujuan rekanan, yang berisi skema yang benar dan kewajiban terhadap rekan kerja. Kepemilikan umum sepenuhnya bertanggung jawab atas wewenang dengan rekan bisnisnya.



2.



Tanggung jawab terbatas (Limited Liability) Badan hukum atau perusahaan Negara adalah kesatuan tanggung



jawab



terbatas



yang



sebenarnya.



Perusahaan-



perusahaan yang sangat diatur oleh undang-undang negara dan agak tidak flexibel dalam cara mereka pengaturan dan pengelolaan mereka.



11



Tabel 2.1 Perbedaan Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis No.



Kriteria



Organisasi Publik



Organisasi Bisnis



1.



Tujuan



Non laba



Laba



Public goods



Private goods



Produk yang 2. Dihasilkan Cara Pengambilan 3.



Proses Strategi Demokratis / Birokrasi



Keputusan 4.



Ukuran Kinerja



Bisnis Social Welfare



Efisiensi



Dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara organisasi publik dan bisnis adalah lingkungan otorisasinya. Untuk melakukan sesuatu, organisasi publik terlebih dahulu harus mendapatkan ijin atau legalitas (contoh : Rumah Sakit Milik Negara). Organisasi bisnis sebenarnya juga memiliki lingkungan otorisasi, misalnya dewan komisaris atau rapat umum pemegang saham namun tidak sekompleks organisasi publik.



12



BAB 3 PRINSIP DAN STRUKTUR ORGANISASI



3.1



Prinsip Organisasi Menurut Ray Dalio (2011) “Principles are ways of successfully dealing with reality to get what you want out of life”. Prinsip adalah cara untuk berhasil menghadapi kenyataan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan dari kehidupan. Prinsip diterapkan dalam berbagai aspek, dan tentunya berbagai individu menerapkan berbagai prinsip yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan. Menurut Bussiness Dictionary “Principles is fundamental norms, rules, or values that represent what is desirable and positive for a person, group, organization or community and help it in determining the rightfulness or wrongfulness of its actions. Principles are more basic than policy and objectives, and are meant to govern both”. Dijelaskan prinsip ialah norma dasar, peraturan atau nilai yang mewakili apa yang diinginkan dan positif bagi individu, organisasi atau masyarakat dan membantunya menentukan kebenaran atau kelalaian tindakannya. Prinsip lebih mendasar daripada kebijakan dan tujuan, dan prinsip dimaksudkan untuk mengatur keduanya. Prinsip-prinsip organisasi yang dikemukakan oleh Henry Fayol yang merumuskan 14 prinsip administrasi organisasi yang dalam adaptasi luas bisa diterapkan sebagai prinsip manajemen atau prinsip-prinsip organisasi. Salah satunya dengan mengenalkan prinsip-prinsip organisasi yang tertuang 13



dalam karyanya, Administration Industrielle et Generale. Berikut ini 14 Prinsip-prinsip organisasi Henry Fayol (1977) : 1.



Pembagian Kerja (Division of Work) Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk meraih tujuan bersama. Namun, pada dasarnya sebuah organisasi terdiri atas bagian-bagian tertentu yang memiliki tanggung jawab berbeda. Oleh karena itu, harus ada pembagian kerja yang jelas antara tiap bagian. Prinsip organisasi berupa pembagian kerja akan memberi pengaruh positif pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Pembagian itu menghindarkan sekelompok orang terkonsentrasi pada pekerjaan tertentu, sementara pekerjaan yang lain terbengkalai.



2.



Wewenang dan Tanggung jawab (Authority and Responsibility) Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis wewenang sehingga tidak terjadi keterlambatan birokratis atau sebaliknya. Konsep wewenang dan tanggung jawab sangat erat kaitannya. Wewenang didefinisikan oleh Fayol sebagai hak untuk memberi perintah dan kekuatan ketaatan yang tepat. Tanggung jawab melibatkan pertanggungjawaban dan karena itu secara alami terkait dengan wewenang. Pendelegasian wewenang juga diperlukan agar setiap elemen dalam organisasi memiliki rasa tanggung jawab.



Pendelegasian



wewenang berperan fungsinya dalam komando. Prinsip organisasi ini di satu sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain 14



merupakan pelimpahan tanggung jawab. Komunikasi harus dilakukan dengan baik dan mudah dipahami sehingga tidak terdistorsi dan tidak bertentangan dengan kepentingan pribadi. 3.



Disiplin (Discipline) Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturanperaturan menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu menjadi tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para pelaksananya. Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah prinsip yang sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.



4.



Kesatuan Komando (Unity of Command) Komando atau perintah dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang bisa didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun hakikatnya, komando tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat organisasi bergerak tidak fokus pada tujuan.



5.



Kesatuan Arah (Unity of Direction) Organisasi harus memiliki tujuan bersama, dengan arah yang sama. Tujuan organisasi harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi tersebut. Sebab, tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja. Kesatuan tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok keberhasilan organisasi tersebut



15



dalam mengorganisasi elemennya. Dalam menjalankan perintah, pekerja harus diarahkan pada target. 6.



Mendahulukan Kepentingan Umum (Subordination of Individual Interests to General Interests) Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan individu. Kepentingan individu dapat berjalan selaras dengan kepentingan organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan, setiap anggota



organisasi



semestinya



mendahulukan



kepentingan



organisasinya karena kepentingan individu akan menghalangi tujuan utama organisasi. 7.



Remunerasi Pekerja (Remuneration of Personnel) Remunerasi dapat juga diartikan penghargaan untuk pekerja berupa uang, termasuk tunjangan maupun bonus. Penghargaan adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota organisasi dan merupakan bentuk apresiasi. Setiap karyawan harus dibayar sesuai dengan kemampuan layanannya. Semakin lama bekerja dengan kinerja yang baik, para pekerja akan menerima imbalan yang proporsional. Penghargaan bentuknya tidak harus selalu uang atau nilai nominal. Tiap organisasi perlu menerapkan penghargaan dalam bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut.



8.



Sentralisasi (Centralization) Sentralisasi



maupun



desentralisasi



dalam



pengambilan



keputusan sangat erat hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Ada perihal yang tidak bisa disentralisasikan kepada 16



pemimpin manajemen dan begitu juga sebaliknya. Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah yang melibatkan seluruh elemen. Tingkatan keputusan itu dikembangkan sesuai jenjang dan kapasitas organisasi. Organisasi yang baik menerapkan prinsip organisasi ini secara proporsional. 9.



Rantai Skalar (Scalar Chain) Prinsip ini dapat juga disebut garis wewenang. Manajer dalam hierarki sebenarnya adalah bagian dari rantai seperti skala rantai. Setiap manajer, dari supervisor lini pertama sampai pada pimpinan teratas, memiliki sejumlah wewenang tertentu. Pimpinan teratas memiliki wewenang paling besar, supervisor lini pertama memiliki wewenang terakhir. Keberadaan rantai ini menyiratkan bahwa manajer tingkat bawah harus selalu menginformasikan aktivitas kerja pada manajer tingkat atas. Adanya kepatuhan terhadap rantai skalar ini diperlukan jika organisasi ingin berjalan sukses.



10.



Order Sumber daya organisasi termasuk dengan individu di dalamnya harus berada pada waktu dan tempat yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan berjalan dengan optimal, hal ini juga akan terwujud jika semua karyawan memiliki disiplin dan dedikasi tinggi terhadap pekerjaan.



11.



Keadilan (Equity) Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam organisasi serta tidak ada diskriminasi, apa yang telah individu 17



dikerjakan maka hal tersebut yang diperoleh berdasarkan kinerja dan haknya. Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada jenjang-jenjang di bawahnya. Kejujuran ini akan membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan. 12.



Stabilitas (Stability of Tenure of Personnel) Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan merangsang pembaruan. Namun, di sisi lain harus dipikirkan agar regulasi tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran dan pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada efektivitas kerja dan efisiensi biaya.



13.



Inisiatif (Initiative) Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan



inisiatif



anggota



dari



berbagai



jenjang.



Inisiatif



akan



memunculkan hingga menciptakan sesuatu yang berguna untuk penataan pekerjaan dengan cara terbaik. 14.



Esprit de corps Esprit de Corps merupakan perasaan seperti merasa bangga dan di antara sekelompok individu. Esprit de Corps muncul saat setiap karyawan menyadari bahwa setiap anggota membutuhkan satu sama lain. Manajemen harus menimbulkan keselarasan dan perasaan baik di kalangan sesama anggota. Keselarasan tersebut sangat penting 18



perannya dalam memelihara persatuan dan kesatuan anggota. Organisasi perlu memiliki rasa kebanggaan, kesetiaan dan rasa memiliki dari para anggota yang tercermin pada semangat kebersamaan.



Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi di atas terlihat bahwa prinsip memiliki peranan yang penting dalam organisasi. Sebuah organisasi atau kegiatan harus memiliki tujuan yang jelas dan sama pada setiap individunya, dimana pada saat pelaksanaan dibutuhkan disiplin kerja, koordinasi serta pembagian tugas maupun wewenang agar tidak terjadi tumpang tindih antara satu bagian dengan bagian lainnnya. Tanpa adanya prinsip di dalam sebuah organisasi, hal ini akan membuat buruknya kegiatan organisasi tersebut karena akan membuat individu di dalam organisasi secara acak berbenturan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing tanpa mengerti tujuan dan konsistensi organisasi secara optimal.



3.2



Struktur Organisasi Struktur adalah berbagai bagian komponen elemen, yang membentuk keseluruhan organik secara keseluruhan dan saling bergantung (op.cit) : 1.



Struktur adalah bentuk dari kombinasi antara faktor pembentuk organisasi (Peric, 1973).



2.



Struktur menunjukkan skema organisasi, peran, peraturan dan ketentuan



lainnya



(Možina, 19



1972).



Kemampuan



organisasi



menyajikan semua sumber personel, material, keuangan dan sumber lain yang tersedia di dalam organisasi, memastikan realisasi tujuan dari bisnis. 3.



Struktur organisasi adalah bagaimana organisasi dibangun dan dijalankan. Pada struktur akan menjawab siapa yang bertanggung jawab kepada siapa, bagaimana membuat sebuah keputusan serta bagaimana cara untuk menyelesaikan sebuah tugas. Struktur organisasi menunjukkan pembagian kerja organisasi, integrasi dan koordinasi dari berbagai tugas tertentu. Menurut Ivanko (2013), struktur organisasi memiliki tiga komponen



yang terdiri dari kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi. Komponen struktur tersebut dapat juga disebut sebagai integrasi. 1.



Kompleksitas Pada kompleksitas meyakini adanya tingkat pembedaan dalam organisasi. Misalnya tingkat spesialisasi atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam hirarki organisasi dan tingkat penyebaran geografis unit organisasi (Robbins, 1983). Keahlian mengacu pada perilaku spesifik peran yang berfokus pada tugas dan aktivitas tertentu dimana seseorang membutuhkan pelatihan. Pembagian kerja biasanya mengacu pada praktik penyebaran pekerjaan yang ekstensif pada penugasan yang lebih kecil, kurang kompleks dan rutin, yang dapat dilakukan oleh non-spesialis. Kompleksitas memiliki tiga elemen : a.



Diferensiasi horizontal - tingkat pemisahan horizontal antara unit, 20



2.



b.



Diferensiasi vertikal - kedalaman hirarki organisasi,



c.



Ruang dispersi - tingkat penyebaran geografis fasilitas dan staf.



Formalisasi Formalisasi adalah suatu ukuran standarisasi. Mengenai aspek keleluasaan individu, menyatakan bahwa karena keleluasaan individu dalam bekerja berbanding terbalik dengan jumlah pemrograman perilaku oleh organisasi, semakin besar standarisasi menurunkan kontribusi karyawan terhadap pekerjaan mereka. Standardisasi menghilangkan kebutuhan karyawan untuk mempertimbangkan cara alternatif.



3.



Sentralisasi Sentralisasi mengarah kepada konsentrasi pembuat keputusan pada poin spesifik organisasi. Sentralisasi juga dapat digambarkan sebagai sejauh mana wewenang formal untuk membuat pilihan kebijaksanaan yang berpusat pada individu, unit atau level. Sentralisasi yang tinggi dikatakan saat ada banyak kekuatan pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik. Sentralisasi rendah (desentralisasi) justru sebaliknya. Integrasi dapat didefinisikan sebagai kualitas keadaan kolaborasi yang ada antar departemen dimana sebuah unit memerlukan usaha yang dituntut oleh kebutuhan lingkungan pekerjaan. Integrasi adalah fitur struktural yang menjamin komunikasi yang tepat, koordinasi dan kontrol dalam organisasi, sehingga memungkinkan departemen yang berbeda dan atau individu berbicara yang sama dan bekerja sama 21



untuk



tujuan



bersama.



Perbedaan



kompleksitas,



formalisasi,



sentralisasi serta integrasi dalam suatu organisasi akan menentukan pembentukan struktur dalam sebuah organisasi.



3.2.1 Elemen Dasar Struktur Organisasi Menurut Ivanko (2013) terdapat enam elemen dasar pada struktur organisasi : 1.



Spesialisasi Pekerjaan (Specialization of Work) Unsur ini menyangkut pada pembagian kerja. Hal ini berarti seberapa spesifik pekerjaan yang dimiliki pada setiap pekerja. Terdapat dua jenis spesialisasi yaitu



spesialisasi yang luas dan



spesialisasi yang sempit. Apabila tugas yang diterima sedikit dan sangat spesifik, maka ini adalah spesialisasi sempit. Namun, apabila tugas tersebut banyak dan sangat fleksibel, maka ini adalah spesialisasi yang luas.



2.



Departementalisasi (Departmentalization) Departementalisasi



berarti



bagaimana



menggabungkan



pembagian kerja secara umum. Terdapat lima jenis departementalisasi : a.



Departementalisasi Fungsional ; pembagian kelompok yang memiliki fungsi yang sama membentuk sebuah departemen.



22



Gambar 3.1 Departementalisasi Fungsional Departemen spesialisasi secara konvensional berdasarkan kegunaan, produk, proses, fungsi, personal dan tempat. b.



Departementalisasi Produk Departemen dibentuk oleh lini produk. Setiap manajer bertanggung jawab atas area satu proyek di dalam organisasi tergantung padanya spesialisasinya.



Gambar 3.2 Departementalisasi Produk Departemen produk mengarah kepada kelompok pekerjaan dan aktivitas yang terkait dengan produk yang spesifik. c.



Departementalisasi Geografis Departemen yang dibentuk berdasarkan wilayah atau geografis.



23



Gambar 3.3 Departementalisasi Geografis Departemen geografis melibatkan pengelompokkan kegiatan dan posisi pada lokasi yang telah diberikan untuk mendapatkan keuntungan dalam partisipasi lokal dalam pengambilan keputusan. d.



Departementalisasi Proses Departemen yang dibentuk berdasarkan proses produktivitas dan arus pelanggan.



Gambar 3.4 Departementalisasi Proses Departemen proses mengarah kepada pekerjaan dan aktivitas yang membutuhkan spesifik teknologi, mesin atau proses produksi. e.



Departementalisasi Pelanggan Departemen yang dibentuk berdasarkan tipe pelanggan.



Gambar 3.5 Departementalisasi Pelanggan



24



Departemen



pelanggan



atau



klien



mengelompokkan



berdasarkan jenis pelanggan. Departemen ini mengarah kepada jenis pelanggan yang dilayani oleh suatu spesialiasi pekerjaan pada suatu organisasi.



3.



Standarisasi (Standardization) Standarisasi berarti tingkat standardisasi pekerjaan. Jika sebuah organisasi memiliki standarisasi yang tinggi, berarti akan ada pernyataan kerja, peraturan dan kebijakan yang jelas, ketentuan terperinci mengenai proses kerja. Semakin tinggi tingkat standardisasi, semakin sedikit kebebasan seorang pekerja harus menentukan pekerjaan mana yang harus dilakukan.



4.



Rentang Kendali (Span of Control) Pada elemen ini menentukan jumlah tingkat dan manajer yang dimiliki suatu organisasi dan menentukan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh manajer secara efisien dan efektif.



5.



Sentralisasi dan Desentralisasi (Centralization and Decentralization) Sentralisasi adalah kekuatan pengambilan keputusan ada di tangan otoritas (pemegang wewenang). Semakin tinggi level manajer biasanya jarang mendengarkan pendapat level yang lebih rendah. Desentralisasi adalah level yang lebih rendah pada saat berpartisipasi



25



dalam proses pengambilan keputusan (dapat didelegasikan ke organisasi) atau dapat memutuskan sendiri sesuatu hal.



6.



Rantai Komando (Chain of Command) Pada elemen ini didefinisikan sebagai garis otoritas yang terus menerus dari



tingkat organisasi atas sampai tingkat terendah dan



menjelaskan siapa yang harus bertanggung jawab untuk siapa dan kepada siapa.



3.2.2 Jenis-jenis Struktur Organisasi 1.



Struktur Organisasi Lini (Line Structure Organization) Ciri karakteristik yang mendasar dari struktur organisasi lini adalah bahwa arahan dan perintah beralih dari atas ke bawah melalui semua tingkat lini. Ini berarti bahwa dalam struktur organisasi lini, semua kecuali pemimpin tertinggi adalah bawahan satu sama lain. Perbedaan dalam subordinasi terletak pada kenyataan bahwa kebanyakan individu lebih sering berada di subordinasi lebih bawah adalah posisi manajerial tersebut. Penggunaan struktur organisasi lini hanya sesuai dalam keadaan seperti di mana kita berharap bawahan tidak akan terpengaruh dan pengambilan keputusan yang berwenang tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kepercayaan bawahan. Tapi keadaan seperti itu dibatasi oleh keputusan dan kondisi spesifik sistem operasi.



26



Gambar 3.6 Struktur Organisasi Lini Struktur organisasi lini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu : Kelebihan : a.



Tanggung Jawab Tetap: di bawah sistem ini, tugas dan tanggung jawab ditetapkan secara jelas untuk masing-masing karyawan. Karena itu, mereka bisa melanjutkan pekerjaannya tanpa kebingungan atau kesalahpahaman. Setiap karyawan mengetahui kepada siapa ia bertanggung jawab dan siapa yang bertanggung jawab atasnya.



b.



Persatuan Komando: karena pekerja hanya bertanggung jawab kepada satu atasan, kesatuan perintah dimungkinkan. Sehingga tidak ada orang yang lepas dari tanggung jawab.



c.



Disiplin: pengaturan otoritas yang vertikal dan kesatuan tanggung jawab memastikan disiplin yang prima.



d.



Keputusan Cepat: keputusan cepat diambil oleh karyawan karena penyatuan wewenang dan tanggung jawab.



Kekurangan :



27



a.



Kurangnya Spesialisasi: Karena satu orang harus mengambil keputusan mengenai berbagai hal, sistem ini tidak menumbuhkan spesialisasi.



b.



Kurangnya Inisiatif: Karena konsentrasi otoritas paling tinggi di tangan manajemen teratas, kepala bagian akan kehilangan inisiatif mereka.



c.



Cakupan untuk Favoritisme: Kemungkinan nepotisme dan favoritisme lebih banyak berada di bawah sistem ini, karena satu orang mengendalikan keseluruhan kegiatan, maka bawahan harus mengikuti ritmenya.



2.



Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) Ciri karakteristik dari struktur organisasi fungsional adalah kenyataan bahwa pekerjaan kepala dibagi dalam pada masing-masing individu, dari tingkat organisasi tertinggi sampai terendah, melakukan beberapa fungsi yang paling sedikit. Jika prinsip ini dipraktekkan, maka pekerjaan masing-masing kepala hanya terbatas pada pelaksanaan satu aktivitas utama. Fitur karakteristik eksternal yang paling terlihat dari struktur organisasi fungsional juga bahwa setiap hari masing-masing karyawan menerima perintah dan bantuan segera dari beberapa kepala fungsional yang berbeda. Struktur organisasi fungsional digunakan sampai batas tertentu dalam setiap organisasi yang terorganisasi dengan baik. Di setiap organisasi ada sejumlah spesialis untuk pekerjaan teknis dan pekerjaan 28



khusus lainnya yang berhubungan langsung dengan karyawan, sesuai dengan aspek pekerjaan yang ditentukan. Karakteristik pembeda yang mendasar dari struktur fungsional juga bahwa arahan, perintah dan berbagai keputusan tidak ditransfer untuk melakukan tugas seperti pada tingkat lini, namun para ahli khusus memberikan pengaruh langsung kepada mereka yang melaksanakan tugas di tempat kerja. Dengan demikian piramida manajemen jelas dipersingkat dan cara pengambilan keputusan lebih pendek. Kepala khusus dalam struktur organisasi fungsional memiliki kompetensi yang jauh lebih besar karena mereka berkomunikasi dengan karyawan tanpa perantara.



Gambar 3.7 Struktur Organisasi Fungsional Struktur organisasi fungsional memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu : Kelebihan : a.



Karena setiap departemen dibuat sesuai spesialisasi, ada jaminan bahwa tugas manapun yang ditugaskan ke departemen fungsional akan dilakukan secara profesional seperti yang dilakukan oleh spesialis, misalnya jika tidak ada organisasi fungsional dan terjadi 29



masalah yang terkait dengan sistem informasi di perusahaan maka seluruh perusahaan akan kebingungan dan terganggu mengenai bagaimana dan dengan siapa masalah akan terpecahkan. b.



Menyebabkan lebih banyak efisiensi dan kecepatan kerja karena spesialis yang ahli di bidangnya cenderung melakukan tugas dengan lebih efisien dan efektif daripada orang normal. Jadi, misalnya, orang normal cenderung mengambil lebih banyak waktu untuk mengambil keputusan terkait masalah keuangan daripada seorang analis keuangan yang menangani departemen keuangan.



c.



Memungkinkan manajemen untuk memisahkan pekerjaan sesuai fungsinya dan dengan demikian menghindari duplikasi pekerjaan serta manajemen dapat mengalokasikan pekerjaan ke departemen terkait dengan cepat karena spesialisasi fungsional.



Kekurangan : a.



Karena berbagai departemen dipisahkan berdasarkan fungsi, menyebabkan tidak ada ruang lingkup karyawan dari departemen lain yang membantu atau bertemu dengan pegawai departemen lainnya dan oleh karena itu ada banyak bentuk departemen di dalam perusahaan dan setiap departemen memiliki tujuan yang terpisah bukan satu tujuan bersama yang bisa merugikan kemajuan perusahaan dalam jangka panjang.



b.



Jika beberapa pekerjaan membutuhkan intervensi dari dua departemen maka mungkin akan tertunda karena kurangnya 30



koordinasi



antar



departemen



yang



pada



akhirnya



akan



menyebabkan perusahaan kehilangan daya saingnya sehubungan dengan pesaing. Jadi misalnya, jika departemen pemasaran memerlukan



beberapa



dukungan



sistem



informasi



untuk



pemasaran produk baru dan departemen sistem informasi lambat untuk merespons maka keseluruhan proses pemasaran suatu produk dapat menjadi kegagalan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. c.



Ada kemungkinan konflik yang meningkat antar kepala departemen karena berbagai alasan seperti ego, posisi yang sejajar, anggaran dan masih banyak lagi yang pada akhirnya dapat menghambat kemajuan perusahaan.



3.



Struktur Organisasi Staf-lini (Staff-line Structure Organization) Struktur organisasi ini gabungan dari struktur organisasi lini dan fungsional. Struktur organisasi staf-lini ini berbeda, dibandingkan dengan sebelumnya, dalam menentukan hubungan antara fungsi operasional individual di dalam organisasi. Perihal tersebut berbentuk baik sesuai dengan konsep fungsional atau untuk personil. Dengan menggunakan konsep pertama, fungsi operasional dibagi menjadi lini dan staf, dan sesuai dengan konsep kedua, ditentukan sifat lini atau sifat masing-masing staf dalam organisasi. Struktur



organisasi



staf-lini



secara



bertahap



kehilangan



signifikansi aslinya. Perkembangan organisasi dan kompleksitas dalam 31



sistem operasi menyebabkan ketidakefektifannya. Dalam organisasi kontemporer, sistem informasi dan sarana terkini untuk pemrosesan sejumlah informasi yang cepat dan efektif menggantikan staf layanan dan staf ahli. Perubahan bertahap struktur organisasi staf dan penggantiannya dengan yang lebih sesuai adalah salah satu tugas penting penyelenggara pengorganisasian kerja terkait yang lebih efisien.



Gambar 3.8 Struktur Organisasi Staf-lini Struktur organisasi staf-lini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu : Kelebihan : a.



Jenis organisasi didasarkan pada spesialisasi yang direncanakan dan membawa pengetahuan ahli untuk keuntungan manajemen.



b.



Memfasilitasi untuk bekerja lebih baik dan lebih cepat.



c.



Memungkinkan untuk memanfaatkan pengalaman dan saran.



d.



Mempromosikan fungsi yang efisien kepada petugas lini.



Kekurangan : a.



Ada kemungkinan konflik antara otoritas lini dan staf.



b.



Jika kekuasaan tidak ditentukan maka akan menyebabkan kebingungan. 32



c.



Jika



pertimbangan



tidak



terkontrol



sering



menimbulkan



nepotisme. d.



4.



Pembuatan keputusan yang berliku-liku.



Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization) Struktur organisasi matriks adalah hasil penelitian neo-klasik yang dibuat menjadi sains organisasi. Struktur yang paling penting dari jenis ini adalah struktur organisasi proyek dan matriksnya. Struktur organisasi proyek digunakan untuk melaksanakan proyek karena memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dari sejumlah besar kegiatan individu yang tidak dapat dilakukan oleh struktur organisasi fungsional yang biasa. Konsep ini menggabungkan tanggung jawab bersama yang dilembagakan untuk keseluruhan durasi proyek. Semua orang yang bekerja sama dalam melaksanakan proyek ditunjuk ke kepala proyek yang sepenuhnya bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek. Begitu proyek selesai, individu-individu ini dibebaskan dari tugas mereka dan terikat pada departemen matriks atau ditunjuk ke proyek lain.



Gambar 3.9 Struktur Organisasi Matriks 33



Struktur organisasi matriks memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti : Kelebihan : a.



Mencapai koordinasi yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan ganda dari pelanggan / klien.



b.



Penggunaan sumber daya yang fleksibel.



c.



Sesuai dengan keputusan yang kompleks dan sering berubah di lingkungan yang tidak stabil.



d.



Memberikan kesempatan bagi keduanya baik pengembangan fungsional maupun keterampilan produk.



e.



Terbaik di organisasi berukuran sedang dengan beberapa produk.



Kekurangan : a.



Menyebabkan peserta mengalami otoritas ganda, yang bisa membuat frustrasi dan membingungkan.



b.



Berarti peserta butuh keterampilan interpersonal yang baik dan pelatihan ekstensif.



c.



Memakan waktu; sering melibatkan pertemuan dan sesi resolusi konflik.



d.



Tidak akan berhasil kecuali pekerja mengerti dan mengadopsi tipe tanggung jawab bersama diantara sekelompok rekan kerja dan bukan hubungan vertikal.



e.



Membutuhkan usaha keras untuk mempertahankan kekuatan keseimbangan.



34



BAB 4 BENTUK ORGANISASI



Organisasi didirikan oleh sekelompok orang yang memiliki alasan yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Hicks (2002:155), ada dua alasan mengapa orang memilih untuk berorganisasi : 1.



Alasan Sosial (Social Reason), sebagai “zoon politicon” artinya makhluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan itu diantaranya terdapat pada organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi.



2.



Alasan Materi (Material Reason), melalui bantuan organisasi, manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri yaitu : a.



Dapat memperbesar kemampuannya



b.



Dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi.



c.



Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi sebelumnya yang telah dihimpun.



Organisasi adalah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masingmasing fungsi tertentu (Weber, 2012). Pembagian wewenang dan struktur yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa setiap organisasi memiliki prinsip yang bertujuan salah satunya untuk mengatur tugas dan wewenang dalam suatu 35



organisasi. Prinsip tersebut melahirkan suatu budaya organisasi. Budaya organisasi adalah sistem asumsi, nilai, dan kepercayaan bersama, yang mengatur bagaimana orang berperilaku dalam organisasi (Wikipedia, 2012). Nilai bersama tersebut memiliki pengaruh kuat pada setiap individu dalam organisasi dan mendikte cara berpakaian, bertindak, dan melakukan pekerjaan mereka. Setiap organisasi mengembangkan dan memelihara budaya unik, yang memberikan panduan dan batasan untuk perilaku anggota organisasi. Budaya organisasi yang terbentuk dalam sebuah organisasi pada akhirnya menciptakan bentuk-bentuk organisasi. Organizational form schools of thought include both trait-based and boundary-based approaches (Carrol & Hanna, 2003). Menurut Carrol dan Hanna (2003), bentuk organisasi berperan dalam menjelaskan struktur dalam teori organisasi. Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal (Weber, 2012). Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat terstruktur pada organisasi. Namun karena perkembangan ilmu organisasi, organisasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu formal, informal dan non formal (Wikipedia, 2012). Dari perbedaan teori menurut para ahli pendahulu dan perkembangan organisasi, terletak pada pembagian berdasarkan tidak hanya pada pembagian wewenang melainkan juga pada landasan hukum yang membentuk suatu organisasi.



4.1



Organisasi Formal Organisasi formal adalah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas 36



(Hicks, 2002). Organisasi formal adalah kelompok yang memiliki struktur (bagan yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi) atau organisasi yang dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun (Blau, 1963). Menurut Hicks (2002:163-164), organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran, tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat. Struktur organisasi (desain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi, bagian atau posisi, atau pun yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi. Struktur ini mengandung unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja. Desainnya menentukan bagaimana tujuan dapat dibagi dan tercermin dalam subdivisi organisasi. Divisi, departemen, bagian, posisi, pekerjaan, dan tugas membentuk struktur kerja ini. Dengan demikian, organisasi formal diharapkan berperilaku impersonal dalam kaitannya dengan hubungan dengan klien atau dengan anggotanya. Organisasi formal merupakan posisi yang ditetapkan secara formal, dan interaksi antara posisi tersebut ditentukan oleh keterkaitan peranan dari setiap posisi secara birokrasi (Parson, 2008). Menurut Weber (2014:128), masuk dan kemajuan selanjutnya adalah dengan jasa atau senioritas. Setiap karyawan menerima gaji dan menikmati masa jabatan yang melindungi dia 37



dari pengaruh sewenang-wenang atasan atau klien hebat. Semakin tinggi posisinya dalam hierarki, semakin besar keahliannya yang diasumsikan dalam menangani masalah yang mungkin timbul dalam perjalanan pekerjaan yang dilakukan di tingkat organisasi yang lebih rendah. Struktur birokratis inilah yang menjadi dasar pengangkatan kepala atau kepala bagian ketatanegaraan di dalam organisasi dan memberi mereka otoritas yang melekat pada posisi mereka. Menurut Hick (2002:160), kelompok formal terbentuk karena adanya hubungan Command Group yaitu kelompok kerja yang terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada satu atasan tertentu dan Task Group yaitu kelompok kerja yang terdiri dari beberapa karyawan yg bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Terdapat tiga unsur pokok organisasi formal, yaitu : 1.



Sistem kegiatan terkoordinasi.



2.



Kelompok orang.



3.



Kerjasama mencapai tujuan.



4.1.1 Ciri Organisasi Formal Menurut Hick (2012:172), kelompok formal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1.



Suatu organisasi terdiri dari hubungan yang ditetapkan antara setiap jabatan. Blok-blok bangunan dasar dari organisasi formal adalah jabatan.



38



2.



Tujuan atau rencana organisasi terbagi dalam tugas, tugas-tugas organisasi disalurkan diantara berbagai jabatan sebagai kewajiban resmi.



3.



Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada jabatan. Yakni, satu-satunya saat bahwa individu diberi kewenangan untuk melakukan tugas jabatan adalah ketika individu tersebut secara sah menduduki jabatannya.



4.



Garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis. Hierarkinya mengambil bentuk umum suatu piramida, yang menunjukkan setiap pegawai bertanggung jawab kepada atasannya atas keputusan bawahannya serta keputusannya sendiri.



5.



Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan dan fungsi jabatan dalam organisasi.



6.



Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal serta memilki kekuatan hokum. Yakni, peraturan-peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang. Jabatan diharapkan memiliki orientasi yang impersonal dalam hubungan mereka dengan langganan dan pejabat lainnya.



7.



Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.



8.



Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.



39



9.



Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.



10.



Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja. Ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena yang



disebut komunikasi jabatan. Hubungan dibentuk antara jabatan-jabatan, bukan antara individu. Keseluruhan organisasi terdiri dari jaringan jabatan, ini yang membedakan organisasi formal dengan organisasi informal dan non formal.



4.1.2 Contoh Organisasi Formal di Bidang Kesehatan 1.



Dinas Kesehatan pusat, Dinas Kesehatan Daerah, Rumah Sakit dan Puskesmas diatur dalam Permenkes No 44 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Organisasi Kesehatan Pemerintah Pusat Dan Daerah.



2.



Rumah Sakit diatur dalam Permenkes No 147 Tahun 2010 Tentang Perizinan RS.



3.



Puskesmas diatur dalam Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Pedoman Manejemen Puskesmas Sebagai Pusat Unit Pelaksana Teknis.



4.



BPJS diatur dalam Perundang-undangan Tentang BPJS No 24 Tahun 2011 dan Perpres No 19 Tahun 2016 Tentang Peraturan BPJS.



40



5.



Posyandu diatur dalam PermenkesNo 39 Tahun 2016 Tentang Program



Penyelenggaraan



Program



Indonesia



Sehat



dengan



Pendekatan Keluarga. 6.



Kader diatur dalam Permendagri No 07 Tahun 2007 Tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat



7.



Yayasan Kanker Indonesia Diatur Dalam Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2008.



4.2



Organisasi Informal Menurut Drucker (1996), organisasi informal merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari meskipun pada akhirnya hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama. Menurut Blau (1963), organisasi informal ini terbentuk sebagai indikasi adanya kebutuhan pegawai yang tidak terpenuhi oleh organisasi. Dari dua pengertian diatas, disimpulkan bahwa organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Keanggotaan pada organisasiorganisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila



41



hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan (Blau, 1963). Organisasi informal adalah hubungan pribadi dalam organisasi yang mempengaruhi putusan di dalam organisasi tersebut tetapi ditiadakan dari skema formal dan tidak berpengaruh dengan struktur formal organisasi. Organisasi informal tumbuh karena berbagai faktor baik ekstern (pendidikan, umur, senioritas, jenis kelamin, latar belakang etnis dan kepribadian), maupun intern (jabatan, upah, jadwal kerja, mobilitas, dan simbol status). Organisasi informal membentuk klik, status dan peranan, norma dan sanksi serta metode kerja sendiri lain dengan aturan formal. Organisasi informal dapat bermanfaat bagi pribadi anggota dan organisasi, namun juga dapat membahayakan organisasi dan dapat berkembang dalam berbagai bentuk. Organisasi informal berperan dalam mendukung organisasi formal : 1.



Mendukung jalannya operasional organisasi.



2.



Membantu merumuskan solusi penyelesaian masalah organisasi. Menurut Blau (1963), organisasi informal dapat dimanfaatkan demi



menunjang organisasi formal : 1.



Kesadaran akan potensi organisasi formal.



2.



Arahan pimpinan.



3.



Membangun iklim organisasi yang sehat. Organisasi informal menurut Hicks (1972) memiliki ciri sebagai



berikut :



42



1.



Lepas, setiap anggota tidak mempunyai struktur dan wewenang tertulis yang berlandaskan prinsip dalam suatu organisasi.



2.



Fleksibel, karena tidak mempunyai landasan hukum jadi organisasi ini mudah untuk berkembang atau bergabung dengan organisasi lain yang mempunyai tujuan bersama sehingga lebih mudah menyesuaikan dengan lingkungan.



3.



Tidak terumuskan.



4.



Bersifat spontan.



Menurut Hick (2002), kelompok informal terbentuk karena faktor : 1.



Friendship Group, kelompok yang terbentuk atas dasar kesamaan karakteristik anggota kelompoknya misalnya usia, hobi, faham politik, suku, agama. Memenuhi kebutuhan manusia untuk bersosaliasasi dengan individu luar terutama yang ada disekitarnya. Contoh organisasi ini kelompok hipertensi, kelompok ibu hamil resiko tinggi, kelompok lansia.



2.



Interest Group, kelompok yang terbentuk atas dasar kepentingan yang sama antara anggota kelompok (tujuan yang ingin dicapai bersama). Contoh organisasi kami peduli lansia ditaman bungkul pada hari minggu dan ceragem penderita stroke di daerah Dukuh Kupang.



4.2.1 Ciri Organisasi Informal Menurut Drucker (1996), organisasi informal memiliki beberapa ciri yang membedakan dari organisasi formal, yaitu :



43



1.



Keanggotaan pada organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu dimana seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.



2.



Sifat hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.



3.



Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.



4.



Organisasi informal, merupakan kumpulan antar perseorangan tanpa tujuan bersama yang disadari, meskipun pada akhirnya hubungan yang tak disadari itu untuk tujuan bersama.



5.



Dalam organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan tugas dan fungsi yang tegas. sedangkan didaam organisasi informal, kedudukan serat fungsinya tampak kabur. Menurut Hicks (2012), organisasi informal dibedakan menjadi



organisasi primer dan organisasi sekunder : 1.



Organisasi Primer Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Organisasi primer berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga tertentu.



44



2.



Organisasi Sekunder Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah tetapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama calon karyawan harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya. Seperti halnya organisasi formal, organisasi informal juga memiliki struktur tersendiri. Struktur inilah yang membedakan antara dua jenis organisasi tersebut. Hubungan informal berdampak pada hubungan formal organisasi. Hubungan tersebut meliputi: 1.



Hubungan komunikasi



2.



Hubungan konsultasi



3.



Hubungan saling percaya Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin



dicapai



secara



maksimal.



Oleh



karenanya



suatu



organisasi



menentukan sasaran pokok organisasi berdasarkan kriteria organisasi tertentu. Menurut Scoot (2008), sasaran yang ingin dicapai pada organisasi informal adalah : 1.



Organisasi berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain



45



itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis. 2.



Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.



3.



Organisasi yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations).



4.3



4.



Organisasi-organisasi perlindungan (protective organizations).



5.



Organisasi-organisasi pemerintah (government organizations).



6.



Organisasi-organisasi sosial (social organizations).



Perbedaan Organisasi Formal dan Informal 1.



2.



Organisasi Formal : a.



Sengaja dibentuk pihak manajemen (resmi).



b.



Untuk tujuan pelaksanaan tugas atau pekerjaan.



c.



Jumlahnya anggota relatif lebih besar.



d.



Relatif lebih permanen.



e.



Sifat hubungan relatif formal.



Organisasi Informal : a.



Terbentuk dengan sendirinya oleh karyawan.



b.



Untuk memenuhi kebutuhan sosial (social needs) karyawan.



c.



Jumlah anggota relatif kecil.



d.



Relatif jangka pendek dan insidental.



e.



Sifat hubungan tidak formal. 46



BAB 5 UKURAN KEEFEKTIFAN ORGANISASI



5.1



Definisi Keefektifan Suatu organisasi dikatakan berhasil atau tidaknya pencapaian misi organisasinya, biasanya diukur melalui konsep efektivitas, yaitu barometer untuk mengukur apakah manajemen dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia itu tepat atau tidak. 1.



Robbins (1990), mendefinisikan keefektifan organisasi merupakan suatu keadaan dimana suatu organisasi dapat merealisasikan tujuannya. Berdsasarkan definisi tersebut dimaksudkan bahwa efektivitas



merupakan



menggambarkan



tingkat



suatu



standar



keberhasilan



suatu



pengukuran organisasi



untuk dalam



mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 2.



Etzioni (1985), mendefinisikan keefektifan organisasi sebagai tingkat sejauh mana organisasi berhasil mencapai tujuannya.



3.



Steers (1977), mengemukakan bahwa efektivitas organisasi adalah tujuan akhir dari suatu organisasi. Organisasi yang rasional akan mengarahkan segala tindakan agar tujuannya dapat tercapai sesuai yang ditetapkan oleh organisasi. Pada dasarnya, definisi efektif yang umum menunjukkan taraf pencapaian hasil. Efektif sering dikaitkan dengan efisien, meskipun sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Istilah efektif dan efisien merupakan dua istilah penting dan saling berkaitan dalam pencapaian suatu tujuan organisasi. 47



4.



Menurut Bernard (1999), menjelaskan bahwa “we shall that an action is effective if it specific objective aim. It is efficient if it satisfies the motives of the aim, whatever it is effectives or not “, dikatakan efektif apabila tercapai tujuan yang telah ditentukan, dan dikatakan efisien apabila perihal tersebut memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas dari efektif atau tidaknya.



5.



Drucker (2002), menyebutkan bahwa “ effectiveness is to do the right things, while efficiency is to do the things right” , efektivitas adalah melakukan hal yang benar, efisien adalah melakukan hal secara benar. Dengan kata lain, efektivitas berarti sejauh mana kita mencapai sasaran sedangkan efisien bagaimana kita mencampur sumber daya secara cermat. Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa



efektifitas organisasi ialah suatu kondisi organisasi yang menunjukkan tingkat keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan yang membedakan dengan efisiensi yaitu efisiensi lebih berfokus kepada penggunaan sumber daya dalam organisasi secara tepat guna untuk mencapai tujuan tersebut.



5.2



Kriteria Keefektifan Menurut Campbell (1977), kriteria ukuran keefektifan organisasi seharusnya dikembangkan untuk :



48



1.



Membandingkan organisasi satu dengan organisasi yang lain. Suatu organisasi yang menggunakan sumber daya yang sama satu sama lain, tetapi menghasilkan keuntungan yang berbeda, maka bisa disebut organisasi satu lebih efektif daripada organisasi yang lain.



2.



Mengevaluasi akibat usaha pengembangan organisasi. Pengembangan organisasi yang tidak menghasilkan nilai tambah menunjukkan bahwa kegiatan organisasi tersebut tidak efektif.



3.



Menentukan karakteristik yang secara langsung berhubungan dengan keefektifan organisasi. Menurut Steers (1985), pengukuran efektifitas merupakan upaya



untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan pendapat Steers tersebut tampak bahwa pencapaian sasaran dan tujuan itu ditentukan oleh kegiatan sebelumnya. Untuk mengukur keefektifan organisasi lebih jauh menurut Gibson (1987) efektifitas organisasi mempunyai kriteria sebagai berikut : 1.



Produksi (Production) Produksi



menggambarkan



kemampuan



organisasi



untuk



memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Dalam bentuk nyata, produk dapat berupa barang yang dihasilkan oleh pabrik, laba (keuntungan) oleh penjualan, pelayanan yang diberikan kepada nasabah, pasien yang sembuh, dan sebagainya. 2.



Efisien (Efficiency) Didefinisikan sebagai angka perbandingan antara output dan input. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal atau harta, biaya 49



per unit, sisa dan pembuangan, periode waktu mesin tidak aktif, dan sebagainya. 3.



Kepuasan (Satisfaction) Dalam penyusunan konsep organisasi sebagai suatu sistem sosial harus memperhatikan keuntungan yang diperoleh oleh para pelakunya. Kepuasan dan semangat kerja merupakan istilah serupa yang menunjukkan sampai sejauh mana organisasi tersebut memenuhi kebutuhan karyawannya.



4.



Adaptasi (Adaptiveness) Kemampuan adaptasi adalah sejauh mana organisasi dapat menanggapi perubahan intern maupun ekstern. Apabila suatu perusahaan tidak dapat menyesuaikan diri maka kelangsungan hidup perusahaan akan terancam.



5.



Perkembangan (Development) Organisasi harus menginvestasi dalam organisasi itu sendiri untuk memperluas kemampuannya untuk hidup terus (survive) dalam jangka panjang.



5.3



Pendekatan Keefektifan Robbins (1990) mengklarifikasikan dalam empat pendekatan dalam mempelajari keefektivan organisasi yaitu : 1.



Pendekatan Pencapaian Tujuan (Goal Attachment Approach) Pendekatan ini berfokus pada tingkat dimana organisasi mencapai tujuannya (Griffin, 2002). Pendekatan menunjukkan bahwa 50



suatu efektifitas organisasi dinilai lebih pada kaitannya dengan tujuan akhir daripada prosesnya. Kriteria umum yang digunakan pada pendekatan ini adalah maksimum laba. Dengan demikian asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini seluruh kriteria yang dapat di ukur (measureable). 2.



Pendekatan Sistem (The System Approach) Pendekatan ini tidak menekankan pada tujuan akhir tetapi memasukkan seluruh kriteria dalam satu elemen sehingga masingmasing akan saling berinteraksi. Pendekatan system menekankan pada kelangsungan hidup organisasi untuk jangka panjang.



3.



Pendekatan Konstituen Strategis ( The Strategic-Constituencies) Pendekatan ini menunjukkan bahwa organisasi yang efektif adalah organisasi yang dapat memuaskan keinginan para konstituen dalam lingkungannya.



4.



Pendekatan Nilai Persaingan (The Competing-Value Approach) Pendekatan ini menawarkan suatu kerangka yang lebih integrative dan lebih variatif, karena kriteria yang dipilih dan digunakan tergantung pada posisi dan kepentingan masing-masing dalam suatu organisasi.



5.4



Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi Menurut Steers (1977) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keefektifan organisasi, yaitu :



51



1.



Karakteristik Organisasi (Organizational Characteristic) Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi yang digunakan di dalamnya. Struktur diartikan sebagai hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat



dalam



organisasi.



Sedangkan



teknologi



menyangkut



mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Keefektifan sebuah organisasi dipengaruhi oleh tingkat kompleksitas dan formalitas struktur serta system kewenangan dalam pengambilan keputusan. 2.



Karakteristik Lingkungan (Environmental Characteristic) Mencakup dua aspek, yaitu aspek eksternal dan aspek internal. Aspek eksternal yaitu lingkungan yang berada diluar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi tersebut yaitu berupa pengambilan keputusan dan tindakan di dalam organisasi. Sedangkan aspek internal lebih dikenal dengan iklim organisasi, yaitu lingkungan yang secara keseluruhan berada dalam lingkungan organisasi. Keberhasilan



sebuah



organisasi



dalam



mencapai



tujuannya



dipengaruhi oleh kemampuannya berinteraksi dengan lingkungannya. 3.



Karakteristik Pekerja (Characterictic of Workers) Faktor manusia (anggota organisasi) merupakan faktor yang pengaruhnya terhadap efektivitas cukup besar. Tingkah laku anggota dapat merupakan dukungan yang berarti bagi pencapaian keefektifan organisasi, tetapi dapat pula merupakan hambatan yang sanggup mengurangi bahkan menggagalkan keefektifan. Pada diri individu 52



akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran tiap individu terhadap perbedaan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. 4.



Kebijakan dan Praktik Manajemen (Management Policies and Practices) Kebijakan yang ditempuh manajer dalam mengelola organisasi berpengaruh langsung terhadap keefektifan organisasi. Proses dan mekanisme kerja yang berlangsung dalam sebuah organisasi diwarnai dan ditentukan oleh berbagai kebijakan yang ditempuh oleh manajer.



53



BAB 6 CONCLUSION



1.



Based on several definitions and organizational characteristics, the organization is a place consisting of two or more people who work together continuously, to achieve common goals and objectives. Organizational goals are strategic objectives that company's management establishes to outline expected outcomes, guide employees efforts, justify a company's activities and existence, define performance standards, provide constraints for pursuing unnecessary goals and function as behavioral incentives.



2.



Scope of organization based on activity is public organization that has non profit goals, public good product result with democrats way to decision making and the size of performance is social welfare. A business organization is consist of profit goals, business goods result product with business strategic process on the way decision making and efficiency size of performance. Based on responsibility scope organization consist of unlimited liability and limited liability.



3.



The principles of organization has very important contribution. An organization must have a clear and equal goals for each individuals, at the time of implementation required dicipline of work, coordination,distribution of tasks and authority to avoid overlap between other division. Without principles in organization,it even worse for company it leads to people randomly bumping into each other when performing their duties without understanding their own goals and organizational consistency optimally. 54



4.



According Max Weber (2012) there’s two form of organization, formal organization



and



informal



organization.



Formal



organization



is



organization that have a formally define positions and interacted between the positions. The example, health public policy central and local such as BPJS and Puskesmas. This organization has a formal management, legal foundation, relatively have large quantity and permanent, also have formal relation. According to Blau, informal organization are formed as an indication of the need for employees who are not fulfill in formal organization. The example, Elderly Care Community and Hypertension Disease Group. 5.



Organization can be said success or failure to achieve goals, usually measured by effectiveness concept which has some criteria production, efficiency, satisfaction, adaptiveness and development. Measurement of the effectiveness can be apply from several approach, also should pay attention to the factors that influence effectiveness.



55



DAFTAR PUSTAKA



Barnard, C. I. 1938. The Functions of the Executive. Harvard University Press. Cambridge. Campbell, J.P. 1977. On The Nature of Organization Effectiveness. In P.S Goodman & J.M Pennings (Eds). New Perspectives on Organizational Effectiveness. Josey Bass. San Francisco Carrol dan Hanna. 2003. Understanding Organizations. 4th ed. Penguin Books. London. Chandler. 2006. The Cognitive Leader. Goodyear Pub. Co. California. Daft, Richard L. 2009. Organization Theory and Design. 10th Ed. South-Western College Pub. Dalio,



Ray. 2011. Principles. https://benperove.com/wpcontent/uploads/2014/12/principles.pdf. 15 September 2017 (22:00).



Daniels, Tom D, Spiker, Barry K, Papa, Michael J. 1997. Perspective on Organizational. 3rd ed. Brown and Benchmark. Drucker, P. 1996. The Executive in action. Harper Collins Publisher Inc. New York. Farland, Dalton E. 1970. Management: Principles and Practice. The Macmillan Company. Fayol, Henri. 1919. General and Industrial Management. 1st ed. Pitman. London. Gibson, J.L, Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H. 1982. Organizations : Behavior, Structure, Procesess. 4th ed. Bussiness Publications Inc. Texas Gibson, J.L, Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H., Konopaske, Robert. 2011. Organizations : Behavior, Structure, Procesess. 40th ed. McGraw-Hill Education. Singapore Grimsley, Shawn. 2003-2017. What is a Business Organization? Structre Types and Examples. http://www.study.com/Academy/lesson. 18 September 2017 (04:30) Hicks, Herbert G. 2002. Basic Organizational Behavior for Social Research. Mac Milan Publishing Co. New York.



Ivanko, Stefan. 2013. Modern Theory of Organization. Faculty of Public Administration. University of Ljubljana. Kokemuller, Neil. 2017. What is The Meaning of Business Organization. http://www.Smallbusiness.Chron.com. 17 September 2017 (23:20). Milton, Charles R. 1981. Human Bevaior in Organizations (Three Levels of Behavior). Prentice-Hall. Englewood Cliffs, N. J. Mooney, James D. 1947. The Principles of Organization. Harper. New York. Robbins, Stephen P. 1990. Organization Theory. Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs,N.J Rouse,



Margaret, 2007-2017. Organization http://searchcio.techtarget.com/definition/organizational-goals. 18 September 2017 (21:00)



Goals.



Scott, William Richard. 2008. Institutions and Organizations. 3rd ed. Sage Publications Ltd. London. https://en.wikipedia.org/wiki/Organization. 12 September 2017 (23:32) Simon, Herbert A. 1964. On the Concept of Organizational Goal Vol 9. http://www.Jstor.org/stable/2391519. 16 September 2017 (11:12) Steer, Richard M. 1977. Organizational effectiveness. Califfornia



Goodyear Pu. Co.



Stoner, R. E. Freeman, D. R. Gilbert Jr. 1995. Management Prented. 6th ed. Pretice Hall. Englewood New Jersey. Umstot, Denis D. 1984. Understanding Organizational Behavior (Concepts and Applications). West Publishing Co. Minnesota. Walonick, David S. 1993. Organizational Theory and Behavior, Stat Pac. www.statpac.org/walonick/organizational-theory.htm. 11 September 2017 (12:22) Web



Finance Inc. 2017. Bussiness Dictionary. http://www.businessdictionary.com/definition/principles.html. 15 September 2017 (11:23)



Weber, Max. 2012. The Theory of Social and Economic Organization. Free Press. New York. _________. 2014. Essays in Economic Sociology. Prince Ceton. Princeton Univ Press



Yang, Chun-Xia, Han-Min liu, Xing-Xiu Wang. 2013. Organization Theories: From Classical to Modern. Journal of Applied Science. 13(21) ISSN 1812565.



DAFTAR PERTANYAAN



1.



Menurut ilmu kelompok sosial, apa bedanya organisasi informal dan kelompok ? (Feri Styaningsih - 101711123044) Jawab : Tidak ada perbedaan antara organisasi informal dan kelompok, dikarenakan kelompok merupakan bagian dari organisasi yang berbentuk informal.



2.



Terbentuknya friendship group dan interest group pada dasarnya terbentuk atas dasar keterkaitan terhadap sesuatu. Apa perbedaan dari kedua bentuk tersebut ? (Erinka Pricornia - 101711123012) Jawab : a.



Friendship Group, kelompok yang terbentuk atas dasar kesamaan karakteristik anggota kelompoknya misalnya usia, hobi, faham politik, suku, agama. Memenuhi kebutuhan manusia untuk bersosaliasasi dengan individu luar terutama yang ada disekitarnya. Contoh organisasi ini kelompok hipertensi, kelompok ibu hamil resiko tinggi, kelompok lansia.



b.



Interest Group, kelompok yang terbentuk atas dasar kepentingan yang sama antara anggota kelompok (tujuan yang ingin dicapai bersama). Contoh organisasi kami peduli lansia ditaman bungkul pada hari minggu dan ceragem penderita stroke di daerah Dukuh Kupang.



3.



Apakah organisasi publik tidak memberikan profit ? (Gracia S. Pribadi – 101711123047) Jawab : Ya, namun profit yang diterima berupa jasa atau layanan yang dikembalikan lagi kepada masyarakat dimana profit tersebut tidak dapat disediakan melalui transaksi penjual atau pembeli.



4.



Apakah perbedaan lain dari organisasi publik dan organisasi bisnis ? Apakah organisasi publik tidak dapat bersifat mencari keuntungan ? (Retno Widyarti – 101711123036) Jawab : Salah satu perbedaan lain dari organisai publik dan organisasi bisnis adalah terletak pada otorisasinya dimana publik harus mendapat ijin atau legalitas dari pemerintah pusat sedangkan bisnis otorisasinya berasal dari atasan langsung tanpa diperlukan adanya legalitas.



5.



Jelaskan dan berikan contoh keuntungan dan pendapatan bersama-sama pada organisasi sesuai ruang lingkupnya (organisasi publik dan bisnis) ? (Sonny M. – 101711123035) Jawab : Contoh organisasi publik dan organisasi bisnis sesuai ruang lingkupnya: a.



Organisasi Publik : Rumah Sakit milik Negara bekerjasama dengan PMI dalam penyelenggaraan Bank Darah di Rumah Sakit agar memudahkan bagi pasien yang dalam kondisi darurat memerlukan tranfusi darah tanpa harus datang jauh ke PMI terlebih dahulu sehingga menghemat waktu dalam penyelamatan pasien tersebut. (dalam hal ini baik Rumah Sakit maupun PMI sama diuntungkan dari waktu, tenaga dan biaya).



b.



Organisasi Bisnis : Apotik, dimana Apotik menyedikan jasa dibidang kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas namun dalam menjalankan proses bisnisnya juga memproleh keuntungan dari investasi yang ditanamkan.



6.



Is there a business organization that based on public organization ? What is the purpose of this organization ? (Pebriarti – 101711123010) Jawab: Organisasi publik murni dijalankan untuk kepentingan masyarakat luas sehingga tidak boleh berorientasi pada bisnis namun ada organisasi publik



yang dikelola secara bisnis yakni BPJS. Tujuan dari organisasi publik sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas sama rata.



7.



Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis struktur organisasi (Line, fungsional, staf lini, gabungan) ? (Ghaisani Ikramina Aiffah – 101711123003) Jawab : a.



Sturktur Organisasi Lini Kelebihan : -



Tanggung Jawab Tetap: Di bawah sistem ini, tugas dan tanggung jawab ditetapkan secara jelas untuk masing-masing karyawan. Karena itu, mereka



bisa melanjutkan pekerjaannya tanpa



kebingungan atau kesalahpahaman. Setiap karyawan mengetahui kepada siapa ia bertanggung jawab dan siapa yang bertanggung jawab atasnya. -



Persatuan Komando: Karena pekerja hanya bertanggung jawab kepada satu atasan, kesatuan perintah dimungkinkan. Sehingga tidak ada orang yang lepas dari tanggung jawab.



-



Disiplin: Pengaturan otoritas yang vertikal dan kesatuan tanggung jawab memastikan disiplin yang prima.



-



Keputusan Cepat: Keputusan cepat diambil oleh karyawan karena penyatuan wewenang dan tanggung jawab.



Kekurangan : -



Kurangnya Spesialisasi: Karena satu orang harus mengambil keputusan mengenai berbagai hal, sistem ini tidak menumbuhkan spesialisasi.



-



Kurangnya Inisiatif: Karena konsentrasi otoritas paling tinggi di tangan manajemen puncak, kepala bagian akan kehilangan inisiatif mereka.



-



Cakupan



untuk



Favoritisme:



Kemungkinan



nepotisme



dan



favoritisme lebih banyak berada di bawah sistem ini. Karena satu



orang mengendalikan keseluruhan kegiatan, maka bawahan harus mengikuti ritmenya. -



Komunikasi



yang kurang memadai:



Meskipun sistem ini



memastikan komunikasi langsung dari tingkat atas ke tingkat yang lebih rendah, namun tidak memberikan pengaturan untuk komunikasi dari bawah ke tingkat atas. Hal ini dapat menyebabkan salah penyesuaian atau salah pengambilan keputusan dari pihak eksekutif.



b.



Struktur Organisasi Fungsional Kelebihan : -



Karena setiap departemen dibuat sesuai spesialisasi, ada jaminan bahwa tugas manapun yang ditugaskan ke departemen fungsional akan dilakukan secara profesional seperti yang dilakukan oleh spesialis, misalnya jika tidak ada organisasi fungsional dan terjadi masalah yang terkait dengan sistem informasi di perusahaan maka seluruh perusahaan akan kebingungan dan terganggu mengenai bagaimana dan dengan siapa masalah akan terpecahkan.



-



Menyebabkan lebih banyak efisiensi dan kecepatan kerja karena spesialis yang ahli di bidangnya cenderung melakukan tugas dengan lebih efisien dan efektif daripada orang normal. Jadi, misalnya, orang normal cenderung mengambil lebih banyak waktu untuk mengambil keputusan terkait masalah keuangan daripada seorang analis keuangan yang menangani departemen keuangan.



-



Memungkinkan manajemen untuk memisahkan pekerjaan sesuai fungsinya dan dengan demikian menghindari duplikasi pekerjaan dan juga manajemen dapat mengalokasikan pekerjaan ke departemen terkait dengan cepat karena spesialisasi fungsional.



Kekurangan : -



Karena berbagai departemen dipisahkan berdasarkan fungsi, menyebabkan tidak ada ruang lingkup karyawan dari departemen lain yang membantu atau bertemu dengan pegawai departemen



lainnya dan oleh karena itu ada banyak bentuk departemen di dalam perusahaan dan setiap departemen memiliki tujuan yang terpisah bukan satu tujuan bersama yang bisa merugikan kemajuan perusahaan dalam jangka panjang. -



Jika beberapa pekerjaan membutuhkan intervensi dari dua departemen maka mungkin akan tertunda karena kurangnya koordinasi



antar



departemen



yang



pada



akhirnya



akan



menyebabkan perusahaan kehilangan daya saingnya sehubungan dengan pesaing. Jadi misalnya, jika departemen pemasaran memerlukan beberapa dukungan sistem informasi untuk pemasaran produk baru dan departemen sistem informasi lambat untuk merespons maka keseluruhan proses pemasaran suatu produk dapat menjadi kegagalan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. -



Ada



kemungkinan



konflik



yang



meningkat



antar



kepala



departemen karena berbagai alasan seperti ego, posisi yang sama, anggaran dan masih banyak lagi yang pada gilirannya dapat menghambat kemajuan perusahaan.



c.



Struktur Organisasi Staff-lini Kelebihan : -



Jenis organisasi didasarkan pada spesialisasi yang direncanakan dan membawa pengetahuan ahli untuk keuntungan manajemen.



-



Memfasilitasi untuk bekerja lebih baik dan lebih cepat.



-



Memungkinkan untuk memanfaatkan pengalaman dan saran.



-



Mempromosikan fungsi yang efisien kepada petugas lini.



Kekurangan : -



Ada kemungkinan konflik antara otoritas lini dan staf.



-



Jika kekuasaan tidak ditentukan maka akan menyebabkan kebingungan.



-



Jika



pertimbangan



tidak



terkontrol



nepotisme. -



Pembuatan keputusan yang berliku-liku.



sering



menimbulkan



d.



Struktur Organisasi Matriks Kelebihan : -



Mencapai koordinasi yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan ganda dari pelanggan.



-



Penggunaan sumber daya yang fleksibel.



-



Sesuai dengan keputusan yang kompleks dan sering berubah di lingkungan yang tidak stabil.



-



Memberikan kesempatan bagi keduanya baik pengembangan fungsional maupun keterampilan produk.



-



Terbaik di organisasi berukuran sedang dengan beberapa produk.



Kekurangan : -



Menyebabkan peserta mengalami otoritas ganda, yang bisa membuat frustrasi dan membingungkan.



-



Berarti peserta butuh keterampilan interpersonal yang baik dan pelatihan ekstensif.



-



Memakan waktu; sering melibatkan pertemuan dan sesi resolusi konflik.



-



Tidak akan berhasil kecuali pekerja mengerti dan mengadopsi tipe tanggung jawab bersama diantara sekelompok rekan kerja dan bukan hubungan vertikal.



-



Membutuhkan usaha keras untuk mempertahankan kekuatan keseimbangan.



8.



Apakah kelas AJ 2017 merupakan suatu organisasi? Jika ya, struktur organisasi seperti apa yang baik untuk diterapkan? (Dimas Abdullah – 101711123043) Jawab : Kelas AJ 2017 termasuk organisasi informal (friendship group), struktur yang bisa diterapkan ialah struktur fungsional.



9.



Struktur organisasi mana yang baik dan efektif digunakan bagi perusahaan khususnya perusahaan yang ingin berkembang serta kelebihan dan kekurangan ? (Rifatin Haibah – 101711123037) Jawab : Tergantung



kebutuhan



masing-masing



organisasi



namun



menurut



kelompok, struktur organisasi fungsional atau proyek dapat dijadikan contoh struktur organisasi yang tepat jika ingin perusahaan tersebut berkembang.



10.



Sebutkan contoh organisasi sebagai sentralisasi / desentralisasi ? (Tiwik Suci Pertiwi – 101711123027) Jawab : Prinsip organisasi sentralisasi adalah terpusat pada satu pimpinan atau pengambil keputusan, contoh : Kementerian Kesehatan  Dinkes Propinsi  Dinkes Kabupaten/Kota  Puskesmas. Prinsip organisasi desentralisasi adalah adanya pembaggian weweenang di dalamnya, contoh : dari Kepala Pusat ke Daerah (Dinkes Propinsi membagi tugas langsung ke kabupaten dibawahnya atau dinas ke seksi bidang di bawahnya).



11.



Pada tanggung jawab kepemilikan umum, jika organisasi tersebut dimiliki lebih dari satu orang, apakah tiap pemilik memiliki tanggung jawab yang sama atau ditentukan oleh suatu hal ? misalnya yang menginvestasikan terbanyak memiliki tanggung jawab paling besar atau sesuai hirarki struktur organisasi? (Hilfia Alifa Nurly – 101711123015) Jawab : Belum tentu, karena pengambil keputusan dipilih atau ditetapkan dari kebijakan yang telah disepakati sebelumnya. Seorang pemimpin atau pegambil keputusan bisa dipilih melalui musyawarah antar anggota organisasi.