Organisasi Tradisional Vs Modern [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ORGANISASI TRADISIONAL VS MODERN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Oleh: REPLIANIS



ORGANISASI TRADISIONAL DAN ORGANISASI TEAM (MODERN) A.



Pendahuluan. Organisasi mungkin telah ada sejak ratusan tahun yang lalu, karena ruang lingkup organisasi yang sangat luas, secara tidak sadar semua manusia sejak lahir sudah ikut dalam organisasi, suatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang atau ia mungkin hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah organisasi mungkin dapat besifat kaku, “dingin”, tanpa kepribadian, atau kadang-kadang dapat menghasilkan hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para anggotanya. Untuk sejarah sendiri belum di ketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi. Tiori organisasi Tradisional telah mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun 1900 sampai tahun 1950. Ia bersumber pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776. Akan tetapi, baru sejak tahun 1900 falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih lengkap disesuaikan oleh Taylor, Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-aspek pembagian kerja, hirakhi ketat, standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-sasaran perusahaan dapat dicapai.1[1] Teori organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu system terbuka, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungannya. Kebanyakan organisasi sangat menekankan tiori organisasi klasik dalam hal membentuk struktur-strutur mereka, karena ia berhubungan dengan elemen-elemen



yang didalam sebuah lembaga seperti. Kekuasaan, tanggung jawab, pembagian kerja, spesialisasi, dan interdependensi bagian-bagian. Perkembangan-perkembangan modern menentang tiori tradisional, akan tetapi elemenelemen esensialnya tetap ada dan perlu dimengerti untuk bekerja dengan manusia didalam sebuah organisasi. Proses pengorganisasian dapat dipandang dari dua macam sudut ia dapat dipandang sebagai sebuah proses konstrksi dimana sejumlah besar unit-unit kerja dibagi dalan pekerjaan, departemen-departemen, devisi dan akhirnya sebuah lembaga secara keseluruhan. Kedua memandang sebuah organisasi sebagai sebuah proses analisis dimana bidang pekerjaan khusus diabagi dalam ,divisi-divisi, depertem-departeman dan akhirnya sebuah lembaga secara keseluruhan.2[2] B. Pembahasan 1. Pengertian organisasi a. Organisasi adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan individuindividu yang bekerja ke arah tujuan yan bersifat umum dan hubungan kerjasamanya telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan. b. Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. 3[3] c. Organisasi adalah suatu sistem yang dibentuk oleh manusia. Sedangkan sistem adalah komponen yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain. organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerjasama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orangorang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggungjawab masung-masing.4[4]



2[2] J. Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 99 3[3] Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010) h. 60 4[4] SuryoSubroto. Mnajemen Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010).139



Dari pengertian organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa



organisasi adalah



aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan jenis-jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah



dan tanggung jawab pada pelaksana untuk



mencapai tujuan yang bersifat umum.



2.Tiori Organisasi Tradisional Tiori organisasi Tradisional telah mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun 1900 sampai tahun 1950. Ia bersumber pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776. Akan tetapi, baru sejak tahun 1900 falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih lengkap disesuaikan oleh Taylor, Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-aspek pembagian kerja, hirakhi ketat, standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-sasaran perusahaan dapat dicapai. Menurut organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem tertutup dimana semua variabel diperhatikan dan berada dibawah pengendalian pihak manajemen. Tiori tradisional itu membawa hasil nyata dalam praktik yang terjadi kenaikan pruduktipitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa itu.5[5] Tetapi suatu hal pokok bahwa tiori organisasi tradisional mengabaikan faktor manusia. Nasib para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (mereka seakan-akan dianggap sebagai bagian dari mesin). Seperti mesin apabila onderdil mesinnya rusak maka dapat diganti. Hasil produksi (output) dicapai dengan pengorbanan manusia yang terlampau besar. Dalam organisasi diberlakukan peraturan-peraturan ketat, prosedur-prosedur ketat, hirarkhi yang kuat, tiap pekerjaan diterisolasi dari teman-teman sekerjanya. Akibat dari semua itu buruh makin banyak absen, kualitas yang dihasilkan makin merosot dan para pekerja makin terasing dari pekerjaan mereka. Timbul macam-macam komflik-komflik. Gejala-gejala tersebut dibalas olah pihak manajemen daengan cara-cara 5[5] Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam (Bandung: PT Refika aditama, 2008) h. 19-20.



yang makin ketat. Kekeliruan pihak manajemen adalah pihak manajemen hanya menanggapi gejala-gejalanya saja tetapi bukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil pendekatan menurut teori organisasi tradisional adalah ketidak puasan dalam pekerjaan. Manusia dikorbankan untuk kepentungan produksi.6[6] Dalam organisasi tradisional pengorganisasian dicapai dengan cara: a. Pembagian Pekerjaan Dan Proses “Skalar” Kepala



departemen



membagi-bagikan



pekerjaan



dilingkungan



departemennya



sedemikian rupa sehingga dapat diperkembangkan sebuah kelompok yang efektif yang terkordinasi. Manajer mengorganisasikan dengan jalan membagi-bagikan pekerjaan dalam tingkat-tingkat dan fungsi-fungsi dan kemudian mempekerjakan orang atau sumber daya pada pekerjaan yang ada. Contoh Hubungan skalar, apabila terdapat dua orang yang berada dalam hubungan: Supervisor –bawahan maka hubungan tersebut dinamakan hubungan “skalar” tingkat-tingkat 1



Kepala manajemen 2



Para supervisor



3



Para Pekerja



b. pembagian kerja dengan Delegasi Hubungan-hubungan dan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan melalui pembagian pekerjaan, dikomunikasikan serta ditugaskan kepada masing-masing orang melalui delegasi. Delegasi dapat didefinisikan sebagai penugasan kewajiban-kewajiban, tanggungjawab dan pembagian otoritas. Apabila manejer memberi delegasi kepada bawahannya, maka bawahan



6[6] Ibid



yang diberi delegasi langsung menjadi wakil dari manejer. apabila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan maka kegagalan itu adalah tanggungjawab manejer.7[7] C. Birokrasi Apabila struktur-struktur organisasi, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur diikuti dengan ketat, maka timbullah kondisi yang dikenal sebagai „birokrasi” didalam birokrasi terdapat adanya peraturan-peraturan yang berbelit-belit, pengawasan secara terinci, sesuatu hirarkhi yang kaku dan fungsi-fungsi yang sangat terspesialisasi, yang dilaksanakan oleh petugas birokrasi.Tindakan manejerial lambat sekali dan pekerjaan surat-menyurat.8[8]



3. Sistim Organisasi Tradisional Sistem Tertutup ( Closed System ) Sistem tertutup adalah sistem yang tidak mengadakan pertukaran imformasi, tidak menyerap aspirasi-aspirasi dari luar baik lingkungan maupun bawahan. Sistem yang tidak mempunyai relasi dengan lingkungan.9[9] Ciri-ciri Sistim tertutup menurut Tom Burns dan G.M Stalker adalah : 1) Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil 2) Adanya pembagian tugas Sarana 3)



Konflik



didalam



organisasi



diselesaikan



dari



atasan



Pertanggungjawaban 4) Rasa tanggung jawab dan loyalitas seseorang diberikan kepada sub unit birokrasi yang telah dibebankan kepadanya 5) Organisasi dipahami sebagai suatu struktur hierarki 6) Pengetahuan hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( impinan) 7[7] Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 100-106 8[8] Ibid. 100-106



9[9] Syarifuddi anzinzhan. Sistem pengambilan keputusan pendidikan (Jakarta: PTGrasindo. 2008) h. 17.



7) Interaksi diantara orang – orang dalam organisasi cendrung vertikal 8) Gaya interaksi diarahkan untuk mencapai kepatuhan , komando dan hubungan yang jelas antara atasan dan bawahan 9) Loyalitas dan kepatuhan pada seorang atasan dan organisasi pada umumnya sangat ditekankan 10) kedudukan seseorang itu didalam organisasi sangat ditentukan oleh kantor dan derajat seseorang.10[10]



4. Struktur tingkat-tingkat organisasi tradisional Organisasi tradisional memakai struktur sentralisasi yang mana garis-garis perintah atau kekuasaan membentang tegak lurus dari atas kebawah atau dari pimpinan atasan/pusat sampai kepada organ yang paling bawah.



Segala sesuatu mengenai urusan semuanya



ditentukan oleh pusat. Sedangkan bawahan hanya merupakan pelaksana-pelaksana pasif. Sesuai dengan sistim sentralisasi dalam organisasi. Dalam sistim sentralisasi seperti ini ciriciri pokok yang menonjol adalah keharusan adanya uniformitas (keragaman). 11[11]



5. Prinsip-prinsip Organisasi Tradisional 1) Prinsip kesatuan perintah Seoerang bawahan hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja, sehingga jelas apa yang harus dilakukan setiap orang dan jelas pula kepada siapa ia harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.12[12] Prinsip kekecualian 10[10] Chr. Jimmi L Goal. Sistem Imformasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi ( 2008) h. 13 11[11] Ngalim Purwanto. Adminiatrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h. 129. 12[12] Suparjati. Tata usaha dan kearsipan (Yogyakarta: Kaninus, 2000) h. 3.



Prinsip kekecualian menyatakan bahwa keputusan-keputusan yang timbul berulang-ulang kali harus ditangani dengan cara rutin oleh para manejer dengan tingkat lebih rendah. Sedangkan problem-problen yang berkaitan denga persoalan yang luar biasa, harus dihadapi oleh tingkattingkat yang lebih tinggi.



wasan Rentang pengawasan seorang manejer yaitu terdapat adanya pembatasan terhadap jumlah bawahan yang dapat disupervisi oleh atasan. 3) Prinsip Skalar Diatas telah disinggung tentang prinsif skalar, yang mana prinsip skalar menyatakan bahwa otoritas serta tanggung jawab harus mengalir dalam bentuk garis yang tidak terputus-putus dari manejer tinggi hingga manejer rendah. 4) Depertementasi Dengan cara apa aktivitas-aktivitas dibagi dan dibentuk kedalam kelompok-kelompok khusus, biasanya disebut sebagai depertementasi, adapun tujuan depertementasi adalah a)



Mengkhususkan aktivitas-aktivitas



b)



Menyederhanakan tugas-tugas para manejer



c)



Mengusahakan pengawasan13[13]



5) Manajemen Ilmiah Manajemen ilmiah dikembangkan mulai sekitar tahun 1990 oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas. Teori manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern. Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan pemecahan maslah-masalah organisasai. Empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :



13[13] http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/



1)



Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmuan dan benar.



2) Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengenbangan para karyawan secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sabaik-baiknya sesuai dengan spesialisasinya. 3)



Pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan dan pengenbangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekankan biaya produksi menjadi rendah.



4) Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.14[14]



6. Unsur –unsur teori klasik ( Bolman) 1) Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi. 2) Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi. 3) Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf) 4) Pengawasan yang ketat, pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran komunikasi.15[15]



7. Pendekatan Dalam Organisasi tradisional 1) Pendekatan manusiawi



14[14] Yayat M. Herujito. Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT Grasindo, 2001) h. 49-52. 15[15] http://www.scribd.com/doc/24932593/TEORI-MANAJEMEN-TRADISIONAL



Yaitu yang memendang manusia mempunyai faktor yang sangat penting dalam administrasi manusia memiliki sipat dinamis dan sekaligus dapat mengharmoniskan hubungan manusia. Dan terjadiya komflik dalam organisasi dianggap suatu proses yang normal atau biasa dalam suatu organisasi 2) Pendekatan prilaku 16[16] Pendekatan prilaku menggunakan gaya kepemimpinan yaitu: 1. Gaya kepemimpinan Otokratis Pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang bertindak secara diktator terhadap bawahannya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa bawahan. jadi dapat di jelaskan bahwa pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang hanya menginginkan bawahannya melaksanakan perintahnya dan pemimpin ini tidak mau dibantah atau dia tidak mau menerima saran apapun dari bawahannya. 2. Gaya kepemimpin yang laissez faire Gaya kepemimpinan ini adalah pemimpin yang membiarkan bawahan berbuat sekehendak hati mereka. Pemimpin tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya, pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tampa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. 3. Kepemimpinan yang Demokratis Kepemimpinan yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan kelompoknnya bukan sebagai majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai saudara tua diantara teman-tenman sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudarasaudaranya. Pemimpin yang demokratis akan selalu mensimulasi anggota-angotanya agar bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia 16[16] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung :PT Imperial Bhakti Utama, 2007) h. 233-237



selalu berpangkal dengan kepentingan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya ia mau menerima bahkan mengharapkan saran-saran dari anggota kelompoknya. Juga kritikan-kritikan yang membangun dari pada anggotanya diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.17[17]



C. TEORI MODERN (TEAM) 1. Pengertian Team Tim adalah kumpulan orng yang berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan bersama.18[18] Barnard mendefinisikan organisasi Modern adalah organisasi formal sebagai suatu sistem kegiatan-kegiatan yang secara sadar dikoordinasikan oleh dua atau lebih yang bekerja sama untuk mewujudkan tujuan. Dari penertian diatas, kita dapat menarik kesimpulan tentang definisi organisasi modern (Team). Teori modern mendefinisikan organisasi sebagai prosesproses yang tersususn dalam suatu sistem di mana orang-orang di dalamnya berinteraksi saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan bersama. Teori organisasi modern ini muncul pada tahun 1950, sebagai akibat ketidak puasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang



17[17] AB. Susanto, Masri Sareb Putra. 60 Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom In Life (Jakarta: PT Gramadia, 2010) h. 16-20. 18[18] Mulyadi. Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen (Jakarta: PT Selemba Empat, 2007). H. 159.



berkaitan dengan lingkunngan dan apabila organisasi dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.19[19] Pandangan modern ini cenderung membicarakan organisasi sebagai sebuah sistem yang saling



ketergantungan satu sama lainnya. Tampaknya sesuai apabila mengartikan



organisasi sebagai sebuah sistem sosial yang diorganisir untuk pencapaian jenis tujuan tertentu; Pencapaian tujuan tersebut pada saat yang sama merupakan sebuah kinerja fungsional atas nama sistem yang lebih inklusif, yaitu masyarakat.20[20]



Teori modern



mempertimbangkan semua elemen organisasi pada umumnya. Definisi atau batasan teori modern yaitu, suatu organisasi merupakan suatu proses yeng tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.



2. Sifat Sifat Teori Organisasi Modern (Team) 1) Tiori system a)



Kedinamisan



b)



Multi level dan multi dimensional.



c)



Multi motivasi



d)



Multi disipliner



e)



Multi variabel



2) Teori Kontigensi



3. Karakteristik dari teori organisasi Modern, antara lain: 1) Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,



19[19] .Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku Organisasi (Jakarta: Salemba Empat. 2008) h. 214-224



20[20] ibid



2) Mempertimbangkan semua elemen, organisasi, 3) Memandang organisasi sebagai suatu sistem, 4) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya, 5) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.



4. Tujuan Organisasi modern 1) Menciptakan keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan staf anggota organisasi. 2) Menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka 3) Menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi. 4)



Merupakan



semangat



kerja



para



anggota



organisasi



dan



kemampuan



mengendalikan diri.



5. Prinsif-prinsip organisasi Modrn 1) Adanya pembagian pekerjaan Maksudnya adalah kualitas anggota organisasi penting dalam pembagian pekerjaan diperhatikan kualitas fisiknya, moral, pendidikan mental, pengalaman, keimanan, dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa. 2) Disiplin Disiplin merupakan ketaatan, kepatuhan untuk mengikuti aturan yang menjadi tanggung jawabnya. Disiplin sangat berkaitan dengan kewenangan karena apabila kewenangan tidak dijalankan dengan semestinya maka disiplin itu akan hilang, dan tidak akan tercapai tujuan seperti apa yang diinginkan. 3) Kewenangan dan taggung jawab



Setiap pekerja diberikan kewenangan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan, wewenwng tersebut diperolah pada pembagian tugas karena itu menuntut pertanggungjawas kepada kepentban terhadap penyelenggaraan pekerjaan. 4) Memberikan prioritas kepada kepentingan umum Memberikan prioritas kepada kepentingan umum merupakan syarat utama anggota organisasi swasta maupun pemerintah, hal ini sangat dipengaruhi oleh rasa senang dalam bekerja bagi setiap pekerja sehingga sehingga disiplin tubuh atas dasar kesadaran bukan karena dipaksa. 5) Penggajian pegawai/Karyawan, Gaji atau menentukan kkelancaran tugas karena manusia mempunyai kebutuhan pribadi. Gaji juga membuat manusia termotivasi dalam pekerjaan. 6) Pusat kewenangan Dalam pemusatan kewenangan akan berdampak pemusatan pertanggungjawaban dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, pertanggungjawaban terakhir ada pada pimpinan, yang mempunyai wewenang tertinggi. 7) Mekanisme kerja Dalam organisasi ada yang ditunjuk sebagai sebagai atas/pimpinan, ini dimaksudkan ada yang bertanggungjawab secara keseluruhan. 21[21] 8) Keamanan Setiap pekerjaan memerlukan pengamanan yang merupakan syrat utama, karena dengan terjaminnya keamanan, maka seseorang akan merasa aman dan tenang dalam menjalankan tugasnya



21[21] Abdurrahman. Manajemen Sumber daya Manisia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). h. 7-9.



9) Inovasi Pengembangan inisiatif dari para pekerja dalam suatu kegiatan agar berkembang kearah perobahan yang menuju pada kemajuan. 10) Semangat kebersamaan setiap angota organisasi baik pegawai atau karyawan, harus mempunyai rasa kesatuan dengan unutnya, yaitu rasa senasib dan sepenanggungan.22[22] 11) Menggunakan teknologi cangih Organisasi moderen menggunakan teknologi yang canggih, hal ini mengubah cara kerja lama, yang mana pada masa tradisional pekerjaan dilakukan dengan serba manual namun pada masa modrn pekerjaan dilakukan dengan memakai teknoligi canggih. Contohnya menggunakan teknologi komunikasi komputer, surat elektronik (e- mail). dll



6. Unsur-unsur dalam organisasi Moderen a. Didalam organisasi berkumpul orang-orang sebagai sumber daya manusia yang terikat dalam hubungan kerja yang untuk mencapai tujuan b. Didalam organisasi terdapat berbagai maca ketentuan yang mengatur prosedur, bagaimana orang-orang melakukan hubungan kerjasama c. Didalam organisasi terdapat penbagian tugas secara berjenjang yang memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab seseorang atau kelompok dalam melaksanakan hubungan kepemimpinan d. Didalam organisasi terdapat penbagian tugas secara berjenjang yang memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab seseorang atau kelompok dalam melaksanakan hubungan kepemimpinan



22[22] Ibid. h. 7-9.



e. Didalam oraganisasi terdapat sistim yang mengatur kesejahteraan, kebutuhan, penghargaan dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik maupun Non fisik sumberdaya manusia f.



Didalam oraganisasi terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara sumber daya manusia sebagai pemberi ide, pengelola, pelaksana, dan organisasi yang memberikan jaminan kebutuhan sumberdaya manusia dalam rangka mencapai tujuan.23[23]



7. Sistem Organisasi Modern a) Organisasi sebagai sipat terbuka Organisasi sebagai sistem terbuka adalah organisasi yang berinteraksi dengan lingkungan. System terbuka adalah “sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya”. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Sistem organisasi terbuka tidak hanya terbuka bagi lingkungannya saja, akan tetapi terbuka pula bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya Buckly menyebutnya sistem terbuka ini menyesuaikan pada lingkungannya dengan cara melakukan perubahan-perubahan susunan dan proses dari komponen-komponen di dalam organisasi itu sendiri. Kebanyakan organisasi yang berinteraksi dengan lingkungan mereka melaksanakan kegiatan tersebut dengan jalan bertukar imformsi –sehingga organisasi tersebut dapat menyesusikan dan menyesun rencana sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan 24[24] •



Di puncak organisasi adalah pelanggan. Berikutnya adalah karyawan garis depan yang bertemu, melayani pelanggang dengan sebaik-baiknya, pelanggan Di bawah mereka adalah manajer madya, yang bertugas menyokong karyawan garis depan



23



[23] Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010) h. 60-61



24[24] Thoha Miftah. Pembinaan organisasi: Proses Diognosa dan Intervensi ( Jakarta: PT Raja Grapindo persada, 2003) h. 96-99



• untuk melayani pelanggan dengan baik. Akhirnya, di paling dasar adalah manajemen puncak yang bertugas menyokong manajer madya. Selain itu juga ditambahkan pelanggan di samping (gambar samping) untuk menunjukkan bahwa semua manajer dalam perusahaan langsung terlibat dalam mengenal, bertemu, dan melayani pelanggan. b) Organisasi sebagai agen perubahan Agen perubahan adalah pegawai/kelompok pegawai yang terlibat dalam merencanakan perubahan dan mengimplementasikannya. Perobahan-perobahan yang dimaksud antara lain: a. Perubahan menuju kondisi yang lebih baik; b. Memberikan alternatif solusi c. Membantu melancarkan proses perubahan d. Menjadi individu yang dapat dijadikan contoh; e. Sebagai kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dan dapat mempengaruhi.25[25]



8. Birokrasi Birokrasi modern memakai birokrasi yang dikemukakan Wiber. Menurut Wiber ada empat elemen dari birokrasi yaitu: 1)



Pembagian tugas



2)



Hirarkhi wewenang



3)



Peraturan yang harus diikuti karyawan



4)



Dalam memilih orang harus tidak melihat “siapa” tetapi melihat “apanya”



Ciri-ciri birokrasi ini adalah 1) Antara atasan dan bawahan sudah ada hubungan personal, diskusi dan ada kepercayaan 2) Bawahan sudah diharapkan memiliki partisipasi dalam kegiatan manajemen seperti perumusan tujuan, kebijakan dll. 25[25] http://cokyfauzialfi.wordpress.com/2012/05/08/



3) Proses komunikasi antara atasan dan bawahan sudah lancar 4) Pengambilan keputusan sudah dimulai dari bawahan ada desentralisasi 5) Pengawasan tidak begitu ditekankan pada sifat birokrasi tetapi pada pengawasan diri 6) Manajemen memiliki komitmen terhadap pengembangan bawahan atau SDM.26[26]



9. Struktur Organisasi modern Struktur orgsnisasi modern



adalah struktur desentralisasi yang berarti



pendelegasian sejumlah besar otoritas, kepada manejer-manejer level menengah dan bawah dalam organisasi.27[27] Contoh Struktur organisasi Modren berdasarkan kurikulum tahun 1994. Susunan Organisasi SMA sebagai berikut.28[2 D. Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan tekniktekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, ekologi,



dan banyak bidang-bidang lainnya. Faktor-faktor yeng



membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional – analitiknya yaitu Hanya menghadirkan faktor-faktor yang relevan, didasarkan atas data dan informasi yang dapat dipercaya, merupakan hasil dari suatu upaya tim sifat pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu sistem. Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang



26[26] Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 58 27[27] Indra Bastian. Akutasi Pendidikan (Yogyakarta: PT Gelora Pratama, 2006) h. 218 28[28] SuryoSubroto. Mnajemen Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010).153



selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah Proses-proses hubungan dalam sistem



1. Komunikasi. Komunikasi sebagai mekanisme yang menghubungkan bagian-bagian sistem secara bersama. 2. Keseimbangan. Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang dicapai dengan jalan menjaga hubungan struktural yang harmonis antar bagianbangian dalam sistem.



3.



Proses pengambilan keputusan. Merupakan varaibel internal dalam suatu organisasi yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan, harapan-harapan individu, motivasi dan struktur organisasi. Keputusan ini meliputi 2 hal pokok, yaitu keputusan untuk berproduksi dan keputusan untuk berpartisipasi dalam sistem.29[29] Pendekatan - Pendekatan Manajemen dalam organisasi modern



1.



pendekatan sifat penelitian kepemimpinan pada tahap awal didominasi dengan pendekatan sifat para pemimpin. Para peneliti berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat para pemimpin yaitu dengan cara menguji sifat-sifat dan karekteristik personal para pemimpin, yaitu meliputi, Inelegensi, dominasi, percaya pada diri sendiri, energi, aktivitas, dan pengetahuan yang berhubungan dengan tugas.30[30] 2. pendekatan prilaku



29[29] Jhon M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006) h. 19-20. 30[30] Stephen, P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica (Jakarta: Selemba Empat, 2008) h. 53.



pada akhir tahun 1940-an, beberapa peneliti mulai memandang kepemimpinan sebagai suatu proses atau aktifitas yang dapat diamati. Pendekatan prilaku ini bertujuan untuk membedakajn prilaku-prilaku yag dihubungkan dengan kepemimpinan yang efektif. Para peneliti mengasumsikan bahwa efektif atau tidaknya prilaku pemimpin tergantung bagaimana seorang pemimpin menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi. Menurut hasil penelitian ada dua deminsi kepeimpinan, yaitu kepemimpinan yan berorientasi kepada tugas dan pemimpin yang beroreantasi kepada hubungan antara manusia. Sorang pemimpin yan efektif adalah pemimimpin yang tinggi dalam kedua demensi kepemimpinan ini. Kepemimpinan yang beroreentasi kepad atugas adalah pemimpin yang hanya menekankan penyelaesaian tugas-tugas kepada bawahannya dengan tidak mempedulikan perkembangan bakat, kompentensi, motivasi, minat, komunikasi dan kesejahteraan bawahannya. Ia hanya mementingkan kelancaran roda perjalanan organisasi yang dipimpinnya. Sebaliknya kepemimpinan yan beroreantasi kepada hubungan antara manusia hanya menekankan perkembangan bawahannya kepuasan, motifasi, kerjasama, pergaulan, dan kesejahteraan mereka ia mementingkan nasib para bawahannya, sementara kepentingan organisasi menjadi nomor dua.31[31] Kedua demensi kepemimpinan diatas, apabila berdiri sendiri akan menyebabkan kemunduran organisasi. Oleh karena itu kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu mengintegrasikan oreantasi tugas dan oreantasi hubunganantara manusia. Kepemimpinan ini akan selalu memmamfaatkan kerjasama dengan para bawahan untuk mencapai cita-cita dan tujuan organisasi. Dari uran diatas diatas dapat penulis simpulkan bahwa faktor pendukung kepemimpinan kepala sekolah adalah



teknik-teknik kepemimpinan yaitu bagaimana seorang pemimpin



mampu menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang dipimpinnya timbul 31[31] Ibid. Ngalim Purwanto. Adminiatrasi dan Supervisi Pendidikan. h. 129.



kesadaran untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh seorang pemimpin. Dengan kata lain, efektipf atau tidaknya seseorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi dalam organisasi tersebut. Adapun teknik-teknik kepemimpinan dalam melakukan pendekatan adalah Pendekatan sifat dan pendekatan prilaku 3. Pendekatan Sistem Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan keluaran. 32[32] 4.



Pendekatan Situasional Pendekatan Contingency muncul karena ketidak puasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.33[33] Pada struktur organisasi modern, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang paling sesuai sampai saat ini.Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan pada asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat-sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam organisasi. Ada beberapa studi kepemimpinan yang didasarkan pada pendekatan



32[32]



Ibid. Miftah Thoha. h .2003;262



33[33] Sukanto rekso dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori Struktur dan Prilaku.M. Com 2009



ini, antara lain model kepemimpinan kontingensi Fiedler, teori kepemimpinan tiga dimensi dan teori kepemimpinan situasional.34[34] Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers, teori ini menyatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang adalah tergantung pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. mengidentifikasikan ketiga unsur dalam situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yanga akan efektif yaitu hubungan pemimpin anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasan pemimpin. Hubungan pemimpin anggota berkaitan dengan persepsi bawahan atas pimpinan mereka dan bagaimana pemimpin diterima anggota. Struktur tugas berhubungan dengan bagaimana tugas-tugas para bawahan terstruktur atau tidak, apakah merupakan pekerjaan rutin atau tidak, sehingga pemimpin perlu menentukan struktur tugas yang jelas agar pekerjaan dapat dipahami bawahan. Sedangkan posisi kekuasaan pemimpin merupakan kekuasaan formal pemimpin yang berasal dari organisasi. Berdasarkan tiga dimensi tersebut, Fiedler menentukan dua jenis gaya kepemimpinan dan dua tingkat yang menyenangkan. Pertama, gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas, yaitu ketika pemimpin merasa puas jika tugas dilaksanakan. Kedua, gaya kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan, hal tersebut menunjukan bahwa efektivitas kepemimpinaan bergantung pada tingkat pembauran antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam situasi tertentu.35[35] Perbedaan organisasi Tradisional dengan Organisasi Modern (Team) dantaranya adalah



Organisasi Tradisional



Organisasi Modern



34[34] Mukhtar, Iskandar. Oreantasi baru Supervisi Pendidikan (Jakarta: Gaum Persada, GP Prees, 2009). h. 83.



35[35] Mulyasa. Manajenmen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005). h.113.



Dinamis Fleksibel Berpusat pada keterampilan Pekerjaan di definisikan sebagai tugastugas yang harus dikerjakan Berorientasi tim Pekerjaan yang temporal Berorientasi pada pelibatan Partisipasi seluruh pekerja dalam pengambilan keputusan Berorientasi pada pelanggan Diversifikasi lingkungan kerja Tidak ada batas waktu kerja  Hubungan dua arah dan jaringan  Kerja dimana saja dan kapan saja



Stabil   Tidak fleksibel   berpusat pada pekerjaan   Berorientasi individual   Pekerjaan yang permanen  Berorientasi pada perintah   Manajer selalu membuat keputusan   Berorientasi pada aturan   Lingkungan kerja yang relatif  homogen  Jam kerja didefinisikan sebagai 9 – 5  Hubungan yang hirarkhis    Fasilitas kerja ada pada jam-jam 



tertentu



D. Kesimpulan Organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan jenisjenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab pada pelaksana untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. Teori modern mendefinisikan organisasi sebagai proses-proses yang tersususn dalam suatu sistem di mana orang-orang di dalamnya berinteraksi saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan bersama. Tiori organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem tertutup, pembagian kerja dengan



delegas, birokrasi. Organisasi tradisional memakai struktur



sentralisasi sedangkan organisasi modern memaki struktur desentaralisasi, prinsip-prinsip organisasi tradisional kesatuan perintah, prinsip kekecualian, Rentang pengawasan, Prinsip skala, depertementasi, manajemeniIlmiah sedangkan unsur organisasi modern Pembagian kerja, hirarki proses fungsional, struktur, pengawasan yang ketat, prndekatan dalam organisasi tradisional pendekatan manusiawi, pendekatan prilaku. Sifat-sifat teori modern tiori system, teori kontigensi, teori modern tisebut analiasa sistem atau teori Terbuka yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling



bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Karakteristik dari teori organisasi modernrn antara lain Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi, mempertimbangkan semua elemen, organisasi, memandang organisasi sebagai suatu sistem, penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya, organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang saling ketergantungan. Sistem organisasi modern, organisasi sebagai sipat terbuka, organisasi sebagai ageng perubahan, oranisasi dalam suatu kerangka sistem. Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, dan banyak bidang-bidang lainnya. Prinsif-prinsip organisasi adanya pembagian pekerjaan, disiplin, kewenangan dan taggung



jawab.



memberikan



prioritas



kepada



kepentingan



umum,



penggajian



pegawai/karyawan Tujuan organisasi modern menciptakan keharmonisan, memecahkan persoalan, lebih terbuka, keterbukaan berkomunikasi, motivasi dalam bekerja.



Daftar Pustaka Abdurrahman. Manajemen Sumber daya Manisia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006 AB. Susanto, Masri Sareb Putra. 60 Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom In Life Jakarta: PT Gramadia, 2010 Indra Bastian. Akutasi Pendidikan Yogyakarta: PT Gelora Pratama, 2006 Jhon M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan Peilaku dan Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania. Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006 J. Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi Jakarta: Kencana, 2009 Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam . Bandung: PT Refika aditama, 2008 Mulyasa. Manajenmen Berbasis Sekolah Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005. Mukhtar, Iskandar. Oreantasi baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaum Persada, GP Prees, 2009. Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006 Mulyadi. Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen (Jakarta: PT Selemba Empat, 2007 Sukanto rekso dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori Struktur dan Prilaku.M. Com 2009 SuryoSubroto. Mnajemen Pendidikan Di Sekolah Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010



Stephen, P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica . Jakarta: Selemba Empat, 2008 Robbins, Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku Organisasi.Jakarta: Salemba Empat. 2008 Thoha Miftah. Pembinaan organisasi: Proses Diognosa dan Intervensi. Jakarta: PT Raja Grapindo persada, 2003. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung :PT Imperial Bhakti Utama, 2007 Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010 Yayat M. Herujito. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: PT Grasindo, 2001 http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/ http://www.scribd.com/doc/24932593/Tiori Manajemen pendidikan/09/ http://cokyfauzialfi.wordpress.com/2012/05/08/



36[1] [1] Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam (Bandung: PT Refika aditama, 2008) h. 1920.