P17111173036 - Elma Natalia - Dialog Konseling Gizi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DIALOG KONSELING IZI MPASI (MAKANAN PENDAMPING ASI) Untuk memenuhi mata kuliah Konseling Yang dibimbing oleh: Bapak Sugeng Iwan Setyobudi, STP, MKes



Oleh: Elma Natalia Anggraeni NIM. P17111173036



KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MALANG JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI D IV GIZI 2019



Konselor



: “Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?”



Klien



: “Saya ingin menemui ahli gizi di klinik ini, mbak.”



Konselor



: “Kebetulan ahli gizi ditempat ini saya mbak, silakan masuk.”



Klien



: “Baik.”



Konselor



: “Silakan duduk bu.”



Klien



: (klien duduk)



Konselor



: “Perkenalkan, nama saya Elma ahli gizi ditempat ini. Jika boleh tahu siapa nama mbak?”



Klien



: “Nama saya Simbi mbak.”



Konselor



: “Kesini tadi naik apa mbak?”



Klien



: “Saya naik ojek online mbak karena, saya tadi dari kantor lalu langsung kesini.”



Konselor



: ”Dimana memangnya kantornya mbak?”



Klien



: “Di daerah Tidar situ.”



Konselor



: “Wah, lumayan jauh ya mbak.”



Klien



: “Iya mbak, saya kesini hanya untuk anak saya.”



Konselor



: “Loh, mbak sudah punya anak? Gak kelihatan lo mbak saya kira mbak masih 17 tahun.”



Klien



: “Ya begini mbak, saya suka olah raga ditengah – tengah kerjaan. Itu memang hobi Saya makannya badan saya masih seperti anak muda. Hayo tebak usia saya berapa?”



Konselor



: “Berapa memangnya mbak? 25 tahun?”



Klien



: “Salah, usia saya 30 tahun tapi masih terlihat masih muda ya.”



Konselor



: “Benar sekali, saya sampai tidak menyangka. Kalau begitu, ada masalah apa dengan anak mbak?”



Klien



: “MPASI mbak.”



Konselor



: “Oh, baiklah. Jika saya boleh tahu ada apa dengan MPASI.”



Klien



: “Saya kesini hanya ingin tahu sebatas MPASI saja.”



Konselor



: “Baik ibu. Sebelumnya, saya ingin bertanya apakah sekarang ibu free? atau ada janjian dengan orang?”



Klien



: “Lumayan sibuk mbak, sebentar lagi saya mau mengurus kerja sampingan saya



Konselor



: “Baik mbak, jika konseling ini dilakukan selama kurang lebih 10 menit apakah mbak bersedia?



Klien



: “Bersedia.”



Konselor



: “Jadi, disini kita sama-sama mencoba memecahkan masalah yang mbak hadapi ya.”



Klien



: “Siap.”



Konselor



: “Kalau boleh tahu namanya anak mbak siapa?”



Klien



: “Enjel.”



Konselor



: “Kalau usianya berapa bulan ya mbak?”



Klien



: “Kalau usianya 5 bulan mbak, kemarin pas ke Posyandu ditimbang BB nya 6,9 kg, tingginya 64,5 cm mbak, apakah normal apa kegendutan?



Konselor



: “Baik saya cek sebentar, ini saya ada leaflet silakan dibaca baca dulu ya mbak.”



Klien



: “Sip.”



Konselor



: “Oke, sudah mbak, disini anak mbak status gizinya masih normal.”



Klien



: “Iya, karena rajin ke Posyandu.”



Konselor



: ”Bagus, disini, kira-kira apa yang mbak ketahui tentang MPASI? Boleh dari leaflet yang mbak baca, boleh dari yang mbak ketahui selama ini.”



Klien



: “Memberikan makanan bayi, sebagai makanan pendamping ASI?



Konselor



: “Betul sekali, MPASI itu merupakan makanan tambahan selain ASI yang diberikan pada bayi usia 6 – 2 tahun. Tanpa menghentikan pemberian ASI.”



Klien



: “ Bagaimana tahapnya, berarti tahun depan ya?.”



Konselor



: “Pertama, dari lahir hingga berusia 6 bulan, bayi diberikan ASI. Lalu, 6 bulan sampai 2 tahun baru diberi MPASI ini”



Klien



: “Berapa kali MPASI yang diberikan?



Konselor



: “3x sehari mbak, seperti kita orang dewasa.”



Klien



: “Kalau banyaknya mbak?”



Konselor



: “Seukuran usia putri mbak, pada saat pemberian pertama kali MPASI pada usia 6 bulan, diberikan 6 sendok makan, jika usia 7 bulan 7 sendok makan, 8 bulan, 8 sendok makan. Dan seterusnya.”



Klien



: “Kalau untuk jenis MPASI nya mbak?



Konselor



: “Jika untuk tahap awal pemberian, sebaiknya diberikan satu jenis bahan makanan saja dan jenis rasa. Karena, pada tahap awal hanya memacu perkembangan indra pengecap. Untuk selanjutnya, juga bisa ditambahkan jenis dan variasi rasa”.



Klien



: “Apakah ada makanan yang tidak disarankan?”



Konselor



: “Disini tidak disarankan untuk memberikan MPASI dengan warna mencolok, atau Berpengawet contohnya, MPASI instan karena dapat menambah beban kerja ginjal



Klien



: “Apakah mbak ada saran, untuk pemberian MPASI pertama kali?



Konselor



: “Bisa diberikan makanan yang lumat mbak, contohnya pisang yang dikerik. jika sudah memasuki tahap 2 pemberian yaitu usia 8 bulan diberikan makanan lumat agak pada misalnya bubur kacang hijau, bubur sumsum. Jika usia anak sudah memasuki 12 bulan diberikan makanan dalam tekstur padat seperti orang dewasa.”



Klien



: “Tadi saat tahak pertama apakah hanya buah pisang yang boleh diberikan?.”



Konselor



: ”Tentu tidak. Ini hanya saran, karena pada buah pisang rasa manisnya manis tawar mengarah pada rasa yang tidak terlalu manis karena tujuannya hanya memacu indera pengecap agar dapat bekerja secara optimal. Apabila sudah memasuki usia 1 tahun barulah diberikan buah-buahan yang bervariasi.



Klien



: “Oh, hanya memacu indera pengecap saja.”



Konselor



: “Selain itu, seperti buah melon, semangka pada saat penanamannya biasanya diberi pestisida. Itu sangat berbahaya terutama pada usia-usia tersebut, karena kekebalan tubuh juga belum optimal.”



Klien



: “Kalau ternyata, saat diberi MPASI tertentu anak saya alergi apa yang harus saya lakukan?”



Konselor



: “Bisa mbak berikan istilahnya test. Dengan cara membatasi makanan yang diberikan misalnya diberikan MPASI jenis buah-buahan yaitu pisang. Mbak tunggu 3 hari apabila dalam waktu kurang atau lebih dari 3 hari anak mbak muncul bintik-bintik merah artinya anak mbak alergi terhadap MPASI yang mbak berikan tersebut, maka harus dihentikan. Apabila tidak ada bintik-bintik merah artinya anak mbak tidak alergi dan makanan silakan mbak berikan kembali.”



Klien



: “Kalau penyajiannya mbak?



Konselor



: “Kalau penyajiannya, baiknya dibedakan mana yang untuk anak mbak yang berusia 6 bulan, mana untuk anggota keluarga lain yang sudah dewasa. Dalam penyajianny mbak harus sangat berhati-hati terutama pada penyajiannya agar dapat terhindar dar kontaminasi bakteri dari luar yang menyebabkan anak mbak mengalami sakit. Conto penyakitnya adalah diare karena seperti



yang saya bilang tadi anak seusia anak mbak kekebalan tubuh masih kurang optimal. Kan kasihan ya mbak nangis terus merasakan kesakitan.” Klien



: “Iya mbak, kalo anak nangis gitu sebenarnya saya kasihan. Tapi saya capek juga.”



Konselor



: “Maka dari itu, harus sangat hati-hati ya mbak dalam memberikan MPASI agar anak mbak, adik Enjel dapat selalu sehat dan jarang sakit”



Klien



: “Iya mbak, itu hal yang sangat tidak saya inginkan.”



Konselor



: “Untuk selanjutnya, apakah ada yang ingin mbak sampaikan lagi? Ataukah juga ada yang ingin mbak tanyakan?”



Klien



: “Tidak mbak, saya sudah cukup mengerti mengenai penjelasan yang mbak berikan.”



Konselor



: “Baiklah, sehubung dengan waktu yang telah kita sepakati, mbak juga masih ada Kesibukan lain, mari kita review apa yang kita bahas tadi. Silahkan, mbak bisa memulai?”



Klien



: “Saya disuruh memberikan MPASI 3x sehari, pertama makanan lumat contohnya pisang, lalu lumat padat contohnya bubur sumsum, atau bubur kacang hijau terakhir saat 1 tahun diberikan makanan padat.”



Konselor



: “Wow, bagus sekali. Jangan lupa test alergi dan jangan lupa untuk kebersihannya ya mbak. Oke, saya simpulkan ya mbak pada konseling kali ini kita membahas tentang MPASI, MPASI diberikan 3x sehari, pada pemberian pertama diberikan lumat kemudian lumat padat dan padat. Seperti yang telah mbak sebutkan tadi contohnya harus melakukan test alergi anak pada bahan makanan atau jenis makanan yang diberikan, dan yang terpenting menjaga dari kontaminasi. ”



Klien



: “Siap mbak.”



Konselor



: “Kalau bisa, nanti sambil istirahat mbak mulai rencanakan ya MPASI yang bagaimana yang akan mbak berikan. Bahannya apa, bagaimana caranya memberikan. Seperti ancang-ancangnya seperti itu.



Klien



: “Baik mbak, akan saya laksanakan”



Konselor



: “Sip, nah waktu kita untuk melaksanakan konseling sudah pas ya mbak, apakah mbak merasa konseling ini bermanfaat? Dan apa yang saya jelaskan sudah bisa mbak terima dengan baik?”



Klien



: “Tidak mbak, saya sudah mendapat pencerahan.”



Konselor



: “Baiklah mbak, konseling kali ini tepat waktu, sesuai dengan kontrak waktu dan mbak,saya rasa sudah sangat paham dan cepat sekali dapat



menangkap apasaja yang kita sepakati.” Klien



: “Iya mbak terimakasih.”



Konselor



: “Untuk memonitoring tumbuh kembang anak mbak, bisa diajak kesini ya mbak. Jika tidak keberatan bulan depan, saat sudah diberikan MPASI atau sebelumnya mbak bisa datang lagi bersama anak mbak. Jika dirasa sudah cukup, sebelumnya saya mohon maaf atas kesalahan atau kekurangan mengenai konseling atau diluarnya. Saya sampaikan terimakasih. Ini ada form kepuasan klien, silakan mbak bisa mengisi diluar dengan di dampingi asisten saya. Sekali lagi terimakasih mbak.”



Klien



: “Baik mbak, terimakasih.”