5 0 1 MB
2020
SOAL & PEMBAHASAN AMBIS #3
UTBK TPS 2020
SOAL PAKET AMBIS #3 PENALARAN UMUM
Pada 2017, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai hampir 262 juta jiwa. Meskipun jumlah populasi besar, tetapi didominasi oleh usia produktif sehingga angka ketergantungan justru cenderung menurun. Angka ketergantungan, yakni jumlah penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk produktif pada 2016 sebesar 48,4 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pada 1971 yang mencapai 86,6 persen Berdasarkan laporan Bappenas dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk Indonesia pada 2020 bakal mencapai 271 juta jiwa atau bertambah 10 juta dari jumlah penduduk pada tahun lalu. Pada 2035, jumlah penduduk Indonesia akan menembus 300 juta. Laju pertumbuhan penduduk periode 2010-2035 diprediksi akan mengalami penurunan. Meningkatnya pendidikan masyarakat, kesadaran mengatur jarak kelahiran anak, serta
perubahan gaya hidup membuat pertumbuhan penduduk cenderung melambat. Pada periode 2010-2015, laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,38 persen kemudian turun menjadi 1,19 persen pada periode 2015-2020. Pada periode 2030-2035, pertumbuhan penduduk diperkirakan hanya kembali menurun menjadi hanya 0,62 persen pada periode 2030-2035 saat Indonesia mencapai puncak era bonus demografi. (Diadaptasi dari www.databooks.katadata.co.id) 1. Berdasarkan teks bacaan di atas, berapa jumlah perbandingan persentase angka ketergantungan tahun 2016 dengan tahun 1971? (A) . 48,4% (B) . 86,6% (C) . 39,8% (D). 47,4% (E) . 38,2% 2. Berdasarkan teks bacaan di atas, jumlah penduduk kurang dari 240 juta jiwa terjadi pada tahun? (A) . 2017 (B) . 2018 (C) . 2011 (D). 2013 (E) . 2010 3. Berdasarkan teks bacaan di atas, pernyataan yang sesuai dengan teks bacaan adalah⊠(A) . Tahun 2035 diproyeksikan adanya program KB dihapuskan (B) . Angka pertumbuhan tahun 2030-2035 diperkirakan naik (C) . Tahun 2013 jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa (D). Tahun 2017 akan didominasi usia-usia produktif (E) . Program KB tampaknya tidak berlaku lagi tahun 2035
4. Berdasarkan teks bacaan, berapa jumlah perkiraan penduduk pada tahun 2035? (A) . 271 juta jiwa (B) . 280 juta jiwa (C) . 290 juta jiwa (D). 300 juta jiwa (E) . 315 juta jiwa 5. Berapa tahun sensus penduduk dilakukan di Indonesia? (A) . 1 tahun sekali (B) . 3 tahun sekali (C) . 5 tahun sekali (D). 10 tahun sekali (E) . 15 tahun sekali 6. Berdasarkan teks bacaan, kapan perkiraan penduduk Indonesia mencapai angka 262 juta jiwa? (A) . Tahun 2011 (B) . Tahun 2014 (C) . Tahun 2017 (D). Tahun 2018 (E) . Tahun 2020 7. Berdasarkan teks bacaan, apa singkatan dari bappenas? (A) . Badan pembangunan nasional (B) . Biro perencanaan nasional (C) . Badan pembangunan perencanaan nasional (D). Badan perencanaan pembangunan nasional (E) . Biro pembangunan perencanaan nasional
Tren tenaga kerja yang salah jurusan dan pendidikan tidak sesuai masih banyak ditemui di Indonesia. Menurut publikasi International Labour Organization (ILO) dalam "Laporan Tren Tenaga Kerja dan Sosial di Indonesia", sekitar 56 persen pekerja di Indonesia berada dalam situasi tidak ada kecocokan keterampilan berdasarkan jenis pekerjaan dan pendidikan tinggi yang ditamatkan. Pekerjaan dengan persentase tertinggi untuk pendidikan tidak cocok dan tidak memenuhi syarat adalah buruh tani dan perikanan terampil mencapai 88,9 persen. Data tersebut dikompilasi berdasarkan hasil survei keadaan angkatan kerja oleh Badan Pusat Statistik pada 2014.
Menurut keterangan resmi ILO, walaupun belum ada metode yang disepakati untuk mengukur ketidakcocokan keterampilan, namun ketidakcocokan keterampilan ini dapat dilihat melalui indikator yang menyediakan informasi tentang pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan jenis pekerjaan. Hasil laporan tersebut dituliskan bahwa ketidakcocokan keterampilan diterjemahkan sebagai pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu. Jabatan termasuk manajer, tenaga profesional dan teknisi profesional ditetapkan sebagai pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan pendidikan tersier. Posisi banyak ini diisi oleh mereka yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan pekerjaan seperti juru tulis, pekerja layanan dan penjualan, pekerja terampil di sektor pertanian, pedagang dan buruh produksi membutuhkan pendidikan sekunder. Sebagian besar pekerjaan ini juga diisi oleh pekerja yang tidak memenuhi syarat, kecuali juru tulis, di mana banyak di antaranya yang berpendidikan universitas dan oleh karena itu dianggap melampaui syarat untuk jenis pekerjaan tersebut. (Diadaptasi dari www.databooks.katadata.co.id) 8. Berdasarkan teks bacaan di atas, berapa jumlah persentase buruh dan perikanan atas ketidakcocokan keterampilan dan pendidikan? (A) . 80% (B) . 83,4% (C) . 56,6% (D). 88,9% (E) . 90,3% 9. Berdasarkan teks bacaan di atas, tema besar spesifik yang diangkat dalam permasalahan bacaan adalah⊠(A) . Pekerjaan dan pendidikannya
(B) . Keterampilan dalam pekerjaan (C) . Ketenagakerjaan (D). Pendidikan (E) . Pekerjaan konvensional 10. Berdasarkan teks bacaan di atas, kesimpulan yang tepat adalah⊠(A) . Tenaga kerja yang salah jurusan dan pendidikan tidak sesuai masih banyak ditemui di Indonesia (B) . Pekerja terampil di sektor pertanian, pedagang dan buruh produksi membutuhkan pendidikan sekunder (C) . Pekerjaan dengan persentase tertinggi untuk pendidikan tidak cocok dan tidak memenuhi syarat adalah buruh tani dan perikanan terampil mencapai 88,9 persen (D). Ketidakcocokan keterampilan diterjemahkan sebagai pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu (E) . Sekitar 56 persen pekerja di Indonesia berada dalam situasi tidak ada kecocokan keterampilan 11. Berdasarkan teks bacaan di atas, di bawah ini pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan tersier? (A) . Legislator (B) . Teknisi (C) . Manajer (D). Pedagang (E) . Anggota DPR
12. Berdasarkan teks bacaan di atas, posisi tenaga buruh pabrik dalam grafik menduduki peringkat?
(A) . (7) (B) . (2) (C) . (4) (D). (5) (E) . (6) 13. Berdasarkan teks bacaan di atas, pernyataan yang tidak benar di bawah ini adalah⊠(A) . Buruh produksi membutuhkan pendidikan sekunder (B) . Jabatan manager membutukan keterampilan tinggi (C) . 56% tenaga kerja mengalami ketidakcocokan pekerjaan (D). Pekerjaan juru tulis berpendidikan universitas (E) . Pekerja layanan dan jualan tidak membutuhkan pendidikan primer 14. Sebutan International Labour Organization (ILO) jika di Indonesia dinamai? (A) . Organisasi Penyedia tenaga kerja (B) . Organisasi perburuhan asia (C) . Organisasi buruh dunia (D). Organisasi tenaga kerja dunia (E) . Organisasi ketenagakerjaan internasional
15. Berapakah nilai dari Z di bawah ini?
(A) 17 (B) 19 (C) 21 (D) 25 (E) 30 16. Berapakah nilai dari Z di bawah ini?
-1 2
0
-3
2
0
4
(A) 8 (B) 9 (C) 10 (D) 11 (E) 12 17. Jika ZE = 1.33% ð¥ 10000 dan ððŒðð
ðŽ = 1.333% ð¥ 100000 manakah hubungan berikut ini yang benar? (A) ZE > NIORA (B) ZE = NIORA (C) ZE < NIORA
(D) Z E + NIORA > 1 (E) Hubungan ZE dan NIORA tidak dapat ditentukan 18. Bilangan manakah yang nilainya terkecil ? (A) 1/3 (B) â3 (C) â3 â3 (D) 1/â3 (E) â3 â3 â3 19. 16 adalah berapa persen dari 80? (A) 10 (B) 20 (C) 30 (D) 40 (E) 50 20. Dalam sebuah forum diskusi pencegahan wabah COVID-19 yang diadakan oleh Zeniora dihadiri oleh 1/3 wanita. Sebanyak 3/5 pria yang hadir memiliki mobil lebih dari 2. Jika banyaknya pria pada pertemuan itu yang memiliki maksimal 2 mobil adalah 4 orang. Berapa jumlah peserta yang menghadiri pertemuan tersebut? (A) 15 (B) 20 (C) 25 (D) 30 (E) 35
PAKET AMBIS #3 PEMBAHASAN PENALARAN UMUM
1. Jawaban E Step 1 âAngka ketergantungan, yakni jumlah penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk produktif pada 2016 sebesar 48,4 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pada 1971 yang mencapai 86,6 persenâ Step 2 berapa jumlah perbandingan persentase angka ketergantungan tahun 2016 dengan tahun 1971? 38,2%, diperoleh dari pengurangan tahun 1971 sebesar 86,6% dengan tahun 2016 sebesar 48,4%. 2. Jawaban E Step 1
Step 2 Jumlah penduduk kurang dari 240 juta jiwa terjadi pada tahun 2010.
3. Jawaban D Step 1 Tahun 2017 akan didominasi usia-usia produktif sesuai dengan kalimat, âPada 2017, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai hampir 262 juta jiwa. Meskipun jumlah populasi besar, tetapi didominasi oleh usia produktif sehingga angka ketergantungan justru cenderung menurunâ. 4. Jawaban D Step 1 Jumlah perkiraan penduduk tahun 2035 adalah 300 juta jiwa, sesuai dengan kalimat, âBerdasarkan laporan Bappenas dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk Indonesia pada 2020 bakal mencapai 271 juta jiwa atau bertambah 10 juta dari jumlah penduduk pada tahun lalu. Pada 2035, jumlah penduduk Indonesia akan menembus 300 jutaâ.
5. Jawaban D Step 1 Sensus penduduk atau pendataan penduduk di Indonesia dilakukan 10 tahun sekali yakni dilakukan di tahun yang berakhiran dengan angka 0, 2000, 2010, 2020, 2030, 2040, 2050, dst.
6. Jawaban C Step 1 kapan perkiraan penduduk Indonesia mencapai angka 262 juta jiwa?ahun 2017 sesuai dengan kalimat, âPada 2017, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai hampir 262 juta jiwa. Meskipun jumlah populasi besar, tetapi didominasi oleh usia produktif sehingga angka ketergantungan justru cenderung menurunâ.
7. Jawaban D Step 1 âBerdasarkan laporan Bappenas dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk Indonesia pada 2020 bakal mencapai 271 juta jiwa atau bertambah 10 juta dari jumlah penduduk pada tahun lalu. Pada 2035, jumlah penduduk Indonesia akan menembus 300 jutaâ. Step 2 Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional). Tugasnya adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional. Tahun ini 2020, dipimpin oleh Bapak Suharyo Monoarfa.
8. Jawaban D Step 1
berapa jumlah persentase buruh dan perikanan atas ketidakcocokan keterampilan dan pendidikan? 88,9%. Sesuai dengan kalimat, âPekerjaan dengan persentase tertinggi untuk pendidikan tidak cocok dan tidak memenuhi syarat adalah buruh tani dan perikanan terampil mencapai 88,9 persenâ.
9. Jawaban A Step 1 Tema besar yang spesifik di angkat adalah pekerjaan dan pendidikannya. Banyaknya perkeja yang tidak mempunyai kecocokan dengan pendidikan yang dimilikinya justru menjadi topic permasalahan yang di angkat dalam teks bacaan. Yang memang diketahui banyak tenaga kerja/pekerja yang salah jurusan dan pendidikan terhadap jenis pekerjaannya sekarang ini.
10. Jawaban A Step 1 Kesimpulan adalah bagian inti dari suatu bacaan atau wacana, seseorang setelah membaca pasti memiliki kesimpulan yang diangkat dari apa yang ia baca. Kesimpulan menjadi wajah terakhir suatu bacaan. Step 2 Kesimpulan yang tepat adalah Tenaga kerja yang salah jurusan dan pendidikan tidak sesuai masih banyak ditemui di Indonesia. 11. Jawaban D Step 1
Pendidikan tersier adalah pendidikan di tingkat lanjut atau perguruan tinggi. Contoh, âJabatan termasuk manajer, tenaga profesional dan teknisi profesional ditetapkan sebagai pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi dan pendidikan tersier. Posisi banyak ini diisi oleh mereka yang tidak memenuhi syaratâ. Step 2 Pekerjaan yang tidak membutuhkan pendidikan tersier adalah pedagang.
12. Jawaban C Step 1
4 3 2 1
Step 2
Posisi tenaga buruh pabrik dalam grafik menduduki peringkat? Keempat. 13. Jawaban E Step 1 Pernyataan yang tidak benar adalah Pekerja layanan dan jualan tidak membutuhkan pendidikan primer. Bertolak belakang dengan
kalimat,
âSedangkan pekerjaan seperti juru tulis, pekerja layanan dan penjualan, pekerja terampil di sektor pertanian, pedagang dan buruh produksi membutuhkan pendidikan sekunderâ. 14. Jawaban C Step 1 ILO adalah organisasi buruh dunia yang didirikan tahun 1919. Memiliki kantor di geneva, Switzerland. ILO adalah sebuah wadah untuk menampung isu buruh internasional di bawah PBB. Misalnya, isu bahwa dahulu di Amerika Serikat pernah didemo besar-besaran oleh buruh karena penuntutan jam kerja sekitar 20 jam perhari. Yang kemudian diperingati sebagai hari buruh, May day, 1 mei.
15. Berapakah nilai dari Z di bawah ini?
(A) 17
(B) 19 (C) 21 (D) 25 (E) 30 Pembahasan : STEP 1 Mencari pola pada gambar pertama, 60 merupakan bilangan yang habis dibagi oleh 2, 4, dan 15. Suatu bilangan dikatakan habis dibagi jika dan hanya jika tidak memiliki sisa atau bersisa 0.
STEP 2 Menerapkan pola gambar pertama pada pola gambar kedua. Artinya kita mencari bilangan yang habis membagi 60. Dari pilihan yang ada maka 60 habis dibagi oleh 30. Jadi jawaban yang benar adalah (E) 30
16. Berapakah nilai dari Z di bawah ini?
-1
0
-3
2
2
(A) 8 (B) 9 (C) 10 (D) 11 (E) 12 Pembahasan : STEP 1 Mencari pola pada gambar pertama,
4
0
Diketahui bahwa : â1 = 20 â 2 0 = 21 â 2 2 = 22 â 2 STEP 2 Menerapkan pola gambar pertama pada pola gambar kedua. â3 = 40 â 4 0 = 41 â 4 ð = 42 â 4 = 12 Jadi jawaban yang benar adalah (E) 12
17. Jika ZE = 1.33% ð¥ 10000 dan ððŒðð
ðŽ = 1.333% ð¥ 100000 manakah hubungan berikut ini yang benar? (A) ZE > NIORA (B) ZE = NIORA (C) ZE < NIORA (D) Z E + NIORA > 1 (E) Hubungan ZE dan NIORA tidak dapat ditentukan Pembahasan : STEP 1 : Mari kita menghitung operasi bilangan di atas, ððž = 1.33% ð¥ 10000 = 133 ððŒðð
ðŽ = 1.333% ð¥ 100000 = 1333 STEP :
Membandingkan antara ZE dan NIORA. Jadi bisa disimpulkan bahwa nilai ZE lebih kecil dari NIORA. Jadi jawaban yang benar adalah (C) ZE < NIORA 18. Bilangan manakah yang nilainya terkecil ? (A) 1/3 (B) â3 (C) â3 â3 (D) 1/â3 (E) â3 â3 â3 Pembahasan : STEP 1 : Memodelkan angka di atas ke bilangan berpangkat
(A)
1 3
(B) â3
= 3â1 1
= 32 1 1 2 2
(C) â3 â3 = (3 ð¥ 3 )
(D)
(E)
1 â3
=
1 1 32
=3
=3
3 1 ð¥ 2 2
=3
3 4
1
â2 1 1 2 2
1 2
1 3 2 2
1 2
â3 â3 â3 = (3ð¥ (3 ð¥ 3 ) ) = (3 ð¥ (3 ) ) = 1 3 2 4
1 7 2 4
( 3 ð¥ 3 ) = (3 ) = 3 STEP 2 :
7 8
Membandingkan opsi A, B, C, D, dan E. Ingat bahwa suatu bilangan berpangkat positif nilainya lebih besar daripada bilangan berpangkat negatif. Kemungkinan jawaban yang benar tinggal (A) dan (C) karena memiliki pangkat negatif. Selanjutnya kita bandingkan antara pangkat -1 dan -1/2 maka lebih besar nilainya 1/2. Ingat ya kalua di garis bilangan nilai -1 ada di sebelah kiri -1/2. Jadi jawaban yang benar adalah (A) 1/3 19. 16 adalah berapa persen dari 80? (A) 10 (B) 20 (C) 30 (D) 40 (E) 50 Pembahasan : STEP 1 16 =
ð ð¥ 80 100
16 ð¥ 100 = ð 80 Z = 20 Jadi jawaban yang benar adalah (B) 20 20. Dalam sebuah forum diskusi pencegahan wabah COVID-19 yang diadakan oleh Zeniora dihadiri oleh 1/3 wanita. Sebanyak 3/5 pria yang hadir memiliki mobil lebih dari 2. Jika banyaknya pria pada pertemuan itu yang memiliki maksimal 2 mobil adalah 4 orang. Berapa jumlah peserta yang menghadiri pertemuan tersebut? (A) 15 (B) 20 (C) 25 (D) 30 (E) 35
Pembahasan : STEP 1 : Misalkan total yang hadir yakni sebanyak Z orang. Maka : Wanita = 1/3 Z Pria = 2/3 Z Pria dengan maksimal 2 mobil = 4 Pria dengan mobil lebih dari 2 = 3/5 X 2/3 X Z
Dapat simpulkan bahwa, 2/5 X 2/3 X Z = 4 Sehingga Z = 15 orang Jadi jawaban yang benar adalah (A) 15
SOAL PAKET AMBIS #3 PEMAHAMAN BACAAN DAN MENULIS
Perhatikan paragraf berikut untuk menjawab nomor 13! Perusahaan itu menjual berbagai kerajinan tangan yang âŠ. Semua barang adalah hasil âŠ. warganya sendiri. Tidak hanya fokus memproduksi, tetapi para warganya juga ⊠memasarkan. (Sumber: badanbahasa.kemdikbud.go.id) 1. Kata yang tepat untuk melengkapi paragraf adalah ⊠(A). unik-unik, kreatifitas,aktiv (B). unik, kreatif,aktif (C). unik-unik, kreasi, aktivitas (D). unik, kreativitas, aktif (E). unik, kreatif, aktif
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama! Pembicaraan terhadap karya Pramoedya yang menulisnya semasa berada dari pulau Buru yakni Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1981), dan Rumah
Kaca (1986) dan selanjutnya disebut sebagai katrologi mengikuti istilah yang digunakan [âŠ] Apsanti Djokosuyatno (2004) tidak pernah selesai dilakukan. Disebut katrologi [âŠ] keempat karya memiliki hubungan yang ketat, keutuhan narasi dan naratif dalam arti; tokoh, ruang, dan waktu mempunyai kaitan-kaitan yang kuat dan alur disatukan oleh tema yang erat. Meski sudah banyak tulisan yang membahas katrologi Pramoedya ini, seperti yang pernah ditulis oleh A. Teeuw (1997), Tineke Hellwig (2003), Apsanti Djokosujatno (2004), Sudibyo (2007), Razif Bahari (2007), dan Carl Niekerk (2011), tetap saja katrologi ini memiliki daya
tarik dan menyimpan berbagai kemungkinan yang dapat didedahkan melalui pembacaan yang teliti (close reading). Sebagai teks sastra maka katrologi ini adalah teks yang terbuka. Memiliki beragam kemungkinan penafsiran yang dapat dijelaskan kembali. Dengan kata lain, menurut Jacques Derrida (1974) bahwa tidak ada [âŠ] definitif terhadap satu teks karena teks tidak mempunyai asal-usul yang pasti, identitas, atau penutup. Alih-alih memberikan sebuah definisi, Derrida menyarankan bahwa sebaiknya membiarkan teks ini /tetap terbuka dan tidak buru-buru mengatakan bahwa inilah makna sebenarnya yang tunggal dan ahistoris yang berlaku universal, kapanpun, di mana pun, dan oleh siapanpun. (Diadaptasi dari majalahhorison.com) 2. Penggunaan kata ganti yang kurang tepat terdapat pada kalimat ke⊠(A) . (2) (B) . (3) (C) . (5) (D). (6) (E) . (7) 3. Penggunaan kata depan yang kurang tepat terdapat pada kalimat ke⊠(A) . (4) (B) . (6) (C) . (7) (D). (1) (E) . (3) 4. Penggunaan kata berimbuhan yang kurang tepat terdapat pada kalimat ke⊠(A) . (6) (B) . (5) (C) . (4) (D). (3)
(E) . (1) 5. Kata berimbuhan yang sesuai untuk mengisi titik kalimat keenam ialah⊠(A) . Kaitannya (B) . Penafsiran (C) . Mengatakan (D). Bahwasannya (E) . Kemudian
6. Kata penghubung yang sesuai dengan titik kalimat kedua adalah⊠(A) . Oleh (B) . Kemudian (C) . Sebabnya (D). Karena (E) . Katanya 7. Kata penghubung yang sesuai dengan titik kalimat pertama adalah⊠(A) . Pada (B) . Di (C) . Oleh (D). Karena (E) . Meskipun
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama! Minke adalah tokoh utama di golongan priyayi tinggi yang berperan paling banyak dalam katrologi ini. Ia merupakan putra seorang Bupati di kota B. Ia bisa [âŠ] ke H.B.S di Surabaya
karena status sosialnya sebagai putra priyayi tinggi tersebut. Meski kemudian Minke lebih suka menyembunyikan identitas kepriyayiannya. Berkat status sosial itulah dia dapat mengecap pendidikan tinggi dalam sekolah Belanda dan bergaul jauh melewati garis yang dapat dilalui oleh seorang pribumi yakni menjadi sahabat di kalangan Indo dan kulit putih seperti Jean Marais, Marten Neijman, Kommer, Tuan Telling, Magda Peters, Miriam dan Sarah de la Croix, hingga bersahabat dengan gubernur Jendral Van Heutsz sejak masuk Stovia hingga menjadi redaktur mingguan Medan di Batavia. Selain Minke, kita ditemukan tokoh priyayi tinggi lainnya seperti Ayahanda Minke; Bupati di kota B, Ibunda, Patih di Meester Cornelis, Bupati Serang murid Snouck Hugronje bernama Ahmad, danTuan Wedana Thamrin Tabrani di Mangga Besar. Keberhasilan Minke menumbuhkan Syarikat Priyayi sekali lagi memperlihatkan bahwa katrologi ini adalah cerita tentang kaum priyayi di Hindia Belanda yang menuntut kesetaraan hak dengan dua golongan lainnya di Hindia Belanda. Syarikat ini dinamainya dengan Syarikat Priyayi; sesuai [âŠ] status sosial mereka dalam hierarki masyarakat di Hindia Belanda pada masa itu. (Diadaptasi dari majalahhorison.com) 8. Kata penghubung yang tepat untuk mengisi titik pada kalimat kedelapan adalah⊠(A) . Dari (B) . Oleh (C) . Dengan (D). Kemudian (E) . Dan 9. Kata berimbuhan yang sesuai untuk mengisi kalimat ketiga adalah⊠(A) . Mengajarkan (B) . Mencari (C) . Bersekolah (D). Menemukan
(E) . Mengabdi 10. Kata depan yang kurang sesuai ditemukan pada kalimat ke⊠(A) . (4) (B) . (5) (C) . (6) (D). (1) (E) . (2) 11. Kata berimbuhan yang kurang tepat terdapat pada kalimat ke⊠(A) . (3) (B) . (4) (C) . (7) (D). (6) (E) . (1)
12. Kata ganti yang kurang tepat terdapat pada kalimat ke⊠(A) . (5) (B) . (4) (C) . (3) (D). (6) (E) . (8)
Tulisan berikut diikuti oleh tujuh butir pertanyaan. Pertimbangkan apakah kata atau kalimat pada setiap nomor bercetak tebal TIDAK PERLU DIPERBAIKI (A) atau diganti dengan pilihan lain yang tersedia (B, C, D, atau E).
Tidak banyak yang saya ketahui terkait dengan sosok pribadi maupun proses kreatip kepenyairan seorang Sofyan RH. Zaid, kecuali mengenalnya melalui cacatan sangat singkat pada biografi penyair yang tertera di sampul belakang buku kumpulan puisi perdananya ini, Pagar Kenabian (Bekasi: TareSI Publisher, 2015). Selebihnya, secara personal, baru dalam beberapa waktu terakhir ini saya âbertemanâ dengannya melalui media sosial facebook yang juga sangat jarang melakukan komunikasi tulis via âberandaâ maupun ruang âobrolanâ (inbox). Namun, dalam kapasitas saya sebagai critical reader, kondisi seperti ini justru sangat menguntungkan karena saya dapat dengan bebas untuk mengatakan apa pun yang ingin dan semestinya saya katakan. Sebagaimana hakikatnya setiap tulisan bercorak kritik sastra, dalam risalah singkat ini memang hanya ada tiga kemungkinan yang kelak akan muncul: kritik, apresiasi, dan paparan
inter-pretatif. Kritik akan muncul manakala saya menemukan fakta-fakta kesastraan tertentu, khasnya yang terwujud secara tekstuil pada seluruh atau sebagian puisi karya Sofyan RH. Zaid dalam antologi bertajuk Pagar Kenabian ini, yang memang selayaknya saya kritisi âini perlu dibedakan dari sekadar usaha menjustifikasi tindakan penghakimanâ; lalu, apresiasi âyang seringkali muncul dalam bentuk pujianâ akan saya kemukakan jika sajak-sajak yang saya telaah memang sudah sepantasnya untuk di puji atau diberikan penghargaan (tentu dalam batas-batas yang sewajarnya). Sementara itu, paparan interpretatif merupakan âfardhu âainâ yang mesti saya lakukan karena sejatinya setiap kerja telaah sastra pasti akan berakhir pada titik pemerian hasil pergulatan intelektuilâupaya seorang penelaah untuk mengkomunikasikan segala sesuatu yang ditemukannya. (Diadaptasi dari majalahhorison.com) 13. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). âKreativeâ (C). kreatif (D). Kreativ
(E). Kreatifitas
14. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). INBOX (C). inbox (D). âInboxâ (E). Inbox
15. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). Critical reader (C). critical reader (D). âCritical Readerâ (E). Critical reader
16. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). Interperetatif (C). interpretative (D). interpretatif (E). Interpretatif
17. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). TEKTUIL (C). tektual (D). Tektual (E). Tektuil
18. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). pagarkenabian (C). Pagar Kenabian (D). âPagar Kenabianâ (E). Pagarkenabian
19. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI (B). Di Puji (C). dipuji (D). Dipuji (E). âDipujiâ 20. (A). TIDAK PERLU DIPERBAIKI
(B). Intelektuil (C). intelektual (D). Intelektual (E). âIntelektuilâ
PEMBAHASAN PAKET #3 AMBIS PEMAHAMAN BACAAN DAN MENULIS 1. Jawaban D
Step 1 Kata yang tepat sesuai PUEBI untuk melengkapi paragraf adalah unik, kreativitas, dan aktif. Pada opsi lain terdapat kata yang ditulis dengan ejaan yang tidak tepat, seperti kreatifitas, aktiv, dan aktifitas. Kata berbagai pada teks di atas sudah membentuk arti jamak, sehingga kata unik tidak perlu mengalami pengulangan.
2. Jawaban E
Step 1 Alih-alih memberikan sebuah definisi, Derrida menyarankan bahwa sebaiknya membiarkan teks ini (itu) /tetap terbuka dan tidak buru-buru mengatakan bahwa inilah makna sebenarnya yang tunggal dan ahistoris yang berlaku universal, kapanpun, di mana pun, dan oleh siapanpun. Step 2 Kata ganti (pronominal) yaitu kata yang dipakai untuk emngganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia, ini itu, dll. Pronominal yang sesuai adalah itu, karena merujuk pada satu teks.
3. Jawaban D
Step 1 Kata depan atau preposisi, ialah kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya kata dari, dengan, di, ketika, dan lain sebagainya. Kata depan ini posisinya adalah di depan nomina, jadi tidak harus posisinya di depan kalimat.
Step 2 Kata depan yang kurang tepat terdapat pada kalimat pertama, âPembicaraan terhadap karya Pramoedya yang menulisnya (ditulisnya) semasa berada dari (di) pulau Buru yakni Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1981), dan
Rumah Kaca (1986) dan selanjutnya disebut sebagai katrologi mengikuti istilah yang digunakan [âŠ] Apsanti Djokosuyatno (2004) tidak pernah selesai dilakukanâ. Yakni kata depan di, yang digunakan untuk menandai tempat.
4. Jawaban E
Step 1 Kata berimbuhan atau kata berafiks (ada imbuhan awalan, tengah, akhir, awal-akhir). Imbuhan sendiri gunanya untuk supaya pembaca tidak bosan atas gaya bahasa yang dibawakan penulis. Karena memang sebuah karya yang baik, adalah ketika pembaca dalam menyelesaikan membaca karya tersebut.
Step 2 Kata berimbuhan yang kurang tepat terdapat pada kalimat pertama, âPembicaraan terhadap karya Pramoedya yang menulisnya (ditulisnya) semasa berada dari (di) pulau Buru yakni Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1981), dan Rumah Kaca (1986) dan selanjutnya disebut sebagai katrologi mengikuti istilah yang digunakan [âŠ] Apsanti Djokosuyatno (2004) tidak pernah selesai dilakukanâ. Kata menulisnya seharusnya diganti dengan kata berimbuhan ditulisnya
5. Jawaban B
Step 1 Kata berimbuhan atau kata berafiks (ada imbuhan awalan, tengah, akhir, awal-akhir). Imbuhan sendiri gunanya untuk supaya pembaca tidak bosan atas gaya bahasa yang
dibawakan penulis. Karena memang sebuah karya yang baik, adalah ketika pembaca dalam menyelesaikan membaca karya tersebut.
Step 2 Dengan
kata
lain,
menurut
Jacques
Derrida
(1974)
bahwa
tidak
ada
[PENAFSIRAN] definitif terhadap satu teks karena teks tidak mempunyai asal-usul yang pasti, identitas, atau penutup.\
6. Jawaban D
Step 1 Kata penghubung atau konjungsi merupaka kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi ada konjungsi koordinatif dan subordinatif. Koordinatif, konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama, misalnya dan, tetapi, atau. Sedangkan subordinatif, konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif.
Step 2 âDisebut katrologi [KARENA] keempat karya memiliki hubungan yang ketat, keutuhan narasi dan naratif dalam arti; tokoh, ruang, dan waktu mempunyai kaitan-kaitan yang kuat dan alur disatukan oleh tema yang eratâ.
7. Jawaban C
Step 1 Kata penghubung atau konjungsi merupaka kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi ada konjungsi koordinatif dan subordinatif. Koordinatif, konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama, misalnya dan, tetapi, atau. Sedangkan subordinatif, konjungsi yang
menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif.
Step 2 âPembicaraan terhadap karya Pramoedya yang menulisnya semasa berada dari pulau Buru yakni Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1981), dan Rumah Kaca (1986) dan selanjutnya disebut sebagai katrologi mengikuti istilah yang digunakan [OLEH] Apsanti Djokosuyatno (2004) tidak pernah selesai dilakukanâ. Kata penghubung oleh, digunakan untuk menandai pelaku. 8. Jawaban C
Step 1 Kata penghubung atau konjungsi merupaka kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi ada konjungsi koordinatif dan subordinatif. Koordinatif, konjungsi yang menggabungkan kata atau klausa yang berstatus sama, misalnya dan, tetapi, atau. Sedangkan subordinatif, konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat atau menghubungkan bagian dari kalimat subordinatif.
Step 2 âSyarikat ini (itu) dinamainya dengan Syarikat Priyayi; sesuai [DENGAN] status sosial mereka dalam hierarki masyarakat di Hindia Belanda pada masa ituâ.
9. Jawaban C
Step 1 Kata berimbuhan atau kata berafiks (ada imbuhan awalan, tengah, akhir, awal-akhir). Imbuhan sendiri gunanya untuk supaya pembaca tidak bosan atas gaya bahasa yang dibawakan penulis. Karena memang sebuah karya yang baik, adalah ketika pembaca dalam menyelesaikan membaca karya tersebut.
Step 2 âIa bisa [BERSEKOLAH] ke H.B.S di Surabaya karena status sosialnya sebagai putra priyayi tinggi tersebutâ.
10. Jawaban D
Step 1 Kata depan atau preposisi, ialah kata yang biasa terdapat di depan nomina, misalnya kata dari, dengan, di, ketika, dan lain sebagainya. Kata depan ini posisinya adalah di depan nomina, jadi tidak harus posisinya di depan kalimat.
Step 2 âMinke adalah tokoh utama di (dari) golongan priyayi tinggi yang berperan paling banyak dalam katrologi iniâ. Kata depan âdiâ digunakan untuk menunjukkan tempat, sehingga tidak sesuai dengan konteks bacaannya. Yang tepat adalah kata depan dari yang menandakan asal usul permulaan.
11. Jawaban D
Step 1 Kata berimbuhan atau kata berafiks (ada imbuhan awalan, tengah, akhir, awal-akhir). Imbuhan sendiri gunanya untuk supaya pembaca tidak bosan atas gaya bahasa yang dibawakan penulis. Karena memang sebuah karya yang baik, adalah ketika pembaca dalam menyelesaikan membaca karya tersebut.
Step 2 âSelain Minke, kita ditemukan (menemukan) tokoh priyayi tinggi lainnya seperti Ayahanda Minke; Bupati di kota B, Ibunda, Patih di Meester Cornelis, Bupati Serang murid Snouck Hugronje bernama Ahmad, danTuan Wedana Thamrin Tabrani di Mangga Besarâ.
12. Jawaban E
Step 1 Kata ganti atau pronomina yaitu kata yang dipakai untuk mengganti orang atau benda; kata ganti seperti aku, engkau, dia, mereka, ia, dan lainnya.
Step 2 Syarikat ini (itu) dinamainya dengan Syarikat Priyayi; sesuai [âŠ] status sosial mereka dalam hierarki masyarakat di Hindia Belanda pada masa itu. Kata ganti ini seharusnya diganti dengan kata ganti itu.
13. Jawaban C
Step 1 âTidak banyak yang saya ketahui terkait dengan sosok pribadi maupun proses kreatip kepenyairan seorang Sofyan RH. Zaid, kecuali mengenalnya melalui cacatan sangat singkat pada biografi penyair yang tertera di sampul belakang buku kumpulan puisi perdananya ini, Pagar Kenabian (Bekasi: TareSI Publisher, 2015)â. Step 2 Kata kreatip merupakan kata tidak baku dari kata kreatif, yang berarti memiliki daya cipta.memiliki kemampuan untuk menciptakan.
14. Jawaban C
Step 1 âSelebihnya, secara personal, baru dalam beberapa waktu terakhir ini saya âbertemanâ dengannya melalui media sosial facebook yang juga sangat jarang melakukan komunikasi tulis via âberandaâ maupun ruang âobrolanâ (inbox)â
Step 2 Kata inbox seharusnya ditulis dengan huruf miring karena merupakan kata serapan bahasa asing.
15. Jawaban C
Step 1 âNamun, dalam kapasitas saya sebagai critical reader, kondisi seperti ini justru sangat menguntungkan karena saya dapat dengan bebas untuk mengatakan apa pun yang ingin dan semestinya saya katakanâ.
Step 2 Kata critical reader ditulis dengan huruf miring karena merupakan kata serapan bahasa asing.
16. Jawaban D
Step 1 âSebagaimana hakikatnya setiap tulisan bercorak kritik sastra, dalam risalah singkat ini memang hanya ada tiga kemungkinan yang kelak akan muncul: kritik, apresiasi, dan paparan inter-pretatifâ
Step 2 Kata interpretative tidak memerlukan tanda hubung, penulisan interpretatif biasa saja tanpa ada huruf miring atau huruf kapital.
17. Jawaban C
Step 1
âKritik akan muncul manakala saya menemukan fakta-fakta kesastraan tertentu, khasnya yang terwujud secara tekstuil pada seluruh atau sebagian puisi karya Sofyan RH. Zaid..â
Step 2 Kata tektuil merupakan bentuk tidak baku dari kata tektual yang berarti berdasar pada teks.
18. Jawaban C
Step 1 âKritik akan muncul manakala saya menemukan fakta-fakta kesastraan tertentu, khasnya yang terwujud secara tekstuil pada seluruh atau sebagian puisi karya Sofyan RH. Zaid dalam antologi bertajuk Pagar Kenabian iniâŠâ.
Step 2 Penulisan Pagar Kenabian seharunsya ditulis dengan huruf miring, karena merupakan suatu judul/tajuk antologi.
19. Jawaban C
Step 1 ââŠakan saya kemukakan jika sajak-sajak yang saya telaah memang sudah sepantasnya untuk di puji atau diberikan penghargaan (tentu dalam batas-batas yang sewajarnya)â.
Step 2 Cara menulis di- digabung atau dipisah cukup mudah, ubah kata di- menjadi kata mejikalau menjadi kata yang baku maka penulisannya digabung, misal di sana, kata di- tidak bisa diganti dengan kata me-, kalau diganti menjadi menyana, kata itu tidak baku maka penulisannya dipisah, dan begitu pula sebaliknya.
20. Jawaban C
Step 1 âSementara itu, paparan inter-pretatif merupakan âfardhu âainâ yang mesti saya lakukan karena sejatinya setiap kerja telaah sastra pasti akan berakhir pada titik pemerian hasil pergulatan intelektuilâupaya seorang penelaah untuk mengkomunikasikan segala sesuatu yang ditemukannyaâ.
Step 2 Kata intelektuil merupakan kata tidak baku dari kata intelektual yang berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih.
ZENIORA EDUCATION | TPS 3 PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama! Wacana tentang kultur etnik pada galibnya menempatkan kultur etnik sebagai modernityâs
other. Dalam kerangka semacam ini, pembicaraan tentang kultur etnik senantiasa berporos pada semacam oposisi biner: budaya lokal yang diperhadapkan dengan budaya nasional atau bahkan budaya global, heterogentias versus homogenitas, keragaman versus ketunggalan, dan micro narrative (atau micronarratives) dalam bentuk tradisi (atau tradisi-tradisi) versus macronarrative dalam bentuk modernitas/modernisasi. Kita bisa memandang wacana tentang kultur etnik yang beragam sebagai penegasan terhadap otonomi suatu budaya tertentu yang khas di tengah arus penunggalan dan homogenisasi yang didesakkan oleh nasionalisme atau globalisme. Tapi kita, seturut dengan Freric Jameson, bisa juga bersikap skeptis terhadap perayaan wacana kultur etnik sebagai konsekuensi logis dari late capitalism. Dalam era kapitalisme lanjut yang makin mengglobal, pasar dan komoditas tak lagi seragam, melainkan beragam. Keragaman kultur etnik dianggap sebagai hal yang niscaya seiring dengan tuntutan keragaman komoditas dalam konteks pasar yang juga beragam. Lantas bagaimana kita secara konseptual memahami wacana tentang kultur etnik? Ada pelbagai perspektif teoritik yang bisa kita pakai. Tapi dalam makalah ini, saya mencoba memaparkan tiga perspektif teoritik, yang menurut saya menarik untuk kita kita kaji lebih jauh. (Diadaptasi dari majalahhorison.com) 1. Kata galibnya pada kalimat pertama teks bacaan di atas dimaknai sebagai⊠(A) . Suatu hal yang lazim (B) . Porsinya (C) . Tempatnya
(D). Mayoritas pendapat (E) . Hal yang dibedakan
2. ââŠpembicaraan tentang kultur etnik senantiasa berporos pada semacam oposisi biner,..â Istilah biner mempunyai arti? (A) . Sesuatu yang dianggap abstrak (B) . Serba dua (C) . Kemungkinan terjadi satu hal (D). Bersifat abstrak (E) . Mempunyai dasar yang beragam 3. Istilah heterogenitas dalam teks bacaan di atas mempunyai makna⊠(A) . Kesamaan kelompok etnis (B) . Keanekaragaman (C) . Perbedaan kelompok (D). Konflik adat (E) . Suatu yang hal yang tidak memiliki kesamaan
4. Istilah homogenitas dalam teks bacaan di atas dimaknai sebagai⊠(A) . Sesuatu hal yang sama (B) . Persamaan macam, jenis, sifat, watak suatu kelompok (C) . Keberagaman adat yang berbeda (D). Bersifat homogeny (E) . Keadaan di mana semua dianggap sama
5. Istilah otonomi pada teks bacaan di atas diartikan sebagai⊠(A) . Pemerintahan sendiri (B) . Bersifat otonom (C) . Melakukan semuanya dengan sendiri (D). Belajar dengan sendiri dalam memperoleh keahlian (E) . Kerjasama antar bidang yang berbeda
6. âKita bisa memandang wacana tentang kultur etnik yang beragam sebagai penegasan terhadap otonomi suatu budaya tertentu yang khas di tengah arus penunggalan dan homogenisasi yang didesakkan oleh nasionalisme atau globalismeâ. Kata wacana dalam kalimat di atas bermakna? (A) . Hal yang tidak memilki kebenaran (B) . Kurang mendapat kepercayaan (C) . Komunikasi verbal/percakapan (D). Tuturan manusia/perilaku manusia (E) . Hal yang tidak pasti 7. Makna kapitalisme dalam teks bacaan di atas dimaknai sebagai⊠(A) . Monopoli perdagangan (B) . Sistem dengan modal sendiri di pasar bebas (C) . Paham modernisasi yang bebas (D). Pembulatan angka kapital (E) . Menganut paham pasar bebas 8. Istilah skeptis dalam teks bacaan di atas diartikan sebagai⊠(A) . Percaya diri sangat kuat
(B) . Menganggap rendah orang lain (C) . Ragu-ragu terhadap sesuatu (D). Sifat merendahkan orang lain (E) . Selalu mempunyai sikap rendah hati Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama! Keragaman suku bangsa dan etnis yang menjadi tokoh cerita dalam katrologi Pramoedya adalah representasi multikulturalisme dan pluralitas masyarakat di Hindia Belanda pada masa itu. Keragaman suku bangsa itu dapat dilihat dari kehadiran masyarakat pribumi, Tionghoa, Jepang, Indo-Belanda, Perancis, Inggris, dan Eropa Totok yang digambarkan dengan konsepsi mereka mengenai dunia, sistem nilai, organisasi sosial, sejarah, dan adat kebiasaan seperti yang disampaikan Parekh (2008) di atas. Mulai dari Bumi Manusia sampai
Rumah Kaca, tokoh dari berbagai etnis suku bangsa silih berganti hadir. Penggambaran tokohnya sangat beragam dan berlapis-lapis; mulai dari Nyai Ontosoroh sebagai pribumi yang belajar secara otodidak hingga Minke sebagai pribumi yang terdidik secara Eropa akhirnya menjadi musuh yang harus ditaklukan oleh tuan peradaban Eropa yang memberinya pencerahan dan ilmu pengetahuan. Juga dilematis anak-anak Indo seperti Robert Mellema, Robert Suurhof, dan Annelies merepresentasikan kepribadian yang terbelah dan kegamangan psikologis. Dua bagian awal katrologi ini menurut Teeuw (1997:248) merupakan balai potret yang mempesona tentang beragam-ragam manusia di Hindia-Belanda sekitar tahun 1900: Belanda, Indo, Cina, seniman Perancis, pelacur Jepang, dan terutama orang Indonesia dengan tokoh sentral Minke. Dialah yang kita lihat tumbuh dari anak sekolah berlagak berani menjadi pemuda yang diwisuda oleh kesedihan dan kepahitan; dari tunas muda priyayi yang berprivilese menjadi nasionalis yang dianggap berbahaya; dari pengagum buta Eropa sebagai sumber segala ilmu pengetahuan dan hikmah menjadi korban dan pelawan ketidakadilan; dari tukang cerita naif tak terdidik menjadi wartawan yang sadar akan ideologi; dari pemakai bangga bahasa Belanda sebagai alat komunikasi menjadi pencipta bahasa Melayu sebagai alat perlawanan pribumi untuk kebebasan.
(Diadaptasi dari majalahhorison.com) 9. Istilah previlese dalam teks bacaan di atas diartikan sebagai⊠(A) . Bersifat privat/pribadi (B) . Mempunyai hak istimewa (C) . Bersikap kritis (D). Mempunyai pikiran kritis (E) . Gemar berdeba dengan nasionalis lain
10. Kata kegamangan dalam teks bacaan di atas diartikan sebagai⊠(A) . Kesenangan (B) . Perubahan kepribadian (C) . Kekhawatiran/cemas (D). Keambrukan (E) . Ketidakbaikan 11. Kata pluralitas yang bercetak tebal pada teks bacaan di atas bermakna? (A) . Hal yang berbeda (B) . Kesamaan dalam masyarakat (C) . Kemajemukan (D). Jamak (E) . Lebih dari satu 12. Istilah representasi dalam teks bacaan di atas mempunyai makna⊠(A) . Penggelompokkan (B) . Pendampingan (C) . Perwakilan (D). Orang yang presentasi
(E) . Apa yang mewakili The following passage is for question 13-16. Awarded the Nobel prize for physics in 1918, German physics Max Planck is best remembered as the originator of the quantum theory. His work helped user in a new era in theoretical physics and revolutionized the scientific communityâs understanding of atomic and sub-atomic processes. Planck intriduced an idea that led to the quantum theory, which became the foundation of twentieth century physics. In December 1900, Plnck worked out an equation that described the distribution of radiation accurately over the range of low to high frequencies. He had developed a theory which depended on a model of matter that seemed very strange at the time. The model required the emission of electromagnetic radiation in small chunks or particles. These particles were later called quantums. The energy associated with each quatum is measured by multiplying the frequency of the radiation or âvâ, by a universal constant or âhâ. Thus, energy, or âEâ, equals âhvâ. The constant as âhâ, is known as Planckâs constant. It is now recognized as one of the fundamental constant of the world. Planck announced his finding in 1900, but it was years before the full consequences of his revolutionary quantum theory were recognized. Throughout his life, Planck made significant contributions to optics, thermodynamics and stastistical mechanics, physical chemistry, and other fields. In 1930, He was elected president of the Kaiser Wilhelm society, which was renamed the Max II. Though deeply opposed to the fascist regime of Adolf Hitler, Planck remained in Germany throughout the war. He died in Gottingen on October 4, 1947. 13. In which of the following fields did Max Planck not make a significant contribution? A.Optics. B.Thermodynamics. C.Stastistical mechanics. D. Physical chemistry. E. Electromagnetic equation. 14. It can inferred from the fisrt paragraph that Planckâs work led to the development of which of the following ? A.The rocket B.The atomic bomb C.The internal combustion engine D.The computer E.The light bulb 15. The word âFundamentalâ, as used paragraph 2 is the opposite of ? A.Foundation
B.Underline C.Elementary D.Necessary E.Secondary 16. If Planckâs constant expressed in a mathematical formula, it will be shown as ? A. e = v/h B. E = h/v C. e = h-v D. E = hv E. E = h(v-h2) Question 17-20 is based on the following passage. One of the primary ways of approaching the Greek theatre is through archeology, the systematic study of material remains such as architecture, inscriptions, sculpture, vase painting, and other forms of decorative art. serious on site excavations began in Greece around 1870, but W. dörpfeld did not begin the first extensive study of the theatre of dionysus until 1886. since that time,more than 167 other Greek theatres have been identified and many of them have been excavated. Nevertheless, they still do not permit us to describe the precise appearance of the skene (a stage building where actors store their masks and change their costume), since many pieces are irrevocably lost because the buildings in later periods became sources of stone for other projects and what remains is usually broken and scattered. that most of the buildings wereremodeled many times has created great problems for those seeking to datethe successive versions. despite these drawbacks, archeology provides themost concrete evidence we have about the theatre structures of ancientGreece. But, if they have told us much, archeologists have not completed theirwork, and many sites have scarcely been touched. Perhaps the most controversial use of archeological evidence in theatre history is vase paintings, thousands of which have survived from ancient Greece. (most of those used by theatre scholars are reproduced in margarete Bieberâs The History of the Greek and Roman Theatre.) depicting scenes from mythology and daily life, the vases are the most graphic pictorial evidence wehave. But they are also easy to misinterpret. some scholars have consideredany vase that depicts a subject treated in a surviving drama or any scene showing masks, flute players, or ceremonials to be valid evidence of theatrical practice. this is a highly questionable assumption, since the Greeks made widespread use of masks, dances, and music outside the theatre and since the myths on which dramatists drew were known to everyone, including vasepainters, who might well depict the same subjects as dramatists without being indebted to them. those vases showing scenes unquestionably theatrical are few in number. 17. According to paragraph 1, why is it impossible to identify the time period for theatres in Greece ? A.There are too few sites that have been excavated and very little data collected about them.
B.The archeologists from earlier periods were not careful, and many artifacts were broken. C.It is confusing because stones from early sites were used to build later structures. D.Because it is very difficult to date the concrete that was used in construction during early periods. E.The archeologist are too late in terms of starting their excavation. 18. The word âpreciseâ in the first pragraph is closest in meaning to ? A.Attractive B.Simple C.Difficult D.Exact E.Precious 19. In paragraph 2, the author explains that all vases with paintings of masks or musicians may not be evidence of theatrical subjects by ? A.Arguing that the subjects could have been used by artists without reference to a drama. B.Identifying some of the vases as reproductions that were painted years after the originals. C.Casting doubt on the qualifications of the scholars who produced the vases as evidence. D.Pointing out that there are very few vases that have survived from the time of early dramas. E.Explaining the history of Greek Theater in general and based on previous research
20. The word âcontroversialâ in the passage is furthest in meaning to ? A.Debateable. B.Disputed. C.Contestable D.Dubious E.Accepted
PEMBAHASAN PAKET #3 AMBIS PEMBAHASAN PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM
1. Jawaban A Step 1 âWacana tentang kultur etnik pada galibnya menempatkan kultur etnik sebagai
modernityâs otherâ. Step 2 Kata galib dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti, âumum, lazim, jaya, menang, beruntungâ. Dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang lazim. 2. Jawaban B Step 1 âDalam kerangka semacam ini, pembicaraan tentang kultur etnik senantiasa berporos pada semacam oposisi biner: budaya lokal yang diperhadapkan dengan budaya nasional atau bahkan budaya global, heterogentias versus homogenitas, keragaman versus ketunggalan, dan micro narrative (atau micronarratives) dalam bentuk tradisi (atau tradisi-tradisi) versus macronarrative dalam bentuk modernitas/modernisasiâ. Step 2 Kata biner memilii arti, terjadi dari atau ditandai oleh dua benda atau dua bagian; serba dua. 3. Jawaban B Step 1 âDalam kerangka semacam ini, pembicaraan tentang kultur etnik senantiasa berporos pada semacam oposisi biner: budaya lokal yang diperhadapkan dengan budaya nasional atau bahkan budaya global, heterogentias versus homogenitas, keragaman versus ketunggalan, dan micro narrative (atau micronarratives) dalam bentuk tradisi (atau tradisi-tradisi) versus macronarrative dalam bentuk modernitas/modernisasiâ.
Step 2 Kata heterogenitas dimaknai dengan keanekaragaman. Bertolak belakang dengan homogenitas. 4. Jawaban B Step 1 âDalam kerangka semacam ini, pembicaraan tentang kultur etnik senantiasa berporos pada semacam oposisi biner: budaya lokal yang diperhadapkan dengan budaya nasional atau bahkan budaya global, heterogentias versus homogenitas, keragaman versus ketunggalan, dan micro narrative (atau micronarratives) dalam bentuk tradisi (atau tradisi-tradisi) versus macronarrative dalam bentuk modernitas/modernisasiâ. Step 2 Kata homogenitas, diartikan sebagai persamaan macam, jenis, sifat, watak dari anggota suatu kelompok; keadaan atau sifat homogeny; kehomogenan (kesamaan). 5. Jawaban A Step 1 âKita bisa memandang wacana tentang kultur etnik yang beragam sebagai penegasan terhadap otonomi suatu budaya tertentu yang khas di tengah arus penunggalan dan homogenisasi yang didesakkan oleh nasionalisme atau globalismeâ. Step 2 Kata otomoni diartikan sebagai berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri; kelompok sosial yang memiliki hak dan kekuasaan menentukan arah tindakannya sendiri. 6. Jawaban C Step 1 âKita bisa memandang wacana tentang kultur etnik yang beragam sebagai penegasan terhadap otonomi suatu budaya tertentu yang khas di tengah arus penunggalan dan homogenisasi yang didesakkan oleh nasionalisme atau globalismeâ. Kata wacana dalam kalimat di atas bermakna? Komunikasi verbal/percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan.
7. Jawaban B Step 1 âDalam era kapitalisme lanjut yang makin mengglobal, pasar dan komoditas tak lagi seragam, melainkan beragamâ. Kata kapitalisme diartikan sebagai suatu sistem atau paham ekonomi yang modalnya bersumber modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas.
8. Jawaban C Step 1 âTapi kita, seturut dengan Freric Jameson, bisa juga bersikap skeptis terhadap perayaan wacana kultur etnik sebagai konsekuensi logis dari late capitalismâ. Kata skeptis diartikan sebagai kurang percaya; ragu-ragu terhadap keberhasilan ajaran dsb. Atau bisa juga diartikan ragu-ragu terhadap sesuatu.
9. Jawaban B Step 1 âDialah yang kita lihat tumbuh dari anak sekolah berlagak berani menjadi pemuda yang diwisuda oleh kesedihan dan kepahitan; dari tunas muda priyayi yang berprivilese menjadi nasionalis yang dianggap berbahayaâŠâ. Previlese dalam KBBI diartikan sebagai mempunyai hak istimewa. 10. Jawaban C Step 1 âPenggambaran tokohnya sangat beragam dan berlapis-lapis; mulai dari Nyai Ontosoroh sebagai pribumi yang belajar secara otodidak hingga Minke sebagai pribumi yang terdidik secara Eropa akhirnya menjadi musuh yang harus ditaklukan oleh tuan peradaban Eropa yang memberinya pencerahan dan ilmu pengetahuan. Juga dilematis anak-anak Indo seperti Robert Mellema, Robert Suurhof, dan Annelies merepresentasikan kepribadian yang terbelah dan kegamangan psikologisâ.
Step 2 Kata kegamangan dalam KBBI diartikan dalam keadaan gamang (ngeri serta khawatir). Opsi yang sesuai adalah opsi C.
11. Jawaban C Step 1 âKeragaman suku bangsa dan etnis yang menjadi tokoh cerita dalam katrologi Pramoedya adalah representasi multikulturalisme dan pluralitas masyarakat di Hindia Belanda pada masa ituâ. Pluralitas diartikan sebagai kemajemukan; keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya).
12. Jawaban E Step 1 âKeragaman suku bangsa dan etnis yang menjadi tokoh cerita dalam katrologi Pramoedya adalah representasi multikulturalisme dan pluralitas masyarakat di Hindia Belanda pada masa ituâ. Step 2 Kata representasi diartikan sebagai hal perbuatan mewakili; keadaan diwakili; apa yang diwakili; perwakilan. The following passage is for question 13-16. Awarded the Nobel prize for physics in 1918, German physics Max Planck is best remembered as the originator of the quantum theory. His work helped user in a new era in theoretical physics and revolutionized the scientific communityâs understanding of atomic and sub-atomic processes. Planck intriduced an idea that led to the quantum theory, which became the foundation of twentieth century physics. In December 1900, Plnck worked out an equation that described the distribution of radiation accurately over the range of low to high frequencies. He had developed a theory which depended on a model of matter that seemed very strange at the time. The model required the emission of electromagnetic radiation in
small chunks or particles. These particles were later called quantums. The energy associated with each quatum is measured by multiplying the frequency of the radiation or âvâ, by a universal constant or âhâ. Thus, energy, or âEâ, equals âhvâ. The constant as âhâ, is known as Planckâs constant. It is now recognized as one of the fundamental constant of the world. Planck announced his finding in 1900, but it was years before the full consequences of his revolutionary quantum theory were recognized. Throughout his life, Planck made significant contributions to optics, thermodynamics and stastistical mechanics, physical chemistry, and other fields. In 1930, He was elected president of the Kaiser Wilhelm society, which was renamed the Max II. Though deeply opposed to the fascist regime of Adolf Hitler, Planck remained in Germany throughout the war. He died in Gottingen on October 4, 1947.
13. In which of the following fields did Max Planck not make a significant contribution? A.Optics. B.Thermodynamics. C.Stastistical mechanics. D. Physical chemistry. E. Electromagnetic equation. Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan diatas menanyakan tentang pada bidang apa Max Planck tidak memberikan kontribusi yang signifikan ? STEP 2 Pada paragraf ketiga disebutkan kontribusi-kontribusi Max Planck, yakni âoptics, thermodynamics and stastistical mechanics, physical chemistry, and other fields.â STEP 3 Dari pilihan jawaban yang tersedia, maka hal yang tidak menjadi kontribusi signifikan Max Planck adalah E.Electromagnetic Equation, persamaan yang dikembangkan Planck adalah persamaan quantum, bukan elektromagnetik. 14. It can inferred from the fisrt paragraph that Planckâs work led to the development of which of the following ? A.The rocket B.The atomic bomb C.The internal combustion engine D.The computer E.The light bulb
Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan diatas bertanya bahwa berdasarkan bacaan tersebut mengarah pada (penemuan) apa hasil karya Max Planck. STEP 2 Pada paragraf pertama dalam kalimat âHis work helped user in a new era in theoretical
physics and revolutionized the scientific communityâs understanding of atomic and subatomic processes.â Atau kurang lebih âKaryanya membantu pengguna di era baru dalam fisika teoretis dan merevolusi pemahaman komunitas ilmiah tentang proses atom dan subatom.â Dapat diketemukan jawaban pertanyaan ini dari kata kunci yang digaris bawah. STEP 3 Karena karya Planck merevolusi pemahaman tentang atom dan sub-atom, maka dapat disimpulkan jawaban yang tepat adalah B.Atomic Bomb 15. The word âFundamentalâ, as used paragraph 2 is the opposite of ?
A.Foundation B.Underline C.Elementary D.Necessary E.Secondary Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan ini menanyakan lawan kata dari kata âfundamentalâ di paragraf kedua. STEP 2 Fundamental secara makna dapat diartikan sebagai penting atau mendasar. STEP 3 Meninjau jawaban yang tersedia, yakni Foundation (pondasi), underline (ditegaskan), Elementary (dasar), Necessary (diperlukan), Secondary (sekunder), maka jawaban yang paling benar adalah E. 16. If Planckâs constant expressed in a mathematical formula, it will be shown as ? A. e = v/h B. E = h/v C. e = h-v D. E = hv E. E = h(v-h2)
Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan menanyakan tentang bagaimana bentuk matematika dari persamaan konstant Planck. STEP 2 Dijelaskan dengan gamlang pada paragraf 2 dalam kalimat âThus, energy, or âEâ, equals âhvâ.â Equals dapat diartikan sebagai âsama denganâ atau â=â dalam simbol matematika. Step 3 Cukup jelas dari pilihan jawaban, yang paling tepat adalah D.E = hv Question 17-20 is based on the following passage. One of the primary ways of approaching the Greek theatre is through archeology, the systematic study of material remains such as architecture, inscriptions, sculpture, vase painting, and other forms of decorative art. serious on site excavations began in Greece around 1870, but W. dörpfeld did not begin the first extensive study of the theatre of dionysus until 1886. since that time,more than 167 other Greek theatres have been identified and many of them have been excavated. Nevertheless, they still do not permit us to describe the precise appearance of the skene (a stage building where actors store their masks and change their costume), since many pieces are irrevocably lost because the buildings in later periods became sources of stone for other projects and what remains is usually broken and scattered. that most of the buildings wereremodeled many times has created great problems for those seeking to datethe successive versions. despite these drawbacks, archeology provides themost concrete evidence we have about the theatre structures of ancientGreece. But, if they have told us much, archeologists have not completed theirwork, and many sites have scarcely been touched. Perhaps the most controversial use of archeological evidence in theatre history is vase paintings, thousands of which have survived from ancient Greece. (most of those used by theatre scholars are reproduced in margarete Bieberâs The History of the Greek and Roman Theatre.) depicting scenes from mythology and daily life, the vases are the most graphic pictorial evidence wehave. But they are also easy to misinterpret. some scholars have consideredany vase that depicts a subject treated in a surviving drama or any scene showing masks, flute players, or ceremonials to be valid evidence of theatrical practice. this is a highly questionable assumption, since the Greeks made widespread use of masks, dances, and music outside the theatre and since the myths on which dramatists drew were known to everyone, including vasepainters, who might well depict the same subjects as dramatists without being indebted to them. those vases showing scenes unquestionably theatrical are few in number.
17. According to paragraph 1, why is it impossible to identify the time period for theatres in Greece ? A.There are too few sites that have been excavated and very little data collected about them. B.The archeologists from earlier periods were not careful, and many artifacts were broken. C.It is confusing because stones from early sites were used to build later structures. D.Because it is very difficult to date the concrete that was used in construction during early periods. E.The archeologist are too late in terms of starting their excavation. Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan diatas bertanya mengenai kenapa tidak mungkin untuk mengidentifikasi periode waktu Teater Yunani. STEP 2 Jawaban pertanyaan tersebut dapat ditemukan pada kalimat âNevertheless, they still do not
permit us to describe the precise appearance of the skene...since many pieces are irrevocably lost because the buildings in later periods became sources of stone for other projects and what remains is usually broken and scattered.â Atau kurang lebih âNamun demikian, mereka masih tidak mengizinkan kita untuk menggambarkan penampilan tepat dari skene...akibat banyak potongan(batu) yang tidak dapat diambil kembali karena bangunan di masa lalu menjadi sumber batu untuk proyek lain dan (batu) yang tersisa biasanya rusak dan berserakan.â STEP 3 Dari kalimat kunci yang digaris bawahi dapat diketahui bahwa periode waktu Teater Yunani tidak dapat diketahui karena batu teater yang lama akan dihancurkan untuk dipakai membuat teater yang baru. Jadi jawaban yang paling benar adalah C.
18. The word âpreciseâ in the first pragraph is closest in meaning to ? A.Attractive B.Simple C.Difficult D.Exact E.Precious Pembahasan:
STEP 1 Pertanyaan bertanya mengenai persamaan kata dari precise STEP 2 Precise secara makna dapat diartikan sebagai tepat, persis, sama, (dengan) presisi. STEP 3 Dari pilihan jawaban yang tersedia, yaitu attractive (menarik), simple (sederhana), difficult (sulit), exact (tepat), precious (berharga)
19. In paragraph 2, the author explains that all vases with paintings of masks or musicians may not be evidence of theatrical subjects by ? A.Arguing that the subjects could have been used by artists without reference to a drama. B.Identifying some of the vases as reproductions that were painted years after the originals. C.Casting doubt on the qualifications of the scholars who produced the vases as evidence. D.Pointing out that there are very few vases that have survived from the time of early dramas. E.Explaining the history of Greek Theater in general and based on previous research Pembahasan: STEP 1 Pertanyaan bertanya tentang bagaimana cara penulis menerangkan bahwasannya vas-vas dengan lukisan topeng dan musisi bukanlah bukti adanya subjek teater. STEP 2 Jawaban pertanyaan ini dapat kita temukan pada kalimat âthis is a highly questionable
assumption, since the Greeks made widespread use of masks, dances, and music outside the theatre and since the myths on which dramatists drew were known to everyone, including vasepainters, who might well depict the same subjects as dramatists without being indebted to them.â STEP 3 Dari kalimat yang digaris bawahi dapat dipahami bahwa penulis menerangkan bahwa lukisan di vas bukan menjadi bukti subjek Teater Yunani dengan berargumen bahwa subjek seperti topeng dan alat musik bisa digunakan oleh seniman vas tanpa merujuk pada drama teater, karena orang Yunani juga menggunakan alat musik dan topeng selain di teater. Sehingga jawaban yang tepat adalah A.
20. The word âcontroversialâ in the passage is furthest in meaning to ?
A.Debateable. B.Disputed. C.Contestable D.Dubious E.Accepted Pembahasan: STEP 1 Petanyaan menanyakan tentang lawan kata dari controversial. STEP 2 Controversial secara makna dapat diartikan sebagai kontroversial atau diperdebatkan. STEP 3 Dari pilihan jawaban, yakni debateable (diperdebatkan), disputed (diributkan), contestable (diperebutkan), dubious (meragukan), accepted (diterima). Maka jawaban yang benar adalah E.
PENGETAHUAN KUANTITATIF 1. Jika ð dan ð keduanya positif, berapa persenkah ð terhadap ð ? 3 (1) ð = (2)
ð ð
11
= 20
(A) Penyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup (B) Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup (C) Dua pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup (D) Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup (E) Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan STEP 1 ð¢ðð¡ð¢ð ðððððð€ðð ððð ðððð¢ð ðððð ðððð¡ðððŠððð ðŠðððð ðððððð ðððð ððððâ ð ð¡ððâðððð ð, ðððð âððð¢ð ððððð¡ðâð¢ð ððððð ð ððð ð ðð¡ðð¢ ðððððððððððð ðððð¢ððŠð ðððððð ð¡ðððð STEP 2 ððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððððð¡ðâð¢ð ððâð€ð ð = ðððð ð =
3 11
3 ðððð¢ð ððð ð ððððð¡ðâð¢ð ðððððð ðððð ðð ð ð¡ððâðððð ð ðððððð 11
ððð¡ð ðððð¢ð ðððððð¡ðâð¢ð ððððð ð ð ððððððððŠð ð ðâððððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððŽðœðŽ ðððð¢ð ðð¢ðð¢ð STEP 3 ððð ðððððŠðð¡ððð (2) ð = 20 ð ð ððð¡ðððŠð ðððððâ ðððððð ðððð ðð ð ð¡ððâðððð ððð¡ðððŠð ðŠððð ðððððð¡ð ðððððâ ð¥ 100% ð ðððð ðððððŠðð¡ððð 2 ððð ð ððððð¡ðâð¢ð
ð ð ð 1 , ðððð = 20 ðððð = ð ð ð 20
ð 1 ðððð ð¥ 100% = ð¥ 100% = 5% ð 20
ðððð ð ðððððâ 5 % ðððð ð ðððððŠðð¡ððð (2) ððŽðœðŽ ð¶ððŸðð ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðµ )
2. (ð + ð )2 = ð¥ ððð (ð 2 â ð ) = ðŠ maka manakah dibawah ini yang mengeskpresikan nilai dari ð + 2ð â ð 2 dalam ekspresi ð¥ ððð ðŠ ! (A) ð¥ â ðŠ (B) ð¥ + ðŠ (C) 2ð¥ â ðŠ (D) âðŠ + 2ð¥ (E) ð¥ â 2ðŠ STEP 1 ððððð¡ðâð¢ð ððâð€ð (ð + ð )2 = ð¥ ðððð (ð + ð ) = ±ð¥ ðððð (ð + ð ) = âð¥ ððð ð¥ (ð â ð ) = ðŠ ðððððð¡ð ðððððâ ð + 2ð â ð 2 ð + 2ð â ð 2 = (ð + ð ) + ð â ð 2 ððð ððð (ð + ð )ððð¡ð ððð ð ðð¢ððððð â ð¥ ðððð (ð + ð ) + ð â ð 2 = âð¥ + (âðŠ) = âð¥ â ðŠ ðððð ððð¡ð ððððð (ð + ð ) = ð¥ ðððð (ð + ð ) + ð â ð 2 = ð¥ â ðŠ ðððð¢ðððððððððŠð ðððððâ â ð¥ â ðŠ ððð ð¥ â ðŠ ðððð¢ð ððððð€ðððð ðððððŠð ð¥ â ðŠ ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðŽ) 3. Apakah nilai dari ð¥ dan ðŠ keduanya positif ? (1) 2ð¥ â 2ðŠ = 1 ð¥ (2) > 1 ðŠ
(A) Penyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup (B) Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup (C) Dua pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup
(D) Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup (E) Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan STEP 1 ððð ðððððŠðð¡ððð (1) 2ð¥ â 2ðŠ = 1 ðððð 2(ð¥ â ðŠ) = 1 â (ð¥ â ðŠ) = ðððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððð¡ð ððððð¡ððð ð¥ = ðŠ + ðððð ð¥ = â2 ðððð ðŠ = â ðððð ð¥ = 2 ðððð ðŠ =
1 1 âð¥=ðŠ+ 2 2
1 ðððððâ ðððð¢ðððŠð ððð ðð¡ðð ? 2
5 ðððð¢ðððŠð ððð ð ððððð¡ðð 2
3 , ððð ððð ðððð¢ðððŠð ððð ðð¡ðð 2
ðððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððŽðœðŽ ð¡ðððð ðð¢ðð¢ð STEP 2 ððð ðððððŠðð¡ððð (2)
ð¥ >1 ðŠ
ð¥ ð¥ > 1 ððð ð ððð¡ð ððð¡ðððð = ððð ðð¡ðð ðŠð ððð ? ðŠ ðŠ ð¥ ððð ðð¡ðð ðððð ðððð¢ððððððð ðŠððð ð¡ðððððð ðŠðððð ðŠ â ð¥ ððð ðŠ ððððð¡ðð â = + ðððð ððððð ð¥ ððð ðŠ ðððð¢ðððŠð ððððð¡ðð â ðððð
ðð¡ðð¢ ðððð¢ðððŠð ððð ðð¡ðð
+ = + +
ðððððŠðð¡ððð (2) ððŽðœðŽ ðð¢ðð ðððð¢ð ðð¢ðð¢ð STEP 3 ððð ðððð¢ðððŠð ð¥ = ðŠ + ð¥ =ðŠ+
1 ð¥ ððð > 1 2 ðŠ
1 ðððð¢ððð¢ðððð ððâð€ð ð¥ > ðŠ 2 ð¥ > 1 ðððð ð¥ > ðŠ ðŠ
ððâ ððð ððð ððð¡ð ððð ðâ ðððð¢ð ððð ð ððððð ð¡ðððð ðððððâ ððððð ð¥ ððð ðŠ ðððð¢ðððŠð ððð ð¡ðð ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðž ) 4. Jika keduanya ð¥ ððð ðŠ adalah bilangan bulat, apakah ðŠ > 0 ? (ð¥, ðŠ â 0) (1) ð¥ + 1 > 0 (2) ð¥ðŠ > 0 (A) Penyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup (B) Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup (C) Dua pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup (D) Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup (E) Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan STEP 1 ðððð¢ð ðððð ð ððð ðŠððð ðððððð¡ð ðŠðððð ððððð ðŠ ðððððâ ððððâ ðððð 0 ? ðð¡ðð¢ ððð ðð¡ðð ðððððð ððð¡ð ðððð ? ð¥ + 1 > 0 ðððð ð¥ >â1 ðððð ðððððŠðð¡ððð 1 ððð¡ð ð¡ðððð ððððð¡ ðððððð¢ððð ððððð ðŠ > 0 ðŠððð ððð¡ð ððð¡ðâð¢ð ðŠðððð ð¥ > â1 ð ððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððŽðœðŽ ð¡ðððð ðð¢ðð¢ð STEP 2 ð¥ðŠ > 0 ðððð ð¥ðŠ > 0 ðððð ðððð¢ðððððððððŠð ððð 2 ðŠðððð ðððð¢ðððŠð ððð ðð¡ðð ðð¡ðð¢ ðððð¢ðððŠð ððððð¡ðð ðððððð (+)ð¥ (+) = (+)ððð (â)ð¥(â) = (+) ðððð ðððððŠðð¡ððð (2) ððŽðœðŽ ðððð¢ð ðð¢ðð¢ð ðð¢ðð STEP 3 ððð ðððððŠðð¡ððð ðððð¢ðððŠð ð¥ > â1 ððð ð¥ðŠ > 0 ðððððð ð¥ ð¡ðððð ðð¢ððððð 0 (ððð ððð ) ððð ðððððððð ðð¢ððð¡ ðððð ð¥ ð¡ðððð ðð¢ððððð 0 , ð¥ > â1 ðŠðððð ð¥ = 1 (ððð ðð¡ðð)
ð¥ðŠ > 0 ðððð ðððð ð¥ ððð ðð¡ðð ðŠ âððð¢ð ððâ ððð ðð¡ðð ð ðâððððð ððð€ððððððŠð ðŠðððð ððððð ðŠ ðððððâ ððð ðð¡ðð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ð¶ )
5. ð¥ 2 + ðŠ 2 = 75 ð¥+ðŠ =6
â2ð¥ðŠ
(A) ð > ð (B) ð < ð (C) ð + ð (D) Informasi yang diberikan tidak cukup untuk menentukan hubungan ð ððð ð STEP 1 ððð¡ðððŠðððð âð¢ðð¢ðððð ð ððð ð ð¥ 2 + ðŠ 2 = 75 ðððð ðð (ð¥ + ðŠ)2 = ð¥ 2 + ðŠ 2 + 2ð¥ðŠ â ð¥ 2 + ðŠ 2 = (ð¥ + ðŠ)2 â 2ð¥ðŠ 75 = (ð¥ + ðŠ)2 â 2ð¥ðŠ 75 = (6)2 â 2ð¥ðŠ â 75 = 36 â 2ð¥ðŠ 2ð¥ðŠ = 36 â 75 2ð¥ðŠ = â39 ðððð â 2ð¥ðŠ = â(â39) = 39 = ð ð = 40 ðððð ððððð¡ ððð ðððð¢ðððð ð < ð (ðµ )
6. Manakah yang lebih besar dibawah ini 72 (A) 0.1 ð¥ (B) 0.4 ð¥ (C) 0.3 ð¥
88 14
22 8 44 5
(D) 0.5 ð¥ (E) 0.2 ð¥
110 20 22
STEP 1 ð¢ðð¡ð¢ð ððððððð ððððð ðŠððð ð¡ððððð ðð ððð¡ð ðð¢ððŠð ðð¢ð ðððð ð ðððððð ððððŠððð¢ð¡ððŠð ðð¡ðð¢ ððð ððððð ð ððð ðððð ððððŠðððððð ððððŠððð¢ð¡ððŠð ðððð¢ððððððððŠð ðŠðððð ððð¡ð âððð¢ð ððððâðð¡ð¢ðð ððð ðððððððððð (ððððð¢ ðððððððŠð ððððð ððð ð¡ð ðððð) ððððððŠð ððð ððððð ð ððð ðððð ðððððð¢ððððð ðððððð ðððð ð ððððð ðððð ððððð ðððððð ðððððððð ððððððððððð STEP 2 ððð¡ð ððâðð¡ ðððð ððð ð â ððð ð ðŠððð ððð ð¢ðð ð¢ð ðŠððð ððð ð ððð¡ð ððâðð¡ ðððððð ððððð ðŠðððð 0.1 ððð 22 (0.1 ð¢ðð¡ð¢ð ððððððð ððð 22 ð¢ðð¡ð¢ð ððððŠððð¢ð¡ððŠð) ðððððð ððððððððð ð¡ðððð ððð ððððððð¡ðð ð¡ðððððððððŠð (ðððððð )ðððð ððððððð ððð ððð ððððð ( ðŽ) (ðµ )
0.1 =ðŽ 22
0.1 0.1 1 72 ð¥ 72 = ð¥ ð¥ 72 = ðŽ 88 22 4 4
0.4 0.1 4 ð¥ 14 = ð¥ ð¥ 14 = ðŽ ð¥ 4 ð¥ 14 = 56 ðŽ 22 22 1
(ð¶ )
0.3 0.1 3 3 ð¥8= ð¥ ð¥ 8 = ðŽ ð¥ ð¥ 8 = 12 ðŽ 44 22 2 2
(ð· )
0.5 0.1 5 ð¥5= ð¥ ð¥ 5 = ðŽ ð¥ 1 ð¥ 5 = 5ðŽ 110 22 5
(ðž )
0.2 0.1 2 ð¥ 20 = ð¥ ð¥ 20 = ðŽ ð¥ 2 ð¥ 20 = 40ðŽ 22 22 1
ðððð ðððð ðððððððððððð ðððð¡ðð ðŠððð ðððððð ððð ðð ðððððâ (ðµ ). 56ðŽ
7. Diketahui budi adalah seorang pesepak bola yang menyukai bola dengan ukuran jari-jari ðŽ cm, setelah beberapa kali dimainkan bola tersebut mengalami penyusutan sebesar 20% jari-jarinya, maka berapakah perbandingan antara luas permukaan bola awal dengan selisih volume bola awal dan akhir ? (bulatkan ke terdekat) (ket : Awal = saat belum mengalami penyusutan, akhir = setelah penyusutan) (A) 7/A (B) 6/A (C) 5/A (D) 4/A (E) 3/A STEP 1 ððððð¢ ðððððð¡ðâð¢ð ðð¢ðð ððððð¢ðððð ððð ð£ððð¢ðð ðððð ð¡ððððððâ ððâð¢ðð¢ ð ðððð =
4 ðð 2 , ð¿ ðððð = 4ðð 2 3
ð ðððð ðð€ðð =
4 3 ððŽ 3
ð¿ ðððð ðð€ðð = 4ððŽ2 ðððð ððððððððð ððððŠð¢ð ð¢ð¡ðð 20% ðððð â ððððððŠð ðððð ðŽ ðððð¢ ðŠðððð (1 â 20%) = 1 â 0.2 = 0.8 ðŽ ð ðððð¢ =
4 ð (0.8)3 , 3
ð¿ ðððð¢ = 4ð (0.8)2
ðŠððð ðððððð¡ð ðððððâ ðððððððððððð ð¿ð¢ðð ððððð¢ðððð ðð€ðð 4ððŽ2 = 4 4 ð ðððð ðð€ðð â ð ðððð ððâðð ð (ðŽðð€ðð )3 â ð(ðŽððâðð )3 3 3 2 2 4ððŽ 1 ðŽ = = ð¥ 3 4 1 (1 â 0.83 )ðŽ3 ð[(ðŽðð€ðð )3 â (ðŽððâðð )3 ] 3 3 ððð¡ð ððð ð ð ððððâðððððð ððððððð ð¿ ðð€ðð = ð ðð€ðð â ð ððâðð
3
10 3 8 3 ðŽ (( ) â ( ) ) 10 10 3 3 6 = â â ðŽ (0.4888) ðŽ (0.5) ðŽ
=
3 1000 512 ðŽ( â ) 1000 1000
=
3 488 ðŽ( ) 1000
8. Manakah dari panjang segmen garis berikut yang dapat membentuk segitiga (A) 10,15,25 (B) 5,12,13 (C) 5,12,17 (D) 7,9,16 (E) 2,3,5 STEP 1 ð¢ðð¡ð¢ð ððððð¢ðð¡ ð ðððð¡ððð ð ðŠðððð¡ððŠð ðððððâ ðð¢ðððâ ðððð ðð¢ð ð ðð ð âððð¢ð ððððâ ððð ðð ðððððððð ð ðð ð ðð ð¡ðððððŠð ððððððð ð ðð ð â ð ðð ð ð, ð, ð ððð ð < ð < ð ðððð ð + ð > ð ðððð ððð€ðððð ðŠððð ðððððð¢âð ðððððâ (ðµ ) ððð€ðððð ðŠððð ððð ð ððððððŠð ð ðððâ ðððððð ðð¢ðððâ ðððð¢ð ð ðð ð ððŠð = ð ðð ð ððð¡ððð
9. Berapakah besar dari â ð¶ðŽð· pada gambar dibawah ini (A) 9 derajat (B) 14 derajat (C) 24 derajat (D) 19 derajat (E) 29 derajat
STEP 1 ð ðððð¡ððð ðŽðµð¶ ðððððâ ð ðððð¡ððð ð ððð¢ â ð ððð¢ ðððð ððð¡ð ððððð¡ ððð¡ðâð¢ð â ðŽðµð¶ = 90 ððððððð¡,
â ðµðŽð¶ = â ðµð¶ðŽ = 45 ððððððð¡
ðððð â ðµð¶ðŽ = 45 ðððð â ð·ð¶ðŽ = 180 â 45 = 135 ððððððð¡ ðððð â ð·ð¶ðŽ 135 ððððððð¡ ðððð â ð¶ðŽð· = 180 â 26 â 135 = 19 ððððððð¡ ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ð· )
10. Jika rata-rata bilangan 20, 22, 24, 30, ð¥ , ðŠ ððð ð§ adalah 45, berapakah rata-rata dari 32, 31, ð¥ , 96, ðŠ ððð ð§ ? (A) 60 (B) 61 (C) 62 (D) 63 (E) 64 STEP 1 ððððð¡ ðððð ðð ððð¡ð â ððð¡ð ðŠðððð =
ððððð ððððŠððððŠð ððððð
ððð¡ð â ððð¡ð ðððððððð ðŠððð ðððð¡ððð ð1 =
20 + 22 + 24 + 30 + ð¥ + ðŠ + ð§ = 45 7 ðððð 315 = 96 + ð¥ + ðŠ + ð§
ððððððð¡ððð ð¥ + ðŠ + ð§ + 96 = 315 ð ððððððð ðððð ððð¡ð â ððð¡ð ðððð¢ð ð2 =
32 + 31 + ð¥ + 96 + ðŠ + ð§ 6
ðððâðð¡ðððð ð¥ + ðŠ + ð§ + 96 ðððð ðððð ððððð ð ððððð¢ðððŠ ðððððâ 315 ðððð ððð¡ð ððð ð ðððð¡ðððð ððððð ðððð ð¥ + ðŠ + ð§ + 95 = 315 ð2 =
32 + 31 + 315 = 63 6
ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ð· )
11. Manakah dibawah ini yang memiliki jumlah sisi ganjil (i) Prisma segitiga (ii) Prisma segiempat (iii) Prisma segilima (iv) Limas segitiga (A) (i), (ii), dan (iii) SAJA (B) (i) SAJA (C) (ii) dan (iv) SAJA (D) (i) dan (iii) SAJA (E) Semuanya STEP 1
ð¢ðð¡ð¢ð ðððððð¡ðâð¢ð ððð€ðððð ðððð ð ððð ððð ððð¡ð âððð¢ð ð¡ðð¢ ðððððð â ððððððððŠð ðððððð¢ð¡ ðððððð
ðððð ðŠððð ðððððððð ðð¢ðððâ Sisi Ganjilðððððâ ðððð ðð ð ðððð¡ððð ððð ðððð ðð ð ððððððð ððð€ððððððŠð (ð) ððð (ððð) ð ððð (ð¶ )
12. Perhatikan set bilangan berikut ini 8, 10, 14, 14, 15, 17, 17, 17, 18, 20 Jika pada daftar set bilangan tersebut ð¥ adalah rata-ratanya, ð adalah modusnya, Dan ð§ adalah mediannya, maka manakah dibawah ini yang benar ? (A) ð§ < ð < ð¥ (B) ð = ð§ = ð¥ (C) ð > ð¥ > ð§ (D) ð¥ < ð§ < ð (E) ð¥ < ð < ð§ ðððâðð¡ðððð ððð¡ð ðððððð¡ð ð¢ðð¡ð¢ð ððððððð ðððððŠðð¡ððð ðŠððð ððððð ðððð ððð ð
ðŠððð ððð ððð¡ð ðððð ððððð ðððð ð¥ = ððð¡ð â ððð¡ð 8 + 10 + 14 + 14 + 15 + 17 + 17 + 17 + 17 + 18 + 20 150 = = = 15 10 10 ððð¡ð ðððð¢ðððð ðððð ððððð ð = ðððð¢ð ððŠð, ððððð¡ ððððâðð¡ ðððð¢ð ðððð ð ðð¡ ðððððððð ðððð¡ðð ðŠðððð 17 ðððððð ðððð¢ððð¢ððð ð ðððððŠðð 3 ðððð ð ðððððð¢ð¡ððŠð ððð¡ð ðððð ðððððð (ð§) ðððððð ð ðð¡ ððððððððððŠð ððð 10 ðððð ððððððððŠð ð¡ððððð¡ðð ððð¡ððð ð ðð¡ ðððððððð ðð â 5 ððð ðð â 6 ðððð ððððððððŠð ðððððâ ððð¡ð â ððð¡ðððŠð ðŠðððð
15 + 17 = 16 2
ðððð ððð ðððð¢ðððð ð¥ = 15, ð§ = 16, ððð ð = 17 ðððð ð¢ðð¢ð¡ððððŠð ð¥ < ð§ < ð (ð· )
13. Suatu himpunan berisi 5 bilangan berrbeda dengan nilai {3, ð, ð+3, 2ð, p}, dan himpunan bilangan ini memiliki rata-rata 8, berapakah nilai dari ð ? (1) Bilangan terbesar dalam himpunan tersebut adalah 14 (2) ð + ð = 19 (A) Penyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup (B) Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup (C) Dua pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup (D) Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup (E) Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan STEP 1 ðððâðð¡ðððð ð¡ððððððð¡ 5 ðððððððð ðŠðððð 3, ð, ð + 3, 2ð, ð , ððð ððð¡ð â ððð¡ðððŠð ðððððâ 8
ðððð ððð¡ð ððð ð ðððððð ðððð ððð¡ð â ððð¡ð = 8 =
3 + ð + ð + 3 + 2ð + ð 5
ðððð 40 = 4ð + 6 + ð 4ð + ð = 34 ðððððð¡ð ðððððâ ððððð ð ? ððð ðððððŠðð¡ððð 1 ðððððððð ð¡ððððð ððððŠð ðððððâ 14 ððâ ððð ððð ððð¡ð ð¡ðððð ððððð¡ ððð â ððð ð¢ðð¡ð¢ð ðððððð¡ðâð¢ð ððððð ð ðððð ðððððŠðð¡ððð (1) ððŽðœðŽ ð¡ðððð ðð¢ðð¢ð, STEP 2 ððð ðððððŠðð¡ððð (2) ð + ð = 19 ðððð ð = 19 â ð ððð¡ð ððð ð ð ð¢ðð¡ðð¡ð¢ð ðððð ðððððð ðððð ððððð ððð€ðð ðŠðððð 4ð + ð = 34 4ð + (19 â ð ) = 34 3ð = 15 â ðððð ð = 3 ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðµ )
14. Jika bilangan bulat positif ð ððð ð merupakan faktor berbeda dari 9 maka nilai terkecil yang mingkin untuk nilai suatu ðð adalah ... (A) 1 (B) 3 (C) 9 (D) 81 (E) 162 STEP 1 ðððð¡ðð ðððð 9 ðððððâ 1,3,9 ðŠððð ððð¡ðððŠðððð ðððððâ ðððð¢ððððððð ð¡ððððððð ðððð ððððð ðð ððð¡ð ððð ð ðð¢ððððð ð = 1 ððð ð = 3 ððð¡ð ððð ð ðð¢ððððð ð = 3 ððð ð = 9
ððð ðððððððð ð ððððððŠð, ðððð¢ð ð¢ðð¡ð¢ð ððððð ð ððð ð ðŠððð ð¡ððððððð ðŠðððð ðððððððð ð ðððð ð = 1 ððð ð = 3 ðððð ðð = 1ð¥3 = 3 ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðµ )
15. Jika
15ð¥ 6
= 30 , maka berapa persenkah ð¥ terhadap ð¥ 2 â 2ð¥ + 1
(A) 10% (B) 11% (C) 12% (D) 13% (E) 14% STEP 1 ððððð¡ðâð¢ð ðððð ð ððð ðŠðððð 15ð¥ = 30 6 ðððð ðððððð ðð¢ððâ ððð¡ð ððð ð ðððððððð¡ððð ððððð ðððð ð¥ 15ð¥ 180 = 30 â 15ð¥ = 180 ðððð ð¥ = = 12 6 15 ððð¡ð âðð¡ð¢ðð ððððð ðððð ð¥ 2 â 2ð¥ + 1 = 122 â 2(12) + 1 = 121 ðððð ðð ð ððð ððð¡ð ððð ð ððð¡ðððð ðŠððð ðððððð¡ð ðððððâ ðððððð ðððð ððððâ 12 ð¡ððâðððð 121 ? ððð€ððððððŠð ðððððâ
12 ð¥ 100% = 9,9 % â 10% 121
ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðŽ)
16. Perhatikan berikut ini ð
ð
ð¥3 â 1 ð¥6 â 1
ð¥+1
ðððð ð¥ â 1 Maka hubungan yang benar dari ð ððð ð ðððððâ âŠ. (A) ð > ð (B) ð < ð (C) ð = ð (D) ð¡ðððð ðð¢ðð¢ð ð¢ðð¡ð¢ð ðððððððð ð ð¢ðð¡ð¢ð ðððððð¡ð¢ððð âð¢ðð¢ðððð ðððð¢ðððŠð STEP 1 ððð¡ð ððð ð ðððððð¡ðâð¢ð ððâð€ð ððððð ð ððð ð ðððððð ððððŠððððâððððððððŠð ð=
ð¥3 â 1 ð¥3 â 1 1 = = 3 6 3 3 ð¥ â 1 (ð¥ â 1)(ð¥ + 1) ð¥ + 1 ð=ð¥+1 ðððð
ððð¡ð ððð ð ððð ð¢ðððð ð¥ = 1 â ð =
1 ððð ð = 2 2
ðððð ð > ð ðððð¢ð ðððð ð¥ = 0 ðððð ð = ð = 0 ðððð ððð€ðððð ðŠððð ð¡ðððð¡ ðððððâ (ðž ) 17. Jika 2ð¥+2 + 2ð¥+4 + 2ð¥+6 21 = , ðððð ððððð ðððð ð¥ ðððððâ ⊠128 2 (A) 2 (B) 4 (C) 6 (D) 8 (E) 10 STEP 1
ð¢ðð¡ð¢ð ð ððð ðððð¡ðð ð¢ðð¡ð¢ð ððððŠðððð ðððððððŠð ððð¡ð ððððð¢ ð¢ðð¡ð¢ð ððððŠððððâððððððððŠð 2ð¥+2 + 2ð¥+4 + 2ð¥+6 21 = 128 2 ð ððð¢ð ððððððð 2ð¥+2 2ð¥+2 + 4. 2ð¥+2 + 16. 2ð¥+2 21 = 128 2 21. 2ð¥+2 = 1344 2ð¥+2 = 64 2ð¥+2 = 26 ðððð ðððððð ððð ðð ððŠð ð ð¢ððâ ð ððð ð¥+2 =6 ð¥=4 ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðµ )
18. Berapa banyak faktor prima positif berbeda yang dimiliki oleh bilangan bulat ð¥ ? ð¥ (1) = 3 (2)
12 ð¥
36
ðððððððð ðð¢ððð¡
(A) Penyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (2) SAJA tidak cukup (B) Pernyataan (2) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi pernyataan (1) SAJA tidak cukup (C) Dua pernyataan BERSAMA-SAMA cukup untuk menjawab pertanyaan, tetapi SATU pernyataan SAJA tidak cukup (D) Pernyataan (1) SAJA cukup untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan (2) SAJA cukup (E) Pernyataan (1) dan pernyataan (2) tidak cukup untuk menjawab pertanyaan STEP 1 ðŠððð ðððððð¡ð ðððððâ ðð¢ðððâ ðððð¡ðð ððððð ðŠððð ððððððð ðððððððð ðððâ ð¥ ððð ðððððŠðð¡ððð (1)
ð¥ =3 12
ðððð ð¥ = 12(3) = 36 ð¥ = 36 ðððð ðððð¡ðððð ðð ð ðððððððŠð ðððððâ 2 ð¥ 2 ð¥ 3 ð¥ 3
ðŠððð ðððððð¡ð ðððððâ ðððð¡ðððð ðð ð ððððð ðŠððð ððððððð ðððð ððð 2 ðŠðððð 2 ððð 3 ðððððŠðð¡ððð (1) ððŽðœðŽ ð¶ððŸðð STEP 2 ððð ðððððŠðð¡ððð (2) ð¥ ðððððððð ðð¢ððð¡ 36 ðððððŠðð¡ððð 2 ð¡ðððð ððð ð ððððâðð ððððð ððð â ððð ðððððð
ð¥ ðððððððð ðð¢ððð¡ 36
ðððð ððð ððððŠðð ðððð¢ððððððð ðŠððð ððð ð ð¡ðððððð ððð ððð¡ð ð¡ðððð ððð ð ðððððð ððððð ðððððð¡ðâð¢ð ðððð¡ððððð ðð ð ððððð ððŠð ððð ðððððð ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ (ðŽ)
19. Hasil dari â15 + 5 ð¥ 10 â 12 ⶠâ2 = ⯠(A) 57 (B) -47 (C) 41 (D) 40 (E) 22 STEP 1 ðð¢ððððð ðððððâ ðððð ðððð ððð ðððð ððð ðŠððð ð ððð ðð¢ðð¡ ðð¢ðð¢ððð ðŠððð ðð¢ððð¢ð ððâð¢ðð¢ â15 + 5 ð¥ 10 â 12 ⶠâ2 = â15 + (5ð¥10) â (12 ⶠâ2) = â15 + 50 + 6 ðððð ððð€ððððððŠð ðððððâ 41 (ð¶ )
20. Jika operasi bilangan positif didefinisikan sebagai ð â ð = (ð + ð )(ð â ð ) + 2ðð Maka nilai dari 2 â (2 â 4) = ⊠(A) 14 (B) 15 (C) 16 (D) 17 (E) 18
STEP 1 ðððððð ð âðð¡ð¢ðð ððððððððð ðððð ð ðððððð ð â ð = (ð + ð )(ð â ð ) + 2ðð = ð2 â ð 2 + 2ðð ðððð ððð¡ð ðððððð ðððð ðððððð ððððð ðð¢ðð¢ 2 â 4 = 22 â 42 + 2(2)(4) = â12 + 16 = 4 ðððð 2 â 4 = 4 ð ðâððððð 2 â (2 â 4) = 2 â 4 = 4