Paku Ekor Kuda [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PAKU EKOR KUDA (Sphenopsida) Paku ekor kuda (Sphenopsida) saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Habitat utama tumbuhan ini hidup pada habitat lembab daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya bisa mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum



memiliki akar, batang, dan daun yang sejati.



Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum biasanya disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangiunya terdapat pada strobilus. Sporangiumnya menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual. Termasuk dalam genus Equisetum dari bahasa latin yaitu equus yang berarti "kuda" dan setum yang berarti "rambut tebal" . Anggota-anggotanya dapat dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika. Di kawasan Asia Tenggara (Indonesia termasuk di dalamnya) hanya dijumpai satu spesies alami saja, E. ramosissimum subsp. Debile (Winter dan Amoroso, 2003), yang dikenal sebagai petongan dalam bahasa Jawa. Kalangan taksonomi masih memperdebatkan apakah kelompok ekor kuda adalah divisio tersendiri, sebagai Equisetophyta



(atau Sphenophyta),



atau



suatu kelas



dari



Pteridophyta,



sebagai



Equisetopsida (atau Sphenopsida). Hasil analisis molekular menunjukkan kedekatan hubungan dengan Marattiopsida (Smith, 2006). Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawarawa (Adwinta, 2012). Tanaman perennial ini mempunyai nama daerah yaitu rumput betung, ekor kuda, pipa kuda atau rumput ular. Ada anggota keluarga ini yang asli di barat daya. Anggota dari family Equisetaceae adalah tanaman pre-historik, merupakan tumbuhan paku yang memiliki informasi tentang bagaimana dan mengapa mereka bisa hidup sekian lama. Tumbuhan ini tersebar oleh spora yang berada di suatu lokasi dan memiliki suatu sistem percabangan rizoma yang luas yang tertanam sangat dalam di tanah (Anonim, 2007).



Klasifikasi : Kingdom



: Plantae



Division



: Tracheopyta



Subdivision



: Polypodiophytina



Class



: Polypodiopsida



Order



: Equisetales



Family



: Equisetaceae



Genus



: Equisetum L.



Species



: Equisetum Fluviatile L.



Sketsa Tumbuhan Paku Ekor Kuda (Equisetum sp.)



Pada penampang melintang, batang mempunyai suatu lingkaran berkas-berkas pengangkut kolateral, dua lingkaran saluran-saluran antar sel, dan satu ruang udara lisigen terletak di pusat. Berkas pengangkut dalam sporofil mempunyai susunan konsentris. Pada buku-buku batang terdapat suatu karangan daun seperti selaput atau sisik, berbentuk meruncing, mempunyai satu berkas pengangkut yang kecil. Daun-daun itu di bagian bawah berlekatan menjadi sebuah sarung yang menyelubungi batang, terutama bagian bawah tiaptiap ruas. Ruas-ruas memperlihatkan pertumbuhan interkalar. Cabang-cabang tidak keluar dari ketiak daun melainkan di antara daun-daun dan menembus sarung keluar. Karena daun amat kecil, batang dan cabang-cabangnya yang mempunyai fungsi sebagai assimilator tampak berwarna hijau karena mengandung klorofil (Tjitrosoepomo, 2005).



Batang Equisetum debile L. yang berwarna hijau (kanan) dan sorusnya yang berbentuk strobilus (kiri)



Berbagai macam spesies dari Equisetum mengandung flavonoid, glikosida, asam fenolat, sejumlah besar asam silika dan silikat. Juga mengandung lipid yang terdiri dari triakontanedioat (equisetolat) dan asam oktakosanedioat, rhodoxanthin, kandungan silikon dan polifenol, asam polifenol mengandung kafein dan asam protokatekin. Equisetum debile juga mengandung alkaloid termasuk nikotin. Kandungan silikon di dalamnya telah diekstrak dari tanaman untuk aplikasi pada pengobatan (Ghani, 2003). Paku ekor kuda (Equisetum sp.) telah diteliti sebagai hepatoprotektif dalam kasus hepatitis, karena memiliki antioksidan dan menghambat radikal bebas. Beberapa spesies dari genus Equisetum dapat membantu menurunkan tingkat glukosa darah dan dapat membantu mengatasi diabetes tipe 2, dan memiliki efek antimikrobial yang baik (Stuart, 2005).Penelitian yang dilakukan oleh Mimica (2008) menunjukkan bahwa Equisetum mengandung senyawa fenol berupa isoquercitrin, apigenin 5-O-glukosida, kaempferol 3-O-glikosida, di-E-caffeoylmeso-asam tartarat, asam fenolat 1 dan asam fenolat 2 yang memiliki fungsi sebagai antioksidan aktif. Secara khusus Equisetum debile mengandung asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (asam equisetat), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan saponin (Anonim, 2005). Paku ekor kuda menyukai tanah yang basah, baik berpasir maupun berlempung, beberapa bahkan tumbuh di air (batang yang berongga membantu adaptasi pada lingkungan ini).E.arvense dapat tumbuh menjadi gulma di ladang karena rimpangnya yang sangat dalam dan menyebar luas di tanah.Herbisida pun sering tidak berhasil mematikannya.



Pada masa



lalu, kira-kira pada zamanKarbonifer, paku ekor kuda purba dan kerabatnya (Calamites, dari



divisio yang sama, sekarang sudah punah) mendominasi hutan-hutan di bumi. Beberapa spesies dapat tumbuh sangat besar, mencapai 30 m, seperti ditunjukkan pada fosil-fosil yang ditemukan pada deposit batu bara. Batu bara dianggap sebagai pengerasan sisa-sisa serasah dari hutan purba ini. Reproduksi paku ekor kuda dengan Spora yang dihasilkan paku ekor kuda spora yang berbeda jenis tetapi bentuknya sama.meskipun spora yang lebih kecil pada E. arvense tumbuh menjadi protalium jantan. Spora keluar dari sporangium yang tersusun pada strobilus. Sporanya berbeda dengan spora paku-pakuan karena memiliki empat "rambut" yang disebut elater. Elater berfungsi sebagai pegas untuk membantu pemencaran spora.



SIKLUS HIDUP TUMBUHAN PAKU EKOR KUDA