Panduan Bantuan Hidup Lanjut [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN RESUSITASI JANTUNG PARU ( Bantuan Hidup Lanjut )



Jl. Raya Kalijaten No. 11-15 Taman Sidoarjo 61357 Telp. (031) 7885011 Fax. (031) 7873633



KATA PENGANTAR



Dalam Undang- undang RI no. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan PERMENKES No. 519/MENKES/PER/III/2011 (Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensive di RS) mengacu pada buku Standar Pelayanan Anestesiologi Indonesia IDSAI 2008, bahwa tindakan anestesi mempunyai resiko terjadinya kegawatan (cardiak arrest) sehingga perlu usaha antisipasi dan tindakan resusitasi bila ada kejadian arrest. Oleh karenanya rumah sakit menyusun Buku Panduan Resusitasi Jantung Paru Otak. Buku Panduan Resusitasi Jantung Paru Otak ini adalah standar baku yang ditentukan oleh rumah sakit dalam melakukan tindakan Bantuan Hidup Lanjut (BHL). Buku ini berisi prosedur yang harus dipatuhi oleh semua tenaga medis profesional, instalasi atau unit pelayanan di lingkungan Rumah Sakit. Buku Panduan Resusitasi Jantung Paru Otak ini disusun bersama oleh bidang pelayanan dan pokja PAB (Pelayanan Anestesi Bedah) yang merupakan bagian dari tim akreditasi Rumah Sakit, dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien. Akhir kata semoga buku ini berguna sebagai mana mestinya, sehingga bermanfaat bagi seluruh tenaga medis dalam memberikan pelayanan aman, nyaman, dan bermutu menuju kepuasan pasien. Kritik dan saran untuk memperbaiki buku Panduan ini akan menambah kesempuranaan penyusunan buku panduan dimasa mendatang.



BAB I PENDAHULUAN



DEFINISI i. Latar Belakang Penanggulangan kegawatan secara umum saat ini mengacup ada ILCOR (International Liaisons Committee on Resuscitation ) Guidelines 2005. Di Indonesia, padatahun 2006 telah terbentuk INA RC ( Indonesian Resuscitation Council) yaitu Perhimpunan Ahli bidang Resusitasi yang anggota-anggotanya terdiri dari Dokter dari bebagai disiplin ilmu kedokteran.



ii. Definisi Bantuan Hidup Lanjut (BHL/ALS) adalah bantuan hidup yang dilakukan dengan menggunakan alat dan obat-obatan.



RUANG LINGKUP 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Instalasi Kamar Operasi Kamar Bersalin Radiologi IGD Rawat Jalan Rawat Inap



BAB II TATA LAKSANA



TATA LAKSANA A. Survey Lanjutan 1. Airway(Jalan Nafas, Bagaimana patensi jalan nafas? ) Buka jalan nafas dengan Triple Manouver. Pemasangan alat bantu jalan nafas 2. Breathing (Nafas,Apakah ada nafas dan pernafasannya adekuat ) Lihat, Dengar dan Rasakan nafas korban. Berikan 2 nafas buatan. Setiap pemberian nafas dilakukan selama 1 detik. Bantuan nafas harus membuat dada mengembang. Jangan meniupkan nafas terlalu sering dan terlalu banyak ( berikan jumlah / tidal volume ) yang cukup dengan atau tanpa tambahan oksigen. 3. Circulation (Sirkulasi ) Bila pasien masih belum bernafas, dan belum ada tanda-tanda sirkulasi; batuk, pergerakan atau nafas spontan, segera lakukan RJP di mulai dengan kompresi. ( cek arteri karotis 5-10 detik ). Bila nafas spontan atau tanda sirkulasi ada, chek apakah ada perdarahan yang mengancam nyawa. 4. Drug Pemberian obat-obat resusitasi 5. EKG dan Terapi Irama jantung Pemasangan AED / terapi DC shock 6. Fluid Pemberian cairan resusitasi



B. Langkah-langkah RJP 1. Tetap lakukan BHD 2. Pasang ETT 3. Pastikan letak ETT 4. Memeriksa pengembangan dada dan verifikasi adekuat 5. Memastian irama EKG 6. Terapi irama EKG 7. Mencari kemungkinan lain/faktor penyebab 8. Pemasangan intra vena untuk jalur obat-obatan C. Obat-obatEmergensiuntukResusitasiJantungParu : 1. Adrenalin( Epineprine). 2. SulfasAtropin. 3. Lidokain (Xylocain,Lignocain)



D. Obat penunjang yang lain :



Bik Nat, Dextrose 40 %, Aminopilin,Steroid. Obat-obat lain juga diperlukan untuk mengatasi kompliksi-komplikasi pada keadaan-keadaan sbb : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Anapilaksis Bronkhospasme DisfungsiAdrenal Udema Paru DepresiNafas PeningkatanTekananIntrakranial Hipotensi Hipoglikemi Atonia uteri Hipertensi Hiperglikemi Koagulopati Hipertermi maligna.



E. Dokumentasi RS memberikan gambaran bahwa penulisan sebagai dokumentasi informasi dan edukasi anestesi yang dilakukan petugas dibukukan dalam Rekam Medis. Contoh form informasi dan edukasi anestesi dapat dilihat di lampiran dalam panduan ini.



F. Rujukan :



1. ILCOR (International Liaisons Committee on Resuscitation ) Guidelines 2005. 2. INA RC ( Indonesian Resuscitation Council) tahun 2006



Lampiran 1 HentiJantung



1



AlgoritmeBHD :  MintaBantuandan RJP  BerikanOksigenbilatersedia  Pasang monitor/ defibrillator bilatersedia



2



CekIrama Adakahindikasidefibrilasi?



3 4



9



VF/ VT (-) Lakukan RJP 5 Siklus (30 : 2)



Lakukan 1x DC :  Defibrilator Manual Bifasik 120 s/d 200 J (bilatidakdiketahuigunakan 200 J)  Defibrilator Manual Monofasik 360 J KajiIrama, JikaIramamenetap Y a



KajiIrama



10



Tida k



5



AdakahIndikasiDefibrilasi ?



Lanjutkan RJP 6 selamaDefibrilatordisiapkan Lakukan 1x DC :  Defibrilator Manual Bifasik 120 s/d 200 J (bilatidakdiketahuigunakan 200 J)  Defibrilator Manual Monofasik 360 J Lakukan RJP setelahdefibrilasi Bila IV/ IO terpasangberikanVasopresorselama RJP  Epineprin 1mg IV/ IO  ULangisetiap 3 – 5 menit, atau  Dapatdiberikandosistunggal Lakukan Vasopressin 40 U IV/ IO RJP 5 Siklus (30 : 2) untukmenggantikandosis adrenalin pertamaataukedua Tida 7 k



KajiIrama



AdakahIndikasiDefibrilasi ?



8



Asistole/ PEA



Lanjutkan RJP selama 5 siklus Bila IV/ IO terpasangberikanVasopresorselama RJP  Epineprin 1mg IV/ IO  ULangisetiap 3 – 5 menit, atau  Dapatdiberikandosistunggal Vasopressin 40 U IV/ IO untukmenggantikandosis adrenalin pertamaataukedua PikirkanpemberianAtropin 1 mg IV/ IO Untukasistolatau PEA lambat Ulangisetiap 3 – 5 menit (3x pemberian)



11



KajiIrama AdakahIndikasiDefibrilasi ?



12



Tida k



 JikaAsistolekekotak 10  Jikaterdapatgambaran EKG, ceknadi. Jikanaditidakterabakekotak 10  Jikanaditerabamulaidenganperawat anpascaresusitasi



Y a



13 Kembalik ekotak 4



Y a



Lanjutkan RJP selamaDefibrilatordisiapkan Lakukan 1x DC :  Defibrilator Manual Bifasik 120 s/d 200 J (bilatidakdiketahuigunakan 200 J)  Defibrilator Manual Monofasik 360 J Lakukan RJP setelahdefibrilasi Berikan Anti Aritmia (sebelumatausesudah DC)  Amiodaron 30 mg IV/ IO ataulidokain 1 s/d 1,5 mg/kg BB IV/ IO max 3 pemberianatau 3 mg/kg BB  Magnesium Sulfat 1 s/d 2 gr IV/ IO untukTorsades de Pointes Setelah 5 siklus RJP, kembalikekotak 5



Selama RJP  LakukanKompresikuatdancepat (100x/ mnt)  Pastikanrelaksasi dada maksimal  Minimalkaninterupsikompresi  1 siklus RJP : 30 Kompresi dada dan 2 ventilasi ; 5 siklus 2 menit  HindariHiperventilasi  Pastikanjalannapasaman SetelahterIntubasipenolongtidaklagimenggunakansiklus RJP. Lakukankompresi dada tanpaberhentiuntukpemberianventilasi. berikanpernapasan 8 s/d 10 kali/ mnt. cekiramasetiap 2 menit



 GantiKompresorsetiap 2 menitdengancekirama  Caridanatasi factorfaktorpenyebab : - Hipovolemia - Hipoksia - Asidosis - Hiperkalemia - Hipoglikemia - Hipotermia - Keracuan - TamponadeJantung - Tension Pneumothorak - Trombosis (KoroneratauParu) - Trauma



Lampiran 2 PANDUAN DC SHOCK Oles dulu Paddles dengan Jelly ECG, tipis, rata. 1. SWITCH ON PasangPaddles pada posisi APEX dan PARASTERNAL ( bolehterbalik). 2. CHARGE mulai dari 100 JOULE ( Non Synchronized) - Napas buatan berhenti dulu. - TERIAK DENGAN KERAS : Awas, semua lepas dari pasien ! Bawah bebas ! Samping bebas ! Atas bebas ! Saya bebas ! 3. SHOCK !!! - Tekan 2 tombol paddles bersamaan. - Kemudian lepas paddles dari dada. - Lanjutkan chest compression. 4. SEGERA PIJAT JANTUNG LAGI 2 MENIT. - Raba nadi karotis. - Baca ECG lagi. Penempatan Paddles untuk Infant : bisa Apex dan Punggung.



BAB III PENUTUP



Demikian panduan ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan bantuan hidup lanjutan di rumah sakit ibu dan anak soerya.



Ditetapkan : Sidoarjo Pada Tanggal : 2019 Direktur RSIA Soerya



dr. Novina Aryanti, Sp.PK