Panduan Dasar Panahan v2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN DASAR PANAHAN



BOOKLET INI TIDAK DIPERJUAL BELIKAN



Heru Lesmana © 2015



Hal | 1



KATA PENGANTAR Mendengar kata panahan, sebagian orang merasa takut dan khawatir karena mengganggap bahwa panahan adalah jenis olahraga berbahaya, tidak cocok untuk setiap orang. Sebagian orang juga menganggap bahwa panahan adalah olahraga yang kurang terkenal dan mahal, karena jarang yang tertarik dan harus membeli peralatan yang diketahuinya harganya sangat mahal.



Sebenarnya olahraga panahan cukup aman dan tingkat keamanannya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan olahraga lainnya, asalkan mengikuti instruksi keselamatan. Selain itu olahraga panahan bukanlah olahraga baru, karena usianya sudah ribuan tahun, mungkin termasuk olahraga yang paling tua bahkan lebih tua daripada atletik dan olahraga lainnya. Masalah peralatan yang mahal, hal ini sangat relatif. Banyak peralatan panahan standar yang harganya murah yang ditujukan untuk pemula. Bagi pemula yang terpenting bukanlah harga peralatannya, namun teknik memanahnya. Olahraga panahan juga cocok untuk orang dewasa, tua, remaja, anak-anak baik pria maupun wanita.. Booklet ini kami hadirkan bagi yang baru mulai tertarik pada panahan atau pemanah pemula. Dari berbagai sumber artikel, kami ringkas beberapa hal dasar yang perlu kita ketahui terkait dunia panahan, antara lain: sejarah panahan, peralatan panahan, instruksi keselamatan, dasar teknik panahan dan aturan standar panahan. Semoga booklet sederhana ini bisa bermanfaat dan selamat bergabung dan menikmati dunia panahan yang mengasyikkan. Penyusun,



Heru Lesmana HV Archery Team Hal | 2



DAFTAR ISI Kata Pengantar .......................................................................................................... 2 Kutipan Menarik....................................................................................................... 4



Sejarah Panahan ....................................................................................................... 5



Mengenal Peralatan Panahan ……………………………………………………….7 Jenis-jenis Busur ……………………………………………………………..7



Bagian-bagian Busur ……………………………………………………….10



Bagian-bagian Anak Panah ………………………………………………11



Jenis-jenis Anak Panah …………………………………………………….11



Peralatan Lainnya ……………………………………………………………12



Instruksi Keselamatan ………………………………………………………………….14 Dasar-dasar Teknik Panahan ………………………………………………………..15



Cara Memasang Tali Busur ………………………………………….……15



Tahapan dalam Teknik Panahan ……………………………………….17



Peraturan Standar Panahan …………..…………………….………………………. 23 Peraturan Lomba Panahan Ronde Nasional …….……………… 23



Lapangan Lomba …………………………………………………………….. 26



Muka Sasaran (target face) dan Penilaian …………………………. 27



Hal | 3



KUTIPAN MENARIK 1 Panahan telah berusia ribuan tahun, termasuk salah satu olahraga tertua. 2



Olahraga panahan cukup populer di antara jutaan orang di dunia



3



Panahan adalah sebuah keterampilan hidup yang menyenangkan bagi setiap orang 4



Rekor keselamatan dalam olahraga panahan lebih baik dibandingkan dengan kebanyakan olahraga lainnya. 5



Pemanah yang secara konsisten mempraktekkan dasar memanah yang baik, menikmati panahan sepanjang hidup dan bisa terus sukses



6



Aspek mental adalah kunci penting dalam panahan, 85% dari keberhasilan dalam olahraga ini ditentukan karena factor mental dan psikologis. 7



Panahan adalah kegiatan terbaik yang diajarkan untuk mengembangkan aspek fikiran, yaitu: konsentrasi, kekuatan keinginan, ketekunan, control diri, pemikiran positif, keyakinan, percaya diri dan kejujuran. Hal | 4



SEJARAH PANAHAN



Panahan (Inggris: Archery) adalah suatu kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Panahan awalnya digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan kemudian sebagai olahraga ketepatan.



Pada zaman pra-sejarah dulu, manusia sudah mulai menggunakan panah sebagai alat berburu mereka.Namun, sampai saat ini belum ada yang mengetahui dengan pasti sejak kapan panah mulai digunakan. Data dari buku-buku kuno menunjukkan panahan mulai digunakan 2100 SM dibuktikan dengan ditemukannya seorang prajurit mesir kuno yang mati karena tertembus anak panah. Selain itu, sekitar 1600 SM panah sudah mulai berkembang dalam pemakaiannya. Tak hanya sebagai alat berburu, pada saat itu alat ini juga sudah digunakan sebagai senjata perang setiap bangsa yang ada yang hingga saat ini masih ada suku-suku pedalaman yang menggunakan busur dan panah dalam mempertahankan kehidupannya seperti suku-suku di Papua, suku Veda di pedalaman Sri Lanka, suku Negro di Afrika dan lainnya. Pada perkembangannya, panahan dipandang sebagai media rekreasi atau untuk olahraga dimulai sejak tahun 1676, atas ide dari Raja Charles II dari Inggris yang menyebut bahwa panahan bisa dijadikan



Hal | 5



sebagai olahraga dan hal itu mulai diikuti oleh negara-negara lain pada saat itu. Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakanlah kejuaraan nasional panahan yang diberi nama GNAS (Grand National Archery Society), lalu diikuti oleh Amerika Serikat dengan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di Chicago.



Perkembangan Panahan di Indonesia



Tak jauh berbeda dengan sejarah panahan dunia, panahan di Indonesia juga tidak diketahui secara jelas asal-usulnya. Namun, jika ditelisik lebih dalam sejarah panahan di Indonesia pun juga terbilang cukup panjang. Berkaca dari cerita-cerita kuno yang menjadikan seorang ksatria dengan panah sebagai senjata utamanya pada kerajaan kuno seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Adipati Karna, Srikandi dan sebagainya. Olahraga panahan di Indonesia dimulai dengan diadakannya PON I di Surakarta pada 1948. Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru di bentuk pada 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku Alam VIII. Sejak itu barulah diadakan perlombaan pertama yang sudah terorganisir dengan baik di Surabaya pada 1959. Setelah terbentuknya Perpani, FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc) yang mengadakan kongres tahun 1959 di Oslo, menerima Indonesia (re: PERPANI) sebagai salah satu anggotanya.



Dengan bergabungnya Indonesia sebagai anggota FITA, perkembangan panahan Indonesia semakin pesat berkat banyaknya bantuan alat-alat panah bantuan luar negeri yang lebih canggih yang masuk ke Indonesia. Pada 1988 di Olympic Games Seoul – Korea Selatan, tim panahan Putri Indonesia berhasil menempati urutan kedua dengan kata lain mendapatkan medali perak yang merupakan medali raihan pertama Indonesia sepanjang sejarah Olimpiade.



Hal | 6



MENGENAL PERALATAN PANAHAN Jenis-jenis Busur Busur panah memiliki berbagai macam bentuk dan model. Dilihat dari bentuknya, secara umum jenis-jenis busur adalah sebagai berikut: 1. Busur Panjang (Long Bow)



Long Bow merupakan jenis busur yang diketahui paling tua usianya. Busur ini terbuat dari kayu atau bambu. Dimensinya cukup panjang kira-kira sama dengan tinggi penggunanya, biasanya dapat mencapai 2 meter.



Dimensi busur yang panjang ini dimaksudkan agar busur tersebut dapat ditarik hingga mencapai wajah penggunanya. Salah satu varian dari busur ini yaitu English Long Bow banyak digunakan oleh Inggris dalam peperangan sebelum fungsi busur ini sebagai senjata digantikan oleh senjata api. Berat tarikan (draw weight) dari busur ini dapat mencapai 160 lb atau sekitar 710 N.



2.



Busur Lurus (Flat Bow)



Flat bow merupakan busur yang memiliki dahan (limb) yang lebar dan memiliki penampang segi empat. Karena bentuk dahannya, busur ini



Hal | 7



biasanya memiliki bentuk yang sedikit menyempit di bagian handle untuk memungkinkan busur tersebut dipegang dengan baik. Salah satu varian dari flat bow yaitu AFB (American Flat bow) menjadi dasar dari pengembangan busur recurve yang dipakai dalam pertandingan olimpiade.



3. Busur Pendek (Short Bow)



Busur ini adalah desain versi yang lebih pendek dari long bow maupun flat bow. Kelemahan dari short bow adalah bahwa tarikan tidak panjang mengingat busurnya juga pendek. Oleh karena itu short bow juga mempunyai jangkauan lebih pendek namun kecepatan yang lebih dibandingkan dengan long bow atau flat bow. Short bow dulu lebih banyak digunakan untuk tujuan berburu oleh suku-suku pedalaman Amerika dan Afrika.



4. Busur Lengkung (Recurve Bow)



Recurve bow merupakan jenis busur yang digunakan sebagai standar bagi kompetisi internasional. Recurve bow memiliki ciri khas berupa bagian dahan yang melengkung menjauhi pemanah. Bentuk busur seperti ini memungkinkan busur tersebut menyimpan tenaga yang sama dengan busur berbentuk lurus dengan panjang busur yang lebih pendek. Dengan material berkualitas dan ringan, serta lengkungan Hal | 8



maksimal sangat membantu memperingan tarikan dan kecepatan yang jauh lebih cepat dari jenis busur generasi sebelumnya. Pada saat busur masih menjadi senjata perang yang dominan, hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi pasukan pemanah. Bentuk busur yang lebih pendek memungkinkan pemanah untuk bergerak secara lebih leluasa ketika bertempur. Pada zamannya busur ini sangat terkenal di kalangan pasukan pemanah berkuda. Recurve Bow modern terbuat dari aluminum alloy, karbon atau fiber glass. Sedangkan yang tradisional terbuat dari kayu keras dan bambu.



5. Busur Compound (Compound Bow)



Compound Bow merupakan busur yang dibuat berdasarkan teknologi masa kini, memiliki arah penembakan yang unik. Dibandingkan dengan busur berbentuk lurus (flat bow) dan lengkung (recurve bow) yang hanya mengandalkan tali busur untuk melakukan penembakan, compound bow memiliki mekanisme katrol yang membuat compound bow memiliki karakteristik yang unik saat penarikan yaitu “berat di awal, ringan di akhir”. Selain itu dahan pada busur ini juga lebih kaku dibandingkan dengan recurve bow dan long bow sehingga busur ini dapat menyimpan dan menyalurkan tenaga secara lebih efisien. Perkembangan terakhir dari teknologi pembuatan busur ini memungkinkan busur ini untuk melesatkan panah sampai dengan kecepatan 340 kaki/detik, atau rata-rata 3 kali lebih cepat dibandingkan jenis busur yang lainnya. Busur compound juga menjadi standar kompetisi Internasional.



Hal | 9



Bagian-bagian Busur Berikut ini adalah bagian-bagian busur panah pada umumnya. Di sini dicontohkan pada busur panah yang paling terkenal yaitu busur melengkung (recurve bow). 1. Riser/handle – bagian pegangan 2. Arrow rest – tempat sandaran panah 3. Upper limb – dahan busur bagian atas 4. Lower limb – dahan busur bagian bawah 5. String – tali busur 6. Arrow serving – lilitan tengah tali busur 7. Nock point – titik tempat ekor panah



1.



2.



3.



Pada Compound bow dan Recurve bow modern dapat juga dipasang perlengkapan tambahan, dipakai untuk meningkatkan akurasi dan ketepatan tembakan (tidak ditampilkan pada gambar), di antaranya :



Sight – atau visir, alat untuk membantu membidik anak panah lebih tepat sasaran Clicker – alat untuk memberitahu pemanah ketika mereka telah mencapai panjang tarikan yang tepat akan berbunyi “klik” Stabilizer – alat untuk menstabilkan dan menyeimbangkan busur Hal | 10



Bagian-bagian Anak Panah Bagian-bagian anak panah adalah sebagai berikut :



1. 2. 3. 4.



5.



6.



Point/pile – mata anak panah Shaft – gandar atau batang anak panah Cresting – hiasan atau dekorasi Fletching/vane – bulu anak panah, biasa terbuat dari bulu angsa atau plastik Index fletching/vane – bulu panah yang berbeda warna, sebagai penanda saat memasang anak panah bagian tersebut harus mengarah ke luar busur Nock – takikan pada ekor panah



Jenis-jenis Anak Panah



1. 2.



3. 4.



Berdasarkan materi bahan pembuat batang anak panah, jenisjenis anak panah yang umum di pasaran adalah:



Kayu atau bambu, biasanya digunakan pada panahan tradisional Aluminium, bahan yang paling populer biasanya untuk panahan dalam ruangan. Fiber glass, bahannya berat dan biasanya digunakan untuk training Karbon, biasanya terbuat dari campuran aluminum alloy dan karbon, bahannya paling kuat namun ringan dan harganya paling mahal dibandingkan jenis anak panah yang lain.



Hal | 11



Peralatan Lainnya Peralatan penting lainnya yang harus disediakan pemanah selain busur dan anak panah adalah : 1.



Pelindung jari (finger tab), berfungsi untuk melindungi jari dari tajamnya tali busur. Biasanya finger tab terbuat dari kulit.



2.



Pelindung lengan bawah (arm guard), terbuat dari kulit atau platik keras berfungsi untuk melindungi lengan dari goresan tali busur yang baru dilepaskan.



3.



Tempat panah (quiver), ada 3 macam yaitu: ground quiver diletakkan di tanah, back quiver dipakai di punggung menggunakan tali, side/belt quiver dipakai di pinggang atau paha.



Hal | 12



4. Pelindung dada (chest guard), walaupun jarang dipakai oleh kebanyakan pemanah, namun menjadi keharusan pada kejuaran internasional untuk melindungi bagian dada dan mencegah tali busur tersangkut pakaian pemanah. 5.



Bow sling adalah tali pendek yang bisa diatur, dipasang di gagang busur (riser/handle). Gunanya agar jari pemanah bisa rileks saat memegang busur dan tidak khawatir busur terjatuh saat anak panah dilepaskan.



6.



Bantalan dan sasaran panah (target face), ukuran diameternya berbedabeda tergantung jenis ronde yang dimainkan. Pada ronde tradisional dan PERPANI 80 cm, ronde FITA ukuran 80 cm untuk jarak 30 m dan 50 m dan ukuran 122 cm untuk jarak 60 m dan 70 m



Hal | 13



INSTRUKSI KESELAMATAN Walaupun olahraga panahan terkenal sebagai olahraga yang tingkat keamanannya sangat tinggi dibandingkan dengan jenis olahraga lainnya, namun kita perlu mengetahui beberapa aspek keselamatan yang harus ditaati, diantaranya sebagai berikut:



1. Lakukan latihan peregangan sebelum mulai olahraga panahan untuk menghindari cedera pada otot leher, bahu dan punggung 2. Bagi pemula, jangan memegang peralatan panah sebelum ada penjelasan dari instruktur 3. Selalu periksa busur dan anak panah sebelum memanah, jika ditemukan kerusakan jangan dipakai lagi. 4. Jangan bidik apapun selain target. 5. Jangan memanah ke arah atas atau arah lain yang dapat menyebabkan kerusakan atau hal-hal yang tidak diinginkan. 6. Jangan bidik ke arah manusia, walaupun untuk sekedar bercanda. 7. Jangan gunakan busur selain untuk tujuan memanah 8. Jangan menarik tali busur dan melepaskannya tiba-tiba tanpa ada anak panah yang terpasang (dry firing) 9. Jangan pasang anak panah jika ada seseorang di depan anda 10. Sewaktu memasang anak panah, pastikan arahkan ke bawah segaris dengan target, jangan ke arah atas atau ke arah penonton. 11. Pastikan area di belakang target tidak ada orang. 12. Cabut anak panah hanya ketika ada instruksi, perhatikan apakah ada orang di belakang anda sebelum mencabut anak panah. 13. Cabut anak panah dengan dua tangan, satu tangan menahan target dan satu tangan lagi mencabut anak panah sedekat mungkin dari target. 14. Selain pemanah harus berdiri di belakang garis aman dan jangan ganggu konsentrasi pemanah 15. Busur dan panah bukanlah mainan. Intruksi keselamatan harus diikuti.



Hal | 14



DASAR-DASAR TEKNIK PANAHAN Cara Memasang Tali Busur Berikut ini adalah langkah-langkah cara memasang tali busur jenis melengkung (Recurve Bow).



1. Kaitkan ujung lingkaran tali busur pada takik dahan busur bagian bawah, 2. Tempatkan dahan busur bagian bawah di depan samping salah satu kaki dan busur berada diantara dua kaki. 3. Tarik dahan busur bagian atas, maju di atas paha dan masukkan ujung tali sampai pada takikan pada ujung dahan busur 4. Setelah tali busur terpasang pada busur, cek sekali lagi apakah tali busur terpasang dengan lurus dan berada tepat ditengah masingmasing dahan busur.



Hal | 15



Tahapan Dalam Teknik Panahan Dalam banyak panduan panahan ada beberapa tahapan Teknik menembak, yaitu 9, 10 dan 12 tahap. Dalam booklet ini akan dijelaskan 10 tahapan dasar dalam Teknik Panahan, diantaranya: 1. Stance (Sikap Berdiri)



 Titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki dan tungkai secara seimbang  Tubuh tegak, tidak condong ke depan, belakang, samping kanan atau kiri  Jarak kedua kaki selebar bahu  Ujung kedua kaki menyentuh garis khayal lurus ke arah tengah target



Sikap posisi kaki (stance) ada 4 macam: 1) square/parallel (sejajar), 2) open (terbuka), 3) close (terbuka) dan 4) oblique (serong). Yang biasa digunakan adalah: a. Square/parallel stance – posisi kedua kaki sejajar dan lurus dengan sasaran, posisi dada dengan sasaran membentuk sudut 90 derajat. Posisi ini yang dianjurkan untuk pemula. b. Open stance – posisi kaki kiri membentuk sudut 45 derajat terhadap garis sasaran, posisi dada dengan sasaran membentuk sudut 60 derajat Hal | 16



2. Nocking (Pasang Anak Panah)



Masukkan ekor panah pada tempat anak panah (nocking point) pada tali busur dan tempatkan batang anak panah (shaft) pada sandaran panah (arrow rest)  Bulu index (index fether) di posisi luar busur  Ekor panah (nock) harus benar-benar masuk ke tali (nocking point) dan posisi panah dengan tali busur membentuk sudut 90 derajat. 



3. Hooking and Gripping (Kaitkan Jari ke Tali Busur dan Genggam Busur)



Kaitkan jari pada tali busur, posisi tali di sendi pertama jari-jari tepatnya di bagian atas jari telunjuk, bawah jari tengah dan belakang jari manis.  Posisi ekor panah dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah.  Posisi belakang telapak tangan tetap lurus  Dianjurkan menggunakan finger tab (pelindung jari) 



Hal | 17



Tekanan pada busur didistribusikan pada garis tekan telapak tangan seperti gambar  Saat menggenggam busur, jari-jari tetap rileks.  Belakang telapak tangan membentuk sudut 45 derajat







4. Set-Up/Pre-Draw (Tarikan Awal)



 Angkat busur sampai lengan sama tinggi dengan bahu  Siku kiri diputar menjauh dari tali busur  Posisi tungkai lurus, rileks, berat badan ditumpu dengan kedua kaki  Perputaran tubuh bagian atas harus dimulai dari panggul, bahu dan panggul diputar supaya lurus dengan target Hal | 18



5. Drawing (Tarik Tali Busur)



 Tarik tali sampai menyentuh bagian dagu, bibir, dan hidung  Saat menarik jangan dibantu dengan badan, tetapi gunakan otot-otot belakang bahu untuk menarik  Posisi yang benar adalah tali yang mendekati dagu atau kepala, sebaliknya jangan kepala pemanah yang mendekati tali.



Hal | 19



6. Anchoring (Penjangkaran)



 Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada dagu.  Pada waktu penjangkaran, pernafasan harus dikontrol dengan baik dan konsentrasi tetap.  Posisi anchoring ada 2 yaitu: penjangkaran yang tinggi dan penjangkaran yang rendah. Penjangkaran tinggi, dengan ujung jari telunjuk di sudut mulut. Penjangkaran rendah, jari depan bertumpu langsung di bawah tulang rahang sehingga tali berada di garis tengah wajah



7. Transfer to Holding (Menahan Sikap Memanah)



Menahan sikap memanah beberapa saat sebelum anak panah dilepaskan  Tekanan ke depan dan tarikan kebelakang tetap kontinyu  Dalam posisi menahan, jangan dibantu badan untuk menahan beban tarikan busur, tetapi yang dilakukan adalah otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi, agar sikap memanah tidak berubah/tetap merupakan satu garis lurus 



Hal | 20



8. Aiming and Expansion (Membidik dan ekspansi)  Suatu gerakan mengarahkan visir pada titik sasaran dan pemanah dalam memegang grip serileks mungkin.  Tahan nafas dan tetap rileks beberapa detik sampai anak panah dilepaskan.



9. Release (Melepas anak panah)  Suatu gerakan melepaskan tali busur dengan cara tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah 



Tekanan pada lengan kiri dan kanan jangan sampai bertambah pada salah satu bagian.







Jari-jari penarik tali juga harus rileks, agar mendapatkan release yang halus, agar arah panah dan kecepatannya sama, sehingga terbangnya anak panah menjadi mulus



Hal | 21



10. Follow Trough (Gerak Lanjut) 



Selama beberapa detik lakukan gerak lanjut dengan tetap memberikan tekanan yang sama seperti release.



 Pandangan mata pemanah juga harus tetap konsentrasi kesasaran tidak beralih ke terbangnya anak panah  Busur diusahakan tetap diam sebelum anak panah menancap di target.  Tujuan dari gerak lanjut adalah untuk memudahkan pengontrolan gerak memanah yang dilakukan



Hal | 22



PERATURAN STANDAR PANAHAN Peraturan Lomba Panahan Ronde Nasional Ronde Nasional merupakan bagian cabang olahraga panahan yang dilombakan secara nasional berdasarkan ketentuan yang ditetapkan PB PERPANI dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan FITA. Dalam ronde nasional pada dasarnya ketentuan FITA tentang outdoor target archery diberlakukan sepenuhnya kecuali apabila secara khusus diatur di dalam peraturan ini.



Pokok-pokok Pelaksanaan Perlombaan Ronde Nasional



Ronde Nasional dapat dilaksanakan dengan cara Ronde Tunggal, Ronde Ganda, Ronde versi Grand FITA, Ronde versi Olypic dan Ronde Junior.



Ronde Nasional Tunggal Ronde ini terdiri dari 36 anak panah yang ditembakkan ke setiap jarak berikut ini secara berurutan:  



50 meter, 40 meter, 30 meter, atau 30 meter, 40 meter, 50 meter, dan berlaku bagi pria dan wanita



Ronde Nasional Ganda Ronde ini terdiri dari 2 ronde nasional tunggal, yang ditembakkan ke setiap jarak seperti tersebut di atas secara berurutan. Ronde Nasional Ganda dapat dilaksanakan dalam 1 hari atau 2 hari berturut-turut



Ronde Nasional versi Grand FITA  Babak terbuka Ditembakkan seperti Ronde Nasional Tunggal untuk menentukan urutan teratas 24 perorangan wanita, 24 perorangan pria, dan urutan teratas 12 regu wanita, 12 regu pria yang berhak masuk ke babak-babak berikut.  Babak-babak Final Hal | 23



Babak-babak Final perorangan; Babak ini terdiri dari 9 anak panah ditembakkan ke setiap jarak berikut, secara berurutan:  Dalam 1/8 (seperdelapan) final dan semi final = 50, 40, 30 meter untuk wanita dan pria  Dalam ¼ (seperempat) final dan grand final = 30, 40, 50 meter untuk wanita dan pria



Babak final beregu; Satu regu terdiri dari 3 orang, masing-masing menembakkan 3 rambahan 3 anak panah (27 anak panah per regu, 27 anak panah tersebut ditembakkan ke setiap jarak berikut:  Semi final: 50, 40, 30 meter, untuk beregu wanita dan pria  Grand final: 30, 40, 50 meter, untuk beregu wanita dan pria



Babak final beregu harus dilaksanakan segera setelah babak-babak final perorangan selesai.



Ronde Nasional versi Olympic



Babak Kualifikasi Babak ini ditembakkan seperti ronde nasional tunggal, untuk menentukan urutan teratas 32 perorangan wanita, 32 perorangan pria dan urutan teratas 16 beregu wanita dan beregu pria, yang berhak masuk ke babak eliminasi (penyisihan).



Babak Eliminasi Babak ini diikuti peserta untggulan 32 perorangan wanita, 32 perorangan pria dan peserta unggulan 16 regu wanita, 16 regu pria hasil babak kualifikasi, peserta ditempatkan pada diagram unggulan versi Olympic. Dalam babak eliminasi dilombakan 1/16 final, 1/8 final perorangan dan 1/8 beregu, 1/4 final beregu.



Babak Eliminasi Perorangan  Dalam babak eliminasi perorangan, peserta menembak dalam empat kelompok pasangan lomba  Setiap peserta menembakkan anak panah dalam 4 rambahan 3 anak panah  Setiap rambahan ditembakkan dalam waktu 2 menit pada jarak 40 meter dengan muka sasaran ukuran 80 cm standar FITA Hal | 24



Babak Eliminasi Beregu  Dalam babak eliminasi beregu, 16 regu wanita dan 16 regu pria diunggulkan berdasarkan skor hasil total babak kualifikasi, yang menembak secara bergantian dalam rambahan aduan.  Setiap regu terdiri dari 3 pemanah  Setiap pemanah menembakkan 3 anak panah (9 anak panah peregu)  Setiap rambahan (9 anak panah) ditembakkan dalam waktu 3 menit  Penembakan dilakukan pada jarak 40 meter dengan muka sasaran ukuran 80 cm standar FITA



Babak-babak Final  ¼ final, semi final, final 3-4, dan final 1-2 perorangan wanita dan pria  Semi final, final 3-4 dan final 1-2 beregu wanita dan pria



Babak Final Perorangan  Terdiri dari ¼ final, semi final, final 3-4, dan final 1-2  Dalam babak 1/4 final perorangan 8 peserta wanita dan 8 peserta pria hasil unggulan dari babak eliminasi menembak dalam ser-seri lomba aduan perorangan  Setiap seri lomba aduan terdiri dari 4 rambahan, setiap rambahan 3 anak panah  Penembakan dilaksanakan secara bergantian per anak panah Antara dua pemanah yang diadu dengan waktu per anak panah 40 detik  Penembakan pada jarak 40 meter dengan muka sasaran ukuran 80 cm standard FITA



Babak Final Beregu  Terdiri dari Semi final, final 3-4 dan final 1-2  Dalam babak semi final beregu, 4 regu wanita dan 4 regu pria yang diunggulkan hasil babak eliminasi menembak secara bergantian dalam setiap seri-seri aduan  Tiga pemanah dalam satu regu masing-masing menembak 3 rambahan 3 anak panah  Penembakan 1 rambahan beregu (9 anak panah) dilakukan dalam waktu 3 menit  Penembakan dilakukan pada jarak 40 meter dengan muka sasaran ukuran 80 cm standar FITA Hal | 25



Ronde Nasional Junior Ronde nasional junior adalah lomba panahan berdasarkan kelompok umur yang terdiri dari:



Kelompok A Untuk usia s/d 13 tahun wanita dan pria dengan jarak tembak: 40, 30, 20 meter atau 20, 30, 40 meter



Kelompok B Untuk usia 14 s/d 17 tahun wanita dan pria dengan jarak tembak: 50, 40, 30 meter atau 30, 40, 50 meter. Jumlah anak panah yang ditembakkan setiap jarak sejumlah 36 anak panah, dalam 12 rambahan 3 anak panah per rambahan dalam waktu 2 menit.



Lapangan Lomba 1. 2.



3. 4. 5.



Arena lomba harus diberi batas dan setiap jarak tembak diukur dengan teliti dari satu titik di tanah yang terletak tegak lurus di bawah titik pusat setiap sasaran ke arah garis tembak Satu garis tunggu harus dibuat sekurang-kurangnya pada jarak 5 meter di belakang garis tembak Bantalan sasaran harus berdiri menengadah 15 derajat Pusat sasaran harus 130 cm di atas tanah diukur target lurus dari permukaan tanah, dengan toleransi ukuran +/- 5 cm. Tinggi pusat sasaran dalam suatu deretan bantalan di arena perlombaan harus selalu kelihatan lurus Kecuali diselengarakan dalam Kejurnas dan PON, Ronde Nasional dapat dilaksanakan dengan menggeser garis tembak ke depan dan garis jarak/sasaran permanen/tetap.



Hal | 26



Outdoor



Indoor



Muka Sasaran (target face) dan Penilaian Muka Sasaran  







Muka sasaran yang dipergunakan dalam Ronde Nasional adalah sasaran standar FITA ukuran 80 cm Permukaan sasaran terdiri dari 5 daerah konsentris yang diberi warna berurutan dimulai dari pusat sasaran: kuning, merah, biru muda, hitam dan putih dimana tiap daerah konsentris yang berwarna dibagi lagi menjadi dua daerah yang sama lebarnya oleh sebuah garis lingkaran pembatas, sehingga terdapat 10 daerah konsentris yang berukuran 4 cm Titik pusat permukaan disebut “Pinhole”, harus ditandai dengan silang (X) kecil.



Hal | 27



Penilaian Perkenaan Anak Panah Kuning



Merah



Biru Muda



Hitam



Putih



: a. bagian dalam b. bagian luar : a. bagian dalam b. bagian luar : a. bagian dalam b. bagian luar : a. bagian dalam b. bagian luar : a. bagian dalam b. bagian luar



= 10 =9 =8 =7 =6 =5 =4 =3 =2 =1



Hal | 28



• • • • • • • • • •



Hal | 29



DAFTAR PUSTAKA



https://en.wikipedia.org/wiki/Archery http://www.dnr.sc.gov/education/archery/pdf/biapocketguide.pdf http://margo.student.utwente.nl/sagi/artikel/ http://www.harrogate-archery.co.uk/wp/wpcontent/uploads/BeginnersManual1.pdf http://www.archersreference.pwp.blueyonder.co.uk/ http://www.dundeesportsmansclub.com/dscinc/basic_arrows_and_ equipment.htm http://www.learn-archery.com/ http://www.learnarchery.com/basicarcheryinstruction9steps.html http://www.archerycoaching.net/pages/english/contents.php http://file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPOK/JUR._PEND._KE PELATIHAN/197204031999031KOMARUDIN/MATAKULIAH_PANAHAN/



Hal | 30