PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (Hand Hygiene) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE)



RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI SAMBOJA 2015



PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA



RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI Jl. Balikpapan–Handil II, Samboja (0542) 7215367–7215368, Fax (0542) 7215337 Kode Pos 75271, website : www.rsudajibatara.id



KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI Nomor : 445/04/PAN/RS ABADI-1/SK/I/2015 TENTANG PANDUAN HAND HYGIENE RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI Menimbang



: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan keperawatan yang aman dan berkualitas; b. Bahwa agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Hand Hygiene RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pelayanan keperawatan di RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti;



Mengingat



:



1.



Undang – Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan;



2.



Undang-Undang



Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009



tentang Rumah Sakit 3.



Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan



4.



Undang-undang RI nomor 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan



5.



Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.



6.



Peraturan Menteri kesehatan Nomor 012 tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.



7.



Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 270/MENKES/PER/III/2007 Tentag Manajemen Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.



8.



Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 382/MENKES/PER/III/2007 tentang Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.



9.



Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 129 /MENKES/SK/II/2008 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.



10. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Nomor 9 Tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan daerah nomor 7 tahun 2008 tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD



Aji



Batara



Agung



Dewa



Sakti



Kabupaten



Kutai



Kartanegara. 11. SK Bupati No.821.2/III.I-5731/BKD/2010 tentang pengangkatan drg. Musafirah Akil Ali, MARS sebagai Direktur RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti. MEMUTUSKAN Menetapkan



:



KESATU



: Memberlakukan Keputusan Direktur RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti tentang Panduan Hand Hygiene.



KEDUA



: Panduan Hand Hygiene RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini



KETIGA



: Pembinaan



dan



pengawasan



penyelenggaraan



Panduan



Hand



Hygiene RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti dilaksanakan oleh Kepala seksi keperawatan KEEMPAT



: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.



KELIMA



: Segala biaya yang timbul dari penetapan Surat Keputusan ini dibebankan pada anggaran APBD/BLUD RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti. Ditetapkan di



: Samboja



Pada Tanggal



: 14 Januari 2015



Direktur RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI



drg. Musafirah Akil Ali. MARS



LAMPIRAN



:



KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI NOMOR : 445/04/PAN/RS ABADI-1/SK/I/2015 KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN (HAND HYGIENE) RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI BAB I DEFINISI



1. Mencuci Tangan Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. 2. Flora Kulit a. Flora Transien Flora Transien pada tangan diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungannya (misalnya : meja periksa, lantai atau toilet). Organisme ini tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat dengan mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air mengalir. b. Flora Residen Flora residen tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam (epidermis) serta di dalam folikel rambut, dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih. 3. Air Bersih Air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan atau disaring sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya : mencuci tangan dan membersihkan instrumen medis) karena memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak berkabut). 4. Sabun Produk-produk pembersih (batang, cair, lembar atau bubuk) yang menurunkan tegangan permukaan, sehingga membantu melepaskan kotoran, debris dan mikroorganisme



yang



menempel



sementara



pada



tangan.



Sabun



biasa



memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme secara mekanik, sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganisme. 1



5. Agen Antiseptik atau Antimikroba (istilah yang digunakan bergantian). Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat



atau



membunuh



mikroorganisme



(baik



yang



sementara atau yang merupakan penghuni tetap), sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total. Contohnya adalah : a. Alkohol 60- 90% (etil dan isopropil atau metil alkohol); b. Klorheksidin glukonat 2-4% (Hibiclens, Hibiscrub, Hibitane); c. Klorheksidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi (Savlon); d. Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium atau tincture (yodium tinktur) Iodofor 7,5-10%, berbagai konsentrasi (Betadine atau Wescodyne); e. Kloroksilenol 0,5-4% (Para kloro metaksilenol



atau PCMX)



berbagai



konsentrasi (Dettol) f.



Triklosan 0,2-2%.



6. Emollient Cairan organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol yang ditambahkan pada handrub dan losion. Kegunaan emollient untuk melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit (keretakan, kekeringan, iritasi, dan dermatitis) akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering (dengan atau tanpa antiseptik) dan air. 7. Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) Merupakan suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun antiseptik di bawah air yang mengalir (bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein) atau dengan menggunakan handrub berbasis alkohol (jika tangan tidak terlihat kotor/ternoda). A. TUJUAN KEBERSIHAN TANGAN 1. Untuk memutus transmisi mikroba melalui : a. Di antara area perawatan dan zona pasien; b. Di antara zona pasien dan area perawatan; c. Pada daerah tubuh pasien yang berisiko infeksi (contoh : membran mukosa, kulit non intak, alat invasif); d. Dari darah dan cairan tubuh. 2. Untuk mencegah : a. Kolonisasi patogen pada pasien (termasuk yang multi resisten); b. Penyebaran pathogen ke area perawatan; 2



c. Kolonisasi dan infeksi pada petugas kesehatan; d. Infeksi yang disebabkan oleh mikroba endogen.



3



BAB II RUANG LINGKUP Ruang Lingkup Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) meliputi : 1. Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti: dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya, misalnya : fisioterapi, laboratorium, dll; 2. Setiap orang yang ada kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung, seperti: ahli gizi, farmasi dan petugas tehnik; 3. Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan terhadap pasien; 4. Setiap orang yang bekerja di rumah sakit. 5. Pasien; 6. Keluarga Pasien; 7. Pengunjung.



4



BAB III TATA LAKSANA A. MENGAPA PERLU KEBERSIHAN TANGAN Membersihkan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam mencegah dan mengendalikan infeksi, sehingga wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah sakit. Selain itu kebersihan tangan juga merupakan komponen dari keselamatan pasien. Kegiatan Hand Hygiene merupakan suatu cara yang sederhana dan efektif dalam Mencegah HAI (Health Care Associated Infections), menciptakan Lingkungan Pelayanan Kesehatan yang aman. B. SAAT MELAKUKAN KEBERSIHAN TANGAN 5 (lima) saat melakukan praktek membersihkan tangan menurut WHO : 1.



Sebelum kontak dengan pasien



2.



Sebelum tindakan medis (bersih/asepsis).



3.



Setelah terkena /terpapar cairan tubuh pasien



4.



Setelah kontak dengan pasien



5.



Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.



Selain 5 Waktu membersihkan tangan tersebut, kegiatan lain yang harus mencuci tangan adalah sebagai berikut : 1. Bila tangan tampak kotor. 2. Sebelum meninggalkan rumah sakit. 3. Segera setelah melepaskan sarung tangan. 4. Segera setelah membersihkan sekresi hidung, 5. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan, 6. Segera setelah tiba di rumah sakit, 7. Sesudah dari Toilet. C. HAL - HAL YANG PERLU DIINGAT SAAT MEMBERSIHKAN TANGAN 1. Kebersihan tangan merupakan hal yang paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi; 2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir bila tangan jelas terlihat kotor atau terkontaminasidengan bahan-bahan protein (cairan tubuh); 3. Gunakan handrub berbasis alkohol secara rutin untuk dekontaminasi tangan, jika tangan tidak terlihat ternoda/kotor. Jangan gunakan handrub berbasis alkohol jika tangan terlihat kotor. 5



4. Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang tidak utuh, darahatau cairan tubuh. Pada kondisi ini cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkandengan lap / handuk tissue sekali pakai; 5. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan. D. HAL PENTING DALAM HAND HYGIENE 1. Jaga kuku selalu pendek dan bersih; Kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari 3mm melebihi ujung jari. Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang subungual) mengandung jumlah mikroba tertinggi (McGinley, Larson dan Leydon 1998 2. Jangan memakai perhiasan, kuku palsu, kuteks; Kuku buatan yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial (Hedderwick et al, 2000). Selain itu, telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoir untuk bakteri Gram negative 3. Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan, Keringkan tangan dengan handuk kertas, Jika tidak tersedia gunakan handuk tangan sekali pakai Tidak dianjurkan menggunakan handuk pakai ulang. 4. Tidak boleh menambahkan sabun cair/antiseptik sebelum habis benar. Sebelum mengisi, bersihkan dispenser hingga bersih dan kering; 5. Pilih sabun antiseptik yang bersifat rendah iritatif; 6. Untuk menghindari risiko terbakar (jarang terjadi), tangan harus benar-benar kering dari alkohol handrub sebelum menyentuh pasien/peralatan pasien, dan lingkungan; 7. Jika diperlukan, gunakan Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis kontak; 8. Setelah melakukan kebersihan tangan, tidak menyentuh permukaan lingkungan sebelum melakukan tindakan; 9. Segera setelah melakukan handwash, tidak dianjurkan melakukan handrub dan atau sebaliknya; 10. Handrub tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir; 11. Lakukan handwash meskipun menggunakan sarung tangan (dilakukan sebelum pemasangan dan setelah melepas sarung tangan). E. FASILITAS KEBERSIHAN TANGAN 1. Tempat cuci tangan dengan air mengalir dan kran; 2. Sabun atau antiseptik dalam dispenser ; 6



3. Kertas handuk pengering/tissuetowel; 4. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir (handwash); 5. Tempat sampah injak untuk tempat handuk kertas kotor; 6. Tempat sampah injak untuk tempat sampah non infeksius; 7. Cairan handrub; 8. Poster 6 (enam) langkah cuci tangan dengan menggunakan cairan berbasis alkohol dan tanpa bilas air (handrub). F. PERSIAPAN MEMBERSIHKAN TANGAN 1. Air mengalir; Sarana utama untuk cuci tangan adalah air mengalir dengan saluran pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi dipermukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau dengan cara mengguyur dengan gayung, namun cara mengguyur dengan gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak penampung air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun dapat diupayakan secara sederhana dengan tangki berkran di ruang pelayanan / perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas kesehatan yang memerlukannya. Selain air mengalir ada, dua jenis bahan pencuci tangan yang dibutuhkan yaitu: sabun atau detergen dan larutan antiseptik. 2. Sabun; Bahan tersebut tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan mengurangi



jumlah



mikroorganisme



dengan



jalan



mengurangi



tegangan



permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terbawa



oleh



air.



Jumlah



mikroorganisme



semakin



berkurang



dengan



meningkatnya frekuensi cuci tangan, namun dilain pihak dengan seringnya menggunakan sabun atau detergen maka lapisan lemak kulit akan hilang dan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah. 3. Larutan Antiseptik; Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada kulit atau jaringan



hidup



lainnya



untuk



menghambat



aktifitas



atau



membunuh



mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik memiliki keragaman 7



dalam hal efektivitas, aktifitas, akibat dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu. Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut : a. Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan tuberkulosis, fungi, endospora); b. Efektivitas; c. Kecepatan aktifitas awal; d. Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan; e. Tidak mengakibatkan iritasi kulit; f.



Tidak menyebabkan alergi;



g. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang; h. Dapat diterima secara visual maupun estetik. 4. Lap tangan / handuk kertas yang Bersih dan Kering. G. MENGERINGKAN TANGAN 1. Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan sangat penting; 2. Keringkan tangan dengan handuk kertas, jika tidak tersedia, gunakan handuk tangan sekali pakai; 3. Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi. H. HANDRUB ANTISEPTIK (HANDRUB BERBASIS ALKOHOL) Penggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh flora residen dan flora transien daripada mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar (Girou et al. 2002). Handrub antiseptik juga berisi emolien seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi dan melembutkan kulit.



8



Berikut ini adalah teknik menggosok tangan dengan antiseptik : 1. Langkah pertama Tuangkah handrub berbasis alkohol untuk dapat mencakup seluruh permukaan tangan dan jari (kira-kira satu sendok teh, 3 – 5 cc). 2. Langkah kedua Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah tangan, khususnya di antara jari-jari jemari dan di bawah kuku hingga kering. Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik, sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya, memiliki efek residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik seperti khlorheksidin. Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi dapat dibuat dengan menambahkan gliserin, glikol, propilen atau sorbitol dalam alkohol (2 mL dalam 100 mL etil atau isopropil alkohol 60 – 90%).



9



I.



JENIS-JENIS KEGIATAN MEMBERSIHKAN TANGAN 1. Cuci Tangan dengan Sabun dan Air yang Mengalir (Handwash);



Gambar 1 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009. 6 (enam) langkah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir (waktu yang diperlukan : 40 – 60 detik) : a. Basahi tangan dengan air; b. Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan; c. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. (Langkah 1); d. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari kiri (posisi telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri). Lakukan sebaliknya. (Langkah 2); e. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari (Langkah ke 3); f.



Letakkan punggung jari pada telapak tangan lainnya dengan jari saling mengunci, gosok pada jari dengan kedua ibu jari. (Langkah 4);



g. Ibu jari kiri digosok memutar oleh telapak tangan kanan. Lakukan sebaliknya secara bergantian. (Langkah 5); h. Gosok dengan memutar berlawanan arah jarum jam ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri. Lakukan sebaliknya. (Langkah 6); i.



Bilas kedua tangan dengan air;



10



j.



Keringkan dengan handuk / tissue towel sekali pakai sampai benar-benar kering;



k. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran air; l.



. . . dan tangan Anda sudah bersih.



2. Cuci Tangan dengan Cairan Berbasis Alkohol (Handrub)



Gambar 2 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009. 6 (enam) langkah mencuci tangan dengan antiseptik berbasis alcohol (waktu yang diperlukan : 20 – 30 detik) a. 1a – 1b. Tuangkan 3–5 cc antiseptik berbasis alkohol ke dalam tangan, ke seluruh permukaan tangan; b. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. (Langkah 1); c. Gosok punggung tangan dan sela-sela jari kiri (posisi telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri). Lakukan sebaliknya. (Langkah 2); d. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari (Langkah 3); e. Letakkan punggung jari pada telapak tangan lainnya dengan jari saling mengunci, gosok pada jari dengan kedua ibu jari. (Langkah 4); f. Ibu jari kiri digosok memutar oleh telapak tangan kanan. Lakukan sebaliknya secara bergantian. (Langkah 5); g. Gosok dengan memutar berlawanan arah jarum jam ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri. Lakukan sebaliknya. (Langkah 6); h. . . . dan tangan Anda sudah bersih. 11



3. Cuci Tangan Persiapan Pembedahan (Handscrubbing). Tindakan cuci tangan prosedur bedah sebagai salah satu langkah kewaspadaan universal dilakukan untuk mengangkat kotoran dan mengurangi / menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ada pada tangan sampai lengan, serta untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.



12



13



Gambar 3 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009. Langkah mencuci tangan bedah dengan antiseptik berbasis alcohol (waktu yang diperlukan : 50 – 70 detik) 1. Tuangkan kurang lebih 5 cc (3 tetes) handrub berbasis alkohol dari dispenser di telapak tangan kiri anda menggunakan siku tangan anda yang lain. 2. Rendam ujung jari tangan kanan di handrub untuk dekontaminasi bawah kuku (5 detik). 3. Usapkan handrub pada punggung tangan kanan hingga siku. Pastikan semua area kulit terkena. Usap dengan gerakan melingkar hingga handrub menguap seluruhnya (10 – 15 detik). 4. Untuk langkah 4 lihat keterangan di langkah 3. 5. Untuk langkah 5 lihat keterangan di langkah 3. 6. Untuk langkah 6 lihat keterangan di langkah 3. 7. Untuk langkah 7 lihat keterangan di langkah 3. 14



8. Tuangkan kurang lebih 5 cc (3 tetes) handrub berbasis alkohol dari dispenser di telapak tangan kanan anda menggunakan siku tangan anda yang lain. 9. Rendam ujung jari tangan kiri di handrub untuk dekontaminasi bawah kuku (5 detik). 10. Usapkan handrub pada punggung tangan kiri hingga siku. Pastikan semua area kulit terkena. Usap dengan gerakan melingkar hingga handrub menguap seluruhnya (10 – 15 detik). 11. Tuangkan kurang lebih 5 cc (3 tetes) handrub berbasis alkohol dari dispenser di telapak tangan kiri anda menggunakan siku tangan anda yang lain. Gosok / cuci kedua tangan bersamaan hingga pergelangan tangan, pastikan bahwa semua langakh pada no 12 – 17 diikuti dengan benar (20-30 detik). 12. Gosok kedua telapak tangan hingga merata. 13. Gosok punggung dan sela – sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya. 14. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari. 15. Jari – jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci. 16. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya. 17. Ketika tangan kering, pemakaian gaun operasi dan sarung tangan dapat dilakukan.



J. INGAT “FIVE MOMENTS” 15



Gambar 4 : Diadaptasi dari WHO Guidelines On Hand Hygiene In Health Care : First Global Patient Safety Challenge, World Health Organization, 2009.



Lima aktifitas yang membutuhkan higienitas tangan 1. Sebelum Kontak dengan Pasien; Kapan ? Bersihkan tangan Anda saat sebelum menyentuh pasien, saat ingin melakukan perawatan. Mengapa ? Untuk melindungi pasien terkena kuman yang terbawa oleh tangan anda. 2. Sebelum Melakukan Tindakan Asepsis; Kapan ? Bersihkan tangan Anda sebelum melakukan prosedur bersih/antisepstik. Mengapa ? Untuk melindungi pasien dari kuman berbahaya, termasuk pada pasien sendiri, yang berisiko masuk ke dalam tubuhnya. 3. Setelah Terkena /Terpapar Cairan Tubuh Pasien; 16



Kapan ? Bersihkan tangan Anda segera setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien (dan setelah melepas sarung tangan). Mengapa ? Untuk melindungi Anda dan lingkungan dari kuman pasien yang dapat merugikan. 4. Setelah Kontak/Bersentuhan dengan Pasien; Kapan ? Bersihkan tangan Anda setelah menyentuh pasien, ketika meninggalkan pasien. Mengapa ? Untuk melindungi Anda dan lingkungan yang bersih itu dari kuman pasien yang merugikan. 5. Setelah Kontak dengan Lingkungan Sekitar Pasien. Kapan ? Bersihkan tangan Anda setelah menyentuh barang atau perabot disekitar pasien,  saat meninggalkn pasien. bahkan saat pasien tidak tersentuh sekalipun. Mengapa ? Untuk melindungi diri Anda dan lingkungan yang bersih dari kuman pasien yang merugikan. K. KETIDAKPATUHAN DALAM PELAKSANAAN CUCI TANGAN 1. Beban kerja berlebihan; 2. Tidak tersedia sarana/fasilitas kebersihan tangan; 3. Lokasi kebersihan tangan terlalu jauh; 4. Bila sering cuci tangan, tangan rusak; 5. Tidak peduli; 6. Petugas berpikir, pasien yang membawa kuman di badannya, pengetahuan petugas/kurang informasi; 7. Tidak ada dukungan, kontroling, monitoring; 8. Tidak ada SPO; 9. Tidak ada peraturan/poster. L. TINDAK LANJUT 1. Peraturan / Poster; 2. Komunikasi/, edukasi, informasi; 3. Beri umpan balik kepada petugas; 4. Evaluasi kepatuhan kebersihan tangan; 5. Berikan motivasi; 6. Kesadaran dan akal sehat. 7. Kampanye kebersihan tangan.



17



kurang



M. 5 (LIMA) KOMPONEN INTI STRATEGI PERBAIKAN DALAM KEBERSIHAN TANGAN PROGRAM WHO



N. KESIMPULAN 1. Kebersihan tangan merupakan pilar dan indikator mutu dalam pencegahan dan pengendalian infeksi yang merupakan bagian indikator mutu pelayanan rumah sakit; 2. Melakukan kebersihan tangan wajib dilakukan oleh setiap petugas rumah sakit; 3. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air mengalir jika tangan tampak kotor atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol jika tangan tidak tampak kotor. 4. Tidak dapat menggantikan cuci tangan dengan air yang mengalir.



18



BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi yang berhubungan dengan proses hand hygiene meliputi monitoring dan evaluasi kepatuhan dilakukan dengan cara melakukan observasi langsung pelaksanaan 5 (lima) saat melakukan praktek membersihkan tangan menurut WHO yaitu : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum tindakan medis (bersih / asepsis). 3. Setelah terkena / terpapar cairan tubuh pasien 4. Setelah kontak dengan pasien 5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.



19



DAFTAR PUSTAKA A Guide to the Implementation of the WHO Multimodal Hand Hygiene Improvement Strategy, WHO, 2009. Hand Hygiene Technical Reference Manual, World Health Organization (WHO), 2009. Hand Hygiene : Why, How & When?, World Health Organization (WHO), 2009. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Kesiapan menghadapi Emerging Infectious Disease, (Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia, Cetakan Ketiga Tahun 2011). Pedoman Buku Ajar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit, Costy Pandjaitan – Perdalin Pusat Jakarta, 2008. Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan, Depkes RI, 2010. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya, Depkes RI – Perdalin Pusat Jakarta, 2011. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Kesiapan menghadapi Emerging Infectious Disease, (Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia, Cetakan Ketiga Tahun 2011). Perdalin Pusat, Handout Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit, 2012. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, World Health Organization (WHO), 2009.



20