Panduan Pemeriksaan BTA [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Deny
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PEMERIKSAAN BTA Nomor



:



Revisi Ke



:



Berlaku Tgl :



Ditetapkan oleh: Kepala UPT Puskesmas Tunjungan



Anton Suwoto S.Kep,Ners M.M NIP.19690419 199103 1 004



PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DINAS KESEHATAN



UPTD PUSKESMAS TUNJUNGAN Jl. Raya Tunjungan No 80 Telp 0811 295 006 Email: [email protected]



KATA PENGANTAR



Program



pengendalian



tuberkulosis



(TB)



di



Indonesia



telah



terlihat



keberhasilannya dengan menurunnya jumlah penderita di peringkat dunia, namun untuk mencapai target MDG’s pada tahun 2015 diperlukan penguatan program penanggulangan



TB



dengan



strategi



Directly



Observed



Treatment



Shortcourse(DOTS), di mana salah satu komponennya adalah pemeriksaan mikroskopis TB yang bermutu. Harapan kami semoga panduan ini bermanfaat bagi laboratorium yang melakukan pemeriksaan TB dalam menjamin mutu pemeriksaannya.



BAB I DEFINISI



a. Tuberkulosis (TB) : Penyakit menular yang dapat menyerang organtubuh manusia (paru-paru, tulang, selaput otak,usus, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kumanMycobacterium tuberculosis b. Pemeriksaan BTA adalah serangkaian proses yang dilakukan guna mengetahui ada tidaknya basil tahan asam pada sampel sputum atau dahak. c. Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung yang bermutu merupakan komponen penting dalam penerapan strategi DOTS, baik untuk penegakan diagnosa maupun follow up. Hasil pemeriksaan dahak yang bermutu merupakan hal yang penting untuk menetapkan klasifikasi penderita, keputusan untuk memulai pengobatan dan menyatakan kesembuhan penderita. Mutu hasil pemeriksaan



laboratorium



merupakan



inti



keberhasilan



pengendalian



tuberkulosis. Setiap laboratorium yang melakukan pemeriksaan TB harus melakukan kegiatan pemantapan mutu, termasuk pemeriksaan BTA secara mikroskopis.



BAB II RUANG LINGKUP



Ruang lingkup dibatasi pada pelayanan pemeriksaan Mikroskopis TB paru difasyankes ; dilaksanakan oleh Tim DOTS yang terdiri dari : - Poliklinik DOTS: dokter dan perawat - Laboratorium: petugas laboratorium Rangkaian



kegiatan



daripenjaringan



pelayanan



suspek,



permintaanpemeriksaan



pemeriksaan



pencatatan laboratorium



dalam (formulir



Mikroskopis buku TB



TB



register 05),



dimulai TB



06,



pelaksanaan



pemeriksaanlaboratorium (buku register TB 04 dan formulir TB 05) sampai PME (formulir TB12)



BAB III TATA LAKSANA



A. LINGKUP KEGIATAN 1. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan BTA. 2. Pencatatan dan pelaporan kegiatan pemeriksaan BTA.



B. METODE Metode pemeriksaan BTA menggunakan stategi DOTS (Directly Observe Treatment Short course) dan metode pewarnaan Ziehl Neelsen.



C. LANGKAH KEGIATAN 1. Penjaringan suspek Penemuan kasus TB dilakukan melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap suspek TB, pemeriksaan fisik dan laboratorium, menegakkan diagnosis dan penatalaksanaannya. Penemuan pasien TB, secara umum dilakukan secara pasif dengan promosi aktif kecuali pada kelompok khusus yang beresiko tinggi sakit TB seperti pada pasien dengan HIV, kelompok yang rentan tertular TB seperti di rutan, LP; yang hidup pada daerah kumuh, kontak dengan pasien TB BTA positif terutama anak di bawah 5 tahun dan kontak dengan pasien TB resistan obat Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. 2. Pencatatan dalam register TB 06 Semua suspek dicatat dalam buku register TB 06 dan diberi nomor identitas yang kemudian digunakan sebagai nomor identitas sediaan. 3. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05) Berdasarkan buku register TB 06, semua suspek dirujuk ke laboratorium. Petugas poli DOTS mengisi formulir TB 05 dengan lengkap sebagai pengantar pemeriksaan mikroskopis dahak. 4. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium (TB 04 dan TB 05) 5. Nomor identitas sediaan dari formulir TB 05 dituliskan pada pot dahak, kaca sediaan dan buku register TB 04



6. Hasil pemeriksaan segera dicatat pada formulir TB 05 dan buku register TB 04 7. Formulir TB 05 diserahkan kepada petugas poli DOTS; hasillaboratorium merupakan rahasia jabatan. 8. Petugas poli DOTS segera mencatat hasil pemeriksaan laboratorium dalam buku register TB 06 9. Kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium mikroskopis TB dipantaumelalui kegiatan Pemantapan Mutu Internal dan Pemantapan Mutu Eksternal. Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan melalui kegiatan uji silang, supervisi/ bimbingan teknis dan tes panel. Sediaan uji silang dikirimkan ke laboratorium rujukan uji silang menggunakan formulir TB 12 yang diisi oleh pengelola program TB Kabupaten/ Kota.



1. WAKTU PENGUMPULAN CONTOH UJI DAHAK Untuk menegakkan diagnosis TB secara mikroskopis dibutuhkan tiga contoh ujidahak. Pengumpulan spesimen dahak dilakukan dalam waktu 2 hari yaitu Sewaktu – Pagi – Sewaktu (SPS) 



Dahak Sewaktu hari -1 (A) 



Dahak pertama diambil SEWAKTU pada saat pasien berkunjung kefasyankes







Beri



pot



dahak



pada



saat



pasien



pulang



untuk



keperluan



pengumpulandahak pagi hari berikutnya. 



Dahak Pagi (B) 



Pasien mengeluarkan dahak kedua pada PAGI hari setelah bangun tidurdan membawa contoh uji dahak ke laboratorium.







Dahak Sewaktu hari -2 (C) 



Kumpulkan dahak ketiga (dahak SEWAKTU) di laboratorium pada saatpasien kembali ke laboratorium pada hari kedua saat membawa dahakpagi (B).



2. TEMPAT PENGUMPULAN DAHAK Dahak adalah bahan yang infeksius, pada saat berdahak aerosol/percikan dapat menulari orang yang ada disekitarnya, karena itu tempat berdahak harus berada ditempat yang jauh dari kerumunan orang, misalnya didepan ruang pendaftaran,ruang pemeriksaan ,ruang obat dll. Harus diperhatikan pula arah angin pada saat berdahak, agar droplet/ percikan dahak tidak mengenai petugas.



Pengumpulan dahak dilakukan di ruang terbukadan mendapat sinar matahari langsung atau di ruangan dengan ventilasi yang baik, untuk mengurangi kemungkinan penularan akibat percikan dahak yang infeksius.Tempat pengumpulan dahak dilengkapi dengan prosedur mengeluarkan dahak, tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.Jangan mengeluarkan dahak di ruangan tertutupdengan ventilasi yang buruk, misalnya: 



Kamar kecil / toilet







Ruang



kerja



(ruang



pendaftaran,



ruang



pengumpulan



sampel,



laboratorium) 



Ruang tunggu, ruang umum lainnya.



3. CARA PENGUMPULAN DAHAK Persiapan Pengumpulan contoh uji dahak a. Persiapan pasien 



Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk menentukanstatus penyakitnya, karena itu anjuran pemeriksaan SPS untuk pasien barudan SP untuk pasien dalam pemantauan pengobatan harus dipenuhi.







Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah,







berupa



lendir



yang



berwarna



kuning



kehijauan



(mukopurulen).



Pasienberdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum danmembersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air bersih. 



Bila ada kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran yangdapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam sebelummengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak juga dapatmerangsang dahak keluar.







Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati-hati saatberdahak dan mencucu tangan.







Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yangtersedia di tempat/lokasi berdahak.



b. Persiapan Alat 



Pot



dahak



bersih



dan



kering,



diameter



mulut



pot



4-5



cm,



transparan,bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepadapasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomorregister pada form TB 05. 



Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium (TB 05)







Label, pensil, spidol



c. Cara Berdahak Beri petunjuk pada pasien untuk: 



Kumur dengan air sebelum mengeluarkan dahak







Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur







Tarik nafas dalam 2 – 3 kali dan setiap kali hembuskan nafas dengan kuat







Buka tutup pot, dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan masukan kedalam pot dahak







Tutup pot dengan rapat dengan cara memutar tutupnya







Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun







Bila perlu hal di atas dapat diulang sampai mendapatkan dahak yangberkualitas baik dan volume yang cukup (3-5 ml)







Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut: -



Lakukan olah raga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapakali. Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin laludisuruh batuk.



-



Malam hari sebelum tidur, banyak minum air atau menelan 1 tabletgliseril guayakolat 200 mg.







Pot



berisi



dahak



diserahkan



kepada



petugas



laboratorium,



denganmenempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan. 4. PENILAIAN KUALITAS CONTOH UJI DAHAK SECARA MAKROSKOPIS Petugas



laboratorium



harus



melakukan



penilaian



terhadap



dahak



pasien.Tanpamembuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yangtransparan Hal-hal yang perlu diamati adalah : - Vol 3,5 - 5 ml - Kekentalan : mukoid - Warna : Hijau kekuningan (purulen) Bila ternyata contoh uji yang diserahkan adalah air liur, petugas harus memintapasien berdahak kembali, sebaiknya dengan pendampingan. Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada dibelakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas. Bila dahak yang diperoleh tetap tidak memenuhi syarat, petugas lab tetap harusmelakukan pemeriksaan dengan memilih bagian yang paling kental dan bericatatan bahwa ”spesimen tidak memenuhi syarat / air liur”



Pemberian identitas sediaan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: Pemberian kode huruf dengan ketentuan sebagai berikut:  A,B,C : SPS dahak pasien pada pertama kali datang  D,E: SP dahak pasien pada akhir minggu ke 5/masa intensif pengobatan  J,K : SP dahak pasien pada akhir pemberian obat sisipan  F,G: SP dahak pasien pada akhir bulan ke lima masa pengobatan  H,I : SP dahak pasien pada akhir masa pengobatan Identitas sediaan dituliskan pada: 1. Pot Dahak Beri label yang jelas pada dinding pot dahak sesuai dengan nomor identitas sediaan dahak (TB 06) 



Label ditempelkan pada dinding pot, jangan padatutupnya







Pot dahak sekali pakai, bersih dan kering



2. Kaca Sediaan 



Sebaiknya gunakan frosted end slide (kacasediaan dengan salah satu ujung buram)







Tulis identitas sediaan dengan pensil 2B diatas bagian yang buram (frosted)







Nomor identitas sesuai dengan TB.05



ALAT-ALAT DAN REAGEN YANG DIBUTUHKAN 1. Kaca sediaan yangbaru, bersih, janganmemakai kacasediaan bekas -



Lidi/batang bamboo dengan ujungberserabut (raughend)



-



Lidi/batang bamboodengan ujung runcing



2. Lampuspiritus/ Bunsen 3. Wadah pembuanganberisi disinfektan(misalnyalisol 5%) 4. Wadah pembuanganuntuk aplikator. 5. Wadahpembuanganharus tahanbocor 6. Jas lab bagiandepan tertutupberlenganpanjangdengantangan diberimansetelastic,panjangmelewati lutut. 7. Reagen ZN dengan label botol warnaberlainan, tutup botoldari plastik, kotakreagen dari kartoncorrugated. Periksa data pasien di pot dahak dan cocokkan dengan yang ada di formulir permohonan laboratorium TB (Formulir TB 05) 2. Pindahkan data pasien dari formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) ke register laboratorium TB (Formulir TB 04) 3. Tulis nomor identitas sediaan pada kaca sediaan 4. Tulis nomor register laboratorium pada formulir TB 04. 5. Tulis nomor register laboratorium pada formulir permohonan laboratorium TB (TB 05) 6. Berilah tanda pada kolom yang sesuai di TB 04 mengenai alasan pemeriksaan dahak



sesuai formulir permohonan laboratorium TB.« Metode Penyuluhan Kesehatan



pengertian dan sejarah serta ruang lingkup ilmu gizi »



Prosedur Pemeriksaan BTA : 1) Petugas menerima sampel dahak dari pasien 2) Petugas memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup sampel dahak. 3) Petugas mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas sampel dahak 4) Petugas



membebaskan



lemak



dari



obyek



glass



dengancara



lewatkan diatas api lampu spiritus. 5) Petugas menyiapkan ose (dibakar sampai merah). 6) Petugas mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan ose oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari tengah hingga pinggir dengan ukuran 2x3 cm. 7) Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar. 8) Petugas membakar ose kembali. 9) petugasmemfiksasi sediaan yang sudah kering



dengan cara melewatkan



diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai 10) petugas meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak pengecatan. 11) Petugas menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan. 12) Petugas memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap dan diamkan selama 5 menit. 13) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted. 14) Petugas meletakan kembali sediaan diatas rak pengecatan 15) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam (HCl alkohol 3%) hingga warna karbol fuksin hilang. 16) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted. 17) Petugas meletakan kembali sediaan pada rak pengecatan 18) Petugas menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue 0,3% sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10-20 detik 19) Petugas membilas dengan air mengalir mulai dari frosted. 20) Petugas mengeringkan sediaan diatas rak pengering



21) Petugas memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x dengan menggunakan oil imersi.



BAB IV DOKUMENTASI