PANDUAN PENGENDALIAN MEKANIS - Compressed [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Surya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN PENGENDALIAN MEKANIS DAN TEKNIS (MECHANICAL AND ENGINEERING) SUSUNAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA : 1. Halama



RSUD HADJI BOEJASIN 2022



KATA PSHGAITTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya. Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan.



ini



diharapkan sebagai acuan buat petugas RSUD Hadji Boejasin dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya bagi jaminan keselamatan pasien {pasien safety). Panduan



Panduan ini akan dievaluasi kernbali untuk dilakukan perbaikan/ penyernpurnaan sesuai perkembangan ilmupengetahuan atau bila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi di rumah sakit. Terirna kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalarn penyusunan panduan ini"



Pelaihari,



Hadji B*ejftsin



TIADJI



IvI"Kcs



DAFTAR ISI



Halaman Cover ………………………………………..…………………….………. Keputusan Direktur ……………………………………..………………….……….. Kata Pengantar ……………………………………………………………………… Daftar Isi …………………………………………..………………………….…….. BAB I DEFINISI …………………………………………………….……….. BAB II RUANG LINGKUP …………………………………………….…….. BAB III TATA LAKSANA ……………………………………………………. BAB IV DOKUMENTASI ……………………………………………………..



vii



Halaman i ii vi vii 1 1 1 9



BAB I DEFINISI



Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat diminimalkan dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih, mempertahankan ventilasi udara yang baik. Pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan enginering controls) seperti sistem ventilasi bertekanan positif, biological safety cabinet, laminary airflow hood, termostat di lemari pendingin, serta pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur adalah contoh peran penting standar pengendalian lingkungan harus diterapkan agar dapat diciptakan sanitasi yang baik yang selanjutnya mengurangi risiko infeksi di rumah sakit



BAB II RUANG LINGKUP



Ruang Lingkup Manajemen Lingkungan Rumah Sakit A. Sistem Ventilasi bertekanan positif. B. Biological safety cabinet. C. Laminary airflow host. D. Termostat di lemari pendingin. E. Pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.



BAB III TATA LAKSANA



A.



Sistem ventilasi bertekanan positif. Sistem ventalasi adalah sistem yang menjamin terjadinya pertukaran udara di dalam Gedung dan di luar Gedung yang memadai, sehingga konsentrasi droplet nuclei menurun. Secara garis besar ada dua jenis sistem ventilasi yaitu : 1. Ventilasi Alamiah : adalah system ventilasi yang mengandalkan pada pintu dan jendela terbuka, serta skylight (bagian atas ruangan yang bias dibuka/terbuka) untuk mengalirkan udara dari luar kedalam Gedung dan sebaliknya. 2. Ventilasi Mekanik : adalah sistem ventilasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk mengalirkan dan mensirkulasikan udara didalam ruangan secara paksa untuk menyalurkan /menyedot udara ke dalam arah tertentu sehinggga terjadinya tekanan



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



1



udara positif dan negatif. Termasuk exhaust fan, kipas angin berdiri (standing fan) atau duduk. 3. Ventilasi Campuran (hybrid) : adalah sistem ventilasi alamiah ditambah dengan penggunaan peralatan mekanik untuk menambah efektifitas penyaluran udara. Ruangan dengan jendela terbuka dan exhaust fan/kipas angin cukup efektif untuk mendilusi udara ruangan dibandingkan dengan ruangan jendela terbuka atau ruangan tertutup. Dengan ventilasi campuran, jenis ventilasi mekanik yang akan digunakan sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dan diletakkan pada tempat yang tepat. Kipas angina yang dipasang pada langit-langit tidak dianjurkan. Sedangkan kipas angin yang berdiri atau diletakkan dimeja dapat mengalirkan udara kea rah tertenu, hal ini dapat berguna untuk PPI TB bila dipasang pada posisi yang tepat, yaitu dari petugas kesehatan ke arah pasein. Pemasangan exhaust fan dan kipas angin yang dapat langsung menyedot udara keluar dapat meningkatkan ventilasi yang sudah ada diruangan 4. Yang di rekomendasikan adalah ventilasi campuran : - Usahakan agar udara luar segar dapat masuk kesemua ruangan. - Dalam ventilasi campuran, ventilasi alami perlu diusahakan semaksimal mungkin - Penambahan dan penempatan kipas angin untuk meningkatkan aju pertukaran udara harus memperhatikan arah aliran udara yang dihasilkan - Mengoptimalkan aliran udara - Menyalakan kipas angina selama masih ada orang-orang di ruangan tersebut / menyalakan bila ruangan diperlukan 5. Rekomendasi WHO tentang ventilasi ruangan: - Untuk pencegahandan pengendalian infeksi yang transmisikan melalui airborne perlu diupayakan ventilasi yang adekuat di semua area pelayanan pasien di Fanyankes. - Untuk fasilitas yang menggunakan ventilasi alamiah, perlu dipastikan bahwa angka rat-rata ventilasi rate perjam yang minimal tercapai yaitu ; a. 160/detik/pasein untuk ruangan yang memerlukan kewaspadaan airborne (dengan ventilasion rate terendah adalah 80/1/detik/pasein) contoh : Bangsal perawatan MDR TB. b. 60/1/detik/pasein untuk ruangan perawatan umum dan poliklinik rawat jalan c. 2,5/1/detik untuk jalan/selasar, koridor) yang hanya dilalui sementara oleh pasein. Bila suatu keadaan tertentu ada pasein yang terpaksa dirawat diselasar RS, maka berlaku ketentuan yang sama untuk ruang kewaspadaan airborne atau ruang perawatan umum. Desain ruangan harus memperhitungkan adanya fluktuasi dalam besarnya ventilation rate. Bila ventilasi alamiah saja tidak dapat menjamin angka ventilasi yang memadai sesuai standar diatas, maka dianjurkan menggunakan ventilasi campuran. - Rancangan ventilasi alamiah di RS, perlu memperhatikan, bahwa aliran udara harus mengalirkan udara dari sumber infeksi ke area dimana terjadi dilusi udara yang cukup dan lebih diutamakan kearah luar Gedung Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



2



- Di ruangan dimana dilakukan prosedur yang menghasilkan aerosol berisi pathogen potensial menular, maka ventilasi alamiah harus paling sedikit mengikuti rekomendasi nomor 2 diatas. Bila agen infeksi ditransmisikan melalui airborn, hendaknya diikuti rekomendasi 2 dan 3 Penyehatan ruangan dan Bangunan Penataan ruang bangunan dan penggunaan harus sesuai dengan fungsi serta memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dnegan mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut : 1. Zona dengan Risiko Rendah Zona risiko rendah meliputi ruang administrasi, ruang komputer, ruang pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang pendidikan/ pelatihan a. Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai b. Ventilasi alamiah menjamin aliran udara di dalam kamar dengan baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin harus dilengkapi dengan AC (penghawaan mekanik) c. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang d. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku e. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai. 2. Zona dengan Risiko Sedang Zona risiko sedang meliputi ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti pakaian dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah 3 Zona dengan Risiko Tinggi Zona risiko tinggi meliputi ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut: a. Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang 1) Dinding laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50 meter dari lantai 2) Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap dengan ketentuan dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang sinar X dengan kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette b. Lantai kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna terang, serta pertemuan lantai dan dinding harus berbentuk melengkung tidak bersiku c. Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2,70 meter dari lantai Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



3



d.



B.



Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, ambang bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai



BIOLOGICAL SAFEY CABINET Biologocal safety cabinet disebut juga dengan keselamatan biologis atau cabinet keselamatan mikrobiologi adalah ruang kerja laboratorium yang tertutup dan berventelasi untuk bekerja dengan aman dengan bahan yang terkontaminasi dengan pathogen yang membutuhkan tingkat keamanan hayati yang ditetapkan. Fungsi Biological safety cabinet adalah merupakan alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Cara Kerja Biosafety : Berdasarkan tujuannya, Biogicalsafety cabinet dibedakan menjadi tiga kelas keamanan, yaitu Kelas I, II, III. 1. BIOSAFETY KELAS I. Dalam kelas ini yang dilindungi hanyalah personal saja, sedangkan produk sampel tidak. Cara kerjanya,udara akan mengalir dari personal dengan kecepatan minimum 0,38 m/s, sementara jendela depan ruangan tetap dibiarkan terbuka agar udara dapat masuk dan disaring dengan Hepa filter. Dalam kelas ini memang aka nada resiko kontaminasi sampel . Biasanya biosafety ini digunakan untuk peralatan khusus seperti centrifuge. 2. BIOSAFETY KELAS II. Di kelas ini , biosafety yang di proteksi ada dua, yaitu produk sampel dan lingkungan. Cara kerjanya, udara dari luar chamber ditarik oleh kipas hisap yang dipasang diatas lemari, kemudian disaring dengan Hepa Filter, baru digunakan untuk sirkulasi atau balik keluar kembali. Dengan system seperti ini, personal tetap aman karena udara diarahkan pada system saringan. 3. BIOSAFETY KELAS III. Pada kelas ini, perlindungan yang diberikan sangat maksimal, meliputi personel, produk sampel dan lingkungan. Ruangan didesain sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara didalam chambar tertutup rapat. Semua material yang keluar masuk harus menggunakan pass box, personel juga harus menggunakan sarung tangan agar tidak langsung produk sampel saat bekerja PERBEDAAN BIOSAFETY DENGAN LAMINAR AIR FLOW. Jika dilihat secara fungsinya biosafety memang nyaris sama dengan lamina air flow. Perbedaannya hanya terletak pada system aliran udaranya. Berikut ini sistem pada biosafety yang membuatnya berbeda dengan lamir air flow. 1. Adanya sistem Hepa Filter yang mampu melakukan filtrasi hingga 99,99% dan efisiensi serta akurasi mencapai 0,3 mikron, sebab system ini terbuat dari serat kaca borosilikat lipid.



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



4



2.



Adanya layer LED yang akan mengontrol keselamatan semua komponen didalam area. Uniknya lagi,pada panel control LED, terdapat bar strip yang akan memberi peringatan kepada personel jika HEPA Filter sudah harus diganti. 3. Dengan adanya UV timer yang digunakan untuk memaksimalkan umur lampu agar lebih awet sekaligus mengontrol siklus dekontaminasi. 4. Adanya sistem pengendalian mikroposesor sehingga tekanan aliran udara yang digunakan didalam ruangan selalu akurat dan tersebar merata. 5 Adanya sistem filter kompensasi yang akan membuat aliran udara vertical tetap konsisten tanpa gangguan. Jika terjadi filter blo, motor dalam system akan meningkatkan kecepatannya sehinggga aliran vertical tetap konsisten. Fungsi Biological safety cabinet adalah merupakan alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Keutamaan dari Biological Safety Cabinet : 1. Sistem HEPA FILTER( Filter High Elfficiency Particulate Air), Sistem HEPA sangat sangat efesein dalam melakukan filtrasi yaitu hingga 99,99%. Efesiesi dan akurasi mencapai 0,3 mikron. HEPA terbuat dari serat kaca borosillikat lipid. 2. Dilengkapi dengan layer ED .Dengan dilengkapi oleh LED bersama dengan sistem kontrol mikoprosesor akan mengontrol semua keselamatan fungsi. Dari semua kelebihan yang dimiliki oleh BSC , ada satu hal yang membuatnya sangat unik yaitu adanya bar strip di panel kontrol LED yang akan memberikan warning kepada pengguna untuk mengganti filter HEPA tepat waktu. Ini membuat BSC memberikan perlindungan khusus bagi pengguna. 3. UV Timer. BSC juga dilengkapi dengan UV Timer yang berfungsi untuk mengontrol siklus dekontaminasi dan memaksimalkan umur lampu agar dapat menyala lebih lama.Sinar UV hanya dapat diaktifkan ketika jendela depan tertutup rapat sepenuhnya dan lampu flourescant dimatikan. Ini akan melindungi dan menghindari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh efik sinar UV pada pengguna BSC. 4. Sitem pengendalian Mikroprosesor.Sistem pengendalian mikroprosesor yang dimiliki oleh BSC akan mengontrol ukuran tekanan aliran udara secara akurat dan menyeimbangkan kecepatan aliran udara agar tersebut keseluruh ruang kerja. 5. Sistem Cerdas Filter Kompensasi.Konsistensi penyaluran aliran udara vertical secara otomatis dengan kecepatan 0,37m/s ±0,015 m/s tanpa gangguan. Bila trjadi filter blok , motor fan akan meningkatkan kecepatannya. Hal tersebut berfungsi untuk memastikan aliran udara vertical konstan dan menjamin kinerja yang aman. 6. Mudah untuk Dekontaminasi dan Disinfeksi. Deangan adanya UV timer yang mengontrol siklus dekontaminasi membuat BSC mudah dibersihkan. Selain itu juga didukung oleh jendela drive motor depan yang lancer dan dengan tepat dapat dipindahkan sesuai dengan posisi yang diinginkan . Baja permukaan meja stainless dapat diambil untuk autoclave. Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



5



C.



LAMINARY AIRFLOW HOOD 1. Maintenance / pemeliharaan filter udara 2. Kamar operasi memiliki sistem tata udara tersendiri (Hepa filter) 3. Pergantian udara minimal 15 x perjam 4. Pertahankan temperatur dan humidity antara 20 - 22° C dan 30 – 60 %, untuk mencegah pertumbuhan bakteri secara cepat 5. Kebersihan udara ruangan harus tetap dipelihara, dengan membatasi jumlah personil di ruangan 6. Tidak ada rekomendasi pemeriksaan rutin mikrobiologi udara sebelum , selama, setelah membangun bangunan 7. Hindari penggunaan aerosol untuk pengharum ruangan 8. Cegah terjadinya akumulasi debu dengan membersihkan saluran udara saat kamar tidak ditempati pasien. Pencahayaan Pencahayaan, penerangan dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai dengan peruntukannya seperti dalam tabel berikut: Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau Unit no RUANGAN Intensitas KET Cahaya(Lux) 1 Ruangan Pasein : Warna cahaya - Saat tidur Maksimal 50 sedang - Saat tidak tidur 100-200 2



R. Operasi.Anestesi.pemulihan 200- 500 Meja operasi 10.000 – 20.000



3 4 5



Endoscopy,lab Sinar x



Warna cahaya sejuk atau sdang tanpa bayangan



75 -100 Minimal 60



Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut : 1. Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatn bayi, laboratorium perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang tersebut 2. Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit (minimal 0,10 mbar) dibanding ruang-ruang lain di rumah sakit 3. Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat menyediakan suhu dan kelembaban 4. Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



6



C.



TERMOSTAT DI LEMARI PENDINGIN Termostat adalah sebuah alat untuk mengontrol temperature serta menjaga agar tetapstabil sesuai dengan yang diharapkan. Mesin compressor tidak akan mati bila suhu pendingin tidak tercapai kecuali bila panas berlebih. Fungsi thermostat pada lemari pendingin untuk penyimpanan makanan agar bias digunaka dalam beberapa hari kedepan. Thermostat berfungsi untuk mengatur suhu dalam kulkas. Berdasarkan petunjuk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Suhu kulkas sebaiknya berada atay di bawah 4 derajad Celsius,sementara itu suhu frezzer sebaiknya -18 derajad Celsius.



D.



PEMANAS AIR UNTUK STERILISASI PIRING DAN ALAT DAPUR. Prinsip pencucian adalah sebagai berikut : 1. Tersedia Sarana Pencucian 2. Dilaksanakannya teknis pencucian dengan benar. Ad 1) Tersedianya sarana pencucian ; Sarana pencucian terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras adalah sarana fisik dan permanen yang digunakan berulang-ulang, sedangkan perangkat lunak adalah bahan habis pakai ; a) Perangkat keras berupa sarana fisik permanen yang dapat dipakai berulang-ulang. Sarana fisik tersebut dapat berupa bak-bak terpisah yang terbuat dari plastik, porselin atau logam (stenless steel). Bak-bak ini terdiri dari 3 bag. § Bagian persiapan. § Bagian pencucian yang terdiri dari 3 bak ; - Bak pencucian - Bak pembersihan - Bak disenfeksi § Bagian pengeringan atau penirisan. b) Perangkat lunak biasa bersifat habis pakai seperti air bersih, zat pembersih (sabun), penggosok (tapas) dan dispektan. Model sarana pencucian yang baik terdiri dari : a) Ada saringan dan memisahkan kotoran b) Bak perendaman c) Bak pencucian dan pembilasan d) Bak disenfeksi e) Tempat penirisan f) Lubang pembuangan Lubang sampah Keran air Keran air disenfeksi Pembuangan air bekas cucian Ukuran bak pencucian disesuaikan dengan kebutuhan minimal 75x75x45 cm



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



7



Bidang kerja dibuat datar dengan kemiringan tertentu, sehingga air tidak tergenang dan pada bagian pinggir ditinggikan sehingga air tidak menetes. Pada bagian permukan terendah dibautkan lubang pembuangan kedalam saluran pembuangan. Ad 2) Teknik pencucian ; Teknik pencucian yang benar akan menghasilkan pencucian yang sehat dan aman. Tahapan pencucian adalah sebagai berikut : a) Scraping (membuang sisa kotoran) Yaitu memisahkan segala kotoran dan sisa-sisa makanan yang terdapat pada peralatan yang akan dicuci seperti sisa makanan di piring, gelas, sendok, panic, dll. Kotoran tersebut dikumpulkan di tempat sampah (kantong plastik) kemudian diikat dan dibuang ke tempat sampah. Dapat pula dikumpulkan untuk makanan ternak. Penanganan sampah yang rap dan apik perlu diperhatikan untuk mencegah pengotoran pada tempat pencucian yang berakobat tersumbatnya saluran limbah. Perlu diperhatikan : jangan mencuci peralatan yang masih terdaoat sisa makanan karena akan mengotori bak pencucian. b) Flushing (merendam dalam air) Yaitu mengguyur air ke dalam peralatan yang akan dicuci sehingga seluruh peralatan terendam air. Perendaman dimaksudkan untuk memberi kesempatan peresapan air ke dalam sisa-sisa makanan yang masih menempel atau mengeras pada peralatan sehingga akan mudah dibersihkan atau terlepas dari permukaan alat. Waktu perendaman sangat tergantung dari kondisi alat. Penggunaan perendaman dengan air panas akan memudahkan pelepasan sisa makanan. c) Washing (mencuci dengan detergen) Yaitu mencuci peralatan dengan cara menggosok dan melarutkan sisa makanan dengan zat pencuci atau sunlight mama lemon. Sabun sukar larut dalam air dan bila menempel di peralatan akan menimbulkan noda diperalatan. Pada tahap penggosok ini perlu dioperhatikan bagian-bagian peralatan yang perlu lebih cermat yaitu : - Bagian-bagian peralatan yang terkena makanan (permukaan tempat makanan) - Bagian peralatan yang kontak dengan tubuh (bibir gelas) dan sendok garpu - Bagian yang tidak rata (bergerigi, berukir) atau berpori-pori d) Rinsing (membilas dengan air bersih) Yaitu mencuci peralatan setelah digosok dengan detergen sampai bersih kemudian dibilas dengan air bersih. Setiap peralatan yang sudah dicuci dibilas dengan cara menggosok-gosok dengan tangan atau tapas bersih sampai terasa kesat (tidak licin). Bilamana masih teras licin bearti masih terdapat sisia detergen dan masih berbau amis/anyir. Bau amis adalah hasil pemecahan asam amino yang terdapat lemak (minyak), pembilasan sebaiknya dilakukan dengan air yang bertekanan tinggi sehingga dapat melarutkan sisa kotoran atau sisa detergen. Tekanan air yang digunakan dianjurkan dengan tekanan 15 psi atau sama dengan 1,2 kg/cm2. Jika menggunakan gravitasi air sama dengan menara tower setinggi 10 meter. e) Sanitizing (mensuci hamakan) Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



8



Yaitu tindakan sanitasi untuk membebashaproses makan peralatan setelah proses pencucian. Peralatan yang selesai dicuci perlu dijamin aman. dari mikroba dengan cara sanitasi atau disenfeksi. Cara disenfeksi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut : - Dengan rendaman air panas (100 derajat C) selama 2 menit - Dengan larutan chlor aktif 9 50 ppm) atau air yang dibubuhi kaporit 2 sendok makan dalam air 100 liter. - Dengan udara panas (oven) - Dengan sinar ultra violet atau peralatan elektrik yang menghasilkan sinar ultra violet atau dijemur di sinar matahari samap kering. - Dengan uap panas (steam) yang biasanya terdapat pada mesin pencuci piring (dishwashing machine) f) Toweling (mengeringkan) Yaitu mengusap kain lap bersih atau mengeringkan dengan menggunakan kain atau handuk (towel) dengan maksud untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang mungkin masih menempel sebagai akibat proses pencucian seperti noda, detergen, chlor dsb. Sebenarnya kalua proses pencucian berlangsung dengan baik maka nodanoda itu tidak boleh terjadi. Noda bias terjadi apabila pencuciannya menggunakan mesin pencuci, yang system disenfeksiny kurang sempurna. Prinsip menggunakan lap sebenarnya kurang tepat dilakukan, karena kemungkinan akan terjadi pencemaran sekunder (recontaminasi). Toweling ini dapat dilakukan digunakan harus steril, kering dan bersih serta sering diganti. Penggunaan towel yang baik adalah sekali pakai (single use).



BAB IV DOKUMENTASI



1.



Form checklist monitoring



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



9



Panduan Pengendalian Mekanis dan Teknis RSUD Hadji Boejasin



10