Paparan Kaban Isu Strategis Pengembangan Kawasan PDF [PDF]

Citation preview

ISU STRATEGIS DAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PROVINSI SULAWESI TENGAH BAPPEDA PROVINSI SULAWESI TENGAH



Disampaikan pada Workshop Penajaman Program RPIJM dan SIPPa Bidang Cipta Karya 2022-2025 Kamis, 8 April 2021



GAMBARAN INFRASTRUKTUR PROVINSI SULAWESI TENGAH KHUSUSNYA KECIPTAKARYAAN



POTRET AKSES AIR MINUM DAN SANITASI PROVINSI SULAWESI TENGAH 90.00



83.42



80.00 67.10



70.00



84.60



71.13



62.15



74.61



60.00



71.95



50.00



Air Minum



64.15



40.00



61.12



59.94



Sanitasi



30.00 20.00 10.00 0.00



2016



2017



2018



2019



2020



Akses Air Minum dan Sanitasi Layak 2024



Air minum: 15,40%



Sanitasi: 25,39% Sumber : BPS-RI, 9/persentase-rumah-tangga-menurut-provinsi-dan-sumber-air-minum-layak-2016-2020



TARGET AKSES AIR MINUM DAN SANITASI



2024



2023 2022 2021 2020 AIR MINUM



SANITASI



84,60.%



74,61.%



AIR MINUM



SANITASI



92,%



64.%



AIR MINUM



SANITASI



98%



95.%



AIR MINUM



SANITASI



95%



90.%



AIR MINUM



SANITASI



100 %



100 %



KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2020



NO



TAHUN



LUAS TOTAL KAWASAN KUMUH (HA)



2020



984.56



KAWASAN KAWASAN KUMUH KUMUH KAWASAN KUMUH KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN KAB/KOTA PROVINSI 10 PUSAT > 15HA (HA) HA-15HA



282.87



341.99



334.82



LUAS KAWASAN LUAS KAWASAN KUMUH KUMUH SETELAH KEWENANGAN TERTANGANI PROVNISI (HA)



98.82



243.17



RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN BERDASARKAN TATA RUANG WILAYAH PROVINSI



TUJUAN PENATAAN RUANG PROVINSI YAKNI UNTUK MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN WILAYAH YANG BERTUMPU PADA SEKTOR PERTANIAN, KELAUTAN, INDUS- TRI,PERTAHANAN KEAMANANSERTA PARIWISATA YANG PRODUKTIF DAN BERKELANJUTAN SECARA SOSIAL, EKONOMI DANLINGKUNGAN BERBASIS MITIGASI BENCANA, YANG DIJABARKAN MELALUI KONSEP UMUM PENGEMBANGAN KLASTER PERWILAYAHAN 



PENGEMBANGAN KLASTER PERWILAYAHAN



KLASTER INDUSTRI MORUBANG KLASTER PERKOTAAN PASIGALA



KLASTER AGROPOLITAN BOLIPAMUSO



KLASTER WISATA BAHARI DAN PERIKANAN BALATOJU



ARAHAN KONSEP PENGEMBANGAN KLASTER PERKOTAAN PASIGALA







PEMBATASAN PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA DI KAWASAN RAWAN BENCANA TINGKAT 3;







PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PENYANGGA DI KABUPATEN SIGI DAN KABUPATEN DONGGALA;







PENINGKATAN SISTEM JARINGAN PRASARANA REGIONAL PADA KAWASAN RAWAN BENCANA TINGKAT 1 DAN KAWASAN RAWAN BENCANA TINGKAT 2;







PENINGKATAN SISTEM JARINGAN PERGERAKAN REGIONAL;







PENGEMBANGAN KOTA PALU SEBAGAI BENTUK KOTA YANG KOMPAK;







DENGANFUNGSI UTAMA PERDAGANGAN, JASA DAN INDUSTRI DIDUKUNG UPAYA MITIGASI BENCANA;







PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PERMUKIMAN REGIONAL DIKABUPATEN DONGGALA; DAN







PENGEMBANGAN DAN PEMANTAUAN JARINGAN SUMBER DAYA AIR SEBAGAI PENGURANGAN RISIKO BENCANA LIKUIFAKSI.



ARAHAN KONSEP PENGEMBANGAN KLASTER AGROPOLITAN BOLIPAMUSO 



HULU PENGEMBANGAN PERTANIAN BERADA DI KABUPATEN BUOL DAN TOLITOLI;







HILIR PRODUKSI PERTANIAN BERUPA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PERIKANAN SERTA PEMASARAN BERADA DI PUSAT KEGIATAN YAITU: 1) PARIGI MOUTONG SEBAGAI AGROINDUSTRI; DAN 2) POSO SEBAGAI AGRIBISNIS DAN AGROWISATA.







PENINGKATAN AKSESIBILITAS JALUR BOLIPAMUSO; DAN







PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG AGROPOLITAN, AGROINDUSTRI, AGRIBISNIS DAN AGROWISATA.



ARAHAN KONSEP PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI MORUBANG 



PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI MEMILIKI DAMPAK MULTIPLIER EFEK TERHADAP PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DAN PUSAT KEGIATAN;







HILIRISASI PERINDUSTRIAN MEMERLUKAN AKSESIBILITAS YANG TERPADU;







PENGGUNAAN SABUK HIJAU TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN BUDIDAYA YANG BERBATASAN DENGAN KAWASAN LINDUNG;







PENGEMBANGAN SEMPADAN PANTAI; DAN







PEMULIHAN LAHAN BEKAS TAMBANG SEBAGAI KAWASAN HULU PERINDUSTRIAN TAMBANG.



ARAHAN KONSEP PENGEMBANGAN KLASTER WISATA BAHARI DAN PERIKANAN BALATOJU











   



PENINGKATAN KUALITAS OBYEK WISATA BAHARI DENGAN PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG MEMADAI DAN BERBASIS PENGURANGAN RISIKO BENCANA; PEMBUATAN SUATU PAKET TERINTEGRASI ANTAR WILAYAH MELALUI PENINGKATAN JALUR PELAYARAN; PENETAPAN KAWASAN PERLINDUNGAN SETEMPAT; PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TERHADAP POTENSI EKOWISATA BAHARI; PENGELOLAAN DAN REHABILITASI TERUMBU KARANG SEBAGAI UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA TSUNAMI; DAN PENINGKATAN SARANA PRASRANA PENGEMBANGAN POTENSI PERIKANAN DAN PENGOLAHANNYA.