Paparan Mengelola Budaya Organisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MENGELOLA BUDAYA DAN ESTETIKA ORGANISASI



a. Pendahuluan. Etika organisasi menekankan perlunya seperangkat nilai yang dilaksanakan setiap orang anggota. nilai tersebut berkaitan dengan pengaturan bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku dengan baik seperti sikap hormat, kejujuran, keadilan dan bertanggung jawab. seperangkat nilai tersebut biasanya dijadikan sebagai acuan dan dianggap sebagai prinsip-prinsip etis atau moral. b. Tujuan Penulisan  agar mahasiswa mampu dan mengerti



serta



dapat



menjelaskan



mengelola budaya dan etika organisasi.



tentang



bagaimana



A. BUDAYA ORGANISASI  Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.  Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan memahami karakteristik budaya suatu organisasi, dan tidak terkait dengan apakah karyawan menyukai karakteristik itu atau tidak.  Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.  Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka.  Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan.  Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.



 Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.  Budaya organisasi dapat mempengaruhi cara orang dalam berperilaku dan harus menjadi patokan dalam setiap program pengembangan organisasi dan kebijakan yang diambil. Hal ini terkait dengan bagaimana budaya itu mempengaruhi organisasi dan bagaimana suatu budaya itu dapat dikelola oleh organisasi  Budaya organisasi menurut beberapa ahli, antara lain :     



a. b. c. d. e.



Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), Robbins (1996:289), Schein (1992:12), Cushway dan Lodge (GE : 2000)



BAGAIMANA BUDAYA ORGANISASI DI TANSMISIKAN KE ANGGOTA Suatu budaya organisasi yang kuat mempengaruhi perilaku anggota organisasi/karyawan tersebut. Agar seluruh karyawan berperilaku yang baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai, maka perlu ditanamkan budaya organisasi yang kuat dan baik sesuai dengan harapan perusahaan Beberapa hal yang dapat dilakukan unsur manajemen puncak dalam menciptakan budaya organisasi yang kuat dan baik ; 1. Manajamen harus menjadi model peran yang visible. 2. Manajemen harus dapat mensosialisasikann harapan-harapan yang etis. 3. Manajemen harus mengadakan pelatihan, seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya dan program-program pelatihan etis untuk memperkuat standar tuntutan organisasi 4. Manajemen harus memberikan penghargaan dan hukuman secara tegas kepada tindakantindakan yang etis dan tidak etis dari perilaku karyawan dalam organisasi. 5. Manajemen harus memberikan dan membuat mekanisme perlindungan secara formal kepada seluruh karyawan agar seluruh karyawan dapat memberikan pendapat dan opininya akan hal-hal yang etis dan tidak etis.



Terdapat tiga hal yang berperan penting dalam mempertahankan budaya organisasi: 1.



Proses



seleksi



karyawan.



Dalam



proses



ini



organisasi



berupaya



untuk



mengidentifikasi para calon-calon karyawan yang akan direkrut oleh organisasi, biasanya akan terdapat lebih dari satu calon yang dapat teridentifikasi. 2.



Manajemen puncak. Peran yang tak kalah pentingnya dalam memelihara dan



mempertahankan budaya organisasi adalah manajemen puncak. 3. Doktrinisasi. Setiap karyawan baru tidak serta merta mengerti, memahami dan mampu beradaptasi dengan budaya organisasi secara keseluruhan.



Menurut Stephen B. Robbin & Timothy A. Judge, terdapat berbagai bentuk transmisi budaya organisasi yang ditansfer kepada para karyawan, antara lain : 1. Penceritaan kisah. Kisah-kisah heroik, pelanggaran terhadap aturan, kesuksesan, pengurangan tenaga kerja, pemindahan karyawan reaksi terhadap kesalahan masa silam dan penanganan organisasi banyak bergulir dibeberpa organisasi. 2. Ritual. Adalah serangkaian aktivitas berulang yang mengungkapkan dan memperkuat nilainilai dasar organisasi, sasaran apa yang terpenting, orang aman yang penting dan orang mana yang bias dikeluarkan dari organisasi. 3. Simbol-simbol material. Simbol-simbol material menyampaikan kepada karyawan siapa yang penting, tingkat egalitariansime yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis perilaku (berani mengambil resiko, konservatif, otoriter, parsitipatif, individualistis, soSial) yang tepat. 4. Bahasa. Dari waktu ke waktu organisasi terus mengembangkan istilah-istilah khas untuk menggambarkan perlengkapan, kantor, personalia, pemasok, pelanggan atau produk yang terkait dengan bisnisnya.



C. DARI MANA BUDAYA ORGANISASI BERASAL  Terminologis  Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikirandan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.  Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terusmenerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan  Jusuf Udaya (1994: 479) “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.  pacanowsky dan o’donnell trijulo (1983) budaya adalah suatu cara hidup didialam sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Budaya organisasi juga mencakup semua symbol (tindakan, rutinitas, percakapan dan sebagainya) dan makna makna yang terjadi antar karyawan dan manajemen



D. BISAKAH BUDAYA ORGANISASI DIKELOLA  Budaya tidak akan terlepas dari unsur organisasi yang erat hubungannya dengan peran seorang manajer. Peran manajer salah satunya adalah mengelola budaya organisasi. Halhal yang seyogyanya dilakukan seorang manajer adalah mengubah budaya untuk mendorong perubahan organisasi.  Untuk mengelola dan memenej organisasi dibutuhkan keahlian dan ketrampilan tertentu untuk menjamin terselenggaranya roda organisasi dengan sebaik-baiknya  Tujuan dari proses pemahaman ini adalah untuk menghindari terjadinya konflik-konflik yang tidak perlu terjadi  Yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau manager dalam mengelola organisasi seperti ini adalah membangun budaya dan kultur organisasi yang baik serta membangun keterikatan moral yang kuat dikalangan pengurus organisasi untuk meredam dan memperkecil terjadinya perbedaan.



ANGKAH MENGELOLA BUDAYA ORGANISASI  Mengelola organisasi adalah sebuah proses untuk menghasilkan out-put yang baik dari organisasi. tiga komponen yang paling penting yang harus dilewati yaitu : Input > Proses > Output.  Seorang pemimpin harus bisa melakukan POAC :  Planning adalah kemampuan seseorang untuk merencanakan suatu kegiatan secara matang. Mulai dari tujuan sampai resiko kegiatan sudah mampu direncanakan.  Organizing adalah kemampuan seseorang setelah mem-planning suatu kegiatan, dilanjutkan dengan pembagian kerja (job) kepada tiap-tiap pengurus.  Actuating adalah proses pemberitahuan kepada anggota tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.  Controlling adalah kemampuan seseorang untuk mengawasi dan mengatur segala hal yang telah direncanakan.



 Beberapa fungsi utama dalam proses mengelola organisasi bisa dilaksanakan sepenuhnya oleh para pemimpin yang berada didalam organisasi-organisasi tertentu.  Fungsi-fungsi



tersebut



disamping



untuk



membentuk



model



kepemimpinan yang efektif, juga bertujuan untuk memudahkan dalam koordinasi antar pemimpin dengan pemimpin dan pemimpin dengan orang-orang yang dipimpinnya.  Keterputusan



garis



komando



dan



garis



konsultasi



justru



akan



mengacaukan pengelolaan organisasi, karena setiap orang akan bergerak masing-masing



berdasarkan



inisiatif



dan



rasionya



tanpa



mempertimbangkan apakah yang di laksanakan sejalan dengan kebijakan organisasi.



E. KEUNTUNGAN DARI PERILAKU ETIS  Praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena : 



Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.







Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.







Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga







Akan meningkatkan keunggulan bersaing.



 Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier



MEMBUMIKAN ETIKA BISNIS DI PERUSAHAAN  Etika bisnis terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya.  Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya antara perusahaan dan stakeholders, yang memungkinkan perusahaan meningkatkan keuntungan jangka panjang  Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan  Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan.   Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik.   Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization).  ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).



F. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN  Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan dalam berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.  CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan



dengan



kepentingannya.



cara



manajemen



dampak



terhadap



seluruh



pemangku



G. MENCIPTAKAN SEBUAH ORGANISASI ETIS  Etika sebuah organisasi terbentuk dari budaya organisasi instansi melalui nilai-nilai, kepercayaan, aturan-aturan dan norma-norma baik tertulis maupun tidak tertulis yang diberlakukan/diterapkan kepada seluruh pegawai di organisasi tersebut, baik buruknya sebuah organisasi juga didasarkan pada budaya perusahaan yang



telah terbangun



sejalan dengan berdirinya perusahaan tersebut. Manusia sebagai penghuni sebuah organisasi bisa terbentuk oleh budaya organisasi, bahkan bisa merubah budaya organisasi yang ada sebelumnya.  Seorang pemimpin yang baik akan membuat budaya organisasi yang baik dan selalu menjaga etika, pemimpin yang buruk tidak saja akan berbuat melanggar etika dan norma-norma yang ada dalam sebuah organisasi malah bisa membuat budaya organisasi menjadi buruk pula.



KESIMPULA N 1. Budaya adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pengalaman bersama yang dialami oleh orang-orang dalam organisasi tertentu dari lingkungan sosial mereka. 2. Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dengan para pegawai berperilaku. 3. Organisasi tidak hanya sebagai alat untuk mengkordinasikan dan mengendalikan sekelompok orang. Organisasi layaknya manusia yang memiliki kepribadian yang bisa saja flexibel, tidak ramah, inovatif, dan bahkan konservatif. 4. Budaya organisasi dianggap sebagai variabel independen yang mempengaruhi perilaku anggota di dalam organisasi.



SARAN Budaya dan etika organisasi wajib dimiliki oleh sebuah perusahaan atau instansi manapun, agar tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan yang diinginkan,



karena



hal



tersebut



memberikan



identitas



pada



organisasi,



budaya



organisasipun menumbuhkan komitmen bagi para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi