Papilloma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak terkoordinasi, atau dikenal dengan istilah neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti pertumbuhan atau pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel yang baru, yang berbeda dari pertumbuhan sel-sel di sekitarnya yang normal.1 Tipe tumor berdasarkan pertumbuhan atau sifat biologiknya dapat dibedakan menjadi tumor ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini.2 Malignant tumor disebut juga sebagai kanker. Kanker berpotensi menyerang atau merusak jaringan disekitarnya dan menyebabkan metastase (penyebaran bibit penyakit). Sedangkan benign tumor tidak menyerang jaringan disekitarnya dan tidak membentuk metastase, tapi secara lokal dapat bertumbuh menjadi besar. Biasanya benign tumor tidak muncul lagi setelah dilakukan operasi pengangkatan tumor. Perbedaan utama di antara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya dan fatal sehingga dapat mengakibatkan kematian. Tumor jinak hanya dapat menimbulkan kematian secara langsung terkait dengan lokasi tumbuhnya yang membahayakan misalnya tumor di leher yang dapat menekan saluran napas.1 Ketika seseorang bertambah usia, mereka akan mengakumulasi berbagai mutasi di dalam DNA-nya. Ini berarti prevalensi terjadinya tumor semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Pada kasus dimana seseorang yang lebih tua menderita tumor, maka besar kemungkinannya bahwa itu adalah tumor yang ganas.



1



Salah satu contoh tumor jinak adalah papiloma. Papilloma adalah suatu jenis tumor yang menyerang jaringan epitel, disebabkan oleh infeksi virus Human Papilloma Virus (HPV). Papilloma dapat tumbuh di tempat-tempat seperti intra oral, konjungtiva, regio nasal dan paranasal, laring, kulit, dan lain-lain.3



2



BAB II LAPORAN KASUS A.



B.



Identitas pasien Nama



: Tn. M



Jenis kelamin



: Laki-laki



Usia



: 32 tahun



Alamat



: Jl. Boulevard Komp. Katalia II. J4



Status perkawinan



: Menikah



Pekerjaan



: PNS



Tanggal MRS



: 28 Oktober 2018



Tanggal pemeriksaan



: 28 Oktober 2018



Keluhan utama Benjolan pada bokong kiri



C.



Anamnesis Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada bokong kiri sejak ± 1 tahun yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar kacang ijo, kemudian bertambah besar menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga merasakan nyeri pada benjolan ± 2 minggu terakhir yang hilang timbul. Demam (-). Riwayat trauma (-).



3



Riwayat penyakit dahulu : Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat sakit jantung (-), riwayat sakit ginjal (-). Riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama (-) Riwayat konsumsi obat-obatan atau jamu (-). Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa. Riwayat alergi : Pasein mengaku tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu ataupun makanan Riwayat pribadi dan sosial : Pasien sudah menikah dan tinggal bersama istrinya. Pasien bekerja sebagai PNS. D. 



Pemeriksaan Fisik General Status Generalis Keadaan umum : baik







Berat Badan



: 72 kg



Tinggi Badan



: 170 cm



IMT



: 24,91 kg/m2 (over weight)



Tanda vital Kesadaran



: compos mentis



TD



: 110/80 mmHg



Nadi



: 88 x/menit



4







Pernapasan



: 20x/menit



Suhu



: 36,5°C



Pemeriksaan fisik umum Kepala – Leher Kepala : Normochepali, deformitas (-) Mata



: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterus (-/-), pupil isokor, refleks pupil (+/+)



THT



: Rinore (-), polip (-), otore (-)



Leher



: Massa (-), pembesaran KGB (-)



Thoraks Paru Inspeksi : bentuk simetris, ukuran normal, pergerakan dinding dada simetris, pelebaran sela iga (-), retraksi sela iga (-), penggunaan otot bantu nafas (-) Palpasi : pergerakan dan fremitus raba simetris Perkusi : sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung Inspeksi : tak tampak iktus kordis Palpasi : iktus kordis tidak teraba 5



Perkusi :- batas kanan jantung : SIC II linea parasternal dekstra - batas kiri jantung : SIC V linea midklavikula sinistra Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi : kulit tampak normal, distensi (-), luka operasi (-) Auskultasi : bising usus (+) normal Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen Palpasi : nyeri tekan (-), hepar & lien tidak teraba Extremitas Ekstremitas atas: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB (-/-) Ekstremitas bawah: 



hangat (+/+), edema (-/-)



Pemeriksaan fisik lokal Regio Gluteus Sinistra Inspeksi : Tampak benjolan sebesar biji jagung, warna benjolan sama dengan warna kulit sekitar Palpasi : Benjolan berukuran 2 cm x 1 cm, konsistensi padat, permukaan tidak rata (+), batas tegas (+), mobile (+), nyeri tekan (+)



6



E.



Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (29/10/2018) Pemeriksaan



Hasil



Referensi



Leukosit



8.500



4.0 – 10.0



Limfosit



2.43



0.80 – 4.00



Monosit



0.81



0.12 – 1.20



Neutrofil



4.88



2.00 – 7.00



Eritrosit



5.800.000



3.50 – 5.50



HB



15.7



12.0 – 18.0



Hematokrit



44.8



37 – 54



Trombosit



356.000



150.000 – 400.000



Eosinofil



0.38



0.02 – 0.50



Basofil



0.00



0.00 – 0.10



CT



8’15



< 15 menit



BT



2’10”



1 – 7 menit



121



126 mg/dl



GDS



F.



Resume Tn. M, usia 32 tahun, mengeluh terdapat benjolan pada bokong kiri sejak ± 1 tahun bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar kacang ijo, kemudian bertambah besar menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga merasakan nyeri pada benjolan ± 2 minggu terakhir yang hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan adanya 1 buah benjolan sebesar biji jagung, warna benjolan sama dengan warna kulit sekitar. Benjolan berukuran 2 cm x 1 cm, 7



konsistensi padat, permukaan rata dan licin (+), batas tegas (+), mobile (+), nyeri tekan (+). Dari hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. G.



Diagnosis Papilloma Regio Gluteus Sinistra



H.



Diferensial diagnosis Adenoma



I.



Rencana terapi Eksisi Tumor Terapi post op :



J.



-



Cefixime 2 x 200mg



-



Asam Mefenamat 3 x 500mg



Prognosis Dubia ad bonam



8



Follow up 30-10-2018 Subjective



Objective



Assesment



Nyeri post



KU : SS/GB/CM



POH 1 Papiloma



op (+)



TD : 110/80 mmHg



Gluteus Sinistra



N : 88x/menit



Instruksi - Cefixime 2 x 200mg - Asam Mefenamat



P : 20x/menit



3 x 500mg



S : 36,7 oC



- Pasien boleh pulang



Luka Post Operasi: Jahitan  Basah ( - ) Pus



(-)



 Darah ( - ) Cairan ( - )



9



BAB III TINJAUAN PUSTAKA



3.1 DEFINISI Tumor jinak epitel adalah tumor yang menyerang jaringan epitel. Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel kelenjar seperti adenoma tiroid, adenoma kolon. Jika berasal dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut papiloma. Papiloma dapat timbul dari epitel skuamosa (papiloma skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar (papiloma intraduktal pada payudara) atau sel transisional (papiloma sel transisional).2,4 Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Jika berasal dari sel skuamosa disebut karsinoma sel skuamosa. Bila berasal dari sel transisional disebut karsinoma sel transisional. Tumor ganas epitel yang berasal dari epitel belenjar disebut adenokarsinoma. 2,4



3.2 EPIDEMIOLOGI Dapat mengenai seluruh usia, biasanya paling banyak terkena pada usia 30-50 tahun.2



3.3 ETIOLOGI Papiloma disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Human Papilloma Virus (HPV) adalah suatu virus DNA dari famili Papilomaviridae, berukuran kecil dengan diameter 55nm dan tidak berkapsul. Virus ini merupakan salah satu infeksi yang paling umum terjadi lewat transmisi seksual. HPV memiliki sifat tropisme terhadap jaringan epitel dan mukosa, di mana



10



infeksinya dapat ditemukan di berbagai tempat seperti traktus genital dan anal, uretra, saluran nafas bagian atas, mukosa trakea dan bronkus, area nasal dan paranasal, serta di intra oral.5,6,7



3.4 FAKTOR RISIKO Proses terbentuknya tumor berkaitan dengan 3 faktor utama yaitu genetic (keturunan), karsinogenik (onkogen) dan co-karsinogen (co-onkogen). 1) Faktor genetik atau keturunan menyebutkan bahwa beberapa orang membawa bakat (berupa gen) untuk tumor tertentu. Tentunya bakat saja tidak akan menjelma menjadi tumor dikemudian hari jika tidak ada faktor pemicu lainnya. Faktor pemicu lainnya itu adalah karsinogen dan co-karsinogen.1,3 2) Yang termasuk karsinogen antara lain senyawa kimia (seperti asbes, pengawet dan pewarna makanan), faktor fisika (seperti radiasi roentgen berlebih, sinar matahari berlebih), hormonal (seperti peranan estrogen pada kanker payudara, testosterone pada kanker prostate), dan virus (seperti virus HPV sebagai biang keladi utama kanker leher rahim).1,3 3) Sedangkan co-karsinogen adalah usia tertentu (umumnya kejadian tumor seiring dengan pertambahan usia), pola hidup yang salah, merokok, alkohol, pola makan kurang serat, adanya iritasi berulang-ulang.1,3



3.5 PATOGENESIS Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada kulit dan mukosa  inokulasi virus pada sel basal  diferensiasi sel menjadi sel keratinosit  kepekaan sel berubah  memungkinkan virus berkembang secara vegetatif sehingga infeksi menjadi produktif  perubahan morfologi dan hiperplasia akibat percepatan proliferasi dan terhambatnya 11



diferensiasi sel  sifat kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas yang tegas dengan jaringan normal. Ada pula yang menjadi displastik dan ditandai oleh atipi inti sel, mitosis tak terkontrol dan perubahan kromosom. Beberapa diantaranya berlanjut menjadi karsinoma dan ditandai oleh invasi sel ke jaringan sekitarnya ataupun metastase jauh ke organ lain.8,9,10



3.6 GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis pada papiloma tergantung pada daerah predileksinya : a. Papiloma pada kulit atau biasa disebut veruccas atau kutil 4,5 Papiloma bila dilihat secara makroskopis, maka akan tampak seperti massa eksofitik yang berukuran kecil, berwarna merah muda hingga putih, dan memiliki diameter kurang dari 1 cm. Permukaan papiloma bersifat licin dan berbintil-bintil atau mempunyai tonjolan seperti jari-jari kecil. Kelainan ini memiliki dasar yang bertangkai dan memiliki batas yang jelas antar papiloma.



12



b. Papiloma Intraduktal 5,8 Papiloma Intraduktal adalah benjolan jinak yang biasanya soliter (satu) dan biasanya ditemukan pada kelenjar utama dekat puting pada lokasi subareolar (sekitar puting). Papiloma intraduktal sering terjadi pada dekade ke empat. Wanita tersebut dapat mengeluhkan keluarnya cairan berupa darah dari salah satu payudara tanpa terabanya massa atau benjolan dipayudara. Benjolan yang ada biasanya tidak teraba karen biasanya berukuran < 5 mm. Mamogram sebaiknya dilakukan untuk menyingkirkan keganasan karena biasanya keganasan memiliki gejala keluarnya darah dari puting.



c. Papiloma pada anogenital atau biasa disebut kondiloma akuminata atau kutil kelamin 5,8,10 Pasien yang datang berobat biasanya mengeluhkan adanya benjolan baru pada genitalia yang terkadang disertai rasa gatal, panas, nyeri atau perdarahan. Sebagian besar penderita kondiloma akuminata sering tidak menyadari keberadaan lesi. Sebagian besar kondiloma akuminata terjadi pada penis, skrotum, meatus eksterna dan daerah perianal pada pria dan terjadi pada introitus vagina, vulva, perineum dan daerah perianal pada wanita. Kutil kelamin ini juga dapat ditemukan pada serviks dan dinding 13



vagina pada wanita, sedangkan pada daerah pubis, paha atas atau lipatan krural dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada sebagian besar pasien kutil kelamin dengan riwayat seks oral dapat memiliki lesi pada bibir, lidah dan palatum. Gejala umum yang biasa ditemukan pada kutil kelamin adalah 



Benjolan daging kecil di daerah genital







Pembengkakan berwarna abu-abu di daerah genital







Kelompok kutil muncul seperti kembang kol







Rasa tidak nyaman atau gatal umumnya terjadi di daerah genital







Perdarahan selama atau setelah berhubungan seks



Terdapat beberapa morfologi kondiloma akuminata , antara lain: 1. Bentuk akuminata Bentuk ini memiliki tampilan seperti bunga kol dengan permukaan yang berjonjotjonjot seperti jari. Bentuk ini terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. 2. Bentuk papul Bentuk ini memiliki tampilan papul berbentuk kubah, berwarna seperti daging, dan berukuran diameter 1-4 mm dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret. Lesi ini biasanya didapati didaerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal, dan perineum. 3. Bentuk keratotik Bentuk ini memiliki tampilan seperti krusta tebal, dapat tampak seperti kutil biasa atau keratosis seboroik.



14



4. Bentuk datar Bentuk ini memiliki tampilan makula atau sedikit meninggi atau dapat tidak tampak dengan mata telanjang (infeksi subklinis). Infeksi subklinis ini diduga terjadi oleh karena respon imun host yang baik.12



3.6 DIAGNOSIS 4 1. Biopsy Biopsi merupakan pengambilan sampel tumor. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui jinak atau ganasnya suatu tumor. Pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan jika dicurigai adanya keganasan adalah: 2. Pemeriksaan sinar-x toraks dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke organ-organ yang ada di rongga thorax



15



3. Tes faal hepar Dilakukan jika ada indikasi bahwa sel-sel tumor telah berubah menjadi kanker (mengalami keganasan) dan dicurigai bermetastase ke hepar.



3.7 PENATALAKSANAAN Pengobatan tumor ada berbagai macam, secara umum merupakan kombinasi antara operasi, radiasi dan kimia (kemoterapi). Tumor jinak jika mengganggu dan memungkinkan biasanya dioperasi dan diangkat. Dan selanjutnya kekambuhan jarang terjadi. Tumor jinak tidak memerlukan terapi radiasi maupun kemoterapi. Berbeda dengan tumor jinak, hanya kanker stadium sangat awal saja yang dapat diterapi dengan operasi semata, selebihnya biasanya diterapi kombinasi antar ketiga macam jenis terapi di atas.1,3 DNA microarray dapat digunakan untuk menentukan apakah oncogene atau gen penahan tumor telah termutasi. Di masa depan kemungkinan tumor dapat dirawat lebih baik dengan menggunakan DNA microarray untuk menentukan karakteristik terperinci dari tumor.1,3



3.8 PROGNOSIS 9 -



Prognosis baik dan kekambuhan pada papilloma sangat jarang terjadi



-



Papiloma pada beberapa kasus tidak berubah ukuran, tidak bermetastasis ke organ yang jauh. Oleh karena itu, penyakit ini digolongkan kedalam neoplasma jinak



16



DAFTAR PUSTAKA



1. Silverman Jr. S., Eversole L. R., Truelove E. L., 2001, Essentials of Oral Medicine, BC Decker Inc. Hamilton, London 2. Barnes L, Eveson JW, Reichart P, Sidransky D. World Health Organization Classification of Tumours in Pathology and Genetics of Head and Neck Tumours. Lyon: IARC; 2005. 3. Laskaris G., 2006, Pocket Atlas of Oral Diseases, 2nd ed., Thieme, Stutgart-New York. 4. Sudiono J. 2007. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta : EGC. 5. Jaju PP, Suvarna PV, Desai RS. Squamous Papilloma: Case Report and Review of Literature. 2010. 6. Hellena LB, Mauro R, Aluizio A, et al. Recurrent Oral Squamous Papilloma in a HIV Infected Patient: Case Report. 2014. Available from: http://cdn.intechopen.com/pdfswm/33071.pdf 7. Hellena LB, Mauro R, Aluizio A, et al. Oral HPV Related Diseases: A Review and An Update. 2014. Available from: http://cdn.intechopen.com/pdfs-wm/46324.pdf 8. Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi “ Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit” Jilid II. Jakarta : Buku Kedokteran EGC 9. Gamoudi, N., Blundell R. 2008. Aetiology and Patophysiology Neoplastic Growth. Research Journal of Medical Science 2 (2); 69-76. 10. Gabrielson, E. 2010. Pathobiology of Human Neoplasia: Introduction and Overview.



17