Pasang Marmer Sistem Kering [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMASANGAN MARMER SISTEM KERING Tahap Pra Pemasangan: 1. Pengukuran Lokasi Pasang Areal yang akan dipasang marmer dikur lebih dahulu panjang dan lebarnya untuk menentukan cutting list (pemotongan) dan pemberhentian tiap areal supaya didapat hasil yang memuaskan. Untuk kelurusan vertikal dan horisontal dari struktur yang akan dipasang marmer diukur/diperiksa kelurusannya supaya diketahui lokasi yang perlu dibobok dan lokasi yang perlu ditambah ketebalannya supaya didapat syarat yang masih ditolerir untuk pemasangan marmer dengan sistem kering 2. Shop Drawing Dari hasil pengukuran dan pemeriksaan kelurusan tersebut dituangkan dalam shop drawing. Di dalam shop drawing tersebut harus terbaca cutting list bahan dan pertemuan antara dua atau lebih biadang supaya nut marmer ketemu antar bidang satu dengan yang lain. Bila buangan/sisa yang ada lebih kecil dari 2 (dua) kali sampai 1/3 (satu pertiga) kali dari slab/lembar marmer ukuran standart maka sisa/buangan dipasang dikanan dan kiri bidang, dan bila buangan/sisa kuang dari atau sama dengan 1/3 (sepertiga) dari slab/lembar marmer ukuran standart maka sisa/buangan dipasang ditengah bidang. Nut marmer baik vertikal maupun horisontal harus ketemu antar bidang. 3. Penggelaran Bahan yang akan dipasang Sebelum bahan dipasang lebih dahulu digelar untuk mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan atau Konsultan Pengawas untuk menyesuaikan corak dan motif bahan yang sudah ditentukan. Setelah mendapatkan persetujuan di belakang bahan diberi kode bidang dan lokasi rencana pasang dan ditandatangani oleh Direksi Lapangan (Konsultan Pengawas). 4. Coating Marmer Semua sisi permukaan marmer baik sisi depan maupun belakang dicoating dengan Stonal. Sisi muka dan belakang di coating supaya air tidak dapat meresap ke dalam marmer yang dapat mengakibatkan marmer lumutan. Pengotingan dengan cara membersihkan permukaan marmer dengan lap kain supaya noda, debu dan kotoran bersih pada permukaanya kemudian menghamparkan larutan coating pada permukaan marmer dan ratakan dengan lap khusus.



Tahap Pemasangan : 1. Penarikan benang Tarik benang terlebih dahulu untuk kelurusan dan rencana jarak pasang dari struktur yang diberi tanda oleh Surveyor pada tiap nut dimulai bertahap dari bawah bidang pasang ke atas. 2. Pemasangan Braket Bracket dipasang lurus benang dengan tahapan awal mengebor bidang struktur dengan bor listrik untuk pemasangan Dynabolt sebagai dudukan / ikatan Bracket kemudian memasang besi siku untuk sisi horisontal, begitu pula untuk sisi vertikalnya. 3. Membuat lubang pada marmer Marmer dilubangi untuk pemasangan pin. Perlu diperhatikan ketepatan lubang agar pas dalam pemasangannya setelah sebelumnya dicocokan atau diukur terhadap dudukan bracket disisi vertikal maupun horisontal. 4. Pemasangan Marmer Pasang dahulu marmer dan dudukan pada bracket yang sudah terpasang kemudian masukan pin ke lubang marmer untuk pengikat antara marmer dan bracket. Untuk sisi bawah bidang isi sela / rongga antar mamer dan struktur dengan adukan 1:4 setinggi kurang lebih 30 cm yang dilakukan setelah barisan paling bawah marmer terpasang. Jagan adukan tersebut dipasang pada sisi nut, karena nut tersebut akan diisi dengan material lain dan juga supaya air semen tidak mengotori permukaan marmer yang sudah terpasang. Pemasangan mamer dimulai dari bawah menuju ke atas dan hanya dari salh satu ujung saja agar bracket sisi vertikal bisa terpasang dan mengunci. Untuk pemasangan pertemuan antara dua bidang pasang, dibuat pertemuan kalah menang dengan variasi satu sisi menang selanjutnya kalah dari bawah sampai ke atas. 5. Pemasangan Nut Cara pemasangan nut dengan lebih dahulu menempelkan isolasi / lakban pada marmer supaya sealent yang dipakai untuk mengisi sela-sela nut tidak mengotori marmer, kemudian sealent dipasang dengan car memompa dengan pompa khusus yang langsung dipasangkan pada botol sealent,. Sedangkan untuk nut paling bawah langsung berhubungan dengan lantai dipakai pasta semen putih, karena marmer langsung berhubungan dengan air.



6. Coating ulang pada sisi muka marmer Setelah pada semua bidang selesai dipasang dan nut juga sudah terpasang, kemudian dilakukan coating ulang dengan lebih dahulu membersihkan permukaanya dengan lap yang dibasahi air dan kerok sisa sealent akibat pemasangan nut sampai bersih, kemudian cating permukaanya dengan cara menggosokan dengan lap yang telah dituangi larutan coating(stonal) dan ratakan sampai kepermukaan bagian.



PEMASANGAN KUSEN, JENDELA DAN PINTU ALUMINIUM Kusen, Jendela dan Pintu Ruangan 1. Penentuan Lokasi Pasang Lokasi pasang harus rata permukaanya dan menyiku pada sudutnya dan harus pada dudukan beton (kolom praktis dan balok praktis). Bila kondisi tersebut belum rata, harus diratakan dahulu dengan plesteran atau dibobok, dan bila kurang sedikit kerataanya digurinda saja. Perlu di cek pula lebar dan tingginya sesuai rencana. 2. Pemasangan Kusen Kusen harus sudah distel sesuai rencana. Dalam pemasangannya dipakai perkuatan dynabolt sebagai pengikat kusen ke beton kolom dan balok. Setelah dipasang dicek lagi lebar dan tingginya supaya nantinya bila pintu dan jendela dipasang bisa tepat. 3. Pemasangan Pintu dan Jendela Setelah kusen terpasang dan tepat dudukannya terhadap pintu dan jendela kemudian dipasang engsel secukupnya sesuai kebutuhan. Pada waktu pemasangan jendela kaca harus sudah terpasang termasuk pengencangnya berupa karet khusus agar kaca tidak goyang. Setelah terpasang pada sisi yang bersinggungan langsung dengan kusen diberi kain khusus untuk menghindari gasekan langsung antar bahan aluminium yang bila dibuka tutup akan menimbulakan bunyi gesekan. 4. Fishing akhir dengan acian + plesteran Setelah terpasang kusen dan pintunya, untuk menutup bagian dinding yang masih terbuka pada bagian yang langsung bersinggungan dengan kusen, ditutup dengan pasta semen (bila kecil) atau plesteran (bila besar atau retak pada waktu pengeboran untuk menanamkan dynabolt) dengan terlebih dahulu menutup kusen dengan lakban / isolasi agar kusen akuminium tidak terkena cipratan pasta semen, karena bila hal tersebut terjadi akan sulit pembersihannya dan bila dapat dibersihkan akan menimbulkan warna buram pada kusen aluminium tersebut.



Kusen Rangka Aluminium dan Partisi Milaminto 1. Pemasangan Rangka Aluminium Rangka aluminium dibuat di lokasi, karean dikhawatirkan bila dipabrikasi di pabrik/bengkel tidak akan tepat sehingga material akan terbuang. Hal tersebut perlu diantisipasi sehingga didatangkan saj material dan potong pasang dilakukan dillokasi (lapangan). Karena dudukan lantai berupa pasangan keramik maka diperlukan kehati-hatian dalam pengeboran untuk memasang dynabolt sebagi pengikat kusen dengan lantai. Rangka yang langsung berhubungan dengan lantai dipakai rangka dari profil U, sedangkan penanaman dynabolt dipasang di sisi dalam supaya rapi. Kemudian rangka melintang dan memanjang dipasang dan harus membentuk siku supaya kokoh, dan dicek kelurusan dan ketegakkannya memakai waterpass tangan dan sudutnya dengan siku besi yang sudah dikalibrasi. Pengikatan antar rangka memakai paku ulir (baut ulir) 2. Pemasangan Partisi Milaminto Partisi milaminto dipasang sesuai ukuran dan dijepit dengan bahan aluminium khusus (penjepit kaca/milaminto). Pemasangan partisi tersebut dibuat double atau tunggal tetapi tebal memenuhi rencana dan pada kedua permukaanya berlapis mika putih. Untuk menghindari penggelambungan milaminto, ikat milaminto dengan paku ulir sambil ditarik. 3. Pengisian Sela dengan Sealent Sela antara milaminto dengan kusen aluminium ditutup dengan sealent warna bening agar milaminto agar bisa awet karena kemasukan air (lokasi Toilet). Pada waktu pangisian sela tersebut baik milaminto maupun aluminium harus dilapisi lakban/isolasi agar noda sealent tidak menempel. 4. Pemasangan Pintu Pintu dipabrikasi setelah rangka dan sekat selesai dikerjakan. Sebelum pembuatan pintu dicek kembali ukuran peuntukan pintu tersebut supaya pas dudukannya. Untuk pintu dibuat dari rangka aluminium dan partisi milaminto yang pertemuan antar kedua material tersebut ditutup sealent pada sela-selanya. Pasang handle pintu tersebut dan ukur pula pertemuannya dengan kusennya dengan tepat. Kemudian pasang engsel secukupnya dengan mengukur tepat antar pintu dan kusennya.



PEMASANGAN PIPA SUMPIT DAN POMPA 1. Pemasangan Pompa Submersible dan QDC Menentukan koordinat pasang dengan memperhitungkan untuk pemasangan pipa PVC jalur air kotor dan kemudahan maintenance bila terjadi kerusakan, posisi tersebut semudah mungkin untuk pengangkatannya dari manhole QDC (Quick Discharge Connector) dan besi pengangkat langsung dipasang di pompa sebelum penyetelan pompa dititik yang telah ditentukan. Bor beton sumpit untuk pemsangan dynabolt sebagi pegangan besi pengangkat. Pada waktu meletakkan pompa harus pada posisi tegak agar perputaran motor pompa sempurna dan awt. 2. Pemasangan Pipa PVC dan Accessories Terlebih dahulu pasang klem di dinding beton untuk dudukan piap yang menuju ke atas / keluar sumpit dengan didududkan memakai dynabolt. Pasang pipa sesuai kebutuhan dan sambungan tidak boleh pada dudukan ke dinding beton, karena hal tersebut merupakan perlemahan. Pada pemasangan pipa tersebut sekaligus dipasang accessories (fitting) yang diperlukan sesuai rencana (gate valve, chsck valve, elbow, flxible joint dan vent cock). 3. Pemasangan Instalasi Listrik ke Panel Pompa Setelah semua instalasi terpasang sambungkan kabel pompa ke panel pompa, dan pasang pula switch radar automatic pada pompa tersebut yang berfungsi untuk memberhentikan opersional dan mengaktifkan pompa pada ketinggian air tertentu di dalam sumpit. 4. Test Operationa Bila semua instalasi terpasang, pompa tersebut diaktifkan dan cek apakah ada pipa yang bocor atau tidak, dan apakah accessoriesnya berfungsi normal atau tidak.



PEMASANGAN ALAT-ALAT SANITAIR 1. Penyetelan Titik Pipa Air Bersih dan Kotor Dikarenakan lubang air bersih maupun air kotor pada peralatan sanitair adalah sudah baku, maka diperlukan ketelitian agar pipa tepat ketemu dengan lubang peralatan sanitair. Begitu pula pemasangannya harus tegak lurus tepat agar drat pipa bisa tepat terpasang. 2. Pemasangan Peralatan Sanitair Setelah pipa distel tepat, pasang peralatan sanitair dan diperhitungkan juga terhadap elevasi rencana finishing. Pasang peralatan tersebut dengan adukan 1:2 untuk wastafel / closet terkena adukan segera dibersihkan dengan air dan gosok dengan lap supaya tidak membekas. 3. Pemasangan Accessories Sanitair Accessories peralatan tersebut berupa faucet(kran) air bersih dan pipa pembuangan ke instalasi sumpit. Pemasanganya tidak boleh miring dan drat pipa atau accessories harus pas, bila tidak dikhawatirkan akan mengalami kebocoran.



KERAMIK DINDING & LANTAI DI TOILET DAN TEMPAT WUDHLU 1. Tentukan Elevasi Lantai Lantai tolilet dan tempat wudhlu terhadap lantai diluarnya terdapat perbedaan elevasi 2 cm. Elevasi tersebut herus mempunyai keniringan ke arah lubang floor drain supaya air tidak menggenang di lantai toilet dan tempat wudhlu. Tarik benang baik ke arah memanjang maupun melintang bidang pasang tipa jarak 120 cm. Rencanakan lokasi/bagian pembuangan sisa ukuran standart. Sebagai pedoman sisa pembuangan tersebut pada bidang yang tidak langsung dapat dilihat bila orang memasuki ruangan tersebut. Rencanakan pula pertemuan nut pasangan lantai dan dinding atau meja wastafel agar kelihatan rapi. Bila ruangan yang akan dipasang keramik tidak menyiku sehingga buangan sampingnya tidak rata, pasang buangan tersebut di bagian yang tidak sering atau sekilas orang memandang. Tapi bila memungkinkan untuk dipasang penambahan atau pengurangan pada dinding bisa dilaksanakan hal tersebut. 2. Pasang Keamik Dinding Pemasangan dimulai dari bawah ke atas dengan sudah memperhitungkan pada garis paling atas adalah tidak ada potongan (keramik utuh) tetapi sesuai dengan tinggi yang diinginkan. Buat kepalanya tiap jarak 120 cm dan tarik benang. Dinding beton sebelumnya diolesi dengan Calbon secara bertahap yang berfungsi sebagai lem agar antara adukan dan beton ada retakan. Sebelum calbon tersebut kering kamprot dinding beton dengan adukan 1:2 dengan pedoman benang yang sudah ditentukan, kemudian pasang keramik tersebut, hal yang sama dilakukan menrus ke arah vertikal menuju arah horisontal. 3. Pemasangan Nut Dinding Nut dipasang setelah keramik tersebut kering dengan memasukkan pasta AFA Grout dan ratakan dengan busa. Setelah agak kering bersihkan noda nut dengan busa yang dibasahi air agar noda tidak macet di pasangan keramik.



4. Pasang Keramik Lantai Tarik benang tiap 1 baris keramik ke arah melintang dan buat kepalanya dari adukan 1:4 pada tiap jarak 120 cm (ukuran keramik 40x40 cm) dengan berpedoman pada ukuran marking surveyor di lapangan baik ke arah memanjang maupun ke arah melintang. Pemsangan dimulai dari tepi bidang pasang berbarengan ke arah memanjang dan melintang dengan selalu memasang benang untuk tiap baris pemasangan. Tuangkan adukan agak kering agar lebih cepat pengeringanya dan tidak mudah geser atau tertekan bila terinjak pada waktu pemasangan. 5. Pemasangan Nut Lantai Nut keramik dipsang dengan material AFA Grout warna sesuai dengan warna keramik. Pemasangan nut dengan cara mencampur AFA Grout dengan air secukupnya sesuai takaran yang disyaratkan dan tuangkan pada sela-sela pasangan antar keramik dan ratakan dengan busa. Setelah hampir kering bersihkan noda-noda nut dengan busa yang dibasahi air, hal tersebut harus dilakukan sebelum kering, karena bila sudah kering noda tersebut akan susah hilang, kalaupun dapat hilang akan meninggalkan bekas goresan pada keramik tersebut.



PEMBUATAN STRUKTUR SEPTICTANK & FILTER GRAVEL 1. Penentuan Koordinat terhadap Ruang Pintu Utara Tentukan lokasi septictank dan filter gravel terhadap Ruang Pintu Utara dengan memberikan patok patok ujung bangunan struktur tersebut. Patok tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah berubah dan digeser orang 2. Pemasangan Bouplank Bauplank dipasang pada batas galian tanah, dengan mengambil jarak kurang lebih 1,00 m dari rencana dinding struktur bangunan, atau sedemikian rupa sehingga peruntukan bangunan cukup dengan galian yang nantinya akan dikerjakan. 3. Galian Tanah Galian tanah dibuat membentuk kemiringan pada sisi galiannya untuk mengantisipasi terhadap longsornya tanah. Karena volume galian tersebut kecil, dilakukan secara manual (tenaga orang) dan tanah bekas galian dibuang ke samping yang nantinya sebagian dipaki untuk urugan kembali. Jangan sampai tanah bekas galian tersebut nantinya mengganggu dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. 4. Pemasangan Pompa Air dan Genset Dikarenakan disekitar lokasi Taman Monas air permukaanya cukup tinggi maka diperlukan pompa untuk dewatering, dengan car membuat parit disekeliling dasar galian dan pada lokasi pompa dibuat sumpit. Sumber listrik pompa tersebut berasal dari dari genset yang juda dipakai sebagai sumber listrik untuk lampu penerangan bila diperlukan untuk kerja pada malam hari seperti pengecoran. Pemasangan kabel listrik harus dilindungi atau dipasang tiang-tiang bantu agar tidak mengganggu aktifitas pekerjaan dan untuk menghindari rysaknya kabel akibat terinjak-injak pekerja. 5. Pengahmparan Pasir Pasang Pasir pasang digelar / dihampar pada permukaan tanah yang sudah digali sampai rata sampai batas tepi parit sehingga pasir tidak ikut hanyut dan tersedot pompa. 6. Pembuatan Lantai Kerja Pengecoran lantai kerja sekaligus pada septictank dan filler gravel setebal 5 cm dengan beton readymix K.BO. Pengecoran dilakukan setelah di atas urugan pasir pasang kondisinya kering



sehingga beton yang dihasilkan bisa maksimal. Setelah dicor diratakan beton sampai batas elevasi yang telah ditentukan dengan menarik jidar aluminium arah melintang dengan acuan kaso yang dipasang pada sisi tepi memanjang. Setelah itu ratakan permukaanya dengan sendok beton. 7. Penyetelan Besi Plat Lantai Setelah besi difabrikasi, besi distel sesuai gambar rencana. Pada waktu penyetelan besi bidang bawah yang behubungan langsung dengan lantai kerja diberi beton decking yang diberi kawat beton sebagai pengikat yang berfungsi sebagai selimut beton. Dan antara besi lapis bawah dan atas pasang pengaku agar tidak bergelombang pada saat pengecoran dilaksanakan. Untuk persiapan pnyetelan besi dinding karena beton lantai tidak dapat di cor bersamaan, dipasang stek besi secukupnya sesuai jarak dan ukurannya pada besi dinding yang diikatkan dengan kawat beton pada pembesian plat lantai. 8. Pembuatan bekisting plat lantai Bekisting pada plat dibuat dengan kaso dan plywood setinggi plat lantai rencana. Bekisting diperkuat dengan stud-stud pada sisi luarnya agar tidak lari pada saat pengecoran dan pada sudutnya diberi pangaku agar sudut sikunya tidak berubah bentuk. 9. Pengecoran plat lantai Sebelum dilaksanakan pengecoran cek kembali pembesian yang sudah distel yang dikhawatirkan akan berubah bentuk akibat aktifitas penyetelan bekisting, kemudian bersihkan lokasi tersebut dari sampah dan potongan kayu bekisting yang kan mengurangi mutu beton. Pengecoran dilakukan dengan penambhan talang beton karena lokasinya tidak dapat langsung dijangkau dengan talang mobil molen. Penuangan beton dari tempat rencana setinggi max. 1,50 m untuk menghindari agar campuran beton (agregat, pasir, air dan semen) merata pada ketebalan beton plat rencana. Ratakan beton denganjidar aluminium dengan arah melintang, ratakan beton tersebut dengan sendok beton (di finishing). Untuk perawatannya basahi permukaan beton dengan air tiap hari selama 14 hari atau tutupi dengan karung basah. Bekisting dapat dibuka pada umur 1 hari.



10. Penyetelan Besi Plat Dinding Setelah besi difabrikasi, bawa ke lapangan dan stel besi tersebut sekelililng struktur karena pengecoran dinding akan dilakukan sekaligus. Pada kedua sisi lapis besi dipasang beton decking dan diikatkan ke besi tersebut agar terdapat selimut beton sesuai dengan gambar rencana. 11. Penyetelan Bekisting Setelah pembesian selesai, bekisting dapat dipasang. Karena ketinggian dinding struktur samapi dengan 2,0 m dipakai plywood 9 mm. Bekisting dibuat tiap segmen dengan rangka kaso kemudian diperkuat dengan kaso lagi untuk diolesi dengan oli agar nantinya mudah pembongkarannya dan didapat permukaan beton yang halus / expose. Dibuat stud penyangga dari kaso atau pipa besi pada tiga titik pada tiap ketinggian di sisi dalam dan luar struktur. Stud tersebut dihubungkan ke bekisting pada kaso pengakunya agar dapat menyangga merata. Karena bentuk strukturnya persgi panjang, maka pada tiap sudutnya diperkuat dengan pengaku dari kaso dari bawah ke atas tiap jarak 30-40 cm. Untuk memudahkan dalam pengecoran nantinya pada sisi dalam struktur dipasang perancah yang diatasnya dipakai plywood. Pada sparing pipa PVC untuk utilitasnya pada lokasi dan ketinggian sesuai rencana. 12. Pengecoran Plat Dinding Sebelum pengecoran dipersiapkan lebih dahulu perlengkapan cor seperti beton treller (vibrator) dari sumber genset, penerangan (bila pengecoran malam hari), cetakan kubus beton, dll. Pengecoran dilakukan memutar sehingga pada tiap sisi merata bersamaan untuk menghindari buntingnya bekisting akibat ketidakseimbangan beban yang diterima. Untuk tiap tahap pada ketinggian 50 cm ratakan dengan vibrator agar beton yang dihasilkan tidak keropos. Sisakan pengecoran pada top dinding (besi masih kelihatan) untuk stek balok plat atap. Bekisting dapat dibuka pada umur 3 hari. 13. Pengurugan Sebagian Sisi Bangunan Setelah bekisting dibongkar sisi bangunan bisa diurug sebagian atau 1/3 dari tinggi struktur dengan tanah bekas galian tapi jangan dipadatkan dahulu karena beton belum cukup umur. 14. Penyetelan Bekisting Plat Atap



Sebagai penyangga plat atap dipakai dari Scafolding yang distel pada ketinggian rencana. Pasang plywood yang sudah diberi rangka dan olesi permukaanya dengan oli. Bekisting tersebut harus rapat pada sisi tepi dinding agar tidak bocor. Untuk bekisting manhole yang menjorok ke atas dibuat sekalian. 15. Penyetelan Besi Plat Atap Setelah besi difabrikasi kemudian distel satu lapis lebih dahulu dan pasang juga beton decking. Pasang besi pengatur jarak yang diikatkan pada lapisan besi bawah dengan kawat beton. Stel besi lapis atas dan ikatkan pula pada besi pengatur jarak/ketebalan. Pada sisi tepi dipasang besi untuk balok. 16. Pengecoran Plat Atap Sebelum pengecoran dicek kembali pembesiannya karena dikhawatirkan akan bergeser atau bergelombang akibat aktifitas pekerja. Pengecoran dituangkan pada tempat yang merata, jangan hanya di satu tempat saja karena dikhawatirkan beban akan terpusat pada lokasi tuang yang dapat menimbulkan bunting pada beton. Ratakan beton dengan vibrator agar beton yang dihasilkan tidak keropos. Setelah di cor ratakan permukaannya dengan jidar arah melintang dan finish dengan sendok beton dari kayu sampai rata dan halus. Bekisting dapat dibongkar pada umur beton 5 hari. Pembongkarannya melalui lubang manhole. 17. Pengurugan Sisi Bangunan Padatkan terlebih dahulu urugan awal, kemudian urug kembali dan padatkan dengan stamper kuda tipa ketinggian pengurugan 50 cm. Urug terlebih dahulu sapai ketinggian struktur. Kemudian setelah plat beton atap sudah mencapai umur yang disyaratkan urug permukaanya sampai elevasi rencana dan padatkan dengan stamper kuda.