PDF Makalah Spiritual Oki DL Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MAKALAH KEBUTUHAN SPIRITUAL 



Dwi Okky Fitriarko 20110660013



PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2014



BAB I PENDAHULUAN



1.   LATAR BELAKANG Penting bagi perawat untuk memahami konsep yang mendasari kesehatan spiritual. Spiritualitas merupakan suatu konsep yang unik pada masing-masing individu. Manusia adalah mahluk yang mempunyai aspek spiritual yang akhirakhir ini banyak perhatian dari masyarakat yang di sebut kecerdasan spiritual yang sangat menentukan kehagiaan hidup seseorang. Perawat atau ners memahami bahwa aspek ini adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena respon spiritual kemungkian akan muncul pada pasien. Sebuah isu yang sering muncul dalam konsep keperawatan adalah kesulitan dalam membedakan antara spiritual dengan aspek-aspek yang lain dalam diri manusia, khususnya membedakan spiritual dari religi. Selain itu perawat juga  perlu memahami perbedaan dimensi spiritual dengan dimensi psikologi, dan memperkirakan bagaimana kebudayaan dengan spiritual saling berhubungan.



2.   TUJUAN Tujuan umum: Mahasiswa mampu memahami tentang konsep dasar kebutuhan spiritual Tujuan Khusus: 1.   Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kebutuhan spiritual 2.   Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antara spiritual sehat – sakit 3.   Mahasiswa dapat menjelaskan peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual 4.   Mahasiswa dapat menjelasskan asuhan keperawatan kebutuhan spiritual 5.  Sebagai tugas perbaikan nilai mata kuliah KDM



BAB II PEMBAHASAN



A.   Pengertian kebutuhan spiritual



Kebutuhan adalah suatu yang berguna & diperlukan sekali untuk menjaga homeostatis dalam hidup dan menjadi dorongan, tingkah laku dan sikap. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan yang sama tapi ada kalanya satu kebutuhan lebih penting bagi sseseorang dari pada kebutuh



Spiritual merupakan kompleks yang unik pada tiap individu dan tergantung pada budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan seseorang (Mauk dan Schmidt, 2004  cit  Potter Perry, 2009) Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Spiritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa dan sebagainya (Hawari, 2002).



matian; kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuha



Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan rnemenuhi kewajiban agamas serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan  penuh rasa percaya dengan Tuhan. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan



mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, serta kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf (Kozier, 2004). Menginventarisasi 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia (Clinebell dalam Hawari, 2002), yaitu : a.  Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terusmenerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah.  b.  Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan makna hidup dalam membangun hubungan yang selaras dengan Tuhannya (vertikal) dan sesama manusia (horisontat) serta alam sekitaraya c.  Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian,  pengalaman agama integratif antara ritual peribadatan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. d.  Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak melemah. e.  Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan  jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa bersalah kepada orang lain f.  Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan  self esteem),



setiap



orang



ingin



dihargai,



diterima,



dan



diakui



oleh



lingkungannya. g.  Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat nanti. h.  Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai  pribadi yang utuh. Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan manusia didasarkan pada tingkat keimanan seseorang. Apabila seseorang ingin agar



derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanannya. i.  Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesame manusia. Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini.  j.  Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilainilai religius. Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang dengan sering  berkumpul dengan orang yang beriman akan mampu meningkatkan iman orang tersebut.



B.   Factor- factor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual



Faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual : a.  Perkembangan Usia perkembangan dapat menetukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual, karena setiap tahap perkembangan memiliki cara mmeakini kepercayan t  b.  Keluarga Seluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memnuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional dan selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. c.  Ras/Suku Memiliki keyakinan atau kepercayaan yang berbeda, sehingga proses kebutuhan spiritual berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki d.  Agama yang dianut Keyakinan pada agama tertentu yang dimilki oleh seseorang dapat menetukan arti pentingnya kebutuhan spiritual e.  Kegiatan Keagamaan Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada penciptanya.



C.   Perkembangan Spiritual



Perawat yang bekerja di garis terdepan harus mampu memenuhi semua kebutuhan manusia termasuk juga kebutuhan spiritual klien. Berbagai cara dilakukan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien mulai dari pemenuhan makna dan tujuan spiritual sampai dengan memfasilitasi klien untuk mengekspresikan agama dan keyakinannya. Pemenuhan aspek spiritual pada klien tidak terlepas dari pandangan terhadap lima dimensi manusia yang harus dintegrasikan dalam kehidupan. Lima dimensi tersebut yaitu dimensi fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual. Dimensi-dimensi tersebut berada dalam suatu sistem yang saling  berinterksi, interrelasi, dan interdepensi, sehingga adanya gangguan pada suatu dimensi dapat mengganggu dimensi lainnya (Carson, 2002) Perawat harus mengetahui tahap perkembangan spiritual dari manusia, sehingga  perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan tepat dalam rangka memenuhi kebutuhan spiritual klien. Tahap perkembangan klien dimulai dari lahir sampai klien meninggal dunia. Perkembangan spiritual manusia dapat dilihat dari tahap perkembangan mulai dari bayi, anak-anak, pra sekolah, usia sekolah, remaja, dewasa muda, dewasa pertengahan, dewasa akhir, dan lanjut usia. Secara umum tanpa memandang aspek tumbuh-kembang manusia proses perkembangan aspek spiritual dilhat dari kemampuan kognitifnya dimulai dari pengenalan, internalisasi, peniruan, aplikasi dan dilanjutkan dengan instropeksi. Namun,  berikut akan dibahas pula perkembangan aspek spiritual berdasarkan tumbuh-kembang manusia (Carson, 2002) Perkembangan spiritual pada anak sangatlah penting untuk diperhatikan. Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia antara 0-18 bulan, yang sedang dalam proses tumbuh kembang, yang mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik,  psikologis, sosial, dan spiritual) yang berbeda dengan orang dewasa. Anak



adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungan, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri (Larson, 2009). Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoff’s dibagi dalam 4 tingkatan berdasarkan kategori umur : a. Usia anak-anak Tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku yang didapat antara lain : adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain, belum mempunyai pemahaman salah atau benar kepercayaan ata keyakinan mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain.  b. Usia remaja akhir Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya patisipasi aktif pada aktivitas keagamaan. Pada perkembangan ini sudah mulai pada keinginan untuk pencapaian kebutuhan spiritual seperti mulai meminta atau berdoa kepada penciptanya. c. Usia awal dewasa Merupakan masa pencarian kepercayaan dini diawali dengan proses  pertanyaan akan keyakinan. Pada masa ini pemikiran sudah bersifat rasional dan keyakinan sudah dikaitkan dengan hal yang rasional. d. Usia pertengahan dewasa Pada masa ini kepercayaan dari diri sendiri diawali dengan semakin kuat percyaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi perbedaan keyakinan.



D.   Aspek- aspek spiritual



Menurut Burkhardt (dalam Hamid, 2000) spiritualitas meliputi aspek sebagai  berikut: a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan  b.Menemukan arti dan tujuan hidup



c. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri d. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.



E.   Hubungan antara Spiritual dengan sehat- sakit



rawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan prilaku klien. Beberapa pengaruh yang perlu dipahami:



hubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien, sebagai contoh: ada agama yang menetapkan



ukungan dari keyakinan agamanya. sumber kekuatan sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakitnya khususnya jika penyakit t



a keyakinan agama dengan menganggap penyakitnya



Kepercayaan agama tentang kesehatan



Agama/



Kepercayaan



Respon



Penerapan pada



Budaya



terhadap



terhadap



kesehatan dan



 pelayanan



 penyakit



 perawatan



kesehatan Hindu



Menerima ilmu medis terkini



Dosa masa laluWaktu untuk doa, menyebabkan



 jimat, ritual, simbol



 penyakit Shikhism Menerima ilmu medis terkini



Wanita



Waktu untuk doa,



diperiksa



 jimat, ritual, simbol



wanita Melepaskan  pakaian dalam merupakan Buddha ilmu



Menerima medis terkini



tekanan Menolak  pengobatan  pada hari suci Roh non manusia yang menyerang manusia menyebabkan  penyakit



Islam



Harus dapat



Menggunakan



Kesehatan dan



mempraktikkan



kepercayaan



spiritual saling



5 hukum islam



 penyembuhan



 berhubungan



Terkadang



Tidak



Tidak



memiliki



melakukan



mempertimbangkan



 pandangan



eutanasia



transplantasi organ



Mempercayai



Eutanasiaa



Percaya penting



kesucian hidup



dilarang



hidup sehat



kesehatan yang salah Yahudi



Ibadah hari



sabath, menolak  pengobatan hari sabath Kristiani



Menerima ilmu medis terkini



Menggunakan



Mendukung donor



doa, kuas



organ



 penyembuhan



F.   Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual



Menurut Undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bahwa Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan, praktek keperawatan,  pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta kegiatan penelitian dibidang keperawatan (Gaffar, 1999). Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya : Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien, berusaha mengerti maksud klien, berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal, berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya, berusaha mengenal dan menghargai klien. Mengingat perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten



selama 24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat  berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Menurut Andrew dan Boyle (2002) pemenuhan kebutuhan spiritual memerlukan hubungan interpersonal, oleh karena itu perawat sebagai satusatunya petugas kesehatan yang berinteraksi dengan pasien selama 24 jam maka perawat adalah orang yang tepat untuk memenuhi kebutuhan spiritual  pasien. Kebutuhan spiritual klien sering ditemui oleh perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi pelayanan atau asuahn keperawatan. Hal ini perawat menjadi contoh peran spiritual bagi klienya. Perawat harus mempunyai



pegangan



tentang



keyakianan



spiritual



yang



memenuhi



kebutuhanya untuk mendapatkan arti dan tujuan hidup, mencintai, dan  berhubungan serta pengampunan (Hamid, 2000). Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti yang dapat digambarkan sebagai berikut (Hidayat, 2008): a)  Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan  perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan keadaan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.  b)  Peran Sebagai Advokat Klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasian yang meliputi hak atas



 peleyanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. c)   Peran Edukator Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah mendapatkan pendidikan kesehatan. d)   Peran Koordinator Peran ini dilaksakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga  pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien. e)   Peran Kolaborator Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalaui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan



berupaya



mengidentifikasi



pelayanan



keperawatan



yang



diperlukan termasuk diskusi, atau bertukar pendapat dalam bentuk  pelayanan selanjutnya.



f) 



Peran



Konsultan Peran perawat sebagai konsultan adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. g)  Peran Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan  perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.



G.   Asuhan kebutuhan dasar Spiritual



A.   PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data subyektif dan obyektif. Spiritual sangat bersifat subyektif, ini berarti spiritual berbeda untuk individu yang berbeda pula (Mcsherry dan ross, 2002) Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali adalah; 1)  Alifiasi nilai a. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak  b. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama 2)  Keyakinan agama dan spiritual a. Praktik kesehatan: diet, mencari dan menerima ritual atau upacara agama  b. Strategi koping  Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi: a. Tujuan dan arti hidup  b. Tujuan dan arti kematian c. Kesehatan dan arti pemeliharaan d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain



B.   DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.  Distress spiritual 2.  Koping inefektif 3.  Ansietas



C.   PERENCANAAN 1.Distress spiritual b.d anxietas Definisi: gangguan pada prinsip hidup yang meliputi semua aspek dari seseorang yang menggabungkan aspek psikososial dan biologis  NOC: a.



Menunjukkan harapan



 b.



Menunjukkan kkan kesejahteraan spiritual: a)  Berarti adlam hidup  b)  Pandangan tentang spiritual c)   Ketentraman, kasih sayang dan ampunan d)   Berdoa atau beribadah e)   Berinteraksi dengan pembimbing ibadah f)   Keterkaitan denganorang lain, untuk berbagi pikiran, perasaan dan kenyataan



c.



Klien tenang



 NIC : 1.  Kaji adanya indikasi ketaatan dalam beragama 2. Tentukan konsep ketuhanan klien 3.  Kaji sumber-sumber harapan dan kekuatan pasisien 4.  Dengarkan pandangan pasien tentang hubungan spiritiual dan kesehatan 5. Berikan prifasi dan waktu bagi pasien untuk mengamati praktik keagamaan 6. Kolaborasi dengan pastoral



2.Koping inefektif b.d krisis situasi Definisi: ketidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadat stressor,  pilihan



respon



untuk



bertindak



secara



tidak



ketidakmampuan menggunakan sumber yang tersedia  NOC:



adekuat



dan



atau



1.   Koping efektif 2.   Kemampuan untuk memilih antara 2 alternatif 3.   Pengendalian impuls : kemampuan mengendalikan diri dari prilaku kompulsif 4.   Pemrosesan



informasi



:



kemampuan



untuk



mendapatkan



dan



menggunakan informasi  NIC: 1)  Identifikasi pandangan klien terhadap kondisi dan kesesuaiannya 2)  Bantu klien mengidentifikasi kekuatan personal 3)   Peningkatan koping: a.  nilai kesesuaian pasien terhadap perubahan gambaran diri  b. nilai dampak situasi kehidupan terhadap peran c.   evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan d.  Anjurkan klien menggunakan tehnik relakssi e.   Berikan pelatihan ketrampilan sosial yang sesuai 4)   Libatkan sumber  –  sumber yang ada untuk mendukung pemberian  pelayanan kesehatan



D.  INTERVENSI Intervensi Dalam Kesehatan Spiritual: Tehnik dalam kesehatan spiritual adalah dengan tehnik meditasi Tehnik Meditasi: Tujuan: klien dapat mengungkapkan perasaan relaksasi dan trandensi diri setelah meditasi Strategi pengajaran: 1.Berikan informasi singkat mengenai pengajaran / cara meditasi 2.Bantu klien mengidentifikasi ruangan dalam rumah yang tenang dan mempunyai gangguan minimal



3.Jelaskan bahwa musik yang tenang dan bunyi yang mendesing dapat mengganggu meditasi 4.Ajarkan langkah-langkah meditasi, duduk dalam posisi yang nyaman dengan punggung lurus; bernafas perlahan; dan fokus pada suara, doa atau gambar 5.Anjurkan pasien untuk melakukan meditasi selama 10-20 menit dua kali sehari 6.Jawab pertanyaan klien dan perkuat informasi selama diperlukan



E.  PELAKSANAAN Dilaksanakan sesuai dengan NIC yang telah ditentukan F. EVALUASI Evaluasi dengan melihat NOC yang telah ditentukan secaara umum tujuan tercapai apabila klien ( Achir Yani, 1999): 1.  Mampu beristirahat dengan tenang 2.   Menyatakan penerimaan keputusan moral 3.   Mengekspresikan rasa damai 4.   Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka 5.   Menunjukkan sikap efektif tanpa rasa marah, rasa berslah dan ansietas 6.  Menunjukkan prilaku lebih positif 7.  Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya



BAB III PENUTUP



1.   Kesimpulan Para ahli keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu dan universal bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia. Gabungan antara meditasi dengan diet terapi maka efek pada penyakit itu sendiri akan lebih cepat sembuh dan hati pun menjadi lebih tenang.



2.   Saran Kebutuhan spiritual sangatlah penting untuk dipelajari sekaligus di aplikasikan pada masyarakat. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga  penyusunan makalah berikutnya lebih sempurna.



DAFTAR PUSTAKA



Dochterman, J. M and Bulecheck, G. M., 2004,  Nursing Interventions Clasification (NIC), Mosby: St. Louis, Missouri Doenges, M. E., Moorhouse. M. F., Geisler. A. C.,  Rencana Asuhan Keperawatan, EGC: Jakarta Hamid, A, Y., 1999,  Buku ajar Aspek Spiritual dalam Keperawatan,  Widya medika: Jakarta  Nurjanah, I, 2010,  Intan’s Screening Diagnoses Assesment (ISDA),  Mocomedia: Yogyakarta  Nurjanah, I, 2004,  Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa, Mocomedia: Yogyakarta  NANDA, 2007,  Nursing Diagnoses: Definitions and Clasification  2007-2008, Philadelphia  NANDA, 2010,  Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi 2009-2010, EGC: Jakarta Potter, P. A., Perry, A. G., 1999, Fundamental Keperawatan, Salemba medika: Jakarta Sue Moorhead., Johnson, M., Mass. M., 2004,  Nursing Outcomes Clasification (NOC), Mosby: St. Louis, Missouri Taylor, Lilis, Lemone, Lyn, 2011,  Fundamental of Nursing The art and Sience of  Nursing Care, lippincott