Pedoman Pelayanan Geriatri [PDF]

  • Author / Uploaded
  • zalu
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN PELAYANAN GERIATRI RS BUNDA Jalan Raya Kandangan 23- 24, Benowo, Surabaya



KATA PENGANTAR



Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Rahmat dan HidayahNya setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya Buku Pedoman Pelayanan Geriatri di RS Bunda dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Sangat disadari bahwa Buku Pedoman Pelayanan Geriatri di RS Bunda ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian dengan sangat keterbatasan panduan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman pada semua staff yang terlihat dalam pelaksanaan program ini. Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan Buku Pedoman Pelayanan Geriatri di RS Bunda ini sangat diharapkan. Pada kesempatan ini disampaikan rasa terimakasih atas perhatian dan membangun pemikiran semua staff rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan Buku Pedoman Pelayanan Geriatri di RS Bunda ini dan semoga dapat bermanfaat.



Penyusun



Dokumen RS Bunda



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...



i



DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….



ii



BAB I



PENDAHULUAN……………………………………………………………..



1



A. Latar Belakang…………………………………………………………...



1



B. Tujuan………..…………………………………………………………...



1



C. Kebijakan…………….…………………………………………………..



2



D. Definisi………...………………………………………………………....



2



E. Ruang Lingkup…………………………………………………………...



2



F. Pelayanan Kesehatan Geriatri……………………………………………



3



STANDART KETENAGAKERJAAN………………………………………..



4



A. Kualifikasi Sumber Daya Manuasia Tim Terpadu Geriatri……………...



4



B. Distribusi Ketenagaan Tim Terpadu Geriatri…………………………….



4



C. Pengaturan Jaga…………………………………………………………..



5



STANDAR FASILITAS………………………………………………............



6



A. Denah poli Geriatri...…...…………………………………………...........



6



B. Standar Fasilitas…...……………………………………………………..



6



BAB IV



TATA LAKSANA PELAYANAN……..……………………………………..



8



BAB V



LOGISTIK………………………………………….…………………………. 10



BAB II



BAB III



A. Alur permintaan ATK, Bahan Rumah Tangga dan Alkes……………….. 10 B. Perencanaan……………….……………………………………………...



10



C. Permintaan…………….………………………………………………….



10



D. Penyimpanan……………………………………………………………..



11



BAB VI



KESELAMATAN PASIEN…………………………………………………...



12



BAB VII



KESELAMATAN KERJA……………………………………………………. 14



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU……………………………………………………



15



BAB IX



16



PENUTUP…………………………………………………………………….



Dokumen RS Bunda



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia menempatkan para lanjut usia (lansia) pada posisi yang dihormati bukan saja karena nilai-nilai budaya yang hidup dan berkembang di masyarakat tetapi juga karena lansia tergolong dalam kelompok yang rentan. Data menunjukkan jumlah lansia di Indonesia baik itu di pedesaan maupun di perkotaan terus meningkat. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2014, umur Harapan Hidup (UHH) di Indonesia untuk wanita adalah 73 tahun dan untuk pria adalah 69 tahun. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memproyeksikan umur harapan hidup di Indonesia pada tahun 2025 dapat mencapai 73,6 tahun. Upaya



peningkatan



kesejahteraan



pada



lanjut



usia



diarahkan



untuk



memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit yang berkualitas, merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara terpadu melalui pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim terpadu geriatri. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Terselenggaranya pelayanan lanjut usia/ geriatri secara terpadu dan nyaman di RS Bunda Suarabaya 2. Tujuan Khusus Terselenggaranya pelayanan lanjut usia rawat jalan



Dokumen RS Bunda



1



C. Kebijakan Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 79 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit D. Definisi 1. Proses menua (aging) adalah prose salami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia 2. Gerontologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, cultural, ekonomi dan lain-lain.(Depkes.RI, 1992:6) 3. Geriatri adalah cabang Ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitating serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia. E. Ruang Lingkup Pelayanan 1) Bedasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan geriatri dibagi menjadi: a) Tingkat Sederhana Jenis pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (Home Care) b) Tingkat Lengkap Jenis pelayanan geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap akut, dan kujungan rumah (Home Care) c) Tingkat Sempurna Jenis pelayanan geriatri tingkat sempurna paling sempurna terdiri dari rawat jalan, rawat inap akut, kunjungan rumah (Home Care), klinik asuhan siang d) Tingkat Paripurna Jenis pelayanan geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, klinik asuhan siang, rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap psikogeriatri, kunjungan rumah Home Care) dan Housepice



Dokumen RS Bunda



2



Tingkatan sebagaimana yang dimaksud tersebut ditetapkan berdasarkan: 1) Jenis Pelayanan 2) Sarana dan Prasarana 3) Peralatan 4) Ketenagaan F. Pelayanan Kesehatan Geriatri A. Alur pelayanan pedaftaran geriatri di Rumah Sakit B. Pelayanan rawat jalan/geriatric C. Ruang penunjang medic



Dokumen RS Bunda



3



BAB II STANDAR KETENAGAAN Ketenagaan dalam pelayanan geriatri di RS Bunda Surabaya terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerjasama sebagai tim terpadu geriatri A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tim Terpadu Geriatri 1) Tim terpadu geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap sebagai anggota 2) Tim terpadu geriatri dibentuk oleh Kepala Rumah Sakit 3) Ketua Tim Terpadu geriati terdiri atas: a) Dokter Umum yang menjabat sebagai Dokter IGD di RS Bunda Surabaya. b) Koordinator pelayanan dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan pada pelayanan geriatri tingkat sederhana Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas: 1) Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2) Dokter Spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien geriatri 3) Dokter 4) Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan Gerontik 5) Apoteker 6) Tenaga Gizi 7) Fisioterapis 8) Okupasi Terapis B. Distribusi Ketenagaan Tim Terpadu Geriatri Dalam upaya mempersiapkan tenaga yang handal dan professional perlu dilakukan kegiatan menyediakan dan mempertahankan Sumber Daya Manuasia yang tepat.



Dokumen RS Bunda



4



Pola ketenagaan Riil saat ini dirumah sakit Bunda Surabaya Nama Jabatan



Pendidikan



Sertifikasi



Jumlah tenaga



Ketua Tim Terpadu



Dokter spesialis



Belum pelatihan



pelayanan geriatri



penyakit dalam



geriatric



Dokter spesialis lainnya



Dokter spesialis



Belum pelatihan



sesuai dengan jenis



1



1



geriatric dasar



penyakit pasien geriatri Dokter



Dokter umum



Belum pelatihan



1



geriatric dasar Perawat



Apoteker



D-3 / S-1



Belum pelatihan



keperawatan



geriatric dasar



S-1 Farmasi



Belum pelatihan



1



1



geriatric dasar Tenaga gizi



S-1 ahli gizi



Belum pelatihan



1



geriatric dasar



C. Pengaturan Jaga Tim Geriatri terdiri dari tim multidisipliner yang bekerja secara multidispliner interdisiplin untuk menangi masalah kesehatan usia lanjut. Tim ini minimal terdiri atas dokter geriatric atau interbis / dokter umum yang dilatih, perawat yang telah mendapatkan pelatihan geriatric, nutrisionis dan farmasi. Untuk pegaturan tim geriatric dibuat bergantian sesuai jadwal jaga masing masing.



Dokumen RS Bunda



5



BAB III STANDAR FASILITAS A. DENAH RUANG



Ruang Tunggu Pasien Nurse Station



B. STANDAR FASILITAS Ruang pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas: 1) Ruang pendaftran/Administrasi Ruang pendaftaran/administrasi sebagaimana dimaksud dapat bergabung dengan ruang pendaftaran/administrasi lain dan ruang rekam medik di Rumah Sakit. Ruang pendaftaran administrasi ini harus cukup luas untuk penempatan meja tulis, lemari arsip untuk penyimpanan dokumen medik pasien, dan letaknya dekat dengan ruang tunggu sehingga mudah dilihat oleh pasien yang baru datang 2) Ruang tunggu Ruang tunggu harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk pasien dari luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat tidur



Dokumen RS Bunda



6



3) Ruang periksa Ruang ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri dari: a) Ruang periksa perawat geriatri, dan sosial medik untuk melakukan namnesis; b) Ruang periksa dokter atau Tim Geriatri; c) Toilet dan kamar mandi d) Ruang diskusi Tim Geriatri atau pertemuan dengan keluarga pasien(Family Meeting) 4) Ruang Tim Terpadu Geriatri Terdiri dari: a) Ruang Ketua Tim b) Ruang Anggota c) Satu ruang pertemuan untuk Tim d) Ruang istirahat karyawan dan pantry



Dokumen RS Bunda



7



BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan dilakukan skrining apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan kedokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitifdemensia, jatuh-osteoporosis dan inkotinensia) akan dilakukan asesmen geriatri. Perencanaan tatalaksanan pasien geriatric disesuaikan dengan jenis pelayanan yang ada di rumah sakit. Perencanaan yang dibuat adalah perencanaan pelayanan di tingkat sederhana Alur pelayanan di rumah sakit dengan pelayanan geriatric tingkat sederhana : Pasien lanjut usia



Rawat jalan (Poli) -Asesmen dan konsultasi -Kuratif -Intervensi psikososial -Rehabilitasi



pengkajian Geriatri dipoli/IGD



Masalah Geriatri -Kondisi medis umum -Status fungsional -Psikiatri : status mental, fungsi kognitif -Sosial dan lingkungan



Rencana tatalaksana komprehensif oleh tim terpadu poli geriatri



Sistem rujukan



Kriteria : -Lebih dari 1 penyakit -Polifarmasi -Penyakit degeneratif, kronik



Rujukan internal



Rujukan eksternal



Ruang rawat inap biasa



Antar fasilitas kesehatan



-Atau kondisi gawat darurat



Rumah sakit dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat dirawat di ruang biasa.



Dokumen RS Bunda



8



Tatalaksana/alur pasien geriatri yang melakukan pemeriksaan rawat jalan di RS Bunda Surabaya adalah sebagai berikut : 1. Semua pasien yang akan melakukan pemeriksaan di RS Bunda Surabaya akan dilakukan skrining oleh security sebelum melakukan pendaftaran. 2. Setelah dilakukan skrining, pasien diarahkan ke FO/pendaftaran. Bila dari hasil skrining pasien terindikasi sebagai pasien geriatric/lansia diatas 60 tahun maka proses pendaftaran pasien tersebut diprioritaskan. 3. Dari FO/pendaftaran pasien akan diarahkan ke poli tujuan beserta rekam medis pasien tersebut. 4. Di poli rawat jalan pasien dilakukan asesmen geritari (ada pada lampiran) kemudian pasien diarahkan ke poli yang dituju. 5. Bila dari poli tujuan pasien mendapatkan resep, maka pada form resep pasien tersebut diberi tanda “G” di pojok kanan atas. Yang kemudian resep tersebut di serahkan ke unit farmasi oleh perawat poli. 6. Setelah resep diserahkan ke unit farmasi, maka petugas farmasi segera memproses resep tersebut yang kemudian akan diserahkan kepada pasien di poli rawat jalan. 7. Pasien geriatric/lansia tetap menunggu di ruang tunggu poli rawat jalan hingga obat diberikan kepada pasien oleh petugas farmasi.



Dokumen RS Bunda



9



BAB V LOGISTIK Kebutuhan logistic tim geriatric mencakup dua instalasi yaitu instalasi rawat jalan geriatric dan rawat inap. Keperluan logistic tim geriatric meliputi ATK, kebutuhan rumah tangga, alat kesehatan seperti handscoon, masker, sabun cuci tangan. Kebutuhan rumah tangga dan alat kesehatan dipenuhi melalui bagian pengadaaan logistic. Sedangkan bahan medis dipenuhi oleh gudang farmasi. A. Alur permintaan ATK, Bahan Rumah Tangga dan Alkes Pemenuhan kebutuhan rumah tangga, ATK dan Alkes pelayanan geriatric bekerjasama dengan kepala unit rawat jalan dan kepala unit rawat inap. Permintaan barang dilakukan melalui form permintaan barang. Bagian logistic selanjutnya melihat persediaan barang di gudang. Jika barang telah tersedia maka dapat diambil di gudang penyimpanan barang sesuai dengan jenis dan jumlah permintaan. B. Perencanaan 1. Tingkat Persediaan Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaannya yaitu jumlah persediaan minimum di tambah jumlah safety stock. Tingkat persediaaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari gudang atau ruag penyimpanan. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan bahan yang dibutuhkan. 2. Perkiraan Jumlah Kebutuhan Perkiraan kebutuhan alat kesehatan (handscon,masker, dll ) dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian dalam periode 1 minggu. Perkiraan kebutuhan ATK dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian dalam periode 1 minggu. C. Permintaan 1. Permintaan barang (bahan medis) dilakukan sesuai kebutuhan 2. Permintaan bahan medis dan ATK menggunakan daftar/form permintaan bahan yang mencakup macam dan jumlah barang



Dokumen RS Bunda



10



D. Penyimpanan 1. Perputaran pemakaian bahan Perputaran pemakaian bahan menggunakan system FIFO yaitu barang yang terlebih dahulu masuk penyimpanan harus digunakan terlebih dahulu 2. Tempat penyimpanan Ditempatkan di almari yang tertutp dan diberi nama sesuai dengan barangnya



Dokumen RS Bunda



11



BAB VI KESELAMATAN PASIEN Keselamatan pasienn (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi Assasment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungna dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko A. Tujuan Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah: 1) Tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3) Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit 4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan B. Sasaran Keselamatan Pasien Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistim dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Adapun 6 sasaran keselamatan pasien, yaitu : 1. Ketepatan identitas Setiap pasien yang menerima pelayanan dan pengobatan wajib dilakukan identifikasi. Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakan dua identitas pasien yaitu nama dan tanggal lahir atau umur sehingga pasien mendapatkan pelayanan dan pengobatan secara tepat. 2. Peningkatan komunikasi yang efektif Setiap petugas yang terlibat dengan pemberian pelayanan dan pengobatan pada pasien harus menjalankan dan melakukan transfer informasi sebagai bentuk komunikasi antar para pemberi layanan guna memenuhi kebutuhan informasi internal maupun eksternal 3. Peningkatan keamanan penyimpanan dan pemakaina obat (hight alert) Rumah sakit memiliki daftar obat yang diwaspadai yaitu obat yang kemungkinan menyebabkan kesalahan dan atau obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan, termasuk obat obatan yang tampak mirip / ucapan mirip (nama obat,rupa obat, dan ucapan mirip atau NORUM)



Dokumen RS Bunda



12



4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi Untuk keselamatan pasien, yaitu ketepatan lokasi operasi maka dilakukan penandaan lokasi operasi yang dilaksanakan secara konsisten di semua unit pelayanan di Rumah Sakit. Dilakukan dokter bedah atau dokter operator



yang akan



mengerjakan operasi dengan keterlibatan pasien atau keluarga pasien. 5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Untuk pengurangan secara berkelanjutan resiko infeksi, maka hand hygiene harus dilakukan semua personil yang di lingkungan Rumah Sakit. 6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Untuk mengurangi resiko pasien dari cedera karena jatuh, maka harus dilakukan assessment pasien pada awal pasien dirawat dan dilakukan pengulangan bila ada perubahan kondisi atau pengobatan mengikuti pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan.



Dokumen RS Bunda



13



BAB VII KESELAMATAN KERJA Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik dan bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat tersebut. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat menerapkan sistim keselamatan kerja diantaranya : 1. Tersedianya APD yang memenuhi standart serta dapat menggunakannya dengan benar. 2. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas 3. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien 4. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan



Dokumen RS Bunda



14



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya Pemantauan dan evaluasi pelayanan geriatric dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan keberhasilan progam pelayanan kesehatan bagi pasien geriatric. Pemantauan dan evaluasi harus ditindaklanjuti untuk menentukan factor factor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Pemantauan dan evaluasi mutu dilaukan dalam bentuk kegiatan pencatatan, diantaranya sebagai berikut : 1. Lama rawat Lama rawat pasien geriatric di ruang rawat inap akut tergantung dari kemampuan TTG serta dukungan sarana dan prasarana. Makin terampil dan lengkap, lama rawat akan semakin singkat. Rata rata lama rawat pasien geriatric yang masuk karena mengalamai geriatric giant dan dirawat inap dengan menerapkan pengkajian paripurna pasien geriatric adalah 12 bad 2. Status fungsional Status fungsional pasien diukur sejak pasien masuk rumah sakit sampai sampai saat pemulangan. Diukur rata rata kenaikan skor status fungsional pasien geriatric dengan menggunakan instrument ADL Barthel 3. Kualitas Hidup Penilaian kualitas hidup harus menggunakan instrument yang mampu menilai kualitas hidup terkait kesehatan. Salah satu instrument yang sering, digunakan adalah EQ5D yang mengukur lima dimensi atau aspek yang mempengaruhi kesehatan. 4. Rawat inap ulang Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang kerumah dari rumah sakit. Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pascarawat menggambarkan adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum optimal dilaksanakan dirumah sakit. 5. Kepuasan pasien Kepuasan pasien diukur saat pasien pulang dengan instrumen yang secara sahih dapat mengukur kepuasan pasien.



Dokumen RS Bunda



15



BAB IX PENUTUP Pedoman pelayanan geriatri ini diharapkan menjadi pandun penyelenggaraan pelayanan lanjut usia atau geritaric secara terpadu dan nyaman di RS Bunda Surabaya. Pelaksanaan pelayanan geriatri di rumah sakit ini harus di sesuaikan dengan SDM yang tersedia, peralatan, sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, selainitu perlu adanya kerjasama tim terpadu geriatri yang secara bersama-sama menangani pasien geriatri sesuai dengan bdang ilmunya masing-masing, sehingga terwujud pelayanan geriatri yang terpadu



Dokumen RS Bunda



16