Pedoman Poli Gigi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT



PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LOMBOK TIMUR Jl. HOS Cokroaminoto No. 31 Desa Labuhan Haji Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur i



Email : [email protected] Kode Pos 83616 KATA PENGANTAR



Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya, telah selesai ditetapkan Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur. Dengan Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur, diharapkan sebagai acuan untuk melaksanakan upaya kesehatan Gigi dan Mulut sehingga tercapai pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut yang optimal. Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai ditetapkannya pedoman ini.



Drg.Rizky Amrullah



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................iii BAB I



PENDAHULUAN................................................................................1 A. Latar Belakang...............................................................................1 B. Tujuan Pedoman............................................................................2 C. Sasaran Pedoman.........................................................................2 D. Ruang Lingkup Pelayanan.............................................................3 E. Batasan Operasional......................................................................3



BAB II



STANDAR KETENAGAAN................................................................4 A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.................................................4 B. Distribusi Ketenagaan....................................................................4 C. Jadwal Kegiatan.............................................................................4



BAB III



STANDAR FASILITAS........................................................................6 A. Denah Ruang.................................................................................6 B. Standar Fasilitas.............................................................................6



BAB IV



TATALAKSANA PELAYANAN............................................................9 A. Lingkup Kegiatan............................................................................9 B. Metode............................................................................................10 C. Langkah Kegiatan...........................................................................11



BAB V



PROGRAM KERJA............................................................................34



BAB VI



LOGISTIK................................................................................................35



BAB VII



KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN..........................................36



BAB VIII KESELAMATAN KERJA.........................................................................37 BAB IX



PENGENDALIAN MUTU.....................................................................39



BAB X



PENUTUP............................................................................................40



DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................41



iii



iv



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil riset kesehatan menunjukkan bahwa indeks DMF-T sebagai indikator status kesehatan Gigi dan Mulut, merupakan penjumlahan dari indeks kerusakan Gigi dan Mulut/Decay, pencabutan Gigi dan Mulut/Missing dan penambalan Gigi dan Mulut/Filling, secara Nasional sebesar 4,85. Hal ini berarti rata-rata kerusakan Gigi dan Mulut pada penduduk Indonesia 5 buah Gigi dan Mulut perorang. Komponen yang terbesar adalah Gigi dan Mulut dicabut sebesar 3,86 dan dapat dikatakan rata-rata penduduk Indonesia mempunyai 4 Gigi dan Mulut yang sudah dicabut atau indikasi pencabutan. (Riskesdas, 2007) Prevalensi penduduk dengan masalah Gigi dan Mulut dalam 12 bulan terakhir menurut provinsi adalah 23,4%, dan terdapat 1,6% penduduk yang telah kehilangan seluruh Gigi dan Mulut aslinya. Dari penduduk yang mempunyai masalah Gigi dan Mulut terdapat 29,6% yang menerima perawatan pengobatan dari tenaga kesehatan Gigi dan Mulut. Hasil studi morbiditas SKRT-SURKESNAS 2001 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit Gigi dan Mulut dan mulut menduduki urutan pertama (60% penduduk). Pada kelompok usia muda dan lansia masih banyak yang tidak menyikat Gigi dan Mulut (71,3% pada usia 1-4 tahun, 62,2% pada usia di atas 75 tahun). Motivasi berobat Gigi dan Mulut masih rendah, diantara penduduk yang mengeluh sakit Gigi dan Mulut, hanya 13% yang berobat jalan. Sebagian besar penduduk yang mengeluh sakit Gigi dan Mulut (87%) tidak berobat dan 69,3% mengobati sendiri. Keadaan ini menunjukkan masih rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat ke sarana pelayanan yang tepat. Index DMF-T mencapai rata-rata 5,26 ini berarti jumlah kerusakan Gigi dan Mulut rata-rata perorang adalah lebih dari 5 Gigi dan Mulut. Performance Treatment Index atau motivasi untuk menumpatkan Gigi dan Mulut yang karies pada umur 12 – 18 tahun sangat rendah sekitar 4 – 5% sedangkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan dan atau pencabutan pada usia ini sebesar 72,4% - 82,5 %. Sedangkan penyakit periodontal merupakan penyakit Gigi dan Mulut dan mulut ke dua terbanyak diderita masyarakat ± 70%, dan sebesar  4-5% penduduk menderita penyakit periodontal lanjut yang dapat menyebabkan Gigi dan Mulut goyang dan lepas, saat ini paling banyak di temukan pada usia muda. Salah satu faktor etiologinya adalah karang Gigi dan Mulut dijumpai pada



46,2%



1



penduduk dan prevalensinya pada penduduk desa lebih tinggi dari pada di kota, desa 48,9% dan di kota 42.5%. WHO pada tahun 2003 telah membuat acuan Global Goals for oral Health 2020, dimana targetnya



adalah meminimalkan dampak dari



penyakit mulut dan



kraniofacial dengan menekankan pada upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut dengan diagnosa dini, pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik.Penyakit Gigi dan Mulut dan mulut dapat menjadi faktor risiko penyakit lain, sebagai fokal infeksi misalnya tonsilitis, faringitis, otitis media, bakteremia, toksemia, bayi timbangan rendah (BBLR), diabetes melitus, dan bahkan penyakit jantung. Di samping itu penyakit HIV/AIDS, penyakit-penyakit sistemik lain juga dapat bermanivestasi di dalam mulut. Salah satu strategi utama Departemen Kesehatan dalam mencapai misinya membuat rakyat sehat adalah meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas harus dilaksanakan oleh semua jajaran pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta Dengan pelayanan yang berkualitas dampak terhadap perbaikan derajat kesehatan masyarakat akan lebih dirasakan, masyarakat akan lebih berminat untuk memanfaatkan sarana yang ada sehingga sekaligus dapat meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur telah mengalami revisi, dimana upaya pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut tidak lagi menjadi pelayanan utama tetapi merupakan pelayanan pengembangan. Oleh karena itu pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut perlu ditata kembali dan ditingkatkan upaya pelayananya sehingga diperoleh suatu pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut yang berkualitas. B. Tujuan Pedoman 2  Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur yang aman, bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat dipertanggung jawabkan.  Tersedianya standar penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur.  Tersedianya standar untuk melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur. C. Sasaran Pedoman Pedoman ini disusun untuk digunakan bagi para pihak terkait yaitu Tenaga Pelaksana di RSUD Lombok Timur. 2



D. Ruang Lingkup Pelayanan Pedoman ini meliputi:  Prosedur Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur  Pembinaan Administrasi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur  Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di RSUD Lombok Timur E. Batasan Operasional  RSUD Lombok Timur adalah unit organisasi fungsional yang bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan pasien dan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja sebagai pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab / Kota.  Pedoman pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.  Pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut adalah segala upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, pencegahan dan pengobatan penyakit gigi dan mulut serta pemulihan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan atas dasar hubungan antara dokter gigi dan atau tenaga kesehatan gigi lainnya dengan individu / masyarakat yang membutuhkannya.  Pelayanan kesehatan gigi dan mulut perorangan adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bersifat pribadi dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan



gigi dan mulut perorangan, tanpa



mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan penyakit.  Pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang bersifat umum dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut tanpa mengabaikan penyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan gigi dan mulut.  Penilaian diri ( Self Assesment ) adalah penilaian sendiri oleh penanggung jawab sarana kesehatan mengenai kinerja pelayanan kesehatan gigi dan mulut.  Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di sarana kesehatan.  Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya yang sah secara hukum, atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.



3



BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tenaga pelaksana yang digunakan untuk pelayanan medik dasar adalah tenaga yang memiliki surat izin praktek /surat izin kerja Dokter dan Tenaga Paramedis. B. Distribusi Ketenagaan Pengaturan dan penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh penanggung jawab poli. Direktur



Kepala Unit Rawat Jalan



Kepala Unit Rawat Jalan Drg. Rizky Amrullah



Anggota Hasnawati Fatmi.S.Tr,.Kepgi



Anggota Siti Meilindayanti,.A,Md.KG



C. Jadwal Kegiatan, Jadwal Tenaga medis Rawat Jalan di Poli gigi RSUD Lombok Timur sesuai dengan jam buka unit rawat jalan RSUD Lombok Timur. Kompetensi  Dokter Gigi 



Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek







Mampu



mengidentifikasi,



merencanakan,



memecahkan



masalah



dan



mengevaluasi program kesehatan gigi dan mulut 



Mampu melaksanakan pelayanan pencegahan penyakit gigi dan mulut







Mampu melaksanakan pelayanan medik gigi dan mulut dasar sesuai kompetensi dan kewenangannya



 Perawat 



Mempunyai Surat Izin Perawat dan Surat Izin Kerja







Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan gigi dan mulut







Mampu melaksanakan asistensi dokter



gigi sesuai kompetensi dan



kewenangannya 4



5



Uraian Tugas  Dokter Gigi 



Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan penuh tanggung jawab.







Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar prosedur operasional, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan klinik.







Membuatkan rekam medik gigi dan mulut yang baik dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan.







Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut sesuai standar profesi dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.







Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut



 Perawat Gigi 



Melaksanakan pelayanan keperawatan gigi dan mulut sesuai standar prosedur operasional, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan klinik







Membuatkan catatan-catatan yang perlu dalam rekam medik gigi dan mulut secara baik dan lengkap serta dapat dipertanggung jawabkan.







Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut



BAB III STANDAR FASILITAS 5



Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di klinik A. Denah Ruang Poli Gigi



Meja asisten



Pintu Etalas e kaca Dental unit lemari



wast afel



pintu



B.



Meja dokter



Standar Fasilitas.  Ukuran Ruangan 4 x 6 m untuk satu dental unit  Setiap ruangan mempunyai ventilasi, penerangan / pencahayaan yang cukup  Tersedia air mengalir, listrik (termasuk penyediaan genset), pengolahan limbah dan sanitasi yang baik  Dapat diakses oleh pasien berkebutuhan khusus (cacat, lansia dll)  Peralatan & Bahan untuk kegiatan dalam ruangan ( Klinik Gigi dan Mulut)  Peralatan Non Medis 1. Kursi dan Meja 3. Lap/Handuk



5. Tempat sampah



7. Ac



2. Bak cuci



6. Printer dan laptop



8. trolli



4. Lemari peralatan



Tabel : Peralatan dan Bahan Medik (minimal) Klinik Gigi dan Mulut No 1. 2. 3.



Nama Alat



Jumlah Sesuai kebutuhan 1 box ( isi 100 lembar) 1 box (isi 100 buah)



Jas praktik Masker Sarung tangan



6



8



4. 5. 6.



Dental unit lengkap (high speed + low speed) Kompresor / tabung oksigen Alat diagnostik dasar (kaca mulut, pinset



1 buah 1 buah Setengah dari jumlah



dental, sonde half moon, sonde lurus,



rata-rata pasien/hari



8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.



excavator) Contra angle + straigt hand piece Peralatan dan Bahan Tumpatan Gigi: Plastis filling Stoper semen Burniser berbagai ukuran StoperAmalgam & Pembawa Amalgam Spatula semen Bur intan (bulat, inverted & fissure) Pita seluloid Kertas artikulasi (Articulating paper) Pelindung Jari ( Finger Stool) Kaca pengaduk (Glass slab) Pita matriks dan pemegangnya (Matrix band +



19.



retainer) Peralatan perawatan saraf gigi (reamer, jarum



7.



1 buah (masing-masing) 3 buah 3 buah 3 buah Masing-masing 3 buah 3 buah 1 set 1 set 1 buah Sesuai kebutuhan 2 buah 1 buah 1 set



ekstirpasi, file, pengisi saluran akar/lentulo



20.



needle, spreader Bahan tumpatan dan tumpatan sementara Semen Fosfat, Ca (OH)2, Glass Ionomer



Masing-masing 1 set



Cement, Komposit Resin, Amalgam, Miracle mix, Lutting cement, Cavit /ZnOEugenol,



21.



22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.



bahan pengisi saluran akar Perangkat Alat Skeling (Scaling set) Scaler berbagai type (kuret, hoe, sickle, chisel, wing shape) Peralatan Cabut Gigi & Bedah minor Tang cabut gigi dewasa Tang cabut gigi anak Bein lurus Bein bengkok Cryer Scalpel Rasparatorium Hecting set Klem Arteri Peralatan Periodontal Periodontal probe Peralatan Prostetik Sendok Cetak RA + RB berbagai ukuran Bahan cetak & gipsum Tang klammer (universal) Tang potong Umum Tempat kapas Cotton roll, cotton pellet Alkohol 70 % Povidon Iodine 10%



Masing2 1 set



1 set 1 set 2 buah 2 set 1 set 2 buah 1 buah 2 set 2 buah 1 buah Masing-masing 1 set 1 set 1 buah 1 buah 1 buah Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuan Sesuai kebutuhan 7



40. 41. 42. 43. 44.



NaOCl Chlor ethyl Lidokaine HCl inj. infil 1% Alat Bantu Pendidikan (DHE) Sterilistor standar



Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan 1 set 1 set



BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN Digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan batasan kewenangan dan kompetensi melaksanakan upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD Lombok Timur. A. Lingkup Kegiatan Jenis pelayanan kesehatan gigi dan mulut di klinik ditujukan kepada keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya dan dapat dilaksanakan di klinik/ruang poli gigi  Pelayanan kedaruratan gigi dan mulut  Upaya menghilangkan rasa sakit  Penanganan trauma sebelum pasien dirujuk  Pelayanan Pencegahan  Pelayanan yang ditujukan kepada pasien : menjelaskan tentang kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan  Pelayanan yang ditujukan kepada perorangan : pemeriksaan gigi dan mulut, konseling kepada perorangan mengenai hygiene mulut; pembersihan karang gigi dan aplikasi fissure sealant  Pelayanan medik gigi dan mulut dasar  Ekstraksi tanpa komplikasi 8



 Restorasi tumpatan  Perawatan Saraf Gigi Konvensional  Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut  Menghilangkan traumatik oklusi  Odontektomi M3 klas 1A  Konsultasi  Scalling  Obat pasca ekstraksi  premedikasi



9



 Alur pelayanan BAGAN ALUR PELAYANAN POLI GIGI



PASIEN DATANG



SCREENING IDENTITAS



TIDAK RUJUK RSUD



ANAMNESA/PEMERIKSAAN EXTRA ORAL+INTRA ORAL



TIDAK



PENETAPAN RENCANA DIAGNOSA DAN RENCANA PERAWATAN



BISA DITANGANI YA



RUJUK UNIT TERKAIT



APOTEK



YA



ADA PENYAKIT SISTEMIK



YA



PEMBERIAN RESEP



TIDAK



PERAWATAN /TINDAKAN



INSTRUKSI POST TINDAKAN



TIDAK



PASIEN PULANG



B.



Metode Kegiatan pokok dan rincian kegiatan, langkah-langkah kegiatan dilaksanakan sehingga tercapainya tujuan program. Karna itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan. Cara melaksanakan kegiatan/ metode dilaksanakan berdasarkan kriteria atau diagnosa dari penyakit. Adapun metode pelayanannya adalah sebagai berikut: 1. Persiapan pelayanan 10



Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas Poli Gigi mempersiapkan Pelayanan 2) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan kesiapan ruangan 3) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan kebersihan alat dan ruangan 4) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan kompresor menyambung ke stop kontak 5) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan dental unit siap 6) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan air pada water tank siap 7) Petugas Poli Gigi menyiapkan gelas kumur 8) Petugas Poli Gigi menyiapkan alat diagnostik set 9) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan instrument pencabutan siap 10) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan instrument penempatan siap 11) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan instrumen scaling siap 12) Petugas Poli Gigi menyiapkan kelengkapan obat dan BHP 13) Petugas Poli Gigi menyiapkan tempat sampah medis 14) Petugas Poli Gigi menyiapkan tempat sampah non medis 15) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan handpiece siap 16) Petugas Poli Gigi menyiapkan kelengkapan administrasi 17) Petugas Poli Gigi mengontrol dan memastikan kerapian 2. Pelayanan di poli gigi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas poli gigi menerima rekam medik pasien dari loket pendaftaran 2) Petugas memanggil pasien sesuai urutan 3) Petugas mencocokan identitas pasien dengan rekam medik, apabila tidak cocok, petugas mengkonfirmasikan ke loket pendaftaran 4) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 5) Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan utama pasien, penyakit penyerta 6) Petugas mempersiapkan alat diagnostik 7) Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan keluhan pasien 8) Petugas menegakan diagnosa berdasarkan hasil anamnesa



dan



pemeriksaan 9) Petugas membuat rujukan interen ke laboratorium, apabila dibutuhkan pemeriksaan penunjang 10) Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah untuk pasien berusia diatas 40 tahun 11) Petugas merujuk pasien ke poli umum apabila ditemukan pasien dengan riwayat hipertensi 12) Petugas menulis resep sesuai hasil diagnosa, apabila hasil diagnosa tidak memerlukan tindakan 13) Petugas mempersilahkan pasien untuk mengambil obat di apotik



11



14) Petugas membuat rujukan eksternal dan menyerahkan ke pasien, apabila hasil diagnosa pasien perlu di rujuk 15) Petugas menjelaskan maksud dan tujuan tindakan apabila hasil diagnosa pasien memerlukan tindakan 16) Petugas mengisi blanko inform concent dan mempersilahkan pasien/ 17) 18) 19) 20)



keluarga untuk menandatangani Petugas mempersiapkan alat dan bahan sesuai jenis tindakan Petugas memakai APD Petugas melakukan tindakan Petugas memberi nota tagihan dan mempersilahkan pasien membayar di



21) 22) 23) 24) 25) 26) 27)



kasir Petugas menerima bukti pembayaran dari pasien Petugas menulis resep Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik Petugas membereskan alat dan bahan yang dipakai Petugas merendam alat pada larutan chlorin Petugas mencuci alat dengan air bersih Petugas mencatat hasil anamnesa, pemeriksaan, diagnosa, tindakan dan



terapi pada rekam medik pasien 28) Petugas mencatat identitas pasien, diagnosa dan tindakan pada buku register rawat jalan 29) Petugas memeriksaan kelengkapan pengisian rekam medik 30) Petugas mengembalikan rekam medik ke loket pendaftaran 3. Mencuci tangan Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: )1 Petugas membasahi kedua tangan dibawah air mengalir )2 Petugas menuangkan sabun cair ke telapak tangan (2-4ml), atau bila menggunakan sabun batang petugas menggosokkan pada telapak tangan secukupnya )3 Petugas menggosok kedua telapak tangan dengan gerakan memutar sebanyak 10 kali )4 Petugas menggosok Punggung tangan dengan telapak tangan yang lain sambil meratakan sabun )5 Petugas membersihkan kuku dan jari-jari tangan mulai dari kelingking sampai ibu jari dengan arah memutar masing-masing sebanyak 10 kali, kemudian kearah telapak tangan, punggung tangan dan melingkari pergelangan tangan, ulangi prosedur untuk tangan yang lain )6 Petugas membersihkan atau mencuci tangan mulai dari pergelangan tangan, punggung dan telapak tangan sampai jari-jari tangan )7 Petugas mengeringkan tangan dengan lap/ alat pengering. 4. Anastesi blok Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu. 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavoator 12



7) 8) 9) 10) 11)



Petugas memeriksa pasien Petugas mengukur tekanan darah pasien Petugas merujuk pasien ke poli umum apabila tekanan darah diatas normal Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Petugas mempersiapkan sarana pelindung diri, yaitu masker dan sarung



12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19)



tangan Petugas mengenakan alat pelindung diri Petugas mengambil jarum suntik dan membukanya Petugas mengambil obat anastesi Petugas membuka ampul obat anastesi Petugas menyedot obat anastesi Petugas mengulas Muccobucal fold dengan povidone iodine 2% Petugas menjajarkan bidang oklusal rahang bawah dengan lantai Petugas meletakkan telunjuk pada permukaan oklusal gigi molar supaya



menyentuh sudut oklusal 20) Petugas melakukan palpasi



untuk



menemukan



trigonum



retromolar,



kemudian kuku menyandar pada linea oblique interna 21) Petugas menusukkan jarum dekat ujung jari, tabung suntik terletak antara P1 dan P2 pada sisi yang berlawanan 22) Petugas menarik jarum sedikit, bila sudah menyentuh tulang, sejajarkan tabung dengan bidang oklusal sisi yang dianastesi 23) Petugas mengaspirasi dan mengeluarkan anestetikum 0.5 cc 24) Petugas mengembalikan tabung suntik keposisi semula, antara gigi C dan P1 25) Petugas mengarahkan kebidang oklusal mencapai foramen mandibula sampai menyentuh tulang 26) Petugas mengaspirasi lalu mengeluarkan anestetikum 1 cc 27) Petugas melakukan anestesi infiltrasi sebanyak 0,5 cc 28) Petugas mengeluarkan jarum 5. Anastesi infiltrasi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai15nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde, pinset dan Eksavator 7) Petugas memeriksa pasien 8) Petugas mengukur tekanan darah pasien, untuk pasien yang berusia diatas 9) 10) 11) 12) 13) 14)



40 tahun Petugas Mempersiapkan obat anastesi dan jarum suntik Petugas mencuci tangan Petugas mengenakan alat pelindung diri Petugas menyiapkan obat anastesi Petugas mengulas Muccobucal fold dengan desinfektan povidone iodine 2% Petugas memasukkan jarum dengan sudut 45° pada Muccobucal fold atau 1 – 1 ½ cm dari leher gigi bevel jarum menghadap tulang sampai menyentuh



tulang 15) Petugas menarik jarum 1 – 2 mm, kemudian mensejajarkan jarum, sampai menyentuh tulang dekat region periapikal gigi yang bersangkutan 16) Petugas menginsersikan jarum pada mukosa palatinal ± ⅓ dari jarak pinggiran gusi gigi yang akan dicabut untuk menganestesi daerah palatinal 13



17) 18) 19) 20) 21)



Petugas mengeluarkan anestetikum 0,5 cc perlahan-lahan Petugas mengeluarkan jarum Petugas menutup jarum Petugas memasukan jarum ke safety box Petugas mempersilahkan pasien menunggu beberapa saat.



6. Pencabutan gigi dengan topical Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas menulis data pasien pada buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair 4) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 5) Petugas mempersiapkan sarana perlindungan diri, yaitu masker dan sarung 6) 7) 8) 9) 10)



tangan Petugas melakukan anamnesa pada pasien Petugas mengukur tekanan darah pasien untuk pasien diatas 40 tahun Petugas mengenakan alat pelindung diri yaitu masker dan sarung tangan Petugas memeriksa pasien sesuai keluhan pasien Petugas menegakkan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan



pemeriksaan 11) Petugas mempersilahkan pasien/keluarga untuk menandatangani inform concent 12) Petugas menentukan posisi kerja yang tepat 13) Petugas melakukan desinfeksi sekitar gigi yang akan dicabut dan area yang akan dianestesi dengan Povidone iodine 2% 14) Petugas mengambil gulungan kapas yang telah diberi anestetik umtopical berupa semprotan chlor ethyl 15) Petugas menempelkan gulungan kapas pada gusi di lokasi gigi yang akan dicabut 16) Petugas mengambil tang sesuai dengan gigi yang akan dicabut 17) Petugas melakukan aplikasi tang, yaitu menempatkan paruh tang dengan baik 18) Petugas melakukan adaptasi tang yang dilanjutkan dengan tekanan cengkeram 19) Petugas melakukan gerak anluksasi sambil ditarik ke arah bukal/labial dan lingual/palatine lsampai gigi keluar dari soketnya 20) Petugas melakukan penekanan alveolus dilakukan dengan menggunakan tampon di atas alveolus dan digigit oleh pasien 21) Petugas memberikan instruksi setelah pencabutan: a. Kapas digigit kuat-kuat selama setengah jam atau sampai darah berhenti 17 keluar. Berilah kompres dingin pada pipi, kalau perlu diulang beberapa kali (lamanya cukup sepuluh menit) b. Jangan sering meludah c. Jangan makan di sisi yang baru dicabut. Hindarilah makanan dan minuman hangat atau panas, hindari juga makanan dan minuman yang mengandung alcohol 14



d. Jangan berkumur-kumur selama ± 1(satu) hari, walaupun menggunakan obat kumur. Setelah satu hari, bila luka sudah tidak berdarah lagi berkumurlah dengan obat kumur atau air garam atau air sirih, hal ini bertujuan untuk mempercepat penyembuhan luka, dan lakukan secara



22) 23) 24) 25) 26) 27)



teratur 2-3 kali sehari sampai luka betul-betul sembuh e. Bekas luka jangan dipegang-pegang atau dikorek-korek f. Hindarkanlah gerakan menghisap atau menyedot (termasuk merokok) g. Jangan melakukan aktivitas berlebihan selama ± 1 (satu) hari h. Minum obat yang diberikan oleh dokter gigi sesuai aturan i. Bila perdarahan atau rasa sakit berlanjut, segera kembali ke dokter gigi Petugas memberikan resep berupa antibiotic, analgetik Petugas mempersilahkan pasien mengambil obat di apotik Petugas memberikan nota tagihan tindakan Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas mencuci alat bekas pakai Petugas mencatat hasil anamnesa, diagnose dan tindakan ke dalam RM dan buku register



7. Pencabutan dengan anastesi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavoator 7) Petugas memeriksa pasien 8) Petugas menegakan diagnose



berdasarkan



hasil



anamnesa



dan



pemeriksaan 9) Petugas mempersilahkan pasien menandatangani inform concent 10) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 11) Petugas mengenakan alat pelindung diri 12) Petugas mengambil obat anastesi 13) Petugas mengulas Muccobucal fold dengan desinfektan povidoneiodin 2% 14) Petugas melakukan anestesi dengan tehnik anestesi yang sesuai 15) Petugas melakukan sondasi di sekeliling cervix 16) Petugas memisahkan gigi dari gusi dengan bein 17) Petugas mengambil tang sesuai dengan gigi yang akan dicabut 18) Petugas melakukan aplikasi tang, yaitu menempatkan paruh tang dengan baik 19) Petugas melakukan adaptasi tang yang dilanjutkan dengan tekanan cengkeram 20) Petugas melakukan gerak anluksasi sambil ditarik ke arah bukal/labial dan lingual/palatinal sampai gigi keluar dari soketnya 21) Petugas memeriksa alveolus untuk mengetahui ada tidaknya jaringan patologis, fraktur, atau debris. Bila diperlukan, petugas memberi obat untuk menghentikan perdarahan atau melakukan jahitan. Dalam mengaplikasikan bahan hemostatik, petugas harus memperhatikan agar bahan tetap steril. Petugas melakukan kompresi alveolus dengan tekanan jari 15



22) Petugas melakukan penekanan alveolus menggunakan kapas dengan Povidoniodin 2% di atas alveolus dan digigit oleh pasien 23) Petugas memberikan instruksi setelah pencabutan, Yaitu :  Kapas digigit kuat-kuat selama 0.5 jam atau sampai darah berhenti keluar  Berilah kompres dingin pada pipi, kalau perlu diulang beberapa kali (lamanya cukup 10 menit)  Jangan sering meludah  Jangan makan di sisi yang baru dicabut  Hindari makanan dan minuman hangat atau panas, hindari juga makanan dan minuman yang mengandung alcohol  Jangan berkumur kumur selama + 1 (satu) hari, walaupun menggunakan



24) 25) 26) 27) 28)



obat kumur  Bekas luka jangan dipegang-pegang atau dikorek-korek  Hindari gerakan menghisap atau menyedot (termasuk merokok)  Jangan melakukan aktivitas berlebihan selama +1 hari  Minum obat yang diberikan dokter gigi sesuai aturan  Bila perdarahan atau rasa sakit berlanjut, segera kembali ke dokter gigi Petugas menulis dan menyerahkan resep ke pasien Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasi Petugas mencuci alat bekas pakai Petugas mencatat hasil pengobatan dan tindakan ke RM dan buku register



8. Dry socket Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas mencuci tangan 7) Petugas mengenakan APD 8) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavator 9) Petugas memeriksa pasien 10) Petugas menjelaskan ke pasien tujuan inform concent 11) Petugas menulis inform concent 12) Petugas mempersilahkan pasien/keluarga menandatangani inform concent 13) Petugas melakukan irigasi tulang alveolar yang terbuka dengan larutan saline hangat 14) Petugas melakukan palpasi dengan hati-hati menggunakan kapas untuk menentukan sensitivitas



20



15) Petugas melakukan anestesi lokal (bila pasien merasa kesakitan pada waktu



palpasi) 16) Petugas melakukan kureta seringan untuk mengeluarkan bekuan darah dan 17) 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25)



jaringan granulasi Petugas menyiapkan tampon apabila terjadi perdarahan Petugas menyuruh pasien menggigit tampon selama ½ jam Petugas menulis resep obat berupa antibiotic, analgetik dan anti inflamasi Petugas menyerahkan resep kepada pasien Petugas menginstruksikan pasien untuk control ke esokan harinya Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas mencatat hasil tindakan dan pengobatan ke RM dan register Petugas mencuci alat yang dipakai 16



9. Karies gigi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas mencuci tangan 7) Petugas mengenakan APD 8) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan eksavator. 9) Petugas melakukan pemeriksaan pada permukaan gigi yang berlubang (tessondase,tessensivitas dengan chloretyl) 10) Petugas membersihkan kavitas gigi yang berlubang 11) Petugas membersihkan permukaan kavitas, apabila hasil pemeriksaan karies email tanpak avitas, kemudian diobservasi 12) Petugas melakukan preparasi kavitas dengan diamond bor, bila ada karies dentin 13) Petugas melakukan pengecekan pada daerah kavitas yang dipreparasi 21 dengan sonde untuk mengetahui retensi dari kavitas 14) Petugas membersihkan kavitas yang sudah dipreparasi dengan dentin Kondisioner atau liquid Glass Ionomer yang diencerkan dengan aquadest 15) Petugas menyiapkan bahan tambalan Glass Ionomer 16) Petugas mengaduk liquid dan powder sampai konsisten 17) Petugas mengaplikasikan bahan tambal Glass Ionomer Komposit resin pada 18) 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25)



kavitas Petugas mengoreksi oklusi pasien Petugas melakukan DHE untuk menghindari faktor resiko Petugas memberi resep analgetik, apabila ada gejala rasa sakit atau ngilu Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas mencuci alat yang sudah dipakai Petugas mensterilkan alat yang sudah di cuci Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose, tindakan dan terapi ke RM dan buku register



10. Penambalan gigi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas menulis data pasien pada buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair 4) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 5) Petugas mencuci tangan 6) Petugas mempersiapkan sarana perlindungan diri, yaitu masker dan sarung 7) 8) 9) 10) 11)



tangan Petugas melakukan anamnesa pada pasien Petugas mengenakan alat pelindung diri yaitu masker dan sarung tangan Petugas memeriksa pasien Petugas menegakan diagnosa Petugas mengisolasi gigi dengan cotton roll agar daerah kerja dalam mulut 22 harus tetap kering 17



12) Petugas menentukan kedalaman kavitas, dengan mereparasi permukaan oklusal menggunakan bor diamond pada tempat karies sampai kira-kira kedalaman 1,5 mm 13) Petugas melakukan preparasi outline, convenience form, resistensi form, dan retensi form 14) Petugas menghilangkan seluruh jaringan karies dengan bor maupun 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21) 22)



eksavator Petugas menghaluskan tepikavitas Petugas membersihkan kavitas dengan aqua destilata Petugas mengeringkan kavitas Petugas menutup cavitas dengan cotton pellet steril Petugas mengaduk powder dan liquid glass ionomer Petugas mengeluarkan cotton pellet dari cavitas gigi Petugas mengaplikasikan bahan tambalan yang sudah diaduk ke cavitas gigi Petugas harus memasang matriks atau seluloid strip di interdental gigi, pada



23) 24) 25) 26) 27)



karies proksimal sebelum mengaplikasi bahan tambal Petugas membentuk kontur gigi mendekati kontur gigi asli Petugas membuang sisa tambalan dengan eksavator Petugas mengoreksi oklusi dengan menyuruh pasien menggigit Petugas membuang cotton roll setelah tambalan mongering Petugas menginstruksikan pasien untuk tidak makan di sisi yang ditambal



28) 29) 30) 31) 32)



selama 24 jam Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas membersihkan dan mencuci alat yang sudah dipakai Petugas mensterilkan alat yang sudah dicuci Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose, tindakan dan terapi ke RM dan buku register.



11. Penambalan sementara Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas menulis data pasien pada buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair 4) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 5) Petugas mencuci tangan 6) Petugas mempersiapkan sarana perlindungan diri, yaitu masker dan sarung 7) 8) 9) 10)



tangan Petugas melakukan anamnesa pada pasien Petugas mengenakan alat pelindung diri yaitu masker dan sarung tangan Petugas memeriksa pasien Petugas mengisolasi gigi dengan cotton roll daerah kerja dalam mulut harus tetap kering



11) Petugas menentukan kedalaman kavitas, dengan mereparasi permukaan



oklusal menggunakan bor diamond pada tempat karies sampai kira-kira kedalaman 1,5 mm 12) Petugas melakukan preparasi outline, convenience form, resistensi form, dan



retensi form 13) Petugas menghilangkan seluruh jaringan karies 14) Petugas membersihkan kavitas dengan aqua



destilata



kemudian



mengeringkan kavitas 15) Petugas menutup kavitas dengan cotton pellet steril 18



16) 17) 18) 19) 20) 21)



Petugas menyiapkan bahan tambalan sementara Petugas melepas cotton pellet steril dari kavitas Petugas menutup kavitas dengan bahan tambalan sementara Petugas merapikan kavitas yang sudah ditambal Petugas membuang cotton roll dari mulut pasien Petugas memberi instruksi pada pasien untuk tidak menggunakan gigi yang



22) 23) 24) 25) 26) 27) 28)



baru ditambal selama 1 jam Petugas memberi instruksi agar pasien control 1 minggu kemudian Petugas memberikan resep analgetik pada pasien apabila diperlukan Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir 24 Petugas mencuci alat yang baru digunakan Petugas melakukan sterilisasi alat yang dipakai Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa, tindakan dan terapi ke RM dan buku register



12. Penanganan abses periapikal Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde , eksavator 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14)



15) 16) 17) 18) 19)



dan pinset Petugas memakai alat pelindung diri Petugas memeriksa pasien, mengidentifikasi keluhan Petugas menegakan diagnose Petugas membuat informed consent Petugas menyerahkan informed consent kepasien untuk ditandatangani Petugas menyiapkan diamond borsteril Petugas membuka kamar pulpa untuk drainase Petugas memberikan resep  Antibiotik 1) Amoxicillin Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB (3x sehari) Dosis dewasa/ anak BB > 20 kg : 250-500 mg (3x sehari) 2) Erythromycin Dosis anak : 30-50 mg/kg BB (4x sehari ) Dosis dewasa : 500 mg (4 x sehari ) 3) Metronidazole Dosis dewasa : 250 mg (3x sehari)  Analgetik 25 1) Paracetamol Dosis anak 6-12 tahun : 3x 250 mg sehari Dosis dewasa : 3x 500 mg sehari 2) NatriumDiclofenac: 3x 50 mg sehari 3) Antalgin/ Asam mefenamat: 3x 500 mg  Anti inflamasi Dexamethasone 0,5 mg 2x sehari Petugas meminta kepada pasien untuk kembali control setelah 5 hari Petugas memberikan nota tagihan tindakan ke pasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas mencuci alat yang dipakai Petugas mensterilkan alat yang sudah di cuci



19



20) Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose, tindakan dan terapi ke RM dan buku register 13. Penanganan fraktur gigi Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)



Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut Petugas mencatat identitas pasien di buku register Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavator Petugas memeriksa pasien Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Petugas mempersiapkan sarana pelindung diri, yaitu masker dan sarung



tangan 10) Petugas mengenakan alat pelindung diri 11) Petugas memeriksa ke dalaman fraktur dengan alat diagnostic 12) Petugas mengasah daerah yang fraktur menggunakan bor diamond pada fraktur superficial (email) 13) Petugas merujuk pasien ke Rumah Sakit pada fraktur media, fraktur profunda 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)



dengan komplikasi dan pulpa terbuka 26 Petugas mengis iidentitas pasien, diagnose pada blanko rujukan Petugas menyerahkan surat rujukan ke pasien Petugas menulis resep berupa analgetik, pada kasus dengan keluhan sakit Petugas menyerahkan resep ke pasien Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan tindakan ke RM Petugas mencuci alat yang dipakai Petugas mensterilkan alat yang sudah di cuci.



14. Penanganan gangren pulpa Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavoator 7) Petugas mencuci tangan 8) Petugas mengenakan APD 9) Petugas membersihkan cavitas gigi, dengan semprotan air, dan dikeringkan dengan kapas 10) Petugas memeriksa cavitas gigi dengan sondase, perkusi, dan chloretyl 11) Petugas menentukan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan 12) Petugas memberikan resep bila di temukan gangren pulpa dengan radang periapikal  Antibiotik .1 Amoxicillin Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB (3x sehari) Dosis dewasa/ anak BB > 20 kg : 250-500 mg (3x sehari) .2 Erythromycin Dosis anak : 30-50 mg/kg BB (4x sehari ) Dosis dewasa : 500 mg (4 x sehari ) 3. Metronidazole 20



Dosis dewasa : 250 mg (3x sehari) 4. Ciprofloxacin: 500 mg ( 2x sehari)



 Analgetik .1 Paracetamol Dosis anak 6-12 tahun : 3x 250 mg sehari Dosis dewasa : 3x 500 mg sehari .2 NatriumDiclofenac: 3x 50 mg sehari 3. Antalgin/Asam mefenamat: 3x 500 mg  Anti inflamasi Dexamethasone 0,5 mg 2x sehari 13) Petugas merujuk pasien kerumah sakit apabila pada gangren pulpa yang masih memungkinkan untuk dilakukan restorasi 14) Petugas menyarankan dilakukan pencabutan, apabila pada gangren pulpa yang tidak memungkinkan untuk dilakukan restorasi 15) Petugas mengambil blanko informed consent 16) Petugas menjelaskan tujuan informed consent tentang tindakan yang akan dilakukan 17) Petugas mengisi blanko informed consent 18) Petugas menyerahkan informed consent ke pasien untuk dibaca dan ditandatangani 19) Petugas melakukan tindakan pencabutan. 15. Penanganan gingivitis Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien berupa mulut bau, gusi bengkak dan mudah berdarah, kadang2 gusi terasa gatal 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan 7) 8) 9) 10) 11)



Eksavoator Petugas mencuci tangan Petugas mengenakan APD Petugas memeriksa keadaan gusi pasien Petugas menetapkan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan Petugas melakukan pengobatan dengan menulis resep vitamin C, apabila



hasil diagnose adalah gingivitis 12) Petugas memberikan resep, apabila hasil diagnose adalah periodontitis  Antibiotik a. Amoxicillin Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB (3x sehari) Dosis dewasa/anak BB > 20 kg : 250-500 mg (3x sehari) b. Erythromycin Dosis anak : 30-50 mg/kg BB (4x sehari ) Dosis dewasa : 500 mg (4 x sehari ) c. Metronidazole Dosis dewasa : 250 mg (3x sehari) d. Ciprofloxacin: 500 mg ( 2x sehari)  Analgetik a. Paracetamol Dosis anak 6-12 tahun : 3x 250 mg sehari Dosis dewasa : 3x 500 mg sehari b. NatriumDiclofenac: 3x 50 mg sehari c. Antalgin/ Asam mefenamat : 3x 500 mg 21



Anti inflamasi Dexamethasone 0,5 mg 2x sehari 13) Petugas memberikan DHE mengenai teknik dan cara menggosok gigi, 



14) 15) 16) 17) 18) 19)



penggunaan dental floss, waktu menggosok gigi, pola makan Petugas menyarankan pasien untuk melakukan perawatan gigi secara teratur Petugas menyarankan pasien untuk control pada hari ketiga Petugas menyerahkan resep pada pasien Petugas membereskan alat dan mencuci alat 29 Petugas mensterilkan alat Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose dan tindakan dan terapi pada RM dan buku register



16. Penanganan pulpitis Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamenesa dengan menanyakan keluhan pasien nyeri spontan, nyeri berdenyut pada malam hari, sakit bila kemasukan makanan, bila kena rangsangan panas, dingin, asam, manis terasa sakit sekali, sakit 5) 6) 7) 8) 9)



menjalar ketelinga atau pelipis Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde dan Eksavator Petugas mencuci tangan Petugas mengenakan APD Petugas membersihkan cavitas gigi, dengan semprotan air, dan dikeringkan dengan kapas



10) Petugas memeriksa cavitas gigi dengan sondase, perkusi, dan chloretyl 11) Petugas menentukan diagnose berdasarkan hasil pemeriksaan 12) Petugas memberikan resep analgetik bila ditemukan cavitas pulpa terbuka



sondase +, chloretyl +. Perkusi -. 13) Petugas memberikan kapas yang sudah ditetesi eugenol pada cavitas gigi 14) Petugas memberikan resep jika ditemukan tanda peradangan jaringan



15) 16) 17) 18)



periapikal  Antibiotik a. Amoxicillin Dosis anak BB < 20 kg : 20-40 mg/kg BB (3x sehari) Dosis dewasa/ anak BB>20 kg : 250-500 mg (3x sehari) b. Metronidazole Dosis dewasa : 250 mg (3x sehari) c. Ciprofloxacin: 500 mg ( 2x 30 sehari)  Analgetik a. Paracetamol Dosis anak 6-12 tahun : 3x 250 mg sehari Dosis dewasa : 3x 500 mg sehari b. Antalgin/ Asam mefenamat : 3x 500 mg  Anti inflamasi Dexamethasone 0,5 mg 2x sehari Petugas menyarankan pasien untuk kembali control pada hari ke 3 Petugas membereskan alat Petugas mencuci alat dan mensterilkan alat Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose, tindakan dan terapi ke RM dan buku register 22



17. Penanganan stomatitis Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas menulis data pasien pada buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair 4) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 5) Petugas mencuci tangan 6) Petugas mengenakan alat pelindung diri yaitu masker dan sarung tangan 7) Petugas melakukan anamnesa pada pasien 8) Petugas memeriksa intra oral pasien sesuai keluhan 9) Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan 10) Petugas mengolesi luka (ulcer) dengan Cotton pellet yang telah diberi cairan antiseptic 11) Petugas memberi resep berupa analgetik, vitamin c ,obat-obatan topical dan obat kumur 12) Petugas mempersilahkan pasien untuk mengambil obat 13) Petugas membersihkan dan mencuci alat yang dipakai 14) Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose dan tindakan ke RM 18. Penatalaksanaan perdarahan Adapun langlah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas mencatat identitas pasien di buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien duduk di dental chair 4) Petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien 5) Petugas menanyakan riwayat sakit terdahulu 6) Petugas menyiapkan alat diagnostic berupa kaca mulut, sonde , eksavator dan pinset 7) Petugas memakai alat pelindung diri 8) Petugas memeriksa pasien, mengidentifikasi keluhan 9) Petugas segera melakukan tekanan, baik tekanan dengan tangan atau tekanan tidak langsung dengan kain kassa 10) Petugas menulis resep berupa antibiotic, analgetik, obat pembekuan darah. 11) Petugas memberi instruksi setelah pencabutan kepada pasien: a) Kapas digigit kuat-kuat selama setengah jam atau sampai darah berhenti keluar. b) Berilah kompres dingin pada pipi , kalau perlu diulang beberapa kali (lamanya cukup 10 menit) c) Jangan sering meludah d) Jangan makan di sisi yang baru dicabut. Hindari makanan dan minuman hangat



atau



panas,



hinderi



juga



makanan



dan



minuman



yang



mengandung alcohol e) Jangan berkumur-kumur selama +1(satu) hari, walaupun menggunakan obat kumur. Setelah satu hari, bila luka sudah tidak berdarah lagi berkumurlah dengan air garam atau air sirih. Ini adalah untuk mempercepat penyembuhan luka, dan lakukan secara teratur 2-3 kali sehari sampai luka betul-betul sembuh. Bekas luka jangan dipegangpegang atau dikorek-korek f) Hindarilah gerakan menghisap atau menyedot (termasuk merokok) g) Jangan melakukan aktivitas berlebihan selama + 1 (satu) hari 23



h) Minum obat yang diberikan dokter gigi sesuai aturan i) Bila perdarahan atau rasa sakit berlanjut, segera kembali kedokter gigiKontrol setelah 24 jam 12) Petugas meminta pasien untuk tetap mengikuti instruksi yang diberikan sebelumnya walaupun perdarahan sudah berhenti 13) Petugas menenangkan pasien bila perdarahan cukup banyak (lebih dari 450 ml) pada 24 jam pertama 14) Petugas memeriksa tekanan darah 15) Petugas segera merujuk pasien kerumah sakit terdekat jika pasien syok, tekanan darah turun atau sedang menuju syok 16) Petugas mencatat hasil pemeriksaan, diagnose therapy dan tindakan ke RM dan buku register 19. Scalling Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut 2) Petugas menulis data pasien pada buku register 3) Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk di dental chair 4) Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 5) Petugas melakukan anamnesa pada pasien 6) Petugas mencuci tangan 7) Petugas mengenakan alat pelindung diri yaitu masker dan sarung tangan 8) Petugas melakukan pemeriksaan sesuai keluhan pasien 9) Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan 10) Petugas menjelaskan isi infom concent 11) Petugas mempersilahkan pasien menandatangani inform concent 12) Petugas melakukan pengambilan plak dan kalkulus pada permukaan mahkota dengan scaller sampai bersih 13) Petugas mengambil plak atau kalkulus pada cervical gigi atau supragingival dengan ultrasonic scaller 14) Petugas membersihkan stain dengan ultra sonic scaller Petugas memberi resep antibiotic dan analgetik (bila diperlukan) 15) Petugas memberikan DHE kepada pasien untuk mencegah terjadinya 16) 17) 18) 19)



penumpukan calculus Petugas memberikan nota tagihan tindakan kepasien Petugas mempersilahkan pasien membayar di kasir Petugas mencuci alat bekas pakai Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnose, tindakan dan terapike RM dan buku register



20. Penyimpanan alat medis Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas mengecek apakah alat dalam keadaan steril 2) Petugas mempersiapkan bak instrument untuk tempat penyimpanan alat 3) Petugas merendam korentang dengan alcohol 4) Petugas mengambil alat yang sudah di sterilkan dari sterilisator 5) Petugas memasukan alat yang sudah disterilkan ke bak instrument 6) Petugas menutup bak instrument 7) Petugas menulis label tanggal sterilisasi dan menempelkan pada bak instrument 8) Petugas menyimpan bak istrumen kelemari penyimpanan 24



9) Petugas menutup lemari penyimpanan 10) Petugas merapikan ruangan. 21. Sterilisasi alat Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas memeriksa koneksi kabel, aman atau tidak 2) Petugas memastikan semua instrumen atau peralatan yang akan di sterilisasi telah dicuci bersih dan dikeringkan 3) Petugas memasukan instumen ke rak atas atau rak bawah sesuai karakteristik produk yang akan disterilkan, Harus ada celah yang cukup diantara instrumen sehingga hasil sterilisasi maksimal.Kapas,kasa dapat di sterilkan dengan meletakan secara rapi dan teratur, Instrumen kecil (diamond bor) diletakan pada wadah khusus sebelum di masukan ke alat sterilisasi 4) Petugas memastikan bahwa semua instrumen sudah tersusun rapi di dalam sterilisator 5) Petugas mengecek apakah pintu sterilisator sudah tertutup dengan sempurna 6) Petugas menekan tombol Steril terlebih dahulu untuk mengoperasikan ruang bagian bawah, proses akan terhenti secara otomatis apabila suhu sudah mencapai 150 derajat celcius. Tekan tombol Ozon untuk mengoperasikan ruang bagian atas.proses akan berhenti bila proses sterilisasi selesai 7) Petugas membiarkan proses pendinginan selama 20 menit 8) Petugas mengambil alat/bahan dengan korentang yang telah direndam dengan alkohol 70% sebelumnya 9) Petugas memasukkan instrumen ke dalam bak instrumen 10) Petugas menyimpan instrumen ke dalam almari alat. 22. Mengukur Tekanan darah Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas menyiapkan alat : stetoskop, tensi meter lengkap, buku catatan, dan alat tulis 2) Petugas mencuci tangan 3) Petugas memberi tahu kepada pasien bahwa tindakan segera dilakukan 4) Petugas meletakkan tensi meter disamping atas lengan yang akan dipasang manset pada titik paralak 5) Petugas meminta/membantu pasien untuk membuka/menggulung lengan baju sebatas bahu 6) Petugas memasang manset pada lengan bagian atas sekitar 3 cm diatas 7) 8) 9) 10) 11)



fossa cubiti dengan pipa karet di lengan atas Petugas memakai stetoskop pada telinga Petugas meraba arteri brakhialis dengan jari tengah dan telunjuk Petugas meletakkan stetoskop bagian bell diatas arteri brakhialis Petugas mengunci skrup balon karet Petugas membuka pengunci air raksa 25



12) Petugas memompa balon hingga terlihat air raksa didalam pipa naik (30mmhg) sampai denyut arteri tidak terdengar 13) Petugas membuka skrup balon dan menurunkan tekanan perlahan kira-kira 2 mmhg/detik 14) Petugas mendengar dengan teliti dan membaca skala air raksa sejajar dengan mata, pada skala berapa mulai terdengar bunyi denyut pertama sampai suara denyut terakhir terdengar lambat dan menghilang 15) Petugas mencatat denyut pertama sebagai tekanan sistolik dan denyut terakhir sebagai tekanan diastolik 16) Petugas menutup kembali pengunci air raksa 17) Petugas melepaskan stetoskop dari telinga 18) Petugas melepas manset dan digulung dengan rapi lalu dimasukkan dalam 19) 20) 21) 22)



kotak kemudian ditutup Petugas merapikan pasien dan mengatur kembali posisi seperti semula Petugas memberi tahu pasien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan Petugas merapikan alat-alat dan disimpan pada tempatnya Petugas mencuci tangan.



23. Rujukan Adapun langkah-langkah prosedurnya sebagai berikut: 1) Petugas menerima rekam medis dari petugas pendaftaran 2) Petugas memanggil pasien masuk ke ruang periksa 3) Petugas melakukan anamnesa 4) Petugas melakukan pemeriksaan fisik 5) Petugas mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien 6) Petugas memberikan informasi kepada pasien mengenai kondisi kesehatan yang dialami pasien 7) Petugas menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang dihadapi pasien tidak mampu ditangani di klinik 8) Petugas menjelaskan bahwa pasien harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi/ mampu mengatasi masalah pasien 9) Petugas melengkapi inform consent jika diperlukan 10) Petugas menyiapkan dan mengisi surat rujukan 11) Petugas mencatat di rekam medis pasien C.



Langkah-Langkah Kegiatan 1. Pasien mendaftar 2. Pasien menunggu di ruang tunggu poli gigi 3. Pasien diperiksa oleh dokter gigi 4. Pasien ke apotik/rujuk 5. Pasien pulang 26



Pencatatan Rekam Medik







Rekam Medik menjelaskan keterangan / informasi yang akurat dan lengkap tentang : o Identitas pasien o Tanggal & waktu o Hasil anamnesis : keluhan & riwayat penyakit o Hasil pemeriksaan fisik & penunjang medik o Diagnosis o Rencana penatalaksanaan o Pengobatan dan tindakan o Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien o Odontogram klinik o Persetujuan tindakan medik dental (untuk yang berisiko tinggi) o Rujukan bila diperlukan  Persetujuan tindakan medik Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya yang sah secara hukum, atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut, sekurang-kurangnya mencakup: o Diagnosis dan tata cara tindakan medik o Tujuan tindakan medik yang akan dilakukan o Alternatif tindakan lain dan risikonya o Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi o Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan Dokumen Terkait o Kartu Rekam medik Dalam rekamedik gigi data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum dalam blangko rekamedik adalah:  Identitas pasien: nomor file, tanggal pembuatan status, nama, jenis kelamin, tempat/tanggal lahir, umur, alamat lengkap, nomor telfon, pekerjaan.



27



 Keadaan umum pasien: tekanan darah, alergi obat, penyakit yang diderita.  Odontogram: pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dicatatkan pada kunjungan pertama, sehingga memberikan gambaran keadaan secara keseluruhan. Pada odontogram berisi data tanggal pemeriksaan dan gambar denah gigi. o Formulir Persetujuan Tindakan Medik Persetujuan tertulis diperlukan pada keadaan-keadaan sebagai berikut:  Bila tindakan terapeutik bersifat komleks atau menyangkut resiko/ efek samping yang bermakna bagi kedudukan kepegawaian, kehidupan pribadi dan social pasien.  Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi  Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian o Formulir rujukan o Standar Prosedur Operasional



28



BAB V PROGRAM KERJA UNIT NO KEGIATAN POKOK 1 Membuat pedoman pelayanan di poli gigi 2 Penilaian Kinerja Pelayanan Klinis



3



Sasaran Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko



RINCIAN KEGIATAN Membuat pedoman pelayanan di poli gigi yang didalamnya mencakup panduan praktek klinis dan program kerja unit Memilih dan menetapkan indicator mutu unit Melakukan penilaian terhadap indicator yang ditetapkan Melaporkan hasil capaian indicator kepada kepala unit rawat jalan Membuat identifikasi resiko pelayanan unit Melaksanakan pencatatan insiden keselamatan pasien Melaksanakan pelaporan insiden keselamatan pasien



29



BAB VI LOGISTIK Kebutuhan dana dan logistik untuk melaksanakan kegiatan pelayanan medik rawat jalan akan diadakan sesuai dengan jumlah kebutuhan dan disediakan oleh manajemen UPTD RSUD Lombok Timur 



Perencanaan



Pengadaan bahan medis poli gigi dan mulut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:  Tingkat persediaan, ada dan tidaknya stok bahan medis maupun non medis  Perkiraan jumlah kebutuhan Menghitung pemakaian bahan medis,non medis setiap bulannya  Permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO  Penyimpanan untuk Stok harian bahan medis non medis kebutuhan poli gigi dan mulut penyimpanan ada di lemari penyimpanan gigi  Penggunaan disesuaikan dengan kebutuhan



30



BAB VII KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN Keselamatan sasaran kegiatan/program diupayakan dengan cara Monitoring dan evaluasi. Monitoring adalah proses pengamatan yang berkesinambungan untuk melihat kesenjangan antara target dan pencapaian hasil upaya kesehatan gigi dan mulut dalam jangka waktu tertentu (satu bulan, dua bulan, tiga bulan, satu tahun) sehingga dapat segera mengambil tindakan perbaikan dengan cepat. Monitoring di RSUD Lombok Timur dilakukaan dengan cara pelaporan yaitu laporan bulanan. Laporan tersebut mempresentasikan cakupan pelayanan pada saat itu. Cakupan pelayanan : rata-rata kunjungan pasien rawat jalan gigi perhari. Evaluasi adalah proses untuk melihat efektifitas dan efisiensi serta dampak dari upaya kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Evaluasi dilaksankan untuk menilai keberhasilan dari tujuan yng telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan tujuan tersebut, pencapaian dapat dievaluasi sejalan dengan keberhasilan yang diperoleh berupa: o penurunan jumlah orang yang mengalami sakit gigi o pemanfaatan pola pelayanan, seperti peningkatan jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan regular dan pasien yang datang untuk menambal gigi berulang o Status kesehatan gigi dan mulut yaitu jumlah gigi yang rusak, di tambal o Kepuasan konsumen akan perawatan yang diperoleh o Kepuasan kerja dari penyedia layanan kesehatan o Sumber daya yang terbentuk



31



BAB VIII KESELAMATAN KERJA Rumah sakit sebagai tempat kerja mempunyai potensi bahaya beragam terhadap kesehatan, terdapat disemua tempat baik didalam maupun diluar gedung yang dapat timbul dari lingkungan tempat kerja, proses kerja, cara kerja, alat dan bahan kerja yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. Tujuan dari pengenalan potensi bahaya di klinik dan masalah yang ditimbulkannya adalah agar petugas klinik dapat melakukan pengendalian resiko dengan benar sehingga terhindar dari berbagai masalah yang ditimbulkan akibat pekerjaan. 



Identifikasi Potensi Bahaya di Poli Gigi Lokasi



Potensi bahaya



Jenis bahaya



Masalah kesehatan/kecelakaan



Poli gigi



Kecelakaan kerja



Benda tajam, alat medis



Biologi



Mikroorganisme,



kerja Tertusuk, tersayat,cidera



virus, Infeksi



baktery dll



hepatitis,



tbc,



cacar,influenza, HIV, ebola



Kima



Mercury,



amalgam, Gangguan



ssp,



ginjal,



Ergonomi



silikat,kloretil,clorin Posisi janggal



dermatitis Musculoskeletal disorder



Fisik



Getaran, bising



Renauld syndrome,pendengaran



Psikososial







Bekerja yang monoton



Stress kerja



Pengendalian resiko dengan upaya Preventif a. Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai sabun, APD, mengganti alat berbahaya, pengaturan shift kerja b. Vaksinasi hepatitis 32



c. Penatalaksanaan limbah poli rawat gigi klinik No 1.



Jenis Limbah Limbah benda



Asal Materi padat yang memiliki



tajam



sudut lancip ,dapat menyebabkan luka tusuk ataupun iris;contohnya ;jarum



Perlakuan  Tidak boleh recapping Langsung  Dikumpul dalam safety box atau kontener lain yang tidak bocor  Tidak boleh didaur ulang



suntik,kaca sedian,infus 2.



Limbah



set,vial obat Limbah yang diduga



infeksius



mengandung patogen dalam jumlah cukup untuk menyebabkan infeksi misalnya limbah kultur,stok agen infeksius dari laboratorium.limbah hasil operasi, limbah pasien dengan penyakit menular



 Ditampung dalam wadah yang kuat dan tidak bocor,tidak boleh dicampur dengan limbah lain  Penyimpanan di pkm tidak boleh lebih dari 48 jam sejak mulai dari penyimpanan  Penyimpanan di ruang khusus,tertutup,ada pencatatan jumlah timbulan limbah setiap hari, tidak mungkin binatang pengerta masuk,termasuk pembatasan orang masuk keruang tersebut.



d. Deteksi dini melalui medical check up; pemeriksaan pekerja sebelum masuk kerja, pindah, pemeriksaan berkala pada pekerja, pemeriksaan khusus pada petugas yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas labor, radiologi.



33



BAB IX PENGENDALIAN MUTU Mutu pelayanan medik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seorang pasien



sebaik-baiknya



melalui



pengetahuan



yang



konsisten



sesuai



dengan



pengetahuan terkini, sehingga probabilitas outcome yang diharapkan meningkat. Pelayanan individual yang dilandasi ilmu klinik sebagai kesehatan perorangan meliputi aspek pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier berupa rehabilitasi medik. Pengawasan dan pengendalian mutu dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi di RSUD Lombok Timur agar sesuai dengan standar yang di tetapkan. Maka RSUD Lombok Timur menetapkan standar indikator mutu klinis unit layanan poli gigi antara lain: 1. Waktu tunggu kurang dari 60 menit 2. Jam buka layanan sesuai jadwal



34



BAB X PENUTUP Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan klinik dalam melaksanakan pelayanan medik dasar poli gigi di RSUD Lombok Timur. Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan. Pedoman poli gigi dan mulut yang sudah di susun sebaiknya menjadi dasar setiap SDM dipoli gigi dan mulut khususnya, dan SDM RSUD Lombok Timur dalam menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. P



edoman pada akhirnya bertujuan untuk kepuasan pelanggan, baik internal



maupun eksternal. Seiring perjalanan, sesuai perkembangan dan tuntutan pedoman pelayanan akan direvisi apabila di perlukan. Pedoman pelayanan bersifat dinamis. Karena kebutuhan pelayanan pada umumnya selalu meningkat, maka pedoman perlu terus ditingkatkan sesuai kemajuan ilmu dan teknologi dan selalu berupaya mengkaji dan meningkatkan standar secara periodik. Di samping itu, keragaman tingkat kebutuhan masyarakat dan sarana - prasarana yang tersedia, maka pedoman pelayanan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Komunikasi yang efekif dan berkesinambungan dengan seluruh sektor terkait merupakan cara untuk mengidentifikasi masalah-masalah kecil yang apabila tidak diatasi dapat mengancam keberhasilan pelayanan. Monitoring berfungsi untuk mengurangi resiko kesalahan pengambilan kesimpulan dari hasil akhir evaluasi. Evaluasi dilaksankan untuk menilai keberhasilan dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan tujuan tersebut, pencapaian dapat dievaluasi sejalan dengan keberhasilan yang diperoleh.



35



DAFTAR PUSAKA Depkes RI, Biro Hukum, 2004 ; Buku Kumpulan Peraturan Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik. Depkes RI, Direktorat Pelayanan Medik Dan Gigi dan Mulut Dasar, 2002; Pelayanan Medik Dan Gigi dan Mulut Dasar Menyongsong Milenium III. Departemen Kesehatan RI. (2011).Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. Indonesia. Kementerian kesehatan RI. (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas .Jakarta. Indonesia Kementerian Kesehatan RI. (2009). Draft Standar Pelayanan Medis Kedokteran Gigi. Jakarta. Indonesia



36