Pedoman Posbindu PTM Fix [PDF]

  • Author / Uploaded
  • octie
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEDOMAN POSBINDU PTM



PUSKESMAS CANDI TAHUN 2022 1



2



LEMBAR PENGESAHAN



Yang bertandatangan di bawah ini: Nama



: dr. Siti Murtafiah



NIP



: 19771105 200501 2 011



Jabatan



: Kepala Puskesmas Candi



Mengesahkan Pedoman Posbindu PTM.



Sidoarjo, 01 Desember 2018 KEPALA PUSKESMAS CANDI



dr. Siti Murtafiah NIP.19771105 200501 2 011



3



KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Posbindu PTM Puskesmas Taman, dan dapat kami selesaikan sebagai dasar Posbindu PTM Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Taman. Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam Pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini. Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai ditetapkannya standar ini.



Penyusun



4



DAFTAR ISI



i LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………................ ii KATA PENGANTAR…………………….……………………………………................... iii DAFTAR ISI................................................................................................................ 1 BAB I PENDAHULUAN………….…………….……………………………................... A.



1 Latar Belakang.......................................................................................



B.



2 Tujuan Pedoman...................................................................................



C.



3 Sasaran..................................................................................................



D.



3 Ruang Lingkup.......................................................................................



4 BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................... A.



4 Kualifikasi SDM....................................................................................



B.



4 Distribusi Ketenagaan..........................................................................



C.



4 Jadwal Kegiatan...................................................................................



5 BAB III STANDAR FASILITAS.................................................................................. 6 BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN ................................................................... A.



6 Kegiatan Penanggulangan....................................................................



B.



7 Jenis Penyelenggaraan........................................................................



10 BAB V LOGISTIK...................................................................................................... 11 BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN..................................................... 12 BAB VII KESELAMATAN KERJA............................................................................. 13 BAB VIII KESELAMATAN MUTU.............................................................................. 14 BAB IX PENUTUP......................................................................................................



5



BAB I PENDAHULUAN A.



Latar Belakang Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di Negara yang sedang berkembang (WHO,2010).



Peningkatan



kematian



akibat



PTM



di



masa



mendatang



diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15 % (44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama pada negaranegara berkembang. Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari kasus Diabetes Melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian dini. Dalam kurun waktu tahun 1995-2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan,sebab pembiayaan kesehatan yang harus di tanggung Negara dan masyarakat. Penyandang PTM memerlukan biaya yang relative mahal, terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama (menahun) dan terjadi komplikasi. Data Pusat Pembiayaan Jaminan kesehatan kementrian Kesehatan RI pada tahun 2012 memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya pengobatan tertinggi dari seluruh penyakit menular. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat,kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Penngendalian faktor risiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM, bagi masyarakat sehat, yang mempunyai faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan tujuan bagi yang belum memiliki faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM, kemudian bagi yang mempunyai faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang sudah



6



menyandang PTM, untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas hidup. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat.Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, pemanntauan faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya.Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) TPM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik.Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.Sikap mawas diri ini ditujukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Berkaitan dengan hak tersebut diatas maka dalam penyelenggaraan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan Posbindu bagi para pemangku kepentingan serta petugas pelaksana lapangan. Masyarakat diperankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen pengubah sekaligus sebagai sumber daya dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM dan tindak lanjutnya B.



Tujuan Sebagai panduan pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM bagi pengelola program Posbindu PTM di Puskesmas Candi dan institusi serta organisasi lainnya dalam terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.



C.



Sasaran Sasaran dari pedoman ini adalah semua pemangku kepentingan terkait dalam hal ini adalah pengelola program Posbindu PTM di puskesmas Candi untuk bekerjasama dengan masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik dalam terlaksananya program Posbindu PTM



7



D.



Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini meliputi tujuan dan strategi kegiatan, konsep dasar program Posbindu PTM, pengorganisasian Posbindu PTM, pemantauan, penilaian dan pembinaan serta peran pemangku kepentingan.



E.



Batasan Operasional Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat hampir semua faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan puskesmas. Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM meliputi wawancara untuk perilaku merokok, kurang konsumsi sayur dan buah, kurang aktifitas fisik, konsumsi alkohol, kemudian pengukuran secara berkala tinggi badan dan berat badan, menghitung nilai indeks massa tubuh (IMT), mengukur lingkar perut, tekanan darah,dan pemeriksaan gula darah sewaktu , kolesterol total, trigliserida. Jika pada saat wawancara, pengukuran, pemeriksaan ditemukan faktor risiko PTM, maka dilakukan tindak lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu melalui penyuluhan individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Posbindu PTM dapat dikelompokkan menjadi dua bagian : 1.



Posbindu PTM dasar Meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrument atau formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga dan yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, IMT, pemeriksaan tekanan darah, serta konseling.



2.



Posbindu PTM utama Meliputi kegiatan Posbindu PTM dasar ditambah dengan pemeriksaan guladarah, kolesterol total,yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter,bidan,perawat



kesehatan/tenaga



ahli



teknologi



laboratorium



medik/lainnya). Posbindu PTM utama dilaksanakan bila memiliki sumber daya berupa peralatan, tenaga kesehatan dan tempat pemeriksaan. 8



BAB II STANDAR KETENAGAAN A.



Kualifikasi Sumber Daya Manusia Penyelenggaraan Posbindu PTM dilakukan oleh petugas pelaksana Posbindu PTM yang berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Pelaksana



Posbindu PTM dibina oleh Puskesmas penanggung jawab



wilayah tersebut dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Setempat. Petugas Pelaksana Posbindu PTM memiliki kriteria antara lain : mau dan mampu melakukan kegiatan Posbindu PTM minimal bisa membaca dan menulis, lebih diutamakan berpendidikan minimal SLTA atau sederajat. Semua Pegawai Puskesmas Wajib berpartisipasi dalam kegiatan Posbindu PTM.Penanggung



jawab



Posbindu



PTM



merupakan



koordinator



dalam



penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM. B.



Distribusi Ketenagaan Pengaturan dan penjadwalan Penanggung Jawab Posbindu PTM, dan Pegawai puskesmas termasuk kader kesehatan yang telah ada atau beberapa dari masing-masing kelompok yang bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM yang dikoordinir oleh penanggung jawab Posbindu PTM sesuai dengan kesepakatan.



C.



Jadwal Kegiatan Jadwal pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM disepakati dan disusun bersama dengan sektor terkait yang biasanya di laksanakan sebulan sekali.



9



BAB III STANDAR FASILITAS A.



Denah Ruang Koordinasi pelaksanaan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dilakukan oleh Penanggung Jawab Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM yang menempati aula balai desa masing-masing. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di Aula Puskesmas Candi yang terletak di sebelah Ruang Poli KIA.



B.



Standar Fasilitas 1.



Pedoman umum Pos Pembinaan terpadu PTM



: 1 buah



2.



Panduan pengukuran Faktor Risiko PTM



: 1 buah



3.



Panduan Penyakit Tidak Menular dan Faktor Risiko : 1 buah



4.



Petunjuk teknis Penyelenggaraan pos Pembinaan : 1 buah Terpadu Penyakit Tidak Menular



5.



Panduan Upaya Pengendalian Faktor Risiko PTM : 1 buah



6.



Panduan Penyakit Kanker



: 1 buah



7.



Panduan Penyelenggaraan Posbindu PTM



: 1 bua



8.



Tensimeter



: 1 buah



9.



Alat Pengukur Tinggi Badan



: 1 buah



10. Timbangan



: 1 buah



11. Pita Pengukur



: 1 buah



12. Alat pengukur gula darah



: 1 buah



10



BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A.



Lingkup Kegiatan 1.



Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM dengan melibatkan masyrakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan evaluasi. Masyarakat di perankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen perubahan, sekaligus sebagai sumber daya. Dalam pelaksanaan selanjutnya kegiatan Posbindu PTM menjadi upaya kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dimana kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan sumber daya, kemampuan dan kebutuhan masyarakat.



2.



Substansi Posbindu PTM mengacu kepada kegiatan, bukan terhadap tempat. Hal ini yang membedakan Posbindu PTM dengan UKBM lainnya. Kegiatan berupa deteksi dini, pemantauan faktor risiko PTM serta tindak lanjut dini faktor risiko PTM. Persiapan dalam penyelenggaraan Posbindu PTM didahului dengan identifikasi kelompok potensial yang ada di masyarakat, sosialisasi dan advokasi, pelatih petugas pelaksana Posbindu PTM atau fasilitas tekhnis, fasilitas logistik, pengaturan mekanisme kerja antara petugas pelaksana Posbindu PTM dengan pembinanya, serta sumber pembiayaan.



3.



Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara, pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut dini.Biaya penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM dapat berasala dari berbagai sumber. Pada awal pelaksanaan mendapat stimulasi atau subsidi dari pemerintah. Secara bertahap di harapkan masyrakat mampu membiayai penyelenggaraan kegiatan secara mandiri.Kegiatan posbindu PTM dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.



4.



Pemantauan dan penilaian keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM harus dilakukan dengan membandingkan indikator yang telah ditetapkan sejak awal dan dibandingkan dengan hasil pencapaiannya. Penilaian tingkat perkembangan Posbindu PTM berdasarkan penilaian terhadap tingkat perkembangan Posbindu yang dilakukan sebagai bahan dasar perencanaan dan pengembangan kegiatan. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai rujukan untuk melakukan kegiatan yang bekelanjutan.



11



B.



Metode Untuk



mencapai



keberhasilan



program



kegiatan



Posbindu



PTM



perlu



dikembangkan strategi pelaksanaan kegiatan, yaitu : 1.



Sosialisasi dan advokasi kepada pemerintah, pihak legislatif, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan.



2.



Pemberdayaan masyarakat



3.



Pendekatan integratif pada kelompok masyarakat khusus dan pada berbagai tatanan seperti sekolah, tempat kerja, lingkungan pemukiman.



4.



Peningkatan jejaring kerja PTM dengan melibatkan lintas program,lintas sektor dan pemangku kepentingan terkait baik di pusat maupun propinsi , dan kabupaten/kota dan puskesmas.



5.



Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi.



6.



Peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko PTM



7.



Faslitas ketersediaan sarana dan prasarana Dalam upaya mencapai tujuan Posbindu PTM diperlukan peran petugas



pelaksana Posbindu PTM yang berasal dari kader kesehatan yang telah ada atau beberapa dari masing-masing kelompok yang bersedia menyelenggarakan posbindu. Tujuan dilakukannya kegiatan ini agar pengembangan Posbindu PTM dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya di masyarakat sehingga dapat berjalan secara mandiri dan berkesinambungan. Langkah persiapan Posbindu PTM diawali dengan pengumpulan data dan informasi besaran masalah PTM yang ada. Informasi ini bisa didapat secara langsung dari masyarakat melalui berbagai metode sebagai berikut : 1.



Wawancara



2.



Pengamatan



3.



Fokus diskusi kelompok terarah



4.



Selain itu, informasi juga didapatkan dari data Rumah Sakit, Puskesmas, Profil kesehatan daerah, riskesdas, atau hasil survey lainnya.Informasi ini berupa besaran masalah penyakit tidak menular dan dampaknya terhadap pembiayaan kesehatan.



C.



Langkah Kegiatan 1.



Identifikasi kelompok potensial yang ada dimasyarakat. Langkah persiapan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat diawali dengan pengumpulan data dan informasi besaran masalah PTM yang ada, sarana dan prasarana pendukung dan sumber daya manusia yang tersedia 12



dalam



kelompok



tersebut.



Identifikasi



merupakan



kegiatan



mencari,



menemukan, mencatat data yang belum diketahui mengenai kelompokkelompok masyarakat potensial yang ada yang merupakan sasaran yang akan menjadi subyek atau obyek dalam pengembangan Posbindu PTM ini. Tujuan dilakukannya kegiatan ini agar pengembangan Posbindu PTM dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya di masyarakat dapat berjalan secara mandiri dan berkesinambungan. Kelompok masyarakat potensial antara lain : Kelompok masyarakat di tatanan desa seperti karang taruna, PKK/dasa wisma,pengajian, majelis taklim, kelompok kebaktian ,, organisasi profesi, swasta, klub olah raga, koperasi dan kelompok masyarakat di tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi dan lain-lain. 2.



Sosialisasidan Advokasi Sosialisasi dan advokasi dilakukan kepada kelompok masyarakat potensial terpilih tentang besarnya permasalahan PTM yang ada, dampaknya bagi masyarakat dan dunia usaha, strategi pencegahan dan pengendalian serta tujuan dan manfaat kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM melalui



Posbindu



PTM.Kegiatan



ini



dilakukan



untuk



meningkatkan



pengetahuan masyarakat agar diperoleh dukungan dan komitmen dalam menyelenggarakan Posbindu PTM. 3.



Pertemuan sosialisasi dan advokasi dapat dilakukan beberapa kali. Pada pertemuan sosialisasi dan advokasi tersebut akan teridentifikasi kelompok yang bersedia menyelenggarakan Posbindu PTM.Tindak lanjut dari advokasi adalah kesepakatan bersama berupa penyelenggaraan kegiatan Posbindu PTM yaitu: a.



Menetapkan klasifikasi Posbindu PTM sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan



b.



Menetapkan dan membagi peran dan fungsi petugas pelaksana dalam penyelnggaraan Posbindu PTM



c.



Menetapkan jadwal pelaksanaan Posbindu PTM



d.



Merencanakan besaran dan sumber pembiayaan



e.



Melengkapi sarana dan prasarana



f.



Menetapkan mekanisme kerja dengan petugas kesehatan pembinanya.



g.



Pelatihan Tenaga Pelaksana Posbindu PTM Kegiatan ini dapat diselenggerakan oleh masyarakat/kelompok/institusi



yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM dengan difasilitasi oleh puskesmas



maupun



Dinas



Kesehatan.



Tujuannya



adalah



memberikan



pengetahuan tentang PTM faktor resiko, dampak, dan upaya yang diperlukan dalam pencegahan dan pengendalian PTM, memberikan pengetahuan tentang 13



posbindu PTM, memberikan kemapuan dan keterampilan dalam memantau faktor risiko PTM dan memberikan keterampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjutnya. Peserta pelatihan adalah petugas pelaksana posbindu PTM, agar pelatihan berlangsung efektif, jumlah seluruh peserta maksimal 30 orang yang berarti puskesmas akan melatih 6 posbindu PTM yang masing-masing posbindu PTM terdiri dari 5 orang. Waktu pelatihan disesuaikan dengan kondisi setempat dengan modul yang telah dipersiapkan. 4.



Pengorganisasian dan Pembagian Peran Setelah petugas pelaksana posbindu PTM dilatih, mereka harus memahami semua peranan masing-masing.



5.



Pelaksanaan Posbindu PTM Pelaksanaan kegiatan posbindu PTM yang rutin dilaksanakn sebulan sekali disuatu tempat yang sudah disepakati dapat ditambahkan dengan melakukan kegiatan posbindu PTM secara bergerak dengan mendatangi tiap-tiap rumah dalam lingkup desa untuk meningkatkan cakupan peserta posbindu PTM di wilayah tersebut. Posbindu dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan, namun dalam



kondisi



tertentu



dapat



disesuaikan



dengan



kebutuhan



dan



kesepakatan bersama.Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini, pemantauan terhadap faktor risiko penyakit tidak menular dan tindak lanjut sederhana



seperti



konseling



serta



rujukan



ke



puskesmas.Dalam



pelaksanaannya ada 5 tahap :



6.



a.



Registrasi;



b.



Wawancara;



c.



Pengukuran;



d.



Pemeriksaan;



e.



Identifikasi faktor risiko PTM dan konseling;



Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Posbindu PTM Penilaian faktor risiko PTM dilakukan pada setiap indivisu untuk masingmasing faktor risiko PTM. Selanjutnya akan dianalisa dan dilakukan langkahlangkah atau intervensi yang harus dilakukan oleh individu tersebut sesuai dengan faktor risiko yang dimiliki. Tindak lanjut dan pembinaan yang dilakukan dapat berupa penyuluhan dan edukasi lebih mendalam terhadapa para peserta posbindu PTM .



14



BAB V LOGISTIK Kebutuhan dan dan logistik untuk pelaksanaan posbindu PTM di rencanakan dalam pertemuan sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode Posbindu PTM yang akan dilaksanakan. Dalam Penyelenggaraan Posbindu PTM agar dapat berlangsung secara berkelanjutan, diperlukan pembiayaan yang memadai. Pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, kelompok masyarakat/lembaga atau pihak lain yang peduli terhadap persoalan penyakit tidak menular. Puskesmas dapat memanfaatkan sumber pembiayaan yang potensial untuk mendukung dan memfasilitasi terselenggaranya posbindu PTM, melalui pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).



15



BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM Pelaksanaan posbindu PTM mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian dan evaluasi kegiatan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifkasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.



16



BAB VII KESELAMATAN KERJA Dalam persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan posbindu PTM perlu diperhatikan keselamatan kerja semua petugas penyelenggara posbindu PTM



dan



lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiata. Upaya pencegahan risiko terhadap kegiatan harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan



17



BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Untuk melihat sejauh mana keberhasilan posbindu PTM dalam melakukan pengelolaan faktor risiko bagi pesertanya, perlu dilakukan penilaian terhadap proporsi faktor risiko PTM pada posbindu PTM yang merupakan perhitungan persentase hasil pengukuran faktor risiko PTM dari semua peserta posbindu yang diperiksa. Proporsi faktor risiko dikelompokkan menjadi 2 yaitu: merah jika proporsi faktor risiko PTM tinggi dan hijau jika proporsi faktor risiko PTM rendah. Kondisi tersebut menjadi dasar bagi koordinator posbindu PTM untuk merencanakan pembinaan pada anggotanya secara optimal lagi.Kinerja pelaksanaan posbindu di monitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut : A.



Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM dengan ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal;



B.



Terlaksananya pemantauan faktor risiko PTM dengan kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan;



C.



Terlaksananya tindak lanjut dini faktor risiko PTM dengan ketepatan metode yang digunakan ;



D.



Terlaksanaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodic;



18



BAB IX PENUTUP Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan posbindu PTM dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan posbindu PTM tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.



19