13 0 3 MB
BAB II PEMBAHASAN
2.1
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( "Indocement") adalah salah satu
produsen besar semen yang berkualitas di Indonesia dan produk semen khusus dipasarkan di bawah nama ”tiga roda”. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Perseroan”) berdiri pada tanggal 16 Januari 1985. Cadangan bahan baku semen yang ada di pabrik terbesar PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Heidelberg Group), di daerah Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, masih bisa untuk kebutuhan hingga 80 tahun ke depan. Dengan tingkat produksi seperti saat ini, yakni 17 juta ton per tahun, maka cadangan bahan baku di pabrik Citeureup diperkirakan masih bisa untuk 80 tahun ke depan.
Foto 3.1 Lokasi Penambangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Wilayah Citeureup
Pabrik semen PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., terletak di Palimanan, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat. Secara geografis daerah ini berada pada
3
posisi 6º 45’ LS - 6º 50’ LS dan 108º25’ BT - 108º30’ BT tepatnya berjarak kurang lebih 20 km sebelah barat kota Cirebon ke arah Bandung. Adapun jarak pabrik dengan lokasi penambangan yang terletak di Gunung Kromong adalah 3,5 Km sebelah tenggara dan unit peremuk batu terletak di sebelah barat laut kuari batugamping yang berjarak 2,2 Km (Gambar 2.1). Luas wilayah berdasarkan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD) adalah 248,48 Ha yang terbagi menjadi beberapa wilayah produksi (Gambar 2.2). Wilayah produksi batugamping terdiri dari kuari A, B, C, D dan E. Kuari D dan E pada saat ini tidak dilakukan penambangan dengan alasan keamanan karena di tempat tersebut terdapat timbunan amunisi bekas tentara Jepang. Wilayah lainnya adalah kuari tanah liat (clay) 1, 2, 3, 4. Jalan yang menghubungkan antara kuari dengan mesin peremuk batugamping adalah jalan tambang yang tidak beraspal.
Gambar 3.1 Peta Lokasi dan Situasi PT.Indocement Citeureup
4
2.1.1
Iklim dan Curah Hujan Daerah Palimanan–Cirebon memiliki temperatur antara 22° - 37°C, sama
halnya seperti daerah lainnya yang memiliki iklim tropis. Berdasarkan data curah hujan dari Balai Percobaan dan Percontohan Pertanian Tanaman Pangan (BP3TP) Plumbon-Cirebon pada bulan januari 1993 sampai bulan April 2005 dapat dikelompokkan menjadi dua keadaan yang berbeda, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dari data dan perhitungan curah hujan diperoleh keadaan: a. Curah hujan pada musim hujan Curah hujan rata-rata perbulan adalah 311,8 mm jumlah hari hujan rata-rata perbulan adalah 13,85 hari. b. Curah hujan pada musim kemarau Curah hujan rata-rata perbulan adalah 43,75 mm jumlah dari hujan rata-rata perbulan 3,78 hari/bulan.
2.2
Kegiatan Penambangan Kegiatan produksi semen di perusahaan ini dilakukan setiap hari guna
mencukupi kebutuhan masyarakat dalam pembangunan fasilitas kehidupan seperti bangunan bertingkat, jalan, jembatan dan sebagainya. PT.Indocement Tunggal Prakasa merupakan perusahaan yang melakukakan kegiatan penambangan terbuka (surface Mining) dengan menggunakan sistem penambangan quarry. Sistem penambangan quarry dipilih karena pada dasarnya bahan dasar dari pembuatan semen PT .Indocement Tunggal Prakasa adalah batugamping yang termasuk bahan galian golongan C. Namun meskipun begitu kegiatan penambangan bahan galian ini telah menggunakan peralatan yang sudah lumayan modren misalnya dalam penghancuran material atau pembongkaran material yang menggunakan blasting atau peledakan agar didapat produksi yang sesuai dengan target yang ditentukan, pemuatan yang menggunakan back hoe serta kegiatan pengangkutan yang menggunakan dump truck serta belt conveyer. Berikut diagram alir aktifitas penambangan quarry di PT.Indocement Tunggal Prakasa :
5
Drilling
Blasting
Crushing
Loading / Hauling
Conveying / Stock Pilling
2.2.1
Pengeboran Drilling adalah proses awal dari aktifitas penambangan, pengeboran
dilakukan untuk membuat lubang ledak dengan menggunakan downhole.
Gambar 3.2 Downhole
6
Kegiatan pengeboran dilakukan dengan menggunakan sistem jenjang. Lubang ledak yang dilakukan dibuat teratur dalam satu deretan (row) atau beberapa deretan, sejajar bidang bebas (free face). Geometri pengeboran di lapangan adalah sebagai berikut: •
Burden semu
: 2,90 m – 3,16 m
•
Burden sebenarnya
: 2,7258 m – 3,0161 m
•
Spacing
: 3,87 m – 4,21 m
•
Stemming
: 1,00 m
•
Subdrilling
: 1,00 m
•
Tinggi jenjang
: 9,4064 m – 10,0547 m
•
Φ lubang bor 4 inchi
: 0,01016 m
•
Alat bor
: Tamrock Pantera 800
•
Kedalaman lubang ledak
: 11,01 m – 11,70 m
•
Kemiringan lubang bor
: 200 dari bidang vertikal
•
Lubang ledak
: 11 lubang – 32 lubang
2.2.2
Peledakan Setelah lubang ledak dibuat maka bahan peledak diisikan kedalam lubang
ledak. Saat peledakan akan dilakukan pengamanan daerah sangat penting untuk dilakukan. Untuk menghindari kecelakaan kerja maka PT. Indocement membuat kegiatan peledakan terjadwal.
7
Gambar 3.3 Aktifitas Peledakan
Perlengkapan peledakan yang digunakan yaitu Danfo, Power gel Magnum 3151 dan Detonator. Sedangkan peralatan peledakan yang digunakan yaitu Blasting Ohm Meter dan Blasting Machine. Peledakan menggunakan cara electric dengan pengaturan waktu tunda sesuai dengan pola peledakannya. Rangkaian peledakan yan digunakan umumnya yang dipakai yaitu pola peledakan seri. Sesuai dengan rumus Richard L. Ash dalam menentukan harga burden. Foto 5.1 dibawah ini menunjukkan adanya overbreack pada jenjang dikuari C pada level 160 yang disebabkan burden terhadap efek peledakan B = 60 Φ. Hal ini terjadi dikarenakan peningkatan jumlah spacing yang berukuran lebih dari 3,0 m dan burden lebih dari 2,5 m. Setelah peledakan dilakukan proses pemuatan ke dalam alat pengangkutan dengan menggunakan alat muat yakni back hoe. Kegiatan pengangkutan dilakukan menggunakan dump truck kapasitas 30 ton. Pengangkutan dalam hal ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses produksi selanjutnya. Faktor Kendaraan dan keadaan jalan dan cuaca akan sangat berpengaruh kepada laju kendaraan pengangkut (loader).
Foto 3.2 Alat Angkut Dump Truck
Bahan galian yang diangkut tadi kemudian dibawa ke tempat crushing untuk pengecilan ukuran dengan menggunakan crusher. Setelah ukuran bahan galian tadi
8
menjadi lebih kecil dan mudah untuk diangkut selanjutnya ke tempat produksi menggunakan belt conveyor dan dilolah dipabrik.
Foto 3.3 Belt Conveyor
3.1.3
Fragmentasi yang dihasilkan Fragmentasi hasil peledakan merupakan salah satu petunjuk yang dapat
digunakan untuk menilai baik tidaknya peledakan. Ukuran fragmentasi yang diharapkan dari peledakan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa ,Tbk adalah
≤ 80 cm yaitu sesuai dengan ukuran maksimum yang diterima alat peremuk batu (Jaw crusher). Fragmentasi yang dihasilkan dilapangan pada kuari C adalah Fb ≥ 80 cm = 21,59 % dan Fb ≤ 80 cm = 78,41 %. Bongkah – bongkah (boulders) yang fragmentasinya ≥ 80 cm
9
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan penelitian pada penambangan batugamping di
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., maka dapat disimpulkansebagai berikut: Geometri peledakan
•
Burden semu
: 2,90 m – 3,16 m
•
Burden sebenarnya
: 2,7258 m – 3,0161 m
•
Spacing
: 3,87 m – 4,21 m
•
Stemming
: 1,00 m
•
Subdrilling
: 1,00 m
•
Tinggi jenjang
: 9,4064 m – 10,0547 m
•
Φ lubang bor 4 inchi
: 0,01016 m
•
Alat bor
: Tamrock Pantera 800
•
Kedalaman lubang ledak
: 11,01 m – 11,70 m
•
Kemiringan lubang bor
: 200 dari bidang vertikal
•
Lubang ledak
: 11 lubang – 32 lubang
Produksi Muat dan Produksi Angkut: • Produksi muat: Shift 1 = 2.690,143 ton Shift 2 = 2.221,190 ton • Produksi angkut: Shift 1 = 2.689,92 ton Shift 2 = 2.219,60 ton Fragmentasi batuan: Fb ≥ 80 cm = 21,59 %
10
Fb ≤ 80 cm = 78,41 %
3.2
Saran Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada aktivitas penambangan PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., Palimanan – Cirebon antara lain: 1. Geometri peledakan:
2.
•
Burden semu
: 2,5 m – 2,75 m
•
Spacing
: 3,00 m – 3,50 m
•
Stemming
: 1,00 m
•
Subdrilling
: 1,00 m
•
Tinggi jenjang
: 9,00 m – 10,00 m
•
Φ lubang bor 4 inchi
: 0,01016 m
•
Alat bor
: Tamrock Pantera 800
•
Kedalaman lubang ledak
: 10,00 m – 11,00 m
•
Kemiringan lubang bor
: 200 dari bidang vertikal
•
Lubang ledak
: 20 lubang
Dengan tingginya hambatan rata-rata disebabkan oleh telatnya dump truck datang di kuari C, maka diharapkan adanya effesiensi kerja agar dapat diperkecil/ dikurangi hambatan yang dapat dihindari.
3.
Perlu adanya perbaikan pada alat-alat yang rusak seperti excavator breaker, dan yang lainnya yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh pada penambangan batugamping.
11
12