PEMBAHASAN Susut Pengeringan Jadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMBAHASAN Susut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperature 100oC- 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri). Prinsip susut pengeringan adalah pengukuran bobot dilakukan hingga tercapai bobot tetap dan metode gravimetri pemanasan pada suhu 100oC- 105°C. Bobot tetap adalah dalam 2 kali penimbangan berturut-turut , perbedaannya maksimal 0,5 mg. penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan selama 1 jam. Metode gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan, metode penguapan, metode elektroanalisis, atau berbagai macam cara lainya. Pada prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan. susut pengeringan = (bobot awal - bobot akhir)/bobot awal x 100% Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut organik menguap, susut pengeringan diidentikkan dengan kadar air, yaitu kandungan air karena simplisia berada di atmosfer dan lingkungan terbuka sehingga dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan. (Underwood, 1986)



Simplisia yang di gunakan untuk penetapan susut pengeringan : Nama simplisia



: Rimpang Lengkuas



Nama latin simlisia



: Languatis Rhizom



Nama latin tumbuhan



: Alpiniae Galanga



Pengamatan susut pengeringan



: Duplo, rata-rata 9,825 %



Susut pengeringan tidak lebih dari 10 %, kadar abu total tidak lebih dari 3,9%, kadar abu tidak larut asam tidak lebih dari 3,7%, kadar sari larut air tidak kurang dari 4,5%, sari larut etanol tidak kurang dari 2,0 %. Percobaan dilakukan dengan cara menimbang cawan Petri, kemudian dipanaskan dalam oven 1050C selama 30 menit, kemudian cawan petri didiamkan selama 5 menit kemudian dimasukan desikator yang fungsinya untuk mendinginkan. Cawan petri ditimbang dan percobaan diulangi lagi hingga mencapai bobot konstan. Bobot konstan cawan petri ini dihitung sebagai bobot awal. 2 gram serbuk simplisia lalu dimasukkan kedalam Petri, dan kemudian ditimbang setelah serbuk diratakan. Panaskan dalam oven 1050C selama 30 menit dengan tutup cawan petri terbuka, diamkan selama 5 menit hingga dingin, dan timbang kembali cawan petri tersebut. Pada suhu 1050C ini, air akan menguap, dan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih rendah dari air akan ikut menguap juga. Parameter non spesifik susut pengeringan dilakukan untuk mengetahui persentase senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperatur 105°C selama 30 menit sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air sehingga simplisia tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lam. Air yang masih tersisa dalam ekstrak pada kadar lebih dari 10% dapat menjadi media pertumbuhan mikroba. Selain itu,



dengan danya air, akan terjadi reaksi enzimatis yang dapat menguraikan zat aktif sehingga



mengakibatkan



penurunan



mutu



atau



perusakan



ekstrak.



(Wijayakusuma, 1992) Susut pengeringan yang didapat adalah 9,825%, nilai ini adalah rata-rata dari hasil susut pengeringan duplo dan menyatakan jumlah maksimal senyawa yang mudah menguap atau hilang pada proses pengeringan. Dari hasil literatur yang menyatakan bahwa susut pengeringan rimpang lengkuas tidak lebih dari 10%. Dari hasil yang didapat kadar susut pengeringan tidak lebih dari 10% . DAFTAR PUSTAKA Wijayakusuma, H, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta. 76-77 Day, R.A dan Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.