4 0 11 MB
ILMU KESEHATAN ANAK syndrome.ukmppd
01 Bayi laki-laki usia 2 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan benjolah di leher belakang dan makin besar sejak 1 bulan yang lalu. Tidak ada keluhan demam. Riwayat bayi lahir normal pervaginam, BBL 2800 g, usia cukup bulan. Bayi tampak aktif, tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa berisi cairan di trigonum coli posterior, non pitting. Apakah kemungkinan diagnosis? a. Kista brakhialis b. Higroma kistik c. Abses bezold d. Abses submandibular e. Angina ludwig
01 Bayi laki-laki usia 2 bulan dibawa ke Puskesmas dengan keluhan benjolah di leher belakang dan makin besar sejak 1 bulan yang lalu. Tidak ada keluhan demam. Riwayat bayi lahir normal pervaginam, BBL 2800 g, usia cukup bulan. Bayi tampak aktif, tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa berisi cairan di trigonum coli posterior, non pitting. Apakah kemungkinan diagnosis? a. Kista brakhialis b. Higroma kistik c. Abses bezold d. Abses submandibular e. Angina ludwig
MASSA LEHER KONGENITAL Higroma kistik
Kista duktus tiroglossus
Brachial cleft cyst
Etiologi
Gangguan pembuluh limfatik
Sisa duktus tiroglosus (gagal obliterasi)
Sisa struktur embriologis branchial cleft kedua atau sinus servikalis (obliterasi tidak sempurna)
Lokasi
Trigonum posterior leher (posterior m. SCM)
Midline (dekat dengan os hyoid)
Lateral dari midline (anterior m. SCM)
Manifestasi klinis
Massa leher lunak, tidak nyeri, compressible, uji transluminasi (+)
Massa leher padat, tidak nyeri, ikut bergerak saat menelan atau menjulurkan lidah
Massa leher padat, tidak nyeri, tidak ikut bergerak saat menelan, dapat disertai fistula
02 Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (-), LED 120. Apakah diagnosis pasien? a. SLE b. Rheumatoid arthritis c. Juvenil idiopathic arthritis d. Osteomyelitis e. Septic arthritis
02 Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan sulit berjalan sejak 3 bulan ini, kedua lutut juga dikeluhkan bengkak. Pasien tidak mau sekolah karena susah berjalan sehingga tidak bisa mengikuti olahraga. Pemeriksaan fisik kedua lutut bengkak, gait sulit dinilai. Pemerikdaan lab ANA test (-), LED 120. Apakah diagnosis pasien? a. SLE b. Rheumatoid arthritis c. Juvenil idiopathic arthritis d. Osteomyelitis e. Septic arthritis
JUVENILE RHEUMATOID ARTHRITIS • Penyakit rematik yang paling umum pada anak-anak dan salah satu penyakit kronis yang umum pada anak-anak, penyakit autoimun yang berhubungan dengan perubahan pada imunitas yang dimediasi oleh sel dan humoral • Kriteria Klasifikasi Juvenile Rheumatoid Arthritis • Onset usia: 50%
>50%
jarang
03 Seorang anak usia 1 bulan dibawa ibunya dengan keluhan muncul bintik putih pada kedua matanya,anak tampak tenang dan tidak rewel saat mendengar suara pintu dibanting. Ibu mengaku pernah demam pada masa awal kehamilannya dan diberi vitamin oleh dokter karena diduga infeksi virus. Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, bayi tampak tenang, katarak ODS (+), auskultasi jantung didapatkan murmur. Infeksi virus apakah yang menjadi etiologi dari kondisi yang dialami oleh pasien? a. Rubella b. Varicella c. Toxoplasma d. Citomegalovirus e. Herpes
03 Seorang anak usia 1 bulan dibawa ibunya dengan keluhan muncul bintik putih pada kedua matanya,anak tampak tenang dan tidak rewel saat mendengar suara pintu dibanting. Ibu mengaku pernah demam pada masa awal kehamilannya dan diberi vitamin oleh dokter karena diduga infeksi virus. Dari pemeriksaan fisik tanda vital dalam batas normal, bayi tampak tenang, katarak ODS (+), auskultasi jantung didapatkan murmur. Infeksi virus apakah yang menjadi etiologi dari kondisi yang dialami oleh pasien? a. Rubella b. Varicella c. Toxoplasma d. Citomegalovirus e. Herpes
INFEKSI TORCH PADA KEHAMILAN Penyebab CMV Rubella Toxoplasma Herpes simplex
Klinis TRIAS : Mikrosefali, SNHL, chorioretinitis TRIAS : Kelainan mata (katarak, glaukoma), kelainan telinga (SNHL), kelainan jantung (PDA) TRIAS : Hidrosefalus, chorioretinitis, kalsifikasi intrakranial Vesikel mukokutan, konjungtivits/keratokonjungtivitis, peningkatan enzim transaminase
RUBELLA Etiologi :Rubella virus (famili Toga viridae, virus RNA Masa inkubasi : 14-21 hari Masa penularan: Sejak akhir masa inkubasi sampai 5 hari setelah timbulnya ruam. Cara penularan: melalui droplet Masa prodromal 1-5 hari ditandai dengan demam subfebris, malaise, anoreksia, konjungtivitis ringan, koriza, nyeri tenggorokan, batuk dan limfodenopati. Gejala cepat menurun setelah hari pertama timbulnya ruam
RUBELLA Gejala Klinis : • Demam berkisar 38C –38,7C. Biasanya timbul dan menghilang bersamaan dengan ruam kulit • Forschheimer spots pada periode prodromal sampai 1 hari setelah ruam, bercak pinpoint atau lebih besar, warna merah muda, pada palatum mole sampai uvula. • Ruam mulai di muka dan menyebar ke bawah dengan cepat (leher,badan, dan ekstremitas). Ruam pada akhir hari pertama mulai merata di badan kemudian pada hari ke dua ruam di muka mulai menghilang, dan pada hari ke tiga ruam tampak lebih jelas di ekstremitas sedangkan di tempat lain mulai menghilang à sentripetal, tidak konfluen
04 Seorang anak perempuan usia 1 tahun 10 bulan dibawa orang tuanya ke IGD RS karena batuk berat selama 3 minggu ini. Keluhan batuk disertai muntah. Riwayat imunisasi hanya BCG. Pada pemeriksaan fisik TD 90/60mmHg, Nadi 120x/menit, RR 60x/menit dan suhu 36OC. Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi. Diagnosisnya adalah ? a. Pertusis fase katarhal b. Pertusis fase inisiasi c. Pertusis fase paroksismal d. Pertusis fase kovalen e. Pertusis fase rekovalen
04 Seorang anak perempuan usia 1 tahun 10 bulan dibawa orang tuanya ke IGD RS karena batuk berat selama 3 minggu ini. Keluhan batuk disertai muntah. Riwayat imunisasi hanya BCG. Pada pemeriksaan fisik TD 90/60mmHg, Nadi 120x/menit, RR 60x/menit dan suhu 36OC. Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi. Diagnosisnya adalah ? a. Pertusis fase katarhal b. Pertusis fase inisiasi c. Pertusis fase paroksismal d. Pertusis fase kovalen e. Pertusis fase rekovalen
PERTUSIS • Etiologi: Bordetella pertusis (coccobaccilus gram negatif) • Gejala klinis: • Fase kataralis: flu like symptom (7 hari) • Fase paroksismal: Batuk berat >2 minggu, whooping cough, setelah batuk muntah, tercekik, sianosis dan inspirasi dalam, pada bayi mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk (7-14 hari). Batuk dapat berlanjut sampai 3 bulan atau lebih. Anak infeksius selama 2 minggu sampai 3 bulan setelah terjadinya penyakit • Perdarahan subkonjungtiva • Imunisasi tidak lengkap • Fase konvalesens: proses penyembuhan (2-3 minggu) • Penunjang: - DL ( leukositosis, limfositosis absolut) - Antibodi IgG toksin pertusis (+)
PERTUSIS • Tatalaksana: • Kasus ringan pada anak-anak umur ≥ 6 bulan dilakukan rawat jalan • Umur < 6 bulan, anak dengan pneumonia, kejang, dehidrasi, gizi buruk, henti napas lama, atau kebiruan setelah batuk, dirawat di rumah sakit • Eritromisin oral (12.5 mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) selama 10 hari atau jenis makrolid lainnya • Beri oksigen pada anak bila pernah terjadi sianosis, henti napas atau batuk paroksismal berat • Jangan memberi penekan batuk, obat sedatif, mukolitik atau antihistamin • Obat antitusif dapat diberikan bila batuk sangat mengganggu • Isolasi pasien selama 4 minggu, terutama 5-7 hari selesai pemberian antibiotik • Komplikasi: pneumonia, kejang, gizi kurang, perdarahan, hernia
05 Bayi perempuan usia 6 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik kesan hipertermi, didapatkan wheezing dan rhonki basah nyaring pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan hiperaerasi dan patchy infiltrat. Apakah diagnosis pasien? a. Bronkopneumonia b. Bronkiolitis c. Bronkitis d. Asma bronkial e. Sindroma croup
05 Bayi perempuan usia 6 bulan datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan diawali demam dan batuk pilek sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik kesan hipertermi, didapatkan wheezing dan rhonki basah nyaring pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan hiperaerasi dan patchy infiltrat. Apakah diagnosis pasien? a. Bronkopneumonia b. Bronkiolitis c. Bronkitis d. Asma bronkial e. Sindroma croup
BRONKIOLITIS • Inflamasi bronkioli pada bayi < 2 tahun • Etiologi : RSV (tersering), Rhinovirus, Adenovirus • Faktor resiko : sosioekonomi rendah, ortu perokok, prematuritas, PJB • Gejala klinis : • • • •
Demam (tidak terlalu tinggi) Rhinorrhea, nasal discharge Batuk kering dan mengi à khas Poor feeding
• Bayi 2th boleh pertimbangkan asthma
BRONKIOLITIS • Pemeriksaan fisik : • Takipnea • Wheezing (+), Ronki (+) • Retraksi dinding dada • Fine inspiratory crackles pada seluruh lapang paru • Pemeriksaan penunjang : • Saturasi oksigen : ≤ 92% à ruang intensif • Foto thorax : hiperaerasi, air trapping • Tatalaksana : • Suportif : oksigen, antipiretik, nebulisasi SABA
• Jika wheezing pikirkan inflamasi di wind pipe (bronkus, bronkiolus) à seperti seruling, jika wind pipe semakin sempit maka suara semakin nyaring • Jika ronki pikirkan inflamasi parenkim paru
06 Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan diawali batuk, demam dan suara parau sejak 1 minggu ini. Pemeriksaan tanda vital nadi 150 x/menit, Suhu 39C, RR 40x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan sianosis (+), retraksi dinding dada (+), stridor inspirasi (+),wheezing (-) rhonki (-). Apakah diagnosis pasien? a. Trakeitis b. Bronkitis c. Bronkiolitis d. Peneumonia e. Croup syndrome
06 Anak usia 10 bulan diantar ibunya ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu. Keluhan diawali batuk, demam dan suara parau sejak 1 minggu ini. Pemeriksaan tanda vital nadi 150 x/menit, Suhu 39C, RR 40x/menit. Pemeriksaan fisik didapatkan sianosis (+), retraksi dinding dada (+), stridor inspirasi (+),wheezing (-) rhonki (-). Apakah diagnosis pasien? a. Trakeitis b. Bronkitis c. Bronkiolitis d. Peneumonia e. Croup syndrome
CROUP • Nama lain: laringotrakebronkitis • Etiologi: Parainfluenza virus, respiratory syncytial virus (RSV), adenovirus • Biasanya terjadi pada anak 6 bulan – 6 tahun, puncaknya 1-2 tahun. • Gejala klinis: - Demam - Batuk keras dan kasar seperti menggonggong (barking cough) - Suara serak - Sesak nafas - Stridor inspirasi - Retraksi dada
Pemeriksaan penunjang: Foto servikal AP → steeple sign/ pencil sign/ wine bottle sign (penyempitan subglotis)
CROUP Derajat: - Ringan → batuk menggonggong, tanpa retraksi dada dan sianosis - Sedang → stridor saat istirahat, retraksi dada minimal, mampu berinteraksi - Berat → stridor menetap saat istirahat, tracheal tug dan retraksi dada terlihat jelas, apatis dan gelisah, pulsus paradoksus Tatalaksana Derajat ringan dan sedang : • Dexamethason 0,3-0,6 mg/kg/hari PO maksimal 10 mg/hari, atau • Prednison 1-2 mg/kg/hari PO, atau • Nebulisasi Budesonide 2 mg bila kortikosteroid oral tidak berpengaruh Derajat berat : • Ditambah: oksigen dan nebulisasi adrenalin/ epinefrin 2 ml 1:1000 dalam NaCl 0,9% 2-3 ml selama 20 menit • Intubasi bila terjadi obstruksi jalan nafas yang mengancam nyawa
07 Seorang anak usia 2 tahun dibawa ke dokter karena belum bisa bicara dan tumbuh kembang tidak sesuai dengan anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan wajah dismorfik, mikrosefali, simmian fold (+) dan tonus otot lemah. Apakah penyebab kondisi pasien? a. Kelainan kromosom b. Defisiensi asam folat c. Infeksi TORCH d. Paparan radiasi e. Obat teratogenik
07 Seorang anak usia 2 tahun dibawa ke dokter karena belum bisa bicara dan tumbuh kembang tidak sesuai dengan anak seusianya. Pemeriksaan fisik didapatkan wajah dismorfik, mikrosefali, simmian fold (+) dan tonus otot lemah. Apakah penyebab kondisi pasien? a. Kelainan kromosom b. Defisiensi asam folat c. Infeksi TORCH d. Paparan radiasi e. Obat teratogenik
SINDROM DOWN • • • • • • • •
TRISOMI 21 Simian palmar crease → 1 garis tangan retardasi mental tangan lebar dan jari pendek pendek epicantal fold → ujung mata sipit hipotonia antara jari kaki pertama dan kedua jaraknya luas • head lag → kepala tidak bisa terangkat
Sindrom Down
08 Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien? a. Cerebral palsy tipe diplegi b. Cerebral palsy tipe quadriplegi c. Cerebral palsy tipe hemiplegia d. Cerebral palsy tipe ataksik e. Cerebral palsy tipe athetoid
08 Anak prempuan usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena keluhan belum bisa apa-apa sejak lahir. Ketika dipanggil pasien tidak merespon, belum dapat miring kanan kiri, kesulitan dalam makan dan minum. Riw. kehamilan normal, persalinan normal pervaginam dengan lilitan tali pusar, menangis ketika dilahirkan namun sempat biru dan dirawat beberapa hari di NICU. Pemeriksaan neurologi didapatkan kontak mata kurang baik, head lag (+), tetraparese, hipertonus, refleks fisiologi meningkat, babinski (+) bilateral. Apakah diagnosis pasien? a. Cerebral palsy tipe diplegi b. Cerebral palsy tipe quadriplegi c. Cerebral palsy tipe hemiplegia d. Cerebral palsy tipe ataksik e. Cerebral palsy tipe athetoid
CEREBRAL PALSY - Merupakan suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang menyebabkan gangguan motorik dan postural non-progresif - Faktor resiko: Kelahiran prematur, Asfiksia perinatal, Trauma, Malformasi intrakranial - Gejala: - Gangguan perkembangan motorik → keterlambatan tumbuh kembang seperti, tengkurap, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. - Abnormalitas tonus otot dan postur abnormal - Keterbelakangan mental, - Gangguan bicara,bahasa dan oromotor - CT-scan kepala area otak yang kurang berkembang, kista abnormal - EEG pada anak-anak yang memiliki riwayat kejang untuk membantu melihat aktivitas elektrik otak
CEREBRAL PALSY • Klasifikasi: - Tipe spastik - Kerusakan di traktus kortikospinalis - Kelumpuhan yang kaku, refleks moro atau refleks menggenggam masih menetap, hiperrefleksia, klonus, respon ekstensor babinski, refleks primitif persisten - Terdiri dari: - Monoplegi, kelumpuhan empat anggota gerak tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari sebelumnya - Quadriplegia, kelumpuhan pada keempat anggota geraknya, dua kaki dan dua tangan lumpuh - Diplegia, kelumpuhan dua anggota gerak yang berhubungan, biasanya kedua anggota gerak bawah, pola scissoring gait, lutut tertekuk posisi valgus - Hemiplegi, kelumpuhan pada satu sisi tubuh dan anggota gerak, misalnya tangan kiri, kaki kiri
CEREBRAL PALSY • Klasifikasi: - Tipe koreo-athetoid - Kerusakan di ganglia basalis - Gangguan diskrinetik atau gerak, tangan atau kaki bergerak melengkung-lengkung, sikapnya abnormal dan geraknya involunter, refleks neonatalnya menetap - Tipe ataksik - Kerusakan di serebellum - Gangguan koordinasi, biasanya gangguan di tulang belakang, leher kaku, tampak melengkung dan kehilangan keseimbangan, tremor, langkah yang goyah dan tungkai terpisah jauh
09 Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar, otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan ketika ibu hamil? a. Injeksi Kortikosteroid b. Imunisasi TT c. Vaksinasi DT d. Pemberian ATS e. Injeksi Vitamin K
09 Bayi usia 3 hari dibawa ibunya ke IGD karena kejang. Riwayat ibu melahirkan ditolong oleh tenaga non medis, ANC tidak teratur, tidak mendapatkan vaksin saat hamil. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 143x/m, RR 52x/m, Suhu 37OC, bayi tampak sadar, otot-otot kaku, mulut mecucu, tali pusat bau. Apakah pencegahan yang dapat dilakukan ketika ibu hamil? a. Injeksi Kortikosteroid b. Imunisasi TT c. Vaksinasi DT d. Pemberian ATS e. Injeksi Vitamin K
TETANUS NEONATORUM - Merupakan penyakit spastik paralitik akut - Etiologi : - Clostridium tetani (pora letak terminal) - Menghasilkan toksin: hemolysin/ tetanolysin, neurotoksin/ tetanospasmin - Faktor resiko: - Riwayat melahirkan di dukun beranak - Pemotongan tali pusar tidak steril → infeksi tali pusat
TETANUS NEONATORUM - Gejala klinis: - Irritable, lemah - Tidak mau menyusu, mulut mencucu - Kekakuan otot masseter → trismus Kekakuan punggung dan bahu → epistotonus berat dengan lordosis lumbal - Bayi mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jarijari kaki - Risus sardonikus (muka setan) - Kaku otot diafragma → apnea
TETANUS NEONATORUM - Pemeriksaan penunjang: - Darah rutin, lumbal punksi - Pewarnaan schaeffer fulton → spesimen diambil dari dasar luka → bakteri bentuk drumstick/ tennis racket - Tatalaksana: - Kontrol spasme otot: - Diazepam IV 10 mg/kgBB/hari secara IV dalam 24 jam atau bolus IV setiap 3-6 jam (0,1-0,2 mg/kg/kali) maksimum 40 mg/kg/hari - Anti toksin: - ATS 5000-10.000 IU IM atau HTIg 500 IU IM - Eradikasi kuman: - Metronidazol 30 mg/kg/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari - Penicilin 10000 IV selama 10 hari
10 Anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kejang saat di rumah. Kejang kelonjotan seluruh tubuh berlangsung sekitar 3 menit kemudian berhenti sendiri. Didapatkan riwayat demam sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik GCS 456, Nadi 115 kali/menit, laju napas 30 kali/menit, suhu 39,5 oC, tanda meningeal (-). Berat badan 10 kg. Jika pasien kejang lagi di RS, terapi apakah yang diberikan? a. Diazepam rektal 5 mg b. Diazepam intravena 5 mg c. Diazepam intravena10 mg d. Fenitoin intravena 200 mg e. Fenobarbital intravena 200 mg
10 Anak perempuan berusia 3 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kejang saat di rumah. Kejang kelonjotan seluruh tubuh berlangsung sekitar 3 menit kemudian berhenti sendiri. Didapatkan riwayat demam sejak 3 hari ini. Pada pemeriksaan fisik GCS 456, Nadi 115 kali/menit, laju napas 30 kali/menit, suhu 39,5 oC, tanda meningeal (-). Berat badan 10 kg. Jika pasien kejang lagi di RS, terapi apakah yang diberikan? a. Diazepam rektal 5 mg b. Diazepam intravena 5 mg c. Diazepam intravena10 mg d. Fenitoin intravena 200 mg e. Fenobarbital intravena 200 mg
KEJANG DEMAM Kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh (suhu rektal > 38 C) yang penyebabnya berasal dari ekstrakranial, pada usia 6 bulan – 5 tahun dan tidak ditemukan penyebab kejang lainnya (infeksi otak, epilepsi, gangguan elektrolit, dll) selain demam. Klasifikasi :
Kejang Demam Sederhana Durasi < 15 menit Berulang dalam 24 jam (-)
Kejang Demam Kompleks ≥ 15 menit (+)
Jenis kejang
Fokal atau fokal jadi general
General
Tatalaksana Kejang DZP RECTAL 12 kg: 10 mg
DZP RECTAL
PRE HOSPITAL
DZP IV
0,3-0,5 mg/kgBB
FENITOIN/FENOBARBITAL
10-20 mg/kgBB
FENOBARBITAL/FENITOIN
10-20 mg/kgBB
ICU
HOSPITAL
KEJANG DEMAM Profilaksis Intermiten - Diazepam oral/rektal: 0,3 mg/kgBB/kali tiap 8 jam Hanya diberikan selama episode demam, terutama dalam waktu 24 jam setelah timbulnya demam. Profilaksis Kontinu - Asam valproat: 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis - Fenobarbital: 4-6 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis Diberikan sampai 1 tahun bebas kejang, dihentikan bertahap. Indikasi profilaksis kontinu: Kejang > 15 menit, Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah kejang (hemiparesa, paresis Todds, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus), dan Kejang fokal
11 Seorang ibu membawa anaknya umur 6 bulan ke IGD dengan keluhan sulit dibangunkan sejak satu hari ini. Sebelumnya anak dikeluhkan kejang dan muntah. Riwayat anak mengalami demam 3 hari yang lalu dan ibu memberinya obat penurun panas berupa ASPIRIN. Pemeriksaan Lumbal Pungsi dalam batas normal. Pemeriksaan CT Scan Kepala didapatkan edema otak. Hasil Lab: SGOT/SGPT, AMILASE, LIPASE meningkat. Apakah kemungkinan diagnosis pasien? a. Sindrom Reye b. Ensefalitis c. Meningitis d. Serosis hepatis e. Hepatitis
11 Seorang ibu membawa anaknya umur 6 bulan ke IGD dengan keluhan sulit dibangunkan sejak satu hari ini. Sebelumnya anak dikeluhkan kejang dan muntah. Riwayat anak mengalami demam 3 hari yang lalu dan ibu memberinya obat penurun panas berupa ASPIRIN. Pemeriksaan Lumbal Pungsi dalam batas normal. Pemeriksaan CT Scan Kepala didapatkan edema otak. Hasil Lab: SGOT/SGPT, AMILASE, LIPASE meningkat. Apakah kemungkinan diagnosis pasien? a. Sindrom Reye b. Ensefalitis c. Meningitis d. Serosis hepatis e. Hepatitis
12 Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x dalam satu hari ini. Pasien juga dikeluhkan perutnya kembung dan sering kentut. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu, sebelumnya hanya minum ASI. Pemeriksaan fisik didapatkan abdomen meteorismus, bising usus meningkat, eritema perianal, turgor kembali cepat. Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ? a. Intoleransi laktosa b. Alergi susu sapi c. Alergi makanan d. Gastroenteritis e. Peritonitis
REYE SYNDROME • Sindrom Reye (SR) adalah sindrom kerusakan otak yang akut yang ditandai dengan ensefalopati dan masalah fungsi hati dengan penyebab tidak diketahui. • Sindrom Reye terutama menyerang anak. Sindrom ini disebabkan karena meningkatnya tekanan dalam otak dengan akumulasi masif lemak pada hati dan organ lain. • Sindrom Reye berhubungan dengan penyakit virus seperti cacar air dan influenza, biasanya terjadi saat masa penyembuhan dari infeksi virus tersebut. Serta diduga berhubungan dengan pemakaian aspirin atau asam salisilat pada penyakit infeksi virus ataupun kelainan metabolik.
REYE SYNDROME • Tahap 1 : ruam pada lengan dan tangan dan kaki, muntah yang menetap, letargi, bingung, sulit tidur, demam, sakit kepala • Tahap 2 : stupor disebabkan adanya ensefalitis, hiperventilasi, perlemakan hati, refleks meningkat • Tahap 3 : tahap 1 dan 2 disertai koma, edema otak, dan bisa gagal napas (jarang) • Tahap 4 : koma yang dalam, dilatasi pupil dengan respons cahaya minimal, disfungsi hati • Tahap 5 : tahap 4 terjadinya cepat sekali, koma yang dalam, kejang, dan gagal organ multipel, kekakuan, hiperammonemia ( diatas 300 mg/dL) dan kematian.
REYE SYNDROME Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Pencegahan
Laboratorium : • tes kimia darah, • tes fungsi hati (SGOT, SGPT ↑) tes amonia serum ↑↑ Radiologi : CT scan atau MRI scan kepala Lainnya : biopsi hati, pungsi lumbal.
• Rawat RS/ ICU • Ventilator untuk koma. Ventilasi mekanik dibutuhkan jika apneu/hipoventilasi • Cairan intravena untuk memberikan elektrolit dan glukosa, pemberian mannitol 0.5 mg/kg tiap 4-6 jam membantu mengurangi edema otak • Regular insulin dosis mulai 0,25 unit/ kg, kemudian setiap 6 jam sesuai kadar gula urin dan darah. Target kadar glukosa sampai 120-150 mg/dL. • Furosemide 1-2 mg/kgBB i.v, monitor diuresis. • Pengobatan spesifik tidak ada • Pemantauan meliputi tekanan intrakranial dan tekanan darah, gas darah, keseimbangan asam basa darah.
Pemakaian aspirin dan obatobatan dari derivat salisilat tidak boleh diberikan pada cacar air, influenza, dan penyakit virus yang lain
12 Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x dalam satu hari ini. Pasien juga dikeluhkan perutnya kembung dan sering kentut. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu, sebelumnya hanya minum ASI. Pemeriksaan fisik didapatkan abdomen meteorismus, bising usus meningkat, eritema perianal, turgor kembali cepat. Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ? a. Intoleransi laktosa b. Alergi susu sapi c. Alergi makanan d. Gastroenteritis e. Peritonitis
12 Anak usia 7 bulan dibawa ke dokter dengan keluhan BAB terus menerus dengan kostistensi cair, tidak berlendir, tidak berdarah, berbuih dan berbau asam. BAB keluar sebanyak 3-4 sendok dengan frekuensi 4x dalam satu hari ini. Pasien juga dikeluhkan perutnya kembung dan sering kentut. Riwayat anak minum susu formula sejak 1 minggu, sebelumnya hanya minum ASI. Pemeriksaan fisik didapatkan abdomen meteorismus, bising usus meningkat, eritema perianal, turgor kembali cepat. Apakah kemungkinan penyebab kasus diatas ? a. Intoleransi laktosa b. Alergi susu sapi c. Alergi makanan d. Gastroenteritis e. Peritonitis
Intoleransi Laktosa vs Alergi Susu Sapi ETIOLOGI
Intoleransi Laktosa
Alergi Susu Sapi
Ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa karena defisiensi enzim laktase
Reaksi hipersensitivitas terhadap protein susu sapi
REAKSI IMUNOLOGIS (-)
(+) IgE mediated (hipersensitivitas type I) dan non IgE mediated (hipersensitivitas type IV)
MANIFESTASI KLINIS
Mual, abdominal cramps, kembung, Manifestasi saluran pencernaan, ruam kemerahan nyeri perut, flatus dan diare, dan gatal / urtikaria pada kulit bayi terutama pipi, kemerahan pada anus hidung berair, sulit bernapas
PEMERIKSAAN
Analisis tinja : pH tinja asam Uji toleransi laktosa (+) Uji hidrogen napas, pemeriksaan radiologis lactosa-barium meal, ekskresi galaktosa pada urin
Double blind placebo controlled food challenge (DBPCFC) à gold standard Skin prick test, IgE RAST Patch test
INTOLERANSI LAKTOSA • Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari komponen glukosa dan galaktosa. Manusia normal tidak dapat menyerap laktosa, oleh karena itu laktosa harus dipecah dulu menjadi komponen-komponennya. • Hidrolisis laktosa memerlukan enzim laktase yang terdapat di brush border sel epitel usus halus. Tidak terdapatnya atau berkurangnya aktivitas laktase akan menyebabkan terjadinya malabsorpsi laktosa. • Gejala klinis: rasa mual, muntah, sakit perut, kembung dan sering flatus. • Pemeriksaan penunjang: • Uji toleransi laktosa: rasa penuh di perut dan mual timbul dalam waktu 30 menit, sedangkan nyeri perut, flatus dan diare timbul dalam waktu 1-2 jam setelah mengkonsumsi larutan laktosa • Analisis tinja: ditemukan asam dan bahan pereduksi dalam tinja setelah makan yg mengandung laktosa • Uji hidrogen napas, pemeriksaan radiologis lactosa-barium meal, ekskresi galaktosa pada urin, pengukuran enzim laktase melalui biopsi usus halus
INTOLERANSI LAKTOSA • Sebagian besar self limited, cukup menjaga status hidrasi agar tidak dehidrasi dan menjaga asupan nutrisi • Pertimbangan penggantian susu formula selama diare akut (diare kurang dari 7 hari), sebagai berikut : • Diare tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan-sedang : susu formula normal dilanjutkan • Diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan-sedang dengan gejala klinis intoleransi laktosa yang berat (selain diare) dapat diberikan susu formula bebas laktosa. • Diare dengan dehidrasi berat diberikan susu formula bebas laktosa • Antibiotik hanya berdasarkan indikasi kuat.
13 Anak perempuan usia 7 tahun datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir darah. Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut. Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, RR 26x/m, suhu 37.4C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis feses didapatkan eritrosit (+), leukosit (+), mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit, Kristal Charchot-Leyden (+). Apakah diagnosis pasien? a. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli b. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae c. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa d. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica e. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
13 Anak perempuan usia 7 tahun datang ke RS bersama ibunya karena mengeluh diare berlendir darah. Keluhan dialami sejak 5 hari ini. Keluhan disertai mual dan nyeri perut. Riwayat pasien suka makan lalapan. Pemeriksaan fisik nadi 90x/m, RR 26x/m, suhu 37.4C, tidak didapatkan tanda dehidrasi. Hasil pemeriksaan makroskopis feses didapatkan eritrosit (+), leukosit (+), mikroorganisme bulat bulat kecil berisi eritrosit, Kristal Charchot-Leyden (+). Apakah diagnosis pasien? a. Disentri amoeba oleh Escherichia Coli b. Disentri basiliform oleh Shigella disentriae c. Diare disentriform oleh collitis ulcerativa d. Disentri amoeba oleh Entamoeba histolytica e. Diare basiliform oleh Salmonella typhi
DIARE AKUT • BAB > 3x/hari dengan konsistensi CAIR berlangsung volume normal • Bayi :10g/kgbb/hari • Anak/remaja : 200g/hari • Mekanisme : adanya gangguan absorbsi (osmotik) dan atau sekresi • Penyebab : • Bakteri : Escherichia coli, Salmonella, V. cholera • Virus : Rotavirus, Enteric adenovirus • Parasit : Balantidium coli, Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia. Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura
DISENTRI DISENTRI BASILER (Shigellosis)
DISENTRI AMOEBA (Amoebiasis)
Etiologi
Bakteri: Shigella sp.
Parasit: Entamoeba hystolytica
Karakteristik diare
• • • • •
• • • • •
pH
Basa (lakmus biru)
Asam (lakmus merah)
Feses rutin
Tidak dijumpai parasit
Dijumpai trofozoit dan/atau kista E. histolytica
Agar McConkey
Shigella sp. (+)
Tumbuh flora usus normal
Kristal Charcot-Leyden
Tidak ada
Ada
Badan Piknotik
Tidak ada
Ada
Ghost cells
Ada
Tidak ada
>10 kali/hari lendir >>> tidak berbau darah merah segar Klinis: demam tinggi, nyeri perut, pasien tampak toksik, gejala akut (hitungan hari) dan berat
6-8 kali/hari lendir (+) berbau busuk darah merah gelap Klinis: umumnya asimptomatis, demam (-), nyeri perut (-)
AMOEBIASIS AMOEBIASIS INTESTINAL
• Inkubasi: 8 hari - beberapa bulan
Etiologi
• Entamoeba histolytica
Manifestasi Klinis :
• Kolitis amuba: nyeri perut kuadran bawah, distensi • Manifestasi ekstraintestinal: ABSES HEPAR • Tahap Akut
• Diare dengan epitelium (tanpa darah, nyeri perut, 10 kali, lendir dan darah disangkal. Anak tampak rewel namun masih mau menyusu. Anak tampak kehausan, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, ubun- ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada pasien? a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotik c. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
14 Anak perempuan usia 9 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair >10 kali, lendir dan darah disangkal. Anak tampak rewel namun masih mau menyusu. Anak tampak kehausan, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, ubun- ubun besar tidak menonjol. Apakah terapi yang tepat diberikan kepada pasien? a. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi b. Cairan 75cc/kgBB selama 3 jam, beri antibiotik c. Lanjutkan ASI, anak bawa pulang d. Cairan 30cc/kgBB/jam, zinc 20 mg, pantau dehidrasi e. Cairan 30cc/kgBB/jam, beri antibiotik
DEHIDRASI
Tatalaksana Diare tanpa dehidrasi
Tatalaksana Diare dehidrasi tidak berat
Tatalaksana Diare dehidrasi berat
5 Prinsip Penatalaksanaan Diare - Oralit teruskan sejak dini - Beri zink 10 hari dan probiotik (Zink 20 mg/tab) - Umur > pada trauma
Dislokasi Panggul POSTERIOR • Adduksi • Endorotasi • Fleksi tungkai • Tungkai bawah memendek
ANTERIOR • Abduksi • Eksorotasi • Fleksi ringan tungkai • Tungkai memendek
17 Laki-laki, usia 24 th, atlet basket sedang bermain basket tiba-tiba mengeluh nyeri pada kaki kanannya dan diperiksa dokter dengan cara disuruh tengkurap dengan kaki menggantung kemudian di remas betisnya. Hasilnya tidak dapat melakukan plantar fleksi. Apa penyebabnya keluhan pasien? a. Fraktur tibia b. Fraktur fibula c. Ruptur tendon achiles d. Ruptur gastrocnemius e. Ruptur meniscus medial
17 Laki-laki, usia 24 th, atlet basket sedang bermain basket tiba-tiba mengeluh nyeri pada kaki kanannya dan diperiksa dokter dengan cara disuruh tengkurap dengan kaki menggantung kemudian di remas betisnya. Hasilnya tidak dapat melakukan plantar fleksi. Apa penyebabnya keluhan pasien? a. Fraktur tibia b. Fraktur fibula c. Ruptur tendon achiles d. Ruptur gastrocnemius e. Ruptur meniscus medial
Ruptur Tendon Achilles • Tendon yang paling tebal dan kuat • Origo tendon Achilles berasal dari otot gastrocnemius dan soleus, membentuk Triceps Surae pada bagian distal yang berfungsi sebagai platar flexor pada persendian kaki. • Perdarahan: arteri peroneus (tengah) dan arteri tibialis posterior (proksimal dan distal).
Gejala Klinis • Diagnosis dapat ditegakkan apabila ditemukan dua atau lebih dari gejala: 1. Tes Thompson positif (penekanan otot betis pada posisi supine tidak menimbulkan plantar fleksi pasif) 2. Pengurangan kekuatan plantar fleksi 3. Defek pada saat palpasi distal dari lokasi insersio (GAP) 4. Peningkatan kekuatan dorsifleksi pada keadaan istirahat (Matles test)
Tes Thompson
(Simon-thompson test, calf squeeze test) • Posisi pasien tengkurap lalu betis dicubit gitu. • NORMAL: terjadi gerakan plantar fleksi tendon Achilles → tes thompson NEGATIF. • RUPTUR TENDON ACHILES: tidak terjadi plantar fleksi → tes thompson POSITIF.
18 Seorang wanita usia 63 tahun jatuh dari sepeda motor dan menapak dengan telapak tangan kanan. Pergelangan tangan kanan terasa nyeri dan bengkak. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan fraktur transversal pada tulang radius 2 cm proksimal dari garis sendi, ujung tulang menuju arah dorsal, angulasi arah radius, dan avulsi proc styloideus ulna. Apa jenis fraktur yang dialami wanita tersebut a. fraktur monteggia b. fraktur galeazzi c. fraktur smith d. fraktur colles e. shift fracture
18 Seorang wanita usia 63 tahun jatuh dari sepeda motor dan menapak dengan telapak tangan kanan. Pergelangan tangan kanan terasa nyeri dan bengkak. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan fraktur transversal pada tulang radius 2 cm proksimal dari garis sendi, ujung tulang menuju arah dorsal, angulasi arah radius, dan avulsi proc styloideus ulna. Apa jenis fraktur yang dialami wanita tersebut a. fraktur monteggia b. fraktur galeazzi c. fraktur smith d. fraktur colles e. shift fracture
Fraktur Radius-Ulna FRAKTUR RADIUS 1. Fraktur Colles • Distal radius • Telapak tangan menumpu beban tubuh • Dislokasi fragmen tulang ke POSTERIOR/ DORSAL • Dinner fork deformity → garpu
FRAKTUR RADIUS 2. Fraktur Smith – Distal radius – Punggung tangan menumpu beban tubuh – Dislokasi fragmen tulang ke ANTERIOR/ VENTRAL – Garden spade deformity → sekop
Fraktur Radius-Ulna FRAKTUR RADIUS 3. Fraktur Galleazi • 1/3 Distal radius • Dislokasi sendi radius ulna distal
FRAKTUR ULNA 4. Fraktur Montegia – 1/3 proksimal radius – Dislokasi sendi radius ulna proksimal
Galeazzi
Montegia
19 Laki laki usia 44 tahun mengalami kecelakaan kendaraan. GCS 356, TD: 100/80, N: 98x, RR: 18x. Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran bikonveks. Gambaran tersebut disebabkan? a. Ruptur arteri meningea media b. Ruptur bridging vein c. Ruptur arteri cerebri anterior d. Ruptur arteri cerebri posterior e. Ruptur arteri basiliar
19 Laki laki usia 44 tahun mengalami kecelakaan kendaraan. GCS 356, TD: 100/80, N: 98x, RR: 18x. Dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala ditemukan gambaran bikonveks. Gambaran tersebut disebabkan? a. Ruptur arteri meningea media b. Ruptur bridging vein c. Ruptur arteri cerebri anterior d. Ruptur arteri cerebri posterior e. Ruptur arteri basiliar
Lapisan Kepala • • • • • • •
Kutis Subkutis Fasia Otot Galea aponeurotika Basis kranii Meningen • Duramater • Arachnoid • Piamater • Jaringan otak
• Perdarahan: – Diatas duramater → Epidural Hematom (EDH) – Antara Duramater – Arachnoid → Subdural hematom (SDH) – Antara Arachnoid – Piamater → Subarachnoid (PSA) – Jaringan otak → Intraserebral (PIS)
Trauma Kepala • Epidural hematoma: • Interval lucid • robeknya a.meningeal media • Subdural hematoma • Hemiparesis dan penurunan kesadaran, cephalgia • robeknya bridging vein • Etiology: Hypertension
• Subarachnoid hemorrhage – Thunderclap headache, tanda meningeal, penurunan kesadaran – Etiologi: robeknya aneurysma • Intracerebral hemorrhage – Paresis, hypesthesia, ataxia, – Penurunan kesadaran – Etiology: Hypertension
EPIDURAL HEMATOM • Pengumpulan darah diantara tengkorak dan duramater. Biasanya berasal dari arteri yg pecah oleh karena ada fraktur atau robekan langsung. • Gejala : 1. Interval lusid 2. Hemiparesis/plegia kontralateral 3. Pupil anisokor → dilatasi ipsilateral 4. Tanda peningkatan TIK → muntah proyektil, nyeri kepala 5. Jejas di temporal 6. Perdarahan arteri (cepat dan kuat) → menekan orak cepat, perdarahan 10 cc saja sudah bergejala
Epidural Hematom • Etiologi : Pecah arteri meningea media (memperdarahi meningen superficial, terletak di temporal) • Khas: Lucid interval (Trauma→pingsan 1500 cc • Penyebab • Luka tembus yang sistemik/hilus • Trauma tumpul
merobek
pembuluh
darah
• Gejala dan tanda • Sesak nafas • Anemia • Syok → hipotensi, takikardi, anuria, akral dingin • Suara nafas hilang • Perkusi redup pada sisi hemitoraks yang terkena
Hematothorax Tatalaksana • Oksigen • Resusitasi cairan kristaloid 20 cc/kgBB • Evaluasi kemungkinan disertai pneumothorax → lakukan needle decompression • Pemasangan chest tube untuk drainase darah • Operasi (thoracotomy) apabila • Perdarahan masif (>1500 cc) pada drainase • Peradahan tidak berhenti (150 – 200 cc/jam selama 2 – 4 jam) • Butuh transfusi darah berulang untuk menjaga hemodinamik
Hematothorax Tatalaksana • Kecil (0-15%): Fisioterapi • Sedang (15-35%): Aspirasi dan transfusi • Besar (>35%): WSD dan transfusi
24 Anak laki-laki usia 8 bulan dibawa ke IGD karena tiba- tiba menangis kesakitan disertai perut kembung sejak 5 jam yg lalu. Pasien juga dikatakan muntah berisi makanan. BAB keluar bercampur darah dan lendir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan distensi abdomen, bising usus menghilang, colok dubur didapatkan pseudo portio, darah (+). Diagnosis? a. Atresia duodenum b. Stenosis duodenum c. Volvulus d. Invaginasi e. Prolaps rectii
24 Anak laki-laki usia 8 bulan dibawa ke IGD karena tiba- tiba menangis kesakitan disertai perut kembung sejak 5 jam yg lalu. Pasien juga dikatakan muntah berisi makanan. BAB keluar bercampur darah dan lendir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan distensi abdomen, bising usus menghilang, colok dubur didapatkan pseudo portio, darah (+). Diagnosis? a. Atresia duodenum b. Stenosis duodenum c. Volvulus d. Invaginasi e. Prolaps rectii
INVAGINASI • Segmen usus proksimal masuk ke bagian distal • Gejala: • muntah dan nyeri perut periodik • Darah dan lendir keluar dari anus, tidak disertai feses à red current jelly stool • Teraba massa seperti sosis sepanjang lumen usus/ di perut atas à sausage shape appearance • Ada daerah kosong di perut bawah à dance sign • Bila mencapai rektum, teraba seperti rahim wanita à pseudoportio
INVAGINASI • USG à doughnut sign, target sign, burger sign • Barium enema à Gold standar à coiled spring appearanve
25 Anak laki-laki usia 11 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri hebat mendadak pada daerah kelaminnya setelah main bola. Keluhan disertai mual dan muntah. TD 120/70, RR 18x, N: 101x, Suhu 36,6C. Pemeriksaan fisik didapatkan posisi salah satu testis lebih tinggi dan mendatar dan phren test negatif. Pemeriksaan yang akan didapat selanjutnya? a. USG Doppler dengan alirah darah menurun b. USG Doppler dengan alirah darah meningkat c. Darah lengkap dengan Hb menurun d. Darah lengkap dengan Hb meningkat e. Transiluminasi hasil positif
25 Anak laki-laki usia 11 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri hebat mendadak pada daerah kelaminnya setelah main bola. Keluhan disertai mual dan muntah. TD 120/70, RR 18x, N: 101x, Suhu 36,6C. Pemeriksaan fisik didapatkan posisi salah satu testis lebih tinggi dan mendatar dan phren test negatif. Pemeriksaan yang akan didapat selanjutnya? a. USG Doppler dengan alirah darah menurun b. USG Doppler dengan alirah darah meningkat c. Darah lengkap dengan Hb menurun d. Darah lengkap dengan Hb meningkat e. Transiluminasi hasil positif
Torsio Testis Testis terputar di dalam skrotum, biasanya ke arah medial Menyebabkan aliran darah ke distal kurang → iskemia → nekrosis Gejala dan tanda • Nyeri mendadak • Testis tampak asimetris • Phren sign (-) → nyeri tidak berkurang bila testis diangkat • Refleks kremaster (-) → testis tidak naik ketika paha dalam digores • Angel sign → posisi testis lebih horizontal dari normal • Deming sign → posisi testis terpeluntir lebih tinggi dari yang normal
Torsio Testis TWIST SCORE (Testicular Workup for Ischemia and Suspected Torsion) Pembengkakan testis
2
Testis teraba keras pada palpasi
2
Mual/ muntah
1
Testis asimetris (high riding)
1
Refleks kremaster (-)
1
• skor 6-7 → high risk • sk0r 1-5 → intermediate risk • skor 0 → low risk
Torsio Testis Pemeriksaan penunjang • USG Doppler → aliran darah ke testis berkurang Tatalaksana • Awal → manual detorsi dengan USG Doppler (Golden period : 6 jam) • Definitif: • onset ≤ 6 jam → orchidopeksi (bedah detorsio) • onset > 6 jam → orchidektomi → sudah nekrosis
26 Laki-laki 18 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri tungkai kiri bawah setelah KLL 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada tungkai kiri bawah, tegang, mengkilat, nyeri pada pemeriksaan dorso fleksi pergelangan kaki kiri (+), nyeri sumbu (+) 1/3 proksimal tungkai kiri bawah. Denyut nadi a. dorsalis pedis teraba lemah. Apakah tindakan awal yang harus dilakukan pada kasus ini jika sarana kesehatan memadai? a. Pemasangan ORIF cruris b. Fasciotomi c. Amputasi d. Pemberian mannitol e. Pemberian heparin IV
26 Laki-laki 18 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri tungkai kiri bawah setelah KLL 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada tungkai kiri bawah, tegang, mengkilat, nyeri pada pemeriksaan dorso fleksi pergelangan kaki kiri (+), nyeri sumbu (+) 1/3 proksimal tungkai kiri bawah. Denyut nadi a. dorsalis pedis teraba lemah. Apakah tindakan awal yang harus dilakukan pada kasus ini jika sarana kesehatan memadai? a. Pemasangan ORIF cruris b. Fasciotomi c. Amputasi d. Pemberian mannitol e. Pemberian heparin IV
Sindroma Kompartemen • Suatu kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu kompartemen osteofasial yang tertutup. • Gejala “5P” – – – – –
Pain → nyeri Pallor → pucat Parestesia → (-) sensorik Paralisis → (-) motorik Pulselessness → (-) nadi
• Tatalaksana: Fasciotomi (Golden period: 4-6 jam)→ bila fasilitas memadai; longgarkan bidai → bila fasilitas tidak memadai
27 Anak usia 3 bulan dibawa ibunya ke RS karena jarang BAB sejak lahir. BAB 1 minggu 3x dan harus diberi pencahar. Riwayat nenek pasien dengan keluhan yg sama. Pemeriksaan tanda vital normal. Pemeriksaan fisik ditemukan distensi abdomen, dan hasil RT ditemukan feses menyemprot. Dimanakan lokasi tersering kelainan pada kasus di atas? a. Caecum b. Colon ascendens c. Colon transversal d. Colon descendens e. Rektosigmoid
27 Anak usia 3 bulan dibawa ibunya ke RS karena jarang BAB sejak lahir. BAB 1 minggu 3x dan harus diberi pencahar. Riwayat nenek pasien dengan keluhan yg sama. Pemeriksaan tanda vital normal. Pemeriksaan fisik ditemukan distensi abdomen, dan hasil RT ditemukan feses menyemprot. Dimanakan lokasi tersering kelainan pada kasus di atas? a. Caecum b. Colon ascendens c. Colon transversal d. Colon descendens e. Rektosigmoid
HIRSCHSPRUNG DISEASE • ”Aganglionik megacolon kongenital” • Gangguan defekasi obstruksi usus fungsional akibat aganglionosis Meissner dan Aurbach • Gejala: • Mekonium terlambat à keluar >24 jam • Distensi abdomen • Rectal toucher à BAB menyemprot • Muntah hijau
HIRSCHSPRUNG DISEASE • Foto: Barium enema à bagian transisi di daerah proksimal kemudian melebar, seperti corong, saw-tooth appearance • Gold standar: biopsi
28 Perempuan usia 68 tahun datang ke UGD dengan keluhan kembung dan muntah sejak 2 hari ini. Disertai juga dengan tidak bisa BAB sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik KU lemah, TD 110/80 mmHg, nadi 112x/m, RR 28x/m, suhu 37 C. Pemeriksaan abdomen ditemukan bising usus meningkat, metallic sound (+), borborygmi (+). Gambaran apakah yg diharapkan dari hasil foto BNO 3 posisi? a. Udara bebas dibawah diafragma b. Coffee bean sign c. Double bubble sign d. Line up sign e. Step ladder sign
28 Perempuan usia 68 tahun datang ke UGD dengan keluhan kembung dan muntah sejak 2 hari ini. Disertai juga dengan tidak bisa BAB sejak 3 hari. Pemeriksaan fisik KU lemah, TD 110/80 mmHg, nadi 112x/m, RR 28x/m, suhu 37 C. Pemeriksaan abdomen ditemukan bising usus meningkat, metallic sound (+), borborygmi (+). Gambaran apakah yg diharapkan dari hasil foto BNO 3 posisi? a. Udara bebas dibawah diafragma b. Coffee bean sign c. Double bubble sign d. Line up sign e. Step ladder sign
ILEUS • Keadaan dimana usus tidak dapat meneruskan isi lumen ke tempat yang lebih distal • Terdiri atas 2 jenis • Obstruktif → terdapat sumbatan pada lumen usus, otot peristaltik bekerja • Paralitik → tidak ada sumbatan, otot peristaltik tidak bekerja
ILEUS Ileus Obstrukti
Ileus Paralitik
Muntah
Sering
Biasanya jarang, kecuali sudah sangat lama
Nyeri perut
Ada
Tidak ada
Bising usus
Meningkat
Menurun
Dilatasi usus
Dilatasi usus proksimal, distal tidak ada udara
Dilatasi usus proksimal + distal
BNO
Gambaran step ladder, herring bone
Gambaran air-fluid leel yang panjang
ILEUS OBSTRUKTIF Manifestasi klinis • Nyeri perut akut → biasanya periumbilikus, bersifat hilang timbul • Mual muntah • Tanda dehidrasi • Distensi abdomen → hipertimpani pada perkusi • Darm contour (+), darm steifung (+)
Pemeriksaan penunjang • Laboratorium • Darah rutin → mencari etiologi infeksi, autoimun • Elektrolit → dd/ ileus paralitik dapat disebabkan oleh hipokalemia • Pencitraan • Foto BNO 3 posisi → untuk konfirmasi diagnosis, hasil menunjukkan herring bone sign, dan gambaran step ladder • CT Scan → untuk karakterisasi penyebab dan derajat keparahan
Gambaran step-ladder
Gambaran Herring bone
Gambaran distensi gas uniform dan menyeluruh pada Ileus Paralitik
ILEUS • Tata laksana • • • •
Dekompresi dengan NGT → tata laksana awal Pemasangan kateter urin → pantau derajat dan koreksi dehidrasi Rehidrasi dengan IV line Pembedahan → tata laksana definitif
29 Seorang wanita 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan payudara kanan membengkak. Keluhan ini dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Dua minggu sebelumnya pasien baru saja melahirkan. Keluhan disertai demam. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Status lokalis payudara kanan edema, memerah, nyeri pada perabaan. Diagnosis? a. Ca mammae b. FAM c. Fibrokistik d. Mastitis e. Tumor phyloides
29 Seorang wanita 25 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan payudara kanan membengkak. Keluhan ini dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Dua minggu sebelumnya pasien baru saja melahirkan. Keluhan disertai demam. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Status lokalis payudara kanan edema, memerah, nyeri pada perabaan. Diagnosis? a. Ca mammae b. FAM c. Fibrokistik d. Mastitis e. Tumor phyloides
Penyakit pada Payudara Mastalgia
- Pada wanita menyusui, tersumbatnya ASI - Nyeri, keras - Tx: kompres hangat, pijat payudara, susukan bayi 2-3 jam sekali, kompres dingin setelah menyusui
Galaktokel
- Pada wanita yang tidak menyusui (anak yang dilahirkan meninggal) - Kista berisi ASI → duktus laktiferus tersumbat - Batas tegas, bulat kistik, tanda radang (-) - Tx: pompa ASI
Mastitis
-
Pada wanita menyusui, infeksi pada kelenjar payudara Nyeri, lecet, edema, tanda radang (+) Tx: kompres dingin, antibiotik, analgetik antipiretik, lanjut ASI ABSES MAMMAE à Riwayat mastitis + fluktuasi
Penyakit pada Payudara Fibroadenoma mammae (FAM)
-
Usia muda (20-30 tahun) Benjolan padat kenyal, batas tegas, mobile, soliter Tidak nyeri Tx: eksisi (bila terus membesar)
Tumor Phyllodes
-
Seperti FAM yang sangat besar hampir seluruh payudara Usia 35-40 tahun Batas tegas, kulit diatas tumor regang, merah mengkilap ”Leaf like pattern” Tx: simpel mastektomi Multipel, bilateral Batas tidak tegas, kistik Nyeri berhubungan dengan menstruasi Tx: marsupialisasi
Fibrokistik
30 Perempuan 20 tahun datang nyeri perut kanan bawah, sebelumnya nyeri dirasakan di umbilikus. ttv normal. dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada perut kanan bawah dengan penekanan dalam kontralateral. leukosit 15.000. pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis? a. Rovsing’s sign b. Blumberg sign c. Dunphy sign d. Psoas sign e. Obturator sign
30 Perempuan 20 tahun datang nyeri perut kanan bawah, sebelumnya nyeri dirasakan di umbilikus. ttv normal. dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada perut kanan bawah dengan penekanan dalam kontralateral. leukosit 15.000. pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis? a. Rovsing’s sign b. Blumberg sign c. Dunphy sign d. Psoas sign e. Obturator sign
APPENDISITIS • Infeksi dan inflamasi pada appendiks vermiformis • Tanda awal: • Nyeri dimulai dari epigastrium (regio umbilikal) • Mual muntah, anoreksia
• Lalu, nyeri berpindah ke kanan bawah → Kocher sign
APPENDISITIS • Tanda rangsangan peritoneum lokal di TITIK MC. BURNEY (1/3 distal umbilikus dan SIAS) • Nyeri tekan → Mc burney sign • Nyeri lepas → Rebound tenderness
• Tanda rangsangan peritoneum tidak langsung • Nyeri kanan bawah bila ditekan kiri → Rovsing sign • Nyeri kanan bawah bila dilepas kiri → Blumberg sign • Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak → nafas dalam, berjalan, ngedan, angkat berat, BATUK → Dunphy sign • Psoas sign → fleksi sendi lutut, hiperekstensi sendi panggul • Obturator sign → fleksi sendri lutut, internal rotasi sendi panggul
APPENDISITIS • Pemeriksaan penunjang: • Darah rutin → leukositosis • Radiologi: • USG (sederhana) → target sign • Foto polos abdomen → bila sudah peritonitis • CT scan → gold standar ≥ 7 → curiga appendisitis 5-6 → meragukan 10 hari) • Konjungtivitis gonore adultorum (>1 tahun) – Tatalaksana: • Topikal → Kloramfenikol • Sistemik → Seftriakson IM
33 Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang dengan ibunya dengan keluhan kedua kelopak mata bengkak,mata merah dan berair, disertai dengan rasa mengganjal. Dari pemeriksaan didapatkan visus ODS 6/6, didapatkan injeksi konjungtiva, sekret bening dan didapatkan adanya folikel pada konjungtiva tarsal. Skuama (-). Ibu pasien juga menderita keluhan yang sama. Apakah terapi yang tepat? a. Cuci mata dengan boorwater b. Cuci kelopak mata dengan sabun bayi c. Gentamisin salep mata d. Betametason tetes mata e. Artificial tears
33 Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang dengan ibunya dengan keluhan kedua kelopak mata bengkak, mata merah dan berair, disertai dengan rasa mengganjal. Dari pemeriksaan didapatkan visus ODS 6/6, didapatkan injeksi konjungtiva, sekret bening dan didapatkan adanya folikel pada konjungtiva tarsal. Skuama (-). Ibu pasien juga menderita keluhan yang sama. Apakah terapi yang tepat? a. Cuci mata dengan boorwater b. Cuci kelopak mata dengan sabun bayi c. Gentamisin salep mata d. Betametason tetes mata e. Artificial tears
KONJUNGTIVITIS
KONJUNGTIVITIS VIRAL 1. Kerato-konjungtivitis epidemika – Adenovirus 8,19 – Gejala: Mata berair, kelilipan, perdarahan subkonjuntiva, pseudomembran 2. Demam faringokonjungtiva – Adenovirus 3,7 – Gejala: Demam, faringitis, pseudomembran – Epidemik, menular dengan cepat dari droplet
Beda Folikel dan Papil? FOLIKEL – Pada limbus, konjungtiva tarsal bawah – (-) vaskularisasi ke dalam tonjolan – Pada konjungtivitis viral
PAPIL – Pada konjungtiva tarsal atas – (+) vaskularisasi ke dalam tonjolan – Pada konjungtivitis alergi
Tatalaksana Konjungtivitis 1. VIRUS selain herpes → Artificial tears 2. BAKTERIselain GO → Kloramfenikol, Gentamisin topikal 3. VERNAL → 1. Sel mast stabilizer → Natrium kromoglikat 2%, sodium kromolin 2. Anti histamin 3. Steroid topikal 4. Artificial tears → Tetrahidralazin, hidrozoline, metilselulosa 4. ALERGIselain vernal: antihistamin, steroid topikal, artificial tears
34 Wanita 60 tahun dengan riwayat DM tipe 2 datang dengan keluhan mata sering merah, perih, terasa mengganjal, dan berpasir pada kedua mata. Penurunan penglihatan (-). Pekerjaan sering di depan komputer dan memakai kontak lensa. Dari pemeriksaan didapatkan injeksi konjungtiva, injeksi siliar ODS, foamy tears konjungtiva forniks. Pada pemeriksaan schimer tes 1 dan 2 didapatkan hasil 10mm dan dari pemeriksaan tear break up time (TBUT) 0,5) dan pemucatan diskus • Gonioskopi → menitai sudut kamera anterior (COA) • Pemeriksaan lapangan pandang • Perimetri (dengan alat) • Kampimetri (dengan alat) • Uji konfrontasi (gerakan tangan)
Tatalaksana • AKUT (defenitif: IRIDEKTOMI) • Carbonic anhidrase inhibitor : hambat produksi aquous humor • SISTEMIK → Acetazolamide 500 mg IV atau 4x125-250 mg oral (harus segera diberikan, efek mulai bekerja 1 jam, puncak 4 jam) • TOPIKAL → Dorzolamide hydrochloride 2% atau brinzolamide 1% (2-3 kali/hari) • Betablocker : menurunkan produksi aquous humor • Timolol maleat 0,25% atau 5% • Betaxolol 0,25% atau 5% • Pilokarpin 1-2%: mengecilkan pupil (miotikum) dan memfasilitasi aliran keluar aqueous humor • setiap menit selama 5 menit. tiap 1 jam selama 24 jam • mata sebelahnya juga diteteskan • Diuretik : agen hiperosmolar untuk menurunkan volume vitreus • Manitol 1,5-2MK/kgBB dalam larutan 20% • Gliserol 1 gram/kgBB dalam larutan 50%
Tatalaksana • KRONIS (defenitif: TRABEKULEKTOMI) • Betablocker : menurunkan produksi aquous humor • Timolol maleat 0,25% atau 5% • Betaxolol 0,25% atau 5% • Analog prostaglandin: memfasilitasi aliran keluar aqueous humor • Latanoprost 0,005% • Bimatoprost 0,003% • Travoprost 0,004% • 1 kali sehari
37 Wanita usia 60 tahun datang dengan keluhan pandangan kedua mata kabur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 1/60 VOS 5/60, segmen anterior tenang, didapat lensa mata kanan keruh, merata, mata kiri keruh tidak merata. Terapi yang disarankan? a. Tetes mata glaukoma b. Tetes mata midriatil c. Tetes mata antibiotik d. Koreksi visus dengan kaca mata e. Ekstraksi katarak dan implantasi IOL
37 Wanita usia 60 tahun datang dengan keluhan pandangan kedua mata kabur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan VOD 1/60 VOS 5/60, segmen anterior tenang, didapat lensa mata kanan keruh, merata, mata kiri keruh tidak merata. Terapi yang disarankan? a. Tetes mata glaukoma b. Tetes mata midriatil c. Tetes mata antibiotik d. Koreksi visus dengan kaca mata e. Ekstraksi katarak dan implantasi IOL
KATARAK • Kekeruhan yang terjadi pada lensa • Klasifikasi • Acquired Cataract (didapat): • Katarak senilis (age-related cataract) – seringnya katarak nuklear • Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang • Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak • Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya DM sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior • Congenital Cataract → intrauterine infections (RUBELLA), metabolic disorders, and genetically transmitted syndromes
Katarak Senilis • 90% dari semua jenis katarak • Ditemukan pada usia lanjut • Gejala : distorsi penglihatan secara perlahan, penglihatan kabur (seperti berkabut/berasap), kondisi mata tenang • Berdasarkan morfologi: • Katarak nuklear • Katarak kapsular • Katarak subkapsular
Tabel Perbandingan Stadium Katarak Senilis
Tatalaksana • Non-Bedah • Memperbaiki fungsi penglihatan sementara, memperlambat pertumbuhan katarak
• Bedah (Definitif) • • • • •
ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) SICS (Small-incision Cataract Surgery) Fakoemulsifikasi Femtosecond Laser Assisted Cataract Surgery
38 Seorang anak 8 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan setelah mata kanannya terkena shuttle cock. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/300, Dari pemeriksaan oftalmologis didapatkan mix injeksi, kornea edema, erosi kornea (+), terdapat darah mengisi 1/2 bilik mata depan. Refleks cahaya berkurang. TIO 21 mmHg, Tatalaksana untuk kasus diatas adalah? a. Timolol 0,5% tetes mata 2x sehari b. Pilocarpin 2% tetes mata 3x sehari c. Acetazolamid oral loading dose, dilanjukan dosis 3x sehari d. Bedrest semifowler position e. Parasintesis darah dari bilik mata depan
38 Seorang anak 8 tahun datang dengan keluhan penurunan penglihatan setelah mata kanannya terkena shuttle cock. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 1/300, Dari pemeriksaan oftalmologis didapatkan mix injeksi, kornea edema, erosi kornea (+), terdapat darah mengisi 1/2 bilik mata depan. Refleks cahaya berkurang. TIO 21 mmHg, Tatalaksana untuk kasus diatas adalah? a. Timolol 0,5% tetes mata 2x sehari b. Pilocarpin 2% tetes mata 3x sehari c. Acetazolamid oral loading dose, dilanjukan dosis 3x sehari d. Bedrest semifowler position e. Parasintesis darah dari bilik mata depan
HIFEMA TRAUMATIK qAkumulasi darah pada COA qEtiologi tersering : Trauma, bisa juga spontan qManifestasi Klinis → nyeri (+), gangguan visus (darah menutupi aksis visual), fotofobia. qKomplikasi • • • • •
Perdarahan ulang/Re-bleeding Glaukoma sekunder → cek TIO : Tonometer Schiotz Corneal blood staining Atrofi saraf optic Sinekia Anterior Perifer
HIFEMA TRAUMATIK ØDerajat Hifema
HIFEMA TRAUMATIK
39 Wanita 30 tahun datang dengan keluhan terdapat selaput pada kedua matanya. Pada pemeriksaan didapatkan VODS 6/6. Dilakukan tes sonde dengan hasil negatif. Apa edukasi yang paling tepat pada pasien ini? a. Mencuci daerah bulu mata dengan shampoo khusus b. Memakai kacamata hitam saat bepergian c. Hindari kontak mata dengan orang lain d. Hindari paparan dengan sinar UV e. Hindari menggunakan gadget atau komputer pada tempat yang redup
39 Wanita 30 tahun datang dengan keluhan terdapat selaput pada kedua matanya. Pada pemeriksaan didapatkan VODS 6/6. Dilakukan tes sonde dengan hasil negatif. Apa edukasi yang paling tepat pada pasien ini? a. Mencuci daerah bulu mata dengan shampoo khusus b. Memakai kacamata hitam saat bepergian c. Hindari kontak mata dengan orang lain d. Hindari paparan dengan sinar UV e. Hindari menggunakan gadget atau komputer pada tempat yang redup
PTERIGIUM (Surfer’s Eye) • Adalah pertumbuhan jaringan fibrovascular (benign) pada konjungtiva berbentuk segitiga dan bisa meluas hingga limbus dan pupil. • Seringkali asimptomatik; keluhan lain: mata merah, berpasir, kering, rasa mengganjal • Penyebab pasti masih tidak diketahui. Eksposure sinar UV dan iritasi debu dapat memicu pertumbuhan → nelayan, petani
DD
PTERIGIUM Tatalaksana • Menghindari pajanan sinar UV adalah preventif. Tidak menghilangkan pterigium yang sudah ada (kacamata hitam, topi) • Artificial tears dapat mengurangi gejala • Kortikosteroid topikal, bila ada • Pembedahan adalah tindakan definitif, namun kekambuhan masih mungkin terjadi → EKSTIRPASI PTERYGIUM • Indikasi Pembedahan : • Astigmatisme terinduksi pterygium • Terlibatnya aksis penglihatan • Gejala iritasi berat • Kosmetik
40 Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan mata kanan merah dan penglihatan kabur. Pada pemeriksaan didapatkan visus mata kanan 1/60, konjungtiva hiperemis, pemeriksaan fluoresein test pada kornea didapatkan defek infiltrat abu – abu dan lesi satelit (+), tepi tak teratur. Di bilik mata depan didapatkan hipopion. Apakah penyebab yang paling mungkin? a. Infeksi jamur b. Infeksi virus c. Infeksi stafilokokus d. Infeksi pneumokokus e. Infeksi streptokokus
40 Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke dokter praktik umum dengan keluhan mata kanan merah dan penglihatan kabur. Pada pemeriksaan didapatkan visus mata kanan 1/60, konjungtiva hiperemis, pemeriksaan fluoresein test pada kornea didapatkan defek infiltrat abu – abu dan lesi satelit (+), tepi tak teratur. Di bilik mata depan didapatkan hipopion. Apakah penyebab yang paling mungkin? a. Infeksi jamur b. Infeksi virus c. Infeksi stafilokokus d. Infeksi pneumokokus e. Infeksi streptokokus
KERATITIS • Peradangan pada kornea • Lapisan kornea: • Epitelium • Membran bowman → keratitis • Stroma → ulkus kornea • Descent membran → perforasi kornea • Endotelium
• Gejala: – Nyeri – Fotofobia – Lakrimasi – Blefarospasme – Penurunan visus
KERATITIS • Pemeriksaan fisik: • Infiltrat • Neovaskularisasi (pembuluh darah baru) • Injeksi perikornea/ injeksi siliar • Superfisial → bercabang, membran bowman • Profunda → lurus seperti sisir, stroma • Lebih dalam: iridosiklitis dengan hipopion → pus di COA
• Stadium: • Infiltrasi → infiltrasi epitel stroma, epitel rusak, edema, nekrosis lokal • Regresi → ulkus dengan infiltrasi, vaskularisasi >>, fluoresensi tes (+) • Sikatriks → epitelisasi, ulkus menetap, jaringan sikatriks, kornea kabur
KERATITIS • Jenis: • Bakteri (trauma, benda asing, operasi, lensa kontak) • gram (+) → batas tegas, tidak luas, putih abu abu • gram (-) → cepat meluas, hipopion, bisa perforasi • Virus • herpes simpleks → lesi dendritik, geografik, ranting pohon • herpes zooster → pseudodendritik • Jamur (tumbuh-tumbuhan, steroid) → lesi satelit, nodul, finger ekstensi • Protozoa (lensa kontak + berenang) → ring shaped, cincin indolen • Helminth → korioretinitis
Keratitis
TELINGA, HIDUNG, TENGGOROKAN syndrome.ukmppd
41 Pasien wanita umur 20 tahun mengeluh pusing berputar setelah bangun tidur. Pusing dirasakan jika pasien miring ke kiri. Pada tes Romberg dengan mata tertutup pasien jatuh ke kanan. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini? a. Betahistin 3x8 mg b. Ergotamin 3x1 c. Paracetamol 3x500mg d. Epley Manuver e. Aspilet 1x80 mg
41 Pasien wanita umur 20 tahun mengeluh pusing berputar setelah bangun tidur. Pusing dirasakan jika pasien miring ke kiri. Pada tes Romberg dengan mata tertutup pasien jatuh ke kanan. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini? a. Betahistin 3x8 mg b. Ergotamin 3x1 c. Paracetamol 3x500mg d. Epley Manuver e. Aspilet 1x80 mg
BPPV BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo) à Vertigo berhubungan perubahan posisi kepala à kanalithiasis di kanalis semisirkularis.
Parasat Dix hallpike à provokasi respon nistagmus, respon vertigo à bila Respon +,dapat dilanjutkan CRT ( canalith repositioning Treatment)
Tujuan CRT à mendorong batu ke utrikulus
CRT/ EPLEY MANUVER Epley manuver adalah untuk menginduksi migrasi kanalit dengan menggunakan manuver kepala
Brandt-Daroff • Metode latihan Brandt-Daroff adalah metode rehabilitasi untuk kasus BPPV yang dapat dilakukan di rumah. • Secara fisiologis, BD berperan dalam proses adaptasi sistem vestibular dan reposisi otolit.
Farmakologis • Betahistin 3x6 mg/12 mg • Flunarizine 2x5 mg • Dipenhidramine 4x25 mg/50 mg • Dimenhidrinat 4x25 mg/50 mg • Siklizin 4x50 mg
42 Pasien usia 35 tahun datang ke poliklinik datang dengan keluhan bersin terutama saat pagi hari, ingus encer 20 th yang lalu, ibu pasien menderita sakit yang sama, pemeriksaan rhinoskopi anterior concha hipertropi, warna kebiruan, sekret mukus. Penatalaksanaan jangka panjang sesuai etiologi penyakit pasien ? a. Terapi imunologi b. Antihistamin 6 bulan c. Dekongestan 6 bulan d. Menghindari alergen e. Kortikosteroid
42 Pasien usia 35 tahun datang ke poliklinik datang dengan keluhan bersin terutama saat pagi hari, ingus encer 20 th yang lalu, ibu pasien menderita sakit yang sama, pemeriksaan rhinoskopi anterior concha hipertropi, warna kebiruan, sekret mukus. Penatalaksanaan jangka panjang sesuai etiologi penyakit pasien ? a. Terapi imunologi b. Antihistamin 6 bulan c. Dekongestan 6 bulan d. Menghindari alergen e. Kortikosteroid
RHINITIS ALERGI - Adanya riwayat atopi (+) - Gejala: - Bersin-bersin - Hidung gatal - Lakrimasi - Rinorea - Hidung tersumbat
- Pemeriksaan fisik: - Rinoskopi anterior : Lividae (pucat) - Skin prick test (+) - Di lengan bawah disuntikkan alergen di subkutan (ruam urtika) - Pemeriksaan penunjang: - IgE total dan spesifik meningkat - Hitung jumlah eosinofil meningkat
RHINITIS ALERGI - Gejala spesifik: - Alergic shinner → panda eyes (bawah mata gelap dan cekung), akibat stasis vena oleh karena obstruksi - Alergic sallute → suka menggosok-gosok hidung - Alergic crease → garis melintang kehitaman di 1/3 bawah dorsum nasi
RHINITIS ALERGI - Fascies adenoid → karena mulut sering terbuka - Geographic tongue → gambaran seperti pulau pulau - Coblestone appearance → dinding post faring granuler dan edema
RHINITIS ALERGI - Klasifikasi: - Berdasarkan sifat berlangsungnya - INTERMITTEN → gejala ≤ 4 hari/ minggu atau ≤ 4 minggu - PERSISTEN → gejala > 4 hari/ minggu atau > 4 minggu - Berdasarkan beratnya gejala - RINGAN → tidak ada gangguan tidur, aktivitas harian, belajar, bekerja, dll.. - SEDANG-BERAT → ada gangguan tidur, aktivitas harian, belajar, bekerja, dll..
RHINITIS ALERGI - Tatalaksana: - HINDARI ALERGEN
- Golongan bersin-bersin → antihistamin, steroid topikal - Golongan rinorea → antikolinergik topikal - Golongan hidung tersumbat → steroid topikal, vasokonstriktor lokal
43 Seorang perempuan mengeluhkan hidung tersumbat. Terdapat riwayat bersin pada pagi hari. Pada pemeriksaan tampak masa putih bertangkai. Apakah etiologi dari kasus diatas? a. Rhinitis alergi kronis b. Tonsilitis c. Ca nasopharynx d. polip nasi e. Angiofibroma juvenile
43 Seorang perempuan mengeluhkan hidung tersumbat. Terdapat riwayat bersin pada pagi hari. Pada pemeriksaan tampak masa putih bertangkai. Apakah etiologi dari kasus diatas? a. Rhinitis alergi kronis b. Tonsilitis c. Ca nasopharynx d. polip nasi e. Angiofibroma juvenile
POLIP NASI • Massa lunak bertangkai, permukaan licin, putih keabu-abuan • Infeksi kronik pada mukosa hidung • Pencetus: infeksi saluran nafas berulang, alergi • Meatus media • Berasal dari sinus ethmoid • Berasal dari sinus maksilaris, tumbuh ke arah belakang dan membesar ke arah nasofaring → Polip antrokoana
POLIP NASI • Gejala: • Pemeriksaan: • hidung tersumbat – massa bertangkai • rinorea (jernih sampai purulen) – keabu-abuan, mirip kolang • hiposmia/ anosmia kaling • nyeri pada hidung – permukaan licin, kenyal • bernafas dari mulut – mudah digerakkan pada • suara sengau meatus media • halitosis • gangguan tidur
Bedakan polip dan koana? POLIP - keabu-abuan - tidak nyeri - tampon epinefrin → tidak menciut
KOANA - kemerahan - nyeri bila ditekan - tampon epinefrin → menciut
POLIP NASI • STADIUM: “Mackay & Lund” • 1 → Terbatas di meatus media (belum keluar) • 2 → sudah keluar, menutupi ½ cavum nasi • 3 → masif, menutupi seluruh cavum nasi sampai keluar dari nares anterior
POLIP NASI • TATALAKSANA • Stadium 1 → Kortikosteroid intra nasal • Fluticasone 2x200 mcg • Budesonide 2x200 mcg • Mometason 1x280 m • Stadium 2-3 → Operatif • Polipektomi • Etmoidektomi intranasal → sinus etmoid • Operasi caldwell-luc → sinus maxila (tembus gusi atas malar 2-3)
• ESS (Endoscopic Sinus Surgery)
44 Laki-laki 55 tahun mengeluh adanya penurunan pendengaran yang dirasakan sudah lama. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan ambang pendengaran sebesar 95 dB. Derajat kelainan pendengaran tersebut termasuk: a. tuli derajat sedang b. tuli derajat sedang-berat c. tuli derajat berat d. tuli derajat sangat berat e. tuli derajat ringan
44 Laki-laki 55 tahun mengeluh adanya penurunan pendengaran yang dirasakan sudah lama. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan ambang pendengaran sebesar 95 dB. Derajat kelainan pendengaran tersebut termasuk: a. tuli derajat sedang b. tuli derajat sedang-berat c. tuli derajat berat d. tuli derajat sangat berat e. tuli derajat ringan
Derajat Tuli • • • • • •
Normal → 0-25 DB Tuli ringan → 26-40 DB Tuli sedang → 41-55 DB Tuli sedang-berat → 56-70 DB Tuli berat → 71-90 DB Tuli sangat berat → >90 DB
45 Seorang wanita 30 tahun mengeluh pendengaran telinga kanan menurun sedangkan telinga kiri tidak ada keluhan. Keluhan dirasakan 3 hari ini. Telinga kanan sudah diperiksa dan didiagnosa otitis media supuratif akut. Hasil pemeriksaan garpu tala adalah: a. Tes weber lateralisasi kanan b. Tes weber lateralisasi kiri c. Tes weber tidak ada lateralisasi d. Tes Rinne kanan positif e. Tes Rinne kiri negative
45 Seorang wanita 30 tahun mengeluh pendengaran telinga kanan menurun sedangkan telinga kiri tidak ada keluhan. Keluhan dirasakan 3 hari ini. Telinga kanan sudah diperiksa dan didiagnosa otitis media supuratif akut. Hasil pemeriksaan garpu tala adalah: a. Tes weber lateralisasi kanan b. Tes weber lateralisasi kiri c. Tes weber tidak ada lateralisasi d. Tes Rinne kanan positif e. Tes Rinne kiri negative
Tes Garpu Penala 1. RINNE TEST • menilai bone conduction dan air conduction 2. WEBER TEST • menilai bone conduction kiri dan kanan 3. SWABACH TEST • membandingkan bone conduction pasien dan pemeriksa
Tes Penala
46 Laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan pilek dengan secret kuning kehijauan berbau busuk nyeri di region inferior mata (+). PAsien sebelumnya sakit gigi+gusi bengkak dan minum antalgin. Kemungkinan diagnosis? a. Sinusitis maxilaris b. Sinusitis maxilaris dentogen c. Sinusitis maxilaris rhinogen d. Sinusitis maxilaris kronis e. Rhinosinusitis akut
46 Laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan pilek dengan secret kuning kehijauan berbau busuk nyeri di region inferior mata (+). PAsien sebelumnya sakit gigi+gusi bengkak dan minum antalgin. Kemungkinan diagnosis? a. Sinusitis maxilaris b. Sinusitis maxilaris dentogen c. Sinusitis maxilaris rhinogen d. Sinusitis maxilaris kronis e. Rhinosinusitis akut
SINUSITIS •Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal, dapat terbentuk nanah mengendap di sinus •Terdapat 4 sinus paranasal: 1. sinus maksila 2. sinus frontal 3. sinus etmoid 4. sinus sfenoid •Etiologi : rinitis, polip, kelainanan anatomi hidung, gangguan silia, infeksi gigi, kelainan imunologik, infeksi tonsil
Berdasarkan waktu: - AKUT → 3 bulan
SINUSITIS Gejala akut: • Hidung tersumbat
Gejala kronik:
• Nyeri di muka • Frontal → kepala depan/ dahi • Etmoid → kantus media/ dekat mata dan hidung • Sphenoid → tidak spesifik; belakang mata/ kepala (seluruh kepala), saat bungkuk, verteks • Maksila → pipi, nyeri alih ke gigi/ gusi
• Nyeri kepala kronik → sinus headache
• Sekret purulen • Post nasal drip → cairan mengalir dari hidung ke tenggorokan
• Serangan asma meningkat • Sumbatan kronik tuba → gangguan telinga • Sinobronkhitis • Bronkiektasis
Pemeriksaan Sinusitis 1.
Rhinoskopi – Anterior → pembesaran konka? hiperemis? sekret? – Posterior → post nasal drip? sekret di nasofaring? 2. Transiluminasi – Pemberian cahaya di rongga sinus besar (maksila dan frontal) – Bila tidak ada fasilitas foto/ CT scan – Tersebar rata dan terang → sekret (-) – Redup, (-) cahaya → sekret (+) → SINUSITIS
Pemeriksaan Sinusitis 3.
Xray – Foto posisi walter → rontgen sinus frontal dan maksila – Foto posisi caldwell → rontgen sinus etmoid dan frontal – Dijumpai : AIR FLUID LEVEL (cairan numpuk di bawah) 4. CT scan sinus paranasal – Pada sinusitis kronik – Rencana operasi – Dijumpai → HIPERDENS (putih) di sinus – GOLD STANDAR, potongan coronal
Tatalaksana Sinusitis SINUSITIS AKUT - Dekongestan (lokal, sistemik) - Antibiotik sistemik broad-spectrum - Simptomatis (mukolitik bila ada PND>>) SINUSITIS KRONIK - Antibiotik sistemik 4-8 minggu - Irigasi sinus: KAAK SPOELING - Operasi: - Caldwell-luc (luc operation) - FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery)
Tatalaksana Irigasi hidung dengan saline – Analgetik-antipiretik – Kortikosteroid intranasal: mengurangi inflamasi – Antibiotik untuk etiologi bakteri: amoxicillin (3x500 mg PO) or amoksiklav (3x 500 mg/125 mg orally PO) selama 5-7 hari. Alternatif: doksisiklin 2x100 mg; sefiksim 1x400 dengan atau tanpa klindamisin 4x300 mg – Dekongestan: bila ada disfungsi tuba – Antihistamin: bersifat mengeringkan mukosa, hati-hati over-drying – Mukolitik: mengencerkan sekret Operasi – untuk sinusitis kronik yang tidak membaik, sinusitis disertai kista atau kelainan ireversibel, polip ekstensif, komplikasi (kelainan orbita, intrakranial, osteomielitis, kelainan paru), sinusitis jamur.
47 Seorang pemilik perusahaan otomotif mengeluh bahwa sebagian besar karyawannya mengalami penurunan pendengaran. Berapa desibelkah batas terpajan bising? a. 84 db selama 10 jam b. 88 db Selama 4 jam c. 91 db Selama 3 jam d. 93 db Selama 2 jam e. 95 db Selama 1 jam
47 Seorang pemilik perusahaan otomotif mengeluh bahwa sebagian besar karyawannya mengalami penurunan pendengaran. Berapa desibelkah batas terpajan bising? a. 84 db selama 10 jam b. 88 db Selama 4 jam c. 91 db Selama 3 jam d. 93 db Selama 2 jam e. 95 db Selama 1 jam
Paparan Bising
48 Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan telinga sering berair, berdengung dan keluar cairan. Keluahn hilang timbul sejak 3 tahun dan sekarang muncul lagi. Pemeriksaan fisik telinga didapatkan perforasi pada bagian sentral membran timpani. Diagnosa? a. OMSK benigna b. OMSK maligna c. OMA stadium supuratif d. OMSK e. OE maligna
48 Laki-laki, 25 tahun datang dengan keluhan telinga sering berair, berdengung dan keluar cairan. Keluahn hilang timbul sejak 3 tahun dan sekarang muncul lagi. Pemeriksaan fisik telinga didapatkan perforasi pada bagian sentral membran timpani. Diagnosa? a. OMSK benigna b. OMSK maligna c. OMA stadium supuratif d. OMSK e. OE maligna
Otitis Media Supuratif Kronis Merupakan infeksi kronis telinga tengah, biasanya kelanjutan dari otitis media akut yang tidak mengalami resolusi secara sempurna (akibat infeksi berulang, atau akibat penatalaksanaan kasus OMA yang tidak adekuat). Gejala dan tanda • Keluar sekret • hilang timbul ataupun terus menerus • sekret bisa kental atau encer, bening atau pus • Penurunan pendengaran • Perforasi membran timpani
OMSK Tipe Benigna
OMSK Tipe Maligna
Perforasi di sentral (pars tensa)
Perforasi di marginal/ atik/ subtotal (pars flaksida)
Peradangan terbatas pada mukosa, tidak mengenai tulang
Disertai adanya Kolesteatoma → sisa epitel/ debris yang dapat menghancurkan jaringan sekitar Tx: - Rujuk untuk operasi eradikasi kolesteatoma (mastoidektomi) dengan/ tanpa timpanoplasti
Tx: - Sekret aktif → aural toilet H2O2 3% 3-5 hari + antibiotik topikal non ototoksik (Ofloksasin 2x4 tetes maks. 2 minggu) + antibiotik sistemik (Amoksisilin 3x500 mg, Siprofloksasin 2x500 mg) - Sekret tenang → observasi 2 bulan, bila belum menutup → miringotomi atau timpanoplasti
Otitis Media Supuratif Kronis Komplikasi Intratemporal
• • • • •
mastoiditis petrositis labirinitis paresis fasialis fistula labirin
Ekstratemporal/ intrakranial
• • • • • •
abses ekstradural thrombophlebitis sinus sigmoid abses otak hidrosefalus otikus meningitis abses subdural
49 Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran kanan kiri. Pasien merupakan buruh pabrik yang terbiasa mendengar suara mesin. Pada pemeriksaan fisik tampak liang telinga tidak edema dan MT normal. Bila dilakukan tes audiometri, hasil yang akan didapatkan adalah? a. penurunan paling parah pada frekuensi 2000 Hz b. penurunan pada air conduction, bone conduction normal c. penurunan pada air dan bone disertai gap d. notch pada 4000 Hz e. audiometri dalam batas normal
49 Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan penurunan pendengaran kanan kiri. Pasien merupakan buruh pabrik yang terbiasa mendengar suara mesin. Pada pemeriksaan fisik tampak liang telinga tidak edema dan MT normal. Bila dilakukan tes audiometri, hasil yang akan didapatkan adalah? a. penurunan paling parah pada frekuensi 2000 Hz b. penurunan pada air conduction, bone conduction normal c. penurunan pada air dan bone disertai gap d. notch pada 4000 Hz e. audiometri dalam batas normal
Noised Induced Hearing Loss - Tuli akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/ NIHL) ialah gangguan pendengaran yang terjadi akibat terpajan bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya lima tahun atau lebih. - Tuli sensorineural - Audiometri : Peningkatan ambang dengar pada frekuensi tinggi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik
TRAUMA AKUSTIK • Kerusakan sistem pendengaran akibat paparan energi akustik yang kuat dan mendadak (ledakan hebat, dentuman atau tembakan senjata api) • Audiometri: Pada gambaran audiometri tampak sebagai “notch“ yang curam pada frekuensi 4000 Hz, yang disebut juga acoustic notch.
50 Seorang pria 19 tahun datang dengan keluhan penurunan penghidu sejak 3 bulan yang lalu. Kakak pasien selalu mencium bau yang tidak enak jika berada di dekat pasien tapi pasien selalu menyangkal. Pada PF didapatkan cavum nasi tampak longgar disertai krusta kehijauan, tes penghidu didapatkan hiposmia. Apa diagnosis yang tepat? a. Sinusitis maxilaris b. Ca nasofaring c. Angiofibroma d. Rhinitis atrofikans e. Trauma saraf penghidu
50 Seorang pria 19 tahun datang dengan keluhan penurunan penghidu sejak 3 bulan yang lalu. Kakak pasien selalu mencium bau yang tidak enak jika berada di dekat pasien tapi pasien selalu menyangkal. Pada PF didapatkan cavum nasi tampak longgar disertai krusta kehijauan, tes penghidu didapatkan hiposmia. Apa diagnosis yang tepat? a. Sinusitis maxilaris b. Ca nasofaring c. Angiofibroma d. Rhinitis atrofikans e. Trauma saraf penghidu
RHINITIS ATROFI • Atrofi progresif mukosa dan tulang konka hidung → rongga hidung lapang, nasofaring terlihat jelas • Disebut juga rhinitis ozaena • Didahului infeksi kronis • Penyebab: • Klebsiella ozaena • Pseudomonas • Streptokokus
• Gejala: • Hidung berbau busuk (dicium orang lain) • Hidung tersumbat • Halitosis • Anosmia
RHINITIS ATROFI • Pemeriksaan: • Rhinoskopi anterior: konka atrofi/ mengecil • Krusta hijau, berbau • Tatalaksana: • Irigasi/ cuci hidung dengan larutan garam isotonis • Antibiotik oral sampai krusta hilang (maksimal 14 hari) • Kristektomi
ILMU KESEHATAN JIWA syndrome.ukmppd
51 Pasien dibawa oleh keluarga karena diam, kaku, tidak mau diajak berbicara, tidak mau makan dan tidak mau mengurus diri. Pasien dahulu sering mengamuk dan merupakan penderita schizofrenia dalam terapi sejak 1 tahun yang lalu. Apakah diagnosis yang paling tepat untuk pasien tersebut? a. Schizofrenia katatonik b. Schizofrenia residual c. Depresi post schizophrenia d. Skizophenia paranoid e. Schizoafektif tipe depresi
51 Pasien dibawa oleh keluarga karena diam, kaku, tidak mau diajak berbicara, tidak mau makan dan tidak mau mengurus diri. Pasien dahulu sering mengamuk dan merupakan penderita schizofrenia dalam terapi sejak 1 tahun yang lalu. Apakah diagnosis yang paling tepat untuk pasien tersebut? a. Schizofrenia katatonik b. Schizofrenia residual c. Depresi post schizophrenia d. Skizophenia paranoid e. Schizoafektif tipe depresi
SKIZOFRENIA • Terjadi peningkatan dopamin di otak • Diagnosis: WH1 • Dijumpai salah satu/beberapa: • Gangguan isi pikiran • Echo → isi pikiran bergema • Controlled → dikendalikan • Broadcasting → tersiar • Withdrawal → diambil • Positivity → pasrah akan kenyataan
• Waham (delusi) → keyakinan yang salah • Halusinasi • Auditori → bisikan-bisikan • Visual → bayangan • Olfaktori → cium bau-bauan • Talktil → ada yang merayap • Perilaku katatonik → gaduh gelisah, mempertahankan postur tertentu, atau gejala negatif → menarik diri, apatis • Gejala muncul dalam waktu minimal 1 bulan • Bila 2 tahun
Tatalaksana 1. Episode manik • MOOD STABILIZER + ANTI PSIKOTIK • Lithium 400-1200 mg/hari • Asam valproat 750 mg/hari 2. Episode depresif • MOOD STABILIZER + ANTI DEPRESAN: SSRI ATAU TCA
55 Seorang siswi SMA menangis tersedu-sedu setelah putus dengan pacar. Pasien hampir pingsan saat bercerita tentang rasa sakit yang sedang dialaminya kepada sahabat dekatnya. Dia bercerita rasanya sakit sekali apalagi bila teringat kenangan-kenangan yang telah lalu. Untuk melupakan perasaan saat itu, dia dan sahabatnya pergi karaoke. Apakah diagnosis siswi tersebut? a. Gangguan konversi b. Gangguan disosiasi c. Gangguan cemas d. Gangguan reaksi stress akut e. Gangguan depresi ringan
55 Seorang siswi SMA menangis tersedu-sedu setelah putus dengan pacar. Pasien hampir pingsan saat bercerita tentang rasa sakit yang sedang dialaminya kepada sahabat dekatnya. Dia bercerita rasanya sakit sekali apalagi bila teringat kenangan-kenangan yang telah lalu. Untuk melupakan perasaan saat itu, dia dan sahabatnya pergi karaoke. Apakah diagnosis siswi tersebut? a. Gangguan konversi b. Gangguan disosiasi c. Gangguan cemas d. Gangguan reaksi stress akut e. Gangguan depresi ringan
Gangguan Penyesuaian - Pemicu: - Kejadian traumatik, tapi tidak terlalu hebat - Biasanya stressor positif → tapi pasien tidak bisa menyesuaikan diri - ONSET: 1 bulan, gejala tidak bertahan diatas 6 bulan (>6 bulan → gangguan depresi berkepanjangan) - Gejala: variatif, depresif, anxietas, atau campuran - Contoh → pindah tugas, pindah kota, pekerjaan
PTSD -
Gangguan stres pasca trauma Pemicu: kejadian traumatik “stressor negatif” Onset: 6 bulan (minggu-bulan) Disertai: - flashback → harus ada perasaan/ mimpi terulang kembali - menghindar → penghindaran nyata terhadap stimulus yang menyadarkan trauma yang tersimpan (misal: pikiran, perasaan, percakapan, aktivitas, dll) - Tx: SSRI (depresi), benzodiazepin (cemas)
Gangguan Stres Akut - Pemicu: KATASTROFIK → penyebabnya luar biasa hebat - Onset : gejala hilang dengan cepat (beberapa jam), tidak lebih dari 3 hari - Gejala: depresi, anxietas, campuran
56 Pasien wanita usia 23 tahun datang ke poli psikiatri karena terus-terusan merasa sedih selama 2 tahun ini. Pasien merasakan keluhan ini sejak mengetahui pacarnya selingkuh. Pasien terus-terusan sedih, sulit fokus, merasa tidak benergi, dan lemas. Selama 2 tahun ini pasien tetap bekerja seperti biasa dan makan dengan teratur. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut? a. Depresi minor b. Depresi berulang c. Distimia d. Siklotimia e. Depresi ringan
56 Pasien wanita usia 23 tahun datang ke poli psikiatri karena terus-terusan merasa sedih selama 2 tahun ini. Pasien merasakan keluhan ini sejak mengetahui pacarnya selingkuh. Pasien terus-terusan sedih, sulit fokus, merasa tidak benergi, dan lemas. Selama 2 tahun ini pasien tetap bekerja seperti biasa dan makan dengan teratur. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut? a. Depresi minor b. Depresi berulang c. Distimia d. Siklotimia e. Depresi ringan
DISTIMIA = Depresi Neurosis Kriteria Diagnosis berdasarkan PPDGJ-III : • Afek depresif yang berlangsung sangat lama • Tidak pernah memenuhi kriteria gangguan depresif ringan atau sedang • Biasanya dimulai pada usia dini dari masa dewasa • Berlangsung sekurang-kurangnya beberapa tahun, dapat terjadi dalam jangka waktu yang tidak terbatas
DISTIMIA Kriteria Diagnosis berdasarkan PPDGJ-III : • Bila onsetnya terjadi pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan episode depresi tersendiri (F32), dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas
DISTIMIA Tatalaksana Non-farmakologis • Terapi perilaku dan kognitif (CBT) • Mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik, belajar mengenali apa yang menyebabkan gangguan dan pencegahannya • Farmakologis • • • •
SSRI: fluoxetine, sertraline, paroxetine SNRI: duloxetine, venlafaxine Antidepresan atipikal: bupropion, mirtazapine Antidepresan trisiklik: amitriptilin, imipramine, trimipramine
57 Seorang perempuan baru saja melahirkan 1 bulan yang lalu. Saat ini selalu merasa sedih dan tidak dapat mengurus bayinya. Sejak 1 minggu terakhir, ia terus mengurung diri dan tidak mau keluar kamar. Apakah terapi yang dapat diberikan? a. Fluoksetin 2x2 mg b. Haloperidol 2x5 mg c. Asam valproat 3x250 mg d. Carbamazepin 2x200 mg e. Sertraline 2x50 mg
57 Seorang perempuan baru saja melahirkan 1 bulan yang lalu. Saat ini selalu merasa sedih dan tidak dapat mengurus bayinya. Sejak 1 minggu terakhir, ia terus mengurung diri dan tidak mau keluar kamar. Apakah terapi yang dapat diberikan? a. Fluoksetin 2x2 mg b. Haloperidol 2x5 mg c. Asam valproat 3x250 mg d. Carbamazepin 2x200 mg e. Sertraline 2x50 mg
Gangguan jiwa pasca persalinan Postpartum blues / Baby blues syndrome / Maternity blues • Gejala depresi paling ringan • Biasa dialami oleh perempuan setelah melahirkan antara hari ke-7 hingga 14, yang terjadi untuk sementara (umumnya < 2 minggu) • Hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan • Patofisiologinya terkait faktor hormonal
Gangguan jiwa pasca persalinan Depresi postpartum • Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih, hilangnya minat dan semangat beraktivitas, malas mengurus anak, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, nafsu makan menurun, merasa tidak mampu mengurus anak • Umumnya >2 minggu • Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri • Tatalaksana dengan antidepresan
Gangguan jiwa pasca persalinan Psikosis postpartum • Bentuk paling berat, umumnya >2 minggu • Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan, makhluk aneh) • Ada keinginan untuk membunuh anaknya • Tatalaksana dengan antipsikotik dan pisahkan sementara dari bayi pasien
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS, ETIKA KEDOKTERAN, FORENSIK & TOKSIKOLOGI syndrome.ukmppd
58 Seorang dokter bertugas di UGD Rumah Sakit. Namun karena kurangnya proses maintenance di RS tersebut, Alat DC Shock tersebut sudah rusak sejak 1 minggu terakhir dan tidak diperbaiki. Beruntung tidak ada pasien henti jantung atau aritmia letal yang masuk ke UGD satu minggu ini. Incident Patient Safety pada kasus diatas adalah? a. Kejadian Tidak Diharapkan b. Kejadian Potensi Cedera c. Kejadian Nyaris Cedera d. Sentinel event e. Latent Error
58 Seorang dokter bertugas di UGD Rumah Sakit. Namun karena kurangnya proses maintenance di RS tersebut, Alat DC Shock tersebut sudah rusak sejak 1 minggu terakhir dan tidak diperbaiki. Beruntung tidak ada pasien henti jantung atau aritmia letal yang masuk ke UGD satu minggu ini. Incident Patient Safety pada kasus diatas adalah? a. Kejadian Tidak Diharapkan b. Kejadian Potensi Cedera c. Kejadian Nyaris Cedera d. Sentinel event e. Latent Error
Insiden Keselamatan Pasien
59 Sesosok mayat laki-laki ditemukan di rumah pada hari Selasa pukul 09.00 WIB. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan lebam mayat ditemukan di seluruh tubuh, tidak menghilang dengan penekanan. Sementara itu ditemukan kaku mayat sukar di lawan di seluruh tubuh, kecuali di bagian jari tangan dan kaki. Perkiraan waktu kematian yang paling sesuai pada kasus ini adalah a. Minggu pukul 09.00 WIB b. Minggu pukul 18.00 WIB c. Senin pukul 07.00 WIB d. Senin pukul 21.00 WIB e. Selasa pukul 02.00 WIB
59 Sesosok mayat laki-laki ditemukan di rumah pada hari Selasa pukul 09.00 WIB. Pada pemeriksaan luar jenazah didapatkan lebam mayat ditemukan di seluruh tubuh, tidak menghilang dengan penekanan. Sementara itu ditemukan kaku mayat sukar di lawan di seluruh tubuh, kecuali di bagian jari tangan dan kaki. Perkiraan waktu kematian yang paling sesuai pada kasus ini adalah a. Minggu pukul 09.00 WIB b. Minggu pukul 18.00 WIB c. Senin pukul 07.00 WIB d. Senin pukul 21.00 WIB e. Selasa pukul 02.00 WIB
TANDA KEMATIAN TANDA TIDAK PASTI - pernafasan berhenti - sirkulasi berhenti - kulit pucat - tonus otot hilang - pembuluh darah retina mengalami segmentasi - kornea kering dan keruh
TANDA PASTI - lebam mayat (Livor mortis) - kaku mayat (Rigor mortis) - Penurunan suhutubuh (Algor mortis) - Pembusukan (Dekomposisi) - Adiposera - Mumifikasi
LIVOR MORTIS - LEBAM MAYAT - Akumulasi sel darah merah karena pengaruh gravitasi (jantung tidak memompa darah) - Berwarna merah gelap → berikatan dengan CO2 - Muncul 30 menit – 1 jam setelahkematian - < 4 jam → dapat berpindah sesuai posisi - < 6 jam → hilang dengan penekanan - menetap dalam 6 jam
LIVOR MORTIS - Muncul dibagian terbawah tubuh setelah kematian - Berbaring → di punggung - Gantung diri → di kaki - Tengkurap → di perut - Duduk → di bokong - Tenggelam → di wajah
LIVOR MORTIS DD/ LEBAM MAYAT 1. Kontusio/ luka memar – di sembarang tempat – tidak hilang dengan penekanan 2. Intoksiksasi sianida dan CO – lebam berwarna merah cerah dan merah gelap – CO → berikatan dengan Hb – Sianida → menghambat sel
RIGOR MORTIS - KAKU MAYAT - Dimulai dari otot kecil karena glikogen untuk memenuhi kebutuhan sel lebih sedikit (simpanan cadangan 36 jam → hilang sempurna
RIGOR MORTIS DD/ KAKU MAYAT Cadaveric spasme – terjadi bila sebelum meninggal, melakukan aktivitas – contohnya: berenang, bunuhdiri – ATPlebih cepat habis – timbul segera setelah kematian – mengenai otot-otot volunteer saja – sangat kaku, perlu tenaga yang kuat untuk melawan – suhu hangat – dengan rangsangan listrik: (+) respon otot
RIGOR MORTIS - PENURUNAN SUHU TUBUH - Menentukan lama kematian ALGOR MORTIS
RIGOR MORTIS
LAMA KEMATIAN
Hangat
Tidak kaku
< 3 jam
Hangat
Kaku
3-8 jam
DIngin
Kaku
8-24 jam
DIngin
Tidak kaku
> 24 jam
DEKOMPOSISI - Pembusukan - > 36 jam → pertama kali tampak pada perut kanan bawah (caecum), warna hijau kekuningan → karena banyak kuman - 2 hari → tampak garis-garis pembusukan di seluruh aliran darah (marbling) - 2-3 hari → perut kembung (distensi) - 3-5 hari → perut mengecil kembali
ADIPOSERA - Terbentuk bahan berwarna keputihan lunak atau berminyak berbau tengik - Akibat hidrolisis lemak yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh - Dimulai 1-3 minggu setelah kematian - Berlangsung hingga 12 bulan - Faktor yang mempercepat → kelembapan tinggi, suhuhangat, lemak tubuh cukup
MUMIFIKASI - Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan → pembusukan berhenti - Jaringan menjadi keras dan kering, berwarna gelap, keriput, tidak membusuk - + / - 3 bulan setelah kematian
60 Perempuan 34 tahun ditemukan meninggal dipinggir sungai. Pada pemeriksaan luar didapat bentukan seperti luka memar. Untuk memastikan penyebab kematian korban apakah mati karena tenggelam atau dibunuh dulu kemudian ditenggelamkan, maka pemeriksaan yang dilakukan adalah? a. Tes Apung Paru b. Tes Getah Paru c. Tes Diatom d. Gettler Test e. Berat Jenis Darah
60 Perempuan 34 tahun ditemukan meninggal dipinggir sungai. Pada pemeriksaan luar didapat bentukan seperti luka memar. Untuk memastikan penyebab kematian korban apakah mati karena tenggelam atau dibunuh dulu kemudian ditenggelamkan, maka pemeriksaan yang dilakukan adalah? a. Tes Apung Paru b. Tes Getah Paru c. Tes Diatom d. Gettler Test e. Berat Jenis Darah
DROWNING - TENGGELAM -Kematian akibat asfiksia oleh karena terhalangnya udara masuk ke dalam paru-paru akibat adanya cairan dalam saluran pernafasan. - Klasifikasi: 1. Typical Drowning 2. Atypical Drowning
Typical Drowning Penyumbatan jalan nafas oleh cairan yang terhirup atau masuk ke jalan nafas. 1. WET DROWNING – Tenggelam di air tawar – Tenggelam di air asin 2. COMPLETE DROWNING→ seluruh tubuh tenggelam 3. INCOMPLETE DROWNING→ hanya wajah yang tenggelam
Air Tawar vs Air Asin AIR TAWAR
AIR ASIN
- Hemodilusi (lisis) - Apnea 1-2 menit
- Hemokonsentrasi (menarik cairan) - Edema paru (cairan masuk ke sistem pulmonal) - Kematian setelah 10-12 menit - Hipernatremia - Hiperkalemia
- Cerebral anoksia - Kematian setelah 5 menit tenggelam - Gangguan aritmia jantung - Ventrikular fibrilasi - Hiperkalemia - TDmenurun drastis
Atypical Drowning 1.
DRY DROWNING Sedikit atau tidak ada terhirup air. Meninggal karena SPASME laring yang menyebabkan asfiksia.
2.
IMMERSION SYNDROME - Mati tenggelam di air dingin → menyebabkan inhibisi vagal yang mengatur denyut jantung (nervus 10) → bradikardia - Sering pada pasien dalam pengaruh alkohol
Pemeriksaan Tenggelam • PEMERIKSAAN DIATOM (DESTRUCTIONTEST) – tumbuhan air/ algae plankton pada paru, sumsumtulang, hepar, ginjal, usushalus, duodenum – Adanya diatom pada jenazah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas saat masih didalam air • PEMERIKSAAN GETAH PARU – benda-benda : pasir, lumpur, telur cacing, tanaman air, kristal silikat • PEMERIKSAAN KIMIAWI – Gettler dan Durlacher • PEMERIKSAAN ISI LAMBUNG
61 Hasil otopsi forensik seorang dokter terhadap mayat seorang laki-laki 35 tahun yang ditemukan meninggal karena dicekik manual. Temuan apa yang mendukung kesimpulan tersebut? a. Luka berbentuk bulan sabit pada leher b. Patah tulang lidah c. Patah tulang vertebrae cervical IV d. Patah tulang rawan tiroid e. Alur jeratan tali pada leher
61 Hasil otopsi forensik seorang dokter terhadap mayat seorang laki-laki 35 tahun yang ditemukan meninggal karena dicekik manual. Temuan apa yang mendukung kesimpulan tersebut? a. Luka berbentuk bulan sabit pada leher b. Patah tulang lidah c. Patah tulang vertebrae cervical IV d. Patah tulang rawan tiroid e. Alur jeratan tali pada leher
SEBAB KEMATIAN SMOTHERING - Pembekapan - (-) tanda kekerasan - Umumnya dengan bantal -Berada di sekitar tempat tidur GAGGING &CHOKING - Penyumbatan → orofaring - Gagging → laringofaring - Dijumpai benda asing
MANUAL STRANGULATION - Pencekikan (penjeratan dengan tangan)/ throttling -Dinding saluran nafas atas tertekan -Luka lecet, kecil, dangkal, bentuk bulan sabit pada leher akibat penekanan kuku jari - Fraktur os hyoid
Hanging vs Strangulation HANGING
STRANGULATION
Motif
Bunuh diri, tanda perlawanan (-)
Pembunuhan, tanda perlawanan (+)
Tanda asfiksia
Kurang jelas
Jelas
Jeratan di leher
Vertikal, melingkar, huruf V, di atas adam’s apple
Horizontal, mendatar, di bawah tiroid
Bekas tali
Keras, coklat tua
Lunak, kemerahan
Fx laring & trakea
Jarang
Sering
Fx os hyoid
Sering
Jarang
Perdarahan sal. nafas
Sangat jarang
(+) bersama buih dari mulut dan hidung
Air ludah
Mengalir dari sudut mulut
(-)
62 Seorang laki-laki berusia 60 tahun, menderita diabetes melitus dengan gangren pada telapak kaki kanan. Karena gangren semakin meluas, dokter menyarankan supaya kaki kanannya diamputasi. Tapi pasien menolak. Suatu ketika pasien demam tinggi sampai tak sadarkan diri karena sepsis. Dokter kemudian mengamputasi pasien karena peretujuan keluarga pasien, karena kondisi pasien yang semakin menurun. Sesuai kaidah bioetik yang manakah tindakan dokter tersebut? a. beneficience b. non-maleficence c. otonomy d. justice e. non-beneficience
62 Seorang laki-laki berusia 60 tahun, menderita diabetes melitus dengan gangren pada telapak kaki kanan. Karena gangren semakin meluas, dokter menyarankan supaya kaki kanannya diamputasi. Tapi pasien menolak. Suatu ketika pasien demam tinggi sampai tak sadarkan diri karena sepsis. Dokter kemudian mengamputasi pasien karena peretujuan keluarga pasien, karena kondisi pasien yang semakin menurun. Sesuai kaidah bioetik yang manakah tindakan dokter tersebut? a. beneficience b. non-maleficence c. otonomy d. justice e. non-beneficience
AUTONOMY • Prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien → informed consent • Derivat autonomy: • Veracity → berbicara benar, jujur, terbuka • Privacy → menghormati hal keleluasaan pasien • Confidentiality → menjaga kerahasiaan (informasi medis pasien)
BENEFICENCE • Prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan kepada kebaikan pasien. • Bukan hanya soal perbuatan baik, tapi mencakup pertimbangaan perbuatan yang manfaatnya lebih besar dari kerugiannya
NON MALEFICENCE • Prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien → “primum non nocere” / “above all do no harm” • Prinsip ini banyak digunakan pada kondisi kegawatdaruratan
JUSTICE • Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya → distributive justice
63 Pemerintah Indonesia saat ini telah melaksanakan program jaminan kesehatan secara nasional yang telah dicanangkan sejak tahun 2014. Untuk pelaksanaan program tersebut pemerintah telah menetapkan besarnya tarif paket diagnosis berdasarkan pengelompokan diagnosis dari berbagai penyakit. Apa sebutan untuk pengelompokan diagnosis tersebut? a. Indonesian diagnose relative groups b. Indonesian case based groups c. Indonesian code diagnose d. Indonesian relative diagnose e. Indonesian case diagnose
63 Pemerintah Indonesia saat ini telah melaksanakan program jaminan kesehatan secara nasional yang telah dicanangkan sejak tahun 2014. Untuk pelaksanaan program tersebut pemerintah telah menetapkan besarnya tarif paket diagnosis berdasarkan pengelompokan diagnosis dari berbagai penyakit. Apa sebutan untuk pengelompokan diagnosis tersebut? a. Indonesian diagnose relative groups b. Indonesian case based groups c. Indonesian code diagnose d. Indonesian relative diagnose e. Indonesian case diagnose
64 Suatu survei untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis dilakukan di Kecamatan A dengan jumlah penduduk 200.000 orang. Pada survey tersebut ditemukan 20 penderita tuberculosis paru yang terdiri dari 12 penderita tuberculosis lama dan 8 penderita tuberculosis baru. Selain itu juga tercatat 100 kasus kematian di Kecamatan A dan dari jumlah tersebut ada 5 orang meninggal karena tuberculosis paru. Berapakah nilai Case Fatality Rate kasus diatas? a. (100/200.000)x100% b. (20/100)x100% c. (5/100)x100% d. (5/200.000)x100% e. (5/20)x100%
Sistem Pembayaran • Fee for services/ out of pocket → pasien umum, bayar sendiri • Health insurance • Pembayaran pra upaya (prospektif) • Sistem kapitasi → di FKTP • Sistem paket → di RS (INA CBGs)
Pembayaran BPJS Kesehatan • Mekanisme pembayaran BPJS kesehatan untuk faskes primer (puskesmas, klinik pratama, dokter praktek perorangan) adalah kapitasi dan non kapitasi untuk kasus tertentu. • Mekanisme pembayaran BPJS kesehatan untuk faskes sekunder dan tersier adalah case payment menggunakan INA CBGs serta non INA CBGs untuk kondisi tertentu.
INA-CBGs • Indonesian-Case Based Groups (INA-CBGs): besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur. • Non INA-CBGs: tarif diluar tarif paket INACBG untuk beberapa item pelayanan tertentu meliputi alat bantu kesehatan, obat kemoterapi, obat penyakit kronis, CAPD dan PET Scan, dengan proses pengajuan klaim dilakukan secara terpisah dari tarif INA-CBG
64 Suatu survei untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis dilakukan di Kecamatan A dengan jumlah penduduk 200.000 orang. Pada survey tersebut ditemukan 20 penderita tuberculosis paru yang terdiri dari 12 penderita tuberculosis lama dan 8 penderita tuberculosis baru. Selain itu juga tercatat 100 kasus kematian di Kecamatan A dan dari jumlah tersebut ada 5 orang meninggal karena tuberculosis paru. Berapakah nilai Case Fatality Rate kasus diatas? a. (100/200.000)x100% b. (20/100)x100% c. (5/100)x100% d. (5/200.000)x100% e. (5/20)x100%
65 Laki-laki 55 tahun dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran setelah ditabrak sepeda motor. Setelah di lakukan pemeriksaan, pasien didiagnosa gegar otak dan harus dirawat inap. Namun keluarga menolak karena keterbatasan biaya. Pasien baru di PHK 2 bulan yg lalu namun sudah mendapat kartu JKN dari perusahaan. Apa skema pembayaran pada kasus di atas? a. Pembayaran ditanggung selama 1 bulan dari masa PHK b. Pembayaran ditanggung selama 3 bulan dari masa PHK c. Pembayaran ditanggung selama 6 bulan dari masa PHK d. Pembayaran ditanggung selama 9 bulan dari masa PHK e. Pembayaran ditanggung selama 12 bulan dari masa PHK
65 Laki-laki 55 tahun dibawa ke IGD RS karena penurunan kesadaran setelah ditabrak sepeda motor. Setelah di lakukan pemeriksaan, pasien didiagnosa gegar otak dan harus dirawat inap. Namun keluarga menolak karena keterbatasan biaya. Pasien baru di PHK 2 bulan yg lalu namun sudah mendapat kartu JKN dari perusahaan. Apa skema pembayaran pada kasus di atas? a. Pembayaran ditanggung selama 1 bulan dari masa PHK b. Pembayaran ditanggung selama 3 bulan dari masa PHK c. Pembayaran ditanggung selama 6 bulan dari masa PHK d. Pembayaran ditanggung selama 9 bulan dari masa PHK e. Pembayaran ditanggung selama 12 bulan dari masa PHK
Kepesertaan BPJS Kesehatan
• Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu, iurannya dibiayai Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan. – Tidak ada peserta BPJS kesehatan yang berhak atas kelas VIP. Peserta yang ingin dirawat di kelas VIP harus iur biaya (membayar selisih biaya kamar rawat inap VIP dengan biaya kamar yang menjadi hak kelasnya). – Peserta PBI tidak boleh naik kelas. Jika tetap naik kelas, hak PBInya akan gugur. Pekerja Penerima Upah : - Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah sebanyak-banyaknya 5 orang. - Iuran untuk keluarga tambahan: sebesar sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah per orang per bulan - Apabila pekerja di PHK, BPJS berlaku sampai 6 bulan setelah masa kerja berakhir.
Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
Aktivasi Kartu BPJS • Bagi peserta BPJS pekerja penerima upah dan BPJS PBI, BPJS langsung dapat digunakan setelah pegawai menerima kartu BPJS. • Sementara itu, bagi peserta BPJS mandiri (peserta BPJS bukan pekerja penerima upah), maka setelah mendaftarkan diri secara online, maka pembayaran baru dapat dilakukan setelah 14 hari kemudian dan kartu BPJS baru dapat digunakan setelah pembayaran dilakukan. • Jadi kartu BPJS paling cepat bisa digunakan setelah 14 hari dari pendaftaran.
66 Pada suatu kecamatan didapatkan kejadian peningkatan chikungunya. Pada Agustus ada 2 orang yang terserang chikungunya. Beberapa bulan berikutnya, bulan September, Oktober, November terdapat peningkatan angka kejadian menjadi berturut-turut 4, 9, dan 30 kasus. Termasuk kejadian apakah kasus tersebut? a. Pandemi b. Epidemi c. Endemi d. Sporadik e. Outbreak
66 Pada suatu kecamatan didapatkan kejadian peningkatan chikungunya. Pada Agustus ada 2 orang yang terserang chikungunya. Beberapa bulan berikutnya, bulan September, Oktober, November terdapat peningkatan angka kejadian menjadi berturut-turut 4, 9, dan 30 kasus. Termasuk kejadian apakah kasus tersebut? a. Pandemi b. Epidemi c. Endemi d. Sporadik e. Outbreak
DEFENISI qENDEMIK : angka suatu penyakit terus menerus tinggi di suatu daerah dan tidak pernah hilang qSPORADIK : angka suatu penyakit naik turun di suatu daerah, dipengaruhi musim atau waktu qOUTBREAK/ KLB : suatu penyakit menular dan kejadiannya sangat cepat, meliputi daerah yang kecil (kabupaten/ kota) qEPIDEMI : jumlah orang yang terjangkit lebih banyak, mencakup daerah yang lebih luas (provinsi, negara) – sudah ada travel warning ke negara yang terjangkit qPANDEMI : penyebaran suatu penyakit menular melewati batas negara, bahkan seluruh dunia
KRITERIA KLB
67 Seorang peneliti ingin mengetahui penurunan tekanan darah setelah konsumsi jus seledri pada lansia dengan hipertensi. Peneliti mengambil 500 sampel lansia dengan hipertensi. Peneliti membagi 2 kelompok perlakuan, 250 sampel mengonsumsi jus seledri dan 250 sampel tidak mengonsumsi jus seledri. Setelah penelitian berlangsung didapatkan Kolmogorov Smirnoff = 0.09. Uji statistik apakah yang sesuai untuk penelitian tersebut ? a. Dependent T-test b. Independent T-test c. Wilcoxon d. Chi square e. Fisher exact test
67 Seorang peneliti ingin mengetahui penurunan tekanan darah setelah konsumsi jus seledri pada lansia dengan hipertensi. Peneliti mengambil 500 sampel lansia dengan hipertensi. Peneliti membagi 2 kelompok perlakuan, 250 sampel mengonsumsi jus seledri dan 250 sampel tidak mengonsumsi jus seledri. Setelah penelitian berlangsung didapatkan Kolmogorov Smirnoff = 0.09. Uji statistik apakah yang sesuai untuk penelitian tersebut ? a. Dependent T-test b. Independent T-test c. Wilcoxon d. Chi square e. Fisher exact test
• VARIABEL DEPENDEN/ TERIKAT • YANG DIPENGARUHI : EFEK • VARIABEL INDEPENDEN/ BEBAS • YANG MEMPENGARUHU : FAKTOR RESIKO NURI-KANO - NUMERIK- RASIO INTERVAL - RASIO: nilai 0 tidak punya arti (BB, TB, kadar kolesterol) - INTERVAL: nilai 0 punya arti (suhu, jam) - KATEGORIK – NOMINAL ORDINAL - NOMINAL: tidak ada urutan (jenis kelamin, golongan darah) - ORDINAL: ada urutan (tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan)
• DATA TERDISTRIBUSI NORMAL • P > 0,05
• BILA DATA TIDAK TERDISTRIBUSI NORMAL • P < 0,05 maka turun satu (ikuti panah kebawahnya)
UJI HIPOTESIS • Kategorik-kategorik → CHI SQUARE • Kategorik-numerik • T-berpasangan/ T-paired/ T dependen → sampel harus sama DAN intervensi harus sama • T-tidak berpasangan/ T-unpaired/ T-test/ T independen → berbeda • Numerik-numerik • Uji korelasi pearson → Cuma bisa tau berpengaruh atau tidak • Regresi linear → Seberapa besar pengaruhnya
68 Ditemukan korban meninggal dunia di suatu gedung kosong. Diduga korban meninggal karena luka tusuk. Pada pemeriksaan didapatkan luka panjang 4,5 cm, lebar 0,5 cm, dan kedalaman 22 cm. Berapa ukuran senjata yang digunakan? a. Panjang 25 cm dan lebar 5 cm b. Panjang 25 cm dan lebar 3 cm c. Panjang 20 cm dan lebar 5 cm d. Panjang 15 cm dan lebar 5 cm e. Panjang 15 cm dan lebar 3 cm
68 Ditemukan korban meninggal dunia di suatu gedung kosong. Diduga korban meninggal karena luka tusuk. Pada pemeriksaan didapatkan luka panjang 4,5 cm, lebar 0,5 cm, dan kedalaman 22 cm. Berapa ukuran senjata yang digunakan? a. Panjang 25 cm dan lebar 5 cm b. Panjang 25 cm dan lebar 3 cm c. Panjang 20 cm dan lebar 5 cm d. Panjang 15 cm dan lebar 5 cm e. Panjang 15 cm dan lebar 3 cm
Panjang & Lebar Senjata • Panjang luka = ukuran maksimal lebar senjata • Dalam luka = ukuran minimal panjang senjata Contoh: - panjang pisau: 20 cm - lebar pisau: 5 cm - panjang luka ≥ 5 cm - dalam luka ≤ 20 cm
ILMU PENYAKIT DALAM syndrome.ukmppd
69 Laki-laki 25 th datang ke UGD RS dengan keluhan demam sejak 3 hari disertai mual dan rasa nyeri seluruh sendi. Dari hasil PF didapatkan ptekie di kedua tangan pasien. TD 110/70 HR 100x/menit RR 20x/menit. Hasil DL Hb 13 leukosit 5000 trombosit 100.000 HCT 40%. NS1 (+). Dari hasil foto thorax didapatkan efusi pleura minimal. OT 78 PT 90. Apa diagnosa pasien yang paling tepat? a. DF b. DHF grade 1 c. DHF grade 2 d. DHF grade 3 e. DHF grade 4
69 Laki-laki 25 th datang ke UGD RS dengan keluhan demam sejak 3 hari disertai mual dan rasa nyeri seluruh sendi. Dari hasil PF didapatkan ptekie di kedua tangan pasien. TD 110/70 HR 100x/menit RR 20x/menit. Hasil DL Hb 13 leukosit 5000 trombosit 100.000 HCT 40%. NS1 (+). Dari hasil foto thorax didapatkan efusi pleura minimal. OT 78 PT 90. Apa diagnosa pasien yang paling tepat? a. DF b. DHF grade 1 c. DHF grade 2 d. DHF grade 3 e. DHF grade 4
DENGUE HAEMORRHAGE FEVER • Etiologi: Virus Dengue (Famili: Flaviviridae) • Virus dengue memiliki 4 serotipe DEN-I, DENII, DEN-III, dan DEN-IV (paling banyak di Indonesia DEN-III) • Imunitas yang didapat dari virus dengue bersifat seumur hidup (yang berarti maksimal seseorang terinfeksi virus dengue sebanyak 4 kali) • Vektor: nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus betina • Manifestasi infeksi dengue dapat beragam, berupa Dengue Fever (DF), Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) grade I-IV • Pada umumnya, DF terjadi akibat infeksi salah satu serotipe virus dengue • DHF terjadi akibat infeksi sekunder virus dengue dengan serotipe berbeda
Dengue Fever • DF dapat memiliki manifestasi perdarahan (Epistaksis, hipermenore, dan perdarahan saluran cerna). • Bedakan DF dengan DHF. Pada DF tidak ada plasma leakage (efusi pleura, ascites, peningkatan Ht sebesar >20% dari baseline, serum albumin > respon lambat, bila mengenai nervus ischiiadikus menyebabkan paresis • tidak boleh diberikan IV → toksek bagi jantung • Bila resisten terhadap kloroquin • Efek samping → hipoglikemia, tinnitus
NON-ACT • Kloroquin • Dosis 4-4-1 (hari 1-2-3); sediaan tablet 250 mg • Aman untuk ibu hamil • Dapat sebagai profilaksis, sudah banyak resisten • Sulfadoksin-pirimetamin (Fansidar) • Dosis: 3 tablet SD • Primakuin • Dosis 0,25 mg/kgBB SD • Doksisiklin • Dosis: 4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis • Tetrasiklin • Dosis: 4 x 4-5 mg/kgBB/kali beri
73 Seorang laki-laki usia 50 tahun mengeluh lutut kiri bengkak, nyeri dan teraba agak panas sejak 5 hari yll. Riwayat trauma atau sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Tidak terdapat keluhan pada sendi yang lain. Dikatakan bahwa pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yll. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB 85 kg, TB 155cm, dan kesan adanya cairan sendi di lutut kiri. Hasil laboratorium asam urat 7,1 mg/dl, titer ASTO < 200 IU/mL. Rontgen lutut kanan dalam batas normal. Apakah pemeriksaan penunjang yang akan anda lakukan? a. Bone mass density test b. Artrosentesis c. Dual-energy X-ray absorptiometry d. ANA test e. Rheumatoid factor test
73 Seorang laki-laki usia 50 tahun mengeluh lutut kiri bengkak, nyeri dan teraba agak panas sejak 5 hari yll. Riwayat trauma atau sakit dengan keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Tidak terdapat keluhan pada sendi yang lain. Dikatakan bahwa pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yll. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB 85 kg, TB 155cm, dan kesan adanya cairan sendi di lutut kiri. Hasil laboratorium asam urat 7,1 mg/dl, titer ASTO < 200 IU/mL. Rontgen lutut kanan dalam batas normal. Apakah pemeriksaan penunjang yang akan anda lakukan? a. Bone mass density test b. Artrosentesis c. Dual-energy X-ray absorptiometry d. ANA test e. Rheumatoid factor test
ARTHRITIS SEPTIK • Definisi – Merupakan penyakit inflamasi pd sendi yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau jamur – Etiologi tersering: Staphylococcus aureus
• Rute Infeksi – – – – –
Penyebaran secara hematogen (melalui darah) Penyebaran dari osteomielitis Penyebaran dari infeksi jaringan lunak sekitar Akibat tindakan diagnostik atau terapeutik Kerusakan yang menembusakibat tusukan atautrauma
ARTHRITIS SEPTIK
ARTHRITIS SEPTIK •
•
Gejala Klinis – Riwayat trauma atau infeksi sebelumnya – Sering mengenai sendi panggul dan lutut – Sendi sakroiliaka dapat terinfeksi pada brucellosis – Interphalangeal joints: human and animal bites – Demam, malaise, anoreksia, nausea – Inflamasi lokal Pemeriksaan Fisik – Berkurangnya atau absent of ROM – Tanda-tanda inflamasi: pembengkakkan sendi, hangat, nyeri tekan and eritem
ARTHRITIS SEPTIK • Pemeriksaan Penunjang: • Tatalaksana – Kultur darah • Injeksi Penicillin G 1,2 juta IU per 24 jam selama 10 hari – Leukositosis(>50,000/μL) – Pewarnaan gram – Aspirasi cairan sendi (Gold standar) – Hasil: keruh, predominan neutrofil (75%)
74 Pasien laki laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan jempol kaki kanannya sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada MTP 1 dextra teraba hangat, kemerahan dan bengkak serta terdapat benjolan. Sebelumnya pasien memiliki riwayat Hipertensi dan gagal jantung sehingga rutin meminum obat hipertensi. Apakah obat hipertensi yang mungkin merupakan faktor risiko keluhan pada pasien? a. Valsartan b. Captopril c. Furosemid d. Amlodipine e. Hydralazine
74 Pasien laki laki usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan jempol kaki kanannya sejak 1 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pada MTP 1 dextra teraba hangat, kemerahan dan bengkak serta terdapat benjolan. Sebelumnya pasien memiliki riwayat Hipertensi dan gagal jantung sehingga rutin meminum obat hipertensi. Apakah obat hipertensi yang mungkin merupakan faktor risiko keluhan pada pasien? a. Valsartan b. Captopril c. Furosemid d. Amlodipine e. Hydralazine
ARTRITIS GOUT q Gout = crystal– induced arthropathy. q Terbanyak pada laki-laki & usia tua, perempuan setelah menopause q Faktor resiko & etiologi q Hiperurisemia (asam urat perempuan >7mg/dL; bukan untuk menegakkan serangan akut kadar asam urat bisa normal)
>6mg/dL, laki-laki diagnosis; pada
ARTRITIS GOUT • Penyebab hiperurisemia: diet (alkohol, daging merah, seafood); obat (thiazide, loop diuretics, siklosporin, pirazinamid); kelainan overproduksi asam urat (Lesch – Nyhan syndrome; relatif jarang) • Patogenesis = katabolisme purin → produksi asam urat & peningkatan konsentrasi → resiko pembentukan kristal → deposisi kristal monosodium urat → respon inlamasi → gout flare
ARTRITIS GOUT Perjalanan alamiah gout : hiperurisemia – episode gout akut diseliling periode bebas gejala – gout kronis (akibat episode akut yang tidak tertangani q AKUT – Onset 7 mg/dl – Ureum, Creatinin – Radiologis: Pembengkakan jaringan lunak, kalsifikasi pada tofus
ARTRITIS GOUT q Diagnosis definitif: aspirasi cairan sendi → pada polarized microscopy ditemukan kristal birefringentnegatif berbentuk jarum
ARTRITIS GOUT q Tatalaksana : qNon farmakologis – Perbaiki pola makan: Diet rendah purin/ protein → jeroan, hati, lobster, soda – Modifikasi gaya hidup – Modifikasi aktivitas fisik – Penurunan berat badan
ARTRITIS GOUT q Tatalaksana : q Fase Akut – Kolkisin • Untuk akut: dosis awal 1 mg, diikuti 500 mcg tiap 2-3 jam sampai nyeri hilang/dosis total 10 mg tercapai. Tidak boleh diulang dalam selang 3 hari (efek lebih lambat dibanding NSAID) • Bermanfaat untuk pencegahan serangan selama pengobatan dengan alopurinol/urikosurik. Dosis 2-3 x 500 mcg – NSAID → dipilih setelah 24 jam serangan (cth : Indometachin) – Kortikosteroid (PO dosis rendah; triamsinolon 5 – 10 mg untuk sendi kecil, 20-40 mg untuk sendi besar atau injeksi intraartikular)
ARTRITIS GOUT q Tatalaksana – Pencegahan flare (urate-lowering therapy). – Tidak diberikan pada fase akut • 1st line: xantine oxidase inhibitor (allopurinol → Dosis awal 100 mg/hari, titrasi bertahap, bisa hingga 300 – 600 mg untuk kondisi berat) • 2nd line: agen uricosuric (probenecid → dosis awal 2 x 250 mg, titrasi bertahap setelah seminggu hingga 2 x 500 mg sesuai kadar asam urat. Berikan kolkisinprofilaktik)
• Obat penurun asam urat seperti Allopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. • Namun pada pasien yang telah rutinmendapat obat penurun asam urat, sebaiknya tetapdiberikan
75 Perempuan berusia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendisendi kedua tangan disertai kaku pada pagi hari > 30 menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nodul dengan gambaran sebagai berikut. Apakah nama nodul tersebut? a. Pannus b. Podagra c. Bouchard nodes d. Herbeden nodes e. Osteofit
75 Perempuan berusia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendisendi kedua tangan disertai kaku pada pagi hari > 30 menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nodul dengan gambaran sebagai berikut. Apakah nama nodul tersebut? a. Pannus b. Podagra c. Bouchard nodes d. Herbeden nodes e. Osteofit
OSTEOARTHRITIS •
Penyakit sendi degeneratif yg berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi
•
Usia tua >60 tahun
•
Paling sering mengenai sendi besar (weight bearing)
•
Umumnyaunilateral, bisa bilateral
Faktor risiko: • Umur → faktor resiko yg terkuat • Jenis kelamin → Usia > 50 thn:♀> ♂ • Kegemukan • Penyakit Metabolik • Cedera sendi • Kelainan pertumbuhan
OSTEOARTHRITIS Gejala klinis: • Kaku sendi pagi hari () CT (>>) PT (>>) APTT (>>), Platelet Count ()
87 Laki-laki, 14 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan BAB berdarah. Pasien memiliki riwayat darahnya sukar berhenti mengalir ketika terluka. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan keadaan umum lemah, pucat, TD 100/60 mmHg, HR 60 x/menit, RR 24x/menit, suhu 38°C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6 g/dL. Bleeding time normal, PT normal, aPTT meningkat. Apakah komponen darah yang paling tepat diberikan? a. Whole Blood b. Pack Red Cell c. Fresh Frozen Plasma + PRC d. Trombocyte Concentrate + PRC e. Whole blood + TC
87 Laki-laki, 14 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan BAB berdarah. Pasien memiliki riwayat darahnya sukar berhenti mengalir ketika terluka. Pada pemeriksaan tanda vital ditemukan keadaan umum lemah, pucat, TD 100/60 mmHg, HR 60 x/menit, RR 24x/menit, suhu 38°C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6 g/dL. Bleeding time normal, PT normal, aPTT meningkat. Apakah komponen darah yang paling tepat diberikan? a. Whole Blood b. Pack Red Cell c. Fresh Frozen Plasma + PRC d. Trombocyte Concentrate + PRC e. Whole blood + TC
HEMOFILIA • Hemofilia adalah kelainan perdarahan bawaan yang paling umum. • Terbagi atas: • Hemofilia A (± 85%) : defisiensi faktor VIII • Hemofilia B (± 15%) : defisiensi faktor IX
• Baik hemofilia A dan B diturunkan sebagai gangguan resesif terkait-X • 70% keluarga memiliki riwayat masalah perdarahan
HEMOFILIA
Manifestasi Klinis Bleeding: • • • • • •
usually deep (hematoma, hemarthrosis) Perdarahan sulit berhenti, spontan intracranial hemorrhage Hematuria Epistaxis bleeding of the frenulum (baby)
HEMOFILIA
Diagnosa • Riwayat perdarahan abnormal pada anak laki-laki • Jumlah trombosit normal • BT (N) , CT () • PT (N) APTT () • Penurunan faktor antihemofilik • Identifikasi gen F-VIII / F-IX (analisis DNA)
88 Laki-laki, 3 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan keluhan utama pucat sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien mengalami perdarahan gusi. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi kurang, anemia, perdarahan gusi, hepatosplenomegali, dan limfadenopati. Pemeriksaan darah didapatkan kadar hemoglobin 6 g/dL, leukosit 67.000/mm3, hematokrit 18,4%, trombosit 45.000/mm, hitung jenis leukosit: Blas 60%, Batang 1%, Segmen 5%, limfosit 32%, monosit 2%. Apakah diagnosis paling tepat? a. Anemia defisiensi besi b. Sindrom myelodisplastik c. Thalasemia beta mayor d. Leukemia limfoblastik akut e. Leukemia mieblastik akut
88 Laki-laki, 3 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS dengan keluhan utama pucat sejak 2 minggu yang lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien mengalami perdarahan gusi. Riwayat keluhan yang sama pada keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi kurang, anemia, perdarahan gusi, hepatosplenomegali, dan limfadenopati. Pemeriksaan darah didapatkan kadar hemoglobin 6 g/dL, leukosit 67.000/mm3, hematokrit 18,4%, trombosit 45.000/mm, hitung jenis leukosit: Blas 60%, Batang 1%, Segmen 5%, limfosit 32%, monosit 2%. Apakah diagnosis paling tepat? a. Anemia defisiensi besi b. Sindrom myelodisplastik c. Thalasemia beta mayor d. Leukemia limfoblastik akut e. Leukemia mieblastik akut
LEUKEMIA
LEUKEMIA
Sel blas dengan Auer rod pada leukemia mieloblastik akut
Sel blas pada leukemia limfoblastik akut
Leukemia mielositik kronik
Limfosit matur pada leukemia limfositik kronik
89 Wanita, 55 tahun datang ke puskesmas dengan badan terasa lemas. Pasien memiliki riwayat sakit DM dan CKD yang rutin cuci darah seminggu dua kali. Pemeriksaan tanda vital TD: 110/70 mmHg, HR 92x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36.5. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9.0 g/dl. Pada apusan darah terlihat mikrositik hipokrom. Bagaimana temuan hasil lab pasien saat ini? a. SI turun, TIBC naik, feritin turun b. SI turun, TIBC turun, feritin naik c. SI normal, TIBC normal, feritin normal d. SI naik, TIBC normal, feritin naik e. SI turun, TIBC turun, feritin turun
89 Wanita, 55 tahun datang ke puskesmas dengan badan terasa lemas. Pasien memiliki riwayat sakit DM dan CKD yang rutin cuci darah seminggu dua kali. Pemeriksaan tanda vital TD: 110/70 mmHg, HR 92x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36.5. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9.0 g/dl. Pada apusan darah terlihat mikrositik hipokrom. Bagaimana temuan hasil lab pasien saat ini? a. SI turun, TIBC naik, feritin turun b. SI turun, TIBC turun, feritin naik c. SI normal, TIBC normal, feritin normal d. SI naik, TIBC normal, feritin naik e. SI turun, TIBC turun, feritin turun
ANEMIA DEFISIENSI BESI
ANEMIA DEFISIENSI BESI
ANEMIA DEFISIENSI BESI Defenisi • Kegagalan pembentukan Hb akibat defisiensi besi yang berperan dalam pembentukan heme.
Manifestasi Klinis: • Spoon nail • Atrofi papil lidah • Keilitis angularis
PROFIL ZAT BESI • Ferritin () • Ferritin: protein intraseluler yang dengan aman menyimpan kelebihan zat besi. • Serum ferritin menunjukkan respon fase akut dan dapat meningkat pada berbagai gangguan inflamasi, metabolik, hati dan neoplastik à defisiensi besi sulit dikenali pada pasien dengan gangguan inflamasi • Nilai normal : 15-300μg / l
PROFIL ZAT BESI • Total iron binding capacity () • adalah ukuran jumlah besi maksimum yang dapat dibawa. • Transferrin saturation (¯¯) • Tes paling berguna dalam menilai suplai zat besi ke jaringan • Pada anemia defisiensi besi, kadar besi serum turun. Akibatnya hati dirangsang untuk mensintesis lebih banyak transferin dan saturasi transferin turun (biasanya 2%) Peningkatan LDH Peningkatan bil.indirek Direct antiglobulin test (DAT)/ Coombs test à untuk membedakan anemia hemolitik autoimun dengan non-autoimun.
AIHA Tatalaksana • LINI PERTAMA: KORTIKOSTEROID • Prednison 1 mg/kg/hari oral atau metilprednnisolon iv. • Target Hb >10 g/dl (3 minggu)
• LINI KEDUA • Terapi lini kedua yang memberikan efikasi paling baik adalah splenektomi dan anti- CD20 (Rituximab).
• TERAPI LAINNYA • Pada AIHA yang refrakter, dapat digunakan imunosupresan (seperti Azathiopirine, Cyclosporine, Mycofenolate mofetil) dan pemberian Cyclophosphamide dosis tinggi.
91 Wanita, 31 tahun datang dengan keluhan mudah lelah sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien riwayat mengonsumsi prednison sebanyak 3x1 tablet sejak 3 bulan yg lalu, namun tiba-tiba berhenti. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 80/ 60 mmHg, HR 89 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 36C. Pemeriksaan fisik ditemukan kulit hiperpigmentasi. GDS: 56 g/dL. Diagnosis? a. Addison disease b. Cushing syndrome c. Insufisiensi adrenal primer d. Insufisiensi adrenal sekunder e. Cushing disease
91 Wanita, 31 tahun datang dengan keluhan mudah lelah sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien riwayat mengonsumsi prednison sebanyak 3x1 tablet sejak 3 bulan yg lalu, namun tiba-tiba berhenti. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 80/ 60 mmHg, HR 89 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 36C. Pemeriksaan fisik ditemukan kulit hiperpigmentasi. GDS: 56 g/dL. Diagnosis? a. Addison disease b. Cushing syndrome c. Insufisiensi adrenal primer d. Insufisiensi adrenal sekunder e. Cushing disease
INSUFISIENSI
ADRENAL
• Addison Disease adalah kondisi dimana terdapat kerusakan pada glandula adrenal sehingga tidakmampu menghasilkan• hormon aldosteron, Cortisol dan Androgen.
• obat: ketoconazole, etomidate, rifampin, antikejang Sekunder kegagalan hipofisis mensekresi ACTH (tapi aldosteron tidak terganggu karena RAA) terapi glukokortikoid, megestrol (progestin dgn efek supresi glucocorticoid)
• Primer (gangguan adrenokorteks Addison’sManifestasi klinis disease) • Primer atau sekunder:mudah lelah(99%), • autoimun anorexia (99%), hipotensiorthostatic(90%), • infeksi: TB, CMV, histoplasmosis mual(86%),muntah (75%), hiponatremia • vaskular:perdarahan, trombosis, trauma (88%) • metastasis • deposit: hemochromatosis, amyloidosis, sarcoidosis
INSUFISIENSI
ADRENAL
Maniestasi Klinis • Primer: hipotensi orthostatic,hiperpigmentasi, hiperkalemia • Sekunder: + gejala ↓hormon hipofisis lain Pemeriksaan Penunjang • Pengukuran kortisol pagi: