Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ANALISA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SAGULING Indra Alfianto1), Dr.Ir.Joko Windarto2), 1,2



Jurusan Teknik Elektro FT UNDIP Jln. Prof. Sudarto Tembalang 50275 INDONESIA



Abstrak Energi listrik sekarang merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh masyarakat, mulai dari golongan bawah sampai golongan atas semuanya membutuhkan energi listrik ini. Karena pertumbuhan penduduk Indonesia sangat cepat, maka energi listrik yang ada juga harus mampu memikul beban tersebut. Solusi yang tepat terhadap masalah tersebut adalah dengan membangun pembangkit – pembangkit tenaga listrik. Mulai dari PLTA, PLTU, PLTP, PLTGU, dan lain – lain sudah dibangun di Indonesia, pembangkit inilah yang bertanggungjawab terhadap pasokan listrik di Indonesia, pada paper ini yang akan dibahas adalah tentang PLTA atau Pembangkit Listrik Tenaga Air. Pembangkit Listrik yang akan dibahas adalah PLTA SAGULING, Pembangkit Listrik ini adalah Pembangkit Listrik milik PT. Indonesia Power, yaitu anak perusahaan dari PT. PLN Persero. Keywords – PLTA, Air, Bendungan, Generator. penggerak utama. Pengembangan Pusat Listrik I. Pendahuluan Tenaga Air merupakan perwujudan upaya pemerintah 1.1 Latar Belakang untuk Pertumbuhan ekonomi dan industri di Pulau Jawa melakukan diversifikasi tenaga listrik dan konversi kian tinggi maka kebutuhan tenaga listrik di seluruh minyak bumi. Pulau Jawa diperkirakan naik menjadi 2849 MW pada Beberapa kelebihan PLTA Saguling adalah : tahun 1985/1986. Untuk itu pada agustus 1981 dimulai 1. Waktu start-up relatif lebih cepat (15 menit) pembangunan proyek PLTA Saguling yang dimaksud 2. Sistem operasinya mudah mengikuti dengan sabagai salah satu pemasok utama bagi kebutuhan frekuensi yang diinginkan oleh sistem beban tenaga listrik seluruh jawa, yang diperkirakan penyaluran. melalui satu jaringan interkoneksi pada tahun 1985 dan 3. Biaya produksinya relatif lebih murah, karena dibangun atas kerjasama antara Perusahaan Umum menggunakan air. Listrik Negara dengan Mitsubishi Corporation. 4. Putaran turbin relatif rendah dan kurang PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota menimbulkan panas. Sehingga tingkat Bandung dan 100 km sebelah tenggara kota Jakarta kerusakan peralatan lebih kecil. dengan kapasitas terpasang 4 x 175.18 MW dan 5. PLTA adalah jenis pembangkit yang ramah 10 produksi listrik rata – rata per tahun 2.158 GWH (CF = lingkungan, tanpa melalui proses pembakaran 35.12%). PLTA Saguling terletak di area pegunungan sehingga tidak menghasilkan emisi hasil 10 pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di pembakaran. 6. PLTA yang dilengkapi dengan waduk dapat Desa Rajamandala, Kecamatan Cipatat Kabupaten digunakan secara multiguna. Bandung. Aliran sungai Citarum mempunyai debit Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA sistem tahunan sebesar 80 m3/s sehingga berpotensi besar kaskad dialirkan sungai Citarum dan salah satunya untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. adalah PLTA Saguling yang lokasinya berada paling Sepanjang sungai Citarum terdapat PLTA lainnya yang hulu. Sedangkan di bagian hilirnya berturut – turut terletak antara PLTA Saguling dengan bendungan atau adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. PLTA Jatiluhur yaitu proyek PLTA Cirata. PLTA Saguling dioperasikan untuk mensuplai Unit pembangkit Saguling adalah salah satu unit beban saat keadaan jam-jam beban puncak di daerah pembangkit yang berada di bawah PT Indonesia Power. bagian barat Pulau Jawa melalui saluran interkoneksi Unit Pembangkit Saguling adalah unit pembangkitan Jawa-Bali. Hal ini dikarenakan karakteristik PLTA yang menggunakan tenaga air sebagai yang mampu beroperasi dengan cepat(untuk unit pembangkit di Saguling mampu beroperasi kurang 1



lebih 15 menit sejak start sampai masuk ke jaringan interkoneksi). Selain itu berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan peralatan Load Frequency Control(LFC) dan dapat melakukan pengisian tegangan (Line Charging) pada saat terjadi Black Out pada saluran interkonesi 500 kV Jawa-Bali. Energi Listrik yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan GITET Saguling dan diinterkoneksikan ke sistem se Jawa-Bali melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET 500 kV) untuk selanjutnya melalui GIGI dan Gardu Distribusi disalurkan ke konsumen. Generator di PLTA Saguling terdiri dari 4 unit generator berkapasitas 175.18 MW/unit dan dapat menghasilkan jumlah energi listrik 2.56 x 103 MWH per tahunnya. Total produksi unit-unit PLTA Saguling adalah 700 MW atau 9.3% dari total produksi PT Indonesia Power (8.470 MW). Dengan adanya perubahan struktur organisasi dalam rangka menuju kearah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat No.001.K/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA



Gambar 1. PLTA Saguling



Gambar 2. Sistem operator pada PLTA Saguling



II.Pembahasan Tujuan dari paper ini adalah menganalisa sistem operasi, data – data teknis , lokasi, dll pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Saguling. III. Rumusan Masalah



Tabel 1. Unit yang dikelola oleh PLTA Saguling



Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah PLTA Saguling sebagai berikut:



2



1.



Latar belakang dan penjelasan PLTA Saguling



2.



Penjelasan terhadap sistem opeasi, sistem kontrol pada PLTA Saguling



IV. Pembahasan 4.1 Sistem Kontrol Pengoprasian PLTA Saguling atau terutama PLTA lainnya harus dilakukan perhitungan yang teliti terhadap besar bukaan pintu saluran air yang mengalirkan air ke turbin, sesuai air yang tersedia dalam waduk / dam, dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Berapa besar bukaan saluran pintu air yang dibuka dan berapa besar listrik yang dihasilkan, telah diperhitungkan pada perancangan seluruh sistem PLTA, baik konstruksi secara menyeluruh, perangkat keras pendukung lainnya maupun dalam proses sistem perangkat lunaknya. Jadi keseimbangan air yang tersedia dalam waduk / dam, merupakan parameter penting yang harus diperhatikan dengan baik. Untuk menghindari atau pengendalian terhadap kemungkinan masalah di atas, maka dibutuhkan sistem kontrol untuk mengontrol dan mengendalikan setiap orang yang mengoperasikan sistem PLTA tersebut. Sistem kontrol ini merupakan sistem yang mengklasifikasikan para pemakai sistem operasi PLTA, untuk mengoperasikan sistem PLTA ini, sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan. Jadi setiap orang yang akan mengoperasikan sistem PLTA tersebut, hanya dapat memberikan instruksi sesuai wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk mengklasifikasikan setiap orang dalam pengoperasian sistem PLTA tersebut, dilakukan berdasarkan sistem kunci(password).



masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada stasiun pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke pusat kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol tersebut. Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan antara lain: a. Aliran permukaan ( surface flow) b. Aliran dasar ( Base flow) c. Tinggi muka air Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan lama turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama waktu turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai. Tinggi permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga semakin besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam. d. Kehilangan air karena keadaan lingkungan Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi antara lain : o Suhu udara : semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air o Kelembaban : semakin kecil kelembaban (humidity),semakin besar kehilangan air o Kecepatan angin : semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin besar kehilangan air o Penyinaran Matahari : semakin panas dan semakin lama penyinaran matahari, semakin besar kehilangan air.



4.2 Parameter Operasi PLTA Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan oleh : o Keberadaan Air o Konstruksi pintu saluran air Keberadaan Air, Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan



4.3 Proses produksi Listrik Tenaga Air Saguling



Gambar 2. Skematis PLTA Saguling



3



Aliran sungai citarum dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit air yang sangat besar. Air itu ditampung dalam waduk berkapasitas 875.000.000 m3, yang dikenal waduk saguling. Dari waduk, air dialirkan melalui pintu pengambilan air (Intake/1), yang pengaturannya dilakukan lewat pusat pengendali bendungan (DCC/2), sel;anjutnya masuk kedalam terowongan tekan (Headrace tunel/3), sebelum memasuki pipa pesat (penstock/4), air itu harus melewati tanki pendatar (Surge tank/5) yang berfungsi untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan mendadak/tekanan kejut saat katub utama (Inlet valve/8) tertutup seketika. Setelah katub utama dibuka, aliran air memasuki rumah keong (Spiral case/6). Aliran air bergerak memutar itu berfungsi menggerakan turbin (Turbin/7). Dari turbin air keluar melalui pipa lepas (Draf tube/9) dan selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan (Tailrace/10). Poros turbin yang berputar tadi dikopel dengan poros generator (Generator/11) agar menghasilkan enrgi listrik. Oleh trafo utama (Main transformer/12) tegangan listrik dinaikan dari 16,5 kV menjadi 500 kV yang kemudian aliran listrik bertegangan tinggi itu dikirimkan ke gardu induk melalui seradang hubung (Seradang hubung/13) serta saluran tegangan ekstra tinggi (STET/14).



3. 4. 5.



6.



7.



8. 9. 10.



11. 12.



4.4 Prosedur dan Instruksi Kerja Instruksi kerja ini mencakup semua instrument bantu yang bekerja secara berurutan . (commond squence ) yang terdiri :  DS / PMS ( Pemisah ) Generator 16,5 KV.  CB / PMT ( Pemutus ) Generator 16,5 KV.  30 S ( Lampu - lampu tanda )  " I " ( Master Switch ).  MSWG ( Master Switch Generator ) ON / OFF .  7 - 65 P ( Guide vane ).  7 - 77 ( Load Limit ).  7 - 9 R ( Tegangan ).  L F C ( Load Frequensi Control )  Parameter - parameter



13.



Langkah Start Unit 1. Pastikan bahwa unit dalam keaadaan siap operasi, tidak sedang dalam pemeliharaan dan atau gangguan. Hal ini bisa dikonfirmasi dari tagging system dan indikasi lock out relay di hmi (human mechine interface atau di graphic panel) 2. Tekan tombol master switch ( i ), maka akan muncul tampilan konfirmasi start atau stop unit.



20.



14.



15. 16. 17.



18. 19.



(jika kita pilih ”OK” dengan kondisi unit dalam keadaan standby, maka unit akan start operasi dan jika kita pilih ”OK” dengan keadaan unit beroperasi, maka unit akan stop beroperasi) Pastikan lampu indikasi di tombol master switch (i) menyala Tekan tombol validasi on (mswg-on) Tunggu proses start, sampai dengan putaran turbin dan tegangan generator mencapai pada nilai nominal Tekan ke tombol (hu 4b/PMT), maka unit akan melakukan proses parallel dengan syarat tegangan, frekuensi dan sudut fasa sama Pastikan unit sudah paralel dengan mengamati indikasi (hu 4b) di hmi dan graphic panel menyala, dan unit siap dibebani Bebani unit sampai dengan 75 ~ 80 mw dengan cara melakukan langkah 9 - 15 Tekan tombol (7-77), sampai dengan kondisi lampunya menyala Tekan tombol validasi on ( mswg-on ), sampai dengan posisi indikasi load limit sekitar 50 % Tekan tombol (7-77) dan pastikan lampunya mati Tekan tombol (7-65p) dan pastikan lampu indikasi tombol tersebut menyala Tekan tombol validasi on (mswg-on), secara berulang (puls) dengan perioda waktu sekitar 2 ( dua) detik Amati indikasi posisi guide vane di graphic panel sudah mendekat / berimpit ke posisi load limit Tekan tombol (7-65p), dan pastikan lampu indikatornya mati Unit siap dioperasikan dengan mode LFC ( Load Frequency Control) Bila diperlukan, untuk menaikan /menurunkan tegangan generator maka lakukan langkah berikutnya Tekan tombol (7-90r) tekan tombol kiri mouse, pastikan lampunya menyala Tekan tombol validasi on (mswg-on) untuk menaikan atau (mswg-off) untuk menurunkan Tekan tombol (7-90r), dan pastikan lampunya mati.



Langkah Stop Unit 1. Pastikan unit tidak sedang operasi pada mode LFC 2. Pastikan beban tidak lebih dari 70 mw dan apabila beban di atas 70 mw, maka lakukan langkah 3 - 5



4



6.



8.



3. Tekan tombol (7-65p), sampai dengan kondisi lampu indikatorya menyala 4. Tekan tombol validasi off (mswg-off), secara berulang (puls) dengan perioda waktu sekitar 2 (dua) detik 5. Tekan tombol (7-65p) dan pastikan lampu indikatornya mati Arahkan pointer ke tombol master switch ( i ) 7. Tekan tombol master switch ( i ), maka akan muncul tampilan konfirmasi start atau stop unit. (jika kita pilih ”OK” dengan kondisi unit dalam keadaan standby, maka unit akan start operasi dan jika kita pilih ”OK” dengan keadaan unit beroperasi, maka unit akan stop beroperasi) Pastikan lampu indikasi di tombol (i) menyala 9. Tekan tombol validasi off (mswg-off) 10.Unit proses stop, tekan tombol master switch (i), dan pastikan lampunya mati Langkah Pengoperasian “LFC” (Load Frequency Control) 1. Pastikan beban unit yang akan dioperasikan pada mode LFC sudah lebih dari 70 mw 2. Samakan po (power option) jcc dan ph dengan cara mengarahkan pointer ke kotak po ph, ketik dari key board kemudian validasi dengan menekan “enter” 3. Tekan tombol (on/off) 43 LFC, maka akan muncul tampilan konfirmasi untuk LFC on / LFC off (pilih LFC on) 4. Tekan tombol ph/jcc 43 po, maka akan muncul pada display hmi menjadi “jcc” (posisi jcc artinya po yang berlaku pada sistem pengaturan adalah dari P3B, posisi ph dari pembangkit) 5. Atur pr (power regulation) sesuai dengan permintaan dari pihak P3B. Dengan cara mengarahkan pointer “pr” ph, ketik dari key board kemudian validasi dengan menekan “enter” 6. Untuk menghentikan sisstim mode operasi LFC lakukan dengan cara mengarahkan pointer ke “on/off” 43 LFC (pilih off).



Instalasi waduk dan peralatan utama PLTA Saguling: - Daya Maksimum : 700 MW Energi yang dihasilkan pertahun



: 2,156 x 103 MWH



1.



Bendungan Bendungan berfungsi membendung aliran sungai sehingga terkumpul sejumlah air dan digunakan sesuai kebutuhan. Fasilitas bendungan semuanya diawasi dan dikontrol melalui Dam Control Centre. Data teknik Bendungan : Type : Urugan batu inti kedap air Tinggi : 99.00 m Elevasi puncak bendungan : 650.20 m Panjang puncak : 301.40 m Isi tubuh bendungan : 2.79 Juta m3



Gambar 2. Bendungan Saguling 2.



Waduk/Reservoir Waduk berfungsi untuk mengumpulkan air dari aliran air sungai, mengumpulkan air dari aliran sungai bertujuan untuk mengumpulkan energi potensial dari air yang ditampung.Mengumpulkan air pada musim hujan untuk persediaan dan pemakaian air pada musim kemarau atau waduk beban puncak. Data teknik Waduk : Luas waduk : 5.340 Ha Duga muka air banjir : 645 m Duga muka air efektif normal : 643 m Duga muka airefektif rendah : 623 m Isi seluruhnya : 875 juta m3 Efektif : 611,5 juta m3



4.5 Peralatan Pembangkitan di PLTA Saguling I. Peralatan Utama PLTA Saguling terdiri dari empat unit pembangkit dengan total kapasitas daya terpasang 700,72 MW yang beroperasi untuk memenuhi permintaan listrik pada saat beban puncak. Bangunan PLTA Saguling terdiri atas bangunan sipil, peralatan listrik dan gedung serta fasilitas perlengkapannya yang semuanya saling mendukung dalam menjelaskan fungsinya sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).



Gambar 3. Waduk Saguling



5



3.



Pusat Pengendali Bendungan (Dam Control Centre) Data teknik pusat pengendali bendungan : Tipe : Concrete (Beton) Ukuran : Panjang : 18.00 m Lebar : 18.00 m Tinggi : 18.70 m



5.



Bangunan Pengambil Air/ Water Intake Gate Bangunan ini digunakan untuk pengambilan air dari tempat penampungan air ke dalam saluran air yang terletak terpisah dengan bendungan yang dilengkapi pintu air untuk pengaturan dan saringan untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang terbawa oleh aliran air. Data teknik Bangunan Pengambilan Air : Type : Menara Panjang x lebar : 29 m x 50 m Kapasitas air masuk : Maks 224 m3/s Pintu : 5.8 M



Alat bantu : - Sistem peringatan pelepasan debit air - Sistem Telekomunikasi - Sistem pemrosesan data DAM - Alat pemantauan Cuaca (Meteorologi) - Sistem operasi pintu air dan spillway - Sistem pemetaan curah hujan



Gambar 6. Intake Saguling Gambar 4. DAM Control Saguling



6. Terowongan Tekan / Head Race Tunnel Saluran ini menyalurkan air dari bangunan pengambilan air ke tangki pendatar dan pipa pesat. Data teknik Terowongan Tekan :



4.



Saluran pelimpah/Spillway Fungsi dari bangunan ini untuk menyalurkan air yang melebihi kapasitas penampungan. Perkiraan air yang harus dapat dibuang adalah 1,2 kali debit pada saat air banjir. Data teknik saluran pelimpah : Type : Peluncuran dengan pintu aliran samping Kapasitas : 2400 m3/s Pintu : 3 pintu dengan lebar 10 m dan tinggi 8.3m



Type : Terowongan tekan dengan circular section Jumlah : 2 buah dan diameter 5.8 m Panjang terowongan 1 : 4.689.182 m Panjang terowongan 2 : 4.639.261 m Debit : Max 224 m3/s 21



Gambar 7. Head Race Saguling 7. Tangki Pendatar Air / Surge Tank Merupakan suatu tangki atau pipa tegak yang dipasang pada penstock untuk melindungi saluran pipa pesat dari fluktuasi tekanan air pada saat jumlah air yang disuplaikan ke turbin berubah dengan tiba – tiba akibat gerakan yang cepat dari pintu – pintu turbin.



Gambar 5. Saluran Pelimpah Saguling



6



Disamping itu surge tank berfungsi untuk meredam guncangan pipa pesat yang disebabkan oleh penghentian turbin secara tiba – tiba (Water Hammer)



Type : semi underground indoor Panjang : 104.4 m Lebar : 32.5 m Tinggi : 42.5 m



Gambar 10. Pusat Pembangkit Saguling Gambar 8. Surge Tank Saguling Data teknik Tangki Pendatar : Type : Reinforced concentrate Differential Diameter : 12 m Tinggi : 103.6 m (no 1) dan 98.6 m (no 2) 8. Pipa Pesat / Penstock Tipe dari pipa pesat adalah pipa baja terbuka dengan cincin penyangga yang dipasang dari dua tangki pendatar ke hulu gedung pusat pembangkit listrik. Katup pipa pesat (penstock valve) bertipe kupu – kupu yang dipasang pada saluran keluar portal terowongan pipa pesat. Data teknik Pipa Pesat : Type : reinforced concentrate differential Jumlah : 2 buah Panjang pipa 1 : 1.880 m Diameter dalam : 4.3 m - 2.83 m Panjang pipa 2 : 1.884 m Diameter dalam : 4.3 m – 2.83 m



-



10. Switch Yard ( Daerah Penghubung Distribusi) Serandang hubung merupakan terminal dari energi yang keluar dari transformator pada level tegangan ekstra tinggi untuk kemudian ditransmisikan. Data teknik serandang hubung : Type : 500 kV full GIS Kapasitas : 550 kV-4000 A Frekuensi : 50 Hz Withstand Voltage Power frekuensi voltage : 620 kV 23 Lighting arrester : 1.550 kV Switching surge : 1.175 kV Distribusi jaringan : 2 crt ke Gandul, 2 crt ke Bandung Selatan,2 crt ke Cirata



Gambar 11. Switch Yard Saguling 11. Turbin Turbin ini merupakan mesin konversi energi yang mengkonversi energi Kinetik air menjadi energi putaran mekanik poros. Jenis turbin pada PLTA Saguling adalah tipe turbin francis poros vertikal yaitu suatu turbin reaksi yang aliran air masuknya arah radial yang keluarannya aksial. Data teknik turbin : Pihak manufaktur : Toshiba Corporation



Gambar 9. :Pipa Pesat Saguling



9. Gedung Pusat Pembangkit Listrik Gedung ini terletak 6 km dari bendungan. Pada gedung ini terdapat turbin, generator, trafo utama, ruang kendali, dan peralatan bantu lainnya. Data teknik gedung pusat pembangkit listrik :



7



Type : Francis dengan vertikal. Jumlah : 4 unit Kecepatan normal : 333 rpm Kecepatan jenis : 91.2 m – kW Faktor kavitasi kritis : 0.030 Debit maksimum : 54.8 m3/s Nilai getaran maksimum : 0.05 Gaya dorong hidrolik - Kondisi transien : 500 t - Kondisi kontinu : 295 t



poros



Gambar 12. Turbin Saguling



Tingkat kebisingan : 90 dB ( 1 meter dari barrel ) Kapasitas maksimum : 178.800 kW Efektif head : max 263.6 m Pembuangan air (discharge) : max 56 m3/s Inlet valve : Rotary valve dengan diameter 2.25 m Governor : electro hydraulic Efisiensi - 93.2% untuk output 178.800 MW - 92.5% untuk output 143.040 MW - 89.1% untuk output 107.280 MW - 82.7% untuk output 71.520 MW Bagian – bagian turbin diantaranya : a) Poros turbin Poros dipasang sejajar dengan turbin, apabila turbin berputar maka poros akan berputar untuk menggerakkan alternator. Poros turbin terbuat dari baja tempa yang dilengkapi dengan protection sleeve. Protection sleeve ini berfungsi sebagai sekat bagian poros yang berhubungan dengan air terhadap atmosfer, poros ini juga berfungsi untuk meneruskan daya yang diperoleh dari runner ke poros alternator. b) Runner Runner ditempatkan secara vertical dipusat turbin sejajar dengan poros dan merupakan bagian yang berputar dari turbin. Fungsi runner adalah mengubah energi kinetik dan potensial menjadi energi mekanik berupa poros turbin. Runner terbuat dari baja tuang stain less yang tingkat korosif dan kehilangan bahan akibat kavitasinya sangat kecil. c) Spiral Case Spiral case (rumah keong) berfungsi sebagai pendistribusi air pada sekeliling sudu pengatur kecepatan dan tekanan yang sama dan mengarahkan pancaran air yang lepas dari sudu jalan dan diteruskan ke saluran pembuang. Spiral case terbuat dari besi tuang yang dipasang dan ditanam pada ring dan guide vane.



12. Generator Generator adalah suatu peralatn tenaga listrik yang berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik. Jenis arah poros generator turbin air yang dipakai pada PLTA Saguling adalah golongan poros vertikal, yaitu untuk pembangkit yang mempunyai daya besar atau untuk pembangkit yang mempunyai putaran rendah. Data teknik generator : Type : AC Sinkron 3 phase Kapasitas : 206.1 MVA Kecepatan Putar : 333 rpm Frekuensi : 50 Hz Jumlah generator : 4 unit Jumlah kutub : 18 kutub Tegangan : 16.5 KVA/525 KV Arus : 7.212 A Eksitasi : Statik PF : 0.85 lagging



Gambar 13. Generator Saguling 13. Transformator Transformator adalah suatu alat listrik untuk memindahkan dan mengubah energi listrik dari suatu lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi elektromagnetik. Data teknik transformator : Jumlah : 2 unit Type : outdoor 3 fasa Kapasitas : 412.2 MVA / unit



8



Ratio tegangan



:



16.5



KVA



/



500



KV



5.



Keberadaan Air, Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. 4. Daftar Pustaka



[1]



--, 2015. “CARA KERJA PLTA”



http://4bri.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-pembangkitlistrik-tenaga.html Diakses: 5 MEI 2015 [2] --, 2015. “SISTEM KONTROL PLTA SAGULING” http://www.schneiderelectric.com/solutions/ww/en/ref/4663198-pt-indonesia-powerubp-saguling-ipus Diakses: 5 MEI 2015 [3] –, 2015. “SISTEM OPERASI PLTA SAGULING”. http://www.slideshare.net/arryerawan/plta Diakses: 5 Mei, 2015



Gambar 14. Transformator Saguling 14. Peralatan Bantu Peralatan bantu adalah peralatan yang berfungsi untuk mendukung bekerjanya atau operasinya peralatan utama. Peralatan-peralatan tersebut antara lain : a) Katup utama b) Sistem suplai minyak tekan governor c) Sistem suplai udara bertekan d) Sistem pendinginan e) Sistem pelumasan f) Sistem drainage g) Diesel dan generator set dan sebagainya 3. Kesimpulan



1. PLTA Saguling terletak sekitar 30 km sebelah kota Bandung dan 100 km sebelah tenggara kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 x 175.18 MW dan produksi listrik rata – rata per tahun 2.158 GWH (CF = 35.12%). 2. Pengoprasian PLTA Saguling atau terutama PLTA lainnya harus dilakukan perhitungan yang teliti terhadap besar bukaan pintu saluran air yang mengalirkan air ke turbin, sesuai dengan air yang tersedia dalam dam / waduk, atau sesuai yang diinginkan. 3. Berdasarkan surat keputusan pemimpin PLN Pembangkit dan Penyaluran Jawa Bagian Barat No.001.K/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995, yaitu yang semula mengelola 1 unit PLTA ditambah 7 unit PLTA 4. Aliran sungai citarum dengan sejumlah anak sungainya memiliki debit air yang sangat besar. Air itu ditampung dalam waduk berkapasitas 875.000.000 m3, yang dikenal waduk saguling.



5. Biografi Penulis Indra Alfianto, lahir di Cirebon Jawa Barat , 3 November 1995. Menempuh pendidikan dasar di SDI AL - HUSNA Bekasi. Melanjutkan ke SMPN 3 Bekasi dan pendidikan tingkat atas di SMA KORPRI Bekasi. Dari tahun 2013 sampai saat ini masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Semarang, 4 Mei 2015



Mahasiswa ybs, 9



Dosen Pembimbing, 27



Indra Alfianto NIM:2106013120023



10



Dr. Ir. Joko Windarto NIP. 19640526198901002