7 0 202 KB
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Sidoarjo Desika Karinayah S Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara, FISIP, Universitas Airlangga
ABSTRACT Sidoarjo is one of the areas that become the center of Small and Medium Entreprises (SMEs) in Indonesia which become the national spotlight. Because of it Sidoarjo earned the nickname as "the City of SMEs Indonesia". The success of Sidoarjo as "Kota SMEs Indonesia" can be proved by the increasing number of SMEs, the number of SMEs workers, the donations of PDB SMEs, and the Export Value of SMEs. In addition, Sidoarjo also received many awards for its achievements in managing and empowering SMEs in its area. This research uses qualitative research methods with descriptive research type which aims to describe how the empowerment of SMEs of Sidoarjo and describe the supporting factors and inhibiting factors in the empowerment of SMEs in Sidoarjo. Keywords: Empowerment, SMEs, Competitiveness
Pendahuluan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM merupakan salah satu pelaku kunci proses pembangunan nasional. Saat ini UMKM merupakan bagian penting dari perekonomian Negara yaitu berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Selama tahun 2014 sampai 2016 jumlah UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 pertumbuhan UMKM sebesar 2,57%, mengalami peningkatan pada periode selanjutnya menjadi 2.41%. Pada tahun 2016 pertumbuhan UMKM mengalami peningkatan menjadi 2,76%. Dilihat dari persentase sumbangan UMKM terhadap PDB, sepanjang periode 2014-2016 juga mengalami peningkatan, pada tahun 2014 sumbangan PDB UMKM sebesar 5.40 persen, mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 6,46%. Angka tersebut kembali mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 6,86% Menurut UU No 20 tahun 2008 UMKM adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi yang kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang. Selama krisis, UMKM telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, UMKM terbukti mampu bertahan hidup dan berkembang dimasa krisis melanda Indonesia. Saat krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 banyak usaha yang berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya namun UMKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Berdasarkan data BPS di Indonesia dari tahun 1997 hingga pada tahun 1998 menunjukkan bahwa UMKM
dapat bertahan terhadap serangan krisis. Tabel penyerapan tenaga kerja pada 1997 menunjukkan perusahaan kecil 57,40 juta (87,62%), perusahaan sedang 7,7 juta (11,75%) dan perusahaan besar 0,393 juta (0, 61%).Sedangkan pada 1998 menunjukkan perusahaan kecil 57,34 juta (88,66%), perusahaan sedang 6,9 juta (10,78%) dan perusahaan besar 0,364 juta (0, 56%). (Badan Pusat Statistik Indonesia,2017) UMKM juga telah teruji sebagai kelompok usaha yang memiliki daya responsif, fleksibilitas, dan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai perubahan pasar.Dengan semangat nasionalisme dengan tetap mengedepankan profesionalisme para pelaku Koperasi dan UMKM harus tetap berkembang sesuai dengan perkembangan. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia juga bisa dilihat dari sumbangan UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). PDB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Kontribusi UMKM terhadap PDB Nasional menurut harga berlaku pada tahun 2014 sebesar 5.40%, mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 6.46% dan pada tahun 2016 menjadi 6.86%. (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2017) Berdasarkan fenomena diatas, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang penting untuk menjaga kestabilan perekonomian. Hal yang senada dikemukan oleh Ashariyadi (yang dikutip dalam majalah Masyarakat Asean 2012), menyatakan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Pada saat terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang, UMKM yang tidak terlalu tergantung pada mata uang asing tidak berpotensi mengalami krisis. Selain itu, sektor UMKM mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang 1
lebih cenderung menggunakan modal besar (capital intensive). (Ashariyadi,2016 4-5) Berdasarkan data Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) tahun 2015, menyatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. (LPPI dan BI, 2017)
Sumber : Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Bank Indonesia, 2015 Gambar 1.1. Perbandingan UMKM dengan usaha besar Indonesia Berdasarkan gambar 1.1 diatas, jumlah usaha yang termasuk dalam kategori besar adalah 4.952 Ribu Unit atau 0,01%. pada usaha kategori usaha menengah berjumlah 44,280 ribu unit atau 0.08%. Usaha kecil berada pada urutan kedua untuk jumlah usaha terbanyak yaitu 602.195 ribu unit atau 1.09%. Sedangkan usaha mikro yang beromzet pertahun sampai 300 juta memiliki porsi terbanyak, yaitu sebesar 54599 juta unit atau 98,82%. Jumlah yang banyak ini berbanding lurus dengan kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah terhadap PDB. Dimana Kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto (PDB) semakin menggeliat dalam tahun 2011 – 2016. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatat kontribusi sektor UMKM meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen. Selain itu, sektor UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja di dalam negeri. Serapan tenaga kerja pada sektor UMKM tumbuh dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen dalam periode lima tahun terakhir. (Mutmainah, Dinda Audriene. 2017) Pada Provinsi Jawa Timur, angka pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup fantastis mencapai 7,22 persen di akhir 2012 yang didongkrak oleh sektor UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Pada tahun 2011 terdapat 783.758 unit usaha, atau meningkat 5,53 persen dibanding tahun 2010. Dari jumlah tersebut, sebanyak 766.783 unit usaha atau 97,83 persen di antaranya merupakan industri kecil. Sementara itu jumlah industri menengah sebanyak 16.182 unit usaha (2,07 persen) dan industri besar 793 unit (0,10 persen). (Binarto, Raymond dan Retno Ardianti, 2013:65-71) Membaiknya iklim perekonomian Kabupaten 2
Tabel 1.4 Data Jumlah UMKM di Jawa Timur No
Kota
Jumlah UMKM
1
Kota Surabaya
466.779
2
Gresik
239.182
3
Sidoarjo
306.481
4
Jombang
328.380
5
Mojokerto
262.651
6
Kediri
51.039
7
Malang
141.906
Dari tabel diatas makan dapat disimpulkan bahwa jumlah kota dengan UMKM terbanyak adalah Surabaya, kedua yaitu Jombang dan ketiga adalah Sidoarjo. Pengambilan lokasi penelitian di Kabupaten Sidoarjo dikarenakan Kabupaten dicanangkan sebagai “Kota UKM Indonesia”. Penetapan Kabupaten Sidoarjo menjadi Kota UKM Indonesia karena, terdapat 171.264 usaha yang terbagi menjadi usaha besar 16.000 usaha, 154.891 usaha mikro dan usaha kecil menengah sebanyak 154. Selain itu terdapat 82 sentra industri yang tumbuh dan ditambah lagi sekitar 11 kampung. Sidoarjo merupakan salah satu daerah yang menjadi pusat UMKM di Indonesia yang menjadi sorotan Nasioanl. Karena keberhasilanya membina koperasi dan UMKM menjadikan Sidoarjo ditetapkan sebagai kota UMKM. Dalam tahun ketahun perkembangan UMKM di Kota Sidoarjo mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut memicu perkembangan ekonomi di Kabuaten Sidoarjo. Perkembangan UMKM di Kabupaten Sdoarjo mulai tahun 2010 hingga tahun 2014 dapat dilihat dalam grafik berikut
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Kab Sidoarjo. 2014 Gambar 1.4 Perkembangan Usaha Kecil Kab Sidoarjo Sidoarjo dipicu menggeliatnya jumlah UMKM yang
dapat dilihat pada gambar 1.4. Mulai tahun 2010-2014 jumlah UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 jumlah UMKM di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 3929 kemudian tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 4319. Pada tahun 2012 jumlah UMKM meningkat kembali menjadi sebanyak 5015. Kemudian pada tahun 2013-2014 jumlah UMKM Kabupaten Sidoarjo meningkat drastis menjadi 14863. Tabel 1.5.Kontribusi UMKM Kabupaten Sidoarjo terhadap PDBR No.
Indikator
Satuan
2013
2014
2015
2016
1
Pertumbuhan Jumlah UMKM
Persen
5.00
4.26
2.29
2.52
2
Jumlah Tenaga Kerja UMKM
Orang
83 586 616
87 909 598
90 491 930
94 024 278
3
Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja UMKM
Persen
3.90
5.17
2.94
3.90
4
Sumbangan PDB UMKM (harga konstan)
Rp. Miliar
979 712.50
1 032 573.90
1 099 301.10
1 165 753.20
5
Pertumbuhan sumbangan PDB UMKM
Persen
5.97
5.40
6.46
6.04
6
Nilai Ekspor UMKM
Rp. Miliar
110 338.06
123 767.87
140 363.84
178 008.28
7
Pertumbuhan Nilai Ekspor UMKM
Persen
15.48
12.17
13.41
26.82
Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kab Sidoarjo. 2017 Pertumbuhan UMKM di Kabupaten Sidoarjo terus mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel 1.5 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013-2016 adanya peningkatan jumlah tenaga kerja UMKM, Meningkatnya sumbangan PDB UMKM, dan Meningkatnya nilai ekspor UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Keberhasilan Kabupaten Sidoarjo sebagai Kota UMKM di Indonesia tidak lepas dari upaya pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh pemerintah terkait yaitu, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo. Pemberdayaan UMKM menciptakan tingginya persaingan. Pada dasarnya, Pemberdayaan merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberdayaan UMKM merupakan salah satu upaya
untuk membantu UMKM terus bergerak menuju skala meningkat diatasnya. Pendekatan pemberdayaan UMKM titik beratnya adalah penekanan terhadap pentingnya UMKM yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Sehingga perlu adanya pengkajian tentang pemberdaaan UMKM. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo. UMKM adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi yang kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang (Tambunan, 2017) Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pemberdayaan UMKM merupakan serangkaian upaya untuk menolong peluang usaha peroranganatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha kecil menurut undang-undang agar lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan berusaha mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. (Adi Fahrudin, 2012:16) Dalam pemberdayaan UMKM terdapat akses permodalan, pelatihan umkm, akses pasar,dan peningkatan kualitas produk. a. Akses permodalan adalah mepermudahan mendapat pinjaman modal seperti di bank pengkreditan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan permodalan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu dana bergulir. b. Pelatihan UMKM adalah memberikan layanan untuk masyarakat sebagai wadah sebagai tempat memajukan UMKM c. Akses pasar adalah memberikan kemudahan akses pemasaran bagi pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo.Salah satu caranya dengan menggelar pameran-pameran dan bazar secara rutin. d. Peningkatan kualitas produk adalah UMKM perlu meningkatkan efisiensi operasional, kualitas produk dan meningkatkan sumber daya manusianya.Peningkatan kualias produk merupakan kunci dari strategi pemberdayaan UMKM. ( Nixon, D. A., Akasha, M. A., dan Anderson, 1988:121-129) Daya saing adalah keunggulan kompetitif perusahaan pada suatu industriyang ditentukan oleh jangkauan bersaingnya, yaitu keluasan pasar sasaran untuk bisnis atau perusahaan. Beberapa faktor pendukung pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo antara lain Jumlah populasi yang banyak,
3
Luas dan letak geografi, Nilai PDB (Produk
Domestik
Bruto) yang besar, Sumber Daya Alam yang banyak dan beragam, Produk kreativitas masyarakat yang beragam jenis. (Kuncoro,Jede, 2017:89)
Sidoarjo yang turut andil dalam pemberdayaan
Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Faktor pendukung adalah hal-hal yang memengaruhi sesuatu menjadi berkembang, memajukan, menambah dan menjadi lebih dari sebelumnya. Faktor pendukung pemberdayaan UMKM adalah hal-hal yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan pemberdayaan UMKM yang telah dilaksanakan. Faktor pendukung pemberdayaan UMKM dalam penelitian ini adalah Jumlah populasi yang banyak,Luas dan letak geografi, Nilai PDB (Produk Domestik Bruto) yang besar, Sumber Daya Alam yang banyak dan beragam, Produk kreativitas masyarakat yang beragam jenis, Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau dan suku daerah memiliki produk kreativitas yang beragam pula. Faktor penghambat adalah hal-hal yang berpengaruh sedikit atau bahkan menghentikan sesuatu menjadi lebih dari sebelumnya. Faktor penghambat pemberdayaan UMKM adalah hal-hal yang berpengaruh negatif atau bahkan dapat menghentikan proses pemberdayaan UMKM yang telah dilaksanakan. Faktor penghambat pemberdayaan UMKM dalam penelitian ini adalah Kurangnya Permodalan, Sumber Daya Manusia Terbatas, Kualitas Manajemen Rendah dan Kesulitan dalam pemasaran. (Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002) Kabupaten Sidoarjo merupakan Kabupaten dengan UMKM terbesar nomer 3 di Jawa Timur dan mendapati julukan sebagai kota UMKM terbaik. UMKM baru terus tumbuh dan berkembang di Kabupaten Sidoarjo semakin lama semakin banyak jumlahnya. Per April tahun 2018 jumlah UMKM di Sidoarjo mencapai 171.264 UMKM dengan jumlah tenaga kerja 306.481 orang. Meningkatnya jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo, menjadi acuan bagi Pemerintah setempat dan para pelaku UMKM lainya untuk bisa menciptakan upaya guna meningkatkan daya saing produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo, agar dapat diberdayakan dipasaran domestik maupun internasional. Para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo harus meningkatkan daya saingnya sehingga UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011:45) Dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo ada pihak dari paguyuban UMKM Kabupaten 4
UMKM. Dimana mereka sering melakukan sesi sharing kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM untuk usahanya seperti permodalan dan pemasaran lalu memberikan pelatihan pemasaran. Pemerintah, BUMN dan Swasta memiliki tujuan yang sama untuk terus memberdayakan UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Pemberdayaan UMKM dilakukan dengan berbagai cara yaitu memberikan fasilitas secara finasial maupun non finansial. Fasilitas non finansial yaitu dengan memberikan pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan memberikan bimbinga Kewirausahaan berupa pelatihan-pelatihan terhadap UMKM dan membahas inovasi-inovasi baru, sehingga produk UMKM akan mempunyai daya tarik tersendiri di pasar. Dalam proses pemberdayaan UMKM, Pemerintah yang memiliki fungsi sebagai pelayan masyarakat memiliki langkah-langkah dalam pemberdayaan. Fungsi pemerintah tersebut juga didukung dengan pelayanan yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pelayanan dari pihak swasta kepada pelaku UMKM. Dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo untuk itu diperlukannya langkah-langkah yang berkaitan dengan bagian visi yang dijabarkan menjadi misi dan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pemberdayaan UMKM hal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo adalah mempermudah akses
permodalan, membuka Pelatihan bagi UMKM dan memberikan akses pasar serta kemudahan bagi produk untuk dapat masuk ke pasaran. Ada 3 (tiga) strategi yang diterapkan dalam proses pemberdayaan UMKM di Sidoarjo : 1. Membuat Produk yang berkualitas tinggi dengan modal yang kecil 2.Mengembangkan kapasitas UMKM sehingga dapat berinovasi membuat produk yang lain daripada yang lain, sehingga akan menarik minat calon kosnumen. 3. Mengupayakan pelaku UMKM untuk fokus pada satu produk sehingga usahanya dapat berkembang. Dalam memperoleh modal usaha untuk mengembangkan usahanya, para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo mendapatkan berbagai fasilitas dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Fasilitas yang diberikan kepada UMKM diataranya adalah kemudahan mendapat pinjaman modal seperti di bank pengkreditan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan permodalan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu dana bergulir Untuk memperluas Pasar Pelaku UMKM memerlukan tambahan modal yang lebih.Untuk mendapatkan tambahan modal biasanya diperoleh dari perputaran uang dari produk yang dijual, namun dalam posisi Sulit maka pelaku UMKM bisa memanfaatkan pinjaman Kredit.Dinas Kopersi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo mnyediakan fasilitas kredit bernama Dana Bergulir yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM dengan syarat yang mudah.
Akses Permodalan Dengan perkuatan modal untuk pelaku UMKM.Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo membantu para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya dengan memberikan pinjaman modal bagi pelaku UMKM. Bantuan tersebut diberi nama Dana Bergulir. Dengan pemberian modal lewat dana bergulir ini diharapkan akan benar-benar dapat meningkatkan pertumbuhan usaha para pelaku UMKM. Karena dana bergulir ini sumber pendanaannya dari APBN maka penggunaannya harus tepat sasaran. Alokasi APBN untuk anggaran dana bergulir di tahun 2018 ini mencapai 7.7 miliar dan yang sudah terserap menurut data yang telah diperoleh mencapai 5,4 milyar atau70% (tujuh puluh persen). Kredit Dana bergulir ini memberikan bunga yang sangat ringan ,yaitu 1/2 (setengah) persen perbulan untuk pinjaman maksimal Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) dan bunga yang sama untuk pinjaman lebih dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) namun dengan menggunakan jaminan, jaminan yang disyaratkan hanya 30 persen dari nilai pinjaman. Sebagai contoh, jika jaminan senilai Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) maka pelaku UMKM bisa meminjam Rp. 50.0.0 (lima puluh Juta Rupiah). Dana modal bergulir di Kabupaten Sidoarjo terbagi menjadi 4 (empat tahapan). Tahap pertama disalurkan kepada 84 pelaku UMKM di 14 kecamatan
dengan total dana Rp 1.538.000.000 (Satu Milyar Lima Ratus Tiga Puluh delapan Juta Rupiah). Tahap kedua disalurkan kepada 109 UMKM dari 29 kecamatan dengan total dana Rp 1.470.000.000 (satu milyar empat ratus tuju puluh juta rupiah). Tahap ketiga disalurkan kepada 123 UMKM dari 18 kecamatan dengan total dana Rp 1.195.000.000 (satu milyar seratus sembilan puluh lima juta rupiah) dan tahap ke empat disalurkan kepada 95 UMKM dengan total dana Rp 1.245.000.000 (satu milyar dua ratus empat puluh lima juta rupiah). Total dana yang tersalurkan per tahun 2017 adalah senilai Rp 5.448.000.000 (Lima Milyar Empat Ratus Empat Puluh delapan juta rupiah). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Sidoarjo Meningkatnya jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo, menjadi acuan bagi Pemerintah setempat dan para pelaku UMKM lainya untuk bisa menciptakan upaya guna meningkatkan daya saing produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo, agar dapat diberdayakan dipasaran domestik maupun internasional. Para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo harus meningkatkan daya saingnya sehingga UMKM harus mampu menghadapi tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran Dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten
5
Sidoarjo ada pihak dari paguyuban UMKM Kabupaten Sidoarjo yang turut andil dalam pemberdayaan
6
UMKM. Dimana mereka sering melakukan sesi sharing kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh para pelaku UMKM untuk usahanya seperti permodalan dan pemasaran lalu memberikan pelatihan pemasaran. Pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo merupakan gerakan yang saling berhubungan antar berbagai pihak. Pemerintah memegang peranan terbesar dalam upaya pemberdayaan tersebut.Keterlibatanpemerintah dalam memberdayakan UMKM telah diatur jelas dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang UMKM. Pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo pada dasarnya karena Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo mendapatkan julukan sebagai “Kota UMKM Indonesia”. Keberhasilan Kabupaten Sidoarjo sebagai “Kota UMKM Indonesia” dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah UMKM, jumlah tenaga kerja UMKM, sumbangan PDB UMKM, dan Nilai Ekspor UMKM. Selain itu, Kabupaten Sidoarjo juga mendapatkan banyak penghargaan atas prestasinya dalam mengelola dan memberdayakan UMKM di daerahnya. Pemberdayaan dilakukan dengan cara memperbaiki akses UMKM terhadap permodalan, tekologi, informasi dan pasar serta memperbaiki iklim usaha dan mengembangkan potensi sumberdaya lokal seperti menginformasikan kepada pelaku UMKM caracara meningkatkan kualitas produk dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan sehingga akan dapat bersaing dengan produk-produk luar yang notabene sekarang ini lebih dinikmati oleh konsumen. Terdapat enam hal yang menjadi prioritas strategi bagi UMKM dalam usaha meningkatkan kinerjanya. Pertama, mempermudah UMKM untuk mengakses permodalan. Kedua, memperluas jaringan pemasaran. Ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keempat, tersedianya sarana dan prasarana usaha yang memadai. Kelima, terciptanya iklim usaha yang kondusif, dan keenam, teknologi yang tepat guna. Pemberdayaan UMKM diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk agar mampu meningkatkan kinerja guna menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi. Peningkatan daya saing dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga diperlukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan usaha yang makin ketat. Menurut Adi Fahrudin Pemberdayaan UMKM merupakan serangkaian upaya untuk menolong peluang usaha perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha kecil menurut undangundang agar lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan berusaha mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo terkait pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo dilakukan komitmen dengan banyak pihak, yang pertama Bapak Bupati Kabupaten Sidoarjo sebagai pembuat kebijakan dimana Kabupaten
Sidoarjo sebagai kota UMKM. Pemberdayaan UMKM juga merupakan usaha untuk Kabupaten Sidoarjo sebagai kota UMKM. Tidak hanya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo akan tetapi ada beberapa pihak yang berkontribusi dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo yaitu Klinik Koperasi dan UMKM, Paguyuban UMKM Kabupaten Sidoarjo, PT Telkom Sidoarjo dan PT Bank BCA Sidoarjo. Pemerintah lokal sangat berperan dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo untuk itu diperlukannya langkah-langkah strategis yang berkaitan dengan bagian visi yang dijabarkan menjadi misi dan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Strategis sangat diperlukan dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Beberapa hal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo adalah: • Akses Permodalan • Pelatihan UMKM • Akses Pasar • Peningkatan Kualitas Produk Dalam pemberdayaan UMKM hal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo adalah mempermudah akses permodalan, membuka Pelatihan bagi UMKM dan memberikan akses pasar serta kemudahan bagi produk untuk dapat masuk ke pasaran. Ada 3 (tiga) strategi yang diterapkan dalam proses pemberdayaan UMKM di Sidoarjo : • Membuat Produk yang berkualitas tinggi dengan modal yang kecil • Mengembangkan kapasitas UMKM sehingga dapat berinovasi membuat produk yang lain daripada yang lain, sehingga akan menarik minat calon kosnumen. • Mengupayakan pelaku UMKM untuk fokus pada satu produk sehingga usahanya dapat berkembang. Pemerintah Sidoarjo memegang peranan penting dalam pemberdayaan UMKM. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengupayakan kemudahankemudaham bagi pelaku UMKM untuk mengakses produknya masuk ke pasar dan memberikan kemudahan kepada pelaku UMKM dalam memperoleh pinjaman modal Usaha. Selain UMKM dapat memperoleh pinjaman modal dari badan penyedia modal seperti BRI dan PNPM, Pemerintah Kota Sidoarjo juga memberikan bantuan modal yang diberi nama Dana Bergulir. 1. Akses Permodalan Dalam memperoleh modal usaha untuk mengembangkan usahanya, para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo mendapatkan berbagai fasilitas dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Fasilitas yang diberikan kepada UMKM diataranya adalah kemudahan mendapat pinjaman modal seperti di bank pengkreditan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan permodalan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu dana bergulir.
Karena dana bergulir ini sumber pendanaannya dari APBN maka penggunaannya harus tepat sasaran. Alokasi APBN untuk anggaran dana bergulir di tahun 2017 mencapai 7.7 miliar dan yang sudah terserap mencapai 6,4 milyar atau 83% (delapan puluh tiga persen). Data pelaku UMKM yang telah mendapat fasilitas dana bergulir dapat dilihat pada tabel pemohon dana bergulir tahun anggaran 2017 (lampiran 4). Kredit Dana bergulir ini memberikan bunga yang sangat ringan ,yaitu 1/2 (setengah) persen perbulan untuk pinjaman maksimal Rp. 5.000.000 (Lima Juta Rupiah) dan bunga yang sama untuk pinjaman lebih dari Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) namun dengan menggunakan jaminan, jaminan yang disyaratkan hanya 30 persen dari nilai pinjaman. Sebagai contoh, jika jaminan senilai Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah) maka pelaku UMKM bisa meminjam Rp. 50.000.000 (lima puluh Juta Rupiah). Untuk akses permodalan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memberikan program bantuan berupa penguatan permodalan yaitu dana bergulir. Tujuan dari dana bergulir ini adalah membantu para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo meningkatkan kualitas UMKMnya di pasaran. Sumber pendanaan dari dana bergulir adalah dari APBN maka penggunaannya harus tepat sasaran. Sudah banyak pelaku UMKM yang merasakan manfaat dari bantuan permodalan berupa Dana Bergulir ini. Karena bunga yang sangat rendah meringankan pelaku UMKM untuk pengembangan usahanya. 2. Pelatihan UMKM Upaya Pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo adalah dengan mendirikan Klinik Koperasi dan UMKM. Klinik Koperasi dan UMKM merupakan salah satu layanan atau wadah bagi para pelaku UMKM Kabupaten Sidoarjo untuk mengembangkan usahanya. Fungsi utama dari Klinik Koperasi dan UMKM adalah sebagai pusat konsultasi bisnis bagi pelaku UMKM. Layanan Konsultasi diberikan secara gratis. Cara Kerja Klinik Koperasi ini adalah dengan membuat jadwal konsultasi untuk pelaku UMKM yang berminat untuk melakukan konseling. Jadwal konsultasi atau konseling biasanya dibagikan melalui Facebook. Selain layanan konsultasi, Klinik juga menyediakan layanan pelatihan atau bimtek berupa pelatihan teknis membuat produk , pelatihan kewirausahaan dan pelatihan manajemen usaha. Klinik Koperasi dan UMKM yang dimiliki oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memiliki implikasi terhadap pemberdayaan UMKM.Dengan menerapkan sistem E-commerce dalam pemasaran produk UMKM di Kabupaten Sidoarjo, berdampak pada meningkatnya omzet penjualan yang didapatkan oleh pelaku usaha. Selain memberikan pelatihan E-Commerce, Klinik Koperasi dan UMKM juga memberikan pelatihan desain untuk kemasan produknya. Tujuan pembuatan design ini adalah supaya produk yang ditawarkan memiliki wadah yang menarik
7
Peran Klinik Koperasi dan UMKM dalam memberikan pelatihan program design branding pada produknya menunjukan implikasi pada peningkatan penjualan produk. Dengan adanya design yang dibuat pada kemasan produk dapat menambah daya tarik produk. Dengan demikian produk yang ditawarkan akan semakin laris dipasaran. 3. Akses Pasar Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memiliki strategi untuk pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Dalam pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memberikan kemudahan akses pemasaran bagi pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo.Salah satu caranya dengan menggelar pameran-pameran dan bazar secara rutin. Tujuanya diadakan pameran secara rutin adalah untuk mengenalkan produk-produk yang dimiliki oleh para pelaku UMKM Kabupaten Sidoarjo. Pameran ini memberikan kesempatan besar kepada para pelaku UMKM untuk melebarkan promosi usahanya. Keberadaan pameran dapat menjadi ajang untuk unjuk kinerja dan prestasi disana. Pameran yang dilakukan secara berkala yaitu berupa kegiatan bazar dan promosi, Bazar Ramadhan, Bekasi Expo, Bazar Event tertentu, sampai bazar di luar kota Banyak manfaat yang bisa diperoleh ketika UMKM mengikuti bazar.Ada tiga manfaat utama yaitu Pengenalan Usaha dan Produk, Survey Pasar dan Peluang untuk membangun kerjasama bisnis. Selain peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, PT Telkom Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam memberikan akses pasar. PT Telkom Indonesia dalam memberikan akses pasar adalah membantu proses pemasaran secara online. Jadi selain menguasai pasar lokal, UMKM Sidoaejo diharapkan juga dapat meraih pasar internasional melalui media online. PT Telkom menyediakan sebuah portal aplikasi bisni dan domain name secara gratis kepada pelaku UMKM. Diharapkan UMKM Sidoarjo dapat memliki daya saing yang kompetitif. 4. Peningkatan Kualitas Produk Agar siap, UMKM perlu meningkatkan efisiensi operasional, kualitas produk dan meningkatkan sumber daya manusianya. Peningkatan kualias produk merupakan kunci dari strategi pemberdayaan UMKM. Inovasi diperlukan agar menarik minat dari konsumen. Sesuatu yang baru yang dikembangkan dari produk yang sudah ada maupun yang baru. Landasan seseorang untuk berinovasi adalah harapan.Inovasi arahnya ke sesuatu yang baru dengan harapan menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo mendorong peningkatan kualitas produk UMKM agar dapat bersaing dalam pasar global. Pelaku UMKM di tuntut untuk mampu bertahan dan berkembang. UMKM harus mampu menghadapi tantangan globalisasi ekonomi dunia, dan mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan 8
yang cepat dengan fokus membangun daya saing produk UMKM yang berkelanjutan di pasar domestik dan pasar luar negeri. Produk Indonesia harus mampu berkompetisi dengan produk produk yang dihasilkan negara ASEAN. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku UMKM apabila kualitas produknya tidak memenuhi standar dan minimnya kemampuan SDM para Pelaku Usaha Ada tiga cara supaya produk yang ditawarkan dapat tetap bertahan dan berkembang di pasaran. Pertama pelaku UMKM harus membuat produk yang unik atau tidak gampang ditiru. Produk yang unik, terlebih mampu menjawab kebutuhan konsumen,tentu menjadi magnet tersendiri yang mampu menggugah minat orang lain yang tertarik membeli. Kedua konsisten dengan jenis barang yang ditawarkan.Ketiga, memperhatikan kualitas produk. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan UKM adalah pertama, banyak sekali masyarakat sidoarjo yang memiliki jiwa wirausaha Masyarakat Sidoarjo memiliki jiwa bisnis yang besar, hal tersebut dibuktikan dengan jumlah UMKM di Sidoarjo dari 2.3 juta penduduk 206 ribu atau sekitar 9% (sembilan persen) penduduknya adalah pengusaha. Banyak pengusaha atau perajin yang kreatif dan inovatif di Sidoarjo. Bahkan produk karya UMKM Sidoarjo bisa merambah pasar Internasional dikarenakan keindahan dan kualitasnya Sumber Daya Alam yang Banyak dan Beragam Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan industri pembuatan tas, koper, trolley, dompet, sabuk, sepatu, sandal, jaket, dan lain-lain. Salah satu kawsan yang terkenal adalah daerah Tanggulangin. Jika memasuki kawasan industri Tanggulangin, kita akan melihat deretan toko di sisi kanan maupun kiri. Toko-toko tersebut menjual kebutuhan fashion. Letak Geografi yang Strategis Kabupaten Sidoarjo memiliki posisi sangat strategis. Kabupaten Sidoarjo berbatasan dengan kota metropolitan kedua di Indonesia yakni Surabaya. Sidoarjo menjadi daerah yang selalu dilintasi arus transportasi dari Surabaya ke daerah lain seperti Mojokerto, Malang, Pasuruan, dan Gresik. Itulah yang membuat Sidoarjo mendapat dampak positif pada pertumbuhan daerahnya. Sehingga banyak orang yang mampir untuk sekedar belanja di sini sebelum melanjutkan perjalanan ke kota tujuanya Nilai PDB (Produk Domestik Bruto) yang Banyak Banyaknya permintaan membuat nilai PDB semakin tinggi sehinggan nilai PDB Kabupaten Sidoarjo sudah mendukung untuk pengembangan UMKM. Produk Kreativitas Masyarakat yang Beragam Jenis Penerapan dalam pemilihan pekerja sudah mendukung untuk perkembangan UMKM.Seperti tenaga kerja harus memiliki keterampilan agar dapat menuangkan ide-ide kreatifnya terhadap produk. Pekerja juga harus cekatan dalam proses produksi
karena produksi yang lancar artinya tidak pernah kekurangan dalam hasil produksi menjadi faktor pendukung pemberdayaan UMKM. Faktor penghambat utama dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo adalah Kurangnya Permodalan. Modal untuk biaya produksi kebanyakan UMKM hanya mengandalkan modal pribadi ini berarti untuk biaya produksi kurang sehingga belum mampu untuk memenuhi permintaan konsumen. Sumber Daya Manusia Terbatas Dan Kualitasnya Rendah Faktor penghambat lainya adalah sumber daya manusia yang rendah dan rendahnya kesadaran dimana tidak memiliki upaya dan niatan untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan belajar memahami dan mengoperasikan penjualan berbasis E-commerce. Kualitas Manajemen Rendah Kurangnya pemahaman manejemen oleh pelaku UMKM disidoarjo merupakan faktor penghambat. Selain itu, adanya pelatihan juga tidak begitu mempengaruhi palaku UMKM itu sendiri. Kesulitan Dalam Pemasaran Faktor penghambat dalam pengembangan UMKM yang terjadi adalah keterbatasan memperluas jaringan dan akuntansi pembukuan yang masih sederhana.Hal ini sangat disayangkan dengan begitu mereka tertinggal dengan pengusaha UMKM lainnya.Oleh karena itu, diperlukan peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo dalam memberikan pembinaan dan pelatihan tentang kewirausahaan. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan yang pernah dilakukan antara lain motivasi berwirausaha, teknik pemasaran, pengembangan pasar serta Pemberian pelatihan mengenai Manajemen Usaha Kecil bagi UMKM Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan yang telah disajikan , dianalisis dan diinterpretasikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan UMKM yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro telah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo telah berhasil menjalankan Pemberdayaan UMKM hal tersebut dapat dibuktikan oleh kenyataan bahwa mayoritas UMKM di Kabupaten Sidoarjo sudah maksimal dalam pemberdayaan. Pemberdayaan dapat berhasil dilakukan dengan kerjasama tiga elemen pemberdayaan yang pertama pihak pemerintah yaitu Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo dibantu oleh Klinik Koperasi dan UMKM Sidoarjo, kedua BUMN yaitu PT Telkom Indonesia Sidoarjo dan ketiga Pihak Swasta yaitu PT Bank BCA Sidoarjo. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memberikan upaya kepada UMKM, yaitu dimana peran Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo terkait upaya dalam pemberdayaan
UMKM di Kabupaten Sidoarjo yaitu dengan dilakukan komitmen dengan banyak pihak, yang pertama Bapak Bupati Kabupaten Sidoarjo sebagai pembuat kebijakan dimana Kabupaten Sidoarjo sebagai kota UMKM, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, Klinik Koperasi UMKM, Paguyuban UMKM Kabupaten Sidoarjo, lembaga penyedia bantuan modal seperti bank Jatim dan bank penyedia Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pihak Bank BCA Sidoarjo Empat hal yang menjadi upaya prioritas yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo dalam pemberdayaan UMKM untuk usaha meningkatkan kinerja, yaitu : Akses Permodalan Fasilitas yang diberikan kepada UMKM diataranya adalah kemudahan mendapat pinjaman modal sperti di bank pengkreditan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan bantuan permodalan yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yaitu dana bergulir. Tujuan dari dana bergulir ini adalah membantu para pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo meningkatkan kualitas UMKMnya di pasaran. Sumber pendanaan dari dana bergulir adalah dari APBN Pelatihan UMKM Pelatihan UMKM di Kabupaten Sidoarjo dilakukan melalui Klinik Koperasi dan UMKM. Fungsi utama dari Klinik Koperasi dan UMKM adalah sebagai pusat konsultasi bisnis bagi pelaku UMKM. Pelatihan yang diberikan berupa pelatihan E-Commerce dan pelatihan membuat design untuk kemasan produknya serta pelatihan manajemen usaha. Pihak bank BCA juga menyelenggarakan seminar mengenai ekonomi makro guna menambah wawasan pelaku UMKM Sidoarjo. Pihak bank BCA juga melakukan kerjasama dengan penyalur kredit UMKM dengan perusahaan berbasis keuangan guna mempermudah UMKM mendapat pinjaman modal. Akses Pasar Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo memberikan kemudahan akses pemasaran bagi pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo. Salah satu caranya dengan menggelar pameran-pameran dan bazar secara rutin. Tujuanya diadakan pameran secara rutin adalah untuk mengenalkan produk-produk yang dimiliki. Ada tiga manfaat utama yaitu Pengenalan Usaha dan Produk, Survey Pasar dan Peluang untuk membangun kerjasama bisnis. Peningkatan Kualitas Produk Melalui Klinik Koperasi dan UMKM pemkab Sidoarjo memberi dorongan dan pelatihan bagi UMKM untuk membuat produk yang unik/ tidak gampang ditiru, UMKM harus konsisten dengan jenis barang yang ditawarkan dan memperhatikan kualitas produk. Faktor Pendukung Pemberdayaan UMKM 1. Faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo adalah Banyak sekali Masyarakat Kabupaten Sidoarjo yang memiliki jiwa wirausaha
9
2. Menurut Kepala Seksi Bina Usaha Mikro Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo yaitu banyak pengusaha atau perajin yang kreatif dan inovatif di Sidoarjo. Bahkan produk karya UMKM Sidoarjo bisa merambah pasar Internasional dikarenakan keindahan dan kualitasnya. 3. Kabupaten Sidoarjo memiliki posisi sangat strategis. 4. Nilai PDB di Kabupaten Sidoarjo menyumbang cukup besar 5. Produk Kreatifitas masyaarakat.Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan industri pembuatan tas, koper, trolley, dompet, sabuk, sepatu, sandal, jaket, dan lain-lain Faktor Penghambat Pemberdayaan UMKM Faktor penghambat utama dalam pemberdayaan UMKM di Kabupaten Sidoarjo adalah 1. Kurannya Permodalan. Banyak pelaku UMKM yang kekurangan modal dalam mengembangkan usahanya. 2. Sumber daya manusia terbatas. dimana tidak memiliki upaya dan niatan untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan belajar memahami dan mengoperasikan penjualan berbasis Ecommerce. 3. Kualitas Manajemen Rendah. Keterbatasan memperluas jaringan dan akuntansi pembukuan yang masih sederhana. 4. Kesulitan dalam pemasaran. Sumber daya manusia yang rendah dan rendahnya kesadaran dimana tidak memiliki upaya dan niatan untuk memperluas jangkauan pemasaran
Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Anton, S. A., Muzakan, I., Muhammad, W. F., Syamsudin, & Sidiq, N. P. 2015. An assessment of SME Competitiveness in Indonesia. Journal of Competitiveness. Asean. 2015. A Blueprint for Growth Asean Economic Community Achievements.
Jakarta:
and
The
Key
ASEAN
Ashariyadi. 2016. “Mewujudkan UMKM Berdaya Saing di Era MEA”. Majalah Masyarakat Asean Edisi 12: 4-5. Asian Development Bank. 2014 Asia SME Finance Monitor 2014. Mandaluyong City: ADB, 2014 Astuti, M.A, Catur, Sulistiyowati, Q., Udisubakti, Putu Dana K. Peningkatan Produktivitas Usaha Kecil
&
Menengah
(ukm)
Technology
Content
Untuk
Pelaksanaan
Masterplan
Berbasis Mendukung
Percepatan
Dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Hurairah.2008.Pengorganisasian Pengembangan Strategi
Progress
Secretariat.
Daftar Pustaka Abu
2015:
Masyarakat
Pembangunan
Model
yang
(mp3ei) 2011-2025. Prosiding Call for Paper
dan
2013 : Bidang Studi Pembangunan.
dan
Berbasis
Atep Abdurofiq. 2015. Menakar Pengaruh Masyarakat
Kerakyatan. Bandung: Humaniora.hlm. 82.
Ekonomi
terhadap
Budaya Hukum, 1(2): 250-256.
Ekonomi Asean 2015 Terhadap Pembangunan Bank
Indonesia.
1(1): 249-256
2015.
Pemetaan
Dan
Strategi
Peningkatan Daya Saing Umkm Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
Adam, Latif. Membangun Daya Saing Tenaga Kerja
(MEA) 2015 Dan Pasca MEA 2025. Diakses
Indonesia Melalui Peningkatan Produktivitas.
dari www.bi.go.id, pada tanggal 10 Juni 2017
Jurnal Kependudukan Indonesia. 11(2): 71-84 Adisasmita, Rahardjo. 2006. Pembangunan Pedesaan
2015
pembangunan Indonesia”. Jurnal Filsafat dan
Abdurofiq, Atep. 2015. Menakar Pengaruh Masyarakat Indonesia. Jurnal Filsafat dan Budaya Hukum.
ASEAN
Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
dan Perkotaan. Yokyakarta: Graha Ilmu. Benardi,
K
Jemmi.
Meningkatkan
Daya
Saing
Entrepreneur Indonesia Memasuki Asean – 10
China Free Trade Area. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan. 10(1): 50-58
Enterprise Indonesia”,
Dynamics
in
Buletin
Studi
Perekonomian Indonesia, Vol. 37, No. 3, 2001: 363-84. Carfax
Soewarman
Hasan.
2002.Strategi
Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya
Berry, A., Rodriguez, E., Sandee, H. 2001, “Small and Medium
Engking
Publishing.
Unggul. Bandung: Pustaka Rosda Karya Erwidodo.
“Meningkatkan
Hortikultura:
Daya
Strategi
2015”.
Saing
Produk
Menghadapi
Diakses
MEA dari
http://www.litbang.pertanian.go.idpada
Binarto, Raymond dan Retno Ardianti. Analisis
tanggal 10 Juni 2017
Modal Sosial dan Entreprenuerial Fahrudin, Adi. 2012. Pemberdayaan, Partisipasi dan
Leadership pengusaha Mikro dan Kecil di
Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung :
Jawa Timur. AGORA.Volume 1. No. 3.
Humaniora
2013. hlm. 65-71. Burhan, B. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : PT
Hasan, E.S. 2002. Strategi Menciptakan Manusia Yang Bersumber Daya Unggul. Bandung:
Raja Grafindo
Pustaka Rosda Karya Chen, Jia. 2016. Development of Chinese small and medium-sized enterprises. JSBED 13(2) : .
Hurairah,
Abu.
2008.
Pengembangan
140-147
Strategi Chi, Ting. 2015. Business Contingency, Strategy Formation,
and
Firm
Performance:
Pengorganisasian
Masyarakat
Pembangunan
Model
yang
dan dan
Berbasis
Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
An
Empirical Study of Chinese Apparel SMEs.
Hasan, M. Iqba. 2002 Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor : Ghalia
Adm. Sci. 5(1): 27–4
Indonesia Dinda Audriene mutmainah. 2017 “Kontribusi UMKM terhadap PDB Tembus Lebih Dar 60 Persen”, CNN
Indonesia,
diakses
dari
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2016 1121122525-92174080/kontribusi-umkm-
Hitt, Michael A. 2001. Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi; Konsep Buku 2. Jakarta: Salemba Empat Howkins, John. 2001. The Creative Economy : How
terhadap-pdb-tembus-lebih-dari-60-persen/
People Make Money From Ideas. London :
diakses pada tanggal 10 Juni 2017
Penguin.
Donald C.L, Mochamad S.T, Ami F.U, Achmad Ghazali.
2016.
Peningkatan
Daya
Pengembangan Saing
Model
UMKM
di
Hwy-Chang Moon and Dong-Sung Cho.
2000.
National Competitiveness: A Nine-Factor Approach And Its Empirical Application.
Indonesia: Validasi Kuantitatif Model”. Jurnal
Journal
Manajemen Teknologi, 15(1): 77-93
Economy. 2(1) : 17-38
Of
International
Business
And
Dong, S.C. 2003. From Adam Smith to Micheal Porter:
Imanuddin, M. 2016. Inovasi Pelayanan Publik :
Evaluasi Teori Daya Saing. Jakarta : Selemba
Percepatan Peningkatan Kualitas Pelayanan
empat.
Publik, http://www.sinovik.menpan.go.id/index.php/si
11
te/article/223, diakses tanggal 06
Januari
2018.
Manajemen Dan Kewirausahaan. 14(2) : 91101
Imawan. Riswandha. 2002. Peningkatam Daya saing: pendekaatan Paradigmatik Politis.
Mutmainah, Dinda Audriene. Kontribusi UMKM terhadap PDB Tembus Lebih Dar 60 Persen.
Kartasasmita, Ginandjar. 1995, Manajemen Sumber
CNN Indonesia. Diakses dari diakses pada tanggal 10 Juni 2017
Daya Manusia, Penerbit. IKIP, Malang Kementrian Perdagangan RI. 2015. Warta Ekspor:
Najiati, S., Asmana, A., Suryadiputra. Pemberdayaan
Peluang dan Tantangan Indonesia Pasar Bebas
Masyarakat
Asean. Jakarta : Ditjen Perdagangan RI
Wetlands International
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Fakultas. 2017.
Roadmap
Usaha
Mikro
Kecil
Menengah Dan Koperasi (Umkm-K) 20162020.Bali:Universitas Udayana. Kuncoro,
Jede.
2007.
collaborating.
from
Jakarta:
competiting Gramedia
to
Pustaka
6(1) : 79-104 Mudrajad.
2007.
Ekonomika
Industri
2030?. Yogjakarta: Penerbit Andi
Diakses
dari
www.bi.go.id, pada tanggal 10 Juni 2017 LPPI dan BI. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM).
(https://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasi onal/.../Profil%20Bisnis%20UMKM.pdf). Diakses pada tanggal 10 Juni 2017
Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. 2008.
Metodologi
Nixon, D. A., Akasha, M. A., dan Anderson, R. R. serum of Holstein cows. Journal of Dairy Science. Nurlina. 2014. Potensi Dan Konsep Daya Saing Umkm (DALAM
Konteks
Pembangunan
Berkelanjutan). Prosiding Seminar Nasional Ekonomi 2014.
dan Koperasi. Galia Indonesia : Bogor. Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Alfabeta. Pradnya Paramita Hapsari, dan Abdul Hakim, Saleh Soeaidy. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil
Menengah
(UKM)
terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi di
Pramudyo, Anung. 2014. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Menghadapi
Penelitian
Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyadi. 2012. Analisis Eksplanatori Faktor Daya Saing Industri Kecil (studi Pada Sentra Industri Kecil Batik Di Kota Jambi). Jurnal
Masyarakat Ekonomi Asean Tahun 2015. Jurnal Bisnis Manajemen dan Akuntansi (JBMA). 2(2): 94-100 Porter. Michael E. 1990. Competitive advantage, Greating
and
sustaining
Performance. USA : Free Press. 12
Naturalistik
Pemerintah Kota Batu). Wacana 17(2): 88-96
Moleong, J Lexy. 2007. Metodologi Penelitian
.
Penelitian
Bogor:
Partomo, dkk.2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah
LPPI dan BI. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan (UMKM).
Metode
gambut.
Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Aceh
Indonesia : Menuju Negara Industri Baru
Menengah
2003.
Lahan
1988. Free and total thyroid hormones in
Utama. Jurnal Ilmo Sosial dan Ilmu Politik.
Kuncoro,
Nasution.
di
Superior
Raf, Mulyadi. Analisis Eksplanatori Faktor
Sudaryanto. 2008. The Need for ICT-Education for
Daya Saing Industri Kecil (studi Pada Sentra Industri
Manager or Agribusinessman to Increasing
Kecil Batik Di Kota Jambi). Jurnal Manajemen Dan
Farm Income : Study of Factor Influences on
Kewirausahaan, 2012
Computer Adoption in East Java Farm
Raymond Binarto dan Retno Ardianti. 2013. Analisis
Agribusiness.
Sugiyono.
AGORA. Riswandha
Journal
of
Education and Development-JEDICT.
Modal Sosial dan Entreprenuerial Leadership pengusaha Mikro dan Kecil di Jawa Timur.
International
2009.
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Imawan.
Peningkatan
daya
Bandung: Alfabeta.
Saing:
Pendekatan Paradigmatik-Politik (Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
Suharto,
Edi.
2010.
Membangun
Memberdayakan
Yunita Resmi Sari, Noviasono, Titik Anas, dan Fadila Paramitha. 2016. “Pemetaan dan Strategi
Rakyat.
Masyarakat
Bandung:
PT.
Refika Aditama Suhendra.
2006.
Peranan
Peningkatam daya saing UMKM dalam
Pemberdayaan
menghadapi MEA 2015 dan Pasca MEA
Alfabeta. Bandung.
Birokrasi
Masyarakat.
dalam Penerbit.
2025. Working Paper Bank Indonesia. Sung, Cho Dong. 2003. From Adam Smith to Micheal Porter: Evaluasi Teori Daya Saing. Jakarta : Salamah, Lilik. 2001. Lingkaran Krisis Ekonomi Indonesia.
Masyarakat,
Kebudayaan
dan
Politik. Edisi XIV
Selemba empat. Susilo, Y., Sri. 2012. “Strategi Meningkatkan Daya Saing
Sanipah Faisal, 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar
Umkm
Dalam
Menghadapi
Implementasi CAFTA dan MES”. Buletin Ekonomi.
dan Aplikasi, Malang: YA3. Sindotrijaya. “Kemenkop ukm targetkan capai sasaran.
Tambunan, T. T. H. Ukuran Daya Saing Koperasi dan
(htpps//sidotrijaya.com/kemenkopukmtargetka
UKM. Badan Perencanaan Pembangunan
ncapai), diakses 12 Juni 2018.
Nasional. Diakses dari http://www.kadin-
Soetrisno,
Loekman.
1995.
Menuju
Partisipasi
Masyarakat. Yogyakarta: Kanisius Sudaryanto
dan
Hanim,Anifatul.
2002.
indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN -98-3000-21072008.pdf, pada tanggal 10 Mei 2018.
Evaluasi
kesiapan UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean (AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Sudaryanto, dkk. “Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean”. Diakses
Tom MC Ifle. Dampak MEA bagi UMKM Indonesia. Agustus 2017. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008. Tentang Usaha Mikro, kecil dan menengah. Jakarta. BPS.
dari www.kemenkeu.go.id pada tanggal 10 Juni 2017.
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Wardhani, R.S., dan Agustina, Y. 2015. Analisis Faktor-Faktor
Yang
Memengaruhi
Daya
Saing Pada Sentra Industri Makanan Khas Bangka
Di
Kota
Pangkalpinang.
Jurnal
Akuntansi Universitas Jember. Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yihong Jiang and Shen Jianfa. Measuring the urban competitiveness of Chinese cities in 2000. (Cities, 2010.) Yuniarti. 2013. Pendekatan Ekonomi Dalam Politik Internasional.
Interdependence
–
Jurnal
Hubungan Internasional. Yuhua, Z., dan Bayhaqi, A. 2013. SME's Participation in Global Production Chains. Singapore: APEC