Pemberian Obat Pada Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KEPERAWATAN ANAK I “PEMBERIAN OBAT PADA ANAK”



OLEH KELOMPOK 5 :



1. Ni Made Dewi Astiari



C1119127



2. Ni Komang Juana Tri Eva



C1119133



3. Ni Wayan Kertiasih



C1119139



4. Ni Ketut Sri Wahyu Astuti



C1119145



5. Ni Komang Sri Rahayu



C1119151



6. Ida Ayu Putu Kartika



C1119158



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI 2021



PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN TINDAKAN Obat adalah subsatnsi yang diberikan kepada manusia dimana sebagai perawatan atau pengobatan bahkan sebagai pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung kepada pasien. Bayi juga anak jauh lebih rentan terhadap efek obat-obatan dibandingkan orang dewasa, terutama jika dosis dan waktu pemberian obat tidak tepat serta teknik pemberian obat yang salah juga dapat menimbulkan risiko berbahaya dan trauma bagi bayi/anak.



B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI Melakukan tindakan pemberian obat terhadap anak tidak cukup hanya membaca aturan minum saja. Melainkan juga harus mencermati cara tepat memberikan, kontra indikasi dan trik agar pemberian obat berhasil. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sempurna, membuatnya rentan terhadap serangan penyakit, terutama infeksi. 1. Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau, berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut. 2. Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan. 3. Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan. 4. Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam kemasan obat tersebut. 5. Perhatikan apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan dokter.



6. Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan penyakit yang sama dengan sebelumnya. Konsultasi dulu ke dokter. 7. Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya. 8. Gunakan alat bantu a. Resmi 1) Sendok takar/gelas takar 2) Alat ukur obat berupa suntikan 3) Siring atau pipet (untuk obat tetes) b. Tidak resmi 1) Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak 2) Jeli/agar-agar/puding buah untuk menyembunyikan puyer 3) Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu 4) Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik 5) Makanan kesukaan anak. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur madu (untuk anak usia di atas setahun. Atau berikan makanan kesukaan anak sebelum atau sesudah minum obat. Dalam memberikan obat kepada anak, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan yakni: jangan memberikan pada anak obat resep untuk orang dewasa sisa obat orang lain. Bila menggunakan obat bebas, bacalah baik-baik petunjuk pada kemasannya atau tanyakan kepada apoteker. Jangan memberikan obat bebas untuk jangka waktu yang lama tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dan jangan memberikan obat yang pernah membuat anak menunjukkan gejala mual, muntah, diare, ruam atau bengkak di mata dan persendian.



Selain



itu



memaksa



bayi



minum



obat



(dengan



cara



memeganginya agar tidak meronta), karena hanya akan menimbulkan trauma.



C. PERALATAN



DAN



BAHAN



YANG



DIPERLUKAN



TINDAKAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK 1. Parenteral a. Bak suntik steril



DALAM



b. Syringe dan jarum c. Kapas alcohol d. Obat (vial/ flakon dan ampul) e. Pengalas f. Bengkok g. Desinfektan h. Gergaji ampul i. Steril aqua bidest/ NaCl 0.9% j. Sarung tangan



2. Oral a.



Obat



b.



Sendok



c.



Tisu



d.



Pengalas ( lap atau serbet)



e.



Gelas



f.



Air minum



g.



Sedotan jika diperlukan



h.



Tempat penggerus dan penggerus obat



3. Supositoria a. Obat Supositoria rektal b. Jeli pelumas (air) c. Sarung tangan d. Tisu e. Duk f. Alat dokumentasi



D. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM TINDAKAN (STRATEGI



KHUSUS



TINDAKAN



PADA



ANAK),



CARA



MENGHITUNG TETESAN INFUS, DAN CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK 1. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Tindakan (Strategi Khusus Tindakan pada Anak) Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara, yaitu melalui rute oral, parentelal dan supositoria. Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan di antaranya: Prinsip 6 benar pemberian obat : 1. Benar pasien Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien dengan menanyakan nama jelas dan alamat 2. Benar obat Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa 3 kali 3. Benar dosis Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati hatidan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien. 4. Benar cara/rute Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat 5. Bener waktu Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau mempertahankan darah yang mengadai, ada beberapa obat yg di minum sesudah atau sebelum makan ,juga dalam pemberian anti biotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat sebagian besar obat itu, sebelum dapat di serap tubuh. 6. Benar dokumentasi



Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat.



Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan obatobatan kepada buah hati agar obat-obatan tersebut tidak malah memperburuk kesehatan mereka. 1. Senantiasa bacalah label yang tertera pada obat setiap kali akan memberikan obat pada anak. Informasi-informasi seperti komposisi obat, dosis, dan efek samping harus dibaca dengan seksama. 2. Lihatlah komposisi obat. Perlu diketahui bahwa komposisi obat dan merek obat adalah dua hal yang berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa dua merek obat berbeda dapat terbuat dari komposisi yang sama persis. Dengan mengetahui komposisi obat, kita bisa menghindari resiko memberikan dua merek obat berbeda dengan komposisi yang sama kepada buah hati. 3. Berikan obat sesuai umur anak. Karena akan memberikan obat untuk buah hati, maka pilihlah obat yang memang diproduksi khusus untuk anak. Jangan pernah memberikan obat orang dewasa, sekalipun itu dalam dosis yang lebih rendah. 4. Selalu



ikutilah



petunjuk



pemakaian. Beberapa



merek



obat



menentukan dosisnya berdasarkan usia dan berat badan. Pastikan memahami dengan sesama petunjuk pemakaian yang tertera pada obat supaya takaran obat yang diberikan sesuai, tidak terlalu banyak atau sedikit. Salah satu contohnya yaitu pemasangan infus. Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi darah.



Indikasi infus adalah menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan, dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka bakar yang luas. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah: 1. Sterilitas a) Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis. Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan Standard sterilitas tindakan, yaitu :Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan (golongan iodium, alkohol 70%). b) Cairan, jarum dan infus set harus steril. c) Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas di tangan. d) Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di daerah frontal kepala. 2. Fiksasi Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis. 3. Pemilihan cairan infus Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan. 4. Kecepatan tetesan cairan Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya



gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah. Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya. 5. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau terlepas sambungannya. 6. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat. 7. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau mengalami spasme. 8. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.



2. Cara Menghitung Tetesan Infus Anak 1. Rumus menghitung tetesan infus tiap menit (anak) Rumus: (Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan) : (Waktu yang ditentukan (jam) x 60menit) Contoh soal menghitung tetesan tiap menit (anak) Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 12 jam. Berapakah jumlah tetesan setiap menitnya? Jawab : Maka jumlah tetesan tiap menitnya adalah : (500 x 60) : (12 x 60) = 41,6 tetes/menit



2. Rumus menghitung jumlah lamanya dalam jam (anak) Rumus: (Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan) : (Tetesan yang ditentukan (jam) x 60menit) Contoh soal menghitung jumlah tetesan tiap jam (anak)



Cairan yang tersedia 500 cc NaCl 0,9%. Diberikan dengan titrasi infus 40 tetes/menit. Berapa jam yang dibutuhkan sampai cairan tersebut habis? Jawab : Maka jumlah jam yang dibutuhkan sampai cairan habis adalah: (500 x 60) : (40 x 60) = 12,5 jam



3. Cara Menghitung Tetesan Infus Per Detik Rumus: 60 detik : Jumlah tetesan Contohnya: Semisal, hasil perhitungan untuk anak yaitu 16.6 tetes/menit. Jadi ketika hendak diubah menjadi per detik maka : 1 menit = 60 detik 60 : 16,6 = 3,614 detik atau 4 tetes tiap 1 menit



3. Cara Menghitung Kebutuhan Cairan pada Anak Kebutuhan cairan berbeda pada setiap usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan: 1.



Anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari



2.



Anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari



3.



Anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan 2100 mL/hari pada perempuan Anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300



4.



mL/hari untuk perempuan Ada 3 metode perhitungan kebutuhan air per hari, yaitu: 1.



Kebutuhan air berdasarkan rumus Darrow a)



Anak dengan berat badan kurang dari 10 kg membutuhkan 100 ml air per kg berat badan. Jadi misalnya, berat badan si kecil adalah 8 kg, air yang dibutuhkan per hari adalah, 100 ml x 8 = 800 ml air.



b) Anak dengan berat badan 10-20 kg, membutuhkan 1.000 ml air + 50 ml untuk setiap kenaikan berat badan di atas 10 kg. Jadi



misalnya berat badan si kecil 19 kg, berarti jumlah air yang dibutuhkan adalah 1.000 ml + (50 ml x 9) = 1.450 ml air. c)



Anak dengan berat badan lebih dari 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air + 20 ml untuk setiap kg kenaikan berat badan di atas 20 kg. Jadi, jika si kecil mempunyai berat badan 25 kg, angka kecukupan airnya adalah 1.500 ml + (20 ml x 5 kg) = 1.600 ml air.



2.



Kebutuhan air per hari berdasarkan luas permukaan tubuh Caranya: 1.500 ml/m² luas permukaan tubuh per hari.



3.



Kebutuhan air per hari berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh. Caranya: menghitung jumlah urin + dengan jumlah insensible water loss (kehilangan cairan karena proses penguapan melalui kulit dan udara).



E. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN Memberikan obat pada anak-anak : 1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras. 2. Campurlah obat, terutama yang berasa pahit dengan sirup atau madu atau jus agar tak terasa pahit. 3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak. 4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi.



Dalam memberikan obat kepada bayi dan anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Perhatikan aturan dosis obat. Dengan dosis yang tepat sesuai berat badan bayi, niscaya penyakit si kecil dapat segera sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter mengenai hal ini karena kenaikan berat badan bayi tergolong cepat.



Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi. Contoh, obat penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah. 2. Lihat tanggal kadaluwarsa. Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat, lihat dulu tanggal kadaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain, cermati warna, rasa dan baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, oleh karena itu segera buang obat tersebut. 3. Perhatikan cara menyimpan. Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan digunakan perlu dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat mempengaruhi tekstur puyer. 4. Boleh bergiliran. Misalnya saja bayi atau anak mendapat 3 jenis obat. Cara memberikannya bisa dilakukan secara bergiliran dalam waktu berdekatan (tanpa jeda waktu yang panjang). 5. Jangan mencampur obat dengan madu Hingga bayi berusia 1 (satu) tahun, hindari mencampur obat dengan madu karena dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1 tahun umumnya pencernaan anak lebih kuat, sehingga bisa menerima campuran obat dan madu. 6. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu. Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat yang tidak dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotik, oleh karena itu tunggu sedikitnya sekitar setengah jam jika ingin minum susu.



F. KOMPLIKASI TINDAKAN PEMASANGAN INFUS Terapi intravena pada anak diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi. Komplikasi dari pemasangan infus yaitu flebitis, hematoma, infiltrasi, iritasi. a. Flebitis Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan. b. Infiltrasi Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat pungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun) di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara nyata. Infiltrasi mudah dikenali jika tempat penusukan lebih besar daripada tempat yang sama di ekstremitas yang berlawanan. Suatu cara yang lebih dipercaya untuk memastikan infiltrasi adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah proksimal dari tempat pemasangan infus dan mengencangkan torniket tersebut secukupnya untuk menghentikan 19 aliran vena. Jika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi infiltrasi. c. Iritasi vena Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah atau osmolaritas yang tinggi (misal: phenytoin, vancomycin, eritromycin, dan nafcillin).



G. EDUKASI UNTUK ORANG TUA DALAM PEMBERIAN OBAT KEPADA ANAK Ada tujuh cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membujuk anak minum obat, yaitu:



1. Berikan obat dengan rasa yang digemari anak Bila memungkinkan, Bunda dan Ayah bisa meminta kepada dokter untuk memberikan obat dengan rasa buah yang disukai Si Kecil, seperti anggur atau strawberry.Rasa obat yang enak akan membuat Si Kecil tidak takut minum obat, bahkan jadi tidak sabar untuk menunggu waktu minum obat. 2. Berikan penjelasan pada anak Untuk anak yang sudah cukup besar dan bisa diberikan pengertian, orang tua bisa menjelaskan manfaat minum obat dengan cara yang menyenangkan dan kalimat yang mudah dipahami Si Kecil.Jelaskanlah bahwa dengan minum obat, ia bisa cepat sembuh dan kembali bermain dengan teman-temannya. Ciptakan suasana tenang dan santai ketika menjelaskan hal ini ya, Bunda dan Ayah. 3. Jangan berbohong Sebagian orang tua mungkin pernah membohongi Si Kecil dengan mengatakan bahwa obat yang diminum memiliki rasa manis, padahal pahit. Hal ini justru akan membuatnya merasa ‘tertipu’, dan tidak mau lagi mengonsumsi obat apapun karena takut rasanya pahit.Sebaiknya, orang tua jujur kepada anak dengan mengatakan bahwa obat yang diberikan memang sedikit pahit, namun bisa membuatnya cepat sehat. 4. Biarkan anak memilih Memberikan kebebasan pada Si Kecil untuk menentukan obat mana yang akan diminumnya terlebih dahulu, juga bisa menjadi satu cara yang dapat orang tua lakukan. Dengan begitu, ia akan belajar untuk mengatur sendiri cara terbaik mengonsumsi obat agar lekas pulih. 5. Campur obat dengan makanan favorit Mencampur obat dengan makanan mungkin dapat dilakukan untuk membujuk anak minum obat. Namun sebelum mencampur obat dengan makanan favorit Si Kecil, berkonsultasilah ke dokter terlebih dahulu, karena mungkin obat tersebut tidak boleh dicampur dengan makanan tertentu.Selain itu, orang tua juga bisa memberikan anak makanan



kesukaannya, baik sebelum atau sesudah minum obat, agar rasa obat yang pahit tidak terlalu terasa. 6. Berikan hadiah Hadiah yang dimaksud di sini tidak selalu berbentuk barang mahal ya, Bunda dan Ayah. Hadiah untuk Si Kecil bisa berupa stiker yang ditempelkan di kulkas, kelonggaran waktu bagi Si Kecil untuk nonton televisi atau bermain. Setelah Si Kecil minum obat, jangan lupa untuk memujinya dengan mengatakan bahwa dia anak yang berani, karena sudah mau minum obat. 7. Buat suasana menyenangkan Selain itu, cobalah untuk membuat suasana minum obat lebih menyenangkan. Misalnya dengan mengajaknya nonton televisi, membaca buku, atau mendengarkan musik yang ia sukai. Selain beberapa saran di atas, Bunda dan Ayah juga perlu memerhatikan aturan pemberian obat. Hindari juga mencampurkan obat ke dalam minuman, karena dosis obat akan berkurang jika minuman tersebut tidak dihabiskan, atau jika obat tertinggal bersama endapan minuman.



H. STRATEGI



PELAKSANAAN



DAN



STRATEGI



KOMUNIKASI



PEMBERIAN OBAT ORAL PADA ANAK



1. Kondisi pasien An. A usia 3 tahun dengan diagnosa medis bronco pneumonia Data subyektif : ibu mengatakan anaknya batuk pilek sudah 3 hari Data obyektif : pasien batuk pilek, suhu tubuh 37.5oC, nadi 120x/menit, RR : 25x/menit 2. Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 3. Tujuan Khusus Setelah dilakukan tindakan memberikan obat melalui oral( mulut secara teratur selama 2x 24 jam diharapkan batuk dan pilek An. A dapat berkurang



4. Tindakan keperawatan Pemberian obat oral



Proses Pelaksanaan Tindakan a. Fase orientasi Salam terapeutik Selamat pagi ibu saya suster A yang akan merawat anak ibu hari ini jam 07.00 sampai 14.00. apakah benar anak ibu bernama N ? (sambil melihat gelang pasien) Evaluasi validasi Bagaimana keadaan anak ibu pagi ini, apakah anak N masih batuk pilek dan apa semalam tidurnya pulas ? Kontrak Baik ibu maksud dan tujuan saya kesini adalah untuk membantu memberikan obat sirup batuk pilek pada anak ibu agar batuk pileknya berkurang dan berangsur angsur membaik, tidak lama bu hanya 10 menit saja tempatnya di ruangan ini ya bu, ya dik yaa Sebelum saya memulai tindakan apa ibu ada pertanyaan ? b. Fase Kerja Baiklah ibu saya bantu memberikan obat kepada anak ibu, ayok adik sekarang dipangku sama ibu ya, tangannya boleh dipegang sama ibu juga, nah sekarang dipasang serbetnya di bawah dagu dulu ya dik, wih adik A hebat ya obatnya sudah ditelan semua, sekarang adik minum air putih ya, pinter sekali lho adik A c. Fase Terminasi Bagaimana adik A pahit tidak tadi obatnya ? tidak kan ya, pinter sekali adik A minum sirupnya Baik ibu nanti sekitar 15 menit lagi saya akan kembali kesini untuk memeriksa suhu anak ibu di ruangan ini ya bu, sebelum saya tinggalkan apa ada pertanyaan ? suster tiinggal dulu ya dik, nanti suster kesini lagi yaa



I. DAFTAR PUSTAKA Hidayat, A.Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika Ii, B. A. B. (2011). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus. 9–43. Studi, P., Keperawatan, D., & Uki, F. V. (2019). PETUNJUK. Ns. Diah Ayu Agustin, Mk. (2016). MODUL MA KEPERAWATAN ANAK TINDAKAN KHUSUS KEPERAWATAN ANAK 1. Keperawatan, 152(3), 28.



https://www.nerslicious.com/cara-menghitung-tetesan-infus-lengkap/ https://www.motherandbaby.co.id/article/2015/5/8/4036/Hitung-KebutuhanCairan-Bayi