Pembuatan Pelet [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1



LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI IKAN PEMBUATAN PELET



OLEH : NAMA : SALIHIN (1610712110009) KELOMPOK : 6 (ENAM) ASISTEN : LUTFIAN ILHAM (GIB114201)



KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN BANJARBARU 2018 1



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Praktikan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan “Pembuatan Pelet” terutama kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Nutrisi Ikan Ir. Muhammad Adriani, M.Si, Dr. Noor Arida Fauzana, S.Pi, M.Si, Dr. Hj. Indira Fitriliyani, S.Pi, M.Si dan kakak-kakak aisten dosen yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan bantuan serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan laporan ini. Praktikan menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.



Banjarbaru,



April 2018



Praktikan



i



ii



DAFTAR ISI



Halaman KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI............................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................... BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1.2. Tujuan Praktikum ..................................................................... BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. BAB 3. METODE PRAKTIKUM ......................................................... 3.1. Waktu dan Tempat.................................................................... 3.2. Alat dan Bahan ......................................................................... 3.3. Prosedur Kerja .......................................................................... BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 4.1. Hasil.......................................................................................... 4.2. Pembahasan .............................................................................. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 5.1. Kesimpulan............................................................................... 5.2. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



ii



i ii iii 1 1 2 3 5 5 5 5 7 7 10 12 12 12



iii



DAFTAR TABEL



Nomor



Halaman



3.2.1. Alat Yang Digunakan Pada Praktikum ........................................... 3.2.2. Bahan Yang Digunakan Pada Praktikum........................................ 4.1.1. Bahan Tanpa Fermentasi................................................................. 4.1.2. Bahan Fermentasi............................................................................ 4.1.2. Pembuatan Pelet ..............................................................................



iii



5 5 9 9 9



1



BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan buatan, antara kedua jenis pakan tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangannya, oleh karena sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan. Pakan alami biasanya digunakan dalam bentuk hidup dan agak sulit untuk mengembangkanya, karena memperlukan perlakuan khusus sebelum pakan tersebut diberikan kepada ikan, sedangkan pakan buatan dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering dijumpai dalam bentuk pelet. Pakan tambahan adalah pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan karena ketersedian pakan alami tidak memadai agar organisme dapat tumbuh. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menambah komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami. Pakan utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami. Jenis-jenis pakan buatan berdasarkan bentuknya tepung, cake, emulsi, pelet berupa serpihan (flake), remah (crumble), pelet porous, pelet panjang (spaghetti pelets). Pakan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan usaha dalam budidaya perikanan. Pakan merupakan biaya tertinggi dalam budidaya ikan, terutama bila digunakan jenis pakan yang komersial, karena harganya yang sangat mahal. Peran pakan sangat dominan dalam usaha budidaya perikanan yang dikelola secara intensif. Alternatif yang telah dilakukan oleh pengusaha budidaya, untuk mengurangi biaya pengadaan pakan, adalah dengan membuat pakan buatan. Secara garis besar, proses pembuatan pakan ikan meliputi tahapan kegiatan pengecilan ukuran, premixing, pencampuran, pencetakan, penjemuran, pengemasan dan penyimpanan. Proses–proses tersebut bertujuan untuk meningkatakan nilai nutrisional, memperbaiki nilai organoleptik, menekan biaya produksi, memudahkan konsumen dan memperpanjang umur simpan. 1



2



Pakan buatan dapat diartikan secara umum sebagai pakan yang berasal dari olahan beberapa bahan pakan yang memenuhi nutrisi yang diperlukan. Pakan buatan sering dijumpai dalam bentuk pelet. Prinsipnya, terdapat dua metode proses pembuatan makanan bentuk pelet, yakni: pelet-milling dan pemasakan. Teknik pelet-milling masih diterapkan untuk prosesing makanan ikan dan kebanyakan yang menggunakan teknik ekstrusi adalah makanan bentuk pelet untuk udang. Pembuatan pakan ikan, yang perlu diperhatikan adalah kadar protein pakan ikan tersebut, sehingga perlu dilakukan perhitungan yang tepat dalam meramu pakan ikan tersebut. Setelah perhitungan jelas, bahan pakan ditimbang. Setelah ditimbang, bahan dicampur satu persatu hingga bahan homogen. Tahap awal dapat dimulai dengan protein basal, kemudian disusul dengan bahan yang berprotein suplemental. Campuran yang rata, membuat kandungan protein yang terbentuk juga rata. Setelah yakin pencampuran bahan benar–benar merata, bahan dicampur air sehingga diperoleh adonan yang kental berbentuk pasta. Kemudian adonan tersebut dimasukkan kedalam mesin penggiling pelet. Cetakan yang keluar, ditampung dengan tampah dan dijemur dibawah panas matahari. Pelet yang baik memiliki kandungan air dibawah 10% dan tidak mudah hancur. 1.2. Tujuan Tujuan praktikum pembuatan pakan ikan adalah: 1. Memperoleh susunan formulasi pakan dengan nilai kandungan protein pakan 27%. 2. Membuat pakan ikan berbentuk pelet. 3. Menghitung analisis ekonomi pembuatan pakan.



2



3



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA



Pakan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam keberhasilan



kegiatan



budidaya



karena



menentukan



pertumbuhan



dan



perkembangan ikan. Ikan membutuhkan makanan dalam jumlah cukup serta berkualitas untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pakan merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan untuk keberhasilan usaha budidaya ikan. Mufidah et al. (2009) menyatakan bahwa makanan berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan untuk pemeliharaan tubuh, pengganti jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, aktifitas dan kelebihan makanan tersebut digunakan untuk reproduksi. Ikan membutuhkan materi nutrien dan energi untuk aktifitas kehidupannya. Nutrien yang dibutuhkan berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam jumlah yang memadai. Sebagai organism heterotrof, ikan membutuhkan semua itu yang berasal dari makanan. Berdasarkan makanan utamanya ikan dapat dikelompokkan menjadi herbivora (pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan hewan), omnivora (pemakan tumbuhan dan hewan) dan detrivora (Rahardjo et al., 2010). Nilai nutrisi suatu makanan pada umumnya tergantung pada kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, kadar air dan energi. Kebutuhan nutrisi bagi hewan air misalnya ikan, jika dilihat dari kandungan protein umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan jenis unggas maupun mamalia yang hidup di darat. Pakan ada dua yaitu pakan alami, yang disebut juga dengan pakan hidup. Pakan alami sangat penting bagi larva ikan dan udang. Pakan buatan merupakan pakan tambahan yang diformulasikan dari bahan-bahan yang sesuai dengan kebutuhan hewan tersebut. Pelet dan pakan yang diformulasi dari campuran berbagai bahan pakan yang disusun secara khusus sesuai dengan jenis dan masa pertumbuhan ikan disebut pakan buatan (Yuwono & Sukardi, 2008). Pakan ikan mempunyai kadar protein yang cukup tinggi sehingga apabila penyimpanannya kurang baik akan mudah ditumbuhi bakteri maupun jamur dan dapat menyebabkan ikan menjadi sakit (Hanif et al., 2011). Webster & Lim (2006) menyebutkan bahwa ikan bawal memiliki laju pertumbuhan yang baik pada kadar protein dan konsentrasi energi optimum yakni 24-50%. Makanan yang ditelan dan dicerna oleh ikan akan diubah menjadi energi yang digunakan bagi berbagai fungsi dalam kehidupan ikan untuk tumbuh dan bereproduksi atau untuk mengganti sel-sel yang rusak pada suatu jaringan. Ikan dikenal sebagai binatang 3



4



yang bersifat poikiloterm atau suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan air tempat hunian ikan. Hal ini akan menentukan laju metabolisme ikan dan oleh karena itu, kebutuhan nutrisi berkaitan dengan suhu lingkungan (Rahardjo et al., 2010). Molekul pakan yang besar dan kompleks harus dipecah menjadi molekul yang lebih kecil dan sederhana agar dapat diabsorpsi dan selanjutnya digunakan di dalam tubuh. Pemecahan molekul dilakukan dengan cara pencernaan (Yuwono & Sukardi, 2008). Protein merupakan komponen pakan terpenting bagi hewan air, terutama pada ikan. Akan tetapi kelebihan protein dalam pakan dapat mengakibatkan kematian karena gejala kelebihan protein. Ikan dapat menerima protein tinggi karena mempunyai kemampuan tambahan untuk melepaskan nitrogen yang berlebihan melalui insangnya. Ikan dapat mengeluarkan sebagian besar sisa-sisa protein sebagai ammonia secara cepat dan terus menerus. Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan, serta dapat pula sebagai sumber energi untuk aktifitas. Protein tubuh terdiri atas rantai panjang asam-asam amino. Hanya 20 macam asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis molekul protein dalam tubuh (Hanif et al., 2011). Menurut Gustiano & Otong (2010) bentuk pakan bermacam-macam, umumnya yang sering digunakan dalam budidaya antara lain: pakan berbentuk tepung, remah dan pelet. Bentuk pakan ini biasanya disesuaikan dengan ukuran ikan. Jumlah pakan yang diberikan setiap hari disesuaikan dengan berat ikan, sering disebut sebagai tingkat pemberian pakan (TPP) atau feeding level. TPP untuk setiap jenis ikan dan tingkatan ukuran ikan berbeda. Umumnya, ikan berukuran kecil membutuhkan TPP dan frekuensi pemberian pakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar. Berdasarkan rata-rata berat individu ikan, maka dapat ditetapkan tingkat dan frekuensi pemberian pakan. Berdasarkan berat total dapat ditetapkan jumlah pakan yang dibutuhkan dalam satu hari maupun satu kali pemberian pakan. Untuk mengetahui respon ikan terhadap pakan yang diberikan dilakukan evaluasi pemberian pakan atau sering disebut sebagai efisiensi pemberian. Efisiensi adalah perbandingan antara pertambahan bobot ikan dengan jumlah pakan yang diberikan, dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi tingkat efisiensi, semakin baik tingkat efisiensi pakan.



4



5



BAB 3. METODE PRAKTIKUM



3.1. Waktu dan Tempat Praktikum pembuatan pelet dilakukan pada Jum’at, 13 April 2018 di halaman belakang Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. 3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sebagai berikut : Tabel 3.2.1. Alat yang digunakan pada praktikum No. Alat Kegunaan 1. Basom Untuk tempat bahan pakan 2. Alat pencetak pelet Untuk mencetak pakan 3. Napan Untuk alas bahan pakan 4. Gelas ukur Untuk mengukur air 5. Senduk nasi Untuk mengaduk 6. Senduk makan Untuk memotong Panjang pakan 7. Oven Untuk meneringkan pakan 8. Pengkas air Untuk merebus air 9. Kompor gas Untuk memanaskan air Tabel 3.2.2. Bahan yang digunakan pada praktikum No. Bahan Kegunaan 1. Air Menyatukan menjadi adonan 2. Bahan pakan fermentasi Bahan pakan fermentasi 3. Bahan pakan tanpa fermentasi Bahan pakan tanpa fermentasi 4. Minyak goreng 10 ml Bahan campuran fermentasi 5. Minyak goreng 5 ml Bahan campuran tanpa fermentasi 6. Vitamin Menambahkan vitamin pakan 7. Tepung terigu Bahan tambahan pakan



3.3. Prosedur Kerja Prosedur kerja pembuatan pelet yang dilakukan sebagai berikut : 1. Susunan formulasi pakan dengan memperhitungkan nilai kandungan protein bahan pakan menggunakan metode empat persegi Pearson’s. Protein pelet yang diinginkan adalah 27 % 2. Membuat pakan ikan : a. Bentuk pelet 5



6



-



Mencampurkan semua bahan yang digunakan dari jumlah yang paling sedikit sampai jumlah yang paling banyak



-



Menambahkan air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai tercampur merata



-



Menambahkan vitamin dan mineral



-



Mencetak adonan pelet dengan suhu tidak lebih dari 60oC



6



7



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1. Hasil Kelompok sumber protein utama Tepung kulit udang



: 1 × 53,74



= 3,5



Tepung gangang



: 1 × 44,13



= 13



Tepung gulma itik



: 2 × 30



= 29,46 +



Total



: 3 Bagian



= 127,87 %



Berat rerata protein



:



,



= 42,62 %



Kelompok sumber protein penunjang Tepung bayam



: 1 × 3,5



= 3,5



Tepung kol



: 1 × 13



= 13



Tepung bandotan



: 2 × 14,73 = 29,46



Tepung ketapang



: 2 × 3,62



= 7,24



Dedak



: 1 × 9,6



= 9,6



Tepung bayam



: 1 × 10,41 = 10,41 +



Total



: 7 Bagian



Berat rerata protein



:



,



= 73,21 %



= 10,46 %



Kelompok sumber protein utama



42,62



16,54 27



Kelompok sumber protein penunjang 10,46



15,62 32,16



Sumber protein utama



:



, ,



× 100 = 51,43



Kelompok sumber protein penunjang



:



, ,



× 100 = 48,57



7



+



8



Jumlah protein Sumber protein utama



: 42,62 × 51,43 = 2.191,9466



Kelompok sumber protein penunjang



: 10,46 × 48,57 = 508,0422 = 2.699,9888 = 27 %



Bahan utama : Kulit udang :



× 51,43



= 51,43 = 51,43 × 5 = 85,72 gram



Ganggang



:



× 51,43 = 51,43 = 51,43 × 5 = 85,72 gram



Gulma itik



:



× 51,43 = 51,43 = 51,43 × 5 = 85,72 gram



Bahan penunjang : Bayam



:



× 48,57 = 6,94 = 6,94 × 5 = 34,69 gram



Kol



:



× 48,57 = 6,94 = 6,94 × 5 = 34,69 gram



Tepung kanji :



× 48,57 = 6,94 = 6,94 × 5 = 34,69 gram



Dedak



:



× 48,57 = 6,94 = 6,94 × 5 = 34,69 gram



Bandotan



:



× 48,57 = 13,88 = 13,88 × 5 = 69,4 gram



Bandotan



:



× 48,57 = 13,88 = 13,88 × 5 = 69,4 gram 8



+



9



4.1.1. Bahan Tanpa Fermentasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Nama Bahan Kulit udang Ganggang Gulma itik Bayam Kol Kanji Dedak Bandotan Ketapang



100 gram 17,14 17,14 17,14 6,94 6,94 6,94 6,94 13,88 13,88



500 gram 217,16 20 20 34,69 34,69 34,69 34,69 69,4 69,4



Tersedia 1150 23 30 48 23 358 348



100 gram 17,14 17,14 17,14 6,94 6,94 6,94 6,94 13,88 13,88



500 gram 85,72 85,72 85,72 34,69 34,69 34,69 34,69 69,4 69,4



Tersedia



4.1.2. Bahan Fermentasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.



Nama Bahan Kulit udang Ganggang Gulma itik Bayam Kol Kanji Dedak Bandotan Ketapang



-



4.1.3. Pembuatan Pelet No 1



Gambar



Keterangan Peramuan bahan pakan pelet



2



Pengadukan bahan pakan



9



10



3



Penambahan pakan.



vitamin



4



Pencetakan pelet



5



Pakan yang sudah jadi



pada



4.2. Pembahasan Pada praktikum ini pakan dibuat dalam bentuk pelet. Kajian utama dalam praktikum ini adalah teknik pembuatan pakan dengan mencampurkan beberapa bahan nabati dan hewani. Lusiawiaty (2008) menyatakan faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembuatan pakan ikan adalah memilki nilai nutrisi sesuai kebutuhan ikan, mudah diperoleh dan selalu tersedia, mudah diolah dan dibentuk, tahan lama, bukan zat antinutrien. Pakan yang dibuat adalah dengan komposisi binder 20 gram, vitamin mix 5 gram, minyak 10 mL, bahan utama 10



11



tepung kulit udang 217,16 gram, tepung ganggang 20 gram, tepung gulma itik 20 gram dan bahan penunjang masing-masing 34,69 gram untuk 6 bahan yang digunakan (Tepung bandotan, tepung bayam, tepung daun ketapang dan tepung kol). Bahan yang sudah ditimbang diletakkan dalam satu tempat kemudian dilakukan pencampuran bahan dengan cara mencampurkan bahan yang lebih banyak jumlahnya terlebih dahulu kemudian mencampurkan bahan yang jumlahnya lebih sedikit hal ini dimaksudkan agar keseluruhan tercampur merata. Bahan yang sudah tercampur rata dibuat seperti gundukan dengan kawah diatasnya, kawah tersebut untuk meletakkan air hangat, air hangat ini berguna untuk tepung sagu sebagai bahan perekat pakan agar semua bahan menyatu atau homogen. Setelah semua bahan dicampur secara merata campuran bahan tersebut digiling untk menghasilkan pakan dalam bentuk pelet. Gejala yang terjadi saat pembuatan pakan adalah suhu pelet yang berbentuk hangat dan terasa lebih lengket. Tahap akhir dalam pembuatan pelet adalah tahap pengeringan. Pelet yang dihasilkan dari pencetakan segera dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan hingga kadar air pakan mencapai 10-12%. Pakan dengan kadar air yang terlalu tinggi kurang menguntungkan karena mudah ditumbuhi mikroba (jamur) dan disukai serangga. Sebaliknya, pakan dengan kadar air terlalu rendah juga kurang menguntungkan karena akan terjadi peningkatan laju proses oksidasi dan pencokelatan. Sehingga perlu dilakukan penjemuran atau pengeringan pakan untk mengurangi kadar air. Pakan dikeringkan sampai benar-benar kering agar kualitasnya bagus, daya simpannya awet namun pakan yang sudah kering akan dilakukan pengujian mutu pakan untuk mengetahui daya apung dan daya tahan pakan sebelum pakan di ujikan ke ikan.



11



12



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1. Kesimpulan Berikut kesimpulan dari praktik pembuatan bahan pakan : 1.



Bahan pakan yang digunakan dalam koleksi bahan pakan antara lain (nabati) daun bandotan, bayam, ganggang, gulma itik, daun ketapang, kol dan kulit udang (hewani).



2.



Pakan yang dibuat adalah dengan komposisi protein pelet yang diiginkan 27% yaitu menggunakan vitamin mix 5 gram, air secukupnya, bahan utama tepung kulit udang, ganggang dan gulma itik. Bahan penunjang yang digunakan (tepung bandotan, tepung bayam, tepung daun ketapang, tepung kol, dedak dan tepung kanji).



5.2. Saran Sebaiknya dalam pengolahan bahan pakan setelah dilakukan proses penggilingan maka harus dilakukan pengovenan agar pakan benar-benar kering hingga jamur sulit untuk tumbuh.



12



13



DAFTAR PUSTAKA



Asriyana dan Yuliana. 2012. PRODUKTIVITAS PERAIRAN. Jakarta: Bumi Aksara. Wikipedia. Klasifikasi dan Ciri-Ciri Kiambang, Eceng Gondok, Kangkung, Ganggang dan Teratai. Odum, E.P., G. W. Barrett., 2005. Fundamentals of ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United State. 598 p. Boyd, C. E. 1968. Fresh water plants: a potential sources of protein. Econ. Bot., 22:359-368. Brower, J.E., J.H. Zar., C.N von Ende. 1990. Field and laboratory methods for general ecology, 3rd edition. Wn.C Publishing, Dubuque. Pereira, S. A., C. R. Trindade., E. F. Albertoni., C. P. Siva. 2012. Aquatic macrophytes of six subtropical shallow lakes, Rio Grande do Sul, Brazil. Check List, 8(2): 187-181. Cook, C.D.K., B.J. Gut., E.M. Rix., M. Seitz. 1974. Water plants of the world: A manual for the identification of the genera of freshwater macrophytes. Dr. W.Junk Publisher, The Hague. England. Odum. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd Editions. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Pennsylvania, USA. Dewiyanti, I. 2012. Keragaman jenis dan persen penutupan tumbuhan air di ekosistem Danau Laut Tawar, Takengon, Provinsi Aceh. Jurnal Depik, 1(2): 125-130, ISSN 2089-7790



13



14



LAMPIRAN



14



15



Gambar 1. Alat penggiling



Gambar 2. Alat untuk Pembuatan pellet



Gambar 4. Bahan yang Diaduk



Gambar 5. Minyak sayur



Gambar 7. Bahan yang sudah tercampur minyak sayur



Gambar 3. Bahan nabati dan hewani (tanpa fermentasi)



Gambar 8. Bahan yang dicampur vitamin



15



Gambar 6. Bahan yang dicampuri dengan air



16



Gambar 9. Bahan yang sudah Gambar 10. Bahan yang Gambar 11. Bahan yang tercampur (fermentasi) sudah dicampur air dicampur vitamin dan minyak



Gambar 12. Bahan fermentasi Gambar 13. Proses yang tercampur rata penggilingan



16



Gambar 14. Hasil pakan pellet (fermentasi dan tanpa fermentasi)