Pemekaran RTG Horeb [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGAIMANA MEMAHAMI ALUR PEMEKARAN RANTING α Oleh Hendry N. Pasalbessyє Adalah menjadi tanggungjawab yang diselimuti kejujuran panggilan dan komitmen moral melayani dari setiap “suara hati” di Horeb untuk memberi kepastian “Inilah Aku, Utuslah Aku” (HenPas…)



I.



Pengantar



Keberadaan suatu Ranting Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM), dapat dimengerti dari berbagai sisi pemaknaan, baik secara sistem, mekanisme, manfaat sosial, serta dasar historiknya. Dalam kaitan dengan makna inilah, saya merasa penting untuk menyampaikan narasi guna mengantar kita dalam pemahaman (yang meski mungkin belum sampai dapat dikatakan utuh, tetapi setidaknya kita jadi paham). Kenapa pemahaman ini penting? “Pemahaman” adalah rujukan “pengetahuan” yang menjadi dasar “bertindak benar dan tepat.” Tanpa pemahaman, kita akan sulit mengetahui apakan sesuatu tindakan yang kita lakukan ini benar atau tidak. Dan jika kita memaksakan sesuatu tindakkan -- sebagai “seakan-akan tindakkan benar” -- tapi tanpa didasari pemahaman, itu sama artinya dengan “Kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita tidak tahu apa-apa.” Kontinum kepribadian ini sangat tidak produktif bagi pengembangan pribadi dalam kaitan dengan lingkungan. Sekedar refresh pengetahuan tentang kontinum pengembangan kepribadian (dalam prespektif logika), ada beberapa orang yang bisa kita kenali dalam hidup, yaitu:© Matriks:



KEPRIBADIAN



DAMPAK



NILAI



1



2



3



Seseorang tahu bahwa ia tahu tentang sesuatu



1. Bijaksana bertindak



Istimewa



Seseorang tahu bahwa ia tidak tahu tentang sesuatu



1. Tenang dan menyimak 2. Berpartisipasi



Baik



Seseorang tidak tahu bahwa ia tahu tentang sesuatu



1. Kurang percaya diri 2. Ragu-ragu dalam bertindak



Kurang



Seseorang tidak tahu bahwa ia tidak tahu tentang sesuatu



1. suka over aktif saat diskusi 2. menggurui orang lain seakan-akan ia tahu masalah 3. sulit mengalah terhadap orang lain 4. kurang logis dan realistis 5. Egois



Bermasalah



Dari isi matriks yang dinarasikan, kontinum ideal ada pada baris paling atas, sedangkan yang paling bermasalah ada pada bagian paling bawah. Memahami karakter sebagaimana saya kemukakan ini, sebetulnya merupakan kebutuhan tingkat primer jika kita hendak mengembangkan diri dan persekutuan di AMGPM (termasuk di Ranting Horeb ini). Bila hal ini telah kita sepakati, maka selanjutnya dengan kekuatan pengetahuan kita terhadap kontinum tersebut, kita akan menelaah lebih lanjut realitas AMGPM di ranting Horeb ini.



II. Dasar Kebijakan Organisasi Semoga bukan karena demam diskusi, demam popularitas, demam kepentingan dan demam kesempatan struktural, Usi Evan, Bu Moka dan teman-teman semua mengangkat program pemekaran ranting, tetapi sungguh karena berangkat dari suatu kesadaran rohani dan organisasi bahwa “pemekaran akan menjadikan organisasi ini semakin produktif dan pelayanan semakin menjangkau.” Ada beberapa dasar pemekaran yang dapat kita mengerti melalui materi ini, yakni: -. Dasar Koseptual -. Dasar Organisasional -. Dasar Konstitusional A. Dasar Konseptual Dasar konseptual adalah kesadaran semua perangkat di ranting ini, tentang pentingnya pemekaran sebagai usaha membangun efektifitas pengelolaan diri dan lingkungan (baik lingkungan organisasi maupun lingkungan pelayanan organisasi secara internal dan eksternal). Bahwa pemekaran adalah jembatan penting menyelesaikan beberapa problem penting di tingkat implementasi kinerja organisasi, karena secara teori, Pemekaran akan mengakibatkan antara lain: Pembagian peran. Pembagian territorial/wilayah. Perampingan teritorial/wilayah. Kesempatan penyerapan sumber daya manusia. Adanya otonomi atau kemandirian baru.



B. Dasar Organisasional Organisasi yang baik adalah organisasi yang senantiasa mengevaluasi fase-fase perkembangannya. Fase-fase tersebut meliputi kelangsungan “sistem” organisasi, “mekanisme” organisasi, serta “metode-metode” yang dipergunakan sepanjang waktu beroperasinya organisasi. Sistem: Sistem adalah susunan komponen atau bagian-bagian yang membentuk kesatuan yang utuh dengan sifat-sifat saling tergantung, saling mempangaruhi dan saling berhubungan. demikian eratnya sistem, sehingga jika terjadi kekacauan (trouble) pada salah satu komponen atau bagian, akan mengakibatkan gangguan secara menyeluruh. Dalam sistem, ada dua sifat penting yang menjadi kekuatan yaitu: Simbiotik dan Sibernatik. Simbiotik merupakan sifat adanya kerja sama. Kerjasama disini tidak hanya sebatas saling menguntungkan tetapi juga saling bergantung dan berkait. Sibernatik adalah sifat saling menjaga dan mengisi kekurangan. Lebih dari itu juga merupakan semacam sistem peringatan dini terhadap kemungklinan adanya kelemahan atau kerusakan pada salah satu sub sistem penyangga sistem demi penyelamatan seluruh sistem. Sistem Di AMGPM Ranting Horeb, terdiri dari komponen Pengurus &, Anggota Ranting, Para Orang Tua, Pembina Ranting, Pengurus Cabang, Wadah-Wadah Pelayanan, Gereja, dll. Seluruh komponen ini saling melengkapi untuk menyangga ranting Horeb. Prosedur Sistem dan prosedur merupakan dwitunggal. Saling melengkapi dalam fungsi yang berbeda. Sistem merupakan kerangka mekanisme organisasi sedangkan prosedur adalah rincian dinamika mekanisme sistem, atau dalam pengertian lain tatacara yang berlaku dalam organisasi. Yang menarik dalam hubungan keduanya adalah tanpa sistem, prosedur kehilangan landasan pijak untuk “berkiprah” Di AMGPM, prosedur sering diidentikkan dengan bentuk-bentuk mekanisme penyelenggaraan organisasi, baik itu mekanisme yang diatur secara formil melalui regulasi/aturan baku organisasi maupun kebiasaankebiasaan yang diterima secara konfensional untuk dilaksanakan. Metode



Metode adalah cara yang dilakukan seseorang/organisasi untuk menyelesaikan satu demi satu tahap dari rangkaian pekerjaan, yang paling mudah dan efisien di antara beberapa cara yang ada. C. Dasar Konstitusional Dasar Konstitusional adalah dasar formil setiap tindakan improvisasi sadar suatu organisasi atau kelembagaan dalam rangka pengembangan organisasi, baik itu yang berkaitan dengan aspek-aspek program, kebijakan maupun aspek manejerial keuangan. Catatan: Disajikannya isi atau uraian Bab I maupun Bab II diatas, hanya sekedar memberikan pendasaran pemahaman akedemik sebagai suplemen tentang organisasi, sehingga ketika kita berbicara tentang teknis pengelolaan organisasi termasuk rencana “pemekaran ranting”, kita memiliki bentuk pengetahuan yang lebih utuh dibandingkan dengan sejumlah orang di tempat lain yang hanya melihat dan berproses dalam suatu konstruksi pemekaran secara teknis saja. Disinilah letak keuntungan kita, yakni secara teori nilai lebih, kita memiliki pengetahuan lebih.



III. Menemukenali Titik Pijak Mekanisme Pemekaran Ranting Memahami pemekaran ranting, (tujuannya, prosesnya dan mekanismenya) tidaklah rumit jika kita bergaul karib dengan Konstitusi, sebab dibandingkan dengan sejumlah organisasi lain yang belum memiliki format baku mendisain pemekaran, AMGPM telah memiliki itu secara formal konstitusional. Hal ini antara lain disitir secara eksplisit pada ART AMGPM Bab IX pasal 26 tentang PENGESAHAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI. Dari dictum pasal 26 ART ini, di tingkat kepentingan membaca kebutuhan pemekaran ranting, hal itu telah terakomodir, tetapi di tingkat mekanisme implementasi belum. Karenanya, perihal teknis pemekaran dikonkritkan dalam PO (Peraturan Organisasi) AMGPM pada pasal 19. Secara garis besar tahapan teknis pemekaran terdiri dari: 1. Pengurus ranting Horeb melakukan studi kelayakan (feasibility study) tentang bias atau tidaknya ranting dimekarkan.



2. Setelah Pengurus Ranting Horeb Menganggap penting melakukan pemekaran berdasarkan hasil study kelayakan, maka Pengurus ranting membuat “Usulan” kepada Rapat Kerja Ranting Horeb untuk ditetapkan sebagai program kerja ranting Horeb. Dalam “Usulan” tersebut, harus terdapat sekurang-kurangnya 4 hal yang harus dijelaskan, antara lain: a. Peta wilayah pemekaran. b. Jumlah minimal calon anggota untuk ranting yang akan dimekarkan serta untuk anggota sisa untuk ranting induk. c. Rencana pembagian harta kekayaan. d. Hal-hal lain sesuai dengan kebutuhan. 3. Jika Rapat Kerja Ranting Horeb menyetujui Proposal pengurus tersebut, maka langkah selanjutnya adalah: a. Memberikan laporan kepada Pengurus Cabang Pancaran Kasih tentang rencana pemekaran tersebut. b. Pengurus Ranting Horeb dan Pengurus Cabang Pancaran Kasih secara bersama-sama melakukan pembinaan kepada calon Ranting selama paling sedikit 3 bulan sejak Rapat Kerja Ranting. Hal-hal yang termasuk dalam pembinaan ini adalah: pembinaan keanggotaan -. Membina sambil memantau sampai sejauh mana calon anggota menunjukkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan rutin ranting Horeb, seperti ibadahibadah. Dll -. Memantau dan menyeleksi kader-kader yang produktif untuk disiapkan secara khusus bagi kelangsungan calon ranting yang baru penyiapan kepengurusan



Membentuk pengurus bayangan setelah memperhatikan perkembangan hasil pembinaan keanggotaan



penyiapan kelengkapan-kelengkapan Menyiapkan kelengkapan organisasi bagi calon ranting organsiasi baru, antara lain: -. Nama Ranting -. Kearsipan Ranting -. Sarana-sarana penunjang protokoler, dll Lain-lain



Disesuaikan dengan kondisi, misalnya pola ibadah pisah sebagai pra kondisi pemekaran, dll



4. Jika semua hal pada point 3 telah dilaksanakan dan menunjukkan perkembangan yang baik, maka Pengurus ranting Horeb bisa melakukan “Rapat Ranting Istimewa” dengan agenda Pemekaran Ranting.



Dalam suratnya kepada Pengurus Cabang Pancaran Kasih terkait “Rapat Ranting Istimewa”, Pengurus Ranting Horeb wajib melampirkan antara lain: a. Waktu Pemekaran b. Tempat Pemekaran c. Nama Ranting yang akan dimekar 5. Pengurus Cabang Pancaran Kasih Menurunkan Caretaker kepada ranting yang baru setelah Surat Keputusan Pemekaran Ranting dibacakan dalam acara Rapat Ranting Istimewa Tersebut. 6. Caretaker Pengurus Cabang Pancaran Kasih memimpin Seluruh Sidang dalam Rapat Ranting Perdana Ranting yang baru hingga terpilihnya Majelis Ketua, tetapi tetap bertanggung jawab hingga pelantikan Pengurus.



IV.



Penutup



Demikian, penyampaian materi ini kepada teman-teman di Ranting Horeb, kiranya bermakna bagi tugas-tugas memberitakan Kristus yang tersalib sebagai akta garam dan terang dunia kita.