Pemeriksaan Bilirubin Total [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

1.



Pemeriksaan Bilirubin Total Bilirubin ialah salah satu antioksidan endogen yang memiliki sifat lipofilik dan juga anti inflamasi yang poten. Bilirubin merupakan antioksidan utama dalam serum darah manusia, potensial melawan radikal superoksida dan radikal peroksil (Faradilla et al., 2017). Bilirubin berasal dari pemecahan heme akibat penghancuran sel darah merah oleh sel retikuloendotel. Akumulasi bilirubin berlebihan di kulit, sklera, dan membran mukosa menyebabkan munculnya warna kuning yang disebut ikterus. Pada kadar bilirubin lebih dari 3 mg/dL biasanya baru dapat menyebabkan ikterus (Rosida ,2016). Metabolisme bilirubin dimulai oleh penghancuran eritrosit setelah usia 120 hari oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Globin akan mengalami degradasi menjadi asam amino dan digunakan kembali sebagai pembentukan protein lain. Heme akan mengalami oksidasi dengan melepaskan karbonmonoksida dan besi menjadi biliverdin. Biliverdin reduktase akan mereduksi biliverdin menjadi bilirubin tidak terkonjugasi (bilirubin indirek). Setelah dilepaskan ke plasma, bilirubin tidak terkonjugasi berikatan dengan albumin kemudian berdifusi ke dalam sel hati. Bilirubin tidak terkonjugasi dalam sel hati akan dikonjugasi oleh asam glukuromat membentuk bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), kemudian dilepaskan ke saluran empedu dan saluran cerna, di dalam saluran cerna bilirubin terkonjugasi dihidrolisis oleh bakteri usus β-glucuronidase, sebagian menjadi urobilinogen yang keluar dalam tinja (sterkobilin) atau diserap kembali oleh darah lalu dibawa ke hati (siklus enterohepatik). Urobilinogen dapat larut dalam air, sehingga sebagian dikeluarkan melalui ginjal (Rosida, 2016). Pemeriksaan bilirubin untuk menilai fungsi eksresi hati di laboraorium terdiri dari pemeriksaan bilirubin serum total, bilirubin serum direk, dan bilirubin serum indirek, bilirubin urin dan produk turunannya seperti urobilinogen dan urobilin di urin, serta sterkobilin dan sterkobilinogen di tinja. Apabila terdapat gangguan fungsi eksresi bulirubin maka kadar bilirubin serum total meningkat. Kadar bilirubin serum yang meningkat dapat menyebabkan ikterik (Rosida, 2016). Bilirubin total serum adalah penjumlahan dari bilirubin indirek dan direk tujuan dari pemeriksaan bilirubin total adalah untuk mengevaluasi fungsi hati, diagnosa ikterus, dan memonitor progresivitas dari ikterus. Tujuan dari pemeriksaan bilirubin direk dan indirek adalah untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari kenaikan level bilirubin. Tujuan dari pemeriksaan bilirubin urin adalah untuk



mengidentifikasi ada atau tidaknya bilirubinuria dalam pemeriksaan diagnostik untuk kelainan hati dan bilier (Malarkey et al., 2012).



Gambar 1. Nilai Normal Bilirubin Total, Direk, Indirek (Malarkey et al., 2012) 2.



Pemeriksaan bilirubin direk Bilirubin berasal dari pemecahan heme pada penghancuran eritrosit oleh sel retikuloendotel. Akumulasi bilirubin yang berlebihan di kulit, sklera, atau membran mukosa dapat menyebabkan warna kuning yang disebut ikterus. Kadar bilirubin lebih dari 3 mg/dL biasanya baru dapat menyebabkan ikterus. Ikterus mengindikasikan gangguan metabolisme bilirubin, gangguan fungsi hati, penyakit bilier, atau gabungan ketiganya. Metabolisme bilirubin dapat dimulai dengan penghancuran eritrosit yang berusia 120 hari oleh sistem retikuloendotel menjadi heme dan globin. Globin akan mengalami degradasi menjadi asam amino dan digunakan sebagai pembentukan protein lain. Sedangkan heme akan mengalami oksidasi dengan melepaskan karbonmonoksida dan besi menjadi biliverdin. Biliverdin reduktase akan mereduksi biliverdin menjadi bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin indirek (Rosida, 2016). Setelah dilepaskan ke plasma bilirubin tidak terkonjugasi berikatan dengan albumin kemudian berdifusi ke dalam sel hati. Bilirubin tidak terkonjugasi dalam sel hati akan dikonjugasi oleh asam glukuromat membentuk bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), Konjugasi bilirubin mengubah molekul bilirubin yang tidak larut air menjadi molekul yang larut air. Setelah diekskresikan kedalam empedu dan masuk ke usus, bilirubin direduksi dan



menjadi tetrapirol yang tak berwarna oleh mikroba di usus besar. Sebagian dekonjugasi terjadi di dalam usus kecil proksimal melalui kerja B-glukuronidase. Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diabsorbsi kembali dan masuk ke dalam sirkulasi sehingga meningkatkan bilirubin plasma total (Biade, 2016). Siklus absorbsi, konjugasi, ekskresi, dekonjugasi, dan reabsorbsi ini disebut sirkulasi enterohepatik. Kemudian bilirubin terkonjugasi dilepaskan ke saluran empedu dan saluran cerna, di dalam saluran cerna bilirubin terkonjugasi dihidrolisis oleh bakteri usus βglucuronidase, sebagian menjadi urobilinogen yang keluar dalam tinja dalam bentuk sterkobilin atau diserap kembali oleh darah lalu dibawa ke hati melalui siklus enterohepatik. Urobilinogen dapat larut dalam air, sehingga sebagian dikeluarkan melalui ginjal (Rosida, 2016) Peningkatan bilirubin pasca hepatik akibat kegagalan sel hati mengeluarkan bilirubin terkonjugasi ke dalam saluran empedu karena rusaknya sel hati atau terdapat obstruksi saluran empedu di dalam hati atau di luar hati. Kelainan laboratorium yang dapat dijumpai pada berbagai tipe ikterus tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.



Faradilla, M. A., Yahwardiah S., Darwin D. 2017. Penurunan Bilirubin Meningkatkan Oksidasi Lipoprotein A pada Nefropati Diabetik. Jurnal Kedokteran Syah Kuala. Vol. 17 (3) : 152-158. Rosida, Azma. 2016. Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati. Berkala Kedokteran. Vol. 12 (1) : 123-131.



Malarkey, L. M, Mary E. M. 2012. Saunders Nursing Guide to Diagnostic and Laboratory Tests 2nd Edition. Missouri : Elsevier. Biade D.R., Wibowo, Tunjung. 2016. Faktor Risiko Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir dari ibu diabetes mellitus. Sari Pediatri. Vol. 18 (1) : 6-11