Penanganan Pada Korban Tenggelam [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

penanganan pada korban tenggelam PENANGANAN PADA KORBAN TENGGELAM



Kasus korban tenggelam baik di sungai, danau, kolam atau laut sering terjadi dengan korban yang mungkin hanya satu orang sampai yang ratusan orang. Apalagi ditinjau dari faktor geografis indonesia yang terdiri dari kepulauan (dikelilingi laut) dan dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil. Cukup banyak faktor yang menyebabkan seseorang tenggelam, bisa karena bencana seperti diseret banjir, karena olahraga seperti arung jeram atau renang atau karena musibah seperti tenggelam sebuah kapal serta banyak hal lain. Nah bagi sobat yang menemukan kasus untuk korban tenggelam, ada satu hal penting yang harus sobat ingat yaitu penolong bukanlah seorang superhero yang selalu bisa menyelamatkan jiwa orang lain. Namun jika memang sobat mempunyai keahlian dan dengan rasa kemanusiaan berkeinginan keras untuk menolong itu adalah hal yang sangat mulia, tapi sebelum memberikan Pertolongan Pertama terhadap korban tenggelam ada beberapa hal yang harus selalu diingat, diketahui dan dilaksanakan oleh seorang penolong, yaitu: 



Penolong harus terlebih dahulu mengamankan diri sendiri sebelum memberikan pertolongan kepada korban. Mengapa hal itu harus dilakukan? Karena biasanya korban tenggelam akan mengalami kepanikan dan cenderung akan menggapai, memegang atau merangkul benda-benda disekitarnya serta meronta-ronta guna menyelamatkan dirinya. Hal ini sangat berbahaya jika si penolong tidak siap dengan kondisi tesebut.







Penolong ketika menjumpai korban tenggelam sebaiknya segera mencari bantuan terdekat, sambil terus berusaha untuk mengamati kondisi korban.







Penolong tidak berusaha untuk memberikan Pertolongan Pertama di air, karena itu sangat berbahaya tapi memberikannya setelah sampai ditempat yang aman di darat.



Nah ketika hal di atas telah menjadi panduan bagi penolong, maka penolong dapat melakukan tindakan untuk melakukan pertolongan. Adapun bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu untuk korban sadar dan korban tidak sadar. A. Korban Sadar



1. Penolong tidak boleh langsung terjun ke air untuk melakukan pertolongan. Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya bagi penolong. Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga pelampung dan benda lain yang bisa mengapung disekitar lokasi kejadian yang bisa digunakan untuk menarik korban ke tepian atau setidaknya membuat korban bisa bertahan di atas permukaan air. 2. Aktifkan sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT). Bersamaan dengan tindakan pertama di atas, penolong harus segera mengaktifkan SPGDT, untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak orang-orang yang ada disekitar tempat kejadian untuk memberikan pertolongan. 3. Jika memang ditempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban ketepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka segera berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik korban secepat mungkin sebelum terjadi hal yang lebih tidak diinginkan. Setelah korban sampai ditepian segeralah lakukan pemeriksaan fisik dengan terus memperhatikan ABC untuk memeriksa apakah ada cedera atau hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa korban dan segera lakukan Pertolongan Pertama kemudian kirim ke pusat kesehatan guna mendapat pertolongan lebih lanjut. 4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka penolong bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus diingat, penolong memiliki kemampuan berenang yang baik dan menghampiri korban dari posisi belakang korban. 5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka segera tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu tangan penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga dengan menarik krah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan hati-hati karena bisa membuat korban tercekik atau mengalami gangguan pernafasan) dan segera berenang mencapai tepian. Barulah lakukan Pertolongan Pertama seperti pada no. 3 di atas. 6. Jika Korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai atau memegang penolong, maka segera lumpuhkan korban. Hal ini dilakukan untuk mempermudah evakuasi, kemudian lakukan tindakan seperti no 5 dan kemudian no. 3 di atas. B. Korban tidak sadar Seperti halnya dalam memberikan Pertolongan Pertama untuk korban tenggelam dalam keadaan sadar, maka untuk korban tidak sadar sipenolong juga harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk melakukan evakuasi korban dari dalam air agar baik penolong maupun korban dapat selamat. Adapun tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Segera hampiri korban, namun tetap perhatikan keadaan sekitar untuk menghindari hal yang tidak diingin terhadap diri penolong. Lakukan evakuasi dengan



melingkarkan tangan penolong ditubuh korban seperti yang dilakukan pada no. 3 untuk korban sadar. 2. Untuk korban yang dijumpai dengan kondisi wajah berada di bawah permukaan air (tertelungkup), maka segera balikkan badan korban dan tahan tubuh korban dengan salah satu tangan penolong. Jika penolong telah terlatih dan bisa melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan korban, maka segera periksa nafas dan nadi korban. Kalau nafas tidak ada maka segera buka jalan nafas dengan cara menggerakkan rahang korban dengan tetap menopang tubuh korban dan berikan nafas buatan dengan cara ini. Dan jika sudah ada nafas maka segera evakuasi korban ke darat dengan tetap memperhatikan nafas korban. 3. Ketika penolong dan korban telah sampai ditempat yang aman (di darat), maka segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang selalu berpedoman pada ABC. Berikan respon kepada korban untuk menyadarkannya. 4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang dapat membahayakan nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban kemudian sadar, berikan pertolongan sesuai dengan yang diperlukan korban, atau bisa juga dengan mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan secara medis. 5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas dengan cara ini atau ini, periksa jalan nafas dengan cara Lihat, Dengar dan Rasakan (LDR) selama 3-5 detik. Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan pernafasan (bantuan hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. Apabila nadi ada, maka berikan bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban hingga adanya nafas spontan dari korban (biasanya nafas spontan ini disertai dengan keluarnya air yang mungkin menyumbat saluran pernafasan korban ketika tenggelam), lalu posisikan korban dengan posisi pemulihan. Terus awasi jalan nafas korban sambil penolong berupaya untuk menyadarkan seperti tindakan no. 4 di atas atau mencari bantuan lain untuk segera mengevakuasi korban. 6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas dan tidak ada nadi), makas segera lakukan Resusitasi Jantung Paru, dengan cara seperti ini. Tindakan seperti di atas benar-benar akan berhasil dan terlaksana dengan baik, ketika penolong mempunyai keahlian untuk melakukan Pertolongan Pertama. Jika penolong tidak memiliki kemampuan dan keahlian tersebut sebaiknya segera menghubungi pihak berwenang seperti pelaku Pertolongan Pertama, paramedik atau tim penyelamat dan mentransportasikan korban (evakuasi) ke fasilitas kesehatan terdekat. Dan yang harus diingat, ketika proses EVAKUASI, JALAN NAFAS korban harus selalu terbuka.



Teknik menolong di air Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya. Ketepatan yang di dasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong



korban di air tidak perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik seaman mungkin bagi penolong. Berikut di bawah ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman : . RAIH Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh yang tidak bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi. Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi air. Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama. . LEMPAR Jika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup panjang untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung (ringbuoy, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali. Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam renang umum, maka gunakanlah ringbuoy (ban pelampung) yang ada di tepi kolam. Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat. Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia. Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat. . DAYUNG



Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi. Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban. Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban. . RENANG Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan. Teknik : dibahas lebih lanjut Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, Jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).



Artikel Pertolongan di Air



Teknik menolong di air Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya. Ketepatan yang di dasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik seaman mungkin bagi penolong.



Berikut di bawah ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman : . RAIH Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh yang tidak bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi. Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi air. Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama. . LEMPAR Jika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup panjang untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung (ringbuoy, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali. Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam renang umum, maka gunakanlah ringbuoy (ban pelampung) yang ada di tepi kolam. Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat. Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia. Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat. . DAYUNG Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.



Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban. Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban. . RENANG Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan. Teknik : dibahas lebih lanjut Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, Jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang). Share this: 



Email







Twitter1







Facebook8







Google +1







Like this:



October 12, 2010 | Categories: Artikel Pertolongan di Air | Tags: pertolongan di air | Leave A Comment »



Karakteristik korban Sering kita melihat di serial TV “Baywatch”, adegan seorang penjaga pantai menolong korban yang hampir tenggelam, ketika didekati si korban langsung diam dan terlihat tenang saat ditolong. Namun faktanya tidak demikian. Tidak semua korban akan tenang saat ditolong, bahkan sebagian besar korban akan tetap panik saat ditolong. Kepanikan korban tersebut dapat membahayakan penolong yang mencoba untuk mendekatinya.



Pengetahuan kita tentang karakteristik korban yang sedang tenggelam akan sangat menentukan teknik yang dipilih saat melakukan pertolongan. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik korbannya. Secara umum, korban yang sedang tenggelam di bagi menjadi 4 tipe : 1. Bukan seorang perenang (non swimmer)



Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Posisi badan terlihat tegak lurus dengan permukaan air (vertikal)







Gerakan kasar dan cenderung tidak berpola







Wajah terlihat sangat panik







Arah tatapan tidak jelas







Hanya fokus untuk mengambil napas



Saat ditolong 



Mungkin akan berusaha untuk meraih penolong







Tidak dapat mengikuti perintah atau tidak dapat komunikasi







Selalu ingin dalam posisi vertikal, sehingga cenderung panik jika ditolong dalam keadaan horisontal







Selalu berusaha kepala dan dada berada di atas permukaan air



Yang di perhatikan penolong







Korban tipe ini sangat berbahaya bagi penolong







Sebisa mungkin hindari pertolongan dengan menggunakan teknik contact rescue /tow



.



2. Perenang yang cidera Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Posisi badan mungkin terlihat agak aneh tergantung dari bagian tubuh yang cidera







Gerakan terbatas disebabkan oleh cidera







Wajah terlihat cemas, bahkan mungkin terlihat kesakitan







Bisa terjadi panik



Saat ditolong 



Mungkin tidak merespon perintah karena lebih fokus terhadap rasa sakitnya







Berusaha mempertahankan posisi karena biasanya memegangi area yang cidera



IYang diperhatikan penolong 



Kemungkinan akan membawa korban dalam posisi yang agak aneh (sesuai cideranya)







Perhatikan cidera yang dialami



.



3. Perenang yang kelelahan Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Terlihat pola kayuhan yang lemah







Posisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air







Wajah memandang ke tepian atau perahu yang di dekatnya







kepala kadang tidak terlihat







dapat melambai untuk meminta bantuan







Wajah mungkin terlihat lelah atau cemas



Saat ditolong 



Merespon perintah penolong dengan baik







Kooperatif saat ditawarkan bantuan







Bisa di topang dalam keadaan terlentang



Yang diperhatikan penolong



.







Dapat ditolong menggunakan teknik contact rescue







Lebih mudah untuk ditolong



4. Tidak sadar (pasif) Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Terlihat tidak bergerak







Mungkin hanya terlihat sebagian punggung







Mungkin hanya terlihat puncak kepala saja







Wajah biasanya menghadap ke dasar



Saat ditolong 



Tidak kooperatif







Mungkin akan cukup sulit untuk melakukan manuver terhadap tubuh korban



Yang diperhatikan penolong 



Buoyancy korban sangat bervariasi







Membutuhkan pertolongan dengan teknik contact rescue







Perhatikan pernapasan korban, jika tidak bernapas lakukan sesegera mungkin bantuan napas







Penggunaan alat bantu apung (pelampung) akan sangat membantu dalam pemberian napas







Kadang terjadi keadaan yang disebut pasif – aktif, yaitu keadaan dimana korban terlihat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentuh berubah menjadi aktif. Ini sangat membahayakan penolong. Oleh karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar.



. Selain karakteristik korban tadi, juga diperlukan kemampuan untuk memperkirakan buoyancy dari korban dengan melihat postur tubuh terutama saat melakukan contact tow. Korban yang gemuk cenderung akan mudah mengapung, namun akan lebih berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban yang kurus cenderung akan mudah tenggelam, namun akan lebih ringan saat menariknya ke tepi.



Pertolongan di air Ketrampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan di air. Artinya jika anda ingin mempelajari pertolongan di air, anda wajib memahami terlebih dahulu keselamatan di air. Seorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar 1. Keselamatan di air. Meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan bagaimana mengatasinya 2. Memahami teknik pertolongan. Mulai dari yang paling aman sampai yang beresiko tinggi. 3. Renang. Kemampuan renang sangat dibutuhkan jika contact rescue adalah pilihan satu-satunya 4. Resusitasi Jantung Paru (RJP / CPR). Keahlian ini akan sangat dibutuhkan mengatasi kasus henti napas dan jantung yang sering terjadi pada korban tenggelam 5. Pertolongan Pertama / First Aid. Terutama untuk cidera-cidera yang sering terjadi di perairan



Apa yang harus kita lakukan bila melihat kecelakaan di air ? 1. Pastikan keselamatan anda terlebih dahulu. Abaikan orang lain jika anda sendiri sedang dalam posisi yang membahayakan diri anda 2. Pastikan keselamatan orang-orang di sekitar anda 3. Perhatikan potensi bahaya susulan yang mungkin bisa menimpa anda atau orang-orang di sekitar anda 4. Kenali karakteristik korban yang akan anda tolong 5. Lakukan pertolongan menggunakan teknik pertolongan yang paling aman dan efektif . 6. Jika terjadi terdapat banyak korban, tolonglah yang terdekat dan termudah terlebih dahulu



7. Setelah korban di tepi, lakukan pertolongan sesuai dengan cidera yang terjadi 8. Selimuti korban untuk mencegah hipothermia 9. Segera bawa korban ke pelayanan medis terdekat. Penanganan lebih lanjut mungkin saja diperlukan.



Artikel Pertolongan di Air



Teknik menolong di air Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya. Ketepatan yang di dasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik seaman mungkin bagi penolong. Berikut di bawah ini beberapa teknik menolong orang di air dari mulai yang paling aman : . RAIH Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh yang tidak bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi. Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat tepi air. Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT keselamatan diri anda yang paling utama. . LEMPAR



Jika tidak dapat menemukan tongkat yang cukup panjang untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung (ringbuoy, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali. Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam renang umum, maka gunakanlah ringbuoy (ban pelampung) yang ada di tepi kolam. Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita. mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat lemparan kita tidak tepat. Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban, sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia. Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang. Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar, tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat. . DAYUNG Jika anda sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi. Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik, posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko tertangkap korban. Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik tidak berusaha untuk mendekati korban. . RENANG Berenang mendekati korban adalah pilihan terakhir jika cara lain tidak memungkinkan untuk dilakukan. Teknik : dibahas lebih lanjut Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong



Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, Jangan renang jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang). Share this: 



Email







Twitter1







Facebook8







Google +1







Like this:



October 12, 2010 | Categories: Artikel Pertolongan di Air | Tags: pertolongan di air | Leave A Comment »



Karakteristik korban Sering kita melihat di serial TV “Baywatch”, adegan seorang penjaga pantai menolong korban yang hampir tenggelam, ketika didekati si korban langsung diam dan terlihat tenang saat ditolong. Namun faktanya tidak demikian. Tidak semua korban akan tenang saat ditolong, bahkan sebagian besar korban akan tetap panik saat ditolong. Kepanikan korban tersebut dapat membahayakan penolong yang mencoba untuk mendekatinya. Pengetahuan kita tentang karakteristik korban yang sedang tenggelam akan sangat menentukan teknik yang dipilih saat melakukan pertolongan. Tentunya disesuaikan dengan karakteristik korbannya. Secara umum, korban yang sedang tenggelam di bagi menjadi 4 tipe : 1. Bukan seorang perenang (non swimmer)



Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Posisi badan terlihat tegak lurus dengan permukaan air (vertikal)







Gerakan kasar dan cenderung tidak berpola







Wajah terlihat sangat panik







Arah tatapan tidak jelas







Hanya fokus untuk mengambil napas



Saat ditolong 



Mungkin akan berusaha untuk meraih penolong







Tidak dapat mengikuti perintah atau tidak dapat komunikasi







Selalu ingin dalam posisi vertikal, sehingga cenderung panik jika ditolong dalam keadaan horisontal







Selalu berusaha kepala dan dada berada di atas permukaan air



Yang di perhatikan penolong



.







Korban tipe ini sangat berbahaya bagi penolong







Sebisa mungkin hindari pertolongan dengan menggunakan teknik contact rescue /tow



2. Perenang yang cidera Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Posisi badan mungkin terlihat agak aneh tergantung dari bagian tubuh yang cidera







Gerakan terbatas disebabkan oleh cidera







Wajah terlihat cemas, bahkan mungkin terlihat kesakitan







Bisa terjadi panik



Saat ditolong 



Mungkin tidak merespon perintah karena lebih fokus terhadap rasa sakitnya







Berusaha mempertahankan posisi karena biasanya memegangi area yang cidera



IYang diperhatikan penolong



.







Kemungkinan akan membawa korban dalam posisi yang agak aneh (sesuai cideranya)







Perhatikan cidera yang dialami



3. Perenang yang kelelahan Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Terlihat pola kayuhan yang lemah







Posisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air







Wajah memandang ke tepian atau perahu yang di dekatnya







kepala kadang tidak terlihat







dapat melambai untuk meminta bantuan







Wajah mungkin terlihat lelah atau cemas



Saat ditolong 



Merespon perintah penolong dengan baik







Kooperatif saat ditawarkan bantuan







Bisa di topang dalam keadaan terlentang



Yang diperhatikan penolong



.







Dapat ditolong menggunakan teknik contact rescue







Lebih mudah untuk ditolong



4. Tidak sadar (pasif) Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik 



Terlihat tidak bergerak







Mungkin hanya terlihat sebagian punggung







Mungkin hanya terlihat puncak kepala saja







Wajah biasanya menghadap ke dasar



Saat ditolong 



Tidak kooperatif







Mungkin akan cukup sulit untuk melakukan manuver terhadap tubuh korban



Yang diperhatikan penolong 



Buoyancy korban sangat bervariasi







Membutuhkan pertolongan dengan teknik contact rescue







Perhatikan pernapasan korban, jika tidak bernapas lakukan sesegera mungkin bantuan napas







Penggunaan alat bantu apung (pelampung) akan sangat membantu dalam pemberian napas







Kadang terjadi keadaan yang disebut pasif – aktif, yaitu keadaan dimana korban terlihat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentuh berubah menjadi aktif. Ini sangat membahayakan penolong. Oleh karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar.



. Selain karakteristik korban tadi, juga diperlukan kemampuan untuk memperkirakan buoyancy dari korban dengan melihat postur tubuh terutama saat melakukan contact tow. Korban yang gemuk cenderung akan mudah mengapung, namun akan lebih berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban yang kurus cenderung akan mudah tenggelam, namun akan lebih ringan saat menariknya ke tepi. . gambar : The Royal Life Saving Society Australia



Share this: 



Email







Twitter1







Facebook12







Google +1







Like this:



July 13, 2010 | Categories: Artikel Pertolongan di Air | Tags: pertolongan di air, tenggelam | Leave A Comment »



Pertolongan di air Ketrampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan di air. Artinya jika anda ingin mempelajari pertolongan di air, anda wajib memahami terlebih dahulu keselamatan di air. Seorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar 1. Keselamatan di air. Meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan bagaimana mengatasinya 2. Memahami teknik pertolongan. Mulai dari yang paling aman sampai yang beresiko tinggi. 3. Renang. Kemampuan renang sangat dibutuhkan jika contact rescue adalah pilihan satu-satunya 4. Resusitasi Jantung Paru (RJP / CPR). Keahlian ini akan sangat dibutuhkan mengatasi kasus henti napas dan jantung yang sering terjadi pada korban tenggelam



5. Pertolongan Pertama / First Aid. Terutama untuk cidera-cidera yang sering terjadi di perairan



Apa yang harus kita lakukan bila melihat kecelakaan di air ? 1. Pastikan keselamatan anda terlebih dahulu. Abaikan orang lain jika anda sendiri sedang dalam posisi yang membahayakan diri anda 2. Pastikan keselamatan orang-orang di sekitar anda 3. Perhatikan potensi bahaya susulan yang mungkin bisa menimpa anda atau orang-orang di sekitar anda 4. Kenali karakteristik korban yang akan anda tolong 5. Lakukan pertolongan menggunakan teknik pertolongan yang paling aman dan efektif . 6. Jika terjadi terdapat banyak korban, tolonglah yang terdekat dan termudah terlebih dahulu 7. Setelah korban di tepi, lakukan pertolongan sesuai dengan cidera yang terjadi 8. Selimuti korban untuk mencegah hipothermia 9. Segera bawa korban ke pelayanan medis terdekat. Penanganan lebih lanjut mungkin saja diperlukan. Share this: 



Email







Twitter







Facebook11







Google +1







Like this:



June 20, 2010 | Categories: Artikel Pertolongan di Air | Tags: pertolongan di air | Leave A Comment »



Penanganan Kram Saat Renang Pada artikel sebelumnya tentang penanganan kram kita sudah membahas tentang definisi, penyebab, pencegahan dan penanganan kram. Namun timbul pertanyaan baru, bagaimana apabila kram tersebut terjadi pada saat kita sedang renang di air yang dalam ? Kram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat, tapi bila kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan dalam mencegah terjadinya panik. Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang, langsung berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang bagus, namun bila open water (danau, sungai, laut) jelas ini bukan solusi yang baik. Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan . Langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi kram adalah : 1. Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi 2. Tarik napas dalam dan tahan 3. Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram 4. Jangan lakukan gerakan apapun kecuali peregangan (walaupun badan kita tenggelam) 5. Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi 6. Ulangi sampai nyerinya reda 7. Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak menggunakan otot yang tadi kram 8. Setelah di tepi lakukan kembali peregangan sampai otot terasa nyaman



Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di ekstremitas bawah), yaitu : 1. Posisi 1 : Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak kaki ke arah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot betis dan otot paha bagian belakang 2. Posisi 2 : Tekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan punggung kaki ke arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan



Penanganan Kram Dalam olah raga renang, sering kita mengalami kejang otot atau yang sering kita sebut kram (cramp). Oleh sebab itu pengetahuan tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang, karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya. Apakah itu kram ? Kram adalah kejang (spasm) otot yang bersifat mendadak dan terasa sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain : 



Otot yang kelelahan







Penggunaan otot yang berlebihan







Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui keringat







Penumpukan asam laktat ( hasil metabolisme di otot)







Terganggunya oksigenisasi jaringan otot







Terganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot



Pada perenang kram sering terjadi di : 



Otot tungkai bawah bagian belakang (otot betis)







Otot punggung kaki –> biasanya terjadi karena gerakan yang tidak sempurna saat renang menggunakan fin (sepatu katak)







Otot tungkai atas (paha) bagian depan maupun belakang.



Penanganan Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar. Peregangan otot yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya. Lakukan sampai nyeri hilang. Contoh posisi penanganan : 



Otot betis : luruskan lutut , tekan telapak kaki ke arah punggung kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis







Otot punggung kaki : tekan punggung kaki dan jari kaki ke arah telapak kaki (sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan pada otot punggung kaki







Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan lakukan pemijatan







Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan



Pencegahan 



Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum memulai olah raga







Tidur cukup







Cukup minum sebelum, saat dan setelah olah raga, jika perlu yang mengandung elektrolit (mis. oralit)



. . Sumber Pustaka 1. Marsden A.K, Moffat C, Scot R. First Aid Manual 6th edition. London : Dorling Kindersley 2. Kerwin A. First Aid Handbook . Parragon, 2004 3. Mayo clinic. Muscle Cramp. Retrieved from http://www.mayoclinic.com/health/muscle-cramp/DS00311 4. Gornel D. Muscle Cramp of sceletal muscle. Retrieved from http://www.medicinenet.com/muscle_cramps/article.htm



PERTOLONGAN AIR (WATER RESCUE)



Musibah atau keadaan darurat adalah kejadian yang selalu tidak diharapkan oleh siapapun tidak terkecuali oleh penolong (rescuer) / tim SAR. Dibutuhkan respon atau penanganan sesegera mungkin dengan tidak melupakan factor keselamatan diri sendiri (safety self), untuk itu kemampuan dan ketrampilan dasar pertolongan air seharusnya tak hanya dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tim SAR melainkan semua orang sehingga bila terjadi keadaan darurat dapat meminimalisir jumlah korban. Teknik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan namun juga dapat menjamin keselamatan si penolong itu sendiri. Banyak kasus yang terjadi dimana keselamatan si penolong terancam karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki, tak jarang si penolong harus kehilangan nyawa karena nekat melakukan tindakan penyelamatan hanya dengan modal kemampuan renang. Kemampuan renang merupakan modal utama dan terpenting dalam tindakan pertolongan air, namun harus diperhatikan tak selamanya pertolongan air mengharuskan si penolong berada di dalam air. Berdasarkan prioritas penyelamatan, tindakan pertolongan yang mengharuskan si penolong harus berada di dalam air berada diurutan terakhir. Oleh karena itu, utamakan keselamatan si penolong terlebih dahulu kemudian selamatkan orang lain (korban). PENYEBAB SESEORANG MENJADI KORBAN TENGGELAM : 1. Tidak bisa berenang. 2. Kelelahan karena berenang. 3. Kram/kejang otot saat berenang. 4. Sebab lain.



Jaket Pelampung



Ring Buoy APA YANG KITA LAKUKAN? 1. Berteriak sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain. 2. Hubungi nomor telepon gawat darurat sesegera mungkin. 3. Lakukan pertolongan seaman mungkin JANGAN LAKUKAN masuk kelokasi tersebut tanpa pengaman, kecuali anda mengenal lokasi. Bila tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya " Jangan menambah korban lebih banyak". 4. Cari kayu, tali, ring buoy yang dapat menjangkau korban, kalau tidak bisa baru berenang menggunakan gaya bebas dengan kepala diangkat . Penolong saat melakukan pertolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban atau tempat terakhir korban agar bisa mempelajari situasi dan kondisi disekitar korban. 5. Dekati korban, berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar dua meter dari korban untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban, lakukan komunikasi dengan korban, dan sebutkan identitas penolong. untuk kasus korban yang masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong dengan korban : " Tenang, saya akan menolong anda, Nama saya Arizal Maulana, saya anggota Ganespa Tangerang Selatan. Saya akan menolong anda, tolong ikuti perintah saya dan jangan meronta". Apabila korban meronta dan berusaha merangkul penolong, maka penolong harus berusaha menjauhi korban, karena dalam kasus ini cukup sering ditemukan si penolong ikut tenggelam juga akibat si korban panik dan meronta ketika berusaha ditolong, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut. 6. Hindari kontak langsung bila korban panik dan lakukan teknik defends and release sampai si korban terlihat kelelahan, baru kemudian lakukan teknik penyelamatan. Teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban baru. Catatan : Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas, diberi bantuan nafas mulut ke



hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian nafas dengan jeda hitungan ke 9 hitungan (Ref : ADS International) 7. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman. 8. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban sambil menegur korban. 9. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai : A = Airway ( Jalan nafas ) B = Breathing ( Bernafas ) C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah ) 10. Selanjutnya korban dibawah ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang intensif. Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka dilakukan langkah - langkah sebagai berikut : 



Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat







Bersihkan benda - benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi palsu, makanan dll







Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan untuk memperlancar jalan nafas







Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk menghindari penularan penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut )



Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum bernafas, langkah - langkahnya sebagai berikut : 



Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher







Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC







Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C, gunakan Algoritma syok



Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum Teknik defends



1. Menghalangi dengan kaki (leg block) 2. Menghalangi dengan tangan (arm block) 3. Elbow lift ( mengangkat siku) 4. Duck away Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan cara :







Under arm carry







Tired swimmer carry







Wristow







Hip carry







Hip carry with pistol grip







Double chin carry



Bila korban dapat diajak berkomunikasi dan tidak panik, maka penyelamat dapat melakukan teknik pertolongan Sebagai penolong dalam melakukan pertolongan selalu dianjurkan menggunakan alat bantu, namun demikian seorang penolong harus siap untuk melakukan pertolongan dengan atau tanpa alat bantu. Kalau korban sudah tenggelam, pertolongan harus dilakukan dengan menggunakan alat pertolongan selam. - See more at: http://okpganespa.blogspot.com/2011/04/pertolongan-air-waterrescue.html#sthash.hNKoGkA6.dpuf