Penentuan Iodine Value [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENENTUAN IODINE VALUE LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISA PANGAN DAN HASIL PERKEBUNAN



Disusun Oleh: GURITNO LANTIP PRIHASTO 14/16969/THP-STIPP



SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA 2016



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilangan iodin adalah gram iodin yang diserap oleh 100 gr lemak. Angka iod mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. I2 akan mengadisi ikatan rangkap asam lemak tidak jenuh maupun yang dalam bentuk ester. Bilangan iodin tergantung pada jumlah asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Lemak yang akan diperiksa dilarutkan dengan kloroform kemudian ditambahkan iodin berlebih ( 0,1 sampai 0,5 g ). Sisa iodin yang tidak bereaksi dititrasi dengan natrium tiosulfat. B. Tujuan Praktikum 1. Menentukan angka iodine minyak kedelai. 2. Mengenal perangkat analisis angka iodine. C. Manfaat Praktikum 1. Mahasiswa memahami cara penentuan angka iodine minyak kedelai. 2. Mahasiswa mampu mengenali perangkat analisis angka iodine.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bilangan Iodine Bilangan iodin dinyatakan sebagai jumlah gram iod yang diserap oleh 100 g minyak atau lemak pada kondisi pengujian yang digunakan (Siew,1995). Bilangan iodin juga adalah jumlah (gram) iodin yang dapat diikat oleh 100 gram lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iodin atau senyawa-senyawa iodin dalam jumlah yang lebih besar. Bilangan iod dapat menyatakan derajat ketidak jenuhan dari minyak atau lemak dan dapat juga dipergunakan untuk menggolongkan jenis minyak “pengering” dan minyak “bukan pengering” (Ketaren,1986). Minyak “pengering” mempunyai bilangan iod yang lebih dari 130. Minyak yang mempunyai bilangan iod antara 100 sampai 130 bersifat setengah mengering. Jenis minyak pengering (drying oil) adalah minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi, dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Istilah minyak “setengah mengering” berupa minyak yang mempunyai daya mengering lebih lambat (Ketaren,1986). Bilangan iodin juga berguna sebagai penunjuk bentuk dari minyak atau lemak, lemak dengan bilangan iodin yang tinggi biasanya berwujud cair,sedangkan yang memiliki bilangan iodin yang rendah biasanya berwujud padat.Selama pemrosesan lemak atau minyak, dengan meningkatnya proses hidrogenasi, bilangan iodin menurun.Bilangan iodin juga perlu ditentukan pada lemak segar untuk mengetahui tingkat perubahan lemak tersebut selama proses penggorengan (Lawson,1985). B. Penentuan Iodine Value Prinsip penentuan bilangan iodin dengan metode wijs adalah : Penambahan larutan iodin monoklorida dalam campuran asam asetat dan karbon tetraklorida ke dalam sejumlah sampel yang akan diuji. Setelah waktu standar untuk reaksi, penentuan dari halogen yang berlebih dengan penembahan larutan kalium iodide dan iodin yang dibebaskan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat yang telah distandarisasi.(Paquot,1987) Larutan wijs



terdiri dari larutan 16 g iod monoklorida dalam 1000 ml asam asetat glasial. Larutan ini sangat peka terhadap cahaya dan panas serta udara, sehingga harus disimpan di tempat yang gelap, sejuk dan tertutup rapat (Ketaren,1986). Prinsip penentuan bilangan iodin dengan cara Hanus adalah dengan penambahan larutan iodin bromide dalam campuran asam asetat dan karbon tetraklorida ke dalam jumlah tertentu sampel. Setelah waktu reaksi standar, penentuan dari kelebihan halogen dengan penambahan larutan kalium iodide dan iodin yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standart natrium tiosulfat (Paquot,1987). campuran 5,2 ml larutan brom murni di dalam 1000 ml methanol dan dijenuhkan dengan natrium bromide. Contoh yang ditimbang dilarutkan dalam 10 ml kloroform kemudian ditambahkan 25 ml pereaksi yang akan mengendapkan natrium bromide.Reaksi dilakukan ditempat gelap, lalu dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator larutan pati. Pada cara Von Hubl digunakan pereaksi yang terdiri dari larutan 25 g iod dalam 500 ml etanol dan larutan 30 g merkuri klorida di dalam 500 ml etanol yang dicampurkan jika akan digunakan. Pereaksi ini membutuhkan waktu reaksi selama 12 sampai 14 jam (Ketaren,1986).



.



BAB III METODE PRAKTIKUM A. Tempat Dan Waktu Praktikum Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Teknologi Hasil Pertanian, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta, Pada hari Rabu, 7 September 2016. B. Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan analit, erlenmeyer, pipet ukur, propipet, inkubator, pipet tetes, klem, buret dan statif. Dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah minyak kedelai, khloroform, iodin bromida dalam asam asetat glasial, indikator amilum dan Na2S2O3 0,1 N. C. Prosedur Praktikum I. Prosedur Teoritis a. Menimbang 0,5 gram minyak kedelai menggunakan erlenmeyer 250 mL. b. Menambahkan 10 mL khloroform dan 25 mL larutam iodin bromida dalam asam asetat glasial. c. Membiarkan sampel selama 1 jam dalam ruangan gelap (inkubator)., maka akan terjadi pengikatan iodine oleh minyak pada ikatan rangkapnya. d. Menambah sampel dengan 2 mL indikator amilum. e. Melakukan titrasi menggunakan titran Na2S2O3 0,1 N sampai warna biru hilang. f. Mengulangi langkah 2 – 5 sebagai perlakuan blangko (tanpa sampel). g.



II.



Prosedur Skematis Minyak Kedelai 0,5 gram



.



Dilarutkan dalam khloroform 10 mL



Ditambahkan 25 mL iodine Bromida dalam asam asetat glacial. Dibiarkan dalam inkubator selama satu jam.



Ditambahkan 2 mL amilum lalu titrasi dengan Na2S2O3 0,1 N



Dititrasi hingga warna biru hilang, lalu lakukan titrasi blangko untuk mengetahui iodine mula - mula Gambar 1. Diagram Alir Praktikum Penentuan Iodine Value



BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan praktikum penentuan iodine value dengan metode hanus dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil pengamatan penentuan iodine value minyak kedelai No



Bahan



1. 2.



Blangko Minyak kedelai



Volume titrasi (mL) Awal Akhir 0 5,5 0 3,5



Jumlah volume titrasi (mL) 5,5 3,5



Perhitungan Angka iodin



=



(tb – ts) x N Na 2 S2 O3 x BA iod x 100 berat sampel( g) x 1000



=



(tb – ts) x N Na 2 S2 O 3 x 12,69 berat sampel (g)



=



(5,5 – 3,5) x 0,1058 x 12,69 0,5028



= 5,3405 B. Pembahasan Penentuan iodine value menggunakan metode hanus menurut (Paquot, 1987) pada prinsipnya adalah penambahan larutan iodin bromide dalam campuran asam asetat dan karbon tetraklorida ke dalam jumlah tertentu sampel. Setelah waktu reaksi standar, penentuan dari kelebihan halogen dengan penambahan larutan kalium iodide dan iodin yang dibebaskan dititrasi dengan larutan standart natrium tiosulfat. Praktikum ini menggunakan bahan berupa minyak kedelai yang telah lama disimpan sehingga kemungkinan tidak hanya iodine value yang tinggi, tetapi angka peroksida juga tinggi. Penentuan iodine value ini diawali dengan penambahan khloroform atau tetra klorida dan ditambahkan iodine bromida pada asam asetat glacial. Reaksi dibiarkan selama satu jam maka sebagian iodine akan terlepaskan dari larutan. Iodin yang dibebaskan dititrasi dengan larutan Natriun Tiosulfat 0.1N dengan indikator larutan pati. Titrasi untuk blanko dilakukan dengan cara yang sama.



Semua cara ini berdasarkan atas prinsip titrasi, dimana pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang akan diuji. Kelebihan dari iodin yang tidak bereaksi diukur dengan cara mentitrasi larutan campuran tadi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3). Reaksi dari iod yang berlebihan tersebut adalah sebagai berikut : 2 a2S2O3 + I2



2NaI + Na2S4O6



Titik akhir titrasi dinyatakan dengan hilangnya warna biru dengan indikator amilum. Menurut (Ningsih, Ernita. 2009) Bilangan iodin sebanding dengan ketidakjenuhan suatu asam atau lemak, karena suatu bilangan iodin yang tinggi, berarti menunjukkan ketidakjenuhan minyak atau lemak yang tinggi, begitu pula bilangan iodin yang rendah berarti menunjukkan ketidakjenuhan suatu minyak atau lemak yang rendah pula. Iodine value pada minyak kedelai yang digunakan praktikum sebesar 5,3405 hal ini cukup tinggi karena standar maksimum biangan iod minyak kedelai adalah 3,00 hal ini dapat disebabkan karena penyimpanan minyak kedelai yang telah cukup lama.



BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain, angka iodine minyak kedelai adalah 5,3405 hal ini melewati batas maksimum iodine value minyak kedelai yaitu 3,00. Perangkat analisis dari iodine value menggunakan prinsip titrasi yaitu menggunakan erlenmeyer, statif, buret dan klem dengan prinsip prosedur analisis adalah dimana pereaksi halogen berlebih ditambahkan pada contoh yang akan diuji. Kelebihan dari iodin yang tidak bereaksi diukur dengan cara mentitrasi larutan campuran tadi dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) B. Saran Pada praktikum ini ada beberapa saran yaitu pada pemberian indikator iodine value yang lebih jelas karena warna akhir titrasi berupa gelap namun memang diikuti dengan hilangnya warna biru, hal tersebut dapat mempengaruhi angka iodine value karena semakin sedikit titrant yang digunakan maka semakin besar iodine valuenya. 1.



DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2016. Buku Petunjuk Praktikum Analisa Pangan dan Hasil Perkebunan. Institut Pertanian STIPER Yogyakarta. Ernita Ningsih, 2009. Penentuan Kadar Bilangan Iodin Dari Rbd Palm Olein Dengan Metode Pelarut Campuran N-Heksan - Asam Asetat Dan Pelarut Campuran Sikloheksana-Asam Asetat Di PT. Palmcoco Laboratories. 2008. USU Respository Ketaren,S.,1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Edisi Pertama, Cetakan I,UI-Press,Jakarta Lawson,H.W.,1985. Standart Company,Westport



For



Fats



And



Oils.



AVI



Publishing



Paquot,C.,Hautfenne,A.,1987. Standart Method for the Analysis of Oils,Fat and Derivatives. Seventh Resived and Enlarge Edition,Blackwell Scientific Publication,California Siew,W.L.,Tang T.S.,1995. Methods Of Test For Palm Oil and Palm Oil Product, Volume 1. Palm Oil Research Institute Of Malaysia. Malaysia



Yogyakarta, 14 September 2016 Mengetahui Co. Ass



Praktikan



(Eka Fitri Astuti)



(Guritno Lantip Prihasto)