Penerangan Jalan Umum [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM REALISASI RANCANGAN ELEKTRONIKA TAHUN 2017



SISTEM KONTROL PENERANGAN LAMPU JALAN DENGAN SENSOR ULTRASONIK DAN SENSOR LDR BERBASIS ARDUINO DUE



Disusun Oleh : Muhammad Aji Burhanuddin 21060115060030



PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI-SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017



LEMBAR PENGESAHAN



Nama



: Muhammad Aji Burhanuddin



NIM



: 20160115060030



Prodi



: Program Diploma III Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro Semarang



Hal



: Laporan Kegiatan Praktikum Realisasi Rancang Elektronika



Judul



: “Sistem Kontrol Penerangan Lampu Jalan Dengan Sensor Ultrasonik Dan Sensor Ldr Berbasis Arduino Due



Dosen Pengampu



: Priyo Sasmoko, ST.M.Eng



Semarang, 21 Desember 2017 Pranata Laboratorium Pendidikan



Enny, S.Pd



Praktikan,



Muhamad Aji Burhanuddin



NIP. 196209281983032002



NIM 21060115060030



Dosen Pengampu



Dosen Penguji



Priyo Sasmoko, ST.M.Eng



Dista Yoel Tadeus, ST, MT



NIP. 197009161998021001



NIP. 198812282015041002



KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan bayak kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu persyarat dalam menyelesaikan Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika bagi mahasiswa D3 Teknik Elektro, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa selesainya Kegiatan Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika ini tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materil, oleh karena-Nya, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada : 1. Priyo Sasmoko, S.T, M.Eng., sebagai Dosen Pembimbing Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika 2. Dista Yoel Tadeus, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Praktikum Realisasi Rancangan Elektornika 3. Kedua orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materi maupun doa yang senantiasa dipanjatkan sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. 4. Dicky Oscar Novrian, selaku Partner yang telah memberikan kontribusi dan membantu dalam menyelesaikan pembuatan alat ini. 5. Teman-teman angkatan 2015 yang sudah membantu dalam pengerjaan alat ini, dan 6. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya satu persatu. Penyusunan Laporan Kegiatan Praktikum Realisasi Rancangan Elektronika ini disusun dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan, tidak lupa harapan kami semoa laporan Praktek Kegiatan Praktikum Realisasi Rancangan Elektronik ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi kami. Semarang, 17 Desember 2017



Muhammad Aji Burhanuddin 21060115060030



DAFTAR ISI



HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i DAFTAR ISI......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Tujuan.. .............................................................................................. 2 1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 2 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Otomasi ............................................................................................... 3 2.2 RFID ................................................................................................... 3 2.3 Arduino Mega 2560 ............................................................................ 6 2.4 Modul Sensor Sentuh TTP223B ......................................................... 13 2.5 Catu Daya............................................................................................ 15 2.6 LCD 16 x 2.......................................................................................... 17 2.7 Motor Servo SG90 .............................................................................. 17 2.8 LED (Light Emitting Dioda) ............................................................... 19 2.9 Driver Relay ........................................................................................ 21 2.10 Solenoid Door Lock LY-03 .............................................................. 22 BAB III PEMBUATAN BENDA KERJA 3.1 Pembuatan Benda Kerja………………………………………..........23 BAB IV LANGKAH KERJA 4.1 Langkah Kerja………………………………………………………. 24 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Pembahasan…………………………………………………..27 5.2 Perancangan Perangkat Keras………………………………………...27 5.3 Perancangan Perangkat Lunak………………………………………..30 BAB VI PENGUJIAN ALAT 6.1 Pengujian RFID ................................................................................................ 41 6.2 Pengujian Modul Sensor Sentuh TTP223B ........................................ 42



BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mikrokontroler memiliki banyak manfaat serta sangat dibutuhkan untuk menjadi pengontrol utama pada suatu sistem elektronika. Mikrokontroler bersifat praktis dan mudah diaplikasikan untuk berbagai keperluan karena dapat diprogram sesuai dengan kebutuhan. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan daya listrik juga semakin besar. Untuk itu perlu adanya upaya mengurangi konsumsi energi listrik yang tidak diperlukan. Salah satu yang membutuhkan energi listrik dan banyak dipergunakan oleh manusia adalah lampu pijar, untuk mengatur konsumsi daya yang masuk pada lampu dilakukan dengan mengatur intensitasnya. Dalam megurangi konsumsi penggunaan energi pada lampu penerangan diperlukan sebuah sistem kontrol yang dapat menghemat energi pada lampu tersebut, dengan cara mengatur cahaya lampu secara otomatis pada penerangan jalan umum. Berdasarkan hal tersebut, timbul ide untuk merancang suatu sistem kontrol untuk mengatur cahaya (terangredup) lampu penerangan menggunakan sensor cahaya LDR (light dependent resistor) dan sensor Ultrasonik berbasis mikrokontroler Arduino Due. Nantinya sensor LDR digunakan sebagai sensor untuk mengukur cahaya dilingkungan sekitar jalan, serta sensor Ultrasonik digunakan untuk mengukur jarak benda di jalan raya dan mikrokontroler akan mengolah data dari sensor, data tersebut digunakan untuk menampilkan pada LCD berukuran 16 × 2. Melalui penelitian ini, penulis ingin membahas mengenai: Sistem penggunaan sensor LDR sebagai pendeteksi cahaya dan sensor Ultrasonik sebagai pengukur jarak, bahasa pemrograman menggunakan Arduino IDE, beban yang digunakan adalah lampu pijar serta data dapat ditampilkan pada layer LCD.



1.2 TUJUAN Tujuan dilakukannya praktikum realisasi rancangan elektronika yang saya buat adalah: 1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Realisasi Rancangan Elektronika. 2. Dapat berlatih dengan mandiri untuk membuat realisasi rancangan elektronika mulai dari awal hingga akhir. 3. Dapat mengetahui cara kerja Arduino Due yang diaplikasikan dalam kehidupan seharihari 4. Dapat membuat serta menguji suatu rangkaian Mikrokontroller Arduino Due untuk mengatur Sistem Penerangan Lampu Jalan menggunakan sensor LDR dan sensor Ultrasonik . 5. Dapat membuat program pengaturan otomatis untuk sistem penerangan jalan menggunakan bahasa pemrograman. 6. Dapat mengetahui fungsi masing-masing komponen yang ada pada rangkaian.



1.3 BATASAN MASALAH Dalam laporan Realisasi Sistem Kontrol Penerangan Jalan Umum Menggunakan Sensor LDR dan Sensor Ultrasonik berbasis Arduino Due yang ditampilkan pada LCD 16 × 2 ini mempunyai beberapa batasan masalah sebagai berikut 1. Arduino Die sebagai pusat kontrol peralatan, rangkaian akan bekerja sesuai program yang dijalankan oleh Arduino Due. 2. Procesing IDE sebagai aplikasi jembatan penghubung device pada arduino dengan user. 3. Pembuatan program menggunakan Software Arduino Due. 4. Pembuatan kerangka Sistem Kontrol Penerangan Jalan Umum.



BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO DUE R3 Arduino DUE adalah papan mikrokontroler berdasarkan Atmel SAM3X8E ARM CortexM3 CPU (datasheet). Ini adalah pertama papan arduino didasarkan pada 32-bit mikrokontroler ARM inti. Ini memiliki 54 digital pin input / output (yang 12 dapat digunakan sebagai output PWM), 12 analog input, 4 UART (hardware port serial), jam 84 MHz, USB OTG koneksi yang mampu, 2 DAC (digital ke analog), 2 TWI, jack listrik, header SPI, header JTAG,tombol reset dan tombol hapus.



Arduino Due tidak seperti papan Arduino lainnya,Arduino DUE berjalan pada 3.3V. Tegangan maksimum yang I/O pin dapat mentolerir adalah 3.3V. Memberikan tegangan yang lebih tinggi seperti 5V ke I/O pin dapat merusak papan.



Gambar 2.1 Arduino Due



Arduino Due berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler; hanya menghubungkannya ke komputer dengan kabel micro-USB atau power dengan adaptor AC-DC atau baterai untuk memulainya. Arduino Due kompatibel dengan semua perisai Arduino yang bekerja di 3.3V dan telah sesuai dengan 1,0 Arduino pin out.



Arduino Due mengikuti 1.0 pin out: 



TWI: SDA dan SCL pin yang dekat dengan pin AREF.







IOREF pin yang memungkinkan perisai terpasang dengan konfigurasi yang tepat untuk beradaptasi dengan tegangan yang diberikan oleh Arduino. Hal ini memungkinkan kompatibilitas perisai dengan papan 3.3V seperti papan Karena dan AVR berbasis yang beroperasi pada 5V. ARM Inti manfaat Arduino Due memiliki inti ARM 32-bit yang dapat mengalahkan papan mikrokontroler 8-bit yang khas. Perbedaan yang paling signifikan adalah:







ARM 32-bit inti, yang memungkinkan operasi pada 4 byte data luas dalam jam CPU tunggal.







Jam -CPU di 84Mhz.







96 KByte SRAM.







512 KByte memori Flash untuk kode.







DMA controller, yang dapat meringankan CPU dari melakukan tugas-tugas intensif memori.



Adapun spesifikasi singkat mengenai Arduino DUE adalah sebagai berikut : 



Microcontroller



: AT91SAM3X8E







Tegangan Operasi



: 3.3 V







Tegangan Masukan (direkomendasi)



: 7-12V







Tegangan Masukan (batas)



: 6-16V







Pin Digital I/O



: 54 (12 pin untuk keluaran PWM)







Analog Input Pins



: 12







Analog Output Pins



: 2 (DAC)







Total DC Output Current on all I/O lines



: 130 mA







DC Current for 3.3V Pin



: 800 mA







DC Current for 5V Pin



: 800 mA







Flash Memory



: 512 KB all available for the user application







SRAM



: 96 KB (two banks: 64KB and 32KB)







Clock Speed



: 84 MHz







Length



: 101.52 mm







Width



: 53.3 mm







Weight



: 36 g



SAM3X-Arduino Pin Mapping Arduino Due pin mapping table



Curren t (mA)



Max Curren t Sink (mA)



RX0 TX0 Digital Pin 2 Digital Pin 3



3 15 3 15



6 9 6 9



Digital Pin 4



15



9



Digital Pin 5 Digital Pin 6 Digital Pin 7 Digital Pin 8 Digital Pin 9



15 15 15 15 15



9 9 9 9 9



Digital Pin 10



15



9



Due Pin SAM3X Pin Name Mapped Pin Name Max Output Number 0 1 2 3



4



5 6 7 8 9



10



PA8 PA9 PB25 PC28 connecte d to both PA29 and PC26 PC25 PC24 PC23 PC22 PC21 connecte d to both PA28 and PC29



11



PD7



12



PD8



13



PB27



14 15 16 17 18 19 20 21



PD4 PD5 PA13 PA12 PA11 PA10 PB12 PB13



22



PB26



23



PA14



24



PA15



25



PD0



26



PD1



27



PD2



28



PD3



29



PD6



30



PD9



31



PA7



32



PD10



33



PC1



34



PC2



35



PC3



Digital Pin 11 Digital Pin 12 Digital Pin 13 / Amber LED "L" TX3 RX3 TX2 RX2 TX1 RX1 SDA SCL Digital Pin 22 Digital Pin 23 Digital Pin 24 Digital Pin 25 Digital pin 26 Digital Pin 27 Digital Pin 28 Digital Pin 29 Digital Pin 30 Digital Pin 31 Digital Pin 32 Digital Pin 33 Digital Pin 34 Digital Pin 35



15



9



15



9



3



6



15 15 3 3 3 3 3 3



9 9 6 6 6 6 6 6



3



6



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



36



PC4



37



PC5



38



PC6



39



PC7



40



PC8



41



PC9



42



PA19



43



PA20



44



PC19



45



PC18



46



PC17



47



PC16



48



PC15



49



PC14



50



PC13



51



PC12



52



PB21



53



PB14



54 55 56 57 58 59 60



PA16 PA24 PA23 PA22 PA6 PA4 PA3



Digital Pin 36 Digital Pin 37 Digital Pin 38 Digital Pin 39 Digital Pin 40 Digital Pin 41 Digital Pin 42 Digital Pin 43 Digital Pin 44 Digital Pin 45 Digital Pin 46 Digital Pin 47 Digital Pin 48 Digital Pin 49 Digital Pin 50 Digital Pin 51 Digital Pin 52 Digital Pin 53 Analog In 0 Analog In 1 Analog In 2 Analog In 3 Analog In 4 Analog In 5 Analog In 6



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



3



6



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



15



9



3



6



15



9



3 3 3 3 3 3 3



6 6 6 6 6 6 6



61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77



PA2 PB17 PB18 PB19 PB20 PB15 PB16 PA1 PA0 PA17 PA18 PC30



78



PB23



USB USB



PB11 PB10



PA21 PA25 PA26 PA27 PA28



Analog In 7 Analog In 8 Analog In 9 Analog In 10 Analog In 11 DAC0 DAC1 CANRX CANTX SDA1 SCL2 LED "RX" LED "TX" (MISO) (MOSI) (SCLK) (NPCS0) (unconnecte d) ID VBOF



3 3 3 3 3 3 3 3 15 3 15 15 3 15 15 15 15



6 6 6 6 6 6 6 6 9 6 9 9 6 9 9 9 9



15



9



15 15



9 9



2.2 DAYA Arduino Due dapat diaktifkan dengan koneksi USB atau dengan catu daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat . Adaptor dapat dihubungkan dengan mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal positif ke ke jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai dapat langsung dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor Power.



Papan Arduino Due dapat beroperasi dengan pasokan daya eksternal 6 Volt sampai 20 Volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka pin 5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih dari 12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas



berlebihan dan bisa merusak papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt sampai 12 Volt



Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:  VIN : Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal (sebagai ‘saingan’ tegangan 5 Volt dari koneksi USB atau sumber daya ter-regulator lainnya). Anda dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau jika memasok tegangan untuk papan melalui jack power, kita bisa mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.  5V : Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari pin ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-in) pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik berasal dari jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN pada board (7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.  3,3 V : Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.  GND : Pin Ground  IOREF : Pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan referensi tegangan yang beroperasi pada mikrokontroler. Sebuah perisai (shield) dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah tegangan (voltage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 Volt atau 3,3 Volt.



2.3 CATU DAYA Prinsip kerja catu daya (power supply) dapat dipelajari sesuai bagiannya masing-masing. Pada dasarnya perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup. Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC menjadi DC. Pada tulisan kali ini disajikan prinsip rangkaian catu daya (power supply) linier mulai dari rangkaian penyearah yang paling sederhana sampai pada catu daya yang ter-regulasi. 2.4 PRINSIP KERJA CATU DAYA (POWER SUPPLY) TIAP BAGIAN Penyearah (Rectifier) Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan pada gambar-1 berikut ini. Transformator diperlukan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan sekundernya.



Gambar 2.4 Rangkaian Penyearah Sederhana Pada rangkaian ini, dioda berperan untuk hanya meneruskan tegangan positif ke beban RL. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half wave). Untuk mendapatkan penyearah gelombang penuh (full wave) diperlukan transformator dengan center tap (CT) seperti pada Gambar 2.4.1.



Gambar 2.4.1 : Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Tegangan positif phasa yang pertama diteruskan oleh D1 sedangkan phasa yang berikutnya dilewatkan melalui D2 ke beban R1 dengan CT transformator sebagai common ground.. Dengan demikian beban R1 mendapat suplai tegangan gelombang penuh seperti gambar di atas. Untuk beberapa aplikasi seperti misalnya untuk men-catu motor dc yang kecil atau lampu pijar dc, bentuk tegangan seperti ini sudah cukup memadai. Walaupun terlihat di sini tegangan ripple dari kedua rangkaian di atas masih sangat besar



Gambar 2.4.2 : Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Dengah Filter C Gambar 2.4.2 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai dengan sifat pengosongan kapasitor.



Gambar 2.4.3 Bentuk Gelombang Dengan Filter Kapasitor



Gambar 2.4.4 Rangkaian Catu Daya Yang Dipakai



2.5 LCD ( LIQUID CYRISTAL DISPLAY ) LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat. Fitur LCD 16 x 2, adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah : a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris. b. Mempunyai 192 karakter tersimpan. c. Terdapat karakter generator terprogram. d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.



e. Dilengkapi dengan back light.



Gambar 2.5 LCD 16 × 2



Gambar 2.5.1 Konfigurasi Kaki LCD 16 × 2



Tabel 2.5.1 Konfigurasi Kaki LCD 16 × 2



2.6 PRINSIP KERJA LCD SECARA UMUM : Pada aplikasi umumnya RW diberi logika rendah “0”. Bus data terdiri dari 4-bit atau 8-bit. Jika jalur data 4-bit maka yang digunakan ialah DB4 sampai dengan DB7. Sebagaimana terlihat pada table diskripsi, interface LCD merupakan sebuah parallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang ditampilkan sepanjang 8-bit dikirim ke LCD secara 4-bit atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4-bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8-bit (pertama dikirim 4-bit MSB lalu 4-bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Jalur kontrol EN digunakan untuk memberitahu LCD bahwa mikrokontroller mengirimkan data ke LCD. Untuk mengirim data ke LCD program harus menset EN ke kondisi high “1” dan kemudian menset dua jalur kontrol lainnya (RS dan R/W) atau juga mengirimkan data ke jalur data bus. Saat jalur lainnya sudah siap, EN harus diset ke “0” dan tunggu beberapa saat (tergantung pada datasheet LCD), dan set EN kembali ke high “1”. Ketika jalur RS berada dalam kondisi low “0”, data yang dikirimkan ke LCD dianggap sebagai sebuah perintah atau instruksi khusus (seperti bersihkan layar, posisi kursor dll). Ketika RS dalam kondisi high atau “1”, data yang dikirimkan adalah data ASCII yang akan ditampilkan dilayar. Misal, untuk menampilkan huruf “A” pada layar maka RS harus diset ke “1”. Jalur kontrol R/W harus berada dalam kondisi low (0) saat informasi pada data bus akan dituliskan ke LCD.



Apabila R/W berada dalam kondisi high “1”, maka program akan melakukan query (pembacaan) data dari LCD. Instruksi pembacaan hanya satu, yaitu Get LCD status (membaca status LCD), lainnya merupakan instruksi penulisan. Jadi hampir setiap aplikasi yang menggunakan LCD, R/W selalu diset ke “0”. Jalur data dapat terdiri 4 atau 8 jalur (tergantung mode yang dipilih pengguna), DB0, DB1, DB2, DB3, DB4, DB5, DB6 dan DB7. Mengirim data secara parallel baik 4-bit atau 8-bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah aplikasi interface LCD, menentukan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8-bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7-bit (3 pin untuk kontrol, 4 pin untuk data). Bit RS digunakan untuk memilih apakah data atau instruksi yang akan ditransfer antara mikrokontroller dan LCD. Jika bit ini di set (RS = 1), maka byte pada posisi kursor LCD saat itu dapat dibaca atau ditulis. Jika bit ini di reset (RS = 0), merupakan instruksi yang dikirim ke LCD atau status eksekusi dari instruksi terakhir yang dibaca. 2.7 RELAY Relay adalah komponen elektronika berupa saklar atau switch yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan saklar atau mekanikal. Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi. Pada dasarnya, Relay terdiri dari 4 komponen dasar yaitu: 1. Electromagnet (Coil) 2. Armature 3. Switch Contact Point (Saklar) 4. Spring



Berikut ini merupakan gambar dari bagian-bagian Relay:



Gambar 2.7 Konstruksi Relay Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC).



Karena Relay merupakan salah satu jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw :  Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay  Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact) Berdasarkan penggolongan jumlah Pole dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :  Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.



 Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.  Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.  Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.



Gambar 2.7.1 Jenis Relay Berdasarkan Pole dan Throw Beberapa fungsi Relay yang telah umum diaplikasikan ke dalam peralatan Elektronika di antaranya adalah: 



Relay digunakan untuk menjalankan Fungsi Logika (Logic Function).







Relay digunakan untuk memberikan Fungsi penundaan waktu (Time Delay Function).







Relay digunakan untuk mengendalikan Sirkuit Tegangan tinggi dengan bantuan dari Signal Tegangan rendah.







Relay yang berfungsi untuk melindungi Motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan tegangan ataupun hubung singkat (Short).







Relay dalam sistem ini digunakan sebagai alat penghubung antara Mikrokontroler Arduino dengan lampu . Relay digunakan dalam sistem ini karena output tegangan dari mikrokontroler Arduino tidak dapat digunakan untuk mengoperasikan lampu.



Lampu yang menggunakan input 220VAC, sedangkan mikrokontroler Arduino hanya 512VDC. Sehingga lampu dikontrol oleh Mikrokontroler Arduino dengan menggunakan relay. Pada saat relay kondisi Normally Open (NO), maka saklar atau switch contact akan menghantarkan arus listrik. Tetapi apabila ditemukan kondisi di mana armature kembali ke posisi semula (NC), pada saat itu juga menandakan bahwa module tidak teraliri arus listrik. Cara kerja dari relay tersebut adalah, ketika Arduino memberi perintah (output), maka tegangan yang keluar dari Arduino akan menggerakkan koil pada rellay untuk menarik kontak utama, sehingga ketika relay bekerja (ON) atau Normally Close (NC). 2.8 SENSOR LDR ( LIGHT DEPENDENT RESISTOR ) Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap. Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.



LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energy listrik. Saklar cahaya otomatis adalah contoh alat yang menggunakan LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastis. Sensor ini akan berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.



Gambar 2.8 Simbol dan Bentuk Sensor LDR 2.9 PRINSIP KERJA SENSOR LDR Prinsip kerja LDR bisa dibilang sangat sederhana, tak jauh berbeda dari variabel resistor pada umumnya. LDR dipasang pada sebuah rangkaian elektronika dan dapat memutus dan menyambung aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar.



2.10 SENSOR ULTRASONIK Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik). 2.11 PRINSIP KERJA SENSOR ULTRASONIK Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.



Gambar 2.11 Cara Kerja Sensor Ultrasonik Dengan Transmitter Dan Receiver (Atas), Sensor Ultrasonik Dengan Single Sensor Yang Berfungsi Sebagai Transmitter Dan Receiver Sekaligus



Secara detail, cara kerja sensor ultrasonik adalah sebagai berikut: 



Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah 40kHz.







Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut akan dipantulkan oleh benda tersebut.







Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung berdasarkan rumus : S  340 



t 2



dimana S merupakan jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t adalah selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul diterima receiver. 2.12 MOTOR SERVO Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Pada percobaan ini, servo digunakan sebagai miniatur penggerak jedela. Servo yang digunakan pada percobaan ini adalah SG90 9 g Micro Servo.



2.13 DIMMER Rangkaian Dimmer adalah rangkaian yang bisa mengatur besaran dan juga tingkat cahaya lampu yang menyala. Di dalam rangkaian dimmer ini, terdapat 3 komponen penting guna mengatur kerja dimmer ini. Komponen TRIAC berfungsi untuk mengatur besaran tegangan AC yang masuk ke perangkat lampu ini. Sementara komponen DIAC dan VR berfungsi untuk mengatur bias TRIAC guna menentukan titik on dan off pada komponen TRIAC ini.



Komponen TRIAC yang bisa digunakan dalam rangkaian ini bisa menggunakan semua tipe dengan kapasitas yang disesuaikan dengan beban dari lampu itu sendiri. Standardnya TRIAC jenis AC03F dan AC05F biasa digunakan untuk komponen ini. Dan komponen DIAC bisa diganti dengan lampu neon kecil. Untuk kapasitor, gunakan kapasitor dengan nilai batas tegangan minimal 250 volt. Dan diusahakan lebih tinggi lagi dari batas minimal tersebut. Sementara untuk resistor, pilih komponen resistor yang memiliki daya minimal 0.5 watt.



2.14 PRINSIP KERJA DIMER Tegangan masuk ke dalam trafo dengan nilai output travo 220 V. Tegangan tersebut masuk ke dioda bridge yang memiliki kapasitor 1000 nf 16 v dimana akan mengubah gelombang DC menjadi lebih halus. Perlu diperhatikan juga untuk kapasitor yang digunakan. Seperti yang sudah disebutkan diatas gunakan besaran minimal dari tegangan output. Jika kurang dari itu, rangkaian dimmer akan rusak atau tidak menyala. Dari tegangan yang masuk ke dioda, aliran tegangan diarahkan ke sumber lampu yang sudah disiapkan.



BAB III PEMBUATAN BENDA KERJA



3.1



PERALATAN DAN BAHAN A.



B.



Peralatan -



Solder



-



Gergaji



-



Multimeter



-



Obeng



-



Ferrychloridde



-



PC yang sudah diinstal program Eagle dan IDE Arduino



-



Bor PCB



-



Adaptor



-



Tang



-



Gunting



-



Tempat pelarut PCB



-



Timah



-



USB Downloader



-



Kuas Cat



Bahan -



Arduino Due R3



1 buah



-



Trafo CT 32 V



1 buah



-



Steker



1 buah



-



Tiang Lampu



3 buah



-



Cat Hitam



1 buah



-



Cat Putih



1 buah



-



MCB 6A



1 buah



-



Motor Servo



3 buah



-



Fitting Lampu Pijar



3 buah



-



Sekrup



18 buah



-



Speser 2cm



-



Terminal Blok



2 buah



-



Modul I2C



1 buah



-



Pilox Hitam



1 buah



-



PCB polos



2 buah



-



Duck Kabel



2 buah



-



Sensor LDR



1 buah



-



Push Button



1 buah



-



Modul Dimmer



1 buah



-



Sensor Ultrasonik



3 buah



-



Relay 5V



1 buah



-



Lampu Pijar



3 buah



-



LCD 16 x 2



1 buah



-



Kabel Hitam NYM



secukupnya



-



Kabel Merah NYM



secukupnya



-



Kabel Male to Female



secukupnya



-



Kabel Male to Male



secukupnya



BAB IV LANGKAH KERJA 4.1 LANGKAH KERJA Langkah kerja untuk membuat rangkaian adalah : 1. Menyiapkan gambar jalur rangkaian yang nantinya akan disalin pada pada papan PCB menggunakan software computer. Diperlukan software yang dapat digunakan untuk membuat gambar rangkaian salah satunya adalah software Eagle.



Gambar Rangkaian Catu Daya 2. Setelah gambar dalam bentuk board selesai maka langkah selanjutnya adalah mencetak gambar rangkaian pada kertas HVS menggunakan printer laser. 3. Menindihkan kertas HVS pada papan PCB kemudian mengoleskan obat anti nyamuk lotion dengan diatasnya ditambah kertas mika bening agar gambar pada kertas HVS menempel pada papan PCB. 4. Mendinginkan papan PCB dengan air dan lepas kertas HVS secara hati-hati, kemudian memperjelas gambar menggunakan spidol permanen apabila ada jalur yang tidak menempel atau kurang jelas.



5. Memotong papan PCB sesuai agar sesuai ukuran menggunakan gergaji besi atau cutter. 6. Menuangkan larutan Ferricloride (FeCl3) secukupnya pada baskom dan tambahkan sekitar 250ml air bersih. Aduk hingga keduanya merata. 7. Rendam PCB pada larutan tersebut dan menggoyang-goyangkan baskom hingga tembaga yang tidak tertutup carbon atau spidol menjadi hilang akibat proses pelarutan dengan Ferricloride. 8. Setelah proses pelarutan tembaga pada PCB selesai, bersihkan karbon yang masih menempel dengan kapas yang dibasahi dengan tiner secara perlahan. 9. Melubangi papan PCB sesuai jalur yang telah dibuat dengan menggunakan bor khusus PCB. Yaitu bor ukuran 0,8-1mm sesuai letak dan besar kaki komponen. 10. Memasang komponen pada papan PCB sesuai letak komponen dan mensoldernya dengan tenol. Pada proses ini pensolderan harus dilakukan dengan cepat dan rapi karena ada beberapa komponen yang tidak tahan dengan suhu tinggi sehingga dapat mengurangi kepekaan komponen. 11. Memotong kaki- kaki komponen agar rapi menggunakan tang potong atau dapat dengan gunting kuku. 12. Memastikan rangkaian bekerja dengan baik. 13. Memasang rangkaian yang sudah jadi pada media sesuai keinginan (papan) sebagai casing. 14. Setelah semua terangkai pada media dengan benar, lalu membuat program melalui software ide arduino dengan menggunakan bahasa processing untuk menjalankan aplikasi Sistem Kontrol Penerangan Lampu Jalan Dengan Sensor Ultrasonik Dan Sensor LDR Berbasis Arduino Due. 15. Setelah program selesai dibuat, program didownload melalui downloader berupa kabel USB yang menghubungkan PC dengan Arduino Due. 16. Rangkai semua rangkaian pada tiap driver ke Platform Adruino Due dengan menggunakan kabel jumper agar sistem dapat dioperasikam 17. Periksa cara kerja rangkaian, apakah rangkaian sudah bekerja sesuai dengan program yang dibuat 18. Jika belum sesuai, lakukan perbaikan pada program, kemudian download ulang pada Platform Arduino Due. 19. Melakukan pengukuran-pengukuran dan mencatat hasilnya.



BAB V PEMBAHASAN



5.1 METODE PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk Sistem Kontrol Penerangan Lampu Jalan Dengan Sensor Ultrasonik Dan Sensor Ldr Berbasis Arduino Due Yang Ditampilkan Pada Lcd 16 × 2 untuk penerangan lampu jalan secara otomatis tanpa harus menggunakan saklar. Penelitian ini menggunakan metode uji coba ( Eksperimen) dilakukan pada perancangan blok blok rangkaian dan software untuk menghasilkan alat sebagaimana tujuan awal. Dengan melakukan eksperimen terhadap perancangan dan pembuatan alat ini, diharapkan akan didapatkan rangkaian sesuai dengan fungsi serta tujuan dari pembuatan alat ini. 5.2 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Pada perancangan suatu hardware atau perangkat keras diperlukan blok diagram yang berfungsi sebagai pedoman untuk merancang atau membuat suatu alat dengan cara kerja dan sistem kerja alat yang dikehendaki. Blok diagram sistem yang direncanakan ditunjjukkan pada gambar berikut :



RELAY DETEKTOR



CAHAYA



CAHAYA (LDR)



LAMPU ARDUINO



SENSOR



DUE



PIJAR LCD



JARAK



BENDA



DIMMER



ULTRASONIK HC-SR04



MOTOR SERVO



Blok Diagram Rangkaian



Adapun fungsi dari masing masing blok diagram adalah sebagai berikut : 1. Mikrokontroler Arduino DUE Merupakan bagian utama dari sistem minimum yang berfungsi sebagai mengolah input untuk diproses kemudian memberikan perintah ke output. 2. LCD 16 x 2 Berfungsi untuk menampilkan informasi tentang status alat dan menampilakan jumlah lampu 3. Lampu Berfungsi sebagai output alat 4. Relay Digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan pada lampu 5. Sensor LDR Digunakan untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya ( Kondisi terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap. 6. Sensor Jarak (Ultrasonik) Digunakan untuk mengukur jarak jika ada benda yang akan masuk kedalam gedung. 7. Cahaya Digunakan untuk input ke sensor LDR 8. Benda Berfungsi sebagai output alat 9. Dimmer Berfungsi untuk menerangkan dan meredupkan lampu 10. Motor Servo Berfungsi untuk menggerakkan dimmer



5.2.1 PERANCANGAN RANGKAIAN SECARA KESELURUHAN



LCD1 LM016L



SimPin



DUINO1



D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 7 8 9 10 11 12 13 14



VSS VDD VEE 1 2 3



4 5 6



+5V Trigger Echo Gnd



LDR RESET



PB0/SS/PCINT0 PB1/SCK/PCINT1 PB2/MOSI/PCINT2 PB3/MISO/PCINT3 PL0/ICP4 PL1/ICP5 PL2/T5 PL3/OC5A PL4/OC5B PL5/OC5C PL6 PL7 PG0/WR PG1/RD PG2/ALE PD7/T0 PC0/A8 PC1/A9 PC2/A10 PC3/A11 PC4/A12 PC5/A13 PC6/A14 PC7/A15 PA7/AD7 PA6/AD6 PA5/AD5 PA4/AD4 PA3/AD3 PA2/AD2 PA1/AD1 PA0/AD0



D1



USS1 ULTRASONIC



14 15 16 17 18 19 20 21



+88.8 +5V Trigger Echo Gnd



DIGITAL



R3 10k DIAC



blogembarcado.blogspot.com



TX3 PJ1/TXD3/PCINT10 RX3 PJ0/RXD3/PCINT9 TX2 PH1/TXD2 RX2 PH0/RXD2 TX1 PD3/TXD1/INT3 RX1 PD2/RXD1/INT2 SDA PD1/SDA/INT1 SCL PD0/SCL/INT0



7 6 5 4 3 2 1 0



SimPin



U1



PH4/OC4B PH3/OC4A PE3/OC3A/AIN1 PG5/OC0B PE5/OC3C/INT5 PE4/OC3B/INT4 TX0 PE1/TXD0/PDO RX0 PE0/RXD0/PCINT8



13 12 11 10 9 8



SimPin



500K



COMUNICATION



RV1



techno-apk.blogspot.com



10k



PK0/ADC8/PCINT16 PK1/ADC9/PCINT17 PK2/ADC10/PCINT18 PK3/ADC11/PCINT19 PK4/ADC12/PCINT20 PK5/ADC13/PCINT21 PK6/ADC14/PCINT22 PK7/ADC15/PCINT23



APK-TECH



ATMEGA2560 16AU 1126



R2



A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15



PF0/ADC0 PF1/ADC1 PF2/ADC2 PF3/ADC3 PF7/ADC7/TDI PF6/ADC6/TDO PF5/ADC5/TMS PF4/ADC4/TCK



PB7/OC0A/OC1C/PCINT7 PB6/OC1B/PCINT6 PB5/OC1A/PCINT5 PB4/OC2A/PCINT4 PH6/OC2B PH5/OC4C



PWM



10k



ANALOG IN



A0 A1 A2 A3 A7 A6 A5 A4



R1



AREF



blogembarcado.blogspot.com



+88.8



LDR1



1.0



RS RW E



ARDUINO MEGA2560 R3



C4



C5



100n



100n



+5V Trigger Echo Gnd



12V +88.8



TRANSFORMATOR DIODE



7 5 3 1



VI



VO



1N4004



LED



R5



7805



10k



C3



VI



VO



GND



1



Q1 2N3904



IC



100 mF



7 5 3 1



C2



D2



8 6 4 2



GND TRAN-2P2S



10k



3 2 1



10056845-108LF



2



BRIDGE



OZ-SH-112D



J1



ULTRASONIC



T-BLOK



3



3



10 mF



8 6 4 2



1



RL1



R4



USS3



+88.8 AC Volts



ULTRASONIC



D3



7812



4700 mF



USS2



25630301RP2



IC



C1



blogembarcado.blogspot.com



53 52 51 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22



TRIAC



L1



T-BLOK



2



10056845-108LF



Rangkaian Keseluruhan Pada saat mendownload program dari software IDE Arduino ke Platform Arduino Due, menghubungkan pin-pin pada Arduino Due dengan input output sesuai dengan program yang telah dibuat yaitu: A. Koneksi Arduino Due R3 dengan LDR PIN ARDUINO



LDR



PIN 5V



VCC



PIN GND



GND



PIN A0



D0



B. Koneksi Arduino Due R3 dengan Relay PIN ARDUINO



Relay



PIN 48



LED 1



PIN 50



LED 2



PIN 52



LED3



PIN 5V



VCC



PIN GND



GND



C. Koneksi Arduino Due R3 dengan Sensor Ultrasonik PIN ARDUINO



KONEKSI



PIN 7



Trigger 1



PIN 8



Echo 1



PIN 9



Trigger 2



PIN 10



Echo 2



PIN 11



Trigger 3



PIN 12



Echo 3



PIN 5V



VCC



PIN GND



GND



D. Koneksi LCD 16 x 2 PIN ARDUINO



KONEKSI



3



RS



4



EN



5



D4



6



D5



44



D6



46



D7



E. Koneksi Motor Servo SG90 PIN ARDUINO



KONEKSI



PIN 2



KABEL KUNING



PIN 5V



KABEL MERAH



PIN GND



KABEL COKELAT



PIN 13



KABEL KUNING



PIN 5V



KABEL MERAH



PIN GND



KABEL COKELAT



PIN 42



KABEL KUNING



PIN 5V



KABEL MERAH



PIN GND



KABEL COKELAT



5.3 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 5.3.2 COMPAILING PROGRAM Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam membuat program. Dengan melakukan compiling program, dimana file yang menggunakan bahasa C (berekstensi *.c) dirubah kedalam bahasa yang dimengerti oleh mikrokontroler (file berekstensi *.INO), yang kemudian akan dimasukan kedalam Flash Memory AT91SAM3X8E pada mikrokontroler Arduino Due R3. Software yang digunakan sebagai editor dan compiler dalam perancangan ini yaitu arduino 1.8.4. Tahapan untuk compiling program pada software arduino 1.8.4 adalah sebagai berikut:



Gambar 5.2 Software Arduino IDE



5.3.2



FLOWCHART Pada pembuatan software dibutuhkan diagram alir atau flowchart untuk memudahkan dalam merancang pengaplikasian alat. Flowchart dibagi sesuai dengan prosesnya sebagai berikut:



Gambar 5.3.2 Flowchart Rangkaian



5.3.3 PROGRAM APLIKASI Berikut adalah program aplikasi secara kese;uruhan : #include LiquidCrystal lcd(3, 4, 5, 6, 44, 46); #define trigPin0 7 #define echoPin0 8 #define trigPin1 9 #define echoPin1 10 #define trigPin2 11 #define echoPin2 12



#include



//menyertakan library Servo pada program



Servo servoku; Servo servoku1; Servo servoku2;//membuat variabel servoku untuk servo int led=48; int led2=50; int led3=52;



int ldr=A0; int potensio=0;



void setup() { Serial.begin (9600);



lcd.begin(16, 2); lcd.setCursor(3, 0);



lcd.print("PENERANGAN"); lcd.setCursor(2, 1); lcd.print("LAMPU JALAN"); delay(10000); pinMode(led,OUTPUT); pinMode(led2,OUTPUT); pinMode(led3,OUTPUT);



servoku.attach(2); servoku1.attach(13); servoku2.attach(42); }



void loop() { ldr=analogRead(A0); //0 Serial.println(ldr); if (ldr>500) // Jika hasil LDR kurang dari 10 (Kurang Cahaya) {



digitalWrite(led,HIGH); { long duration, distance;



pinMode(trigPin1, OUTPUT); digitalWrite(trigPin1, LOW); delayMicroseconds(5); digitalWrite(trigPin1, HIGH); delayMicroseconds(10);



digitalWrite(trigPin1, LOW);



pinMode(echoPin1, INPUT); duration = pulseIn(echoPin1,HIGH);



// Give a short LOW pulse beforehand to ensure a clean HIGH pulse:



// convert the time into a distance // 340 m/s--> dalam satu detik jarak tempuh adalah 340 meter, //1/10 detik untuk 34 meter, //1/100 detik (10 /1000 detik (baca 10 mili detik))untuk 3,4 meter // 1/1000 detik baca 1 mili detik untuk jarak 0,34 meter (34cm)



// jadi untuk menempuh jarak 1 cm --> (1/100 meter) diperlukan waktu sebanyak : //29.1 ųs/cm distance = duration / 29.41 / 2 ;



potensio = analogRead(echoPin1); potensio = map(potensio,0,1023,0,255); analogWrite(echoPin1,potensio); Serial.print(potensio);



if (distance > 23 && distance (1/100 meter) diperlukan waktu sebanyak : //29.1 ųs/cm distance = duration / 29.41 / 2 ; potensio = analogRead(echoPin2); potensio = map(potensio,0,1023,0,255); analogWrite(echoPin2,potensio);



Serial.print(potensio);



if (distance > 23 && distance (1/100 meter) diperlukan waktu sebanyak : //29.1 ųs/cm distance = duration / 29.41 / 2 ; potensio = analogRead(echoPin0); potensio = map(potensio,0,1023,0,255); analogWrite(echoPin0,potensio); Serial.print(potensio);



if (distance > 60 && distance