Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran Siswa Sma [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNKAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Nina Yuliana [email protected]



Abstrak Dalam beberapa macam teori belajar terdapat teori belajar behavioristik yang merupakan teori belajar yang dalam penerapannya lebih memperhatikan kepada perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan respon. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran akan merubah tingkah laku siswa dengan menggunakan metode stimulus dan respon. Dari penuturan yang dikemukanan oleh Skinner hubungan antara stimulus dan respons terjadi karena melalui interaksi dengan lingkungan yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku. Dapat dikatakan bahwa teori belajar behavioristik akan menerapkan dalam pengembangan tingkah laku siswa menjadi lebih baik dengan menggunakan metode pemberian stimulus dan respon. Kata Kunci : Teori Belajar Behavioristik, Pembelajaran, Metode



PENDAHULUAN Dalam mengembangkan suatu materi pembelajaran perlu memperhatikan dengan seksama langkah-langkah yang benar untuk dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam proses pemahaman. Hal ini dapat dimulai dengan menerapkan teori belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Teori belajar merupakan suatu gabungan prinsip yang saling berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Dalam proses pembelajaran metode yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap keinginan siswa dalam merespon materi yang diberikan sehingga diharapkan proses pembelajaran terasa lebih santai dan menyenangkan. Perubahan yang terjadi dalam diri siswa yang sedang dalam proses belajar tidak akan dapat disaksikan secara jelas melainkan dapat dilihat dari gejala-gejala perubahan perilaku. Dan teori yang sesuai dengan



perubahan perilaku siswa adalah Teori belajar behavioristik. Teori belajar behavioristik merupakan suatu teori psikologi yang berfokus pada perilaku nyata dan tidak terkait dengan hubungan kesadaran atau konstruksi mental. Teori behavioristik secara umum dilihat bahwa guru mengambil alih secara penuh sehingga dapat dikatakan sebagai pengendali masukan perilaku. Pengendalian ini dikarenakan dalam teori belajar behavioristik manusia dianggap bersifat pasif sehingga sangat bergantung kepada stimulus yang didapatkan. Tujuan dari teori belajar behavioristik ini adalah siswa diharapkan dapat mengalami perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Dalam teori belajar behavioristik seseorang telah dianggap mengalami proses pembelajaran apabila mampu menunjukkan perubahan tingkah laku berdasarkan metode yang diberikan yaitu masukan atau input berupa stimulus serta keluaran atau output berupa respons. Teori belajar ini menekankan kepada kebersinambungan antara stimulus dan juga respon yang dapat diamati tanpa menghubungkan dengan kesadaran maupun konstruksimental. Penilaian hasil belajar dinilai secara konkret dari proses pembelajaran baik secara internal maupun eksternal. Dalam penjabaran mengenai teori belajar behavioristik dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku menjadi sangat diperlukan dalam kebutuhan pembelajaran. Dimana dalam rentan usia siswa perubahan tingkah laku sering kali berubah. Dalam proses pembelajaran memiliki tingkah laku yang cenderung stabil amatlah diperlukan. Dalam mengarahkan siswa memiliki tingkah laku yang lebih baik penerapan teori belajar behavioristik dinilai sangat sesuai.



PEMBAHASAN 1. Pengertian Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku manusia. Dengan begitu mengetahui tingkah laku seseorang seharusnya dilakukan dengan melakukan pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat. Teori belajar behavioristik ini dalam penerapannya mengutakan proses pengamatan karena dengan



dilakukannya pengamatan dapat diketahui terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang. Sedangkan pengertian belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000) dengan diketahui bahwa seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila telah menunjukkan perubahan perilaku. Dalam teori belajar behavioristik yang paling penting adalah stimulus berupa semua hal yang diberikan oleh guru serta respon berupa reaksi atau tanggapan dari siswa. Sehingga stimulus yang diberikan oleh guru dan reaksi atau tanggapan dari siswa harus dapat diamati dan dikur. 2. Pandangan Teori Behavioristik Mengenai Proses Belajar Behaviorisme sendiri merupakan suatu studi tentang kelakuan manusia. Aliran ini muncul dikarenakan adanya rasa tidak puas mengenai teori psikologi daya dan teori mental state. Natural science melihat semua realita sebagai gerakan-gerakan dan pandangan natural science mempengaruhi timbulnya behaviorisme. Behaviorisme dapat menjelaskan kelakuan manusia secara seksama dan menyediakan program pendidikan yang efektif (Hamalik, 2008 : 43). Menurut aliran behavioristik belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antar stimulus dan respons. Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R). Menurut teori ini dalam belajar yang terpenting adalah input berupa stimulus dan output yang berupa respon (Andriyani, 2015). Hal yang paling diutamakan dalam konsep behaviorisme adalah perilaku yang terlihat dan penyebab luar menstimulasinya. Menurut teori behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman yang merupakan hasil dari stimulus dan respon dengan menunjukkan hasil berupa perubahan tingkah laku. Menurut Sujanto (2009 : 118), teori belajar behaviorisme objek ilmu jiwa harus terlihat, dapat di indera, dan dapat diobservasi. Sehingga metode yang dapat dipakai yaitu mengamati serta menyimpulkan.



3. Karakteristik Teori Belajar Behavioristik Dalam ilmu psikologi teori belajar behavioristik disebut juga dengan teori pembelajaran yang didasarkan pada tingkah laku yang diperoleh dari pengkondisian lingkungan yang terjadi melalui tahap interaksi dengan lingkungan. Menurut Ahmadi (2003 : 46), teori belajar behavioristik memiliki ciri-ciri yaitu : Pertama, aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya melainkan mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalamanpengalaman batin dikesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari. Kedua, segala perbuatan dikembalikan pada refleks. Refleks merupakan rekasi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Ketiga, behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama. Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek keinginan hati. 4. Perancangan Model Pembelajaran Behavioristik Teori belajar behavioristik menekankan kepada terbentuknya perilaku yang terlihat sebagai sebuah hasil belajar. Teori belajar behavioristik dengan model hubungan antara stimulus dan repons mengutamakan bahwa siswa yang belajar sebagai seorang individu yang pasif. Timbulnya suatu perilaku yang kuat apabila siswa tersebut diberikan penguatan. Teori belajar behavioristik berpengaruh terhadap masalah belajar karena belajar diartikan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Dengan memberikan rangsangan siswa akan beraksi dan menanggapi rangsangan tersebut. Hubungan stimulus-respon menimbulkan kebiasan-kebiasaan otomatis belajar. Dengan demikian kelakuan anak terdiri atas respon-respon tertentu terhadap stimulus-stimulus tertentu. Penerapan teori belajar behavioristik dalam kegiatan pembelajaran bergantung dari beberapa komponen seperti : tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi, 2007 : 35). Teori belajar behavioristik ini mengarahkan siswa untuk berpikir dengan pandangan teori berupa



dalam proses pembelajaran siswa mengalami proses pembentukan yaitu siswa akan dihadapkan pada suatu target tertentu yang menjadikan siswa tidak bebas dalam menyuarakan aspirasi serta imajinasi. Perancangan teori belajar behavioristik ini memiliki pandangan bahwa pengetahuan adalah objektif sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Dapat dikatakan bahwa siswa diharapkan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Dengan kata lain apa yang diajarkan oleh guru itulah yang harus dipahami sepenuhnya oleh siswa. Dalam proses pembelajaran nantinya apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diukur yang bertujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku. Selain itu juga terdapat faktor yang mempengaruhi dan amat penting dalam teori belajar behavioristik yaitu faktor penguatan. Dari definisi penguatan sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat memperkuat timbulnya respon. Dalam teori behavioristik tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati (Putrayasa, 2013 : 49). Menurut Mukiman (1997 : 23), terdapat beberapa prinsip yaitu : (1) Teori belajar behavioristik beranggapan yang dinamakan belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dikatakan telah belajar jika yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. (2) Teori ini beranggapan yang terpenting dalam belajar adalah adanya stimulus dan repons, karena hal ini yang dapat diamati, sedangkan apa yang terjadi dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati, dan (3) penguatan, yakni apa saja yang dapat menguatkan timbulnya respons, merupakan faktor penting dalam belajar. Pendidikan berupaya mengembangkan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Pendidik berupaya agar dapat memahami peserta didik yang mulai beranjak dewasa. Perkembangan perilaku merupakan objek pengamatan dari aliran-aliran behaviorisme. Perilaku dapat berupa sikap, ucapan, dan tindakan seseorang sehingga perilaku ini merupakan bagian dari psikologi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa psikologi pendidikan mengkaji masalah yang memengaruhi perilaku orang ataupun kelompok dalam proses belajar.



Dalam lingkup yang lebih sederhana dengan melakukan percobaan pengamatan kepada salah satu kelas pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas akan diterapkan metode pembelajaran dengan menggunakan teori belajar behavioristik. Dalam proses penerapan model pembelajaran ini akan memperhatikan lima aspek diantaranya: tujuan pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi, 2007 : 35). Pengamatan yang dilakukan akan berjalan sebagai berikut : (1) Penguji akan meminta guru dalam salah satu mata pelajaran untuk menerapkan teori belajar behavioristik dengan memasukkan kelima aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan teori belajar behavioristik. (2) Melakukan pengamatan dari penerapan teori belajar behavioristik. (3) Melakukan analisis terhadap penerapan teori belajar behavioristik yang telah diamati. 5. Penerapan Teori Pembelajaran



Belajar



Behavioristik



Dalam



Proses



Dalam proses pengamatan untuk memahami perubahan tingkah laku dari siswa dilakukan observasi menggunakan metode stimulus dan respon atau teori belajar behavioristik. Mempelajari tingkah laku seseorang memang seharusnya dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat. Di samping itu teori belajar behavioristik merupakan teori yang mengutamakan pengamatan, sebab pengamatan merupakan sutau hal yang penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Dalam proses pembelajaran memiliki tingkah laku yang cenderung stabil amatlah diperlukan. Dalam mengarahkan siswa memiliki tingkah laku yang lebih baik penerapan teori belajar behavioristik dinilai sangat sesuai. Sehingga penerapan teori belajar behavioristik untuk menguji tingkat kebemanfaatan dari teori belajar ini amat diperlukan. Penerapan teori belajar behavioristik yang akan dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai teori belajar behavioristik dengan memperhatikan kelima aspek yang digunakan sebagai dasar untuk menerapkan teori belajar behavioristik diantaranya adalah : tujuan



pembelajaran, materi pelajaran, karakteristik siswa, media, fasilitas pembelajaran, lingkungan, dan penguatan (Sugandi, 2007 : 35). Dalam memberikan stimulus kepada siswa perlu diperhatikan ketujuh komponen yang ada dimana dilakukan perincian mengenai : (1) tujuan pembelajaran, tujuan dari diberikannya mata pelajaran hari ini adalah untuk melihat bagaimana reaksi atau tanggapan siswa dari segala stimulus yang telah diberikan oleh guru. (2) materi pelajaran, stimulus yang diberikan oleh guru disini adalah ada pada materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Guru akan menyusun materi pelajaran sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan pada hari itu sehingga hasil dari penyususnan materi pelajaran ini akan dijadikan sebagai stimulus yang akan diberikan kepada siswa sebagai tolok ukur dalam pemahaman siswa menerima materi hari ini. (3) karakteristik siswa, dalam melakukan proses pembelajaran guru akan mempertimbangkan karakteristik siswa dalam proses penilaian yang akan dilakukan pada akhir proses pembelajaran. (4) Media, Media yang akan digunkan oleh guru disini adalah berupa slide power point yang akan ditanyangkan berupa materi yang telah disusun sebelumnya. (5). Fasilitas Pembelajaran, dalam kegiatan proses belajar fasilitas pembelajaran yang ada di kelas cukup memadai sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar. (6) Lingkungan, kegiatan belajar diusahakan dari awal hingga akhir berjalan secara kondusif sehingga stimulus akan sampai dengna baik kepada siswa karena komponen lingkungan ini juga berpengaruh kepada proses pembelajaran. (7) Penguatan, dalam komponen ini diartika apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Karena pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika terjadi kesamaan dalam hal pemahaman antara guru dengan siswa sehingga guru sudah seharusnya merancang langkah instruksional yang tepat. Dengan adanya perencanaan dalam penyusunan materi secara mendetail maka guru akan dengan mudah mengaplikasikan sesuai dengan apa yang telah disusun secara sistematis agar dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Setelah dipahami dengan baik ketujuh komponen yang harus diperhatikan dalam penerapan teori belajar behavioristik maka proses pembelajaran pun dimulai. Guru masuk kedalam kelas dan memberikan



materi yang telah disusun sebelumnya dengan ditampilkan pada slide power point. Guru meminta kepada siswa-siswinya untuk menyimak apa yang akan dijelaskan berdasarkan slide power point. Materi yang disiapkan harus diberikan selengkap mungkin sehingga yang diberikan bukan hanya ceramah materi tetapi juga contoh yang akan dilihat peserta didik sebagai materi yang akan ditirunya. Sehingga pemberian contoh ini akan menjadi logika bagi siswa yang belajar. Sebelumnya bahan pembelajaran telah disusun dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit secara berurutan sehingga guru akan menyampaikan kepada peserta didik dari yang paling mudah ke yang paling rumit. Dan pemberian materi ini dilakukan secara secara sistematis. Guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran dengan membagi dalam beberapa bagian kecil untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan cara step by step. Dalam tahap ini guru akan memberikan reward kepada siswa bagi mereka yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran jangka pendek yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan setelah memberikan materi kepada siswa guru mengawasi dengan jeli untuk dapat mengawasi setiap kesalahan yang berpotensi dilakukan oleh siswa ketika proses pembelajaran berlangsung yang berpotensi dilakukan oleh siswa dan mengarahkan mereka pada pemahaman yang benar. Sehingga inti dari teori pembelajaran ini adalah pengulangan dan latihan, maka guru haruslah menyiapkan metode pengajaran yang berpatok pada metode pengulangan dengan tujuan memfasilitasi siswa yang belajar untuk memahami dengan penuh materi yang diberikan. Dalam aplikasi pembelajaran berdasarkan teori belajar behavioristik adapun perancangan kegiatan pembelajarannya adalah : menentukan tujuan pembelajaran, menganalisis lingkungan kelas yang ada termasuk mengidentifikasikan pengetahuan awal siswa, menentukan materi pembelajaran, memecah materi pembelajaran menjadi bagianbagian kecil meliputi pokok bahasan-subpokok bahasan topik dsb, menyajikan materi pembelajaran, memberikan stimulus, mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa, memberikan penguatan baik postif maupun negatif ataupun hukuman, memberikan stimulasi baru, mengamati dan mengkaji repons yang diberikan siswa, memberikan



penguatan lanjutan atau hukuman, demikian seterusnya, evaluasi hasil belajar (Suciati dan Irawan 2001 : 31-32) Karena peran guru dalam penerapan teori belajar behavioristik sangat signifikan dengan melakukan stimulus agar siswa dapat memberikan respon karena bila penguatan semakin ditambah maka respon yang akan diberikan juga semakin kuat. Aplikasi dari teori ini dalam proses pembelajaran bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari yang didapatkan dari guru. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian keseluruhan yang sudah ditetapkan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil dan evaluasi menurut satu jawaban yang benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.



6. Analisis Penerapan Teori Belajar Behavioristik Dalam Proses Pembelajaran Teori belajar ini dinilai cukup sesuai dengan pembelajaran praktik serta pembiasaan yang disiplin. Teori ini membantu siswa dalam belajar secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan agar mereka bisa menerapkannya sebaik mungkin. Materi yang disiapkan pun cukup mendetail sehingga siswa yang ingin mempelajari sesuatu secara mendalam akan benar-benar terbantu dengan teori belajar behavioristik ini karena banyaknya materi yang diberikan. Teori belajar behavioristik ini pun membangun siswa agar lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran karena dengan adanya penguatan dan hukuman yang akan mereka dapatkan sehingga motivasi seperti ini akan menjadi sebuah dorongan bagi siswa agar selalu siap dalam memunculkan respon. Dalam penerapannya teori belajar behavioristik sangat sesuai apabila diaplikasikan kepada anak-anak yang masih membutuhkan dominasi dari orangtua mereka karena dalam perannannya teori belajar behavioristik memberikan pendidikan dalam bentuk pengarahan pola pikir, melatih memberikan respon cepat dengan membentuk konsentrasi secepat mungkin.



Nantinya hasil dari pembelajaran teori belajar behavioristik akan bisa diamati karena perubahan menjadi tolok ukur dari teori belajar behavioristik itu sendiri dengan ketentuan seseorang baru dianggap belajar ketika menghasilkan perilaku yang berbeda akan suatu kejadian yang dialami. Dan teori belajar ini pun akan menjadikan guru untuk mampu bersikap lebih teliti dan peka terhadap kondisi belajar yang dijalankan. Sehingga dari beberapa penjelasan tersebut teori belajar behavioristik memiliki keunggulannya dengan bisa mengendalikan siswa belajar dengan mengganti stimulus alami dengan stimulus yang diberikan oleh guru sehingga menghasilkan respon yang dikehendaki. Dari proses penerapan teori belajar behavioristik pada proses pembelajaran ditemukan pula beberapa kendala seperti yang dialami beberapa siswa yang kurang dapat mengembangkan kelebihan alaminya seperti berkreasi sesuai dengan pikirannya karena harus terpacu pada apa yang dikatakan oleh guru. Penekanan pada proses belajar yang fokus pada cara menghafalkan membuat beberapa dari siswa beranggapan bahwa metode belajar ini kurang efektif dan lainnya menganggap bahwa teori belajar behavioristik ini cenderung metode pembelajaran paling baik dan relevan. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan teori belajar behavioristik kegiatan belajar mengajar dapat dilihat seperti kaku dan membosankan sehingga timbul rasa bahwa metode seperti ini tidak kreatif dan tidak menyenangkan. Karena metode seperti ini tidak membangun untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik dan sebenarnya hal ini sudah diatasi oleh guru dengan memberikan reward kepada siswa ketika terdapat salah satu dari mereka yang berhasil melakukan hal yang diinginkan. Metode pembelajaran dengan menggunakan teori belajar behavioristik ini dinilai membentuk siswa menjadi pasif dan juga tidak inovatif dikarenakan dalam proses penerapannya siswa hanya menerima ilmu, bersaing mencapai target, dan harus menghadapi tekanan agar tidak mendapatkan hukuman yang nantinya akan memengaruhi psikologi baik dalam lingkup pembelajaran maupun kehidupan sosialnya. Pada dasarnya teori belajarnya ini menggunakan metode teachercentris dan pemberian reards atau punishment dalam proses



pembelajaran yang dilakukan. Memang teori belajar behavioristik ini sudah tidak banyak lagi diterapkan. Akan tetapi tidak sepenuhnya apa yang ada dalam teori belajar behavioristik ini buruk bagi siswa karena teori belajar behavioristik ini sesungguhnya masih boleh diterapkan pada beberapa kondisi dan tujuan tertentu selama apa yang diambil adalah hal yang bermanfaat dan positif dalam batasan sehingga bisa menjadi alternatif praktik pembelajaran.



PENUTUP 1. Kesimpulan Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang menekankan kepada tingkah laku manusia sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar behavioristik dengan model hubungan stimulus dan respon mendudukkan siswa yang belajar sebagai individu yang pasif. Menurut aliran behavioristik belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara stimulus dan respons. Teori belajar behavioristik ini menekankan kepada perilaku yang terlihat pada setiap siswa dan penyebab yang menstimulasinya. Belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori belajar behavioristik sendiri sangat mempengaruhi kepada masalah belajar dikarenakan belajar diartikan sebagai latihan-latihan untuk pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar jika dapat menunjukkan perubahan perilaku. Teori belajar behavioristik cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir dengan pandangan bahwa siswa dibentuk untuk mencapai target tertentu sehingga menjadikan siswa tidak bebas dalam berkreasi dan berimajinasi. Pembelajaran dengan menggunakan metode teori belajar behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif sehingga belajar merupakan perolehan pengetahuan sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan kepada siswa. Yang paling penting dalam teori belajar behavioristik adalah masukan dan keluaran berupa stimulus dan respon. Oleh sebab itu apa saja yang diberikan oleh guru dan apa saja



yang dihasilkan oleh siswa semuanya harus dapat diamati dan diukur dengan tujuan untuk melihat terjadinya perubahan tingkah laku. 2. Saran Penerapan teori belajar behavioristik haraplah memerhatikan batasan yang ada sehingga bukan kekurangan yang muncul melainkan sisi positif dari teori belajar behavioristik itu sendiri. Sehingga penulis menyarankan agar beberapa hal terkait penerapan dengan menggunakan metode teori belajar behavioristik memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Tujuan pembelajaran Sifat Materi pelajaran Karakteristik siswa Media Fasilitas pembelajaran Lingkungan Penguatan



Karena pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika terjadi kesamaan dalam hal pemahaman antara guru dengan siswa sehingga guru sudah seharusnya merancang langkah instruksional yang tepat.



DAFTAR RUJUKAN Slavin, R. E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Bacon Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara Andriyani, Fera. 2015. Teori Belajar Behavioristik dan Pandangan Islam tentang Behavioristik. (Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam). Edisi 10 No. 2 Hal. 165-180 Sujanto, Agus. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Umum. Jakarta. PT Rineka Cipta Sugandi, Ahmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES Putrayasa, Ida Bagus. 2013. Landasan Pembelajaran. Bali: Undiksha Press Mukiman. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP