Pengalaman Dengan Tuhan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

EUNIKE VERENT F R



Judul essai:



101216052



PENGALAMAN PRIBADI DENGAN TUHAN



TEKNIK GEOLOGI TUGA



S Sejak lahir saya sudah dinobatkan sebagai pengikut Kristus, dalam arti saya sudah dibaptis dalam nama Bapa Anak Roh Kudus. Bahkan nama saya sendiri di ambil dari Alkitab yaitu Eunike yang adalah nenek Timotius. Tapi , semua hal ini menurut saya tidak memberikan arti yang begitu banyak bagi diri saya mengenai hubungan pribadi saya dengan Tuhan. Begitu banyak yang ingin saya ceritakan jika bertanya mengenai hal hubungan pribadi dengan Tuhan. Pertama kali saya mengenal Tuhan yaitu dari cerita-cerita alkitab yang dibacakan oleh ibu saya sebelum saya tidur pada waktu saya masih batita. Saya terkagum-kagum akan kehebatan kuasa Tuhan, kebaikan hati-Nya, kebijaksanaan-Nya , pengetahuan-Nya, dan banyak hal lain yang menunjukkan betapa sempurnya Dia. Seiring saya bertumbuh dewasa semakin banyak pertanyaan tentang kebenaran akan kisah Tuhan yang muncul dalam pikiran saya. Sewaktu saya kelas 6 SD saya mempertanyakan agama mana yang benar?, bagaimana jika ternyata selama ini agama yang saya anut salah dan pada akhirnya saya masuk neraka?, bagaimana jika ternyata agama Islam yang benar?, kenapa aku sering di intimidasi di sekolah hanya karena aku beragama Kristen? Karena saya bersekolah di sekolah negeri sejak SD hingga SMA sehingga mereka kristiani menjadi minoritas. Lagi pula, apa benar Tuhan itu ada? Apa buktinya?, kenapa Tuhan tidak menjadikan semua manusia memiliki sifat baik? Bukankah dia berkuasa untuk melakukan hal itu?, kenapa Tuhan menciptakan manusia cacat? Kenapa tidak sempurna saja semuanya?, Kenapa Tuhan tidak menjadikan semua manusia menganut ajaran Kristen atau sebagai pengikut Kristus?, Bukankah dengan begitu dunia bisa damai?, apa benar Tuhan adil? Kenapa orang yang percaya kepada-Nya malah sering menderita?. Dan sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang membuat saya ragu akan kebeneran tentang Tuhan Yesus Kristus. Saat pertama kali ibu saya mendengar saya bertanya tentang semua ini, dia sangat kaget dan kahwatir, jadi ibu saya hanya berdoa agar Tuhan lah yang menjawab semua pertanyaan saya tentang Dia. Memang pertanyaan saya satu per satu terjawab dengan sendirinya. Baik melalui khotbah, seminar, pelajaran pendalaman Alkitab, pengalaman orang lain, dan pengalaman saya sediri. Salah satu cara Tuhan menjawab pertanyaan saya mengenai apakah benar Dia ada yaitu dengan cara yang sangat istimewa. Pada saat itu saya berulang tahun ke-17. Saya mengharapkan sesuatu yang istimewa terjadi di hari spesial ini. Misalnya dibelikan gadget baru, pacar datang dari Medan kekota saya, Duri, untuk melakukan hal spesial, di belikan anjing cantik, teman-teman sekolah datang memberikan surprise, dan hal lainnya yang diinginkan seorang perempuan remaja. Namun, yang terjadi jauh diluar dugaan, yaitu tidak ada satupun hal yang saya inginkan terjadi. Bahkan keluarga saya sendiri perlu saya ingatkan bahwa saya sedang berulang tahun di hari itu. Tetapi Tuhan memberikan hal yang jauh diluar dugaan saya. Hal yang sangat special dan tak akan pernah saya lupakan. Tuhan lah pribadi yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya. Bagaimana caranya?. Saat saya ingin bangun dari tidur untuk menyambut hari ulang tahun ke-17 saya, Tuhan menampakkan dirinya dalam sosok cahaya yang sangat terang namun tidak menyakitkan mata, terasa damai, tenang, terasa seperti saya sedang melayang diatas air yang tenang. Saya mendengar suara mengucapkan “Selamat ulang tahun Verent”, sontak saya merasa sangat bahagia bahkan saya menangis sanking bahagianya. Saya merasa dipeluk oleh Pribadi itu. Setelah itu saya terbangun dan sadar bahwa saya masih di kamar tidur. Namun , karena



dikecewakan oleh keluarga sendiri yang melupakan hari ulang tahun saya, saya tidak menghiraukan moment spesial itu, dan bersungut-sungut sepanjang hari. Saat saya menangis karena sangat kecewa, Tuhan datang lagi dalam sosok yang sama. Kali ini Tuhan mengucapkan “Tidak apa-apa Verent”, lalu memeluk saya dan menghilang. Kebahagian yang saya rasakan saat itu masih membuat saya menangis hingga sekarang ketika saya kembali mengingatnya. Kembali muncul pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran saya. Namun kali ini berbeda. Karena sungguh saya sangat heran kenapa Tuhan begitu mengasihi saya?. Walaupun selalu saja saya mengulangi dosa yang sama, menyiksa diri sendiri dengan dosa, memohon ampun, melakukan dosa yang sama lagi dan rasanya saya tidak akan bisa terlepas dari dosa ini. Karena sudah bertahun-tahun saya mencoba segala cara dan meminta bantuan orangtua dan pendeta untuk menolong saya agar berhenti melakukan dosa yang satu ini. Namun tetap saja hingga sekarang. Hal ini lah yang membuat saya bingung kenapa saya masih hidup. Karena seharusnya Tuhan punya batas kesabaran dan bisa saja mencabut nyawa saya kapan saja dan akhirnya saya masuk neraka. Kenapa saya begitu di manjakan? Kenapa masih saja saya dipelihara, dilindungi, diberikan kebahagiaan, dan terlebih lagi diberikan kesempatan untuk masih hidup?. Apa tujuan Tuhan dengan membiarkan saya masih hidup? Memangnya apa yang saya bisa lakukan untuk membalas kasih-Nya? Atau bahkan menyenangkan hati-Nya? Mungkin saya bisa, tapi apa artinya kalau saya tidak berhenti melakukan dosa yang sama lagi dan lagi. Kenapa Tuhan mengasihi saya dengan sebegitunya? Memangnya apa spesialnya saya? Kenapa banyak orang diluar sana yang sudah kehilangan nyawanya padahal belum sempat untuk meminta pengampunan atau bahkan belum sempat mengenal Kristus?, lalu kenapa saya masih dipelihara Tuhan? Terdengar seperti saya adalah orang yang sangat tidak bersyukur. Saya sangat mensyukuri akan kasih Tuhan yang begitu melimpah dalam hidup saya dan keluarga. Namun saya hanya ingin lebih mengenal dan lebih mengerti akan jalan pemikiran Tuhan. Tapi sesuai dengan yang tertulis di Alkitab , akal pikiran saya tidak akan mampu memahami jalan pemikiran Tuhan. Atau ternyata selama ini saya belum punya hati untuk lebih mengenal Tuhan. Setiap hari Tuhan menunjukkan cinta-Nya. Dia selalu ada untuk saya. Dia membuat saya merasakan cintaNya. Rasanya saya sedang diajari cara mencintai. Saya ingin menunjukkan dan membuktikan cinta saya kepadaNya. Tapi sepertinya saya belum siap. Tapi saya sangat ingin siap untuk sepenuhnya mencintai Tuhan. Saya takut kehilangan Tuhan, seperti jika ketika berdoa saya tidak bisa merasakan Dia, hal ini menimbulkan rasa takut hingga ke tulang-tulang. Rasanya seperti ada hal lain yang jahat yang ingin mengambil saya. Tapi karena kasih Tuhan, Dia tetap mengampuni ku dan memegang tanganku kembali. Setiap saat adalah pengalaman saya bersama dengan Tuhan. Karena sesungguhnya saya tidak bisa hidup tanpa Dia. Saya sedang mencari dan membutuhkan sesuatu atau suatu hal yang mampu membuat saya sepenuhnya menyerahkan hidup saya kepada Tuhan, saling mencintai dengan Tuhan. Saya sedang berjuang sambil menunggu jawaban dari Tuhan dan dari diri saya sendiri agar mampu berkomitmen untuk sepenuhnya hidup didalam Tuhan.