Pengantar Teori Keperawatan Sejarah Dan Analisisnya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengantar Teori Keperawatan Sejarah dan Analisisnya Teori keperawatan dari tiga perspektif yang berbeda : sejarahh, makna, dan analisis. Setiap perspektif berkontribusi pada pemahaman tentang kontribusi dari para ahli teori keperawatan dan karya mereka. Sejarah singkat perkembangan keperawatan dari vokasional menuju professional menjelaskan pencarian substansi keperawatan yang mengarahkan kepeda sebuah masa yang menarik dalam sejarah keperawatan sebagai hubungan yang kuat antara keperawatan sebagai praktik professional. Sejarah perkembangan ini memberikan konteks dan perspektif untuk mamahami makna teori keperawatan yang berkelanjutan untuk disiplin dan profesi keperawatan. Sejarah dan makna teori keperawatan mengarahkan secara logis ke dalam analisis yang merupakan bagian ketiga dari bab dan perspektif akhir dari bab tersebut. Analisis terhadap karya teoritis keperawatan dan perannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan disajikan sebagian suatu proses penting dari refleksi kritis. Criteria untuk analisis karya ahli teori disajikan, bersama dengan diskusi singkat tentang bagaimana masing – masing criteria berkontribusi terhadap pemahaman yang lebih dalam atas suatu karya (chin & Kramer, 2011).



Sejarah Teori Keperawatan Sejarah keperawatan professional dimulai oleh Florence Nightingale. Nightingale membayangkan para perawat sebagai sosok wanita yang berpendidikan pada saat itu ketika para wanita umumnya tidak berpendidikan dan juga tidak berkerja dipelayanan publik. Visi Nightingale dan pendirian Sekolah Keperawatan di St. Thomas Hospital London telah menandai kelahiran keperawatan modern. Perjuangan awal Nightingale dalam praktik dan pendidikan keperawatan menjadi ispirasi untuk berdirinya sekolah – sekolah keperawatan dan rumah sakit di Amerika Serikat pada awal abad kedua puluh (Kalisch & Kalisch, 2003 ; Nightingale, 1859/1969). Hal itu terjadi selama pertengahan 1800-an ketika Nightingale menyatakan bahwa fokus keperawatan yang unik dan pengetahuan keperawatan berbeda dari pengetahuan medis. Dia dia menjelaskan bahwa fungsi yang tepat bagi seorang perawat adalaah



menepatkan pasien dalam kondisi terbaik baik alam untuk bertindak terhadap pasien. Dia juga menyatakan hal – hal sebagai berikut : bahwa perawat terhadap orang sakit didasarkan pada pengetahuan tentang orang lingkungan – dasar pengetahuan yang berbeda dari pada yang digunakan



oleh para dokter di dalam praktik mereka



(Nightingale, 1859/1969). Tahun 1980-an merupakan periode perkembangan utama dalam teori keperawatan yang ditandai sebagai transisi dari periode pra-peradigma menuju periode paradigm (Fawcett, 1984 ; Hardy, 1978 ; Kuhn, 1970). Paradigm – paradigm keperawatan yang berlaku (model - model) memberikan pandangan untuk praktik, administrasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan teori keperawatan lebih lanjut. Pada tahun 1980-an, Fawcett mengusulkan empat konsep keperawatan global sebagai metaparadigma eperawatan yang memberikan gambaran tentang struktur organisasi untuk kerangka kerja keperawatan yang berlaku dan memperkenalkan cara mengtur karya teoritis induvidu dalam sebuah struktur pengetahuan yang bermakna (Fawcett, 1978, 1984, 1993 ; Fitzpatrick & whall, 1983). Pengamatan – pengamatan tentang perkembangan teori keperawatan ini telah membawa deskripsi Kuhn (1970) tentang ilmu pengetahuan noemal untuk hidup. Filsafat ilmunya menjelaskan pemahaman kita tentang evolusi teori keperawatan melalui ilmu pengetahuan paradigm. Secara historis hal ini penting untuk memahami bahwa apa yang kita lihat bersama penting untuk mamahami bahwa apa yang kita lihat bersama saat ini sebagai model dan teori keperawatan adalah karya induvidu di berbagai daerah dannegara yang menerbitkan ide dan konseptulalisasi keperawatan mereka. Karya ini kemudian dipandang secara kolektif dalam struktur sistematis pengetahuan menurut analisis dan evaluasi (Fawcett, 1984, 1993, 2005).



Pentingnya Teori Keperawatan Pada awal abad kedua puluh, keperawatan tidak diakui sebagai suatu disiplin akademis atau profesi. Pencapaian dari abad yang lalu menyebabkan pengakuan keperawtan di kedua area ; disiplin dan profesi. Istilah disiplin dan profesi yang saling



terkait, dan dalam beberapa hal bahkan mungkin menggunakannya secara bergantian ; namun keduanya tidak sama. Prestasi profesi selama abad terkhir sangat relevan dengan perkembangan ilmu keperawatan, teetapi hai itu tidak dating dengan mudah. Prestasi – prestasi para ahli teori telah mengantarkan kepeda masa yang membahagiankan ketika keperawatan diakui baik sebagai disiplin akademik maupun sebagai profesi (Fitzpatrick, 1983 ; Kalisch & Kalisch, 2003 ; Meleis, 2007 ; Shak, 1993). Bagian ini membahas pentingnya karya teoritis untuk disiplin dan profesi keperawatan. Karya teoritis keperawatan mewakili presentasi paling komprehensif tentang pengetahuan keperawatan yang sistematis ; karena itu, karya teoritis keperawatan penting untuk masa depan keduanya baik disiplin maupun profesi keperawatan.



Pentingnya bagi Disiplin Para perawat memasuki program sarjana dan program gelar yang lebih tinggi di universitas selama paruh terakhir abad kedua puluh, dengan tujuan mengembangkan pengetahuan sebagai dasar untuk praktik keperawatan. Sebuah kurikulum terstandar telah diwujudkan melalui akreditasi. Tahun 1978-an merupakan periode perkembangan yang signifikan. Pada tahun 1977, setalah Nursing research diterbitkan selama 25 tahun, studi –studi ditinjau secara komprehensif, kekuatan dan kelemahan dilaporkan di dalam jurnal pada tahun itu. Batey (1977) menarik perhatian pada pentingnya konnsep keperawatan dalam proses penelitian dan peran kerangka konseptual dalam desain penelitian untuk memproduksi ilmu pengetahuan. Kerangka kerja konseptual keperawatan mulai mengunakan untuk menyusun kurikulum dalam program pendidikan keperawatan dan diakui sebagai model yang membahas nilai dan konsep keperawatan. Konseptualisas kreatif dari metapadigma keperawatan (orang lingkunagan, kesehatan, dan keperawatan) dan struktur pengetahuan mengklarifikasi sifat terkait dari karya kolektif para ahli teori keperawatan utama sebagai karangka konseptual dan paradigm keperawatan (Fawcett, 1984). Pendekatan karya keperawatan yang terorganisasi ke dalam sistem pengetahuan teoritis ini, dikembangkan oleh ahli teori pada waktu yang berbeda dan diberbagai bagian negaara yang berbeda.



Setiap model konseptual keperawatan diklasifikasikan atas dasar seperangkat criteria analisis dan evaluasi (Fawcett, 1984 ; 1993).pengakuan dari karya keperawatan yang terpisah secara kolektif dengan sebuah paying metapradigma meningkatkan pengakuan dan pemahaman karya teoritis keperawatan sebagai tubuh pengetahuan keperawatan. Pentinya bagi Profesi 1) Menggunakan tubuh pengetahuan khusus yang didefinisikan dan terogranisasi dengan baik dalam praktik yaitu pada tingkat intelektual dari pendidikan yang lebih tinggi 2) Terus – menerus memperbesar tubuh pengetahuan dengan menggunakan dan meningkatkaan teknik pendidikan dan layanan melalui penggunaan metode ilmiah 3) Mempercayakan pendidikan praktis kepada lembanga pendidikan tinggi 4) Merupakan ttubuh pengetahuan dalam layanan praktis yang penting untuk manusia dan kesejahterah sosial 5) Fungsi –fungsi yang mandiri dalam perumusan kebijakan professional dan demikian juga dalam pengendalian kegiatan profrsional 6) Menarik induvidu – induvidu dengan kualitas intelektual dan professional dengan meninggalkan layanan di atas keuntungan pribadi yang mengakui pekerjaan yang mereka pilih sebagai pekerjaan hidup 7) Berusaha untuk mengkompensasi praktisi dengan memberikan kebebasan bertindak, kesempaatan untuk pertumbuhan professional berkelanjutan dan keamanan ekonomi.



Analisis Teori Analis teori dilakukan untuk memproleh pengetahuan tentang kecukupan teoritis. Proses analisis berguna untuk belajar tentang karya dan sangat penting bagi para ilmuwan perawat yang berniat untuk menguji, memperluas, atau memperpanjang karya. Oleh karena itu Analisis adalah penting untuk belajar, untuk mengembangkan projek – projek penelitian, dan untuk memperluas ilmu yang terkait dengan masa depan. Memahami kerangka teori sangat penting untuk menerapkannya dalam pratik anda.



Pakar – Pakar Teori Keperawatan yang Tercatat dalam Sejarah 1. Hildegard E. Peplau (Teori Hubungan Internasional) Hildegard E. Peplau dikenal sebagai “Ibu keperawatan jiwa” karena teori dan pengalaman klinisnya menjadi acuan dalam pengembangan keperawatan jiwa yang berbeda dengan area lainnya, kontribusinya dalam dunia keperawatan menilputi peranya sebagi pakar di bidang keperawatan jiwa, pendidik, penulis, pemimpin perawat dan pengmbang teori. Peplau telah menunjukan keperawatan kepemimpinan yang berpengaruh dalam dunia keperawatan professional. Dia penah mejabat sebagai direktur eksekutif dan ketua umum Asosiasi Perawat Amerika (ANA – the American Nurse Association) . dia berperan penting dalam penentuan definisi keperawatan oleh ANA (1980), yang tertulis pada deklarasi keperawatn pada dokumen kontrak sosial dengan masyarakat, yang terkenal sebagai dangan sebutan “sebuah peryataan kebijakan sosial dari keperawatan “ (Butts & Rich, 2011).dia telah meningkatkan standar keperawatan professional dan mengembangkan perangkat aturannya melalui program kredenssialing. Peplau pertama kali mengajar mahasiswa keperawatan jiwa di jenjang pada sarjana di Teachen College. Columbia University, dengan menitikberatkan pentingnya kemampuan perawat dalam memahami perilaku mereka sendiri untuk menolong orang tua dalam menentukan masalah. Bukunya yang sangat berpengaruh, berjudul Interpersonal Relations In Nursing (1952), menjelaskan makna hubungana perawat pasien sebagai “sebuah proses interpersonal yang terpeutik dan penting”



2. Virginia Henderson (definisi Keperawatan) Virginia Henderson memandang pasien seabagi induvidu yang memberikan bantuan dalam mencapai kebebasan dan keutuhan pikiran dan tubuh. Dia menegaskana bahwa praktik yang dilakukan oleh perawat independen dari praktik dokter. Dia dokter juga mengenalkan pemikirannya tentang peran perawat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Karyanya berdasarkan karya



1) Thorndike, seorang psikolog Amerika, 2) Pengalamanya di Henry House Visting Nurse Agency 3) Pengalamannya di keperawatan rehabilitasi, dan 4) Konsep Orlando tentang tindakan keperawatan yang terencana (Henderson, 1964 ; Orlando, 1961). Henderson menegaskan pentingnya seni dalam keperawatan dan mengenalkan 14 kebutuhan dasar manusia yang menjadi daras asuhan keperawatan. Konstribusi Peplau meliputi mendefinisikan keperawatan, menjelaskan anatomi fungsi keperawatan, menekankan tujuan hubungan yang saling ketergantungan dengan pasien, dan menciptakan konsep menolong diri sendiri konsep menolong diri sendiri yang diciptakan Dendrson dipengaruhi oleh Karya Abdellan dan Adam, (Abdellah, Beland, Martin, & Mattheney ; 1960 ; Adam, 1980, 1991). Ada 14 kebutuhan Hendrerson yaitu : 1) Bernafas normal 2) Makan dan minum dengan cukup 3) Mengeluarkan buangan tubuh 4) Bergerak dan mempertahankan postur tubuh yang diinginkan 5) Tidur dan istirahat 6) Memilih pakain yang sesuai ; memilih antara memakai atau melepas pakaian 7) Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal dengan cara menyesuaikan pakaian dan modifikasi lingkungan 8) Mempertahankan kebersihan tubuh, berhias dengan pantas, dan melindungi kulit 9) Mencegah bahaya di lingkungan dan mencegah dari aktivitas membahayakan orang lain 10) Berkomunikasi



dengan



orang



lain



untuk



mengungkapkan



kebutuhan, kekwatiran, dan pendapat 11) Beribadah sesuai dengan keyakinan dirinya 12) Bekerja sehingga merasa berprestasi 13) Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai pilihan kegiatan rekreasi



perasaan,



14) Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mendukung pengembangan diri dan kesehatan yang normal, serta meggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.



3. Faye Glenn Abdellan (Dua Puluh Satu Masalah Keperawatan) Faye Glenn abdellan dikenal sebagai pemimpin dalam pengembangan penelitian keperawatan, keperawatan sebagai profesi dalam pelayanan kesehatan masyarakan (PHS – Pblic Health Service), dan sebagai pakar tentang masalah kesehatan berskala internasional. Dia disebut sebagai “Legenda hidup” oleh Americatn Academy Of Nursing pada tahun 1994 dan termaksuk dalam the National Women’s Hall of Fame pada tahun 2000 karena seumur hidup menghabiskan waktu untuk membangun dn memimpin program – program penting perawatan kesehatan bagi masyarakat Amerika Serikat. Abdellan menganggap prestasi terbesarnya karena mampu “memainkan peran dalam membangun landasan penelitian keperawatan sebagai suatu ilmu” Abdellan memandang keperawatan seabgai suatu kiat dan ilmu yang membentuk sikap, kompetensi intelektual, dan keterampilan teknis induvidu perawat menjadi keinginan dan kemampuan untuk membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan kesehatan mereka, terlepas apakah mereka sakit atau tidak. Dia merumuskan 21 tipologi masalah keperawatan menurut Abdellan yaitu : 1) Untuk mempertahankan yang baik dan kenyamanan fisik 2) Untuk meningkatkan aktivitas secara optimal : latihan fisik, istirahat, dan tidur 3) Untuk meningkatkan keseahatan melalui upaya pencegahan kecelakaan, cedera, dan trauma lain serta melalui upaya pencegahan terhadap penyebaran infeksi 4) Untuk memperatahankan mekanika tubuh yang baik dan mencegah serta memperbaiki deformitas 5) Untuk memfasilitasi terpeliharanya penyediaan oksigen untuk seluruh sel tubuh 6) Untuk memfasilitasi terpeliharanya eliminasi tubuh 7) Untuk menfasilitasi terpeliharanya keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh



8) Untuk mengenali respons fisiologis tubuh terhadap beberapa kondisi penyakit – apakah bersifat patologis, fisiologis, dan kompensatif 9) Untuk memfasilitasi terpeliharanya keteraturan mekanisme dan fungsi tubuh 10) Untuk mengfasilitasi terpeliharanya fungsi sensoris 11) Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan, dan reaksi positif dan negatif 12) Untuk mengedentifikasi dan menerima keterkaitan antara emosi dan penyakit organik 13) Untuk menfasilitasi terpeliharanya komunikasi vebral dan non verbal yang efektif 14) Untuk meningkatkan perkembangan hubungan interpersonal yang efektif 15) Untuk mengfasilitasi kemajuan



menuju pencapaian individu dan pencapaian



tujuan spiritual personal 16) Untuk menciptakan atau mempertahnkan lingkungan yang terapeutik 17) Untuk mengfasilitasi kesadaran diri seseorang sebagai induvidu dengan kebutuhan fisik dan emosi seseorang 18) Untuk menggunakan sumber – sumber di masyarakat sebagai pendukung dalam memecahkan masalah yang muncul akibat suatu penyakit 19) Untuk memahami peran masalah sosial yang menmengaruhi munculnya suatu penyakit.



Filososfi, Model Konseptual, dan Teori Keperawaatan 1. Florence Nightingale : Keperawatan Model (Filosofi Keperawatan) Florence Nigttingale, pendiri keperawatan modern, lahir pada tanggal 12 Mei 1820, di Florence, Italia, ketika orang tuanya sedang berada dalam perjalanan wisata ke Eropa yang diperpanjang ; dia diberi nama berdasarkan tempat kelahirannya. Keluarga Nightingale adalah keluarga yang terdidik, makmur, keluarga aristocrat Victoria yang tinggal di Debyshire dan Hampshire. Kerja Nightingale dalam memperbaiki kondisi yang menyedikan ini membuatnya popular dan dihormati oleh tentara, tapi dukungan dari dokter dan perwira meliter kurang autisias. Dia disebut The Lady Of The Lamp, seperti



diabadikan dalam puisi “Santa Filomena” (Longfelllow, 1857), karena dia berkeliling bangsal pada malam hari, memberikan kenyamanan emosional kepada para prajurit. Di Scutari, Nghtingale mengalami sakit yang kritis akibat demam Krimea, yang berpotensi menjadi tipus atau brucellosis dan yang kemungkinan memengaruhi kondisi fisiknya selama bertahun – tahun setelah itu. Setelah perang, Nightingale kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan yang besar. Dia dianugrahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini, kemudian digunakan untuk membangun sekolah – sekolah untuk pelatihan Keperawatan di St. Thomas’s Hospital dan King’s College hospital di London. Dalam beberapa tahun, sekolah Nightingale mulai menerima permintaan pembangunana sekolah – sekolah baru di banyak rumah sakit di seluruh dunia, dan reputasi Florence Nightingela sebagai pendiri keperawatan modern makin meningkat. Teori Nightingal berfokus pada lingkungan, namun Nightingal menggunakan istilah surroundings (Lingkungan) dalam tulisnya. Dia mendefinisikan dan menjelaskan konsep ventilasi, kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan – komponen – komponen lingkungan yang biasanya disebut sebagai environment (Lingkungan) dalam diskusi Karyanya. Ketika membaca Notes on Nursing (Nightingale, 1969) orang dapat dengan mudah mengidentifikasikan adanya penekanan pada lingkungan fisik. Dalam konteks masalah, Nightingale mengidentifikasikan dan berjuang untuk meningkatkan (lingkungan yang dilanda perang dan rumah sosial untuk gelandangan), penekanan ini ditampaknya menjadi hal yang paling tepat (Gropper, 1990).



2. Jean Watson : Filosofi dan Teori Watson tentang Transpersonal Caring (Filosofi Keperawatan) Margaret Jean Harman Watson, PhD, RN, AHN – BC, FAAN, lahir dan tumbuh di sebuah kota kecil bernama Wetch, Virginia Barat, di pegunungan Appalachian. Sebagi anak paling bungsu dari 8 bersaudarah, dia dikelilingi oleh lingkungan keluarga besar. Watson menyelesaikan sekolah menengah atas di Virginia barat kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di Lewis Gale School of Nursing di Roanoke , Virginia. Setelah



lulus pada tahun 1961, dia menikah dengan Douglas dan pindah ke Negara bagian asalnya yaitu Golorado. Di Colorado, Watson melanjutkan pendidikan keperawatan dan lulus dari program sarjana keperawatan di University of Colorado memproleh gelar sarjana pada tahun 1964 kampus Boulder, kemudian gelar master dari program keperawatan jiwa pada tahun 1966 di kampus ilmu kesehatan, dan akhirnya gelar doctor di bidang psikologis pendidikan dan kongseling pada tahun 1973 di Sekolah Pascasarjana, kampus Boulder, dan setelah Watson menyelesaikan pendidikan doktornya bergabung di Fakultas Keperawatan, University Colorado Health sciences Center di Denver, yaitu dnegan mengabdikan diri baik di fakultas mampu bagian administrasi. Watson (1999) menggambarkan “Hubungan Caring Transpersonal” sebagai landasan dari teorinya Hubungan Caring Trasnpersonal diartikan sebagai “hubungan manusia yang bersifat caring – bersatu dengan orang lain – dengan menghargai seseorang tersebut seutunya termasuk dengan keberadaannya di dunia”. Watson melandaskan teori praktik keperawatannya pada 10 faktor karatif. Setiap faktor memiliki komponen fenomenologis yang bersifat dinamis dan relative bagi setiap induvidu yang terlibat dalam hubungan yang yercakup dalam keperawatan. Gengan berkembangnya gagasan dan nilai yang ditawarkan oleh Watson, ia kemudian menejemahkan 10 faktor karatif ini menjadi proses caritas. Proses caritas meliputi dinamis spiritual dan pengejawantahan yang terbuka dari konsep cinta dan caring. 10 faktor karatif sebagai berikut : 1) Membentuk sistem nilai humanistis altruistis 2) Membangikitkan kenyakinan – harapan 3) Menanamkan kepekaan terhadap diri dann orang lain 4) Mengembangkan hubungan membantu hubungan rpercaya 5) Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan positif dan negative 6) Menggunakan metode pemecahan masalah secara sistematis untuk pengambilan keputuusan 7) Meningkatkan pengajaran – pembelajaran internasional 8) Menyediakan ligkungan psikologis, fisik, sosial budaya dan spiritual yang mendukung, melingungi, dan memperbaiki 9) Membatu pemenuhan kebutuhan manusia



10) Mengijinkan kekuatan eksistensial – fenomenologis



3. Martha E. Rogers : Manusia yang Setuhnya (Unitary Human Beings) (Model Konseptual Keperawatan) Martha Elizabeth Rogets, anak tertua dari 4 saudarah dari pasangan Bruce Taylor rogers, dilahirkan pada tanggal 12 Mei 1914, di Dallas, Texas, Segera setelah Rogers dilahirkan, keluarganya kembali ke Knorville, Tennessee. Rogers melalui studinya pada tahun 1831 sampai tahun 1833 untuk mempelajari ilmu keperawatan di University of Tennessee. Rogers memproleh gelar diploma keperawatan dari Knoxville General Hospital School of nursing pada tahun 1936. Rogers memproleh gelar sarjana dengan singkat dari George Peabody College di Nashville, Tennessee pada tahun 1937. Gelar ialin Rogers adalah Master of Art di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang diproleh dari Teachers College, Columbia University, New York pada tahun 1945, dan Master of Public Health pada tahun 1952 dan gelar ScD pada tahun 1954 dari jouns Hopkins Uiversity di Baltimore. Pada tahun 1970, Model konseptual keperawatan Rogers memunculkan kembali rangkaian asumsi dasar yang menjelaskan proses kehiduppan manusia yang dicirikan denga nkebutuhan, keterbukaan, ketidaklangsungan, pola, dan susunan, kepekaan dan pemikiran – pemikiran yang mencirikan proses kehidupan (Rogers, 1970). Rogers mengawali praktik keperawatan dengan melakukan kunjungan dan supervise, memberikan edukasi, dan praktik keperawatan di daerah masyarakat pedesaan Michigan di Connecticut. Selanjutnya, Rogers mendirikan layanan kesehatan dengan melakukan kunjungan rumah di Phoenix, Arizona. Selama 21 tahun yaitu dari tahun 1954 sampai 1875, Rogers menjadi professor dan kepala divisi keperawatan di New York University. Setelah tahun 1979. Rogers melanjutjan tugansya sebagai professor sampai menjadi professor emeritus pada tahun 1979. Rogers menyandang gelar tersebut hingga meninggal dunia pada tanggal 13 maret 1994, pada usia 79 tahun.



4. Dorothea E. Orem : Teori Defisit Perawatan Diri (Model Konseptual Keperawatan) Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori keperawatan termuka di amerika, lahir di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914. Dia memulai karir keperawatan di Ptovidence Hospital school of nursing di Washington DC, DC, di Sekolah tersebut dia menerima diploma keperawatan di awal 1930-an. Orem menerima gelar sarjana (BS) dalam pendidikan Keperawatan dari Catholic University of America (CUA) pada tahun 1939, dan dia menerima gelar Master (MS) dalam Pendidikan Keperawatan dari Universitas yang sama pada tahun 1946. Pengalaman keperawatan awal Orem di mulai di perawatan ruang operasi, perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit), staf perawatan pada unit penyakit dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas malam di ruang gawat darurat, serta mengajar ilmu biologis. Orem pernah menjabat Direktur Sekolah Perawat dan Kepala Departermen Keperawatan di Providence Hospital, Detroit dari tahun 1940 sampai 1949. Orem (2001) manyatakan, “Keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk memberikan perawatan langsung kepada orang – orang yang benar –benar memiliki kebutuhan perawatan langsung akibat gangguan kesehatan mereka atau secara alamlah mereka yang membutuhkan perawatan kesehatan” keperawatan memiliki karakteristik sosial dan karakterisktik interpersonal yang mencirikan hubbungan bantuan antara mereka yang membutuhkan perawatan dan mereka yang memberikan perawatan. Konsep utama dari teori didefinisikan di sini dan dibahas oleh Orem (2001), Nursing Concepts of Practice. Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah teori umum yang terdiri dari empat teori yang terkait sebagai berikut : 1) Teori perawatan diri, yang menjelaskan mengapa dan bagaima orang merawat diri mereka sendiri. 2) Teori ketergantungan perawatan, yang menjelaskan bagaiman anggota keluarga atau teman – teman memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan secara sosial.



3) Teori deficit keperawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskna mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan. 4) Teori sistem keperawatan, yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus dilakukan dan dipelihara untuk menghasilkan keperawatan.



5. Sister Calliste Roy : Model Adaptasi (Model Konseptual Keperawatan) Sister Calliste roy, anggota Susteran saint Joseph, Carondelet, dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939di Los Angeles, California. Ia mendapatkan gelar sarjana keperawatan dari Mouns Saint Mary’s College University of California, Los Angeles, tahun 1966. Setelah mendapatkan gelar keperawatan, Roy mengawali pendidikan di bidang sosiologi, menerima gelar Master sosiologi tahun 1973 dan gelar doktor sosiologi tahun 1977 dari University of California. Pada waktu menjalani program masternya, dalam sebuah seminar, Roy ditantang oleh Dorothy E. Johnson untuk menggambarkan model konseptual keperawatan. Menurut Roy (1997), “manusia hidup berdampingan dengan lingkungan dan fisik dan sosialnya”. Manusia dan lingkungan berbagi takjir dengan alam semesta dan bertanggung jawab terhadap transformasi timbale balik (Roy &Andrews, 1999). Pengembangan model yang berhubungan dengan hubungan terpadu antara manusia dan lingkungannya telah dipengaruhi oleh “hokum komplesitas progresif dan kesadaran yang meningkat” dari Pierre Teilhard De Chardin (De Chardin, 1959, 1965, 1966, 1969) serta teori dari Swimme dan Berry (1992). Aktivitas organism hidup (Roy & Andrews, 1999) ada 5 kebutuhan yang didefinisikkan dalam mode fisiologis – fisik berhubungan dengan kebutuhan dasar intergritas fisiologis yaitu : 1) Oksigenasi 2) Nutrisi 3) Eliminasi 4) Aktivitas 5) Perlindungan



Proses rumit yang meliputi penginderaan ; cairan, elektrolit, dan keseimbangan asambasa ; fungsi neurologis, dan fungsi endrokrin berkontribusi pada adaptasi fisiologis. 6. Dorothy E. Johnson : Model Sistem Perilaku (Model KOnseptual Keperawatan) Dorothy E. Johnson di lahirkan pada tanggal 21 Augustus 1919 di Savannah, Georgia. Dia menerima A.A dari Amstrong Junior College di Savannah Georgia (1938), SI dari Vanderblit University di Nashvillw, Tennesse (1942), dan M.P.H dari Harvard University di Boston (1948). Johnsen adalah seorang asisten professor keperawatan anak dan professor keperawatan di University of California di los angeles (UCLA). Pada tahun 1955 dan 1956, Johnson adalah seorang penasihat perawatan anak yang berkerja di sekolah keperawatan Christian Medical College di Velore, India Selatan. Dari tahun 1965sampai dengan 1967, dia bertugas sebagai ketua Komite California Nurse association yang mengembangkan peryataan sikap terkait dengan spesifikasi dari perawat spesialis. Adanya motivasi dapat mengarahkan aktivitas subsistem yang senantiasa berupah proses maturasi, pengalaman, dan pmbelajaran. Sistem ini mengambarkan seluruh proses yang terjadi diberbagai situasi dengan latar belakang budaya yang berada serta dikendalikan oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial. Ketujuh subsistem ini adalah : 1) Subsistem keterikatan –afiliasi 2) Sistem ketergantungan (Dependency) 3) Subsistem ingestif (Ingestive) 4) Subsistem eliminatif 5) Subsistem seksual 6) Subsistem pencapaian (Achievement) 7) Subsistem Agresif – proteksi



7. Madeleine M. Leininger : Teori Keperawatan Berbasis Diversitas dan Universalitas Budaya (Teori Keperawatan)



Madeleine M. Leininger adalah perawat yang memprakarsai keperawatan transkultural dan merupakan pemimpin dalam teori keperawatan transkultural dan teori human care. Leininger seorang perawat professional pertama yang mendapatkan gelar PhD dalam antropologis budaya dan sosial. Leininger lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karirnya sebagai seorang perawat setelah lulus dari program diploma di Sekolah Keperawatan St. Anthony di denver. Pada tahun 1950, ia mendapatkan gelar sarjananya pada jurusan ilmu bilogi dari Benedictine College di Atchiso, Kansas, tempat ia juga mempelajari sedikit ilmu humanistic dan falsofi. Setelah lulus, ia berkerja sebagai instruktur, perawat pelaksana, dan kepala perawat di unit medical bedah serta membuka unit psiiliatrik ketika ia menjabaat sebagai direktur keperawatan di St. Joseph’s Hospital di Omaha, Nebraska (Leininger, 1954c, 1996b). pada tahun 1954, Leininger mendapatkan gelar masternya dalam keperawatan jiwa dari Catholic University of America di Washington, DC. Teori leininger beras dari dua disiplin ilmu, yakni ilmu keperawatan dan antropologi (Leininger 1991b, 1995c ; Leininger & McFarland, 2002b, 2006). Ia mendefinisikan keperawatan yang berfokus pada studi komparasi dan analisis darri keragaman budaya dan sub budaya di dunia dengan memperhatikan nilai Caring, ekspresi, keperacayaan tentang sehat – sakit, serta pola perilaku mereka. Tujuan dari teori tersebut adalah untuk menemukan keragaman dan universalitas asuhan manusiawi dihubungkan dengan cara pandang dunia, struktur sosial, dan dimensi lain, dan kemudian untuk menyediakan perawatan yang sesuai secara budaya pada orang denganbudaya yang sama maupun berbeda guna menjaga atau memulihkan kesehatan atau kesejahteraan mereka, atau untuk menghadapi ajal dengan cara yang sesuai dengan kebudayaan mereka (Leininger, 1985b, 1988b, 1988c, 1988d ; as cited in 1991b). Leininger telah mengembangkan istilah yang relevan dengan teorinya. Istilah utama didefinisikan tentang teori Leininger ada 8 yaitu : 1) Asuhan manusiawi dan Caring 2) Budaya 3) Asuhan budaya



4) Universitas asuhan budaya 5) Universalitas asuhan budaya 6) Pandangan dunia 7) Dimensi budaya dan Struktur Sosial 8) Konteks lingkungan



8. Patricia Benner : Caring, Kebijakasanaan Klinis, dan Etika Dalam Praktik Keperawatan (Filosofi Keperawatan) Patricia Benner lahi di Hampton, virgina, dan menghabiskan masa kecilnya di California, di mana ia menerima pendidikan awal dan profesionalnya. Mengambil jurusan keperawatan. Ia memproleh gelar sarjana seni dari Pasadena College pada tahun 1964. Pada tahun 1970, ia meraih gelar master dalam keperawatan, dengan spesialisasi keperawatan medical bedah, dari University of Califaornia, San Fransisco (UCSF) School of Nursing. PhD-nya tentang stress, koping, dan kesehatan diberikan pada tahun 1982 di University of California, Berkeley, dan disertainya tersebut diterbitkan pada tahun 1984 (Benner, 1984b). Benner memiliki berbagai pengalaman klinis, termasuk jabatandalam medical bedah akut, perawatan kritis, dan asuhan keperawatan di rumah. Benner mengakui bahwa pemikirannya dalam keperawatan amat dipengaruhi oleh Virginia Henderson. Benner meneliti praktik keperawatan klinis sebagai upaya untuk menelusuri dan mendeskripsikan pengetahuan yang melekat dalam praktik keperawatan. Ia berpendapat bahwa pengetahuan dalam sebuah praktik disiplin ilmu diproleh dari waktu ke waktu dan dikembangkan melalui pembelajaran eksperimental serta pemikiran situasional serta merupakan refleksi dalam praktik pada situasi praktik tertentu. Benner menambahkan bahwa pemikiran klinis ke depan, selain berperanan dalam pemahaman klinis, juga berperanan penting dalam menyususn logika praktis para klinis. Pemikiran klinis ke depan mengacu pada paling tidak empat kebiasaan pemikiran dan tindakan : pemikiran masa depan, pemikiran klinis ke depan mengenai diagnose spesifik dan cidera, antipasti, terhadap resiko pada pasien tertentu, dan melihat yang tidak terduga (Benner, Hooper – Kyriakidis, & Stannard, 1999).



9. Imogene M. King : Sistem Konseptual dan Teori Middle – Range Pencapaian Tujuan (Model Konseptual Keperawatan) Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923, di West Point, Lowa. Dia meninggalkan 24 Desember 2007, St. Petersburg, Florida, dan dimakamkan di Fort Madison, Lowo, Pada tahun 1945. King menerima diploma dalam keperawatan dari St. John’s Hospital School of Nursing di St. Louis, Missouri. Saat berkerja di berbagai posisi sebagai staf perawat. King melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar sarjana Sain’s (Bachelor of Science) dalam pendidikan keperawatan, dari St. Louis University pada tahun 1948. Pada tahun 1957, dia menerima menerima gelar Master of Science dalam keperawatan dari St. Louis University. Dari tahun 1947 sampai tahun 1958. King bekerja sebagai istruktur keperawatan medical bedah dan asisten direktur di St. John’s Hospital School Of Nursing. King (1971) berbicara tentang konsep – konsep sebagai ide – ide abstrak yang member makna persepsi pengertian kita, mengijinkan generalisasi, dan cenderung untuk disimpan di dalam memori kita untuk mengingatkan dan menggunakan di lain waktu dalam situasi baru dan berbeda . King (1984) mendefinisikan teori sebagai suatu perangkap konsep, yang ketika didefinisikan, saling terkait dan dapat diamati dalam dunia praktik keperawatan. Teori berfungsi untuk membangun pengetahuan ilmiah untuk keperawatan. Pada tahun 1981, King menurunkan teori middle –rangenya tentang Pencapaian Tujuan dari sistem konseptualnya.Pemikiran ini memadu pengembangan Teori Pencapaian Tujuannya menggunakan proses pengembangan teori sebagai berikut: 



“Apa asumsi-asumsi filosofis tersebut?”







“Apakah konsep-konsep diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas?”







“Apakah



konsep-konsep



terkait



dalam



pernyataan



atau



model-model



proposisi?” 



“Apakah teori menghasilkan pernyataan yang harus dijawab atau hipotesis yang akan diuji dalam penelitian untuk menghasilkan pengetahuan dan menegaskan teori?”



10. Betty Nauman : Model Sistem Konseptual (Model Konseptual Keperawatan) Betty Nauman dilahirkan pada tahun 1942 dan dibesarkan didaerah pertanian di Ohio, Amerika. Latar belakang tempat dia dibesarkan telah membentuk dia menjadi seseorang yang peduli terhadap orang-orang disekitarnya yang membutuhkan bantuan. Dia menyelesaikan pendidikan keperawatannya dengan penghargaan (double honors) pada Peoples Hospital School of Nursing (sekarang General Hospital) di Akron, Ohon pada tahun 1947. Sebagai seorang perawat yang baru lulus, Neuman pindah ke California dan pernah bekerja di beberapa posisi perawat, seperti; perawat sekolah, perawat Industri , dan instruktur klinis di University of Southern California Medical Center. Dia meraih gelar sarjana kesehatan masyarakat dan psikologi pada tahun 1957, kemudian gelar master dalam bidang kesehatan jiwa dan konsultasi masyarakat pada tahun 1966 dari University of California, Los Angeles (UCLA). Neuman kemudian menyelesaikan pendidikan doctor dalam bidang psikologi klinis di Pacific Wastern University pada tahun 1985. (komunikasi pribadi dengan Betty Nauman, 3 Juni 1984). Nauman adalah seorang printis pengembangan kesehatan jiwa. Dia dan Donna Aquilina merupa perawat pertama yang mengembangkan peran perawat konselor pada pusat krisis masyarakat di Los Angeles (B. Neuman, komunikasi pribadi, 21 Juni 1992). Dia mengembangkan, mengajar, dan menyempurnakan program kesehatan jiwa masyarakat untuk pendidikan bagi perawat setelah lulus magister keperawatan di UCLA. Model sistem dari Neuman ini dabangun berlandaskan pada teori sistem yang merefleksikan sifat dari organism hidup sebagai sistem yang terbuka (Bertalanffy, 1968).



11. Afaf Ibrahim Meleis : Teori Transisi (Teori Keperawatan) Afaf Ibrahim Meleis lahir di Aleksandria, Mesir. Ibunya dianggap Florence Nightingale dari Timur Tengah ; ia aladal orang pertama di Mesir yang mendapatkan gelar sarjana keperawatan dari Syracuse University, dan perawat mesir pertama yang mendapatkan gelar Master Kesehatan Masyarakat dan Doktor dari sebuah University di Mesir. Meleis mengagummi dedikasi dan komitmen ibunya terhadap profesi keperawatan dan menganggap bahwa keperawatan sudah



mendarah daging dai dalam dirinya. Di bawah pengaruh ibunya, melieis tertarik terhadap keperawatan termasuk potensi untuk mengembangkan disiplin ilmu ini. Meleis menyelesaikan program sarjana keperawatannya di University of Alexandria, meleis kemudian ia mengambil program pascasarjana di America serikat sebagai Rockefeller Fellow untuk menjadi perawat akademisi (Meleis, komunikasi pribadaa, 29 Desember 2007). Ia mendapat gelar master keperawatan tahun 1964, master sosiologi di tahun 1966, dan doctor psikologi medis dan sosial di tahun 1968 dari University of California, Los Angeles (UCLA). Setelah menerima gelar dokter, Meleis berkerja sebaagi administrator dan instruktur di University of California. Los Angeles sejak tahun 1966 sampai 1968, serta sebagai asisten sejak tahun 1968 – 1971. Pada tahun 1971, ia pindah ke University of California, San Francisco (UCSF), di mana ia menghabiskan 34 tahun dan mengembangkan Teori Transisi. Tahun 2002, Meleis didominasikan dan menjadi Margeret Bond simon Dekan Sekolah Keperawatan University of Pennsylvania. Meleis, seorang perawat sosiologis yang besar, selain termasuk salah satu perawat sosiologis yang besar juga merupakan seorang teoris, peneliti, dan pembicara yang banyak dicari terkait topic –topik kesehatan dan pengembangan perempuan, pelayanan kesehatan imigran, perlayanan kesehatan internasional, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teori. Asumsi Utama Berdasarkan karya awal Meleis tentang suplementasi peran, kerangka kerja transisi oleh Schumachen dan Meleis, Sawyer, Im, dan kawan – kawan (2000), dapat ditarik asumsi – asumsi dari teori Transisi sebagai berikut. Keperawatan 



Perawat adalah pemberi asuhan utama bagi klien dan keluarga yang sedang mengalami masa transisi







Transisi dapat mengakibatkan perubahan dan dapat pula menjadi akita dari perubahan



Manusia 



Transisi melibatkan proses pergerakan dan perubahan dalam pola hidup fundamental, yang terwujud dalam semua individu







Transisi menyebabkan perubahan identitas, peran, hubungan, kemampuan, dan pola perilaku







Kehidupan sehari – hari klien, lingkungan, dan interaksinya dinentuk oleh alam, kondisi, makna, dan proses dari pengalaman transisinya



Kesehatan 



Transisi bersifat kompeks dan multidimensi Transisi memiliki pola keragaman dan kopleksitas







Semua transisi memiliki dan bergerak sepanjang waktu







Perubahan dan perbedaan bukan merupakan sinonim atau istila yang dapat menggantikan kata transisi



Lingkungan Kerentangan berhubungan dengan pengalaman transisi dan kondisi lingkungan yang memaparkan individu pada suatu potensi bahaya, pemulihan yang bermasalah atau memanjang, atau koping yang terlambat atau tidak sehat.



12. Nola J. Pender : Model Promosi Kesehatan (Teori Keperawat) Nola J. Pender lahir pada tanggal 16 Agustus 1941, di lansing, Michigan. Ia adalah anak semata wayang dari kedua orang tua yang menjunjung pendidikan bagi perempuan. Dukungan dari keluarga untuk menjadi seorang perawat mengantarkannya ke sekolah keperawatan di West suburban Hospital di Oak Park, Illinois. Ia menerima gelar diploma keperawatanm pada tahun 1962 dan mulai bekerja dalam unit perawatan medical bedah dan berlanjutke unit pendiartik di sebuah rumah sakit di Michigan (Pender, komunikasi pribadi, 6 Mei 2004). Pada tahun 1964, Pender menetapkan pendidikan sarjana keperawatannya di Michigan Stale University. Dia menyebut Helen Penhale, asisten dekan, yang membimbing program pendidikan pada jejang yang lebih tinggi. Dia



menerima gelar Master dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia di Michigan Stale University pada tahun 1965. Pender dalam keperawatan, perkembangan manusia, psikologi eksperitmental, dan pendidikan membimbingnya dalam menggunakan sudut pandang keperawatan yang holistik, psikologi sosial, dan teori pembelajaran sebagai fondasi untuk HPM. Teori yang menjadi pusat HPM adalah teori pembelajaran sosial milik Albert Bandura (1977), yang mengembangkan pentingnyaproses – proses kognitif dalam perubahan perilaku. Pergerakan menuju tanggung jawab dan akuntabilitas yang lebih baik bagi berhasilnya praktik kesehatanpribadi membutuhkan dukungan dari profesi keperawaan melalui pengembangan praktik yang berbasis bukti.



13. Merle H. Maishel Teori Ketidakpastian dalam Penyakit Merle H. Mishel lahir di Boston, Massachusetts, Mishel luuluus dari University of Boston dengan gelar B.A tahun 1961 dan memperoleh gelar M.S pada area keperawatan jiwa dari Universitas California tahun 1966.. Mishel menyelesaikan gelar M.A dan ph.D, pada area psikologi sosial dari Claremont Gradcluate School di Claremont, California, tahun 1976 dan 1980. Peyusunan peneletian desertasi Mishel didukung oleh National Research Service Award untuk mengembangkan dan menguji alat ukur Perceived Ambiiguity Illness Scale, yang sekarang dikenal dengan



14. Ramona T. Mercer : Pencapaian Peran Maternal – Manjadi Seorang Ibu Ramona T. Mercer memulai karir dibidang keperawatan pada tahun 1950, ketika ia memproleh gelar diploma dari St, Magareet’s School of Nursing di Montgomery, Alabama. Teori Mercer Pencapaian peran materal adalah interaksi dan proses pekembangan yang terjadi selama seorang ibu melakukan kontak dengan bayinya, membutuhkan kompetensi dalam melaksanakan berbagai tugas merawat anak, dari



mengepriasikan kepuasan dan kesenangannya selama menjalankan peranannya tersebut (Mercer, 1986). Asumsi Utama Asumsi dalam pencapaian peran maternal, Mercer (1981, 1986,1995) yaitu: 



Sebuah inti diri relative stabil yang diproleh melalui proses sosialisasi sepanjang hayat,



kemudian



menetapkan



sebagaimana



ibu



mendefinisikan



dan



mempersepsikan. 



Selain sosialisasi ibu, tingkat kembang ibu dan karakteristik asli personal juga mengetahui respons sikap dan perilaku dirinya







Peran pasangan ibu, bayinya, mereflesikan kompetensi seorang ibu sepanjang masa pertumbuhan dan perkembangan.







Bayi dianggap sebagai mitra aktif dalam proses pemcapaian peran sebagai ibu meberikan pengaruh dan mempengaruhi oleh pelaksanaan perannya.







Kontribusi antara ayah dan ibu sebagai pasangan dalam pencapaian sebuah peran tidak dapat diduplikasikan oleh dukungan orang lain







Identitas maternall berkembang bersamaan dengan keteriatan maternal sebagai ibu, dan saling gantung satu sama lain.



Keperawatan Mercer (1995) menyatahkan bahwa “perawat adalah tenaga ksehatan professional yang memiliki interaksi yang berkesinambungan dengan perempuan dalam siklus maternal. Perawat memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan kesehatan keluarga dan anak . perawat adalah pioncer dalam mengembangkan serta berbagai strategi pengkajian pada pasien.



15. Carolyn L. Wiener dan Marylin J. Dodd : teori Trajektori Sakit Carolyn L. Wiener lahir pada tahun 1930 di San Francisco. Dia meraih gelar sarjana dalam ilmu sosial antar disiplin dari San Francisco Stale University pada tahun 1972. Wiener menerima gelar master dalam sosiologi dari University of Californian, San



Francisco (UCSF). Dan Marylin J. Dodd lahir pada tahun 1946 di Vancouver Kanada. Teori Wiener dan Dodd tentang trajektori sakit adalah kelihatan kompleks, namun memenuhi aspek kesederhanaan. Perspektif sosiologis mendefinisikan pekerjaan mengelolah penyakit ini sangat relevan dengan konteks perawat kangker. Teori ini meberikan pemahaman baru tentang bagaimana pasien dan keluarga mentoleransi ketidakpastian dan berkerja secara strategis untuk meredahkan ketidakpastian melalui aliran dinamis peristiwa penyakit, situasi pengobatan, dan variasi pemain yang terlibat dalam organisasi keperawatan.



16. Katharine Kolcaba : Teori Kenyaman Katherine kolcaba lahir dan mengikuti pendidkan Cleveland, Ohio. Tahun 1965, kolcaba menyelesaikan glar diploma keperawatan dan menjadi perawat praktisi paruh waktu untuk beberapa tahun di keperawatan medical bedah, dan kembali melanjutkan studinya di bidang keperawatan. Tahun 1987. Kolcaba mendapatkan gelar RN dan dilanjutkan MSN dari Case Western Reserve University Frances Panye Bolton School of Nursing, dengan mengambi spesialisasi gerontik. Berdasarkan teori kolcaba, alat ukur pencapaian kenyamanan melingkupi penerima, pasien, siswa, tahanan, pekerja, dewasa lanjut, komunitas, dan intitusi. Teori kenyamanan berfokus pada apa yang dilakukan disiplin ilmu keperawatan untuk pasien. Seiring dengan perkembangan teori, definisikan dari analisis konsep diperluas untuk meningkatkan aspek yang lebih luas dari pasien seperti aspek cultural dan spiritual.