Pengaruh Penambahan Pemanis Buatan Pada Serbuk Minuman Instan Terhadap Kesehatan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PENGARUH PENAMBAHAN PEMANIS BUATAN PADA PRODUK MINUMAN INSTAN TERHADAP KESEHATAN Pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu pemanis alami dan pemanis sintesis atau sering dikenal dengan pemanis buatan (Utomo Y,dkk.2012). Pemanis alami biasanya berasal dari tumbuhan dan hasil hewan contohnya sukrosa, glukosa dan fruktosa (Karunia F.B .2013), sedangkan pemanis buatan (sintesis) merupakan bahan yang ditambahankan pada makanan atau minuman yang dapat memberikan rasa manis yang tajam, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Dasar pertimbangan penggunaan pemanis buatan ini didasarkan pada nilai kalori, tingkat kemanisan, toksisitas dan pengaruhnya terhadap metabolisme tubuh manusia. Pemanis buatan dinilai memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dibandingkan dengan dengan pemanis alami, yaitu berkisar antara 30 sampai ribuan kali lebih manis dibandingkan sukrosa. Dengan tingginya tingkat kemanisan pemanis buatan, menyebabkan penggunaannya hanya dalam jumlah kecil sehingga dapat dikatakan rendah kalori atau bahkan tidak mengandung kalori. (Utomo Y,dkk.2012) Pemanis buatan dapat diperoleh melalui proses sintesis melalui reaksi-reaksi kimia dilaboratorium maupun skala industri. Karena melalui proses sistesis sehingga dapat dipastikan bahan tersebut emngandung senyawa-senyawa sintesis. Pada saat ini penggunaan pemanis buatan seringkali dikaitkan dengan isu-isu kesehatan seperti pengaturan berat badan, pencegahan kerusakan gigi, dan mencegah peningkatan kadar glukosa darah. Namun demikian, penggunaan pemanis buatan tidak selamanya aman bagi kesehatan tubuh manusia. Penggunaan pemanis buatan dalam jumlah yang berlebihan perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan efek samping yang merugikan bagi kesehatan.( Utomo Y,dkk.2012) Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis pemanis buatan berpotensi menyebabkan tumor dan bersifat karsinogenik . WHO telah menetapkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau kebutuhan per orang per hari, yaitu 0,5 mg/kg BB/hari ( Utomo Y,dkk.2012). Pemanis buatan ini juga termasuk dalam food additives yang penggunaanya diperbolehkan selama zat tersebut melebihi batas maksimal.(Norita Niko,dkk.2011) I. Pemanis Buatan Aspartam pada produk serbik minuman instan Nutrisari



Gb. Struktur Aspartam (Utomo Y,dkk.2012) Aspartam merupakan pemanis buatan yang sering ditambahkan dalam produk minuman yang banyak dijual dipasaran. Aspartame memiliki rasa manis 200 kali sukrosa, memiliki bentuk seperti tepung krital berwarna putih dan tidak berbau. Adapun kandungan yang terdapat pada pemanis buatan aspartame yaitu aspartat, fenilalanin dan methanol. Pada Peraturan Menkes RI No.22 Tahun 1988 menyebut bahwa jumlah komsumsi harian aspartam yang aman (Acceptable Daily Intake/ADI) untuk orang dewasa adalah 50 mg mg/kg berat badan (Sulastri Sri, dkk.2014) / (BPOM 2007), sedangkan batas aman penggunaan yang diperbolehkan adalah 500-5.500 mg/kg produk (Karunia F.B . 2013) Penggunaan pemanis buatan aspartam ini seringkali disalahgunakan sehingga dapat membahayakan kesehatan. Ini juga dapat dipicu dari kandungan zat yang terdapat pada aspartam, seperti methanol. Kandungan methanol yang ada dalam aspartam berpotensi menimbulkan kanker jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu juga dapat berpotensi pada kerusakan retina mata (Sulastri Sri, dkk.2014). Pengaruh konsumsi produk minuman dengan dosis yang berlebihan dalam jangka pendek dapat menimbulkan gangguan metabolisme tubuh diantaranya yaitu sakit kepala, diare, alergi (Y Utomo, dkk.2012) II. Pemanis Buatan siklamat (Natrium Siklamat) pada produk serbuk minuman instan Jasjus



Gb. Struktur Natrium Siklamat (Norito Niko, dkk. 2011) Pemanis buatan siklamat merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat mejadi pemanis buatan yang sering digunakan untuk produk makanan dan minuman karena jenis pemanis ini mudah dapat didapatkan di pasaran. Pemanis ini memberikan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak meninggalakan rasa setelah meminum produk minuman yang



mengandung pemanis siklamat). Sifat fisik siklamat yaitu tidak berbau, berbentuk serbuk kristal berwarna putih (Novita Santi, dkk.2013). Selain itu siklamat memiliki sifat yang mudah larut dalam air sehingga pada saat ditambahkan pada produk minuman, kelarutan dari pemanis ini mudah untuk diamati. Selain itu memiliki tingkat kemanisan 30-40 kali lebih besar dari sukrosa (Nita Noriko,dkk.2011). pemanis natrium siklamat ini termasuk dalam jenis pemanis buatan yang penggunaannya diizinkan dalam beberapa produk makanan dan minuman dengan batas maksimum yang penggunaan tertentu yang tidak sama tergantung pada jenis makanan dan minuman (Wariyah hatarina,dkk.2013). Nilai konsumsi per hari yang diizinkan untuk pemanis buatan siklamat ini berkisar 0-11 mg/kg. Untuk konsumsi anak-anak biasanya lebih rendah dari orang dewasa yyaitu sekitar 2,5 dari total konsumsi orang dewasa (Nita Noriko,dkk.2011), sedangkan batas aman penggunaan yang diperbolehkan adalah 1002.000 mg/kg produk (Karunia F.B . 2013). Kadar maksimum penggunaan siklamat untuk produk minuman serbuk instan adalah 0,003 g/kg berat bahan (Handayani Tutut, dkk.2015). Penggunaan dan konsumsi pemanis buatan natrium siklamat dengan dosis yang melebihi batas dapat memberikan efek yang merugikan bagi kesehatan tubuh. Potensi karsinogenik siklamat terjadi apabila berubah menjadi sikloheksilamin dalam saluran pencernaan. Sikloheksilamin bersifat toksik da merupakan pemicu tumbunya tumor. Oleh karena itu ADI (Acceptable Daily Intake) atau konsumsi harian dari pemanis buatan siklamat ditentukan pada tingkat terjadinya pengaruh dari sikloheksilamin dalam tubuh (Wariyah hatarina,dkk.2013). FDA menyatakan bahwa pemanis buatan natrim siklamat ini bersifat teratogenik. Selain memicu banyak gangguan bagi kesehatan dalam jangka waktu panjang seperti tumor, kanker otak, tremor (penyakit syaraf), kehilangan daya ingat, asma, hipertensi, kebotakan, impotensi dan gangguan seksual. Dampak jangka pendeknya yaitu migrain, sakit kepala, insomnia, bingung, iritasi, diare (sakit perut) dan alergi (Novita Santi, dkk. 2013). II. Pemanis Buatan Asesulfam K 18mg/kemasan pada produk minuman instan ale-ale



Gb. Struktur Asesulfam K (Kuhn Christina, dkk2004)



Asesulfam kalium



(Asesulfam K atau C4H5NOS) sering disebut sebagai garam



kalium adalah slaah satu jenis dari pemanis buatan yang mempunyai rasa manis 150-200 kali lebih manis dari sukrosa. Sifatnya yang sangat stabil, dapat berinteraksi atau bereaksi pada temperatur yang tinggi (lebih dari 200 C), mudah larut dalam air, tidak menghasilkan kalori karena tidak dimetabolisme oleh tubuh. FDA menyatakan bahwa pemanis ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan produk minuman ringan dan Asesulfam K aman bagi kesehatan manusia selama penggunaannya tidak melebihi batas. JECFA (Join Expert Committee On Food Addictive) suatu bahan ilmiah WHOdan FAO PBB menyimpulkan bahwa jumlah asupan asesulfam K yang aman bagi kesehatan manusia untuk perhari nya (Acceptable Daily Intake [ADI]) adalah 15 mg/kg BB/hari untuk anak-anak dan orang dewasa (Sabir Ardo.2007). Penggunaan dan konsumsi pemanis buatan asesulfam K yang berlebihan dapat memicu timbulnya penyakit karena sifat asesulfam K yang karsinogenik. Untuk jangka waktu yang pendek dapat menyebabkan gangguan susah tidur atau insomnia, pusing, diare, hingga alergi. Untuk jangka waktu yang lama, pemanis buatan asesulfam ini dapat menyebabkan difungsi seksual (gangguan seksual) dan diabetes mellitus (Sabir Ardo.2007).