Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang TAHUN 2020 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang TAHUN 2020 [PDF]

SKRIPSI

PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMB

13 0 3 MB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE


File loading please wait...
Citation preview

SKRIPSI



PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG TAHUN 2020



NAMA NIM



: YUNIAR RIZKA : PO.71.24.2.16.039



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN TAHUN 2020



SKRIPSI



PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG TAHUN 2020



Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)



NAMA NIM



: YUNIAR RIZKA : PO.71.24.2.16.039



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN TAHUN 2020



ii



PERSETUJUAN PEMBIMBING



SKRIPSI



PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG TAHUN 2020



NAMA NIM



Disusun oleh: : YUNIAR RIZKA : PO.71.24.2.16.039



Telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal: Jumat, 22 Mei 2020



Pembimbing Utama,



Pembimbing Pendamping,



Suprida, SKM, M.Kes NIP. 196210051988032002



Kharisma Virgian, SST, M.Keb NIP. 198108272005012005



Palembang, 26 Mei 2020 Ketua Jurusan Kebidanan



Nesi Novita, S.SiT, M.Kes NIP. 197308121992032002



iii



HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH SENAM HIPERTENSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PEREMPUAN DI PUSKESMAS PAKJO KOTA PALEMBANG TAHUN 2020



NAMA NIM



Disusun oleh: : Yuniar Rizka : PO.71.24.2.16.039



Telah dipertahankan dalam Seminar di depan Dewan Penguji Pada tanggal : Kamis, 04 Juni 2020



SUSUNAN DEWAN PENGUJI Ketua (…………………………….)



Heni Sumastri, SPd, M.Kes NIP.196910231990032001 Anggota



(……………………………)



Elita Vasra, SST, M.Keb NIP.197305191993012001 Anggota



(……………………………)



Suprida, SKM, M.Kes NIP.196210051988032002



Palembang, 04 Juni 2020 Ketua Jurusan Kebidanan



Nesi Novita, S.SiT, M.Kes NIP. 197308121992032002



iv



HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS



Proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.



Nama



: Yuniar Rizka



NIM



: PO.71.24.2.16.039



Tanda Tangan



:



Tanggal



: 04 Juni 2020



v



LEMBAR PERSEMBAHAN MOTTO “ Work hard in silence, Let your success be your noise”



PERSEMBAHAN Yang Utama dari segalanya… Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayangmu telah memberikanku kekuatan, membekalkanku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaaan Rusullah Muhammad SAW. Terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda selama ini telah memberikan support baik secara moril dan finansial kepada anakmu yang sebentar lagi akan sarjana. Kini aku telah menyelesaikan tugas akhirku dan berhak atas gelar sarjanaku! Tak lupa juga Kakak- kakak dan ayuk- ayukku tersayang yang selalu menjadi inspirasi terbesar ku untuk selalu melangkah lebih baik lagi. Teruntuk buat ponakanponakan terhebatku, kalian adalah ponakan terlucu yang pernah aku miliki. Terimakasih telah menyemangatiku! Terima kasih Para dosen yang sudah memberikan bekal ilmu, semangat, motivasi, dan pengalamannya. Terima kasih Teman-teman seperjuanganku D4 Kebidanan 2016 yang telah mewarnai perjalananku selama 4 tahun ini. Serta Para sahabatku yang selalu setia menemani di kala suka maupun duka. Terima kasih untuk kakak pembimbing dan adik bimbinganku, Kak Reta dan Adik Icha yang selalu memberi semangat dan dukungan. Semoga Allah SWT. senantiasa membalas semua kebaikan kalian dan kita dapat terus menjaga tali silaturahmi yang selama ini terjalin. Aamiin ya rabbal alamin.



Yuniar Rizka



vi



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan KaruniaNya kepada kita semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi penelitian dengan



judul



“Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan



Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan Di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020”. Proposal skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan (STr. Keb). Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Suprida SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan ibu Kharisma Virgian, SST, M.Keb. selaku dosen pembimbing II. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Palembang 2. Ibu Nesi Novita, SSiT, M.Kes selaku Ketua jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang 3. Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang 4. Ibu Heni Sumastri, SPd, M.Kes selaku dosen penguji 1 dan Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb selaku dosen penguji 2 di jurusan kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang 5. Teman-teman seangkatan prodi D-IV kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang Penulis menyadari proposal skripsi penelitian ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan proposal skripsi ini sehingga akhirnya proposal skripsi penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi



bidang pendidikan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.



Aamiin.



Palembang,



Januari 2020



Penulis



vii



ABSTRAK Rizka, Yuniar. 2020. Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Permpuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang Tahun 2020. Skripsi Prodi DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang. Pembimbing: Suprida, SKM, M.Kes dan Kharisma Virgian, SST, M.Keb. Latar Belakang : Meningkatnya populasi lansia ini tidak dapat dipisahkan dari masalah kesehatan yang terjadi pada lansia, menurunnya fungsi organ memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif yaitu salah satunya hipertensi. Hipertensi merupakan suatu gejala penyakit degeneratif kardiovaskuler yang paling banyak dialami oleh lansia dan belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia selain dengan farmakologi dapat pula dilakukan dengan non farmakologi seperti senam hipertensi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang tahun 2020 Metode : penelitian ini menggunakan rancangan Pre-eksperimen dengan one grup pretest posttest design. Jumlah sampel 33 responden. Populasi penelitian ini adalah semua lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang dengan teknik pegambilan sampel yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tensimeter digital dan lembar observasi, Sedangkan analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil : Dari penelitian ini didapatkan tekanan darah sebelum intervensi sebagian besar adalah hipertensi 1 (51,5%) dan tekanan darah setelah pemberian intervensi sebagian besar adalah prehipertensi (48,5%), Hasil analisis data dengan menggunakan uji Wilcoxon Rank Test didapatkan hasil statistik signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan 5% (P Value = 0,000 < 0,05). Kesimpulan : ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia perempuan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang tahun 2020. Senam hipertensi dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Diharapkan penderita hipertensi dapat melaksanakan kegiatan senam hipertensi secara rutin sehingga tekanan darh dapat dikendalikan. Kata Kunci : Lansia, senam Hipertensi, tekanan darah



viii



ABSTRACT Rizka, Yuniar. 2020. The effect of hypertension gymastic on reducing blood pressure in elderly women at the Pakjo Health Center Palembang City in 2020. Thesis DIV Midwifery Study Program at the Ministry of Health Palembang Polytechnic. Counselor: Suprida, SKM, M.Kes and Kharisma Virgian, SST, M.Keb. Background : The increasing population of the elderly can not be separated from health problems that occur in the elderly, decreased organ function triggering the occurrence of various degenerative diseases, one of which is hypertension. Hypertension is a symptom of cardiovascular degenerative disease that is most commonly experienced by the elderly and cannot be known with certainty the cause. Management of hypertension in the elderly in addition to pharmacology can also be done with non-pharmacology such as hypertension gymnastics. Objective: To find out the effect of hypertension gymastic on reducing blood pressure in elderly women at the Pakjo Health Center Palembang City in 2020 Method: this study used a Pre-experimental design with one group pretest posttest design. The total of samples was 33 respondents. The population of this study was all elderly women at the Pakjo Health Center Palembang City with a sampling technique that was purposive sampling. Data collection techniques using digital tensimeter and observation sheets, while data analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test. The results: From this study it was found that most of the blood pressure before the intervention was hypertension 1 (51.5%) and the blood pressure after the intervention was mostly prehypertension (48.5%). The results of data analysis using the Wilcoxon Rank Test obtained statistical results. significant by 0,000 smaller than the significant level of 5% (P Value = 0,000 180



80-89 89 90-99 ≥ 100 > 110



Sumber : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016)



3. Faktor Risiko Menurut Anies (2018), Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menderita darah tinggi. a. Usia Tidak dapat dimungkiri faktor usia merupakan salah satu penyebab seseorang terkena tekanan darah tinggi. Semakin bertambah usia seseorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya sehingga tekanan darah di dalam tubuh orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas normalnya (Anies, 2018). b. Keturunan Orangtua yang mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi ada kemungkinan dapat menurunkan kepada anaknya (Anies, 2018).



12



c. Jenis Kelamin Pria yang berusia 45 tahun lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi dibandingkan wanita. Sementara itu, wanita yang berusia di atas 65 tahun lebih berisiko terkena penyakit ini (Anies, 2018). d. Faktor Olahraga Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga akan lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi. Jika tidak pernah melakukan olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat. Hal ini berakibat jantung tidak bisa memompa darah dan akan mengakibatkan aliran darah di dalam tubuh menjadi tidak lancar (Anies, 2018). e. Pola Makan Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu penyebab orang terkena tekanan darah tinggi. Seseorang yang sering mengonsumsi makanan- makanan yang menpunyai kadar lemak tinggi akan berisiko terkena hipertensi. Makanan yang berlemak tinggi akan membuat penyumbatan di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan menjadi naik (Anies, 2018). f. Minum Alkohol Minum beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh. Jika Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol sebaiknya mulai mengurangi



kebiasaan



buruk



tersebut



atau



bahkan



harus



menghentikannya. Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Padahal trigliserida adalah kolesterol yang



13



jahat dan dapat menyababkan tekanan darah menjadi naik secara drastis (Anies, 2018). g. Stres Faktor lain yang penting adalah stres emosional. Orang sering mengalami stres biasanya tekanan darahnya akan menjadi naik. Jika orang sedang stres, hormon adrenalin dalam tubuhnya akan meningkat sehingga akan menyebabkan tekanan darah di dalam tubuh menjadi naik. Oleh karena itu, Anda harus sering melakukan refreshing untuk menyegarkan otak Anda agar tidak mengalami stres yang berlarut- larut (Anies, 2018). 4. Patofisiologis Hipertensi Hipertensi esensial melibatkan interaksi yang sangat rumit antara faktor genetik dan lingkungan yang dihubungkan oleh pejamu mediator neurohormonal. Secara umum hipertensi disebabkan oleh peningkatan tahanan perifer dan atau peningkatan volume darah. Gen yang berpengaruh pada hipertensi primer (faktor herediter diperkirakan meliputi 30% sampai 40% hipertensi primer). Meliputi reseptor angiotensin II, gen angiotensin dan rennin, gen sintetase oksida nitrat endothelial, gen protein reseptor kinase, gen reseptor adrenergic, gen calcium transport dan natrium hydrogen antiporter ( mempengaruhi sensitivitas garam), dan hipertensi sebagai kelompok bawaan. Teori terkini mengenai hipertensi primer meliputi peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis (SNS) yaitu terjadi respons maladaptif terhadap stimulasi saraf simpatis dan perubahan gen pada reseptor



14



ditambah kadar katekolamin serum yang menetap, peningkatan aktivitas sistem reninangiotensin



-



aldosteron



(RAA),



secara



langsung



menyebabkan vasokonstiksi, tetapi juga meningkatkan aktivitas SNS dan menurunkan kadar prostaglandin vasolidator dan oksida nitrat, memediasi remodeling arteri (perubahan struktural pada dinding pembuluh darah), memediasi kerusakan organ akhir pada jantung (hipertrofi), pembuluh darah, dan ginjal. Defek pada transport garam dan air menyebabkan gangguan aktivitas peptide natriuretik otak (brain natriuretic peptide, BNF), peptide natriuretik atrial (atrial natriuretic peptide, ANF), adrenomedulin, urodilatin, dan endotelin dan berhubungan dengan asupan diet kalsium,magnesium, dan kalium yang rendah. Interaksi kompleks yang melibatkan resistensi insulin ditemukan pada banyak pasien hipertensi yang tidak memiliki diabetes klinis. Resistensi insulin berhubungan dengan penurunan pelepasan endhothelial oksida nitrat dan vasodilator lain serta mempengaruhi fungsi ginjal. Resistensi insulindan kadar insulin yang tinggi meningkatkan aktivitas SNS dan RAA. Beberapa teori tersebut dapat menerangkan mengenai peningkatan tahanan perifer akibat peningkatan vasokonstriktor (SNS, RAA) atau pengurangan vasodilator



(ANF,



adrenomedulin,



urodilatin,



oksida



nirat)



dan



kemungkinan memediasi perubahan dalam apa yang disebut hubungan tekanan natriuresis yang menyatakan bahwa individu penderita hipertensi mengalami eksresi natrium ginjal yang lebih rendah bila ada peningkatan tekanan darah. Pemahaman mengenai patofisiologi mendukung intervensi terkini yang diterapkan dalam penatalaksanaan hipertensi, seperti



15



pembatasan asupan garam, penurunan berat badan, dan pengontrolan diabetes penghambat SNS, penghambat RAA, vasolidator nonspesifik, diuretik, dan obat- obatan ekperimental baru yang mengatur ANF dan endotelin ( Manuntung, 2018). 5. Tanda dan Gejala Hipertensi Menurut AHA American Heart Association (2017) bahwa Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Menurut Price (2006), gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing. Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf, jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma. sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga. Kadang - kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan



16



peningkatan tekanan darah intrakranial (Khusnul Khotimah, 2018). 6. Komplikasi Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah - daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri - arteri otak yang mengalami arterrosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2000 dalam Manuntung, 2018). Gejala terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba- tiba, seperti orang bingung, limbung dan bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara) serta tidak sadarkan diri secara mendadak (Manuntung, 2018). Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yaitu arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Karena hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan - perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi distritmia. Hipoksia jantung, dan peningkatan risiko pembentukan bekuan (Corwin, 2000).



17



Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler- kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, mengakibatkan darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2000 ). Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam paru- paru menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema ( Manuntung, 2018). Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron - neuron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2000 ). 7. Penatalaksanaan Hipertensi Menurut Divine (2012) beberapa obat farmakologi yang dianjurkan untuk penderita hipertensi yaitu: a. Diuretik Jenis obat ini adalah obat yang mempengaruhi ginjal. Kadar garam di dalam tubuh dikeluarkan bersamaan dengan zat cair yang ditahan oleh garam. Biasanya tidak ada efek samping yang mengganggu, tetapi



18



efek tambahan dari diuretik adalah tidak saja garam yang dikeluarkan dari tubuh, tetapi zat penting seperti kalium juga ikut keluar. b. Alpha, beta, dan alpha-beta adrenergic blocker Obat-obatan ini bekerja menghalangi pengaruh bahan-bahan kimia tertentu dalam tubuh, juga dapat membuat jantung berdetak lebih lambat dan tidak begitu keras dalam memompa. c. Inhibitor ACE (Angiostensin Corverting Enzym) Inhibitor ACE membantu mengendurkan pembuluh darah dengan menghalangi pembentukan bahan kimia alamiah dalam tubuh yang disebut angiostensin II. d. Calcium Chanel Blocker Obat



ini



membantu



mengendurkan



pembuluh



darah



dan



mengurangi aliran darah. Pengaruh penurunan tekanan darah dari obat ini



bisa



singkat,



bisa



juga



lama.



Penurunan



singkat



tidak



direkomendasikan pada tekanan darah tinggi, sebab kontrolnya tidak menentu, dan beberapa laporan mengaitkan dengan pengaruh terhadap jantung yang merugikan. Pengobatan modern untuk hipertensi banyak



menyembuhkan



hipertensi namun pengobatan ini juga memiliki efek samping. Efek samping yang sering timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan mual. Menurut JNC 8 (2014) dalam tesis Khusnul Khotimah (2018) penatalaksanaan hipertensi non farmakologi adalah dengan modikasi gaya hidup antara lain:



19



a. Penurunan berat badan Menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik (5- 20mm) / penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pingangg < 94 cm untuk pria dan < 80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh < 25 kg/m2 rekomendasi penurunan berat badan meliputi nasehat mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan aktifitas. b. Adopsi pola makan DASH (dietary Approaches to stop Hypertension) Pola makan DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik. Lebih banyak makan buah, sayuran dan produk susu rendah lemak dengan kadungan lemak jenuh lebih sedikit, kaya potassium dan kalsium. c. Resistensi garam harian Retensi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8 mmHg. Rekomendasi konsumsi garam seagai pola makan sehat. d. Latihan fisik WHO mendefinisikan aktivitas fisik sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energitermasuk aktivitas yang dilakukan saat bekerja, bermain, melakukan pekerjaan rumah tangga, bepergian, dan terlibat dalam kegiatan rekreasi. Istilah "aktivitas fisik" tidak boleh disamakan dengan "olahraga/latihan fisik", yang merupakan subkategori aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur,



berulang,



dan



bertujuan



untuk



memperbaiki



atau



mempertahankan satu atau lebih komponen kebugaran fisik. Selain olahraga, aktivitas fisik lain apa pun yang dilakukan selama waktu senggang, untuk transportasi menuju ke dan dari tempat, atau sebagai



20



bagian dari pekerjaan seseorang, memiliki manfaat kesehatan. Selanjutnya, aktivitas fisik baik intensitas sedang maupun kuat dapat meningkatkan kesehatan (WHO, 2018). C. Senam Hipertensi 1. Pengertian Olahraga atau latihan fisik pada penderita hipertensi dapat menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi kardiovaskuler dan respirasi, menurunkan Low-density lipoprotein (LDL< 200 mg/dl) dan meningkatkan High-density lipoprotein (HDL> 40 mg/dl) sehingga mencegah penyakit jantung koroner apabila latihan fisik ini dilakukan secara benar dan teratur. Metabolisme tubuh, keseimbangan cairan dan eletrolit serta asam basa akan menyesuaikan diri (Mary P McGowan, 2007 ). Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa senam hipertensi dapat membantu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Semua jenis olahraga dan aktivitas ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif seperti senam hipertensi yang merupakan olahraga ringan mudah dilakukan dan tidak memberatkan pada lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh lanjut usia agar tetap bugar dan segar, karena senam ini mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran didalam tubuh (Ibrahaim dan Zakirullah, 2013). Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Anwari (2018) juga menyatakan bahwa Senam hipertensi merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan pasokan oksigen kedalam otot-otot



21



dan rangka yang aktif khususnya terhadap otot jantung. Senam hipertensi dengan frekuensi latihan 1 kali seminggu dalam 3 minggu dengan lama latihan 4 – 12 menit efektif menurunkan tekanan darah pada lansia. Hernawan dan Fahrun (2017), dalam jurnalnya mengatakan dengan senam atau berolahraga kebutuhan oksigen dalam sel akan meningkat untuk proses pembentukan energi, sehingga terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga curah jantung dan isi sekuncup bertambah. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat. Setelah berisitirahat pembuluh darah akan berdilatasi atau meregang, dan aliran darah akan turun. Jika melakukan olahraga secara rutin dan terus menerus, maka penurunan tekanan darah akan berlangsung lebih lama dan pembuluh darah akan lebih elastis. Mekanisnme penurunan tekanan darah setelah berolah raga adalah karena olahraga dapat merilekskan pembuluh- pembuluh darah. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun. 2. Hubungan Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Efek senam hipertensi terhadap pembuluh darah adalah pembuluh darah akan melebar (Vasodilatasi), saraf simpatis dan parasimpatis pembuluh darah akan disekatnya, panas tubuh akan melebarkan pembuluh darah, dan elastisitas dinding pembuluh darah yang baik terjadi pada tubuh. Kecepatan denyut jantung adalah salah satu faktor yang paling mudah dipantau yang memperlihatkan baik respons segera terhadap senam maupun adaptasi jangka panjang terhadap program senam



tertentu.



Sewaktu seseorang melakukan gerak badan (senam) sel - sel otot yang aktif menggunakan lebih banyak oksigen yang menunjang peningkatan



22



kebutuhan energi yang digunakan pada waktu senam. Kecepatan denyut jantung meningkat untuk menyalurkan lebih banyak darah beroksigen keotot. Jantung beradaptasi terhadap olahraga teratur dengan intensitas dan durasi yang cukup, dengan meningkatkan kekuatan dan efisiensinya, sehingga jantung dapat memompa lebih banyak darah per denyutnya. Setelah mengikuti senam denyut nadi menjadi lebih rendah dan tekanan darah menjadi berkurang, minimal ada penurunan darah, meskipun belum maksimal. Diharapkan setelah mengikuti latihan senam ini, para penderita hipertensi dapat lebih mengurangi kenaikan tekanan darah, darah lebih dapat meminimalisasi terjadinya serangan jantung dan hipertensi setiap harinya (Mahardani, 2010) Senam atau latihan olahraga bisa menurunkan tekanan darah karena latihan itu dapat merilekskan pembuluh - pembuluh darah. Lama kelamaan, dapat melemaskan pembuluh- pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Senam atau latihan olahraga juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan hormon- hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi latihan olahraga tetap cukup aman. Catatan khusus untuk penderita tekanan darah tinggi berat, misalnya dengan tekanan tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 180 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi dari 110 mmHg, sebaiknya tetap menggunakan obatobatan penurun tekanan darah dari dokter sebelum memulai program penurunan tekanan darah dengan latihan olahraga (Rismayanthi, 2011).



23



E. Kerangka Teori



Penatalaksanaan Farmakologis: 1) ACE inhibitors 2) Angiostensi receptor blockers (ARB) 3) Β-Blockers 4) Calcium Channel Blockers 5) Thiazide-type diuretics



 Hipertensi Primer Penatalaksanaan Non Farmakologis:







Hipertensi



Faktor Resiko 1) Usia 2) Keturunan 3) Jenis Kelamin 4) Faktor Olahraga 5) Pola makan 6) Minum 7) Alkohol 8) Stres



1) Penurunan berat badan 2) Adopsi pola makan DASH 3) Resistensi garam harian 4) Latihan fisik (Senam hipertensi)



Kebutuhan oksigen dalam sel meningkat



Denyut jantung meningkat



Peningkatan tekanan darah



Hipertensi Sekunder Vasodilatasi pembuluh darah



Aliran darah turun



Penurunan tekanan darah



Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber : Divine (2012), Sherwood (2005), Brick (2001) dalam Putra, prima Nurdiana (2014).



24



F. Kerangka konsep Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori - teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri dari variabel- variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil penelitian ( Notoatmodjo, 2018). Pada penelitian ini, variabel independen adalah senam hipertensi dan variabel dependen adalah penurunan tekanan darah. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi hipertensi adalah usia, keturunan, jenis kelamin, faktor olahraga, pola makan, minum alkohol dan stress. Namun, pada variabel perancu, peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu usia dan pendidikan. Kerangka konsep dapat dilihat pada bagan 2.3 dibawah ini :



Variabel Independen



Variabel Dependen



Senam Hipertensi



Penurunan Tekanan Darah



Variabel Perancu Pendidikan



Bagan 2.2 Kerangka Konsep G. Hipotesis Ada pengaruh senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia perempuan.



BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Desain penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian



praeksperimen.



Menurut



Notoatmodjo



(2018),



Penelitian



eksperimen atau percobaan (experiment research) adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperiment tersebut. Jenis desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra experiment dengan one group pretest and posttest design. Menurut Notoatmodjo (2018), one group pretest and posttest design adalah rancangan yang tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan- perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program). Secara bagan, desain kelompok tunggal desain pretest dan posttest dapat dilihat pada bagan 3.1 dibawah ini: Pre Test



Post Test



Nilai Tekanan Darah PadaLansia perempuan



Senam hipertensi x



Penurunan Nilai Post Test Tekanan Darah Pada Lansia Perempuan



01



02



Bagan 3.1 Desain penelitin one grup pretest postest design Modifikasi dari Notoatmodjo (2018)



Keterangan : 01



: Nilai tekanan darah sebelum dilakukan perlakuan



25



26



X



: Senam Hipertensi



02



: Nilai tekanan darah setelah dilakukam perlakuan



B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Maret 2020. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pakjo Kota Palembang. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoadmojo, 2018). Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh lansia perempuan yang menderita hipertensi di puskesmas pakjo kota Palembang yang berjumlah 45 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2018). Jenis sampel pada penelitian ini adalah non probability dengan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo, 2018). Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2018), ukuran sampel yang layak dalam penelitian eksperimen sederhana adalah 30 sampai dengan 500 responden.



27



Peneliti menetapkan jumlah sampel penelitian ini sebesar 30 responden sesuai dengan jumlah minimal sampel spenelitian ekperimen sederhana. Untuk menghindari adanya sampel yang drop out, maka



dilakukan



koreksi sebesar 10% (Sastroasmoro dan Ismail, 2011). Besar sampel ditambah dengan antisipasi drop out sebesar 10% sehingga sampel minimal yang diperlukan adalah 33 responden sesuai dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah krieria inklusia dan ekslusi sebagai berikut a. Kriteria inklusi 1) Bersedia mengikuti latihan senam hipertensi 2) Tidak memiliki gangguan/cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas 3) Responden merupakan lansia berjenis kelamin perempuan yang terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas atau petugas kesehatan. b. Kriteria ekslusi 1) Tidak hadir dalam latihan senam hipertensi 2) Memiliki cedera (luka atau fraktur) pada ekstremitas 3) Hipertensi berat: tekanan darah sistolik ≥ 180 mmHg dan atau tekanan diastolik ≥ 110 mmHg. D. Variabel Menurut Sugiyono (2018), variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya



28



Variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel independen Variabel



independen



merupakan



variabel



risiko



atau



sebab



(Notoatmodjo, 2018). Variabel independen dalam penelitian ini adalah senam hipertensi. 2. Variabel dependen Variabel



dependen



merupakan



variabel



akibat



atau



efek



(Notoatmodjo,2018). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penurunan nilai tekanan darah pada lansia perempuan E. Definisi Operasional Definisi Opferasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yag diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2018).



29



Tabel 3.1. Definisi Operasional No



1



2



Variabel



Definisi Operasional



Cara Ukur



Variabel Independen Senam Olahraga dengan gerakan Intervensi hipertensi ringan untuk merilekskan pada lansia pembuluhpembuluh darah. Sehingga dengan melebarnya pembuluh darah tekanan darah akan turun.



Alat Ukur -



Hasil Ukur



Skala Ukur



SOP Musik



Variabel Dependen Tekanan jumlah tenaga darah yang Melakukan Tensimeter darah ditekan terhadap dinding Pengukuran digital Arteri (pembuluh nadi) Tekanan darah saat Jantung memompakan darah ke seluruh tubuh manusia



1.



Normal jika nilai TD Ordinal =