Pengembangan Bahan Ajar Dan Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Tematik [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PEMBELAJARAN TEMATIK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK



DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 5: 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Annisa Deni Marinda(5019196) Hervina (5019030) Octa Ferdiansyah (5019192) Risalah Atmanegara (5019163) Selvy Ayu Juwita (5019177) Sindi Purnama Sari (5019170) DOSEN PENGAMPUH: Citra Raflesia, M.Pd



PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI LUBUKLINGGAU TAHUN 2021/2022



KATA PENGANTAR Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhlukNya.



Alhamdulillah



berkat



Rahmat



dan



Hidayah-Nya



penulis



dapat



menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruhrisalah-Nya. Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Citra Raflesia., M.Pd. sebagai dosen pengampuh mata kuliah Pembelajaran Tematik. Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.



Lubuklinggau, 28 Februari 2022



Tim Penyusun



ii



DAFTAR ISI Kata Pengantar......................................................................................................ii Daftar Isi................................................................................................................iii BAB I Pendahuluan...............................................................................................1 A. Latar Belakang.............................................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................2 C. Tujuan..........................................................................................................2 BAB II Pembahasan..............................................................................................4 A. Pengertian Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik.................................4 B. Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik..................5 C. Karakteristik Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik.............................5 D. Klasifikasi Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik.................................6 E. Langkah Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik...........8 F. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik............10 G. Pengertian Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik...................11 H. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik....11 I. Klasifikasi Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik..................13 J. Kriteria Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik.......................13 K. Pengembangan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik...........14 BAB III Penutup....................................................................................................17 A. Kesimpulan................................................................................................17 B. Saran..........................................................................................................22 Daftar Pustaka.......................................................................................................23



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar. Proses pembelajaran di kelas menuntut pendidik untuk memiliki strategi pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran dalam mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal, oleh karena itu penerapan pendidikan harus diselenggarakan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya tersebut dilakukan dalam pendidikan melalui penerapan kurikulum pendidikan 2013 yang merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya dalam suatu pembelajaran (Octova et al., 2014). Kurikulum 2013 adalah konsep kurikulum terbaru yang ditandatangani dengan meningkatkan karakter dan membangun spiritual, selain meningkatkan pengetahuan yang dipromosikan oleh menteri pendidikan dan budaya di awal 2013 dan sekarang telah direvisi dalam Permendikbud No. 24 tahun 2015 untuk dituangkan dalam pendidikan formal Indonesia (Sufairoh, 2016). Perubahan Kurikulum 2013 berorientasi pada penguatan proses pembelajaran yang memicu siswa mampu berpikir kritis dan memiliki kemampuan seimbang pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan(Alimuddin, 2014). Kurikulum 2013 diajarkan dengan menggunakan pendekatan tematik terpadu. Pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna (Ismail et al., 2021). Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya dengan pembelajaran terpadu (Karli, 2016). Pada pembelajaran Tematik Terpadu dimana satu tema dijadikan pemersatu beberapa muatan pembelajaran sekaligus (Lusidawaty et al., 2020). Pembelajaran tematik terpadu merupakan sebuah sistem pembelajaran yang menjadikan siswa aktif untuk mencari konsep suatu ilmu secara keseluruhan, bermakna, dan secara langsung melalui tema tertentu dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pemikiran yang kreatif (Yati et al., n.d.). Pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema untuk mengaitkan konsepkonsep mata pelajaran, selain untuk mengaitkan konsep-konsep mata pelajaran juga untuk menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya dapat memberikan pembelajaran yang bermakna kepada siswa (Jannah, 2020). Pembelajaran tematik terpadu bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada Peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi terarah dari guru. Demi tercapainya tujuan pembelajaran, berbagai upaya dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mulai dari melakukan inovasi dalam manajemen kelas, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta bahan ajar yang relevan. Guru mempunyai peran penting dalam proses penyelenggaraan pendidikan di 1



sekolah. Guru hendaknya mampu merancang dan mempersiapkan berbagai kebutuhan dalam menunjang proses pembelajaran dengan baik serta memperhatikan kebutuhan setiap siswa di sekolah yang bersangkutan. Persiapan berbagai kebutuhan dalam menunjang proses pembelajaran yang dirancang tidak terlepas dari bahan ajar yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran tersebut. Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitas(Kusumam et al., 2016). Bahan ajar juga digunakan sebagai media transfer informasi atau ilmu dari guru kepada peserta didik. Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disususn secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai oleh peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Desyandri, 2018). Media pembelajaran tematik adalah alat bantu mengajar yang akan mempermudah dan membantu kelancaran serta keberhasilan proses pembelajaran yang efektif dan efisien antara guru dan peserta didik baik di dalam kelas ( indoor ) maupun di dalam kelas (outdoor). Bahan ajar dan Media yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaklah dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, sehingga hal ini menjadi salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan adanya bahan ajar dan Media Pembelajaran maka guru bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar di dalam kelas. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik? 2. Apa Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik ? 3. Apa Karakteristik Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik ? 4. Apa Klasifikasi Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik ? 5. Apa Langkah Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik......? 6. Apa Manfaat Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik ? 7. Apa Pengertian Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik ? 8. Apa Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik ? 9. Apa Klasifikasi Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik ? 10. Apa Kriteria Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik ? 11. Apa Pengembangan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik ? C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 2. Mengetahui Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 2



3. Mengetahui Karakteristik Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 4. Mengetahui Klasifikasi Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 5. Mengetahui Langkah Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 6. Mengetahui Manfaat Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik 7. Mengetahui Pengertian Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik 8. Mengetahui Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik 9. Mengetahui Klasifikasi Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik 10. Mengetahui Kriteria Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik 11. Mengetahui Pengembangan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik



3



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik Bahan Ajar Tematik dalam Pembelajaran Tematik Pannen dalam Andi Prastowo (2013: 17) menjelaskan bahwa



bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi



pelajaran yang disusun secara sistematis, digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran tematik, bahan ajar adalah salah satu komponen terpenting yang harus diperhatikan. Pembelajaran tematik memerlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan



dengan



pembelajaran



monolitik.



Hal



ini



disebabkan



karena



pembelajaran tematik pada dasarnya adalah perpaduan dari berbagai disiplin ilmu. Bahan ajar untuk pembelajaran tematik atau disebut bahan ajar tematik, berbeda dari bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran monolitik. Andi Prastowo (2013: 297) dalam Pengembangan Bahan



Ajar Tematik



mengemukakan bahwa bahan ajar tematik adalah bahan ajar yang mengandung karakteristik pembelajaran tematik, sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran tematik. Lebih lanjut Andi menjelaskan, bahan ajar tematik disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan menyenangkan, tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui saja (learning to know), tetapi juga melakukan (learning to do), menjadi (learning to be) dan hidup bersama (learning to live together), serta holistik dan autentik. Dari penjelasan Andi tersebut, dapat disimpulkan bahwa segala bahan yang memiliki karakteristik pembelajaran tematik, yang sengaja disusun untuk membantu mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran tematik termasuk dalam bahan ajar tematik.



4



B. Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik Fungsi dan Manfaat Bahan Ajar Tematik Sebagai salah satu komponen terpenting, bahan ajar tematik memiliki fungsi pokok dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik. Oleh karenanya, penggunaan bahan ajar tematik dalam proses pembelajaran memberikan sejumlah manfaat bagi guru maupun siswa. Berdasarkan beberapa referensi yang ditemukan, penulis merangkum beberapa fungsi bahan ajar tematik dalam pembelajaran tematik integratif, diantaranya: a. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran tematik b. Media utama dalam proses pembelajaran tematik c. Penunjang media pembelajaran individual lainnya d. Meningkatkan proses pembelajaran tematik menjadi lebihefektif dan interaktif e. Memenuhi kebutuhan pembelajaran akan bahan ajar yang terintegrasi Disamping itu, tersedianya bahan ajar dalam proses pembelajaran tematik memberikan kebermanfaatan, antara lain: a. Tersedianya bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif b. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik d. Membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tematik e. Membantu siswa untuk menguasai kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan f. Membantu siswa memahami berbagai ilmu pengetahuan secara interdisipliner C. Karakteristik Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik Pada dasarnya bahan ajar tematik memiliki karakteristik yang hampir sama dengan bahan ajar pada umumnya. Hanya saja bahan ajar tematik dirancang sedemikian rupa untuk mendukung proses pembelajaran tematik. Selain itu yang membedakannya dengan bahan ajar lainnya adalah bahan ajar tematik memuat berbagai karakteristik dasar pembelajaran tematik seperti autentik, holistik, bermakna dan aktif. Namun, disamping memuat karakteristik pembelajaran tematik, bahan ajar tematik juga memiliki ciri tersendiri yang menjadi karakteristiknya sebagai bahan ajar. Setidak-tidaknya ada empat karakteristik dari bahan ajar tematik yaitu (Andi Prastowo, 2013: 313-314): 5



a. Aktif, artinya bahan ajar memuat materi yang menekankan pada pengalaman belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa. b. Menarik atau menyenangkan. Hendaknya bahan ajar dapat merangsang ketertarikan siswa, sehingga siswa senantiasa terdorong untuk terus belajar. Bahkan mampu membuat siswa sampai telibat dan asyik dengan bahan ajar tersebut. c. Holistik, dimana bahan ajar memuat kajian suatu fenomena dari beberapa bidang kajian yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Sehingga, memungkinkan siswa untuk dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi. d.



Autentik, artinya bahan ajar dapat memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri. Selain itu, ada beberapa karakteristik lain yang peneliti rangkum dari beberapa



literatur mengenai karakteristik bahan ajar tematik, yakni sebagai berikut: 1. Menyuguhkan isi atau materi dari berbagai disiplin ilmu yang saling terintegrasi satu sama lain dalam suatu tema. 2. Pemisahan materi mata pelajaran tidak begitu jelas 3. Bersifat fleksibel, artinya selain bahan ajar tematik mampu mengaitkan materi antar mata pelajaran, isi bahan ajar tematik juga dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan keadaan lingkungan siswa. 4. Dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami berbagai ilmu pengetahuan secara interdisipliner D. Klasifikasi Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik Mengingat masing-masing jenis bahan ajar tidak luput dari kelebihan maupun kelemahan, maka dalam pembelajaran tematik sangat tidak disarankan jika guru hanya menggunakan satu jenis ahan ajar. Oleh sebab itu, semua bahan ajar pada dasarnya dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. Hanya saja bahan ajar yang digunakan paling tidak memiliki karakteristik dasar pembelajaran tematik yang telah dijabarkan sebelumnya. Adapun bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan



6



cara kerjanya, Heinich, dkk. dalam Tian Belawati (2003: 1.12) memaparkan lima jenis bahan ajar yaitu: 1. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan (foto, diagram, display, model) 2. Bahan ajar yang diproyeksikan (slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi komputer) 3. Bahan ajar audio (kaset dan compact disk) 4. Bahan ajar video (video dan film) 5. Bahan ajar (media) komputer (Computer Mediated Instruction (CMI), computer based multimedia atau hypermedia) Sementara itu, Tian Belawati (2003: 7.2) mengklasifikasikan bahan ajar menjadi tiga kelompok besar yaitu: 1. bahan ajar cetak seperti modul, handout dan lembar kerja, 2. bahan ajar non cetak misalnya overhead, transparencies (OHT), computer based, audio, video dan audio slide, 3. bahan ajar display contohnya gambar, realia, model dan diorama. Klasifikasi bahan ajar selanjutnya juga dipaparkan oleh Andi Prastowo (2013: 318). Menurutnya bahan ajar yang dapat dipakai dalam pembelajaran tematik dapat dikelompokan ke dalam lima jenis, yakni: a. Bahan ajar cetak; bahan ajar cetak terdiri dari beberapa macam jenis, diantaraya handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wall chart, foto dan gambar. b. Bahan ajar model/maket; maket sebagai bahan ajar tiga dimensi merupakan suatu tiruan benda nyata untuk menjembatani kesulitan menghadirkan benda asli di dalam kelas. Contohnya: mock-ups, diorama, model penampang, dll. c. Bahan ajar audio; adalah salah satu jenis bahan ajar yang menggunakan teknologi berbentuk sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Misalnya CD pembelajaran, radio, dll. d. Bahan ajar video (audio-visual); yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD player dan DVD player. Jenis bahan ajar video seperti video pembelajaran, film, dsb. e. Bahan ajar berbasis komputer; yaitu berbagai jenis bahan ajar non cetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar, contohnya multimedia pembelajaran. 7



Senada dengan pendapat sebelumnya, Muhammad Yaumi (2013: 250) melakukan pembagian kelompok bahan pembelajaran ke dalam tiga jenis. Dilihat dari segi bentuknya Yaumi membagi bahan pembelajaran sebagai berikut: 1. Bahan ajar cetak; biasanya dalam bentuk buku kerja modular. 2. Bahan ajar non cetak; dapat berupa audio, video dan komputer. 3. Dan kombinasi bahan ajar cetak dan non cetak; seperti buku audio dan teks yang banyak digunakan dalam situs jejaringsekalipun dalam bentuk digital tetapi dapat juga dicetak melalui mesin cetak (printer).



E. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar dalam Pembelajaran Tematik Pengembangan bahan ajar melibatkan sejumlah langkah yang harus ditempuh oleh seorang pengembang. Menurut Depdiknas (dalam Prastowo, 2014, hlm. 153), ada tiga tahap pokok yang perlu dilalui untuk mengembangkan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan ajar, memilih sumber belajar, dan menyusun peta bahan ajar berdasarkan struktur dari bahan ajar. a. Analisis kebutuhan bahan ajar Analisis kebutuhan bahan ajar bertujuan agar bahan ajar yang dibuat sesuai dengn tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Menurut Prastowo (2014, hlm. 153) analisis ini meliputi tiga tahapan, yaitu: menganalisis kurikulum, menganalisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. b. Menganalisis kurikulum Kurikulum menjadi patokan penting dalam membuat suatu bahan ajar. Kertas kerja belajar (KKB) dibuat berdasarkan kurikulum 2013. Kurikulum ini menggunakan pendekatan tematik pada pembelajarannya. Menurut Trianto (dalam Amirudin, dkk, 2017, hlm. 4)  dalam menganalisis kurikulum 2013, ada beberapa tahap yang harus dilalui diantaranya i. Memetakan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator; ii. Menetapkan jaringan tema; iii. Mengidentifikasi materi pokok; iv. Menentukan pengalaman belajar; dan penentuan bahan ajar. c. Menganalisis sumber belajar Analisis sumber belajar dilakukan berdasarkan tiga aspek, yaitu 1) Aspek ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan dalam menggunakannya. Aspek ketersediaan berkaitan dengan ada tidaknya sumber belajar di sekitar peserta didik, 8



2) Aspek kesesuaian berkaitan dengan tingkat kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran dan 3) Aspek kemudahan berkaitan dengan mudah tidaknya sumber belajar tersebut digunakan. d. Menentukan jenis dan judul bahan ajar Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Memilih sumber belajar Sumber belajar sangat beraneka ragam. Hal yang harus dilakukan yaitu dengan menyeleksi atau penyaringan terhadap sumber belajar. Pemilihan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sudjana dan Rivai (dalam Prastowo, 2014, hlm. 176) menyatakan dua kriteria dalam memilih sumber belajar, yaitu : i. Kriteria umum meliputi: ekonomis (harganya murah/terjangkau), praktis, mudah dicari, dan fleksibel. Adapun ii. Kriteria khusus meliputi; dapat memotivasi peserta didik untuk belajar, mendukung kegiatan belajar, sumber belajar untuk penelitian, mampu mengatasi masalah belajar peserta didik, dan sumber belajar untuk presentasi. c. Menyusun peta bahan ajar Menurut Prastowo (2014, hlm. 177) peta bahan ajar memiliki banyak kegunaan. Keguanaan dari peta bahan ajar ini yaitu untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis, untuk mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajarnya (untuk menentukan prioritas penulisan), dan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependent (ada keterkaitan antara bahan ajar satu dengan bahan ajar yang lain) atau independent (berdiri sendiri atau tidak terikat oleh bahan ajar yang lain). Adapun menurut E. Kosasih (2010, hlm. 61-62), secara umum penyusunan bahan ajar terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. 1. Analisis kebutuhan bahan ajar Tahap ini merupakan kegiatan menganalisis kompetensi atau tujuan untuk menentukan isi dari bahan ajar yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi tersebut. 2. Penyusunan draft 9



Penyusunan draft merupakan tahapan penyusunan dan pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu kompetensi menjadi satu kesatuan yang sistematis. 3. Uji coba Tahap ini dilakukan kegiatan penggunaan bahan ajar pada peserta didik secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari bahan ajar tersebut sebelum digunakan secara umum. 4. Validasi Validasi dilakukan untuk meminta persetujuan atau pengesahan terhadap kesesuaian bahan ajar dengan kebutuhan. 5. Revisi Tahap ini dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap bahan ajar setelah memperoleh masukan dari kegiatan uji coba dan validasi. F. Manfaat dalam Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Tematik Terdapat beberapa manfaat dalam mengembangkan bahan ajar baik manfaat untuk guru ataupun manfaat untuk siswa. Menurut Depdiknas (2008 : 9) manfaat pengembangan bahan ajar 1. Bagi guru diantaranya yaitu a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa, b. Tidak tergantung dengan buku teks, c. Bahan ajar memiliki banyak referensi sehingga lebih banyak manfaatnya, d. Menambah wawasan guru dalam mengembangkan bahan ajar, serta e. Bahan ajar dapat bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. 2. Bagi siswa diantaranya : a. kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, b. Siswa akan lebih mudah belajar secara mandiri dengan bimbingan guru, serta c. Kompetensi yang akan dikuasai siswa akan mudah dicapai. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pengembangan bahan ajar terdapat sejumlah manfaat atau kegunaan baik untuk siswa maupun guru. Bahan ajar yang dikembangkan sendiri oleh guru pasti disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya serta pembelajaran akan lebih menari dan komunikasi antara siswa dan guru lebih terbangun karena dikembangkan sendiri oleh guru. 10



bahan ajar



G. Pengertian Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Media pembelajaran sangat penting digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang secara maksimal sesuai kompetensi yang di capai. Media digunakan oleh pengajar guna membantu guru dalam menyampaikan informasi/materi yang akan diberikan kepada peserta didik, sehingga peserta didik akan mudah dalam menangkap informas dari guru serta mudah dalam menyerap materi yang diajarkan. Media menurut Danim (2008:7) media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dan menyampaikan informasi dengan peserta didik. Sedangkan Menurut Sadiman (2010 : 6) Kata media berasal dari bahasa latin yang berartii bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, yang berarti media adalah perantara atau pengantar suatu pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dari kedua pendapat tersebut mengenai media dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang digunakan oleh guru dalam membantu proses pembelajaran, sehingga memudahkan guru untuk berkomunikasi atau menyalurkan informasi kepada peserta didik secara baik. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan dan menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana peserta didik dapat melakukan proses belajar dengan efektif dan efisien. Media pembelajaran memang dirancang untuk kepentingan para peserta didik. Tujuannya adalah bagaimana agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan variatif sehingga para peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber belajar yang tidak hanya terbatas pada guru dan buku paket atau buku teks H. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Media pembelajaran memiliki berbagai macam fungsi untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Menurut Majid (2014:90:) fungsi media pembelajaran antara lain sebagai berikut: 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik; 2. Media dapat membantu peserta didik memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit diamati secara langsung dikarenakan objek terlalu besar atau objek yang terlalu kecil; 3. Media dapat membangkitkan motivasi dan merancang anak untuk rutin belajar; 4. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh kepada peserta didik dari yang konkret sampai dengan abstrak; dan 5. Memudahkan peserta didik untuk membandingkan, mengamati, dan mendeskripsikan suatu benda. Sedangkan fungsi media pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013:320) media pembelajaran memiliki enam fungsi utama sebagai berikut: 11



a. Fungsi atensi, menarik perhatian peserta didik dengan menampilkan sesuatu yang menarik dari media; b. Fungsi motivasi, menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk lebih giat belajar; c. Fungsi afeksi, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap peserta didik terhadap materi pelajaran dan orang lain; d. Fungsi kompensatori, mengakomodasi peserta didik secara teks atau verbal e. Fungsi psikomotorik, mengakomodasi peserta didik untuk melakukan suatu kegiatan secara motorik; f. Fungsi evaluasi, mampu menilai kemampuan peserta didik dalam merespon pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapatlah mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan pengajar. Menurut Arsyad (2013:29) manfaat menggunakan media pembelajaran sebagai berikut : a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajiian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik, meningkatkan interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti : a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di dalam ruang kelas b. Objek atau benda yang kecil tidak tampak oleh indera peserta didik dapat dibantu dengan media proyektor mikro c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan media timelapse d. Kejadian atau peristiwa langkah yang terjadi di masa lalu bias ditampilkan lagi lewat rekaman film dan video e. Objek yang terlalu rumit atau sangat kompleks (misalnya mesin-mesin atau peredaran darah) f. Konsep yang terlalu luas misalnya (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat disajikan atau divisualkan dengan teknik rekaman dalam bentuk film-film bingkai, gambar, dan lain-lain d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman setiap peserta didik yang cenderung memiliki pengalaman dan lingkungan yang berbeda-beda misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. I. Klasifikasi Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik 12



Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni media pembelajaran dalam arti sempit hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana, media pembelajaran dalam arti luas bahwa media pembelajaran tidak hanya media komunikasi elektronik yang kompleks seperti slide, foto, objek nyata, dan kunjungan di luar kelas tetapi sudah sampai yang lebih kompleks dan tidak dipandang secara persial tetapi lebih holistik yang mencakup semua jenis media (Trianto,2011:187). Gagne (dalam Daryanto, 2010:110) mengklarifikasikan media pembelajaran menjadi tujuh kelompok yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memasukkan alih ilmu, menilai presentasi, dan pemberi umpan balik. Berdasarkan pemahaman atas kalsifikasi media pembelajaran yang sudah dijelaskan diatas, akan mempermudah para guru dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan karakteristik peserta didik, akan sangat menunjang efisiensi serta efektivitas proses dan hasil pembelajaran. J.



Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Pembelajaran yang efektif memerlukan perancangan atau pemilihan media yang sesuai dengan karakter peserta didiknya. Media pada dasarnya adalah ‘’bahasanya guru’’. Artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai memilih ‘’bahasa apa’’ yang paling mudah dan dimengerti dan dipahami peserta didiknya (Munadi, 2008:185). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru perlu memiliki pemahaman terhadap media pembelajaran, salah satunya adalah mampu memilih kriteria media yang tepat untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Kriteria media harus melihat faktor karakteristik peserta didik, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu, sumber dan prosedur penilaian dalam pembelajaran. Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Musfiqon (2012:118119) yaitu: a. Kesesuaian dengan tujuan, b. Ketepat Gunaan , c. Keadaan peserta didik, d. Ketersediaan, e. Biaya kecil, f. Keterampilan guru, g. Mutu teknis Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan segara ruang lingkup dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga pencapaian tujuan dalam pembelajaran menjadi 13



efektif dan efisien. Kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik media yang bersangkutan. K. Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Tematik Sebelum Mengembangkan Media Pembelajaran dalam , langkah kritis pertama yang perlu dilakukan guru dalam membuat media adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembanagan kematangan dan pengalaman dan sesuai dengan subjek yang dipelajari. Oleh karena itu, prinsip utama pemilihan media harus didasarkan pada tujuan belajar yang ditentukan dengan mengingat karakteristik khusus yang ada pada kelompok belajar. Tujuan belajar yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yang terpenting diantaranya: 1. Harus dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati, 2. Harus dapat diketahui/dinilai tingkat-tingkat pencapaiannya, bila perlu dapat diteruskan dengan pedoman perumusan tujuan. Sedangkan karakteristik dari kelompok belajar yang perlu dipertimbangkan adalah: 1. Kematangan anak dan latar belakang pengalamannya. 2. Kondisi mental yang berhubungan dengan usia perkembangannya. Substansi pengalaman yang tertalu kompleks, misalnya akan sukar dapat diterima oleh anak-anak tingkat permulaan, ataupun anak-anak dipedalaman yang latar belakang pengalamannya sangat terbatas. Dalam usia perkembangan menjelanga akhir masa kanak-kanak akan tertarik untuk mengekplorasi gejala alam dan belajar bagaimana caranya mengontrol gejala itu. Makin berkembang usia anak itu ke kedewasaan akan berubah masa pandangan dan perhatiannya kedalam sistem nilai, sosial, dan lain-lain. Dengan mengenal perkembangan kondisi mental ini, guru dapat memilih dan, merancang dan memproduksi media yang lebih tepat. Sebagai gambaran Pengembangan media pembelajaran ini :dijelaskan tahapan-tahapan sebagai berikut:



tematik,



berikut



1. Penyusunan Rancangan Untuk membuat program media pembelajaran terlebih dahulu melakukan persiapan dan perencanaan yang teliti. Perencanaaan itu biasa dilingkungi beberapa pertanyaan sebagai berikut: a. Mengapa Anda ingin Mengembangkan media itu? b. Apakah media itu ada kaitannya dengan proses belajar mengajar tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula? c. Untuk siapa media itu dibuat? d. Bagaimana karakteristik anak itu? e. Apakah media diperlukan anak usia sekolah dasar? Perubahan tingkah laku apa yang Anda perlukan terjadi pada anak usia sekolah dasar bila mereka selesai belajar dengan menggunakan media yang di buat? 14



f. Apa materi yang perlu disajikan melalui media itu supaya terjadi perubahan pada anak usia sekolah dasar di kelas awal? g. Bagaimana urutan materi itu harus disajikan? h. Apa ukuran yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui bahwa pada diri anak didik telah terjadi perubahan tingkah laku? Bila pertanyaan-pertanyaan di atas disusun secara lebîh sistematik maka urutan dalam mengembangkan program media itu dapat diutarakan sebagai berikut: a. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. b. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan operasional dan khas dengan rangkaian tematik. c. Merumuskan tema-tama dan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan. d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. e. Menulis naskah media. f. Mengadakan tes revisi. 2. Penulisan Naskah Pada tahap ini, pokok-pokok materi/tema-tema yang dipersiapkan dalam pembelajaran perlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa. Penyajian ini dapat disampaikan melalui medía yang sesuai atau yang dipilih. Supaya materi pembelajaran tersebut dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan dan atau gambar yang disebut dengan naskah medía. Naskah program media itu ada bermacam-macam; tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya maksudnya sama, yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi program media itu. Naskah ini berisi teks, urutan gambar dan grafis yang perlu diambil dengan alat perekam audio-visual. Pada umumnya lembaran naskah dibagi menjadi dua kolom. Kolom sebelah kiri dituliskan nama pelaku, dan jenis suara atau gambar yang harus direkam. Sedangkan kolom sebelah kanan berisi narasi yang harus díbaca para petaku, nama lagu dan suara-suara yang harus direkam. Dalam menuliskan naskah itu semua informasi yang tidak akan disuarakan (dibaca bersuara) oleh pelaku harus ditulis dengan huruf besar. sedangkan narasi dan percekapan yang akan dibaca oleh pelaku ditutis dengan huruf kecil. 3. Produksi Media Naskah berguna untuk dijadikan penuntun dalam produksi, naskah adalah rancangan produksi. Dengan naskah sebagai pemandunya kemudian kita harus, mengambil gambar, merekam suara, memadukan gambar dan suara, memasukkan musik. serta menyunting gambar dan suara supaya alur penyajiannya sesuai dengan naskah., menarik dan mudah diterima oleh sasaran. Semua kegiatan itulah yang disebut kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi ini ada tiga kelompok personil yang terlibat, sutradara atau pemimpin produksi, kerabat kerja, dan pemain. Ketiga kelompok personil itu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda namun



15



semuanya menuju satu tujuan yaitu dihasilkannyaa program media pembelalaran yang bermutu, dengan kualitas teknis yang baik 4. Evaluasi Program Media Apapun media yang diproduksi, apakah itu media audio, power point, tranparansi OHP, film, video ataupun gambar dan permainan perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang telah dikembangkan tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dicapai dengan efektif dan efisien. Ada dua macam bentuk penguji cobaan media yang dikenal, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Sebagai gambaran pelaksanaan bentuk evaluasi tersebut, akan dijelaskan sebagai berikut: a. Evaluasi Formatif Evatuasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi media pembelajaran yang telah diproduksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut dimaksuakan untuk memperbaiki dan menyemurnakan media yang bersangkutan agar lebih efektíf dan efisien. b. Evaluasi Sumantif Evaluasi sumatif merupakan bentuk final dari suatu produk media pembelajaran, setelah diperbaiki dan disempurnakan. Evaluast sumatif dimaksudkan mengumpulkan data untuk menentukan apakah media yang telah dibuat patut digunakan dalam stuasi-situasi tertentu atau apakah media tersebut benar-benar efektif seperti yang Anda laporkan.



16



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengertian bahan ajar tematik adalah bahan ajar yang mengandung karakteristik pembelajaran tematik, sehingga mampu mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran tematik. 2. Fungsi bahan ajar tematik dalam pembelajaran tematik integratif, diantaranya: a. Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran tematik b. Media utama dalam proses pembelajaran tematik c. Penunjang media pembelajaran individual lainnya d. Meningkatkan proses pembelajaran tematik menjadi lebihefektif dan interaktif e. Memenuhi kebutuhan pembelajaran akan bahan ajar yang terintegrasi Disamping itu, tersedianya bahan ajar dalam proses pembelajaran tematik memberikan kebermanfaatan, antara lain: a. Tersedianya bahan ajar yang lebih lengkap dan komprehensif b. Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik d. Membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tematik e. Membantu siswa untuk menguasai kompetensi spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan f. Membantu siswa memahami berbagai ilmu pengetahuan secara interdisipliner 3. Karakteristik dari bahan ajar Tematik, yaitu (Andi Prastowo, 2013: 313-314): a. Aktif, artinya bahan ajar memuat materi yang menekankan pada pengalaman belajar, mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional, guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa. b. Menarik atau menyenangkan. Hendaknya bahan ajar dapat merangsang ketertarikan siswa, sehingga siswa senantiasa terdorong untuk terus belajar. Bahkan mampu membuat siswa sampai telibat dan asyik dengan bahan ajar tersebut.



17



c. Holistik, dimana bahan ajar memuat kajian suatu fenomena dari beberapa bidang kajian yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan. Sehingga, memungkinkan siswa untuk dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi. d.



Autentik, artinya bahan ajar dapat memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri.



e. Menyuguhkan isi atau materi dari berbagai disiplin ilmu yang saling terintegrasi satu sama lain dalam suatu tema. f. Pemisahan materi mata pelajaran tidak begitu jelas g. Bersifat fleksibel, artinya selain bahan ajar tematik mampu mengaitkan materi antar mata pelajaran, isi bahan ajar tematik juga dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dan keadaan lingkungan siswa. h. Dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami berbagai ilmu pengetahuan secara interdisipliner 4. Klasifikasi bahan ajar Dipaparkan oleh Andi Prastowo (2013: 318). Menurutnya bahan ajar yang dapat dipakai dalam pembelajaran tematik dapat dikelompokan ke dalam lima jenis, yakni: a. Bahan ajar cetak; bahan ajar cetak terdiri dari beberapa macam jenis, diantaraya handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wall chart, foto dan gambar. b. Bahan ajar model/maket; maket sebagai bahan ajar tiga dimensi merupakan suatu tiruan benda nyata untuk menjembatani kesulitan menghadirkan benda asli di dalam kelas. Contohnya: mock-ups, diorama, model penampang, dll. c. Bahan ajar audio; adalah salah satu jenis bahan ajar yang menggunakan teknologi berbentuk sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Misalnya CD pembelajaran, radio, dll. d. Bahan ajar video (audio-visual); yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD player dan DVD player. Jenis bahan ajar video seperti video pembelajaran, film, dsb. e. Bahan ajar berbasis komputer; yaitu berbagai jenis bahan ajar non cetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar, contohnya multimedia pembelajaran. 5. Langkah – Langkah Pengembangan bahan ajar Menurut Depdiknas (dalam Prastowo, 2014, hlm. 153), ada tiga tahap pokok yang perlu dilalui untuk mengembangkan bahan ajar, yaitu analisis kebutuhan bahan 18



ajar, memilih sumber belajar, dan menyusun peta bahan ajar berdasarkan struktur dari bahan ajar. a. Analisis kebutuhan bahan ajar Analisis kebutuhan bahan ajar bertujuan agar bahan ajar yang dibuat sesuai dengn tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Menurut Prastowo (2014, hlm. 153) analisis ini meliputi tiga tahapan, yaitu: menganalisis kurikulum, menganalisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. b. Memilih sumber belajar Sumber belajar sangat beraneka ragam. Hal yang harus dilakukan yaitu dengan menyeleksi atau penyaringan terhadap sumber belajar. Pemilihan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. c. Menyusun peta bahan ajar Menurut Prastowo (2014, hlm. 177) peta bahan ajar memiliki banyak kegunaan. Keguanaan dari peta bahan ajar ini yaitu untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis, untuk mengetahui sekuensi atau urutan bahan ajarnya (untuk menentukan prioritas penulisan), dan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependent (ada keterkaitan antara bahan ajar satu dengan bahan ajar yang lain) atau independent (berdiri sendiri atau tidak terikat oleh bahan ajar yang lain). 6. Manfaat pengembangan bahan ajar 1. Bagi guru diantaranya yaitu a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa, b. Tidak tergantung dengan buku teks, c. Bahan ajar memiliki banyak referensi sehingga lebih banyak manfaatnya, d. Menambah wawasan guru dalam mengembangkan bahan ajar, serta e. Bahan ajar dapat bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. 3. Bagi siswa diantaranya : a. kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, b. Siswa akan lebih mudah belajar secara mandiri dengan bimbingan guru, serta c. Kompetensi yang akan dikuasai siswa akan mudah dicapai. 7. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran tematik adalah alat bantu mengajar yang akan mempermudah dan membantu kelancaran serta keberhasilan proses pembelajaran 19



yang efektif dan efisien antara guru dan peserta didik baik di dalam kelas ( indoor ) maupun di dalam kelas (outdoor). 8. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Fungsi media pembelajaran menurut Suprihatiningrum (2013:320) media pembelajaran memiliki enam fungsi utama sebagai berikut: a. Fungsi atensi, menarik perhatian peserta didik dengan menampilkan sesuatu yang menarik dari media; b. Fungsi motivasi, menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk lebih giat belajar; c. Fungsi afeksi, menumbuhkan kesadaran emosi dan sikap peserta didik terhadap materi pelajaran dan orang lain; d. Fungsi kompensatori, mengakomodasi peserta didik secara teks atau verbal e. Fungsi psikomotorik, mengakomodasi peserta didik untuk melakukan suatu kegiatan secara motorik; f. Fungsi evaluasi, mampu menilai kemampuan peserta didik dalam merespon pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapatlah mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan pengajar. Menurut Arsyad (2013:29) manfaat menggunakan media pembelajaran sebagai berikut : a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajiian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik, meningkatkan interaksi langsung antara peserta didik dan lingkungannya c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman setiap peserta didik yang cenderung memiliki pengalaman dan lingkungan yang berbeda-beda misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. 9. Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni a. Media pembelajaran dalam arti sempit hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran yang terencana, b. Media pembelajaran dalam arti luas bahwa media pembelajaran tidak hanya media komunikasi elektronik yang kompleks seperti slide, foto, objek nyata, dan kunjungan di luar kelas tetapi sudah sampai yang lebih kompleks dan tidak dipandang secara persial tetapi lebih holistik yang mencakup semua jenis media (Trianto,2011:187). 10. Kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Musfiqon (2012:118-119) yaitu: a. Kesesuaian dengan tujuan, b. Ketepat Gunaan , 20



c. Keadaan peserta didik, d. Ketersediaan, e. Biaya kecil, f. Keterampilan guru, g. Mutu teknis 11. Pengembangan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik Sebagai gambaran Pengembangan media pembelajaran tematik, berikut ini :dijelaskan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Penyusunan Rancangan Untuk membuat program media pembelajaran terlebih dahulu melakukan persiapan dan perencanaan yang teliti. 2. Penulisan Naskah Pada tahap ini, pokok-pokok materi/tema-tema yang dipersiapkan dalam pembelajaran perlu diuraikan lebih lanjut untuk kemudian disajikan kepada siswa. Penyajian ini dapat disampaikan melalui medía yang sesuai atau yang dipilih. Supaya materi pembelajaran tersebut dapat disampaikan melalui media itu, materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan dan atau gambar yang disebut dengan naskah medía. Naskah program media itu ada bermacam-macam; tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya maksudnya sama, yaitu sebagai penuntun dalam memproduksi program media itu. Naskah ini berisi teks, urutan gambar dan grafis yang perlu diambil dengan alat perekam audio-visual. Pada umumnya lembaran naskah dibagi menjadi dua kolom. Kolom sebelah kiri dituliskan nama pelaku, dan jenis suara atau gambar yang harus direkam. Sedangkan kolom sebelah kanan berisi narasi yang harus díbaca para petaku, nama lagu dan suara-suara yang harus direkam. Dalam menuliskan naskah itu semua informasi yang tidak akan disuarakan (dibaca bersuara) oleh pelaku harus ditulis dengan huruf besar. sedangkan narasi dan percekapan yang akan dibaca oleh pelaku ditutis dengan huruf kecil. 3. Produksi Media Naskah berguna untuk dijadikan penuntun dalam produksi, naskah adalah rancangan produksi. Dengan naskah sebagai pemandunya kemudian kita harus, mengambil gambar, merekam suara, memadukan gambar dan suara, memasukkan musik. serta menyunting gambar dan suara supaya alur penyajiannya sesuai dengan naskah., menarik dan mudah diterima oleh sasaran. Semua kegiatan itulah yang disebut kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi ini ada tiga kelompok personil yang terlibat, sutradara atau pemimpin produksi, kerabat kerja, dan pemain. Ketiga kelompok personil itu mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda namun semuanya menuju satu tujuan yaitu dihasilkannyaa program media pembelalaran yang bermutu, dengan kualitas teknis yang baik 4. Evaluasi Program Media Apapun media yang diproduksi, apakah itu media audio, power point, tranparansi OHP, film, video ataupun gambar dan permainan perlu dinilai terlebih dahulu sebelum dipakai secara luas. Penilaian (evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui



21



apakah media yang telah dikembangkan tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dicapai dengan efektif dan efisien. ]



B. Saran Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang Pengembangan Bahan Ajar dan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Tematik . Dan bagi penulispenulis lain diharapkan agar makalah ini dapat dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan makalah yang telah dibuat sebelumnya.



22



DAFTAR PUSTAKA



23