Pengenalan Alat Dan Teknik Dasar Laboratorium [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Hari dan Tanggal Selasa, 26 September 2017



Tujuan Laporan ini bertujuan untuk 1. Mengetahui alat- alat yang umum digunakan di laboratorium. 2. Mengetahui kegunaan alat- alat tersebut. 3. Mengetahui dan dapat melakukan teknik- teknik dasar bekerja di laboratorium.



Landasan Teori Pengenalan Alat- alat di Laboratorium Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat yang ada dilaboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998). Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium, oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008). Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur,



erlenmeyer, dan lainnya. Dalam prakteknya baik analisa maupun sintesa, sesorang yang mempelajari atau menekuni bidang kimia pasti akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan alat-alat dan bahan kimia. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir (Riadi, 1990).



Alat- alat di laboratorium beserta fungsinya No.



Nama Alat



Gambar



Fungsi Sebagai



Gelas Piala



untuk



menyimpan



dan



meletakkan



larutan.



Gelas 1.



tempat



takaran



Piala



memiliki



namun



jarang



bahkan



tidak



diperbolehkan



untuk



mengukur volume suatu zat cair. Sebagai



wadah



unuk



mereaksikan suatu zat 2.



Erlemeyer



kimia dalam skala yang cukup besar dan sebagai wadah titrasi.



dalam



proses



Untuk membuat,menyimpan 3.



Labu Ukur



dan mengencerkan



larutan



dengan



ketelitian yang tinggi. sebuah 4.



Petridish



wadah



membiakkan



untuk



sel



atau



mikroba.



5.



Gelas Ukur



Untuk mengukur volume larutan.. Sebagai



wadah



untuk



menimbang bahan-bahan 6.



Kaca Arloji



kimia



yang



berupa



padat,serbuk serta 3ristal



7.



8.



Tabung



Sebagai wadah satu atau



Reaksi



dua jenis zat



Cawan Penguap



Digunakan wadah



sebagai untuk



mengeringkan suatu zat Menghaluskan zat yang



9.



Mortal



masing



bersifat



padat/3ristal. Untuk meneteskan atau mengambil 10.



Pipet Tetes



larutan



dengan jumlah kecil dari suatu tempat ke tempat lain.



11.



Batang



Untuk mengocok atau



Pengaduk



mengaduk suatu larutan. Untuk



menyimpan



bahan-bahan yang harus 12.



Desikator



bebas



air



mengeringkan



dan zat-zat



dalam laboratorium. Digunakan untuk titrasi, tapi 13.



Buret



pada



tertentu



keadaan



dapat



digunakan



pula untuk



mengukur volume suatu larutan. Corong digunakan untuk memasukan 14.



Corong



atau



memindah larutan dari satu tempat ke tempat lain agar tidak tumpah.



15.



Rak Tabung Reaksi Penjepit



16.



Tabung Reaksi



17.



Lampu Spritus



Sebagai tempat tabung reaksi.



Untuk menjepit tabung reaksi. Untuk



membakar



atau



Bunsen



memanaskan



larutan. Untuk



18.



zat



memanaskan



larutan dan dapat pula digunakan



untuk



sterilisasi dalam proses suatu proses. Kaki 19.



Kaki Tiga



tiga



penyangga



sebagai pembakar



spirtus. digunakan



untuk



menyimpan aquades dan



20.



Botol Semprot



digunakan



untuk



mencuci



ataupun



membilas



bahan-bahan



yang tidak larut dalam air. Sebagai alas atau untuk menahan



labu



beaker 21.



Kawat Kasa



pada



atau waktu



pemanasan menggunakan



pemanas



spiritus



pemanas



atau



bunsen Untuk



mengeringkan



alat-alat



22.



Oven



sebelum



digunakan



dan



digunakan



untuk



mengeringkan



bahan



yang



dalam



keadaan



basah. Digunakan pemanas 23.



Tanur



tinggi, °C.dan



sebagai pada



suhu



sekitar



1000 untuk



menentukan kadar abu



Tempat 24.



untuk



Timbangan



menimbang zat-zat yang



Analitis



akan ditimbang dengan skala yang kecil. Untuk



memisahkan



partikel suspensi cairan



25.



Kertas Saring



atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna



untuk



mengeringkan padatan.



26.



27.



Statis



Kertas Lakmus



28.



PH Meter



29.



Termometer



Sebagai



penyangga



buret.



Sebagai



indikator



pH



suatu cairan.



Untuk mengukur kadar pH suatu larutan.



Untuk mengukur suhu. Sebagai perantara untuk memindahkan



30.



bahan



Lemari



kimia asam konsentrasi



Asam



tinggi,



tempat



kimia menggunakan



reaksi yang bahan-



bahan



yang



mudah



menguap dan gas yang berbahaya, juga untuk



selain



sebagai



itu



tempat



menyimpan



bahan-bahan kimia asam tinggi.



31.



Neraca



Untuk mengukur massa



Analisis



benda.



Teknik Dasar dalam Laboratorium Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan, dosen, dan peneliti melakukan percobaan. Bekerja di laboratorium kimia tak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam Laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat tersebut dengan tepat sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan (Ibnu, 1976). Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan (Purwadi, dkk, 1981).



Teknik



labarotorium



merupakan



kiat-kiat



mengenai



seluk



beluk



laboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan



mengenai



beberapa



pengetahuan



pokok



dan



teknik-teknik



laboratorium ini untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar, 2012). Diperlukan kecakapan dan peralatan yang benar agar eksperimen dapat berhasil dan berbahaya dapat ditangani dengan aman. Pentingnya teknologi eksperimen praktis untuk kesuksesan ilmu pertama kali diakui Jusns von Liebig yang pertama kali melengkapi instruksi laboratorium pada tahun 1826. Kondisi kerja dan persyaratan keselamatan untuk eksperimen berubah total sejak itu. Bagaimanapun, tetap menjadi kenyataan bahwa kecakapan, perhatian, ketekunan dan latihan merupakan hal yang diperlukan juga untuk keberhasilan dan keamanan eksperimen meskipun menggunakan peralatan paling modern sekalipun (Fietze,1991). Teknik-Teknik Laboratorium dan Petunjuk-Petunjuk Keselamatan Laboratorium 1. Cara memanaskan cairan Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia. a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi 



Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain







Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung







Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok







Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan



b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih. 2. Cara membaca volume pada gelas ukur



Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur. 3. Cara menggunakan buret Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya : Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol. 4.



Cara menggunakan neraca analitis 



Nolkan terlebih dulu neraca tersebut







Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan







Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca







Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut



5. Cara menghirup bau zat Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung. (Mahan,1987:269271) Pada umumnya, suatu buatan manusia yang meskipun berbasis teknologi canggih pada suatu siklus tertentu dapat tidak berguna lagi atau biasa disebut limbah. Dalam melakukan sebuah praktikum, limbah hasil percobaan dibuang pada tempat saluran pembuangan agar apabila limbah tersebut masih berbahaya maka akan menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, keracunan dan lain sebagainya. Hal-hal kecil seperti ini dapat berakibat buruk jikalau tidak diindahkan atau tidak diperhatikan dengan sebaik-baiknya (Marpaung, 2009). Setiap bahan klinis yang dikirim ke laboratorium dan setiap alat yang dipakai



dalam penanganan bahan tersebut harus dianggap infeksius. Untuk menghindari kecelakaan di laboratorium, harus benar-benar memahami cara penanganan spesimen dan pembuangan sampah terkontaminasi (Chairlan dkk, 2011)



Alat dan Bahan 1. Gelas piala



17. Lampu spritus



2. Erlenmeyer



18. Bunsen



3. Labu ukur



19. Kaki tiga



4. Petridish



20. Botol semprot



5. Gelas ukur



21. Kawat kasa



6. Kaca arloji



22. Oven



7. Tabung reaksi



23. Tanur



8. Cawan penguap



24. Timbangan analitis



9. Mortal



25. Kertas saring



10. Pipet tetes



26. Statis



11. Batang pengaduk



27. Kertas lakmus



12. Desikator



28. PH meter



13. Buret



29. Termometer



14. Corong



30. Lemari asam



15. Rak tabung reaksi



31. Neraca analitis



16. Penjepit tabung reaksi



32. Spritus



Prosedur Kerja Teknik



Metode



Teknik 1



Semua alat dibersihkan dengan sabun dan air bersih



Membersihka



Dihilangkan kotoran kasarnya



n peralatan



Jika di dalam alat berisis larutan pekat, isinya dibuang dahulu



gelas



sambil diencerkan dengan air dan dibuang pada saluran



(glassware)



pembuangan limbah Digunakan sikat yang sesuai dengan ukuran jika diperlukan, jangan sampai terdapat goresan Tabung, pipet, buret atau tabung lainnya diputar saat dibilas Alat dibilas minimal 2 kali dengan air dan terakhir dengan air suling jika ada Air suling disemprotkan perlahan ke seluruh permukaan bagian dalam alat Alat yang bersih diletakkan pada meja atau rak pengering lalu disimpan untuk terhindar dari debu Teknik pembersihan bunsen yaitu bunsen dinyalakan dan didekatkan pada bagian bawah alat gelas yang akan dikeringkan dan diputar Gerakan berputar ini terus dilakukan sampai ke bagian atas alat gelas hingga air menguap



o Teknik 2 Menimbang



Digunakan kertas alas, beaker, gelas arloji atau alas lainnya saat menimbang Bahan tidak dijatuhkan/ditumpahkan langsung pada pan timbangan, dibersihkan jika terjadi Neraca terutama piring neraca dibersihkan dari sisa bahan Timbangan dikalibrasi sesuai prosedur Bahan yang akan ditimbang dimasukkan ke dalam wadah atau tempat yang diletakkan pada piring neraca Dicatat akurasi yang diinginkan Kembalikan timbangan ke posisi nol jika sudah selesai digunakan Timbangan dan tempat yang ada disekitarnya dibersihkan dari percikan atau tumpahan bahan kmia



Teknik 3



Tabung/pipa gelas dan lubang penutup karet dibasahi dengan



Memasukkan



air atau gliserol



tabung/pipa



Tabung gelas dipegang kira-kira 2-3 cm dari penutup karet



ke dalam



dengan digunakannya handuk/serbet



penutup karet



Tabung/pipa gelas diputar dan didorong perlahan secara hatihati ke dalam penutup karet Sisa gliserol pada tabung /pipa gelas atau rubber stopper dicuci dengan air dan dikeringkan



Teknik 4



Menekan bagian karet untuk mengeluarkan udaranya terlebih



Menggunaka



dahulu sebelum dimasukkan ke dalam zat cair agar udara atau



n pipet tetes



sisa cairan yang tertinggal di pipet tetes tidak bereaksi dengan zat cair yang akan di ambil.



o Teknik 5



Digunakan tabung volumetric untuk membuat suatu larutan



Mempersiapk



Air/larutan



dengan



konsentrasi



yang



lebih



rendah



an larutan



dimasukkan ke dalam tabung volumetric sampai 1/3 atau ½ dari tanda Ditambahkan bahan solid yang akan dilarutkan ke dalam tabung volumetric secara perlahan Air ditambahkan sampai batas kalibrasi yang diinginkan, lalu



ditutup dan digoyang perlahan o Teknik 6



Cara I



Mengambil



Botol bahan dipegang dengan label dibawah telapak tangan



dan



Botol dimiringkan sehinggan sedikit bahan masuk ke dalam



menuangkan



tutup botol, lalu tutup botol dikeluarkan dengan hati-hati



bahan



Tutup botol diketuk dengan telunjuk batang pinsil bahn pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan Cara II Bahan diambil dengan spatula atau sendok yang sesuai dengan tutup botol dijepit diantara jari tangan Spatula/sendok diketuk pelan dengan telunjuk sehingga bahan jatuh ke tempat yang diinginkan



o Teknik 7



Dengan gelas ukur :



Mengukur



Digunakan gelas ukur yang sesuai dengan volume bahan yang



volume



akan diukur Skala pada gelas ukur dibaca Bahan diisikan ke dalam gelas ukur Skala dibaca dengan pandangan mata lurus Dituang isinya ke wadah lain jika sudah didapat volume bahan yang diinginkan Gelas ukur dibersihkan setelah digunakan Dengan pipet ukur : Pipet ukur dipilih sesuai dengan volume yang diinginkan Bulb diletakkan pada ujung pipet Sisi bertuliskan A ditekan untuk memompa udara keluar dari balon Dimasukkan pipet ke dalam botol/wadah larutan yang akan diambil Sisi yang bertuliskan S ditekan perlahan Penekanan S dilepas saat larutan sampai pada skala yang diinginkan, jika berlebih dpat dikeluarkan dengan cara sisi E



ditekan Ujung pipet yang telah berisi larutan dpindahkan pada wadah yang ingin diisi, ditempelkan tip pipet dan sisi E ditekan perlahan Pipet dibersihkan setelah digunakan o Teknik 8



Cara I



Menuangkan



Wadah yang akan dituangkan cairan dimiringkan



bahan cair



Wadah



yang



berisi



bahan



cair



dimiringkan



untuk



memasukkan cairan Alirankan cairan melalui dinding wadah Cara II Wadah ditegakkan Gunakan batang pengaduk untuk mengalirkan cairan Cairan dituangkan melalui batang pengaduk Cara III Labu ukur ditegakkan Letakkan corong pada labu ukur Lipat ketas saring menyerupai kerucut Letakkan kertas saring ke dalam corong o Teknik 9



Bahan pengaduk dicelupkan ke dalam bahan yang akan



Melarutkan



dilarutkan , kemudian bahan pengaduk digerakkan dengan



dan



gerakkan memutar



mengocok



Bila bahan di dalam tabung reaksi, tabung reaksi ditutup dengan ibu jari , kemudian digerakkna ke depan belakang dengan hati-hati



o Teknik 10



Bahan ditempatkan agak jauh dari hodung kira-kira 20-30 cm



Membaui



Tangan dikibaskan di atas tempat zat sehingga bahan tersebut



suatu bahan



dapat dibaui



o Tenik 11



Di dalam tabung reaksi



Memanaskan



Bunsen tau pemanas lain dinyalakan dengan baik



dan



Tabung reaksi dijepit dengan penjepit



menguapkan



Tabung reaksi dipanaskan di atas nyala api, tabung



dihadapkan kea rah yang berlawanan dengan muka kita, tabung digerak-gerakkan selama pemanasan Di dalam gelas kmia Gelas kmia diletakkan di atas kawat kasa berasbes Batang pengaduk atau lat bantu didih dimasukkan untuk meratakan panas Nyala api diarahkn tepat kea rah batang pengaduk o Teknik 12 Menyaring



Digunakan kertas saring yang sesuai denganyang diinginkan Kertas saring dibentuk sehingga sesuai dengan ukuran corong Kertas saring ditempatkan pada corong, dan dibasahi dengan air suling Corong dipasang pada statif dan dimasukkan ke dalam tempat penampungan filtrate Campuran yang akan disaring dituangkan ke atas corong



o Teknik 13



Label pada botol atau kemasan dibaca sebelum membuka



Penanganan



kemasannya



bahan kimia



Dihindari penggunaan yang berlebihan dari reagen Bahan kmia tidak dicium, dipegang atau dirasakan jika tidak ada spesifikasi dari petunjuknya Segera dibersihkan dengan air jika terkena bahan kimia



o Teknik 14



Limbah kmia dibuang sesuai dengan petunjuk dalam



Membuang



prosedur eksperimen atau instruktur



limbah bahan



Larutan yang pekat harus diencerkan terlebih dahulu sebelum



kimia



dibuang Label kemasan selalu dicek ulang sebelum dibuang Limbah harus dibuang dengan benar, jelas dan mudah dilihat



Kesimpulan dan Saran Setiap alat memiliki bentuk, fungsi, dan penggunaannya masing- masing. Dalam laboratorium tidak boleh sembarang memakai alat dan bahan tanpa mengetahui fungsi dan penggunaannya. Teknik dasar laboratorium adalah suatu



cara mengenal laboratorium beserta isinya serta tata cara menggunakan peralatan laboratorium Teknik laboratorium harus sangat diperhatikan dan dilaksanakan untuk menjaga keselamatan kerja. Setiap praktikan sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu mengenal alat- alat dan teknik dasar dalam laboratorium agar praktikan dapat memahami apa yang dipraktikumkan sehingga praktikum lebih teratur dan terarah.



Daftar Pustaka Fietze,L.F.1991. Reaction and Laboratory.Vol:2.hal 273.



System



in



Organism



Chemistry



and



Chairlan dan Estu Lestari. 2011. Pedoman dan Teknik Dasar Untuk Laboratorium Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ibnu.1976. Prosedur Alat-Alat Kimia. Jakarta: Liberty. Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan. Mahan,Bruce. 1987. University Chemistry. Massachusetts : Cumming Publishing Company. Marpaung, Togap. 2009. Pengelolaan Limbah Radioaktif Sumber Terbungkus Berdasarkan Rekomendasi Badan Tenaga Atom Internasional. Volume 3. Nomor 2. Hal: 39. Moningka.2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta Purwadi, Sarosa dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al. 1981. Pengelolan Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Riadi.1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif : Choosing Effective Laboratory Tests. Buku Kedokteran EGC, Jakarta Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA. Jember : Jember University Press.